Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL CARE NORMAL

DI IGD PONEK RS TK. II DUSTIRA CIMAHI

Oleh :
Nama : Nurani Radianti
NIM : 2250321119

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022

Rumah Sakit Tanggal Tanggal


TK. II Dustira Nilai Nilai Rata - rata
Paraf CI + Stempel Paraf Dosen
Cimahi
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan (Manuaba, 2010).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2010).
2. Etiologi
Etiologi terjadinya persalinan belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap
kemungkinan berperan dalam proses terjadinya persalinan. Beberapa teori dibawah ini akan
menjelaskan bagaimana terjadinya persalinan tersebut, menurut Mochtar, R (1998) dalam Solehati &
Kosasih (2015):
a. Faktor Hormonal
Teori penurunan hormonal mengatakan bahwa 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai, terjadi
penurunan kadar hormone esterogen dan progesterone yang bekerja sebagai penenang otot-
otot polos Rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
(kontraksi pada Rahim ) bila kadar progesterone turun.
b. Teori oksitoksin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot
rahim.
c. Teori Plasenta Menjadi Tua
Dengan bertambahnya umur plasenta akan menyebabkan turunnya kadar progesterone dan
estrogen sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan
kontraksi Rahim.
d. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap
umur kehamilan.
e. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus, kehamilan
sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot–otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh
kepala janin maka akan menimbulkan his (Nugroho, 2011).
3. Bentuk Persalinan
1) Persalinan Spontan: Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan Buatan: Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan Anjuran: Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
rangsangan Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan:
a. Abortus
1) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
2) Hidup diluar kandungan
3) Umur hamil sebelum 28 minggu
4) Berat janin kurang dari 1000 gram
b. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu Berat janin kurang dari 2.449 gram.
c. Persalinan Aterm
1) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
2) Berat janin diatas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
1) Persalinan melampaui umur 42 minggu
2) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
e. Persalinan Presipitatus: Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam (Nugroho 2011).
4. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent,
fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi
rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area
plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi
infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami
penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai. Proses persalinan terdiri
dari 4 kala yaitu:
1. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
2. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
3. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
4. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011).
5. Pathway

Post partum

Dilatasi Nyeri Risiko


serviks melahirkan ketidakseimban
Luka jalan lahir dan
gan cairan
inisiasi perineum
Nyeri
melahirkan
Efek prpsedur
invasif perineum

Risiko infeksi

6. Proses Persalinan
a. Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan pembukaan
mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu :
a) Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.
b) Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam.
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik.
Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik.
Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara
spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai
ketuban pecah dini.
b. Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu sekitar
dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap.
Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih
sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan
anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot dinding abdomen serta
diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
c. Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini
dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya
kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa
lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
d. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk mengobservasi
persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan
dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh
ada gumpalan darah.
7. Tanda dan Gejala / Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang wanita mendekati
persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian atau bahkan tidak sama sekali
tanda gejala yang ada dibawah:

1) Lightening: Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum persalinan, adalah
penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor. Pada presentasi sevalik, kepala bayi
biasanya engaged setelah lightening. Saat itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada
trimester 3 berkurang, karena kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk
ekspansi paru. Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman
akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis pada vena.

2) Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi servik menjadi
seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.

3) Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. KPD
dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan spontan dalam 24 jam.

4) Persalinan Palsu: Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi
pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya terjadi karena
kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5) Bloody show: Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada
awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak
lender inilah yang dinamakan blody show.

6) Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam sebelum terjadinya
persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa minggu dan hari merasa letih secara
fisik dan kelelahan akibat kehamilan.

7) Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna,
mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum
ada penjelasan untuk hal ini (Nugroho, 2011)
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada
ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
2) Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan
gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3) Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ,
daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4) Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk
mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung
janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama (Nugroho, 2011).
9. Penatalaksanaan Klinik
1) Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah dan
kemajuan persalinan serta perineum
2) Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
3) Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4) Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu
10. Pengkajian Askep
1) Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat pendidikan, dll.
2) Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil keluhan yang di rasakan
selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan selama, kehamilan (ANC), hamil ke berapa
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi: menarche, siklus haid, lama haid, banyak haid, dismenorhoe,
HPHT, dan HPL
2) Riwayat pernikahan :Usia pernikahan suami-istri dan Pernikahan
- Riwayat KB: Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis KB yang di gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat penyakit keturunan,ataupun
penyakit menular.
3) Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
b. Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c. Tanda-tanda vital
d. Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau tidak, edema ada
atau tidak
e. Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna kornea, sklera ikterik
atau tidak
f. Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak, kesimetrisan, kebersihan,
kesimetrisan, kebersihan
4) Pengkajian
1. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan karakteristitik yang
mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi, internal, intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada kehamilan pertama dan
sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan.
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letrak janin,
penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur membran, cairan
amnion (warna, karakter dan jumlah).
2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual,
bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan
sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BA, pada waktu his
kepala janin tampak di vulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan
janin (penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan
darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit ,
multipara berlangsung 15 – 30 menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga
plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau
membran poetus terlihat pada introitus).
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah jantung
meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan
melalui pemeriksaan: Suhu, nadi, dan pernafasan, pemeriksaan terhadap perdarahan
(warna darah dan jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan
plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran
atau perubahan pernafasan
4. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital
sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse
biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan
setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi
mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing
jika klien tidak bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah
bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat
bokong untuk melihat perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang
waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan
dehidrasi atau kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial
masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial komplikasi (Nurarif, 2015).
11. Analisa Data

