Professional Documents
Culture Documents
Buku Abstrak KRTJ-15 REV1
Buku Abstrak KRTJ-15 REV1
KONFERENSI REGIONAL
TEKNIK JALAN KE-15
BOGOR, 19 – 20 DESEMBER 2022
RUNDOWN ACARA
Senin, 19 Desember 2022
Ballroom/Convention Hall
Waktu 10.30 - 12.00
10.30 – 10.45 Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR
10.45 – 11.05 Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan
11.05 – 11.25 Kepala Korlantas Polri
11.25 – 11.40 Kepala Badan Standardisasi Instrumen, Kementerian LHK
11.40 – 12.00 Special Lectures – Mr. Jacob Wacocki
12.00 – 12.05 Penyerahan Plakat
RUNDOWN ACARA
Senin, 19 Desember 2022
Lokakarya Workshop
Acara Rencana Aksi Percepatan Sertifikasi
Ballroom/Convention Hall
Waktu 13.00 - 17.00
13.00 – 13.10
Moderator Dr. Putut Marhayudi
Dr. Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg.
13.10 – 13.50 Dirjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Ir. Taufik Wijoyono
13.50 – 14.30 LPJK
Miftakul Azis, M.H
14.30 – 15.10 BNSP
Ir. Iwan Zarkasi
15.10 – 15.50 Direktur LSP IJJI
15.50 – 17.00 Tanya Jawab
1
KRTJ-15
RUNDOWN ACARA
Selasa, 20 Desember 2022
Dialog Interaktif
Jalan yang Berestetika dan Responsif Gender
Acara
Ballroom/Convention Hall
Waktu 09.00 - 12.00
09.00 – 09.10
Moderator Prof. Agus Taufik Mulyono
Imam S. Ernawi
09.10 – 09.40 "Konsep Desain Ibu Kota Negara (IKN)"
Yori Antar
09.40 – 10.10 “Beautifikasi Infrastruktur Jalan dan Jembatan”
Farhan Helmy
“Infrastruktur Jalan dan Jembatan yang Responsif Gender Equality,
10.10 – 10.40 Disability, and Social Inclusion (GEDSI)”
Ir. Sudirman, MM
10.40 – 11.10 “Infrastruktur Jalan dan Jembatan yang Hijau dan Ramah Lingkungan”
11.10 – 12.00 Tanya Jawab
RUNDOWN ACARA
Selasa, 20 Desember 2022
2
KRTJ-15
3
KRTJ-15
4
KRTJ-15
5
KRTJ-15
6
KRTJ-15
Dialog Interaktif
Jalan yang Berestetika dan Responsif Gender
Nama : Imam S Ernawi, Ir., MCM., MSc
Judul Makalah : Konsep Desain Ibu Kota Negara (IKN)
Jabatan : Ketua Satgas PPI-IKN PUPR
Instansi : Kementerian PUPR
No telp/wa :-
Email :-
Pendidikan :
1. S1 Teknik Arsitektur ITB
2. S2 Construction Management, WashU, USA
3. S2 Engineering Policy, WashU, USA
Riwayat Pekerjaan:
1. Ketua Satgas PPI-IKN PUPR
2. WI Ahli Utama, Kementerian PUPR
3. Ketua Satgas Infrastruktur AG18 PUPR
7
KRTJ-15
Nama : Sudirman
Judul Makalah : Infrastruktur Jalan dan Jembatan yang Hijau dan Ramah Lingkungan
Jabatan : TA MENTERI PUPR
Instansi : Kementerian PUPR
No telp/wa : 0816570860
Email : dirkismo@gmail.com
Pendidikan :
S1: Teknik Sipil
S2: Manajemen Pemasaran
Riwayat Pekerjaan:
1. Kepala regional Bali, NTB dan NTT KLHK
2. Direktur Pengelolaan Sampah KLHK
3. Kepala Pusat Kebijakan Strategis KLHK,
4. SAM PUPR Bidang Sosial, Budaya dan Peran Masyarakat
Riwayat Organisasi Profesi/Penghargaan:
1. Ketua Dewan Pembina Ikatan Pemulung Indonesia
2. Ketua Alumni Fakultas Teknik UNS Solo
3. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Bank Sampah Indonesia
8
KRTJ-15
Seminar 1
Construction 4.0 Berbasis IoT, Big Data dan Artificial Intelligent
Nama : Arief Rahman, ST.
Judul Makalah : Virtual Design Constructions
Jabatan : Senior Manager Smart Construction
Instansi : PT PP persero Tbk
No telp/wa : 08128858162
Email : arief.rahman@ptpp.co.id
Pendidikan : S1 (Teknik Kimia /UPN),
Riwayat Pekerjaan:
1. Piping Engineer, EDS Asia, Malaysia.
2. BIM Manager, Dar Al Riyadh, Saudi Arabia.
3. Senior Engineer, Autodesk Asia, Singapore.
4. Senior Manager Smart Construction PT PP Persero Tbk.
Riwayat Organisasi Profesi/Penghargaan/publikasi dll:
1. Saudi Associate Engineer, Autodesk Certfiied Instructue,
2. Green Prosseional ( GP)-GBCI.
9
KRTJ-15
10
KRTJ-15
Seminar 2
Lean Construction and Road Equipment Technology
Nama : Budi Utomo
Judul Presentasi : Increasing Construction Productivity with Lean Construction
Jabatan : Ketua Umum
Instansi : Lean Construction Institute Indonesia
No telp/wa : 08121021997
Email : budiutomo@leanconstructionindonesia.com
Pendidikan : S1: (Teknik Mesin/Universitas Gajah Mada)
Riwayat Pekerjaan :
• CEO PQI Consultant,
• Auditor SGS (Society Generale de Surveilance),
• Toyota Indonesia dan Toyota Jepang
11
KRTJ-15
12
KRTJ-15
13
KRTJ-15
Seminar 3
Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Infrastruktur Jalan
Nama : Ir. Ateng Aryono, MBA
Judul Makalah : Usulan Solusi terkait ODOL
Jabatan : Sekretaris Jenderal
Instansi : Organisasi Angkutan Darat (Organda)
No telp/wa :-
Email :-
14
KRTJ-15
15
KRTJ-15
Kebutuhan akan perkerasan jalan di Indonesia lebih condong kepada jenis pekerasan yang mudah, murah dan
menguntungkan, yaitu jenis perkerasan lentur dengan aspal sebagai bahan pengikat antar agregat. Namun sering terdapat
kerusakan pada perkerasan jalan beraspal ini yang berupa deformasi plastis, rutting atau alur, dan retak. Menjawab
permasalahan kerusakan tersebut, diperlukan konversi penggunaan aspal dengan kualitas yang lebih dari aspal tipe I, yaitu
memodifikasi aspal dengan bahan polimer sintetis, baik plastomer maupun elastomer, atau yang sering disebut aspal
modifikasi polimer. Namun, bahan polimer sintetis tersebut masih merupakan produk impor, sehingga tidak dapat
memberi nilai tambah bagi produk lokal dalam negeri, atau sekarang ini sering disebut TKDN (Tingkat Komponen Dalam
Negeri). Salah satu upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan produk lokal, yaitu memanfaatkan polimer yang
berasal dari karet alam SIR20 yang sudah divulkanisasi untuk memodifikasi aspal, atau disebut juga Aspal Karet Alam Padat
(AKAP) yang setara kelas kinerja atau performance grade (PG). Tujuan dari tulisan ini adalah membandingkan karakteristik
Aspal Pen 60 (Aspal Tipe I) dengan AKAP PG 70 dan Aspal Polimer PG 70, dan nilai TDKN AKAP PG 70 dengan Aspal Polimer
PG 70. Dari hasil pengujian Geser Dinamis, titik lembek dan viskositas, menunjukkan terdapat kesamaan nilai PG AKAP PG
70 dengan Aspal Polimer PG 70 dengan nilai titik lembek yang hampir sama pula, yaitu 58,8 oC untuk AKAP PG 70 dan 60,9
o
C untuk Aspal Polimer PG 70, dan nilai viskositas yang hampir sama pula, yaitu sebesar 1326,5 cSt dan 1050 cSt.
Sedangkan untuk harga AKAP PG 70 dan Aspal Polimer PG 70 hampir sama, yaitu sebesar Rp. 15.500-Rp. 17.000/kg (belum
termasuk ppn 11%), namun kandungan TKDN AKAP PG 70 lebih banyak, yaitu sebesar 35,37% dan menguntungkan sebagai
bentuk upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan produk lokal dalam negeri.
Kata-kata kunci: Aspal; AKAP PG 70; kelas kinerja; perkerasan jalan; TKDN
Nama : Anita Jannatun Nissa
Judul Makalah : Pemanfaatan FABA PLTU sebagai Bahan Jalan
Jabatan : Perekayasa Ahli Muda
Instansi : Balai Bahan Jalan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR
No telp/wa : 08122145444
Email : anita.nissa@pu.go.id
Pendidikan : S1: (Teknik Sipil/Universitas Parahyangan), S2: (STJR/ITB)
Abstrak
Program pembangkit listrik 35.000 MW merupakan salah satu mega proyek pemerintah dalam rangka menyediakan listrik
kepada masyarakat. Terkait adanya program tersebut, banyak dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang
menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Pembakaran batu bara di PLTU menghasilkan limbah berupa fly ash dan
bottom ash atau yang disebut FABA. Fly ash umumnya memiliki ukuran butir yang lebih kecil (halus) dari pada bottom ash,
sehingga abu yang terbang disebut fly ash dan abu yang terendapkan disebut bottom ash. Kajian ini bertujuan untuk dapat
memanfaatkan FABA PLTU untuk perkerasan jalan yaitu sebagai lapis fondasi dan timbunan pilihan yang aman serta
memenuhi persyaratan. Sejak tahun 2019 telah dilakukan upaya pemanfaatan FABA PLTU sebagai bahan untuk
infrastruktur jalan yang diharapkan dapat menggantikan kebutuhan bahan standar. Berdasarkan hasil pengujian
laboratorium, FABA PLTU Labuan Angin memenuhi kriteria spesifikasi untuk dimanfaatkan sebagai bahan lapis fondasi
dengan menambahkan semen sebanyak 9% dengan komposisi 25% fly ash dan 75% bottom ash, didapatkan nilai UCS
target 33 kg/cm2. Sedangkan FABA PLTU Lontar dapat dimanfaatkan sebagai timbunan pilihan dengan komposisi 40% fly
ash dan 60% bottom ash, didapatkan nilai CBR rendaman 81%.
