Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 44

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI KIMIA

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NON ELEKTROLIT

Skripsi

Oleh
SEPTIANA DWI MULYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI KIMIA


DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT

Oleh

SEPTIANA DWI MULYANI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis multipel

representasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Al-Fatah Natar Tahun

Ajaran 2016-2017 yang berjumlah 2 kelas masing-masing kelas terdiri atas 23

siswa X MIA A dan 33 siswa X MIA B yang dijadikan sampel dan diperoleh

dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen

menggunakan Non Eqiuvalent (pretest-posttest) Control Group Design. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa keefektivan LKS berbasis multipel representasi

berkriteria sedang, nilai rata-rata n-gain kemampuan berpikir kritis siswa sebesar

0,48. Berdasarkan hal tersebut, LKS berbasis multipel representasi efektif besar

dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi larutan elektrolit dan

non elektrolit.

Kata kunci : LKS berbasis multipel representasi, elekrolit dan non elektrolit

kemampuan berpikir kritis


EFEKTIVITAS LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI KIMIA
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NON ELEKTROLIT

Oleh

SEPTIANA DWI MULYANI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidoharjo 1 pada tanggal 26 September 1993 sebagai putri

pertama buah hati Bapak Mulyono Effendy dan Ibu Suprihatin.

Penulis mengawali pendidikan formalnya di SD Negeri 3 Negara Ratu tahun

2005, SMP Swadhipa 1 Natar tahun 2008, SMA Negeri 1 Natar tahun 2011.

Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur

Mandiri. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa

Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila. Tahun 2014 penulis mengikuti

Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik di SMP N 3 Bengkunat Belimbing, Kec. Bengkunat, Kab.

Lampung Barat.
PERSEMBAHAN

Bismiilahirahmaanirrahiim, kupersembahkan skripsi ini kepada:

Mamak dan Bapak, kedua manusia paling hebat sedunia yang selalu mendukung

baik materil maupun moril serta doa terbaik yang tak akan pernah henti ditujukan

untuk kesuksesan anaknya di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah selalu me-

limpahkan rahmat dan keberkahan umur bagi Mamak dan Bapak.

Suamiku (Andri) dan anakku (Annisa) yang tak pernah lelah membagi cerita,

cinta, canda, suka, duka, tangis, dan tawa.

Sahabatku, rekanku, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.


MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman,


mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Q.S. Al baqarah:153)

“Jangan pernah mengejar kesuksesan,


namun kejarlah kesempurnaan karena dengan kesempurnaan
maka kesuksesan akan mengikutimu”

(penulis)
SANWACANA

Puji syukur hanyalah untuk-Mu Allah, Rabb semesta alam, yang senantiasa men-

cucurkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi

“Efektivitas LKS Berbasis Multipel Representasi Kimia dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurah untuk qudwah, uswatun hasanah, nabiyallah,

Muhammad SAW, seorang yang biasa namun luar biasa karena kebiasaannya

yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi penulis.

Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum selaku Dekan FKIP Unila

2. Bapak Drs. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dra. Ratu Betta R, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

serta Pembimbing I, terima kasih atas kesediaannya memberi bimbingan dan

motivasi, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.

4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembimbing Akademik, terima kasih

atas kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi, meminjami segala

fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S. selaku Pembimbing II, terima kasih atas

kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi.


6. Bapak Drs. Sunyono, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan

saran untuk perbaikan skripsi.

7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas akademik

Jurusan Pendidikan MIPA, terima kasih atas ilmu yang telah Bapak/Ibu

berikan.

8. Bapak Ihin Solihin Ayub, S.Pd.I selaku Kepala MA Al-Fatah, atas izin yang

diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima kasih juga atas bimbingan

dan masukkannya. Bapak Drs. Adbdul Rahman Saleh sebagai Guru Mitra

atas waktu yang terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian dan seluruh Siswa, Guru dan staf MA Al-Fatah

Natar atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian.

9. Emak dan Bapak yang dimuliakan Allah SWT terima kasih atas restu dan doa

untuk kelancaran penelitian dan keberhasilan mengenyam studi ini.

10. Rekan-rekan seperjuanganku P.KIMIA 2011, Sahabatku Subainar, Tika,

Tami, Ina, Atu Eka, Ayuk Resti Semoga jalinan ukhuwah ini tetap tersimpul

erat.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan berupa

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Bandarlampung, 4 Juni 2018


Penulis,

Septiana Dwi Mulyani


1113023072
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6


A. Efektivitas Pembelajaran ............................................................................... 6
B. Representasi Ilmu Kimia ............................................................................... 6
C. Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................................... 9
D. Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................................ 11
E. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 14
F. Anggapan Dasar........................................................................................... 16
E. Hipotesis ...................................................................................................... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 17


A. Populasi dan Sampel .................................................................................... 17
B. Jenis dan Sumber Data................................................................................. 17
C. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................... 18
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 18
E. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 19
F. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian.......................………………..20
G. Teknik Analis data Kemampuan Berpikir Kritis.....………………………………21