No Data Menyimpang Etiologi Masalah Keperawatan


1 DS : Kehamilan (37-42minggu) Nyeri melahirkan
1. Mengeluh nyeri ( D. 0079)
2. Perineum terasa tertekan Tanda – tanda inpartu
DO :
1. Ekspresi wajah meringis Proses persalinan
2. Berposisi meringankan
nyeri Kala I
3. Uterus teraba membulat
Kadar estrogen dan progesterone
menurun

Oksitosin meningkat

Ketegangan otot Rahim

Dilatasi serviks

Nyeri melahirkan
3 DS : - Kehamilan (37-42minggu) Risiko ketidakseimbangan
DO : - cairan (D.0036)
Tanda – tanda inpartu

Proses persalinan

Kala III

kontraksi

Pelepasan plasenta

Risiko perdarahan
Risiko kekurangan volume cairan

4 DS : - Kehamilan (37-42minggu) Risiko infeksi (D.0142)


DO : -
Tanda – tanda inpartu

Proses persalinan

Kala IV

Post partum

Luka jalan lahir dan inisiasi


perineum

Efek prosedur invasif

Risiko infeksi

12. Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks
b. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan
c. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
13. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional


(SDKI)
1 Nyeri melahirkan Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238) Manajemen nyeri (I.08238)
Setelah dilakukan Tindakan Observasi : Observasi
keperawatan selama x jam, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Untuk mengetahui daerah yang
diharapkan tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri mengalami nyeri, lama waktu yang
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri dirasakan serta kualitas
1. keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 2. Untuk mengetahui derajat nyeri yang
2. meringis menurun dirasakan
3. gelisah menurun 3. Melihat respon nyeri tanpa bantuan
4. frekuensi nadi membaik Terapeutik suara
5. pola napas membaik 1. Berikan Teknik non farmakologis dalam
6. tekanan darah membaik menangani nyeri
2. Control lingkungan yang memperberat rasa Terapeutik
nyeri 1. Membantu pasien mengurangi nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur tanpa bantuan obat analgetic
2. Membantu pola istirahat pasien dalam
Edukasi mengurangi nyeri
1. Jelaskan strategi mengurangi nyeri 3. Guna mengurangi nyeri yang dirasakan
2. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3. ajarkan Teknik non farmakologis Edukasi
1. Menjelas Teknik meredakan nyeri
kolaborasi 2. Memonitor kualitas nyeri secara
kolaboratif pemberian analgetic sesuai order mandiri secara berkala
3. Untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
Berkolaborasi dengan tenaga medis lainnya
untuk penentuan analgetik
3 Risiko ketidakseimbangan Keseimbangan cairan (L.03020) Manajemen cairan (I.03098) Manajemen cairan (I.03098)
cairan Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
kepeawatan selama … diharapkan 1. Monitor status hidrasi 1. Untuk mengetahui status hidrasi
masalah resiko kekurangan volume Terapeutik Terapeutik
cairan dapat teratasi dengan 1. Catat intake output dan hitung balance 1. Untuk mengukur jumlah cairan yang
kriteria hasil : cairan 24 jam masuk kedalam tubuh (intake) dan
1. Mempertahankan urine output 2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan jumlah cairan yang keluar (output)
2. Tekanan darah, nadi, suhu 3. Berikan cairan intravena, jika perlu 2. Agar tidak hidrasi
dalam batas normal Kolaborasi 3. Agar kebutuhan cairan klien terpenuhi
3. Tidak ada tanda-tanda 1. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu Kolaborasi
dehidrasi 1. Untuk membuang kelebihan garam
4. Elastisitas kulit baik, mukosa dan air dari dalam tubuh melalui urine.
lembab.
4 Risiko infeksi Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539) Pencegahan infeksi (I.14539)
Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan 1. Mengetahui lokasi, keadaan luka
keperawatan selama …., infeksi sistemik 2. Menghindari infeksi nosocomial
menurun dengan kriteria hasil : 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 3. Menghindari infeksi nosocomial
1. Kebersihan tangan meningkat dengan pasien
2. Kebersihan badan meningkat 3. Pertahankan Teknik aseptik
3. Demam menurun
4. Kemerahan menurun
5. Cairan berbau busuk menurun
DAFTAR PUSTAKA

Bullechek, G. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition. Missouri: Elseiver Mosby.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI Jakarta.

Herdmand, T & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-
2017 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Moorhead, S. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Measurement of Health Outcomes 5 th Edition.
Missouri: Elsevier Saunder.

Nuratif, A.H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi
Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Meidcation Jogja.

Nurhati, Ummi. 2009. Buku Pintar Kehamilan Lengkap 9 Bulan Yang Menakjubkan. Jakarta : Garamond

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP
PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta:
DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta:
DPP PPNI.

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi. Jakarta: Buku Kesehatan

Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

You might also like