Kata-kata kunci: bottom ash, fly ash, lapis fondasi, timbunan pilihan
16
KRTJ-15
Damar aspal adalah bioaspal yang merupakan campuran dengan bahan utama getah damar, fly ash, minyak goreng, dan
lateks. Selain itu akan dilakukan pula pengujian FTIR untuk mengetahui gugus fungsi kimia daspal beserta pengaruh
penambahan lateks di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat empiris, gugus fungsi, dan sifat
mekanis damar aspal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Komposisi daspal yaitu
getah damar 450 gr (bubuk 350gr + bongkah 100gr), fly ash 150 gr, minyak goreng 205 gr, dan lateks 4% dari berat bersih
campuran daspal. Daspal dilakukan uji empiris, uji FTIR, analisis dengan BANDS 2.0, serta uji viskositas.
Abstrak
Presiden Joko Widodo menargetkan tahun 2024 Indonesia berhenti mengimport aspal minyak dan diganti dengan aspal
alam Asbuton (http//www.dunia-energi.com). Menindaklanjuti hal tersebut, perlu dikaji sejauh mana karakteristik
campuran beraspal panas dengan Aspal Minyak Pen 60 dapat digantikan Asbuton, terutama Asbuton Murni dan Asbuton
Butir B 50/30 karena substitusinya tinggi. Karakteristik meliputi karakteristik aspal, karakteristik Marshall campuran dan
karakteristik ketahanan deformasi campuran. Berdasarkan hasil kajian di laboratorium diketahui Asbuton Murni yang juga
merupakan bitumen dalam Asbuton Butir B 50/30 dari deposit Lawele setara PG 70 sedangkan Aspal Minyak pen 60 setara
PG 58. Campuran yang menggunakan Asbuton Murni memiliki karakteristik tertinggi, stabilitas Marshal 1.555 kg dan
stabilitas dinamis 3.150 lintasan/mm. Campuran yang menggunakan Asbuton Butir B 50/30 memiliki karakteristik stabilitas
Marshall 1.518 kg dan stabilitas dinamis 2.520 lintasan/mm. Sedangkan campuran yang menggunakan Aspal Minyak Pen
60 memiliki karakteristik stabilitas Marshall 955 kg dan stabilitas dinamis 1.537 lintasan/mm.
Kata-kata kunci: Asbuton Murni, Asbuton Butir B 50/30, Campuran Beraspal Panas
17
KRTJ-15
Abstrak
Peningkatan beban lalu lintas dan perubahan iklim menyebabkan kerusakan pada kondisi struktur perkerasan jalan lebih
cepat dibandingkan dengan umur desainya. Tantangan terhadap fenomena tersebut menuntut adanya strategi dalam
penanganan perencanaan jalan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat mix design campuran ACWC
modifikasi polimer. Saat ini campuran ACWC modifikasi polimer menggunakan bahan tambah limbah secara parsial, dalam
penelitian ini menggunakan kombinasi dua jenis limbah (hybrid) sebagai bahan tambah. Selain untuk meningkatkan kinerja
campuran ACWC, penggunaan limbah hybrid dapat mengatasi permasalahan lingkungan akibat landfill. Penelitian ini
dilakukan dengan metode perancangan kesetimbangan melalui pengujian Marshall, indirest tensile strength (ITS), dan
ravelling di laboratorium. Benda uji masing-masing pengujian dibuat sesuai dengan persentase penambahan kadar limbah
hybrid dalam campuran ACWC berkisar 1-3% dengan jumlah variasi setiap persentase sebanyak 3 buah. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan kadar limbah hybrid 1-3% dapat menghasilkan campuran ACWC
modifikasi polimer yang memenuhi spesifikasi dan lebih baik daripada campuran ACWC non limbah. Penggunaan limbah
hybrid dalam campuran ACWC dapat meningkatkan kekuatan, menurunkan deformasi, menaikan ketahanan retak, dan
meningkatkan ketahanan abrasi. Dengan metode perancangan kesetimbangan, maka dapat diusulkan bahwa persentase
kadar limbah hybrid 3% dapat menghasilkan mutu campuran ACWC modifikasi polimer yang tinggi.
Kata-kata kunci: Campuran ACWC, limbah hybrid, Uji Marshall, ITS, ravelling
Nama : DR. Ir. Eri Susanto Hariyadi, ST, MT
Judul Makalah : Evaluasi Kinerja Laboratorium Campuran Stone Matrix Asphalt (SMA) Sesuai
Spesifikasi Bina Marga 2018 yang Dipadatkan dengan Superpave Gyratory
Compactor (SGC)
Jabatan : Kepala Laboratorium Rekayasa Jalan dan Lalu Lintas
Instansi : FTSL - ITB
No telp/wa : 0813-440-43074
Email : erisdi@yahoo.com
Pendidikan : S1: (Teknik Sipil/ITB), S2: (STJR/ITB), S3: (Teknik Sipil/ITB)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja campuran SMA menggunakan pemadat SGC di laboratorium. sehingga
dapat ditentukan jumlah dan sudut putaran alat SGC yang menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan alat
pemadat Marshall. Campuran SMA yang digunakan adalah campuran agregat dengan gradasi SMA-Kasar menggunakan
aspal PEN 60/70 dengan serat selulosa. Tiga variasi putaran 75, 100 dan 125 putaran dilakukan pada pemadatan SMA
menggunakan SGC ini untuk mendapatkan jumlah dan sudut putar yang direkomendasikan. Pengujian laboratorium untuk
mendapatkan KAO Campuran SMA dilakukan menggunakan spesifikasi Umum 2018 Revisi 2, serta pengujian Hamburg
Wheel Tracking pada KAO juga dilakukan sebagai pengujian lanjutan. Bertambahnya jumlah putaran pada pemadat SGC
akan menurunkan nilai KAO. Dari hasil pengujian HWTD campuran SMA dengan pemadatan SGC variasi 125 putaran lebih
tahan terhadap rutting dibandingkan dengan pemadatan menggunakan Marshall. Direkomendasikan parameter
pemadatan SGC antara lain, sudut putar 1.16˚, dengan jumlah putaran 116.
18
KRTJ-15
Abstrak
Ground Granulated Blast Furnace Slag merupakan hasil pengolahan limbah industri baja dengan proses produksi dan lebih
ekonomis, mempunyai persamaan karakteristik dengan semen. Dengan demikian diperlukan penelitian untuk mengetahui
kelayakan sebagai bahan konstruksi saat ini diperlukan. Metode eksperimen yang digunakan mengganti sebagian semen
seberat 10%, 30%, 50% dengan hasil limbah baja Ground Granulated Blast Furnace Slag. Kemudian dari mix desain
tersebut akan diuji slump, kuat tekan beton dan perbandingan kebutuhan biaya bahan. Dari hasil pengujian slump rencana
10+2 didapatkan nilai slump 10 cm pada semua variasi, sedangkan dari hasil uji kuat tekan beton didapat nilai kuat tekan
tertinggi pada campuran dengan variasi 30% pada umur 28 hari yaitu beban sebesar 550 KN dan fc’ 31,12 MPa dari
rancangan awal fc’25 MPa. Kebutuhan biaya bahan dalam per m 3 lebih murah dari kebutuhan biaya bahan beton normal.
Dapat disimpulkan Ground Granulated Blast Furnace Slag baik digunakan sebagai bahan pengganti sebagian semen mutu
Beton sedang.
Rosin Ester sebagai Binder pengganti Resin Hidrokarbon untuk Cat Marka Jalan Termoplastik merupakan salah satu solusi
dalam mengatasi ketergantungan impor resin dan meningkatkan penggunaan barang domestik. Selain kualitas yang harus
sepadan, pengaplikasian Cat Marka Jalan tersebut juga harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah diatur dalam Spesifikasi
Umum Bina Marga 2018 sehingga dapat menghindari penurunan kualitas cat marka jalan. Berdasarkan hasil pengujian
kualitas cat marka jalan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas yang signifikan antara Cat Marka Jalan
Termoplastik menggunakan Resin Hidrokarbon dan Rosin ester. Cat Marka Jalan dengan Binder Rosin Ester dan Binder
Resin Hidrokarbon dapat dibedakan melalui Pengujian Nilai Asam. Kesalahan pelaksanaan berupa tidak dihapusnya cat
marka jalan lama, pemanasan yang berlebih, permukaan jalan yang tidak bersih, berpasir dan basah serta Manik-Manik
Kaca yang diaplikasikan dengan cara ditabur (tanpa alat bertekanan) akan menyebabkan penurunan kualitas marka jalan.
Kata-kata kunci: Rosin Ester, Resin Hidrokarbon, Kualitas, Nilai Asam, Kesalahan Pelaksanaan
19
KRTJ-15
Model International Roughness Index (IRI) MEPDG merupakan hasil kalibrasi data nasional perkerasan di Amerika Serikat.
Dalam penerapannya di Indonesia maka perlu dilakukan evaluasi terhadap faktor kalibrasi pada model tersebut. Penelitian
ini bertujuan mengevaluasi faktor kalibrasi pada model IRI AASHTO MEPDG untuk lapis perkerasan jalan tol Surabaya
Gresik pada segmen yang ditinjau. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap faktor kalibrasi global dan lokal pada
model IRI MEPDG yang dibandingkan dengan nilai IRI hasil pengukuran. Dari hasil analisis didapatkan persamaan IRI
MEPDG kalibrasi lokal adalah IRI = IRI0 + 27.761 + 0,00825(SF) + 0.93094 (𝐹𝐶) + 0.11016(𝑇𝐶 ). Perhitungan
menggunakan kalibrasi global, deviasi antara IRI MEPDG dengan IRI hasil pengukuran adalah 0,47 m/km. Perbaikan terjadi
saat menggunakan kalibrasi lokal. Deviasi nilai IRI MEPDG dengan IRI hasil pengukuran adalah 0,04 m/km. . Meskipun
demikian koefisien determinasi dan standar error model IRI MEPDG antara kalibrasi global dengan lokal tidak terdapat
perubahan yang signifikan.
Kerusakan rutting/alur pada perkerasan lentur merupakan jenis kerusakan yang menjadi parameter kinerja lapis
perkerasan lentur. Banjir atau air merupakan salah satu faktor lingkungan utama penyebab kerusakan rutting ini.
Diperlukan material campuran beraspal yang tahan terhadap pengaruh air agar perkerasan dapat memberikan kinerja
yang baik selama umur layan. Untuk evaluasi kinerja rutting dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian seperti
Hamburg Wheel Tracking Device (HWTD) dan finite element modelling (FEM). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
simulasi kerusakan rutting pada spesimen Laston AC-WC melalui pengujian HWTD menggunakan metoda elemen hingga.
Pengujian dengan HWTD dilakukan pada suhu 50oC baik kondisi kering dan terendam.
