Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan dan pengakjian serta pemeriksaan yang telah


dilakukan pada Bayi Ny. D umur 6 jam di RSUD Bagas Waras Klaten dapat di
tegakkan diagnosa yaitu Bayi Ny. D umur 6 jam bayi sehat dengan imunisasi Hb 0.
Sebelum dilakukan penyuntikan imunisasi Hb 0 maka anak di kaji dulu status
kesehatan nya apakah sedang demam, infeksi, atau tredapat gangguan napas, karena
pada Bayi Ny. D tidak terdapat gejala atau tanda kontra indikasi imunisasi Hb 0
maka anak dapat diberikan imunisasi.
Imunisasi Hb 0 merupakan salah satu upaya preventif pemerintah mencegah
kejadian infeksi virus hepatitis B. Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia
Menurut tim Hepatitis Nasional berkisar 5- 20 % pada negara dengan endemis
sedang sampai tinggi.Pada ibu hamil mengidap hepatitis/carier sebanyak 3-8 % dan
45.9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap Hepatitis B. Himbauan dari WHO
bahwa sejak tahun 1997 semua negara yang berpotensi sebagai endemi virus
Hepatitis memasukkan imunisasi Hepatitis.B dalam Imunisasi rutin (Satgas
Imunisasi IDAI, 2002).
Bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya penularan pada penyakit
Hepatitis B adalah melalui darah, produk darah, air ludah, cairan amniotik, semen,
cairan vagina, dan bagian tubuh lain yang berisi darah. Penularan pada ibu terhadap
bayinya yang HbsAg nya negatif maupun positif sebanyak lebih dari 70%.
Kekebalan terjadi apabila bayi mendapat anti HbsAg (Anti-HBs) yang dapat
dilakukan dengan pemberian Imunisasi Hep.B. Semakin dininya pemberian
imunisasi maka semakin tinggi tingkat ketahanan bayi terhadap pajanan virus
Hepatitis tersebut yang masa inkubasinya berlangsung selama 45-180 hari (Chin
James alih bahasa Kandun.N, 2009). Upaya pencegahan Hepatitis virus Imunisasi
HB.0 yang diberikan pada bayi berumur 0-7 hari diharapkan dapat mencegah bayi
penyakit berbahaya tersebut.Program Imunisasi HB.0 di Indonesia dimulai sejak
tahun 2002 dimana Imunisasi diberikan dengan menggunakan Vaksin Hepatitis
Uni-ject dispossible 0,5 ml/IM (Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penggunaan
Uniject Hep.B, direktorat Jendral P2M & PL ,2002).
Pemberian imunisasi Hepatitis B di Indonesia mulai tahun 1997 menjadi
program imunisasi rutin sebanyak 3 kali dengan penyuntikan pertama pada bayi
berumur 3 bulan. Mengacu pada surat keputusan MenKes No.

82
83

168/MENKES/I/2003 tentang Perubahan Tehnis Imunisasi Hepatitis B, diberikan


pada bayi umur 0-7 hari, dengan menggunakan prefilled syringe (uniject HB) yaitu
alat suntik sekali pakai yang sudah steril dan sudah diisi vaksin Hepatitris B
(Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penggunaan Uniject Hep.B, direktorat Jendral
P2M & PL , 2002).
Setelah penyuntikan vaksin Hb 0, bayi biasanya akan rewel atau menangis
beberapa saat akibat nyeri pada bekas suntikan. Penelitian yang berjudul Skin-to-
Skin Contact Diminishes Pain From Hepatitis B Vaccine Injection in Healthy Full-
Term Neonates tahun 2013 oleh Raouth Kostandy, Gene C. Anderson, dan
Marion Good, menggunakan desain Randomized controlled trial (RCT)
diperoleh kesimpulan bahwa Skin to Skin Contact (SSC) dapat mengurangi rasa
nyeri pada BBL setelah injeksi vaksin Hepatitis B. Neonatus Skin to Skin Contact
lebih sedikit menangis dibandingkan dengan kontrol (23 vs 32 detik selama injeksi;
16 vs 72 detik selama pemulihan), mencapai behavioral state (BSts) yang lebih
tenang lebih cepat ( M = 2,8 vs M = 6,5 titik waktu), dan cenderung mengarah ke
penurunan detak jantung yang lebih cepat. Skin to Skin Contact seperti yang
dijelaskan aman dan efektif dan layak untuk diuji lebih lanjut.

You might also like