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 25


A. Hasil Penelitian dan Analisis Data .............................................................. 25
B. Pembahasan ................................................................................................. 30

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 33


A. Simpulan ...................................................................................................... 33
B. Saran ............................................................................................................ 33

xii
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Analisis Konsep ............................................................................................. 38

2. Silabus ............................................................................................................ 42

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................................. 53

4. Kisi-Kisi Pretes-Postes................................................................................... 68

5. Soal Pretes-Postes .......................................................................................... 72

6. Rubrik Pretes-Postes .......................................................................................75

7. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan LKS Berbasis


Multipel Representasi .....................................................................................86

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa .................................................................92

9. Lembar Observasi Kinerja Guru Kelas Eksperimen .....................................101

10. Hasil Validitas dan Reliabilitas.....................................................................107

11. Hasil Pemeriksaan Jawaban Siswa ..............................................................109

12. Lembar Kerja Siswa (LKS)...........................................................................119

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Unsur-Unsur Keterampilan Berpikir Kritis ...................................................... 11

2. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Beserta Sub Indikatornya ................... 12

3. Desain Penelitian .............................................................................................. 18

4. Data hasil validitas butir soal………………………………………………….25

5. Data Hasil Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Berlangsung ...................... 27

6. Data Hasil Kemampuan Guru Dalam mengelola Kelas …………………….. 29

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tiga dimensi Pemahaman Kimia......................................................................8

2. Alur Penelitian ............................................................................................... 20

3. Rata-Rata Nilai Pretest, Postest Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 26

4. Perbedaan Rata-Rata Nilai n-Gain Kemampuan Berpikir Kritisi .................. 27

xv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran kimia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan

sikap ilmiah, sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep kimia dan

penerapan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Tim

Penyusun, 2006). Karakteristik dari konsep-konsep ilmu kimia yang abstrak

menyebabkan kimia sulit untuk dipelajari dan membutuhkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi (Gani, et al., 2011)

Kemampuan berpikir tingkat tinggi mencakup kemampuan berpikir kritis, dan

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir secara rasional

dan reflektif berdasarkan apa yang diyakini atau yang dilakukan (Ennis, 1989).

Seorang yang berpikir kritis akan menyelidiki masalah, mengajukan pertanyaan,

mengajukan jawaban baru, dan menemukan informasi baru Schafersman dalam

(Redhana, 2008). Bassham dalam (Redhana, 2008) mengungkapkan bahwa dalam

pembelajaran kebanyakan sekolah menekankan keterampilan berpikir tingakat

rendah. Siswa diharapkan menyerap informasi secara pasif dan kemudian

mengingatnya pada saat mengikuti tes. Dengan pembelajaran seperti ini siswa

tidak memperoleh pengalaman mengembangkan keterampilan berpikir kritis,


2

dimana keterampilan ini sangat diperlukan untuk menghadapi kehidupan dan

untuk berhasil dalam kehidupan.

Hasil PISA (Program For Internasional Student Assesment) pada tahun 2015

menunjukan bahwa siswa Indonesia masih tergolong rendah untuk sains,

membaca dan matematika yang membutuhkan Highr Order Thinking Skill

(HOTS) seperti soal yang berhubungan dalam penyelesaian masalah kehidupan

nyata (OECD, 2016). Lemahnya tingkat berpikir kritis siswa seperti siswa belum

bisa menganalisis argumen, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya

atau tidak, membuat dan menentukan hasil pertimbangan, mengidentifikasi

asumsi-asumsi, dan menentukan suatu tindakan.

Hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran kimia di MA Al-Fatah

diperoleh bahwa, guru membelajarkan materi dengan latihan soal pada buku kimia

yang ada, guru kurang menggunakan LKS dalam pembelajaran kimia, materi yang

seharusnya dibelajarkan dengan praktikum tidak dilakukan, selain itu keterbatasan

sumber bacaan dan tidak adanya akses internet di kawasan pondok, menyebabkan

mereka kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang ada, akibatnya hasil belajar

siswa pada materi kimia rendah. Upaya mengatasi masalah tersebut yaitu melalui

pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang dapat menunjang sumber

bacaan, mencakup soal-soal, serta dapat dengan mudah dipahami, salah satunya

dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Widjajanti (2010) mengemukakan LKS merupakan media pembelajaran yang

berguna bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu

kegiatan tertentu sebagai kegiatan pembelajaran dalam mempercepat proses


3

pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik. LKS merupakan salah

satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar.

Adanya LKS maka akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan

guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa

(Arafah dkk, 2012).