Hasil pengujian HWTD kondisi kering menunjukkan spesimen laston AC-WC dapat bertahan hingga 20000 lintasan dengan
kedalaman deformasi akhir sebesar 11,15 mm dengan dua fase deformasi. Pengujian HWTD kondisi terendam
menunjukkan spesimen laston AC-WC hanya dapati dilalui beban hingga 9076 lintasan dengan kedalaman alur 17,19 mm
yang membentuk tiga fase deformasi.
Kurva progres deformasi permanen FEM kondisi kering mendekati bentuk kurva hasil pengujian HWTD kondisi kering di
laboratorium dengan parameter material creep A = 9.5E-04 , n = 1.5 dan m =-0.01. Kurva progres deformasi permanen
FEM kondisi terendam mendekati hingga fase creep kurva hasil pengujian HWTD kondisi terendam di laboratorium dengan
parameter material creep A = 5,18E-02 , n = 2,55 dan m =-0.17. Kurva deformasi FEM tidak dapat menghasilkan fase
stripping karena keterbatasan model material model creep power law pada ABAQUS.
Kata-kata kunci: AC-WC, Hamburg Wheel Tracking Device, Rutting, Metoda Elemen Hingga, ABAQUS
20
KRTJ-15
Nama : Sutoyo
Judul Makalah : Penerapan Konstruksi Perkerasan Jalan yang Tepat untuk Antisipasi
Kerusakan Dini Akibat Kendaraan “ODOL”
Jabatan : Pejabat Fungsional Teknik Jalan & Jembatan Ahli Madya
Instansi : DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur
No telp/wa : 08123264865
Email : toyosutoyo@yahoo.com
Pendidikan : S1: (T. Sipil/ ITS), S2: (T. Sipil/ ITB & UNSW)
Abstrak
Rutting, bleeding dan sungkur pada jalan dengan lalu lintas padat di atas tanah bermasalah (sangat lembek dan kembang-
susut) merupakan kerusakan yang sering terjadi di Indonesia. Upaya untuk mencegah kerusakan tersebut adalah dengan
menambahkan lapisan drainase dan geosintetik untuk memperkuat konstruksi lapisan pondasi perkerasan jalan, dengan
harapan dapat menghilangkan air yang terperangkap pada lapisan pondasi yang selama ini memicu kerusakan jalan lebih
cepat. Sedangkan perkuatan lapisan permukaan aspal dilakukan dengan menggunakan aspal modifikasi PG-70 dan PG-76,
namun masih banyak terjadi keruntuhan dini. Hasil observasi lapangan membuktikan bahwa ruas jalan yang dilalui
kendaraan ODOL akan lebih cepat rusak, hal ini terjadi karena lapisan campuran aspal dengan ukuran butir maksimal < 1,5
inci tidak mampu menerima tekanan ban roda kendaraan, dan dipicu oleh kurangnya kekakuan konstruksi lapisan pondasi,
sehingga terjadi lendutan yang melebihi izinnya. Sebagai upaya mengantisipasi beban super berat tersebut, maka
dilakukan percobaan AC-Base dihampar tunggal setebal 15 cm. Overlay tunggal dimaksudkan untuk meningkatkan
kekakuan lapisan permukaan. Lokasi uji coba dilakukan di jalan provinsi yang melayani kendaraan proyek pembangunan
Bendungan Semantok dengan rata-rata volume kendaraan tronton bermuatan material timbunan dan batu pecah dengan
kapasitas rata-rata 30 ton. Pengamatan visual selama 2 tahun menunjukkan tidak ada kerusakan sama sekali, dengan
kondisi seperti semula, permukaan terlihat lebih kedap dan tekstur cukup rata dan rapi, kekasaran cukup tinggi. Pada
percobaan ini menggunakan aspal pertamina penetrasi 60-70 sebesar 5,0 %, ukuran butir maksimum gradasi menerus 1,5
inci, nilai stabilitas marshall rata-rata > 3700 kg, dan pemadat PTR melewati 18 kali.
Tuntutan yang kuat terhadap kinerja jalan membuat nilai operasional dinilai hanya berdasarkan perkerasan jalan,
sedangkan kinerja jalan tidak hanya kinerja perkerasan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh kinerja perkerasan, bahu dan
drainase jalan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kuantitatif untuk mengevaluasi
kinerja jalan dengan mempertimbangkan kinerja perkerasan, frekuensi dan ukuran kerusakan bahu serta drainase jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja jalan secara kuantitatif dipengaruhi oleh nilai IRI (International Roughness
Index), kerusakan dan gangguan bahu serta kerusakan dan gangguan drainase. Kinerja perkerasan jalan berpengaruh
58,1%, bahu jalan berpengaruh sebesar 20,2%, drainase jalan berpengaruh sebesar 21,7%. Dari model yang didapatkan
disusun aplikasi android e-KRJ yang memudahkan pengguna untuk menghitung kinerja ruas jalan dengan mudah di mana
saja.
21
KRTJ-15
Banjir merupakan salah satu kejadian bencana alam yang cukup sering terjadi di wilayah Indonesia yang memiliki iklim
tropis ini. Bencana alam ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap infrastruktur jalan yang akan menurunkan
kapasitas struktural perkerasan jalan.
Penilaian kinerja struktur perkerasan yang terendam sangat penting untuk meminimalisasi kerusakan jalan pasca banjir.
Kondisi perkerasan yang terendam disimulasikan dengan muka air tanah yang merendam seluruh lapis tanah dasar
selanjutnya muka air tersebut diturunkan secara bertahap hingga kedalaman 3 meter dari permukaan tanah dasar. Analisa
elastik linear menggunakan CIRCLY 7.0 untuk melihat respon struktural berupa regangan tarik horizontal di bawah lapis
beraspal, regangan tekan vertikal di atas tanah dasar, dan lendutan permukaan pada perkerasan saturated dan
unsaturated. Hasil menunjukkan bahwa kondisi muka air tanah yang merendam lapis tanah dasar memiliki pengaruh besar
terhadap tingginya nilai regangan dan lendutan yang terjadi pada struktur perkerasan. Ketebalan struktur perkerasan
memiliki faktor yang cukup signifikan terhadap daya tahan suatu struktur perkerasan terhadap perubahan tinggi muka air
tanah. Kedalaman muka air tanah sedalam 140 cm dari permukaan tanah dasar terlihat memberikan nilai yang aman
terhadap kinerja struktur perkerasan.
Kata-kata kunci: Muka Air Tanah, Kinerja Perkerasan, Soil Water Characteristic Curve, Circly 7.0
Abstrak
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau yang akan dikembangkan. Enam desa di pulau tersebut dihubungkan oleh jalan
Banjarsari-Malakoni-Kahyapu sepanjang 38,699 km. Sebagian jalan tersebut berupa penetrasi McAdam, sisanya masih
jalan tanah. Walaupun LHR-nya kurang dari 50 kendaraan dengan beban kurang dari 8 ton, kondisi jalan tersebut saat ini
sudah sangat memprihatinkan. Beberapa rencana perbaikan telah diusulkan, namun belum satupun disetujui. Study ini
bertujuan untuk mengusulkan solusi perbaikan yang tepat, murah, menggunakan material lokal dan mengikutsertakan
masyarakat setempat. Solusinya adalah menggunakan lapisan soil-cement 20 cm berupa agregat lokal (krokos) plus 5%
semen, dengan kombinasi chip seal dan slurry seal Tipe-1 sebagai lapis penutupnya. Biaya konstruksi usulan ini hanya 13%
dan 25% dari biaya apabila menggunakan perkerasan kaku masing-masing setebal 25 cm dan 20 cm. Untuk umur rencana
20 tahun, LCC-nya masing-masing sebesar 3,69 dan 1,94 kali dari LCC usulan ini.
22
KRTJ-15
Abstrak
Underpass atau bangunan lintas bawah ini didefinisikan sebagai sebuah jalan tembusan yang berada di bawah permukaan
jalan yang mempunyai panjang kurang dari 0.1 mil atau 1.60934 km. Underpass NYIA merupakan underpass terpanjang di
Indonesia dengan total panjang hingga 1.3 kilometer yang dibangun untuk mempertahankan eksistensi Ruas Jalan
Nasional Pantai Selatan Jawa (Pansela). Mewujudkan penyelenggaraan keamanan selama masa operasional dan
pemeliharaan perlu dilakukan pemantauan jembatan dan terowongan jalan. Menggunakan sensor thermal, tim Teknik
Balai Jembatan melakukan inspeksi untuk mengetahui titik-titik lokasi rembesan pada Underpass NYIA dan memberikan
saran penanganan terhadap kerusakan tersebut. Terdapat 36 titik lokasi rembesan pada dinding dan pertemuan antar
segmen, 23 titik lokasi bekas genangan pada marka jalan, dan 25 titik lokasi bekas genangan pada lantai kendaraan.
Abstrak
Jembatan khusus merupakan struktur besar dan kompleks yang membutuhkan pemeriksaan kondisi secara periodik untuk
dapat mencapai umur rencananya. Dalam pelaksanaan inspeksi kondisi dan geometrik jembatan, diperlukan inspektur
jembatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya sering kali terkendala dalam mengakses elemen tertentu pada sebuah
jembatan, hal ini dapat terjadi karena umumnya jembatan khusus berada pada lokasi yang cukup terpencil, sehingga
ketersediaan peralatan pendukung pemeriksaan sangatlah terbatas. Sebagai upaya mengatasi kendala yang telah
disebutkan di atas, maka pemanfaatan teknologi unmanned aerial vehicle (UAV) yang belakangan semakin canggih dengan
biaya operasional yang semakin terjangkau, sangatlah diperlukan dalam inspeksi jembatan khusus. Melalui tulisan ini telah
dilakukan serangkaian kegiatan untuk mengulas pemanfaatan UAV untuk pemeriksaaan jembatan khususnya untuk
Jembatan Khusus. Dari hasil kegiatan pemeriksaan Jembatan Samota didapati bahwa adanya perbedaan bacaan antara
hasil pengukuran geometrik metode Lidar Scanning dan Photogrammetry. Hasil pengukuran camber Jembatan Samota
menggunakan RTS sebagai pembanding didapati rata-rata perbedaan sebesar ± 1.5 cm dari hasil Lidar Scanning dan ± 5 cm
dari Photogrammetry. Dalam hal pemeriksaan visual, kehadiran UAV ditambah dengan sensor optik yang memadai sangat
membantu inspektur dalam melakukan tugasnya, dikarenakan UAV dapat menjangkau elemen-elemen yang sukar
dijangkau oleh inspektur. Kombinasi pemeriksaan berbasis UAV dan pemeriksaan konvesional yang mengandalkan
engineering judgement dari inspektur masih mejadi pilihan terbaik saat ini karena teknologi otomatisasi yang ada masih
dirasa perlu pengembangan lebih lanjut agar memliki tingkat keandalan yang cukup.
