Professional Documents
Culture Documents
Khalifah Muawiyah Prinsip Good Governance
Khalifah Muawiyah Prinsip Good Governance
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
Abstract
The study in this paper is to discuss the principles of good governance applied in the administration system of Islamic
governance in the Umayyad dynasty in Shia (Damascus) especially during the Muawiyah period of Bin Abu Sufyan. It is
very interesting to study more deeply in the Umayyad administration system during the period of Muawiyah ibn Abu
Sufyan's leadership, there was a major breakthrough in his administration with the open concept of Roman (Byzantium)
Muawiyah Bin Abu Sufyan pioneering and pioneering the birth of the first bureaucratic system and state system in the
history of civilization in Islamic government in the world. The bureaucratic system and the government system of the
government of Muawiyah Bin Abu Sufyan, later became a reference for the system of Islamic governance in the future
even today. The system of government during the Muawiyah bin Abu Sufyan period was in general and structured. For
the sake of creating a good and directed governance system, several government departments (bureaucracy) and state
institutions with different tasks, roles and functions for each department. The presence of the bureaucratic system and
the government system is very helpful in the governance process, including the bureaucratic system, namely office work
(postal correspondence), departmental stamps, transportation offices, secretarial offices, financial offices and trade
watch offices, while the government system is implemented with a guard office and police station.
Keywords: Good Governance, Ummayah Dynasty Government System, Muawiyah Bin Abu Sufyan
Abstrak
Studi dalam tulisan ini adalah membahas mengenai prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance ) yang
diterapkan dalam sistem administrasi pemerintahan Islam pada dinasti Umayyah di Syiah (Damaskus) khususnya
selama periode kepemimpinan Muawiyah Bin Abu Sufyan. Sangat menarik untuk dikaji lebih dalam lagi bahwa dalam
sistem administrasi Umayyah pada periode kepemimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan, telah terjadi terobosan besar
pada pemerintahannya denga mengadopsi konsep pemerintahan dari Romawi (Byzantium) Muawiyah Bin Abu Sufyan
telah merintis dan mempelopori lahirnya sistem birokrasi dan sistem keamanan negara pertama dalam sejarah
peradaban pemerintahan Islam di dunia. Bahkan sistem birokrasi dan sistem institusi keamanan dari pemerintahan
Muawiyah Bin Abu Sufyan, kemudian menjadi acuan bagi sistem pemerintahan Islam dikemudian hari bahkan hingga
saat ini. Sistem pemerintahan selama periode kepemimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan dikelola secara teratur dan
terstruktur. Demi menciptakan sistem pemerintahan yang baik dan terarah, beberapa departemen pemerintah
(birokrasi) dan lembaga keamanan negara dibentuk dengan pembagian tugas, peran dan fungsi yang jelas bagi
masing-masing departemen. Kehadiran dari sistem birokrasi dan sistem keamanan tersebut secara sistematis sangat
membantu dalam proses pemerintahan, diantara dari sistem birokrasi tersebut,di antaranya adalah kantor pos
(korespondensi pos), stempel departemen, kantor transportasi, kesekretariatan, kantor keuangan dan kantor pengawas
perdagangan, sedangkan sistem keamanan diimplementasikan dengan kantor pengawal dan kantor polisi.
