Professional Documents
Culture Documents
Shelf Life Study of Seasoning Using Accelerated SH
Shelf Life Study of Seasoning Using Accelerated SH
net/publication/232585011
Shelf Life Study of Seasoning Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)
Method Based on Critical Moisture Content Approach
CITATIONS READS
0 18,324
4 authors, including:
Wita Murdiati
Combiphar
2 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Production of cellobiose from cassava peels using celulase and its prebiotic activity toward Lactobacillus plantarum View project
All content following this page was uploaded by Azis Boing Sitanggang on 16 January 2014.
Shelf Life Study of Seasoning Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)
Method Based on Critical Moisture Content Approach
1* 2 3 1
Slamet Budijanto , Azis Boing Sitanggang , Beti Elizabeth Silalahi , dan Wita Murdiati
1
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan-Fak.Tek. Pertanian- Institut Pertanian Bogor, Bogor
2
Departemen Teknologi Pangan-Fak. Teknik Industri-Universitas Pelita Harapan, Tangerang
3
PT Tudung Putra Jaya, Jakarta.
*
Penulis Korespondensi: e-mail slametbu@ipb.ac.id
ABSTRACT
There were six kinds of seasoning analyzed in this study. Two kinds from beef
flavor, two kinds from chesee flavor, one kind from corn flavor, and one kind from
chicken flavor. Shelf life determination employed ASLT method based on critical moisture
content approach. Using modification of Labuza’s equation in two different temperature
values (25oC, 38oC, RH 70%) and in respect of packaging information (k/x, A, ∆P), the
shelf lives of those seasonings were morethan one year. Precisely, the shelf lives of the
seasonings with the storage conditions of 70% of RH and 25oC was between 2429 days
up to 4730 days. Whereas the shelf lives of the seasonings in the same relative
humidity value and at 38oC was between 1161 days up to 2261 days. Application of
high storage temperature was proven to shorten the shelf life stability of those
seasonings.
Keywords: shelf life, seasoning, Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), Labuza
71
Penentuan Umur Simpan Seasoning dengan ASLT (Budijanto dkk)
waktu yang panjang dan analisis karak- yang diperlukan dalam perhitungan umur
teristik mutu yang dilakukan relatif ba- simpan dengan persamaan Labuza.
nyak. Adapun pendugaan umur simpan
dengan metode ASLT selain memiliki Penentuan kadar air kritis (Mc)
akurasi yang cukup tinggi juga bersifat Kadar air kritis adalah kadar air
lebih efisien karena melakukan perce- ketika sampel secara organoleptik sudah
patan (acceleration) reaksi penurunan tidak dapat diterima oleh konsumen
mutu produk (Ellis, 1994). Dalam peneli- (Syarief dan Halid, 1993). Penentuan
tian ini dilakukan pendugaan umur sim- kadar air kritis seasoning dilakukan de-
pan enam jenis seasoning menggunakan ngan menyimpan produk di dalam wadah
metode ASLT dengan pendekatan kadar yang memiliki kelembaban tinggi (Labuza
air kritis. Parameter fisik utama keru- et al., 1985) dan melakukan pengujian
sakan seasoning yang diamati adalah organoleptik pada produk yang disimpan
adanya penggumpalan. secara periodik. Kelembaban tinggi dia-
tur dengan menggunakan larutan garam
BAHAN DAN METODE jenuh yang disimpan dalam desikator.