23
KRTJ-15
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggambarkan perilaku kondisi lingkungan dan struktur jembatan dengan
menggunakan data pemantauan dari sensor yang terpasang pada Jembatan Merah Putih dengan menggunakan data
pengukuran sensor anemometer, sensor Elasto Magnetic pada kabel dan sensor lendutan pada dek jembatan. Dengan
menerapkan metoda gumbel dilakukan analisis terhadap data kecepatan angin, gaya pada kabel jembatan serta lendutan
pada dek jembatan. Kemudian dari analisa gumbel, nilai ekstrim akan di extrapolasi untuk periode ulang 50 dan 100 tahun
untuk mendapatkan threshold jembatan. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan threshold pada SHMS
Jembatan Merah Putih yang menunjukan diperlukan adanya pembaruan threshold. Penggunaan metoda gumbel dapat
diterapkan dalam rangka pembaruan ambang batas suatu sensor SHMS.
Monitoring kondisi jembatan yang berkelanjutan adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setelah proses
pembangunan jembatan. Monitoring ini menjadi sulit apabila harus dilakukan dengan datang langsung ke lokasi. Oleh
karena itu untuk mempermudah pemantauan jarak jauh, dikembangkan teknologi Structural Health Monitoring System
(SHMS). SHMS dapat memantau kesehatan struktur dari jarak jauh dengan melihat display grafik pada website atau
menganalisis data yang telah diakuisisi di database dalam rentang waktu tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk
membandingkan tingkat validitas sensor yang dibuat secara lokal (dalam negeri) dengan suatu alat tranduser berupa
dewetron dan bean devices (produk luar negeri). Pengujian dilakukan dalam skala laboratorium dan lapangan. Berdasarkan
hasil pengujian laboratorium, diperoleh bahwa validitas sensor monitoring jembatan yang dibuat secara lokal dalam hal ini
accelometer dan strain gauge memberikan nilai validitas yang sangat baik. Nilai frekuensi dan amplitudo dari vibration
calibrator (shaker) adalah 15.92 Hz dan 40 Hz dengan ampitudo 2 m/s (±0,2 𝐺). Sedangkan accelerometer sensor lokal
memberikan nilai 15,94 Hz. Dan 40,05 Hz. Dari hasil uji lapangan, sensor accelerometer dan strain gauge lokal
dibandingkan terhadap dua tranduser yaitu dewetron dan bean devices. Akibat beban kendaraan bermotor yang bekerja
pada jembatan, accelerometer sensor lokal memberikan nilai frekuensi 2,34 Hz, sedangkan nilai frekuensi pada dewetron
dan bean devices masing-masing 2,344 Hz dan 2,322 Hz. Selisih pengukuran antara (0,1 -0,7)%. Nilai regangan yang diukur
dengan strain gauge lokal sebesar 27,1 sedangkan nilai regangan pada dewetron sebesar 27 sehingga selisih
pengukuran sebesar 0,3% . Dalam pengujian strain gauge sensor lokal lain diperoleh nilai regangan sebesar 5,179
sedangkan bean devices menghasilkan regangan 5,091 sehingga diperoleh selisih pengukuran sebesar 1,6%.
24
KRTJ-15
Jembatan merupakan struktur vital dan merupakan struktur kunci untuk menyambungkan jalan dengan penghalang
seperti sungai, lembah, dan konstruksi lain. Salah satu beban yang mempengaruhi desain sebuah jembatan adalah beban
akibat aliran air atau beban hidrodinamik yang dialami oleh pilar jembatan. Dalam penelitian ini diamati interaksi antara
aliran air dan pilar jembatan dengan penampang lingkaran sempurna. Platform yang digunakan untuk memodelkan
interaksi ini adalah DualSPHysics dan aliran diasumsikan dalam kondisi laminar dengan Re 40, 100, dan 200. Penelitian ini
dilakukan untuk mencari besar koefisien beban hidrodinamik terhadap pilar jembatan, serta pengaruh dari besar angka
reynolds dan jarak antar dua pilar terhadap beban hidrodinamik yang dialami pilar. Pada studi ini didapati bahwa semakin
besar angka reynolds aliran didapati juga koefisien seret (CD) yang dialami pilar akan semakin kecil. Selain itu, didapati juga
bahwa semakin jauh jarak antar partikel bersebelahan, semakin kecil juga gaya sehingga mempengaruhi juga koefisien
seret, koefisien angkat.
Kata-kata kunci: Pilar Jembatan, Koefisien Seret, Koefisien Angkat, Metode SPH
Konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung telah selesai dan akan dibuka untuk umum pada tahun 2023, namun penguasaan
terhadap teknologi kereta cepat terutama pada aspek dinamika struktur interaksi antara beban berjalan dengan kekakuan
jembatan adalah masih minim. Pada makalah ini dibandingkan antara perilaku dinamik kereta cepat pada bentang
jembatan 32 meter dan 24 meter. Pada bentang 32 meter dijumpai amplifikasi dinamik maksimum sebesar 1,905 yang
terjadi pada kecepatan kereta 350 km/jam, sedangkan pada bentang 24 meter, amplifikasi dinamiknya adalah 1,251 yang
terjadi pada kecepatan kereta 300 km/jam. Ini adalah hasil untuk rasio redaman sebesar 2%. Adapun untuk rasio redaman
sebesar 1% DAF (dynamic amplification factor) bentang 32 meter adalah 2,063; dan DAF bentang 24 meter adalah1,25.
Pada penelitian ini tidak dilakukan simulasi kereta coupling system karena keterbatasan software komersial yang ada
(Midas Civil 2022).
Kata-kata kunci: kereta cepat; interaksi dinamik kereta-jembatan; dinamik; kecepatan resonansi; amplifikasi dinamik
25
KRTJ-15
Abstrak
Teknologi Weigh in Motion (WIM) merupakan salah satu metode yang dapat mengukur beban aktual kendaraan untuk
digunakan dalam evaluasi performa jembatan pada masa layan, dimana efek dari beban eksternal yang berulang seperti
kendaraan khususnya pada elemen baja mengakibatkan kegagalan fatik yang terakumulasi terus menerus. Tujuan
penelitian ini adalah evaluasi performa dari jembatan standar Bina Marga kelas A tipe jembatan rangka Austria dengan
bentang 40 m terhadap beban kendaraan aktual hasil pengukuran WIM di ruas jalan Nasional Cikampek-Pamanukan tahun
2011. Evaluasi ini dilakukan dengan analisis struktur terhadap beban kendaraan bergerak WIM dengan luaran rentang
tegangan dan frekuensi kejadiannya, dan kemudian dibandingkan dengan S-N Curve yang mengacu kepada AASHTO.
Elemen struktur yang termasuk kategori batang FractureCritical Member (FCM) akan dianalisis perilakunya terhadap unsur
yang lebih detail yaitu sistem sambungan. Hasil evaluasi umur fatik menunjukkan bahwa dalam masa layan 75 tahun,
jembatan ini memiliki ketahanan fatik yang belum melampaui S-N Curve dan diproyeksikan akan mencapai umur fatik
pada 59 tahun. Hasil analisis sistem sambunga batang FCM berupa tegangan maksimum sebesar 114,37 MPa, lebih kecil
dari tegangan leleh izin material baja SM 490 BJ 55 dengan nilai faktor keamanan 15, sehingga sistem sambungan pada
batang FCM memenuhi kriteria keamanan dan keselamatan.
Kata-kata kunci: Weigh-in-Motion (WIM), fatik, jembatan rangka baja kelas A, S-N Curve, Fracture Critical Member (FCM)
Dalam mewujudkan infrastruktur jalan yang andal, mandiri dan berkelanjutan, penilaian kondisi serta pemeliharaan yang
optimal dari jembatan yang ada perlu dilakukan karena jembatan merupakan bagian penting dari jaringan infrastruktur
transportasi agar jembatan dapat berfungsi dengan baik. Penilaian kondisi jembatan akan dilakukan secara visual kemudia
hasil penyelidikan akan menghasilkan prioritas perbaikan yang dapat dilakukan berdasarkan Key Performance Indicators
(KPIs) yang secara teoritis ditetapkan dalam COST Action TU 1406 standar Eropa untuk prosedur penilaian kinerja
jembatannya. Dimana rentang peringkat nilai KPI adalah 1 sampai dengan 5, dengan peringkat 1 menunjukkan kondisi
yang sangat baik dan 5 menunjukkan kondisi yang sangat buruk. Penilaian kerusakan kondisi jembatan dengan KPIs
dilakukan pada Jembatan Ogan Kertapati yang terletak di Palembang, Indonesia. Berdasarkan tingkat sistem jembatan,
peringkat nilai KPI pada aspek keamanan struktur, keamanan lalu lintas, durabilitas, dan kondisi jembatan masing-masing
menunjukkan nilai 4, 2.13, 2.13, dan 2.90. Prioritas utama untuk perbaikan dapat dilakukan pada komponen struktur
pelengkung. Sehingga, nilai peringkat KPI tingkat sistem dalam aspek kualitas keamanan struktur dan kondisi jembatan
akan meningkat masing-masing sebesar 40%.
26
KRTJ-15
Penetapan nilai kondisi jembatan yang tepat merupakan bagian penting dalam sistem manajemen jembatan untuk
menentukan jenis penanganan jembatan yang tepat. Nilai kondisi jembatan yang didapatkan dari pemeriksaan detail oleh
inspektur jembatan, secara umum dievaluasi kembali ketepatan penilaiannya berdasarkan dokumentasi visual yang
dimasukan dalam laporan pemeriksaan jembatan. Dengan mengambil sampel pemeriksaan detail jembatan tahun 2019-
2021 dari 2000 jembatan lebih di 4 provinsi di wilayah pulau Jawa dengan tingkat kekompleksan yang hampir seimbang
antar elemen utama jembatannya, tulisan ini berusaha mengevaluasi penetapan kriteria skrining teknis penanganan
jembatan dengan perubahan nilai kondisi level 1 jembatan antar tahun. Dapat disimpulkan bahwa identifikasi keefektifan
penanganan jembatan sangat dipengaruhi oleh kualitas data pemeriksaan dan pemahaman mengenai penetapkan jenis
penanganan yang akan mempengaruhui nilai kondisi di Level 1 jembatan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan
perbaikan proses pengumpulan data pemeriksaan jembatan dengan melakukan perbaikan pada sistem masukan data,
penerapan proses pengendalian dan penjaminan mutu, dan penyiapan bagan alir pemgambilan keputusan/decision tree
yang mampu merekomedasikan penanganan lebih detail sampai dengan Level 3 atau Level 4 jembatan.