Kata kunci: Good Governance, Sistem Pemerintahan Dinasti Ummayah, Muawiyah Bin Abu Sufyan
43
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
44
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
menyangkut hubungan dengan musuh-musuhnya Pada Masa kepemimpinan khalifah Utsman Bin Affan,
ataupun dalam pembentukan pemerintahan Bani tampuk kekuasaan Muawiyah di bumi Syam semakin
Ummayyah. Muawiyah juga termasuk orang yang sering bertambah luas, setelah wilayah Himsh dan Palestina di
sekali mengevalusi keputusannya dengan mengamati berikan penuh kepada Muawiyah Bin Abu Sufyan untuk
hasil keputusannya melalui sisi negatif dan positif. (Ash- memimpin setelah gubernur sebelumnya yaitu Alqamah
Shallabi,2012:68) bin Muhriz wafat. Masa kekuasaan Muawiyah Bin Abu
Bintang Muawiyah mulai mucul, terutama ketika Sufyan sebagai gubernur Syam adalah masa-masa yang
dipercaya menjadi panglima perang pada masa khalifah sarat dengan peristiwa-peristiwa, Syam merupakan
Umar Bin Khattab, dimana Umar kala itu kantong wilayah jihad terpenting karena Islam telah
menugaskannya untuk menaklukkan Qaisariyah ditahun mendominasi di wilayah tersebut. (Ali Muhammad Ash-
15 Hijriah. Dengan tugas yang diberikan oleh Umar Bin Shallabi, 2012:78)
Khattab, Muawiyah Bin Abu Sufyan kemudian bergerak Bahkan setelah, Ali Bin Abi Thalib wafat, jabatan
ke Qaisariyah dengan pasukan yang telah disiapkan oleh khalifah yang sebelumya digantikan putranya Hasan Bin
Yazid Bin Abu Sufyan saudaranya yang menjabat Ali selama beberapa bulan, kemudian digantikan oleh
gubernur Syam. (Ali Muhammad Ash-Shallabi, Muawiyah Bin Abu Sufyan dengan proses membai’at
2012:67). Muawiyah sebagai khalifah pada 12 Rabiul Awal 41
Kota Qaisariyah sendiri adalah kota dengan benteng Hijriah (Abdussyafi Muhammad, 2014 : 13) Dengan
yang kokoh yang dijaga oleh pasukan perang yang dibai’atnya Muawiyah sebagai khalifah, maka resmi
tangguh, Muawiyah mengepungnya dalam waktu yang berdiri Dinasti Umayyah. Sebagai khalifah yang baru.
panjang. Beliau dan pasukannya beberapa kali Dengan penobatannya, praktis ibu kota provinsi Suriah,
menyerang kota ini. Perang yang tidak seimbang antara Damaskus berubah menjadi ibu kota kerajaan Islam.
pasukan Muawiyah yang sedikit jumlahnya dengan Meskipun telah resmi dinobatkan menjadi khalifah,
pasukan musuh, kerapkali mengalami kekalahan, tetapi Muawiyah masih memiliki kekuasaan yang terbatas.
situasi tersebut tidak menyurutkan nyali Muawiyah serta Sebagian wilayah masih belum mengakui
pasukannya untuk terus menyerang musuh, semangat kekhalifahannya.Penduduk Irak masih menganggap
dan strategi psikologis yang diterapkan Muawiyah Hasan putra tertua Ali sebagai khalifah penerus Ali Bin
akhirnya membuat pasukan musuh kewalahan dan Abi Thalib, sedangkan penduduk Mekkah dan Madinah
menuai kekalahan. tidak memiliki loyalitas yang kuat terhadap khalifah
Kemenangan Muawiyah Bin Abu Sufyan terhadap keturunan Sufyan, karena mereka baru mengakui
penaklukan Qaisariyah kemudian menjadi prestasi kenabian Muhammad pada saat penaklukan Mekkah.
