Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN

MOTIVASI KERJA GURU

M. MADZHUB FARISI

ABSTRACT

This research aim to know the role of headmaster in improvement of


motivation of teacher proffessional job / activity in MTs YAJRI Payaman Secang
Magelang, knows to effort for headmaster in improvement of motivation of
teacher professional job/actifity in MTs YAJRI Payaman Secang Magelang,
Research executed in MTs YAJRI Payaman Secang Magelang. Data collecting
applies interview method, observation, and documentation.
Result of research indicates that the role of headmaster in increasing
motivation of teacher /activity is by using “ system approach” as way of thinking
base, way of managing, and way of analysing school life. As leader of in an
education institute of headmaster shall have wide knoledge and leadership skill.
That thing need to be owned that be able to control, influences, and pushs its the
subordinate in implementing duty admitedly, responsibility, efficient, and
effective.The headmaster’s effort in increasing motivation of teacher job/
actifity,1) Specifies open management that is headmaster recieves suggestion,
citicism emerging from all party/ other side area teacher, employee, and student.2)
Headmaster applies division of duties and responsibility with the teacher to learn
more comprehendingly/ its the duty and expected by the same job/activity for the
agenda of reaching purpose of together.3) Headmaster braids goods relationship
to all subordinates that is to teacher, this thing is done that they ready executes
duty isas good as possible, fertilizes faithfulness and responsibility to leader, duty
and workplace.4) Headmaster also does approach to increasing creativeness, high
initiative to keep up spirits its the subordinate. 5) Headmaster does mapping of
actifity program to increase motivation of teacher jo/activity.6) Headmater does
observation having the character of continous and totally that is observation
covering all inter alia aspect : levator skapula persona, execution of activity
material and resistance.7) Headmaster does evaluations to cover evaluation to
breakdown of duty and evaluation of document evidence, by the way of direct
vision to duty evidence, evidence which has in executing by teacher then give
input if there is mistake or less as according to criterion which in expecting.

Keyword : Headmaster role, motivation of teacher job/ activity.

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang berkualitas pada umumnya lahir melalui proses
pendidikan yang baik dan institusi pendidikan yang bermutu. Namun kondisi
sumber daya manusia yang dipersiapkan melalui pendidikan belum sepenuhnya
memuaskan, terutama jika dilihat dari segi akhlak, moral dan jati diri bangsa

1
dalam kemajemukan budaya bangsa (Alwi, 2001).
\
Peningkatan kinerja guru merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
Peningkatan tersebut diwujudkan dengan memberikan pelayanan, bantuan
profesional atau bimbingan yang diberikan oleh supervisor yaitu pengawas dan
Kepala Sekolah kepada guru dan staf tata usaha untuk meningkatkan kinerjanya
dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan harapan kinerja guru
meningkat, demikian pula mutu pembelajarannya, maka diharapkan prestasi
belajar siswa juga akan meningkat.
Ketidak maksimalan kinerja guru antara lain disebabkan oleh kurangnya
penerapan peranan Kepala Sekolah sebagai supervisor. Selama ini, pihak sekolah
sering berbicara tentang mutu pendidikan, tetapi cenderung kurang peduli kepada
peningkatan kompetensi kepala sekolah. Kepala Sekolah lanjutan kadang-kadang
hanya terfokus pada usaha memenuhi perlengkapan sekolah, gedung, pengadaan
buku dan pengadaan guru, sehingga peningkatan kinerja guru yang seharusnya
menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah terabaikan. Padahal melalui supervisi
pendidikan inilah guru yang merupakan komponen sumber daya manusia dibina
dan dikembangkan.
Begitu pula dengan upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah MTs
YAJRI Payaman Secang Magelang dalam peningkatan kompetensi profesional
guru, Kepala Sekolah juga melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan
kompetensi profesional guru. Semua itu dilakukan agar bisa mencapai tujuan
pendidikan. Di samping itu juga karena melihat kualitas kinerja terutama dalam
melaksanakan tugas kurang profesional dan belum dapat menerapkan teori belajar
dan konsep dasar kepribadian sesuai taraf perkembangan peserta didik, belum
menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, belum mengembangkan dan
menggunakan berbagai alat dan media sumber belajar yang relevan, belum
mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik,
Merujuk pada uraian di atas, maka penelitian ini akan berusaha
mengungkap Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Kerja Guru Untuk
Meningkatkan motivasi kerja guru di Madrasah Tsanawiyah YAJRI Payaman
Secang Kabupaten Magelang.

Pendekatan dan Strategi Penelitian

Penelitian ini menggunakan strategi penelitian dan pengembangan


(research & Development). Strategi penelitian dan pengembangan digunakan
untuk mengembangkan dan menguji produk. Adapun produk yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini adalah peran kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru. Oleh karena itu penelitian ini bersifat
deskriptif analitik yaitu menguraikan secara teratur seluruh konsep yang ada
relevansinya dengan pembahasan, dalam arti penelitian ini mencoba
mendeskripsikan tentang upaya kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi
kerja guru di MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang dan upaya-upaya
pengembangan oleh pihak-pihak terkait.