Abstrak
Jembatan Callender Hamilton (CH) diproduksi oleh Balfour Beatty Power Construction Limited, United Kingdom dan
digunakan di Indonesia mulai tahun 1975, yang berarti saat naskah ini ditulis usia jembatan telah mencapai 46 tahun.
Tercatat sebanyak 6 (enam) buah jembatan yang telah runtuh dengan berbagai penyebab. Dengan capaian usia seperti itu
banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari jembatan CH tersebut. Beberapa aspek pembelajaran seperti beban jembatan,
sistem struktur jembatan, bagian kritis jembatan, kasus runtuhnya jembatan dan pemeliharaan. Penulis mencoba
mengangkat topik naskah ini sebagai pembelajaran bagi kita semua sehingga penanganan jembatan kedepannya menjadi
lebih baik lagi.
27
KRTJ-15
Abstrak
Penggunaan jembatan gantung menjadi salah satu opsi yang banyak digunakan sebagai jembatan penyebrangan termasuk
jembatan pejalan kaki karena dapat melintasi bentang yang panjang. Adapun jenis dari jembatan gantung antara lain
suspended-cable, suspension-cable, dan cable-stayed. Untuk menemukan tegangan maksimum pada kabel, perlu untuk
mengetahui hubungan yang melibatkan tegangan, bentang, sag dan panjang kabel. Dalam hal ini, jembatan gantung
didesain dengan bentang 120 meter dengan jenis suspended-cable dan struktur lantai teruat dari kaca laminasi (laminated
glass) dengan perkuatan menggunakan Sentryglass Plus (SGP). Berdasarkan data perencanaan, beban hidup rencana
jembatan kaca mengacu pada SE Menteri No. 02/SE/M/2010 tahun 2010 sebesar 5 kN/m2 dengan faktor keamanan (SF)
kabel jembatan kaca sebesar 2,5. Nilai SF ini belum masuk kriteria yang dianjurkan oleh Helvetas yaitu SF kabel = 3. Jika
beban hidup pejalan kaki disesuaikan dengan peraturan Helvetas, diperoleh peningkatan faktor keamanan menjadi 3,2.
Hal ini sesuai asumsi berdasarkan Helvetas bahwa penambahan bentang dapat mereduksi beban hidup karena
kemungkinan terjadinya beban ekstrim sangat kecil/jarang terjadi.
Perencanaan Jembatan Pejalan Kaki di Indonesia dengan pedoman SNI hanya memperhitungkan beban hidup sebagai
beban statis, bukan beban dinamis. Apabila beban manusia tersebut tidak dipertimbangkan sebagai beban dinamis maka
dapat menjadi penyebab kegagalan struktur. Karena alasan itu, Studi beban dinamis pada jembatan pejalan kaki
menggunakan British Standard (BS5400-2 2006).
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh beban manusia bergerak pada struktur Jembatan Pejalan kaki (Jembatan
Gantung). Dalam studi ini dilakukan pemilihan model beban akibat manusia bergerak dari literature yang ada (Ellis, 2004).
Dalam penelitian ini model beban manusia adalah beban manusia individu dan berkelompok. Dengan menggunakan
software SAP2000, pembebanan ini akan dihitung secara dinamis, sehingga akibat beban manusia sebagai beban dinamis
akan menghasilkan getaran vertikal dan horizontal pada struktur.
Untuk mode pertama dari struktur Jembatan pejalan kaki didominasi oleh arah horizontal dengan frekuensi alami 1.73 Hz,
yang mana telah memenuhi ketentuan British Standard (BS5400-2 2006) serta dari hasil analisa diketahui pula bahwa tidak
terjadi resonansi pada struktur jembatan akibat beban manusia berjalan. Lendutan maksimum pada Jembatan akibat
manusia berjalan secara individual adalah sebesar -3,4 mm (waktu tempuh 22 s), lendutan maksimum pada Jembatan
akibat manusia berjalan secara berkelompok adalah sebesar -35,7 mm (waktu tempuh 34 s), sedangkan lendutan
maksimum pada Jembatan akibat beban hidup merata sebesar 500 kg/m2 adalah -103. Ketiga nilai ini lebih rendah
daripada nilai ijin lendutan pada jembatan yaitu sebesar 120 mm. Lendutan jembatan gantung akibat beban statis tersebut
lebih besar daripada lendutan akibat beban dinamis.
Kata-kata kunci: Jembatan Pejalan Kaki, Beban Dinamis, Manusia Berjalan, Jembatan Gantung
28
KRTJ-15
Nama : Hendarto
Judul Makalah : Lessons Learned Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Gantung Pejalan
Kaki
Jabatan : Staff
Instansi : Direktorat Pembangunan Jembatan, Ditjen. Bina Marga, Kementerian PUPR
No telp/wa : +447454617165
Email : hendarto@pu.go.id
Pendidikan : 1. ST.: (T.Sipil/ITS);
2. MT.: (T. Sipil/ITB);
3. MDM.: (Management Policy/ GRIPS, Tokyo, Japan);
4. Dipl. E.Eng.: (Earthquake Engineering, IISEE Tsukuba, Japan), DIC. and
Ph.D.: (T. Sipil/Imperial College London)
Abstrak
Salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan suatu daerah adalah karena kurangnya infrastruktur untuk
menunjang aktivitas masyarakat setempat dan sekaligus untuk memperlancar perpindahan barang dan jasa. Oleh
karenanya, untuk meningkatkan konektivitas antar daerah, pemerintah melaksanakan program pembangunan jalan dan
jembatan di seluruh Indonesia. Salah satu program tersebut adalah program pembangunan jembatan gantung untuk
pejalan kaki yang merupakan bagian dari program Nawacita Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa. Untuk menghasilkan jembatan gantung yang baik, telah diatur
proses penyelenggaraan pembangunan jembatan gantung tersebut dalam Standar Operasi dan Prosedur (SOP)
Kementerian PUPR dengan Nomor SOP/UPM/DJBM-141 tentang prosedur penyelenggaraan jembatan gantung pejalan
kaki di Direktorat Jenderal Bina Marga dan proses desainnya diatur dalam kriteria desain yang ditetapkan oleh Direktorat
Pembangunan Jembatan. Namun demikian, dalam proses perjalanan pembangunan jembatan gantung untuk pejalan kaki
tersebut terdapat beberapa permasalahan yang diakibatkan oleh adanya disparitas kemampuan non teknik dan teknik
yang dimiliki oleh penyedia jasa. Kesalahan-kesalahan seperti stacking out, konstruksi bangunan bawah yang tidak sesuai
dengan desain seperti pembuatan pondasi dalam, erection pylon, pengecoran resin pada kabel utama, penentuan
presagging, proses instalasi hanger dan pembentukan final stagging masih dijumpai tidak sesuai dengan manual
pemasangan jembatan gantung. Dari sisi non teknik, ketidaksiapan lahan dan kemampuan finansial penyedia jasa menjadi
permasalahan mendasar yang selalu ada dalam program pembangunan jembatan gantung dari tahun ke tahun. Agar
didapatkan hasil konstruksi yang ideal, tentunya pembangunan jembatan gantung harus mendapatkan dukungan dari
pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, sehingga readiness criteria khususnya lahan sudah jelas bebas agar
pembangunan jembatan gantung menjadi sukses dan segera dapat dinikmati, serta keseriusan dari penyedia jasa dalam
hal komitmen penyelesaian pembangunan jembatan gantung untuk pejalan kaki tersebut. Artikel ini menampilkan
beberapa contoh permasalahan-permasalahan yang dijumpai agar dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk
pelaksanaan pembangunan jembatan gantung selanjutnya agar permasalahan yang sama tidak terulang terjadi lagi.
29
KRTJ-15
Abstrak
Kerusakan struktur beton terjadi pada Pile Slab Tumbang Nusa yang terletak pada Ruas Jalan Bereng Bengkel –Pilang,
Provinsi Kalimantan Tengah. Pemeriksaan terhadap kondisi struktur beton eksisting menggunakan pengujian non
destruktif berupa uji UPV dilakukan sebagai langkah awal dalam perencanaan penanganan.Dari hasil pengujian yang
dilakukan pada 150 titik Pile Slab Tumbang Nusa, diperoleh mutu beton rata-rata berada dalam kondisi baik. Hasil
pengujian tersebut kurang sesuai dengan kondisi pile slabyang dilihat secara visual, di mana pada pilar pile slabterdapat
kerusakan berupa retakan dan gompal, sehingga pada beberapa bagian terlihat besi tulangan. Hasil representasi nilai UPV
yang kurang sesuai dengan hasil pengamatan secara visual diperkirakan diakibatkan oleh metode pengambilan data yang
dilakukan secara tidak langsung (indirect), di mana UPV indirectumumnya hanya mengindikasikan mutu beton pada lapis
permukaan, sehingga diambil rencana penanganan berdasarkan hasil pengamatan secara visual dan indentifikasi lapangan.
Sebagai wujud pemerataan pembangunan dan sentralisasi pusat pemerintahan, Indonesia akan memindahkan Ibu Kota
Negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur. Dalam menyalurkan kebutuhan logistik material dan alat pembangunan IKN,
diperlukan infrastruktur pendukung seperti jalan dan jembatan akses serta dermaga di Kabupaten Penajam Paser Utara
(PPU). Dermaga Logistik Pembangunan IKN didesain dengan ukuran jetty 114,6 m x 16,3 m dan trestle 115,0 m x 7,5 m
untuk menampung maksimal 2 kapal GT 7.500 dapat menambat. Dermaga menggunakan tipe open pier dengan struktur
pile slab tiang pancang baja ⌀ 600 mm untuk trestle serta jetty yang menjorok ke laut dan ditargetkan selesai dalam 6
bulan sehingga percepatan konstruksi harus dilakukan agar dermaga dapat segera melayani kebutuhan pengiriman
material untuk area IKN dan sekitarnya. Dalam realisasinya, diperlukan inovasi percepatan yaitu perubahan struktur
dermaga dengan beton bertulang konvensional menjadi pracetak balok, pile cap dan half slab. Dengan penggunaan
elemen pracetak, jalur kritis pengerjaan struktur atas dermaga dapat dipersingkat hingga 75% dengan kualitas beton yang
terjamin dari pabrik. Dengan percepatan tersebut, diharapkan pembangunan infrastruktur pendukung IKN lainnya dapat
ikut terakselerasi dan dapat selesai seluruhnya sebelum Juni 2024.