Kurikulum 2013 terdapat pada KD pada mata pelajaran kimia kelas X yaitu 3.8

menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit berdasarkan daya

hantar listriknya. Larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit merupakan salah

satu materi kimia kelas X SMA/MA yang sulit untuk dipahami bagi siswa yang

memiliki keterbatasan sumber bacaan dan kegiatan praktikum yang tidak

dilakukan oleh siswa, karena beberapa konsep materi tersebut dibangun

menggunakan penggambaran secara makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik

sehingga keberadaan LKS yang berbasis multipel representasi sangat diperlukan

untuk membantu siswa dalam penguasaan konsep pada materi ini.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu antara lain: Sutamiati (2015)

menunjukan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan LKS berbasis

multipel representasi menggunakan model SiMa Yang pada materi asam basa

efektif; Safitri (2015) menunjukan bahwa pembelajaran kimia dengan meng-

gunakan LKS efektif untuk menumbuhkan model mental dan penguasaan konsep

asam basa; Herawati (2011) menunjukan bahwa pembelajaran kimia dengan

menggunakan multipel representasi efektif dalam meningkatkan kemampuan

awal terhadap prestasi belajar pada materi laju reaksi.


4

Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul :

“Efektivitas LKS Berbasis Multipel Representasi Dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah LKS berbasis multipel representasi efektif dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas LKS berbasis multipel

representasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Guru

Media pembelajaran LKS dapat menjadi salah satu alternatif media

pembelajaran yang inovatif dan kreatif bagi guru.

2. Bagi Siswa

Pada proses pembelajaran LKS berbasis multipel representasi dapat membantu

siswa dalam mengatasi kesulitan mengimajinasi fenomena sains yang bersifat


5

abstrak dan siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir

kritis karena telah mendapatkan pengalaman belajar baru.

3. Bagi Sekolah

Penerapan LKS dalam pembelajaran menjadi alternatif untuk meningkatkan

mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Efektivitas pembelajaran dengan LKS berbasis multipel representasi dikatakan

efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep apabila menunjukkan adanya

perbedaan rata-rata n-Gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen

diinterpretasikan dengan menggunakan kategori Hake.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis multipel representasi merupakan suatu

produk yang berupa lembaran-lembaran yang di dalamnya terdapat kegiatan-

kegiatan yang dibuat sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran

dengan model SiMaYang tipe II dan bertujuan untuk membangun konsep siswa

berdasarkan fenomena yang ada.

3. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir secara

rasional dan reflektif berdasarkan apa yang diyakini atau yang dilakukan

(Ennis, 1989). Kemampuan berpikir kritis yang akan diteliti pada penelitian ini

merujuk pada kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1989) dan mengambil

5 indikator. Kelima indikator yang akan diteliti yaitu memberikan penjelasan

sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, mem-berikan

penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi dan taktik.


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Abdurahmat (2008), efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi

tercapai atau tidaknya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan

mendekati keberhasilan berarti semakin tinggi efektivitasnya. Suatu kegiatan

dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan

Warsita (2008) berpendapat bahwa:

Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang


dicapai. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan
tercapainya tujuan pembelajran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan
dalam mengelola suatu situasi.

Menurut Miarso (2004), Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan, melalui pemakaian prosedur

yang tepat. Usaha untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran perlu dilakukan

terus menerus, berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

B. Representasi Ilmu Kimia

Mc Kendree dkk. dalam (Sunyono, 2015) mendefinisikan representasi sebagai,

struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat

untuk suatu keadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu gambar
7

untuk suatu pemandangan. Studi kimia pada dasarnya melibatkan tiga jenis

representasi kimia: makro, submikro dan simbolis. Penelitian secara konsisten

menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menafsir-

kan representasi ini (terutama submikro) dan interpretasi. Antara tiga jenis

representasi sehingga dapat membangun representasi mereka sendiri

Chittleborough & Treagust, 2007; Gkitzia, et al., 2011 dalam (Sunyono, 2015).

Untuk membangun pengetahuan konsep kimia yang lebih mendalam, pelajaran

perlu mencakup ketiga jenis representasi tersebut (Sunyono, 2015).

Menurut Haveleun & Zou dalam (Sunyono, 2010), representasi dikategorikan ke

dalam dua kelompok, yaitu representasi internal dan eksternal. Representasi

internal diartikan sebagai konfigurasi kognitif individu yang diduga berasal dari

perilaku yang menggambarkan beberapa aspek dari proses fisik dan pemecahan

masalah, sedangkan representasi eksternal dapat digambarkan sebagai situasi fisik

yang terstruktur yang dapat dilihat sebagai mewujudkan ide-ide fisik. Menurut

pandangan kontruktivist, representasi internal ada di dalam kepala siswa dan

representasi eksternal disituasikan oleh lingkungan siswa Meltzer dalam

(Sunyono, 2015).

Ainsworth (dalam Sunyono, 2010) membuktikan bahwa banyak representasi

dapat memainkan tiga peranan utama. Pertama, mereka dapat saling melengkapi

kedua, suatu representasi yang lazim dapat menjelaskan tafsiran tentang suatu

representasi yang lebih tidak lazim; dan ketiga, suatu kombinasi representasi dapat

bekerja bersama membantu siswa menyusun suatu pemahaman yang lebih dalam

tentang suatu topik yang dipelajari. Konsep representasi adalah salah satu pondasi
8

praktik ilmiah, karena para ahli menggunakan representasi sebagai cara utama

berkomunikasi dan memecahkan masalah.