2
Metode Pengambilan Data
Salah satu ciri utama yang ada dalam penelitian kualitatif adalah orang
sebagai alat atau instrumen data. Dalam pengumpulan data di lapangan, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang belangsung
secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung infomasi atau keterangan-keterangan. Pada penelitian ini penulis
mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam
serta beberapa siswa di MTs YAJRI untuk memperoleh data tentang tugas,
fungsi, teknik-teknik serta upaya-upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam
peningkatan motivasi kerja guru pendidikan agama Islam.
Jenis wawancara yang umumnya digunakan dalam penelitian kulitatif
adalah wawancara secara mendalam yang mempunya ciri-ciri tidak berstruktur,
tidak dibakukan, dan terbuka. Metode inilah yang penulis gunakan untuk
mendapatkan informasi tentang teknik-teknik supervisi yang penulis lakukan
terhadap kepala sekolah.
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan supervisi
peningkatan motivasi kerja guru, dalam penelitian ini wawancara secara
mendalam yaitu pertemuan secara berulang-ulang dengan informan yang
diarahkan pada pemahaman pandangan informan yang diungkapkan dengan kata-
kata informan sendiri.

2. Metode Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diselidiki. Dalam arti luas, observasi tidak hanya terbatas pada
pengamatan dengan mata kepala saja, melainkan semua jenis pengamatan baik
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran umum meliputi letak
geografis, keadaan lingkungan pembelajaran dan sarana prasarana yang ada di
sekolah.
Dalam metode observasi ini, penulis juga menggunakan pengamatan
partisipan, yakni teknik pengumpulan data yang melibatkan interaksi sosial antara
peneliti dan informan dalam suatu latar penelitian selama pengumpulan data yang
dilakukan peneliti secara sistematis tanpa menampakkan diri sebagai peneliti.
Untuk pengamatan partisipan ini dilakukan dalam rangka mengamati
secara langsung kegiatan Kepala Sekolah dalam hal upaya pengelolaan supervisi
pendidikan untuk peningkatan motivasi kerja Guru bidang studi agama Islam.
Caranya adalah dengan mengamati kegiatan sehari-hari kepala Sekolah dalam
usaha memotivasi kerja guru.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan antara lain: transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda, dan lain sebagainya.

3
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Teknik dokumentasi dimaksudkan
sebagai upaya untuk menarik kesimpulan yang valid dari suatu bahan tertulis
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan
siswa, terutama hasil pengembangan kompetensi Profesional guru agama Islam
yang dilaukan oleh pihak-pihak terkait dan dokumen-dokumen lain yang
diperlukan, sehingga dapat diperoleh data yang valid dan jelas.

Desain Penelitian

1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian adalah sebagai sumber utama data penelitian
yaitu memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subyek dalam
penelitian ini meliputi subyek utama dan subyek pendukung. Subyek utama
penelitian adalah Kepala Sekolah MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang
karena beliau adalah pelaku dalam permasalahan ini. Adapun subyek pendukung
dalam penelitian ini adalah guru pendidikan agama Islam untuk mengetahui atau
mendapatkan informasi tambahan.
2. Metode Analisis Data
Teknik ini dipakai setelah data selesai dikumpulkan. Dikerjakan dan
dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-
kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan yang digunakan dalam
penelitian.
Adapun analisis yang digunakan adalah analisa data kualitatif seperti yang
dikemukakan oleh Miles dan Buherman (Arikunto, 2000), yaitu meliputi empat
komponen kegiatan, yaitu:
a. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dari lapangan yang dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data yang ada dapat dokumen, cacatan lapangan
mengenai perilaku, subyek penelitian dan sebagainya. Kualitas data ditentukan
oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukur. Kalau alat pengambilan
datanya cukup reliabel dan valid maka datanya juga cukup realiabel dan valid.
b. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data ‘kasar” yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.
c. Penyajian Data.
Penyajian data di sini dibatasi sebagai penyajian sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
d. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari
obyek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek penelitian. Proses
penarikan kesimpulan didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk yang padu pada penyajian data melalui informasi tersebut, peneliti

4
dapat melihat apa yang ditelitinya dan menentukan kesimpulan yang benar
mengenai obyek penelilian. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang
melintas dalam pikiran peneliti selama menulis dan merupakan suatu tinjauan
ulang pada catatan-catatan lapangan. Pada tahapan sebelumnya verifikasi juga
dilangsungkan untuk memeriksa keabsahan data.