tersendiri yang selanjutnya dibuktikan dengan (Hitti, 2002 : 236)
kegemilangan Muawiyah dalam menaklukan beberapa Dipilihnya Damaskus sebagai ibu kota dari Daulah
wilayah lainnya, salah satunya yaitu keberhasilan Umayyah, karena posisi Damaskus yang dianggap
menaklukan Byzantium Romawi. strategis, berada ditengah-tengah negeri Islam bagian
Setelah Muawiyah sukses dengan kemenangannya timur yang mencakup Irak dan Persia dan belahan barat
menaklukan Qaisariyah dan mengamankan pesisir yang mencakup Mesir dan Afrika. Di Damaskus juga
Damaskus, Umar kemudian mengangkatnya sebagai Muawiyah menemukan tatanan birokrasi dan kekuasaan
gubernur Yordania pada tahun 17 Hijriah dan pada tahun yang mengakar kokoh. ( Ash-Shallabi, 2012 : 344)
18 Hijriah atas perintah Umar Bin Khattab pula Tidak diragukan lagi, bahwa sebagian besar prestasi
Muawiyah kemudian dipercaya untuk menggantikan Dinasti Ummayah adalah penaklukannya terhadap
posisi saudaranya Yazid Bin Abu Sufyan yang beberapa kota diberbagai benua, meliputi Asia, Eropa,
meninggal karena penyakit Thaun’Amwas untuk dan Afrika. Di Asia, Dinasti Umayyah berhasil
memimpin Damaskus, Ba’labak, dan Balqa. (Ali menaklukan Transoxiana ( Asia Tengah ), yakni daerah
Muhammad Ash-Shallabi, 2012:70). – daerah di yang terletak di sungai Jihun dan sungai
Pengangkatan Muawiyah Bin Abu Sufyan menjadi Sihun, serta wilayah Sindh ( Pakistan ) ditambah lagi
pengganti Yazid Bin Abu Sufyan d Damaskus tak pelak dengan wilayah-wilayah yang sudah ditaklukan
membuat berbagai kalangan sahabat pada masa itu sebelumnya pada masa Khalifa Rasyidin, terutama (
sedikit menuai protes dan keheranan, mereka Persia, Khurasan, Sijistan, Jirjan, Tibristan, Armenia,
mempertanyakan atas dasar apa Umar Bin Khattab Azerbaijan ) yang kemudian menjadi wilayah-wilayah
begitu mempercayai dengan mengangkat Muawiyah Bin utama dalam dunia Islam. ( Abdussyafi, 2014 : 295)
Abu Sufyan, padahal mereka menganggap masih banyak Penaklukan-penaklukan pada era Dinasti Umayyah
pilihan yang layak lainnya untuk dipertimbangkan, tetapi bukan hanya sekedar ekspansi militer, melainkan
dengan bijak, Umar Bin Khattab berani menjamin bahwa penaklukan yang bersifat keagamaan, bahasa, dan
pilihannya, untuk memilih Muawiyah Bin Abu Sufyan budaya. Hal ini tampak jelas pada kebijakan Dinasti
sebagai gubernur pengganti Yazid Bin Abu Sufyan, Umayyah dalam perang dan penaklukan. Kecerdasan
adalah pilihan yang tepat, karenanya tidak bisa Dinasti Umayyah tampak pada cara mengelolan negara,
dipungkiri bahwa prestasi, kapasitas dan kepemimpinan terutama pada administrasi dan tata negara.
Muawiyah Bin Abu Sufyan, telah membuat Umar Bin
Khattab begitu mempercayai Muawiyah.
45
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
46
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
5. Kantor Keuangan (Diwan Al – Kharraj ) D. Sistem Keamanan Pada Masa Muawiyah Bin Abu
Diwan Al–Kharraj adalah kantor yang Sufyan
diperuntukkan untuk masalah keuangan. Seluruh Diantara dasar-dasar yang menjadi pijakan
pemasukan negara yang berupa ghanimah Muawiyah dalam menata politik dalam negerinya adalah
(rampasan perang ), Jizyah ( pajak tanah ), zakat dan mengokohkan stabilitas keamanan dimasa
Usyur atau pajak-pajak yang dipungut dari para kekhalifahannya. Demi mewujudkan tujuan tersebut,
pedagang atas berbagai macam dagangan yang mirip Muawiyah membuat beberapa lembaga keamanan,
dengan cukai barang masuk pada masa sekarang. diantaranya :
Para pedagang terdiri atas tiga macam, yaitu 1. Ajudan / Pengawal
pedagang Muslim yang dipungut 0,25 persen dari Muawiyah Bin Abu Sufyan adalah pemimpin
nilai barang dagangan mereka, kemudian kelompok pertama dalam Islam yang memiliki ajudaan, demi
Ahli Dzimmi yang dipungut sebesar 0,5 dan mencegah kemungkinan penyerangan terhadap
pedagang Ahli Harb yang dipungut 1 persen. dirinya. Berdasarkan kejadian yang menimpa tiga
Ketiganya tidak akan dipungut apabila nilai khalifah sebelumnya, yang menjadi korban
dagangan mereka kurang dari 200 dirham. Seluruh pembunuhan, maka sekiranya penting untuk menjaga
pemasukan tersebut disetorkan ke Baitul Mal yang stabilitas keamanan yang kokoh dengan membentuk
dikuasai oleh Diwan Al-Kharraj pusat yang berada tatanan penjagaan dan perlindungan terhadap dirinya.