30
KRTJ-15
Abstrak
Fenomena tanah longsor merupakan bencana geologi yang menimbulkan banyak kerugian terutama pada aspek
infrastruktur. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran sentral dalam mendongkrak perekonomian
Indonesia sehingga pelayanan jalan nasional harus termonitor dengan baik. Monitoring kerawanan longsor merupakan
salah satu metode menjaga kualitas pelayanan jalan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi
kerawanan longsor pada ruas jalan nasional dengan memanfaatkan data geospasial dari Kementerian PUPR. Penentuan
kawasan rawan longsor menggunakan metode Analytic Hierarchy Process dan Sistem Informasi Geografis. Berdasarkan
hasil analisis kerawanan longsor, ruas jalan nasional yang rawan tersebar di Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul . Ruas
Jalan SP.Piyungan - SP.Patuk merupakan sampel dalam pemodelan 3D dan memiliki kemiringan >45. Selain mengetahui
kondisi kerawanan longsor ruas jalan nasional, penelitian ini dapat menjadi pilot project dalam pemanfaatan data
geospasial dan memudahkan pemangku kepentingan dalam menentukan prioritas penanganan longsor.
Kata-kata kunci: kerawanan longsor; ruas jalan nasional; geospasial; analytic hierarchy process; sistem informasi geografis
Abstrak
Ruas Jalan Tol Solo Yogyakarta –NYIA Kulonprogo yang terbentang sepanjang ±90km merupakan proyek strategis nasional
yang menghubungkan Kota Solo –Yogyakarta –NYIA Kulonprogo. Dari trase jalan sepanjang 90 km tersebutstudi dilakulan
pada Seksi 1 Paket 1.1 Sta.0+000 s.d Sta.22+300 dimana dari hasil pengecekan peta geologi lembar Yogyakarta, Jawa
melewati garis Sesar Opakyang masih aktif terjadi gempa sehingga terdapat potensi terjadinya likuifaksi. Perhitungan
potensi likuifaksi berdasarkan data boring tanah dan data laboratorium dilakukan menggunakan metode Liquefaction
Potential Index (LPI), Iwasaki (1978).Pada area dengan nilai LPI High dilanjutkan dengan perhitungan analisis post likuifaksi
menggunakan program Plaxis2D untuk melihat safety factor yang terjadi setelah gempa. Perhitungan analisis dinamik
menggunakan parameter Hardening Small Strain + PM4 Sand Modeluntuk melihat penurunan dan kerusakan yang terjadi
pada badan jalan dalam penentuan penanganan hingga didapatkan desain yang memenuhi kriteria.
Kata-kata kunci: Jalan Tol, Likuifaksi, Liquefaction Potential Index, Post Liquefaction Analysis, Dynamic Analysis,
Counterweight.
31
KRTJ-15
Identifikasi longsoran menjadi bagian penting dalam penilaian resiko serta mitigasi bencana, baik dalam rencana
penanganan dan rekayasa geoteknik. Penelitian bertujuan mengetahui zona rawan longsor dan karakteristikmaterial pada
rencana galian jalan toll segment 3 Serang -Panimbang. Pemetaan lapangan dilakukan dengan men-tagging manifestasi
dari sistem longsoran dan deskripsi geologi teknik terhadap kondisi material pada lokasi, selain itu dilakukan juga analisa
foto udara (UAV) dan analisa stratifikasi dari data pemboran geoteknik. Berdasarkan hasil pemetaan lapangan dan analisis,
hasil yang didapatkan yaitu daerah rencana galian toll segment 3 Serang –Panimbang secarageologi tersusun atas
beberapa jenis materialyaitu perselingan pasir hingga lempung, sisipan material vulkanik tufa dengan karakteristik
stratigrafi yang berumur kuarter serta memiliki polastruktur perlapisan (dip) yang relatif landai. Dari hasil delineasi sistem
longsoran, bidang gelincir berada antara lapisan berpori (permeable) dengan lapisan kedap (impermeable) dengan
mekanisme longsoran rotasional.
Kata-kata kunci: Bencana longsor, Analisis citra, Karakteristik stratigrafi, Bidang gelincir
Tanah lempung bobonaro merupakan jenis tanah ekspansif, yaitu mempunyai sifat pengembangan dan sifat penyusutan
yang besar, pada saat kondisi kering bersifat sangat keras dan pada kondisi basah akan mengembang. Lempung bobonaro
tersebar di ruas jalan Nasional di Perbatasan Sektor Timur Republik Indonesia dan Republik Timor Leste di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Studi ini menjelaskan karakteristik tanah problematik Bobonaro, tepatnya pada Ruas Jalan Dafala –
Laktutus KM 149+140. Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui jenis, komposisi, mineral dan klasifikasi tanah
serta potensi ekspansif lempung Bobonaro. Pengujian properties tanah menunjukkan nilai batas cair (LL) 80,83%, nilai
batas plastis (PL) 22,08% dan Plastis indeks (PI) 58,75%. Dari hasil pengujian properties tanah Lempung Bobonaro sangat
mudah terdeformasi dikarena memiliki konsistensi yang buruk dengan nilai Liquid Limit (LL), Plastic Limit (PL) dan Plastic
Index (PI) yang tinggi. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan penanganan jalan di atas
tanah tersebut.
Kata-kata kunci: lempung Bobonaro; Dafala-Laktutus Sta. 149+140; kelongsoran; properties tanah; ekspansif
32
KRTJ-15
Abstrak
Indonesia sebagai negara yang berada di ring of fire sangat rentan terhadap gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi dapat
menimbulkan bencana lainnya seperti likuifaksi. Likuifaksi terjadi saat tanah tak berkohesi jenuh air mengalami getaran
atau perubahan tegangan secara mendadak yang menyebabkan meningkatnya tekanan air dan berkurangnya tegangan
efektif tanah menjadi nol, sehingga material tanah yang biasanya padat berperilaku seperti “cairan”. Bencana likuifaksi
yang terjadi di Palu pada tahun 2018 telah menarik perhatian engineer di Indonesia untuk lebih memahami bencana
likuifaksi. Makalah ini bertujuan untuk membahas secara singkat pemahaman tentang likuifaksi, mulai dari analisa
kuantitatif potensi likuifaksi, pemodelan likuifaksi, dan usaha preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah likuifaksi,
serta contoh sukses usaha preventif likuifaksi yang telah berhasil dilakukan di luar negeri. Memahami likuifaksi dan
menerapkan teknologi yang paling sesuai di Indonesia akan bermanfaat untuk mewujudkan infrastruktur jalan yang andal
dan berkelanjutan
Abstrak
Bronjong merupakan salah satu penanganan sederhana dan sementara untuk menangani pergerakan tanah berupa
longsoran. Konfigurasi dan susunan balok bronjong pada saat pemasangan di lapangan sangat mempengaruhi kestabilan
dinding terhadap timbunan dibelakangnya. Balok bronjong harus disusun saling mengunci agar kuat menahan tekanan
tanah lateral dengan mempertimbangkan sudut kemiringan susunan bronjong. Rumusan masalah penelitian ini adalah
analisa stabilitas terhadap penggulingan, penggeseran dan keruntuhan kapasitas daya dukung pada beberapa variasi
konfigurasi susunan bronjong sebagai alternatif dinding gravitasi yang sering dijumpai di lapangan. Penelitian ini dilakukan
pada tanah dasar pasir padat dengan timbunan pasir lanau setinggi 3 meter. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
konfigurasi susunan bronjong yang paling efektif untuk direkomendasikan di lapangan bila ditinjau dari faktor keamanan
penggulingan, penggeseran dan keruntuhan kapasitas daya dukung. Dari perhitungan stabilitas secara manual diperoleh
bahwa bronjong konfigurasi susunan 2 mempunyai faktor keamanan terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung,
penggulingan dan penggeseran terbesar dibandingkan dengan konfigurasi susunan 1 dan konfigurasi susunan 3 dengan
nilai berturut-turut yaitu 5.749, 2.495 dan 0.620. Disimpulkan bahwa bronjong dengan pemasangan seperti konfigurasi
susunan 2 sebagai alternatif dinding gravitasi yang paling efektif untuk direkomendasikan karena memenuhi sedikitnya
faktor keamanan penggulingan dan keruntuhan kapasitas daya dukung tanah minimum.
33
KRTJ-15
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN),sudah memiliki ruas operasional dan
sebagian dalam tahap konstruksi dan perencanaan. Salah satu ruas operasional JTTS adalah Tol Palembang-Indralaya
(Palindra). Pembangunan Tol Palindra melewati tanah lempung lunak. Para stakeholder pembangunan Tol Palindra
melakukan banyak kajian untuk memperoleh metode perbaikan tanah paling efektif. Hasil dari kajian tersebut memilih
metode PVD dengan Vacuum Preloading sebagai solusi paling tepat. Selain Tol Palindra, terdapat ruas tol lain dalam tahap
konstruksi dan rencana yang melewati lempung lunak. Kajian ini mengangkat isu tentang Continuous Improvement
Program (CIP) berupa implementasi evaluasi hasil perancangan geoteknik dengan pengalaman sejenis atau sebanding.
Perbaikan tanah Tol Palindra metode PVD dengan Vacuum Preloading dapat diimplementasikan pada JTTS tahap
perencanaan dan konstruksi yang melewati lempung lunak.CIP mengefisiensi alur dan metode kerja, mencegah
pemborosan biaya hingga penghematan biaya, serta mendorong ketepatan waktu dan produktivitas tinggi sehingga
menghasilkan proyek yang efektif.
Kata-kata kunci: Jalan Tol Trans Sumatera, Continous Improvement Program, Tanah Lempung Lunak, Prefabricated Vertical
Drain, Vacuum Preloading
Abstrak
Upaya pengendalian erosi pada lereng jalan sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah dengan mengkombinasikan 2
metode berbeda, yaitu metode mekanik dan vegetatif. Penggunaan metode kombinasi memiliki banyak keunggulan,
namun demikian kinerja kombinasi metode mekanik dan vegetatif belum banyak dikaji, baik dari segi desain tata letak,
kualitas bahan, kemampuan dalam mendukung pertumbuhan vegetasi serta dalam menurunkan erosi.
Tujuan kajian ini adalah menciptakan lereng jalan yang berkelanjutan melalui pendekatan pengendalian erosi dengan
menggunakan kombinasi metode mekanik dengan metode vegetatif yang ditanam secara taplok. Metode kajian dalam
makalah ini adalah penerapan skala penuh pada lereng Jalan Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya. Parameter yang
diamati meliputi: (i) penutupan vegetasi (ii) besarnya erosi tanah secara visual dan (iii) intensitas curah hujan secara
visual.