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran peminatan IPA yang berada di antara

fenomenologi dan abstraksi, makroskopik dan mikroskopik, yang berarti dalam

memahami makroskopik juga memahami mikroskopik. Guna menjembatani

antara fenomenologi dan abstraksi, para ahli menggunakan beberapa representasi

yang kemudian dikenal sebagai representasi kimia atau chemical representation

Gambar 1. Tiga dimensi representasi kimia


(Johnstone dalam Sunyono, 2010)

Pemahaman kimia bermakna memerlukan kemampuan mengaitkan tiga pilar kaji-

an kimia, yaitu makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Kajian submikros-

kopis sesungguhnya adalah esensi kimia yang membedakannya dengan kajian

bidang IPA yang lain. Hakikat kimia yang merupakan ilmu pengetahuan sub-

mikroskopis dan mengandung aspek visuospatial telah mendorong pembelajaran

kimia yang menekankan aspek submikroskopis (Wu dalam Syamsuri, 2011)

Esensi kimia yang tidak kasat mata dan cenderung berbeda dengan penampakan

fisiknya (makroskopis) membutuhkan model kongkretisasi untuk bisa memahami

aspek submikroskopis. Sebagai contoh, air dan logam besi secara kasat mata
9

(makroskopis) adalah sesuatu yang kontinu (malar). Pengamatan terhadap air dan

besi yang kontinu menyebabkan siswa sangat sulit memahami bahwa sesungguh-

nya air dan logam besi tersusun atas partikel-partikel (diskontinu), dan di antara

partikel-partikel tersebut terdapat ruang kosong (submikroskopis).

C. Lembar Kerja Siswa

Media pembelajaran adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa

yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan

media pembelajaran akan memudahkan bagi guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalaam pembelajaran ini

adalah media berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada proses belajar mengajar,

LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami

materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah

atau sedang dijalankan.

Lembar Kerja Siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai (Senam,

2008). LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui LKS ini akan me-

mudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran danmengefektifkan

waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran.
10

Menurut Sriyono (1992), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah :

salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus disele-
saikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan kete-
rampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000) fungsi LKS adalah :

a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang


efektif.
b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya
lebih menarik perhatian siswa.
c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa
dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada
siswa.
f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang
dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai
tinggi.

Menurut Prianto dan Harnoko (1997) manfaat dan tujuan LKS antara lain:

a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.


b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar
mengajar.
d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan belajar.
g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Pada proses pembelajaran, LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran dan melatih kemampuan merepresentasi siswa.

Dengan adanya LKS siswa dituntut untuk mampu mengemukakan pendapat dan

menggambar bentuk molekular dalam bentuk dua dimensi.


11

D. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis dapat diartikan kemampuan yang sangat essensial untuk kehidupan,

pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Costa dan

Presseisen ( 1985) mengatakan bahwa berpikir kritis diartikan sebagi keterampilan

berpikir yang menggunakan proses berpikir dasar, untuk menganalisis argumen

dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, meng-

embangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi yang men-

dasari tiap-tiap posisi,memberikan model presentasi yang dapat dipercaya,

ringkas dan meyakinkan.

Seorang siswa tidak akan dapat mengembangkan berpikir kritis dengan baik,

tanpa ditantang untuk berlatih menggunakannya dalamkonteks berbagai bidang

studi yang dipelajarinya. Berpikir kritis dalam ilmukimia tidak dapat dilakukan

dengan cara mengingat dan menghafal konsep-konsep, tetapi mengintegrasikan

dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telahdimiliki.Terdapat enam komponen

atau unsur dari berpikir kritis menurut Ennis (1989) yang disingkat menjadi

FRISCO, seperti yang tertera padaTabel 2 berikut:

Tabel 1. Unsur-unsur keterampilan berpikir kritis (Ennis, 1989).

No. Unsur Keterangan

1. Focus Memfokuskan pemikiran, menggambarkan


poin-poin utama, isu, pertanyaan, ataupermasalahan.
Hal-hal pokok dituangkan didalam argumen dan pada
akhirnya didapatkesimpulan dari suatu isu, pertanyaan,
ataupermasalahan tersebut.
2. Reasoning Ketika suatu argumen dibentuk, maka harusdisertai
dengan alasan (reasoning). Alasan dariargumen yang
diajukan harus dapatmendukung kesimpulan dan pada
akhirnyaalasan tersebut dapat diterima
12

sebelummembuat keputusan akhir.