Larutan garam jenuh yang digunakan ya-
Bahan dan Alat itu larutan garam jenuh NaCl, dengan ni-
Bahan-bahan yang digunakan pada o
lai RH 75,3% pada suhu 25 C. Panelis
penelitian ini terdiri dari enam jenis sea- yang digunakan untuk penetapan kadar
soning dan kemasan yang digunakan air kritis seasoning ini adalah panelis
untuk menyimpan seasoning. Seasoning terlatih. Panelis yang terpilih harus me-
yang digunakan terdiri dari seasoning mahami karakteristik produk, parameter
rasa sapi 1 (SA-1), seasoning rasa sapi 2 kerusakan mutu, dan cara penilaiannya
(SA-2), seasoning rasa keju 1 (KE-1), (Kusnandar, 2006).
seasoning rasa keju 2 (KE-2), seasoning Pengamatan sampel dilakukan pada
rasa jagung (JA), dan seasoning rasa selang waktu menit ke-10 sampai menit
ayam (AY). Kemasan yang digunakan ke-50 dengan jarak per 10 menit. Hal ini
adalah jenis Linear Low Density dikarenakan sifat seasoning yang higros-
Polyethylene (LLDPE) 25. Bahan kimia kopis. Kemudian secara bersamaan
yang digunakan adalah akuades dan kontrol dan sampel yang telah mengalami
garam (LiCl, MgCl2, CH3COOK, K2CO3, perlakuan dalam desikator dengan waktu
Mg(NO3)2, NaNO2 dan BaCl2). yang berbeda-beda disajikan kepada pa-
Alat-alat yang digunakan dalam nelis agar dapat ditentukan mutu kritis-
penelitian ini antara lain oven, oven nya.
vakum, aw-meter, neraca analitik, nera- Setelah ditetapkan batas penolakan
ca teknis, hot plate, thermohigrometer, produk oleh panelis, maka dilakukan
desikator, sealer, cawan porselen, peng- analisis kadar air kritis. Analisis kadar
aduk magnet, gegep, sudip, wadah plastik air kritis ini dilakukan dengan menggu-
kecil, dan peralatan gelas lainnya. nakan metode oven vakum (AOAC, 1999)
dan dinyatakan dalam bobot kering (%
Metode Penelitian bk). Secara kesuluruhan, metodologi pe-
Penentuan kadar air awal (Mo) nelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Kadar air awal seasoning dianalisis
dengan metode oven vakum (AOAC, Uji organoleptik perbandingan jamak
1999). Kadar air awal seasoning dinyata- Pada uji perbandingan jamak atau
kan dalam bobot kering (% bk). Hasil majemuk, contoh yang akan diperban-
analisis kadar air awal akan digunakan dingkan lebih dari satu macam (Soekarto,
sebagai faktor koreksi dalam penentuan 1985). Dua atau lebih contoh disajikan
berat padatan (Ws) sampel seasoning secara bersamaan untuk kemudian diper-
72
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 2 (Agustus 2010) 71 – 77
4.0
bandingkan dengan contoh baku. Pada uji
perbandingan jamak jumlah panelis yang 3.5
Kadar air awal (Mo, %bk)
73
Penentuan Umur Simpan Seasoning dengan ASLT (Budijanto dkk)
oleh konsumen. Untuk bahan pangan panelis tetapi juga dilakukan dengan
yang bersifat higroskopis dalam bentuk menggoyang-goyangkan wadah sampel
bubuk, faktor suhu dan kelembaban sa- dan menyentuh sampel untuk mengetahui
ngat penting. Kenaikan RH akan diikuti apakah sampel seasoning masih bersifat
oleh peningkatan kadar air dan mempe- mengalir (free flowing). Seasoning yang
ngaruhi mutu produk (Syarief dan Halid, satu dengan seasoning lainnya membu-
1993). tuhkan waktu yang berbeda-beda untuk
Penentuan kadar air kritis seaso- mencapai mutu kritisnya. Waktu yang di-
ning dilakukan pada kondisi RH penyim- butuhkan seasoning SA-1 untuk men-
panan 75,3%. RH ini didapatkan dengan capai mutu kritis adalah 30 menit; SA-2
menggunakan larutan garam jenuh NaCl 30 menit; KE-1 30 menit; KE-2 20
(Labuza et al., 1985). Nilai kadar air kri- menit; JA 40 menit; dan AY 20 menit.
tis akan didapatkan ketika respon panelis Seasoning yang telah mencapai mutu
terlatih dengan pengujian perbandingan kritis berdasarkan respon panelis ini
jamak memberikan respon nilai ≦3. kemudian diukur kadar airnya dengan
Waktu pengujian dilakukan secara perio- menggunakan metode oven vakum se-
dik setiap 10 menit. Penampakan seaso- hingga diperoleh nilai kadar air kritisnya.
ning yang sudah mencapai batas peno- Nilai kadar air kritis seasoning dapat di-
lakan oleh panelis dapat dilihat pada lihat pada Gambar 4.