Hasil kajian penerapan kombinasi metode mekanik (matras dan geo modular bag) dan vegetatif (metode taplok)
menunjukkan kinerja yang baik, yaitu pada penutupan vegetasi minimal 65%, erosi dapat diturunkan hingga mendekati
100%. Selain itu, dari aspek estetika dan ekologis lokal, lereng jalan Lingkar Gentong yang menjadi objek penerapan
kombinasi metode mekanik dan vegetatif telah mengalami perubahan yang lebih baik.
Kata-kata kunci: metode mekanik, metode vegetatif, erosi, taplok, matras dan geo modular bag
34
KRTJ-15
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan desain dari Soil Nailing diantaranya kemiringan dinding, kemiringan Soil
Nailing, panjang Nailing, jarak antar Soil Nailing, serta diameter lubang bor. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau
pengaruh variasi panjang Soil Nailing dan diameter lubang bor terhadap angka keamanan dari lereng. Data lereng yang
digunakan merupakan data sekunder yang berlokasi dijalan Gorontalo Outer Ring Road STA6+575. Perkuatan dengan Soil
Nailing akan divariasikan dengan panjang Nailing 10m-20m dan variasi lubang bor 100mm, 150mm, dan 200mm.
Perhitungan yang dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan perangkat lunak Plaxis2D untuk analisis
angka keamanan pada kondisi layan dan gempa. Angka keamanan yang didapat menunjukkan diameter lubang bor relative
tidak berpengaruh terhadap angka keamanan kondisi layan dan kondisi gempa. Kenaikan angka keamanan terlihat dari
penambahan panjang dari Soil Nailing untuk kondisi layan dan gempa dengan pola kenaikan mengikuti fungsi kuadrat.
Kata-kata kunci: Soil Nailing, panjang Nailing, diameter lubang bor, elemen hingga, angka keamanan
Naturalisasi dan rehabilitasi menggunakan soil-bio engineering pasca keruntuhan lereng merupakan penanganan yang
bertujuan mengembalikan sifat-sifat lereng kepada kondisi pra-runtuh dengan memanfaatkan bahan alami (bersifat hidup)
beserta kombinasi tutupan ekspose lahan menggunakan vegetasi lokal. Parameter-parameter fisik berupa kemiringan,
bentuk lereng alam, ekspose vegetasi; diupayakan mengacu semirip mungkin dengan morfologi pra kejadian, tentunya
dengan mengeliminasi potensi ancaman utama yang memicu terganggunya stabilitas lereng.
Dari studi yang dilakukan pada ruas jalan Kejayan-Tosari (Link 196), kawasan Bromo-Tengger-Semeru, metode naturalisasi
lereng menggunakan soil-bio-engineering terbukti efektif dan efisien. Efektifitas dicapai dengan kecepatan waktu
pengerjaan pengembalian lereng alam seperti sedia kala yang hanya 30% dibandingkan metode konstruksi konvensional,
sedangkan aspek efisiensi dicapai dengan kecepatan waktu pengembalian sekaligus biaya yang hanya 25% dari metode
konstruksi konvensional.
Kata-kata kunci: naturalisasi lereng, soil-bio-engineering, longsor, keruntuhan lereng, rekonstruksi lereng.
35
KRTJ-15
Pembangunan infrastruktur jalan merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mendukung kemudahan
aksesibilitas antar wilayah, kemudahan interaksi sosial masyarakat, dan juga mengurangi kemungkinan terjadinya
disparitas wilayah. Dalam implementasinya, pembangunan infrastruktur jalan perlu dilaksanakan secara berkelanjutan,
artinya memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Salah satu indikator penting dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur jalan berkelanjutan dari aspek lingkungan adalah dengan mengintegrasikan aspek daya
dukung daya tampung lingkungan berbasis jasa ekosistem. Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah studi literatur. Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa
ekosistem penting untuk diintegrasikan ke dalam pembangunan infrastruktur jalan sebagai input arahan rekomendasi
pelaksanaan pembangunan tersebut. Tujuannya adalah untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan yang
berkelanjutan.
Kata-kata kunci: infrastruktur jalan, berkelanjutan, lingkungan, daya dukung daya tampung, integrasi
Kemajuan sektor industri di Indonesia terus dilakukan untuk mendorong perekonomian nasional. Peningkatan sektor
industri berdampak negatif dengan adanya peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan. Jika tidak ditangani akan
menimbulkan pencemaran dan berdampak buruk bagi lingkungan, salah satunya limbah hasil produksi batu bara.
Meningkatnya harga bahan konstruksi, menjadikan limbah batu bara sebagai solusi ekonomis dan ramah lingkungan dalam
upaya mengurangi penumpukan dan pencemaran limbah. Penyediaan infrastruktur yang mendukung pelaksanaan
aktivitas (6R) Rethink, Refuse, Repair, Reduce, Reuse and Recycle. Dengan demikian, peran infrastruktur tersebut
diharapkan dapat mendukung sirkularitas guna mewujudkan infrastruktur yang berkelanjutan.
Kata-kata kunci: Circular Economy Infrastructure, Pembangunan berkelanjutan, Limbah FABA, RPJPN 2045
36
KRTJ-15
Alun-alun Kota Cimahi dan Jalan Gandawijaya merupakan kawasan yang banyak dilalui oleh pejalan kaki, sehingga perlu
dilakukan penilaian tingkat layanan fasilitas pejalan kaki. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat layanan jalur
pejalan kaki di kawasan pusat perbelanjaan Gandawijaya dan Alun-alun Kota Cimahi dengan metode Highway Capacity
Manual (HCM) dan Permen Pekerjaan Umum No 03/PRT/M/2014. Tujuan selanjutnya adalah melakukan perbandingan
metode perhitungan tingkat layanan jalur pejalan kaki yang tersedia. Hasil analisis menujukan tingkat pelayanan di
kawasan Jalan Gandawijaya sebagian besar mendapatkan nilai A dan B dengan menggunakan metode HCM maupun
menggunakan metode Pedoman PU. Sedangkan tingkat pelayanan di Alun-alun cenderung bervariasi antara A-F. Tingkat
pelayanan dengan metode HCM dan metode Pedoman PU memiliki kesaman dalam mengkategorikan tingkat pelayanan
dari mulai A (terbaik) hingga F (terburuk). Metode Pedoman PU lebih tinggi standar ambang batasnya pada seluruh
indikator dibandingkan dengan standar pada metode HCM, khususnya pada indikator kecepatan pejalan kaki yang terlalu
tinggi.
Kata-kata kunci: alun-alun kota, jalur pejalan kaki, pejalan kaki, tingkat pelayanan, trotoar
Abstrak
Penerapan konsep clear zone pada jalan tol di Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan aspek keselamatan pengguna
jalan tol dengan mengacu berbagai referensi literatur clear zone yang dipakai di negara lain. Penerapan konsep clear zone
ini setelah dievaluasi menghasilkan berbagai isu antara lain geometrik, biaya, lahan, perambuan dan stakeholder
Kata-kata kunci: clear zone, literature clear zone, geometrik, biaya, lahan, perambuan
37
KRTJ-15
Kabupaten Gorontalo Utara memiliki karakteristik jalan yang berkelok dan banyak terdapat turunan/tanjakan karena
sebagian besar daerah tersebut merupakan perbukitan dan daratan tinggi. Makalah ini membahas tentang desain lajur
darurat (escape ramp) pada jalan Trans Sulawesi tepatnya di kecamatan Gentuma Raya – Kabupaten Gorontalo Utara.
Lajur darurat adalah suatu upaya mengurangi resiko fatalitas kendaraan yang mengalami out of control agar kendaraan
dapat berhenti dengan selamat pada lajur khusus yang telah disediakan. Metode yang digunakan melalui pengamatan
visual menggunakan aplikasi google earth dan melakukan analisis dari data sekunder yang telah didapatkan yaitu Jumlah
kecelakaan (2 tahun terakhir), kondisi karakteristik ruas jalan eksisting, dan studi literatur pendukung penelitian. Hasil
penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya meningkatkan keselamatan pada jalan dengan karakteristik
terdapat alinemen yang panjang dan ekstrim.
Abstrak
Undang-Undang Jalan menyatakan bahwa jalan harus laik fungsi yaitu jalan yang dioperasikan adalah jalan yang
berkeselamatan. Salah satu perangkat yang mendukung pemenuhan jalan yang berkeselamatan adalah pemeringkatan
jalan. Salah satu metode pemeringkatan jalan berkeselamatan yang berkembang secara internasional adalah metode star
rating yang dikembangkan oleh iRAP (International Road Assessment Programme). Metode ini belum banyak diketahui
oleh penggiat jalan di Indonesia meski sudah secara eksplisit diamanahkan oleh Peraturan Presiden. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan gambaran ringkas mengenai metode pemeringkatan bintang. Metodologi yang digunakan
menggunakan iRAP star rating demonstrator untuk menilai Ruas Jalan GBLA Bandung. Makalah ini menunjukkan bahwa
perhitungan pemeringkatan bintang untuk ruas-ruas jalan yang pendek dapat menggunakan perangkat-perangkat yang
sederhana dan tidak mahal seperti iRAP star rating demonstrator, google maps, dan google street view.
Kata-kata kunci: pemeringkatan jalan, uji laik fungsi, keselamatan jalan, iRAP
38
KRTJ-15
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi status dan implementasi empat kelompok teknologi konstruksi yang menjadi
megatren pada industri konstruksi global untuk diadopsi di Indonesia. Empat tren tersebut yaitu (1) kendaraan otonom; (2)
otomatisasi pada desain dan pelaksanaan konstruksi; (3) digitalisasi atau jalan cerdas (smart road); dan (4) material
konstruksi baru. Dengan menggunakan pendekatan transisi melalui perspektif multi-tingkat (multilevel perspective/MLP),
studi ini merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi status tingkat perkembangan (level) serta aspek penghambat
(barriers) dan penggerak (driver) untuk implementasi. Dengan menggunakan data sekunder, penelitian ini untuk
merumuskan strategi transisi menuju adopsi teknologi. Teknologi jalan cerdas dan kendaraan otonom masih berada pada
level niche (ceruk inovasi) yang memerlukan kolaborasi antarpelaku yang lebih kuat untuk mendorong inovasi. Otomatisasi
tengah berkembang dan memasuki tingkat rezim sosio-teknis (socio-technical regime) yang membutuhkan dukungan
strategi kebijakan untuk memperluas implementasi. Pemanfaatan material seperti aspal plastik dan aspal karet
diperkirakan akan mengubah praktik konstruksi yang lebih ramah lingkungan di Indonesia.