3. Inference Ketika alasan yang telah dikemukakan benar,apakah
hal tersebut dapat diterima dan
dapatmendukungkesimpulan
4. Situation Ketika proses berpikir terjadi, hal tersebutdipengaruhi
oleh situasi atau keadaan baik(keadaan lingkungan,
fisik, maupun sosial).
5. Clarity Ketika mengungkapkan suatu pikiran ataupendapat,
diperlukan kejelasan untuk membuatorang lain
memahami apa yang diungkapkan
6. Overview Suatu proses untuk meninjau kembali apa yangtelah
kita temukan, putuskan, pertimbangkan,pelajari, dan
simpulkan.

Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis (KBKr)

yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima

kelompok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana

(elementary clarification),membangun keterampilan dasar (basic support),

menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance

clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics).Adapun kedua belas

indikator tersebut terdapat dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Indikator keterampilan berpikir kritis (Ennis,1989)

No. Kelompok Indikator Sub Indikator


a. Mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan
Memfokuskan b. Mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan kriteria untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
c. Menjaga kondisi berpikir
Memberikan a. Mengidentifikasi kesimpulan
1. penjelasan b. Mengidentifikasi kalimat-
sederhana kalimatpertanyaan
c. Mengidentifikasi kalimat-kalimatbukan
Menganalisis
bukan pertanyaan
Argumen
d. Mengidentifikasi dan
menanganiketidaktepatan
e. Melihat struktur dari suatuargument
f. Membuat ringkasan
13

No. Kelompok Indikator Sub Indikator


a. Menyebutkan contoh
Bertanya dan
b. Mengapa? Apa ide utamamu?
menjawab
Apa yang anda maksud..? Apa yang
pertanyaan
membuat perbedaan....?
a. Mempertimbangkan keahlian
b. Mempertimbangkan
kemenarikankonflik
c. Mempertimbangkan kesesuaiansumber
Mempertimbangk
d. Mempertimbangkan reputasi
an apakah sumber
e. Mempertimbangkan
dapat dipercaya
penggunaanprosedur yang tepat
atau tidak
f. Mempertimbangkan resiko
untukreputasi
Membangun g. Kemampuan untuk memberikanalasan
2. keterampilan h. Kebiasaan berhati-hati
dasar a. Melibatkan sedikit dugaan
b. Menggunakan waktu yangsingkat
antara observasi danlaporan
Mengobservasi
c. Melaporkan hasil observasi
dan
d. Merekam hasil observasi
mempertimbang-
e. Menggunakan bukti-bukti yang benar
kan laporan
f. Menggunakan akses yang baikg.
observasi
Menggunakan teknologih.
Mempertanggungjawaban hasil
observasi
Mendeduksi dan a. Siklus logika-Euler
mempertimbangk b. Mengkondisikan logika
an hasil deduksi c. Menyatakan tafsiran
Menginduksi dan a. Mengemukakan hal yang umum
mempertimbang- b. Mengemukakan kesimpulan
kan hasil induksi danhipotesis
a. Membuat dan menentukan hasil
3. Menyimpulkan pertimbangan sesuai latarbelakang
fakta-fakta
Membuat dan b. Membuat dan menentukan hasil
menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat
pertimbangan c. Menerapkan konsep yang
dapatditerima
d. Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan keseimbangan masalah.
a. Membuat bentukdefinisi (sinonim,
Mendefinisikanist
klasifikasi rentang ekivalen, rasional,
ilah dan mem-
Memberikan contoh, bukan contoh)
pertimbangkan
4. penjelasan b. Strategi membuat definisi
suatu definisi
lanjut c. Membuat isi definisi
Mengidentifikasi a. Penjelasan bukan pernyataan
asumsi-asumsi b. Mengkonstruksi argumen
14

No. Kelompok Indikator Sub Indikator


a. Mengungkap masalah
b. Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi
Menentukan suatu yangmungkin
tindakan c. Merumuskan solusi alternatif
Mengatur d. Menentukan tindakan sementara
5. strategi dan e. Mengulang kembalif.
taktik f. Mengamati penerapannya
a. Menggunakan argument
b. Menggunakan strategi logika
Berinteraksi c. Menggunakan strategi retorika
dengan orang lain d. Menunjukkan posisi, orasi, atau tulisan

Berpikir kritis sebagai salah satu komponen dalam proses berpikir tingkat

tinggi,menggunakan dasar menganalisis argumen dan memunculkan wawasan

terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran

yang kohesif dan logis, inti berpikir kritis adalah deskripsi yang lebih rinci dari se-

jumlah karakteristik yang berhubungan, yang meliputi analisis, inferensi, eks-

planasi, evaluasi, pengaturan diri dan interpretasi (Liliasari, 2011). Berpikir kritis

berbeda dengan berpikir biasa. Berpikir biasa tidak mempunyai standar dan

sederhana, sedangkan berpikir kritis lebih kompleks dan berdasarkan standar

objektif, kegunaan atau kemantapan.

E. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran melalui LKS berbasis multipel representasi, terutama dalam

membelajarkan materi larutan elektrolit dan non elektrolit, merupakan

pembelajaran yang utuh menggabungkan dimensi yang menjadi kajian ilmu

kimia, makroskopis, mikroskopis, dan simbolik. Pembelajaran kimia yang utuh

dengan menggabungkan ketiga dimensi tersebut merupakan hal yang sangat


15

mendasar karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia

yang abstrak dan menghadirkan miskonsepsi yang muncul dari pemikiran siswa

itu sendiri.

Pada dimensi makroskopis dalam pembelajaran ini siswa diminta untuk melaku-

kan praktikum sehingga panca indera yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara

maksimal untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi. Kemudian siswa

juga dituntut untuk melatih kemampuan merepresentasi agar dapat menjelaskan

fenomena yang terjadi. Dengan demikian diharapkan mempermudah siswa untuk

menemukan konsep dari materi yang disampaikan karena konsep-konsep larutan

elektrolit dan non elektrolit lebih banyak dijelaskan melalui persamaan

matematik.

Pembelajaran dengan menggunakan LKS representasi kimia yang demikian

memberikan pengalaman belajar pada siswa sebagai proses dengan menggunakan

sikap ilmiah agar mampu memiliki pemahaman representasi, sehingga dapat

menemukan produk kimia, yang berupa konsep, hukum, dan teori, serta

mengkaitkan dan menerapkannya pada konteks kehidupan nyata dan tidak

mengarahkan siswa pada penguasaan terhadap mata pelajaran kimia yang

cenderung bersifat akumulatif dan menghafal.

Apabila LKS berbasis multipel representasi seperti ini diterapkan pada pem-

belajaran kimia di kelas diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan ber-

pikir kritis sehingga kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan LKS ini akan

lebih baik dibandingkan dengan kemempuan berpikir kritis siswa yang di-

belajarkan melalui LKS konvensional.


16

F. Anggapan Dasar

Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Siswa kelas X MA Al-Fatah Tahun yang menjadi subjek penelitian

mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam berpikir kritis

2. Perbedaan kemampuan berpikir kritis materi larutan elektrolit dan non

elektrolit semata-mata karena perbedaan perlakuan dalam proses

pembelajaran; dan

3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kritis

materi larutan elektrolit dan non elektrolit siswa kelas X MA Al-Fatah Tahun

2016-2017 diabaikan.

G. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan

LKS berbasis multipel representasi pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit akan menghasilkan tingkat kemampuan berpikir kritis yang lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan LKS konvensional.


III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Al-Fatah Natar

Tahun Ajaran 2016-2017 yang berjumlah 2 kelas masing-masing kelas terdiri atas

23 siswa X MIA A dan 33 siswa X MIA B. Selanjutnya dari populasi tersebut

diambil sebanyak dua kelas dengan cara total sampling untuk dijadikan sampel

penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan

LKS berbasis multipel representasi dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol

dengan menggunakan LKS konvensional.

Peneliti mengharapkan penelitian ini berhasil untuk menguji keefektivan LKS

berbasis multipel representasi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

Peneliti memilih teknik sampel total dalam pengambilan sampel karena

populasinya hanya terdapat 2 kelas (Sugiono, 2015).

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

berupa skor tes kemampuan berpikir kritis kimia sebelum penerapan pembelajaran

menggunakan LKS berbasis multipel representasi (pretes), dan skor tes


18

kemampuan berpikir kritis kimia setelah penerapan pembelajaran menggunakan

LKS berbasis multipel representasi (postes).

Adapun sumber data dibagi menjadi dua kelompok yaitu seluruh siswa kelas

eksperimen dan seluruh siswa kelas kontrol.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen menggunakan Non Eqiuvalent

(pretest-posttest) Control Group Design (Creswell, 2014; Sugiono, 2015), dengan

urutan kegiatan seperti yang terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Desain penelitian

Pretes Perlakuan Postes


Kelas eksperimen O1 X1 O2
Kelas kontrol O1 X2 O2
(Creswell, 2014)

O1 adalah pemberian pretes sebelum diberikan perlakuan, O2 adalah pemberian

postes setelah diberikan perlakuan, X1 adalah perlakuan pembelajaran meng-

gunakan LKS berbasis multipel representasi, sementara X2 adalah perlakuan

pembelajaran menggunakan LKS konvensional.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran menggunakan

LKS, variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis kimia

siswa dalam merepresentasi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit
19

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Guna memperoleh informasi, peneliti melakukan tahap sebagai berikut:

1. Pra pendahuluan

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala MA Al-Fatah Natar untuk

melaksanakan penelitian.

b. Peneliti menentukan sampel penelitian sebanyak 2 kelas.

2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan

Peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

instrumen tes.

b. Tahap pelaksanaan proses pembelajaran.

1. Memberikan pretest dengan soal-soal yang sama pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2. Melaksanakan pembelajaran pada materi larutan penyanggasesuai

model pembelajaran pada masing-masing kelas.