di Damaskus. Masing-masing wilayah memiliki Untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang akan
diwan yang bersifat lokal di Irak terdapat Diwan, di mengancam keselamatan dirinya terutama dari
Mesir juga terdapat Diwan. ( Abdussyafi, 2014 : upaya Khawarij yang masih berniat membunuhnya,
540). maka diterapkannya aturan protokoler kerajaan, salah
Diwan-diwan lokal tersebut menghimpun segala satunya khalifah membatasi diri untuk bertemu
macam uang yang masuk, kemudian menyalurkan langsung dengan rakyatnya, tetapi melalui perantara
sebagaimana mestinya, terutama untuk membayar (pengawal) yang disebut Hajib (Ajudan). (Ash –
gaji para tentara dan pejabat serta kebutuhan fasilitas Shallabi, 2012 : 271)
publik seperti untuk membangun jalan, jembatan, Muawiyah juga memerintahkan agar ruang-ruang
dan lainnya. Setelah itu diwan lokal mengirimkan khusus di masjid di kawal oleh penjaga, dan yang
dana yang tersisa ke Baitul Mal pusat yang berada di diperbolehkan masuk hanya orang-orang yang
Damaskus yang kemudian menyalurkannya. Lahan mendapat kepercayaan dari para pengawalnya. Selain
penyaluran sangat banyak, contohnya seperti biaya itu Muawiyah juga membuat sebuah ruangan khusus
operasional istana kekhalifahan, gaji tentara dan para untuk dirinya dari penyerangan yang bisa saja
pejabat, serta pendanaan terhadap fasilitas umum menimpa dirinya.
milik negara. Ajudan ditugaskan harus duduk dipintu istana untuk
6. Kantor Pengawas Perdagangan mengatur orang-orang yang hendak menemui
Kantor pengawas perdagangan bisa dikatakan khalifah yang didasarkan kepada kedudukan, tujuan
sebagai salah satu inovasi dibidang perekonomian dan maksud kedatangan mereka. Seorang ajudan
yang terlembagakan pada pemerintahan Muawiyah melaksanakan tugas layaknya kepala staf
bin Abu Sufyan. Kantor pengawas perdagangan kepresidenan atau kepala dewan kerajaan dalam
bertugas dan bertanggung jawab terhadap ketertiban peraturan modern. Mengingat begitu pentingnya
pasar dan aktivitas perdagangan di dalamnya. jabatan tersebut, khalifah Umayyah tidak
Adapun tugas-tugas dari kantor pengawas memberikan jabatan tersebut, kecuali hanya kepada
perdagangan adalah sebagai berikut : ( Ash-Shallabi, orang-orang yang mereka percayai dan umumnya
2012 : 538 ) berasal dari kalangan keluarga yang yang memiliki
1. Memastikan keakuratan timbangan, takaran dan kemuliaan dan intelegensi yang tinggi . Para
ukuran-ukuran perdagangan lainnya dalam proses penguasa Dinasti Umayyah menginginkan agar
jual beli, untuk mencegah penipuan dalam transaksi. ajudan para penguasa wilayah yang ada di berbagai
2. Melakukan sidak (inpeksi mendadak) tehadap wilayah memiliki tingkat kemampuan yang sama. (
standar bandul timbangan guna menjamin Abdussyafi, 2014 : 556 )
ketepatannya. 2. Polisi
3. Mencegah kenaikan harga yang ekstrim dari harga Selain ajudan, Muawiyah juga membentuk tatanan