Gambar 3. Produk seasoning memiliki kisaran
Respon penolakan dari panelis me- nilai kadar air kritis antara 2,16 (% bk)
nunjukkan bahwa seasoning telah men- sampai 4,20 (% bk). Nilai kadar air kritis
capai mutu kritis. Berdasarkan Gambar 3, seasoning dari yang terendah sampai
dapat dilihat bahwa seasoning yang telah tertinggi yaitu sebagai berikut: 2,16 (%
ditolak oleh panelis adalah seasoning bk) untuk JA; 2,61 (% bk) untuk AY; 3,11
yang telah mengalami penggumpalan. (% bk) untuk SA-1; 3,32 (% bk) untuk
Pengecekan kerusakan sampel ti- SA-2; 3,88 (% bk) untuk KE-2; dan 4,20
dak hanya dilakukan secara visual oleh (% bk) untuk KE-1.
Gambar 3. Penampakan seasoning saat mencapai kadar air kritis (A: SA-1, B: SA-2, C:
KE-1, D: KE-2, E: JA, F: AY)
74
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 2 (Agustus 2010) 71 – 77
4.0
12.261,79 g untuk AY. Berat kering per
Kadar air awal (Mc, %bk)
1.0
mengurangi berat produk per kemasan
0.5 dengan kadar air awalnya.
0.0 Perhitungan umur simpan seaso-
-1 -2 -1 - 2 JA AY
SA SA KE KE
ning dilakukan pada dua kondisi suhu
Jenis seasoning o o
yang berbeda (25 C, 30 C). Kondisi yang
Gambar 4. Kadar air kritis (Mc) seasoning pertama adalah kondisi riil penyimpanan
seasoning pada proses penggudangan
Kadar air kritis setiap seasoning o
dengan suhu 25 C (Po = 23,756 mmHg)
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ka- dan RH 70%. Selain itu, perhitungan
dar air awal produk juga berbeda-beda. umur simpan seasoning yang kedua yaitu
Kadar air awal produk akan mempe- o
pada suhu 38 C (Po = 49,692 mmHg) dan
ngaruhi proses adsorpsi bahan terhadap RH 70%. Kondisi ini berdasarkan pada
lingkungan untuk mencapai kondisi kese- kondisi distribusi. Data-data yang telah
timbangan. didapatkan pada analisis awal (Mo dan
Mc) ditambah dengan informasi kemasan
Perhitungan umur simpan (A, k/x, ∆P) kemudian dimasukkan ke da-
Umur simpan ditetapkan berdasar- lam persamaan Labuza yang telah dimo-
kan waktu pada saat kadar air produk difikasi (persamaan 1). Hasil perhitungan
sama dengan kadar air kritis. Berdasar- umur simpan seasoning dengan kemasan
kan persamaan yang diturunkan Labuza LLDPE pada RH penyimpanan 70% (suhu
tentang umur simpan (Labuza, 1982) ter- o o
25 C dan suhu 38 C) disajikan pada
dapat beberapa faktor yang dibutuhkan Tabel 1.