3. Memberikan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

4. Tabulasi dan analisis data

5. Pembahasan dan simpulan


20

Alur prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut:

Izin Penelitian di SMA

Observasi ke Sekolah Pra Pendahuluan

Menentukan Sampel

Membuat Perangkat dan Instrumen Tes

Kelas Eksperimen Pretes Kelas Kontrol Tahap


Pelaksanaan
LKS Berbasis Multipel Kegiatan Pembelajaran LKS
Penelitian
Representasi Konvensional

Postes

Tabulasi & Analisis Data


Tahap Akhir Penelitian
Pembahasan dan Simpulan

Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

F. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis konsep adopsi Rahman Aryo Hananto (2015)

b. Silabus adopsi dari Rahman Aryo Hananto (2015)

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) modifikasi dari Rahman Aryo

Hananto (2015)
21

d. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan berjumlah 3 LKS adopsi dari

Rahman Aryo Hananto (2015).

2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul

data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2015).

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal pretes dan postes

yang berupa soal kemampuan berpikir kritis bentuk uraian.

G. Teknik Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Kimia Siswa

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti

yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah,

tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebelum melaksanakan

penelitian, analisis data yang perludilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Analisis validitas dan reabilitas instrument tes digunakan untuk mengetahui

kualitas instrument yang digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen di-

lakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrument yang digunakan

telah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul data.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel (Arikunto, 2006).Berdasarkan hasil uji coba tersebut maka akan di-

ketahui validitas dan reliabilitas instrument tes.


22

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji

validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment dengan

angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, dalam hal ini analisis di-

lakukan dengan menggunakan SPSS 17.0.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan

instrument penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat

evaluasi disebut reliable jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang

dapat dipercaya dan konsisten.. Uji reliabilitas dilakukan dengan meng-

gunakan rumus Alpha Cronbach yang kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman,

2003), dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0.

Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford:

0,80< r11≤ 1,00; derajat reliabilitas sangat tinggi

0,60< r11≤ 0,80; derajat reliabilitas tinggi

0,40< r11≤ 0,60; derajat reliabilitas sedang

0,20< r11≤ 0,40; derajat reliabilitas rendah

0,00< r11≤ 0,20; tidak reliable


23

2. Analisis Data Keefektivan Pembelajaran Menggunakan LKS Berbasis

Multipel Representasi

Ukuran keefektivitasan LKS berbasis multipel representasi dalam penelitian ini

ditentukan dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran, serta ketercapaian dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis.

a. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini dapat ditunjukan melalui hasil skor

siswa mengerjakan soal tes yang diberikan diawal (pretes) dan diakhir (postes)

serta melalui skor n-Gain. Nilai pretes dan postes diperoleh dengan rumus

sebagai berikut :

Nilai Akhir =

Perhitungan rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung jumlah siswa yang mampu berpikir kritis

2. Menghitung persentase jumlah siswa yang mampu berpikir kritis dengan

rumus:

Kemampuan berpikir kritis = x 100%

Setelah data nilai diperoleh kemudian dihitung n-gain masing-masing siswa.


24

b. Perhitungan n-Gain

Nilai n-Gain merupakan perbandingan antara selisih nilai pretes dan nilai postes

dengan selisih nilai maksimum dan nilai pretes. Perbedaan signifikan nilai n-Gain

digunakan untuk mengetahui efektivita pembelajaran menggunakan LKS berbasis

multiple representasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis kimia pada

materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

Rumus n-Gain yang digunakan adalah sebagai berikut :

( Hake, 1999)

Kriteria n-Gain adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan skor n-Gain “tinggi”, jika gain >0,7;


2. Pembelajaran dengan skor n-Gain “sedang”, jika gain terletak antara 0,3<
gain ≤ 0,7;
3. Pembelajaran dengan skor n-Gain “rendah” jika gain ≤ 0,3 (Hake, 2002).
V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian mengenai

efektivitas LKS berbasis multipel representasi pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit, dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis multipel representasi efektif dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit, ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata n-Gain antara kelas kontrol

dengan eksperimen, dengan peningkatan nilai rata-rata n-Gain pada kelas kontrol

dengan eksperimen yaitu memenuhi kriteria “sedang”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan LKS berbasis multipel representasi hendaknya

diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi larutan elektrolit dan

non elektrolit karena terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.
34

2. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian efektivitas LKS berbasis

multipel representasi perlu memperhatikan pengelolan waktu pembelajaran dan

suasana belajar di kelas serta menyiapkan fasilitas untuk membelajarkan

representasi kimia agar proses pembelajaran yang dilaksanakan maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

.
Abdurahmat. 2008. Efektivitas Organisasi Edisi Pertama. Airlangga. Jakarta.

Ainsworth. 1999. The Functions of Multiple Representations. Computers &


Education. 33, p. 131 – 152.