Kata-kata kunci: kendaraan otonom; industri konstruksi; infrastruktur jalan; perspektif multitingkat; adopsi teknologi
Abstrak
Pergeseran permukaan tanah pada bencana liquefaksi memberikan tantangan perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi
dan rekonstruksi geometrik jalan. Implementasi Building Information Modelling (BIM)diharapkan dapat meningkatkan
akurasi perencanaan, mitigasi risiko konstruksi, serta merencanakan seluruh siklus hidup proyek aset infrastruktur dengan
lebih baik. Tujuan dari tulisan ini untuk memberikan gambaran teknologi BIM dan mengidentifikasi kelebihan
penggunaanya dibandingkan dengan metode konvensional. Lokasi studi dipilih pada pekerjaan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana liquefaksi Palu, Indonesia. Metoda analisa meliputi implementasi BIM dengan
Autodesk®InfraWorks® serta dampak kemudahan yang diterima oleh stakeholder. Hasil analisa menunjukan pemanfaatan
BIM dapat meyakinkan seluruh stakeholder bahwa perencanaan geometrik jalan dapat mengakomodir seluruh data secara
akurat dan dapat disesuaikan dengan standar yang berlaku. Sedangkan dampak kemudahan yang diterima oleh
stakeholder cukup meyakinkan, parameter yang masih dianggap sulit hanya masalah biaya upgrade hardware dan
software, serta pelaksanaan kontrol pembayaran. Hal tersebut dianggap wajar karena perlu proses sosialiasi dan
pemahaman yang lebih baik bagi stakeholder.
39
KRTJ-15
Abstrak
Implementasi BIM (Building Information Modeling) dalam pekerjaan infrastuktur jalan dan jembatan sangat membantu
dalam efisiensi, produktifitas, pengambilan keputusan, akurasi perencanaan, mitigasi resiko, siklus pekerjaan hingga
selesai, dan pemeliharaan konstruksi yang sudah selesai. Implementasi BIM di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
selama ini lebih sering dilakukan pada pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan sedangkan pada pekerjaan preservasi
jalan dan jembatan masih merupakan hal yang baru. Hal ini membuat Direktorat Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II
melakukan workshop dan pelatihan pada paket yang sedang berjalan yaitu Preservasi Jalan Jalan Soe -Kefamenanu -
Oelfaub dan paket dalam proses perencanaan yaitu Penanganan Longsoran Kebon Kopi. Hasil kajian ini menunjukkan
implementasi BIM pada paket yang sudah berjalan dengan penggunaan platform CDE (Common Data Environment)
membantu setiap paket mempunyai data digital yang terintegrasi, percepatan dalam proses reviu dokumen, dan as-built
3D model sebagai manajemen aset jalan. Pemodelan 3D model akan memudahkan dalam koordinasi, peningkatan akurasi
perencanaan, dan mengetahui potensi ketidaksesuaian desain sejak dini sehingga meminimalisir kesalahan ataupun
pekerjaan berulang.
Abstrak
Siklus konstruksi berkelanjutan disebut Sidlacom, yaitu Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction,
Operation dan Maintenance. Hal yang perlu diperhatikan pada setiap tahapannya adalah peralatan berikut hasilnya.
Alat yang berpotensi mewujudkan digitalisasi konstruksi pada setiap siklus Sidlacom adalah Terrestrial Laser Scanner(TLS).
Tahap Survey, TLS unggul pada kecepatan dan lengkapnya data yang didapatkan dibanding alat konvensional. Keluaran TLS
menyajikan informasi koordinat detail berikut citra obyek yang diukur sehingga sangat layak digunakan dalam
Investigation dan Design. Tahap Land Acquisition, selain menyajikan luasan lahan TLS mampu untuk kadaster 3 dimensi
yang diinisiasi oleh Badan Pertanahan Nasional. Tahap Construction, TLS mampu untuk monitoring dan opname volume
pekerjaan. TLS juga bisa membuat As Built Drawing digital sebagai data dasar tahap Operation dan Maintenace. Dengan
akuisisi koordinat sampai kerapatan tingkat milimeter, TLS mampu memonitor deformasi struktur dengan akurat.
Disimpulkan TLS dapat diterapkan dalam siklus Sidlacom.
40
KRTJ-15
41
KRTJ-15
Geographic Information System (GIS) dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bidang. Diantaranya bidang geologi, geodesi,
dan hidrologi. Pemanfaatan GIS di bidang Bina Marga meliputi menampilkan, mengolah, dan menganalisis berbagai peta
termasuk peta topografi dan trase jalan nasional. Pada penelitian ini, peta topografi atau Digital Elevation Model (DEM)
menjadi input data yang akan diolah. Data DEM didapat dari DEMNAS untuk diolah dengan aplikasi “Whitebox-R” dan
“PCRaster Python” sehingga didapatkan peta arah aliran air dan batasan dari Daerah Tangkapan Air (DTA). Data DTA dan
arah aliran air selanjutnya dapat diolah untuk divisualisasikan dengan trase jalan nasional, maupun perhitungan hidrologi
dan hidraulika untuk perencanaan drainase.
Abstrak
Simpang Rancabango merupakan simpang tiga lengan dengan beragam titik konflik yang memiliki indikasi mulai tidak
mampu menampung volume arus lalu lintas yang mengakibatkan terjadinya kemacetan sehingga memerlukan berupa
simulasi pertumbuhan arus lalu lintas untuk mengetahui volume arus lalu lintas di masa yang akan datang. Analisis
dilakukan dengan metode PKJI 2014 dan perangkat lunak Powersim Studio 10 untuk pemodelan simulasi. Hasil analisis
evaluasi kinerja simpang menunjukkan derajat kejenuhan terbesar yaitu 0,76dan tundaan simpang rata-rata terbesar yaitu
51,1 det/skr. Hasil analisis model dinamik diperoleh untuk salah satu pendekat dengan laju pertumbuhan arus lalu lintas
sebesar 0,480% per minggu, pada tahun ke-3 volume arus lalu lintas mencapai 1225 skr/jam dengan derajat kejenuhan
1,07.Perbaikan kinerja simpang pada 3 tahun yang akan datang dengan cara mengoptimalkan waktu hijau mampu
menurunkan derajat kejenuhan menjadi 0,68.
Kata-kata kunci: Kinerja Simpang, PKJI 2014, Powersim Studio 10, Sistem Dinamik
42
KRTJ-15
Pembangunan jalan tol merupakan proyek prioritas dalam RPJMN 2020-2024. Salah satu pembangunan jalan tol berskala
besar di Indonesia adalah pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) dengan total ruas sebanyak 24dengan
panjang2.704 km. Hingga saat ini hanya sekitar 20% dari total ruas jalan yang sudah beroperasi dan membutuhkan dana
lebih dari Rp. 300 Triliun untuk menyelesaikan ruas jalan sisanya. Namun, berdasarkan analisis FIRR untuk jalan tol yang
beroperasi masih berada dalam kisaran 11,33% dan LHR sebesar 12.585,8. Untuk meningkatkan kelayakan dan
mendapatkan kembali sebagian atau seluruh keuntungan yang dihasilkan pihak swasta karena adanya pembangunan jalan
tol, dapat dilaksanakan skema Land Value Capture (LVC). Studi ini bermaksud untuk mengidentifikasi potensi penerapan
LVC dalam sektor jalan dengan studi kasus pada pembangunan JTTS dengan metode analisis kualitatif. Hasil yang
didapatan yaitu dalam pembangunan infrastruktur JTTS, LVC dapat dilaksanakan berbasis pembangunan dengan
instrumen asset recycling untuk ruas jalan yang sudah terbangun dan Tax Increment Financing (TIF) untuk ruas jalan yang
belum terbangun. Sedangkan pada seluruh ruas JTTS,LVC dapat dilaksanakan dengan menerapkan instrument TRZs, TOD,
joint-development, dan negotiated exaction.
Kata-kata kunci: pembangunan jalan tol; inovasi pembiayaan infrastruktur; JTTS; LVC
APJ merupakan alat pelengkap jalan yang wajib disediakan. Populasi APJ dapat mencapai 7,6 juta titik APJ di Indonesia.
Saat ini, pengelolaan APJ di Indonesia belum optimal karena terdapat beberapa tantangan seperti minimnya perawatan
APJ, besarnya energi listrik yang digunakan, pencatatan meterisasi, minimnya penambahan infrastruktur APJ dan kapasitas
serta kuantitas dari pengelola APJ. Sumber pendanaan pengelolaan APJ dapat bersumber dari Pajak Barang dan Jasa
Tertentu (PJBT) tenaga listrik yang nilainya berpotensi mencapai Rp. 13,9 Triliun pertahun. Innovative financing diperlukan
untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran yang dimiliki dan mengatasi tantangannya. Berdasarkan hasil analisa
menggunakan pendekatan opsi pembiayaan infrastruktur dan faktor pendorong penerapan skema innovative financing,
skema KPBU diyakini dapat menjadi opsi innovative financing yang optimal. KPBU APJ ini merupakan suatu inovasi dalam
pengelolaan APJ. Tiga manfaat utama dari penerapan skema KPBU APJ adalah efisiensi energi listrik yang digunakan,
meningkatkan nilai manfaat dari anggaran yang digunakan dan mengatasi tantangan pengelolaan APJ.
Kata-kata kunci: Innovative Financing, Alat Pelengkap Jalan Wajib, Alat Penerangan Jalan, Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha.
43
KRTJ-15
Abstrak
Pembangunan jalan berkelanjutan mendapatkan perhatian dengan diundangkannya UU No. 2 Tahun 2022 tentang
Perubahan Kedua atas UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Pada tingkat kebijakan, Kementerian PUPR telah menetapkan
prinsip konstruksi berkelanjutan, yang terdiri dari 9 prinsip dengan 5 prinsip terkait, dimana implementasinya akan
berhasil apabila didukung oleh kebijakan dan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) yang bersifat operasional.
Makalah ini bertujuan memetakan NSPK bidang Bina Marga untuk mengevaluasi kesiapan penyelenggara jalan di
Indonesia dalam implementasi pembangunan jalan berkelanjutan dengan mengekstraksi 848 dokumen NSPK Bina Marga.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 80 produk NSPK telah mendukung penerapan prinsip, dengan uraian: norma (2),
standar(37), prosedur(6), dan kriteria(35). Penyelenggara jalan sudah siap dalam implementasi pembangunan jalan
berkelanjutan, tetapi NSPK yang tersedia belum sepenuhnya mengakomodasi prinsip pengurangan sampah/limbah
(reduce) dan daur ulang (recycle). Kesenjangan (gap) ini menjadi pertimbangan untuk menyiapkan NSPK terkait.
44