untuk menentukan umur simpan dengan
pendekatan kadar air kritis produk. Fak- Tabel 1. Umur simpan berbagai seaso-
tor-faktor itu adalah kadar air awal ning pada RH penyimpanan 70% (suhu
produk (Mo), nilai aw, kadar air kritis o o
25 C dan 38 C) dalam kemasan LLDPE
produk (Mc), konstanta permeabilitas uap 2 2
(k/x=0,44 g/m .mmHg.hari, A=0,56 m )
air kemasan (k/x), luas kemasan produk Jenis Umur simpan (hari)
(A), berat kering produk (Ws), tekanan Seasoning RH 70%, RH 70%,
uap air jenuh (Po), tekanan udara dalam o o
25 C 38 C
(Pin), tekanan udara luar (Pout), serta seli-
SA-1 4,157 1,987
sih antara tekanan udara di luar dengan
SA-2 4,184 2,000
tekanan udara di dalam (ΔP).
KE-1 4,369 2,089
Kemasan yang digunakan untuk
KE-2 4,528 2,165
menyimpan seasoning yaitu kemasan
JA 2,429 1,161
LLDPE (Linear Low Density Polyethy-
AY 4,730 2,261
lene) dengan luas permukaan sebesar
2
0,56 m dan nilai permeabilitas uap air
2 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat
kemasan sebesar 0,44 g/m .mmHg.hari
o bahwa umur simpan seasoning pada RH
yang diukur pada suhu 38 C. Sampel o
penyimpanan 70% dan suhu 25 C dalam
yang digunakan memiliki berat kering per
kemasan LLDPE berkisar antara 2429
kemasan (Ws) sebagai berikut: 12.201,28
hari sampai 4730 hari. Umur simpan sea-
g untuk SA-1; 12.183,43 g untuk SA-2;
soning secara berturut-turut dari yang
75
Penentuan Umur Simpan Seasoning dengan ASLT (Budijanto dkk)
76
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 2 (Agustus 2010) 71 – 77
Ellis M.J.. 1994. The Methodology of Syarief R, dan H. Halid. 1993. Teknologi
Shelf Life Determination. Dalam Penyimpanan Pangan. PAU
Shelf Life Evaluation of Foods. Rekayasa Proses Pangan: IPB,
C.M.D. Man and A.A.D. Jones. P. Bogor
27. Blackie Academic and
Professional Inc., London
Eskin N.A.M. and D.S. Robinson. 2001.
Shelf Life Stability: Chemical,
Biochemical and Microbiological
Changes. CRC Press LLC inc.,
Florida, USA
Farber J.M. 1991. Microbiological
aspects of modified atmosphere
packaging technology–A review. J.
Food Prot. 54: 58-70
Farrel K.T. 1990. Spices, Condiments,
and Seasonings. An AVI Book Van
Nostrand Reinhold inc., New York
Floros J.D., P.V. Nielsen, and J.K.
Farkas. 2000. Advances in
modified atmosphere and active
packaging with applications in the
dairy industry: Packaging of milk
products. Bull. Int. Dairy Fed. 346:
22-28
Gonzalez-Fandos E., S. Sanz, and C.
Olarte. 2000. Microbiological, phy-
sicochemical and sensory charac-
teristics of Cameros cheese
packaged under modified atmos-
pheres. Food Microbiol. 17: 407-
414
Kusnandar, F. 2006. Desain Percobaan
dalam Penetapan Umur Simpan
Produk Pangan dengan Metode
ASLT (Model Arrhenius dan Kadar
Air Kritis). Southeast Asian Food
and Agricultural Science and
Technology Center: IPB. Bogor,
Indonesia
Labuza, T.P. 1982. Shelf Life Dating of
Foods. Food and Nutrition Press.
Inc., Westport, Connecticut
Labuza, T.P, A. Kaanane, and J.Y. Chen.
1985. Effect of temperature on the
moisture sorption isotherms and
water activity shift of two
dehydrated foods. J. Food Sci. 50:
385-392
Robertson, G.L. 1993. Food Packaging:
Principles and Practice. Marcel
Dekker Inc., New York
Soekarto, T.S. 1985. Penilaian
Organoleptik untuk Industri
Pangan dan Hasil Pertanian.
Bharata Karya Aksara, Jakarta
77