Arafah, S. F. dkk. 2012. Pengembangan LKS Berbasis Berpikir Kritis Pada


Materi Animalia. Journal Unnes, 1 (2): 91-98.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.


Jakarta

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA. BSNP. Jakarta.

Bassham, g., Irwin, W., Nardone, H., & Wallace, J. M. 2007. Critical Thinking:
A Student Introduction. 2nd Edition. Singapore: McGraww-Hill Company,
Inc.

Cheng, M., & Gilbert, J. K. 2009. Towards a Better Utilization of Diagram in


Research into the Use of Representative Levels in Chemical Education.
Model and Modeling in Science Education, Multipelple Representations in
Chemical education. Springer Science+Business Media B.V. p.55–73.

Creswell, J. W. 2014. Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed


Method Approaches. New Delhi: Sage Publications,Inc.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.


Jakarta.

Ennis, R. H. 1989. Critical Thinking and Subject Specificity: Clarification and


Needed Research. Journal Eeducation, 18 (3):4-10.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur


Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung. SPs-
UPI Bandung.

Fraenkel, J. R., & Norman E. 2012. How to Design and Evaluate Research in
Education Seventh Edition. Now York: McGraw-Hill.
36

Gani, T., Auliah, A., & Faika, S. 2011. Penguasaan Pengetahuan Deklaratif dan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia.
Jurnal Pendidikan Kimia , 1 (12):1-9.

Hake, R. R. 2002. Reliatonship of Individual Student Normalized Learning


Gains in Mechanis with Gender, High School Physics, and Pretest
Scoreon Mathematics and Spatial Visualization. Physich Education
Research Conference. Diakses pada tanggal: 12 Maret 2017.

Herawati, F. R. 2011. Pembelajaran Kimia Berbasis Multipel Representasi Di


Tinjau dari Kemampuan Awal Terhadap Prestasi Belajar Laju Reaksi
Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia., 2 (2): 13-15, 2013.

Heuvelen, V. and Zou. X.L. 2001. Multiple Representations of Work-energy


Processes. American Journal of Physics. 69, No 2. p 184.

Johnstone, A. H. 1982. Macro- and Micro-Chemistry, School Science Review.,


227, No. 64. p. 377-379.

Johnstone, A.H. 2000. Teaching Of Chemistry – Logical or Psychological?


Chemistry Education : Research and Pratice In Europe 1(1): 9-15.

Liliasari., 2007. Scientific Concepts and Generic Science Skills Relationship In


The 21st Century Science Education. Seminar Proceeding of The First
International Seminar of Science Education., 27 Juli 2017. Bandung. 13-
18.

Marks, J. 1985. Science and The Making of The Modern World. Heinemann
Educational Books. London.

Meltzer, E.D. 2005. Relation Between Students’ Problem-Solving Performance


and Representational Format. American Journal of Physics. 73. No.5.
p.463.

Nakhleh, M.B. 2008. Learning Chemistry Using Multiple External Represen-


tations. Visualization: Theory and Practice in Science Education. Gilbert
et al., (eds.), p. 209 – 231.

OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). 2013. PISA


2012 Assesmentand Analytical Framework: matemathics, reading, science,
problem solving, and financial literacy. (online).
(http://www.keepeek.com/Digital-
AssesmentManagement/oecd/education/pisa-2012-assesment-and-
analytical-framwork_9789264190511-en.). Diakses pada tanggal 2 Juli
2017.

Priyanto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.


37

Rohaeti, E., LFX, E. W., dan Padmaningrum, R. T. 2009. Pengembangan


Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP.
Jurnal Unesa, 1 (10): 1-6.

Safitri, R. A., Sunyono, & Efkar, T. 2015. Lembar Kerja Siswa Untuk Model
Mental dan Penguasaan Konsep Asam Basa. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 4 (1): 248-261.

Schafersman, S.D. 1991. Introduction to critical Thinking. Diambil tanggal 2 juni


2017, dari http://www.freeinquiry.com/critical-thinking.html

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. JICA Universitan


Pendidikan Indonesia

Sunyono. 2012. Buku Model Pembelajaran Multipel Representatif Model Si


Mayang. Aura Printing & Publishing. Bandar Lampung

----------. 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi, Pembelajaran Fase


dengan Lima Kegiatan: Orientasi, Eksplorasi Imajinatif, Internalisasi, dan
Evaluasi. Media Akademi. Yogyakarta

Sutamiati, K., Sunyono, & Efkar, T. 2015. LKS Berbasis Multipel Representasi
Menggunakan Model Si mayang Pada Materi Asam Basa. Jurnal
pendidikan dan Pembelajaran Kimia, 4 (1): 236-247.

Tasker, R. & Dalton, R. 2006. Research Into Practice: Visualization of The


Molecular World Using Animations. Chem. Educ. Res. Prac. 7, 141-159.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya.


Rineka. Bandung.

Wahyuni, dkk. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Reciprocal Teaching


Terhadap kemampuan Muhadatsh. Universitas Pendidikan indonesia

You might also like