pasar. kepolisian yang bertugas menjaga kestabilan
4. Melarang penimbunan dan memaksa penimbun keamanan dan undang – undang, menangkap pencuri,
menjual barangnya. Kantor pengawas perdagangan para penjahat dan para perusuh, membela khalifah,
juga turut berkordinasi dengan Kantor Keuangan, namun polisi btidak bertanggung jawab mencegah
terutama dalam mengumpulkan pajak dari barang- serangan apa pun dari luar negara. Keberadaan
barang perniagaan pedagang dan sewa kios milik kepolisian tidak hanya di ibu kota negara saja, tetapi
negara. juga terdapat di daerah – daerah yang masuk dalam
wilayah pemerintahan Dinasti Umayyah dan
bertanggung jawab penuh kepada gubernur . (Ash-
Shallabi, 2012 : 410)
47
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
Ketika Negara Umayyah berdiri, urgensi departemen mengawasi pajak, waris, sewa tanah, hingga proyek
kepolisian semakin bertambah seiring dengan situasi pembangunan.
dan kondisi yang dialami saat itu. Kepolisian Muawiyah merupakan orang pertama dalam Islam
memiliki pengaruh besar dalam menjaga keamanan yang mendirikan suatu departemen pencatatan (diwanul-
dan membersihkan negara sari unsur perusakan dan kahatam). Setiap peraturan yang dikeluarkan oleh
gangguan keamanan serta menumpas para penentang Khalifah harus disalin di dalam suatu catatan, kemudian
pemerintah yang ada di dalam negara. (Abdussyafi, yang asli harus disegel dan dikirimkan ke alamat yang
2014 : 554 ) dituju. (Mahmudasir, 2005 : 175 ). Selain itu juga sistem
Para khalifah Dinasti Umayyah berupaya untuk Administrasi pada masa pemerintahan Muawiyah, bisa
memilih aparat kepolisian dari orang-orang yang dikatakan tersistematis. Muawiyah dengan sengaja
memiliki kewibawaan dan juga ketegasan. Para mengembangkan negara secara adminitratif dengan
penguasa Umayyah memberikan kebebasan kepada membentuk diwan – diwan dan instrumen – instrumen
pejabat kepolisian untuk memilih ajudan mereka agar negara dengan cara mendirikan kantor-kantor
dapat menjalankan tugas mereka dengan baik. Administrasi serta kantor keamanan negara.
Pejabat kepolisian baik itu berada di ibu kota
kekhalifahan maupun ibu kota wilayah merupakan Daftar Pustaka
alat pemerintahan. (Abdussyafi, 2014 : 555)
Polisi memiliki kedudukan tersendiri di Dinasti Al-Maududi, 1998 Abul A’la. Khilafah Dan Kerajaan.
Umayyah, karena tugas-tugas penting yang mereka Bandung : Mizan.
emban didepan negara dan masyarakat, diantaranya: Andi Bastoni, Hepi. 2012. Wajah Politik Muwiyah Bin
(Ash-Shallabi, 2012 : 536 ) Abu Sufyan.Bogor : Pustaka Al Bustan.
1. Melindungi Khalifah dan para Gubernur daerah Budiarjo, Miriam. 1977. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta
terhadap lawan-lawan mereka di dalam : Gramedia.
2. Menghukum para pelaku kejahatan dan orang-orang Edyar, Busman. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta
yang melanggar undang-undang. : Pustaka Asatruss.
3. Melaksanakan hukuman-hukuman Syar’i. Fa’al, M, Fahsin. 2008. Sejarah Kekuasaan Islam.
Jakarta : Artha Rivera.
Keberadaan kepolisian juga ditujukan untuk Faturrohman, Deden & Wawan Sobri. 2002. Pengantar
mengabdi kepada masyarakat dan bertanggung jawab Ilmu Politik. Malang : UMM Press.
atas nyawa masyarakat hak-hak dan harta-harta mereka Flectheim, K, Ossip. 1992.Fundamental Of Political
dari pelanggaran. Negara mengandalkan mereka dalam Science. New York : Ronal Press..
menghadapi para pembangkang, membasmi Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta :
pemberontakan, memadamkan kekacauan, dan terkadang Universitas Indonesia..
menggantikan tugas pasukan perang saat mereka Hamka, Sejarah Umat Islam (Jilid IV). Jakarta : Bulan
memberi perhatian dan partisipasi dalam peperangan. Bintang. 1981
Melalui ketegasan dan dedikasi dari aparat kepolisian Haque, Atiqul. 1995.Wajah Peradaban (Menelusuri
dalam menjaga keamanan maka kestabilan seluruh Jejak Pribadi-Pribadi Besar Islam).Bandung :
negeri bisa terjaga.(Ash-Shallabi, 2012 : 412) Zaman.
Jordac, George. 1997.The Voice Of Human Justice. Terj
3. Kesimpulan Abu Muhammad Assajad. Suara Kedilan Sosok
Agung Ali Bin Abi Thalib (Cetakan 1). Lentera:
Tidak sedikit kemajuan yang telah dicapai oleh Baristama.
Dinasti Ummayyah dalam rentang waktu 90 tahun Karim, M, Abdul. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban
puncak kejayaannya, bingkai sejarah yang di torehkan Islam. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher. 2007.
menjadi sejarah tersendiri bagi kegemilangan Dinasti Ladipus, Ira, M. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam
Ummayyah pada masa itu, tentu hal tersebut tidak (Bagian Satu & Dua). Jakarta : PT Grafindo.
terlepas dari kepemimpinan Muawiyah Bin Abu Sufyan Mahmudunnasir, Syed. 1988. Islam Konsepsi Dan
sebagai salah satu khalifah pada pemerintahan Dinasti Sejarahnya. Bandung : Rosdakarya.
Umayyah. Munir Amin, Samsul. 2009.Sejarah Peradaban
Perluasan Islam pada masa itu menjadi ciri dari Islam.Jakarta : AMZAH..
pemerintahan Muawiyah, daerah kekuasaan Dinasti Nizar, Syamsul. 2003. Sejarah Pendidikan Islam.
Umayyah yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suria, Jakarta : Kencana Press. Syalabi, A. Sejarah
Palesyina, Semenanjung Arabia, Irak, Asia Kecil, Persia, Kebudayaan Islam 2. Jakarta : Pustaka Al Husna.
Afganistan, Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan hingga Qardhawi, Yusuf. 2005. Menelusuri Sejarah Umat
Kirgis.Secara Administrasi manajemen pemerintahan Islam. Jakarta : PT Grafindo.
pada Dinasti Umayyah juga mempelopori lahirnya Soekanto, Soejono. 2000.Sosiologi Suatu Pengantar.
sistem birokrasi yang mengadopsi dari sistem Jakarta : PT Grafindo.
pemerintahan Byzantium , melalui pengawasan yang Sulaiman, Rusydi. Pengantar Metodologi Studi Sejarah
dilakukan langsung oleh khalifah dan dibantu oleh Peradaban Islam. Jakarta : PT Grafindo. 2014
berbagai departemen-departemen yang bertugas
48
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK GLOBAL VOLUME 04 No. 01 AGUSTUS 2018 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032
49