Kepercayan Penelitian
Uji keterpercayaan data dalam penelitian ini menggunakan “Triangulasi”,
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data
dalam penelitian kualitatif. Menurut Denzin (Moelong, 2007) membedakan
empat macam triangulasi sebagai pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini juga
menguji kredibilitas data dengan trianggulasi metode. Metode yang digunakan
adalah observasi, wawancara mendalam dan analisa dokumen.

HASIL PENELITIAN

A. Orientasi
1. Letak Geografis
Secara geografis. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yayasan Amal Jariyah
(YAJRI), terletak di Dusun Gembongan Desa Payaman Kecamatan Secang,
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Kalibening no
64 Payaman Magelang.

2. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah YAJRI


Berawal dari madrasah mualimin / mu’alimat yang berdiri sekitar
tahun 1966 – 1967, Lembaga pendidikan ini pada tahun 1976 berubah
menjadi Madrasah Tsanawiyah YAJRI (MTs Yayasan Amal Jariah) dengan
tujuan menyesuaikan dengan sistem pendidikan nasional saat itu. Sedangkan
Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin Unit II (PPSMII) dibawah asuhan KH.
Minanurrahman Anshori didirikan pada tahun 1993 sebagai terobosan dalam
rangka meningkatkan kwalitas pendidikan.
Misinya adalah :
1. Memberikan pelayanan terbaik dalam penyelenggaraan pembelajaran untuk
menghantarkan siswa/santri memiliki kemantapan aqidah, penguasaan
ilmu, dan keluhuran akhlaq untuk kesejahteraan umat.
2. Menciptakan semua komponen Madrasah dan Pondok Pesantren menjadi
mukmin yang taat, jujur, ikhlas, ikhsan, berdisiplin, percayadiri, kreatif,
dan inovatif.
3. Menjalankan pendidikan dan pembelajaran dengan miliu Madrasah dan
Pondok Pesantren ala Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan kurikulum
integral.

5
3. Struktur Organisasi
Madrasah Tsanawiyah Yajri Payaman adalah lembaga pendidikan
formal yang basicnya adalah agama islam. MTs – MA Yajri Payaman dan
Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II (PPSM II) ketiganya merupakan 3
(tiga) lembaga islam yang berada dalam 1 (satu) Yayasan, yaitu Yayasan
Bhakti Yajri. Tiga lembaga tersebut saling berhubungan dan berkaitan satu
sama lain. Secara vertikal, perjenjangannya adalah MTs dilanjutkan ke tingkat
MA sedangkan pesantren yang ada sebagai fasilitas yang menunjang kegiatan
pembelajaran kedua madrasah tersebut.
Walaupun lembaga pendidikan ini terbuka untuk umum, peserta didik
dalam madrasah ini didominasi oleh siswa yang mukim di pesantren, atau
disebut siswa–santri. Jadi dapat dikatakan bahwa kegitan pada 3 (tiga)
lembaga ini tidak pernah berhenti karena secara garis besar pembelajaran dan
pengajaran di pesantren berlangsung 24 jam, walaupun tidak dalam kondisi
formal. Pola tersebut dikenal juga dengan istilah “Boarding School”, yakni
kegiatan pendidikan dan pengajaran yang menyatu dan terpadu dengan tempat
tinggal peserta didik. Dalam kondisi formal, Madrasah Guru beserta stafnya
menjadi fasilitator kegiatan belajar mengajar (KBM), dalam pesantren Ustadz
dan Pengurus menggantikannya.

4. Keadaan Guru, karyawan dan Siswa


a. Keadaan Guru
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keadaan dan pengadaan guru
perlu sekali diperhatikan, karena hal ini sangat mempengaruhi
mekanisme kerjanya. Dan di antara salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam proses pendidikan adalah adanya peranan pendidik
atau tenaga edukatif. Tugas tenaga pengajar ini antara lain menyiapkan
materi pelajaran yang menjadi wewenang tanpa melalaikan kewajiban
untuk membina dan mengarahkan kepribadian peserta didik.
b. Keadaan Karyawan
Selain beberapa guru/staf pengajar dalam penyelenggaraan
pendidikan diperlukan administrasi yang baik guna menjaga
kelancaran proses belajar mengajar. Hal itu menyebabkan bagian tata
usaha memiliki peranan yang penting.
c. Keadaan Siswa.
Siswa merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan, karena
tanpa adanya siswa kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak dapat
berlangsung.

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan.


Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang membentuk
terjadinya proses pendidikan dan pengajaran, di samping pendidik, anak didik,
tujuan, dan lingkungan. Maksud penulis dengan sarana dan prasarana di sini
adalah semua alat yang digunakan untuk mendukung jalannya proses belajar

6
mengajar, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus yang
dimiliki MTs YAJRI Payaman.
6. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan MTs YAJRI Payaman Secang Magelang
adalah Kurikulum terpadu. Artinya sebagai lembaga pendidikan formal
universal ini menggunakan kurikulum 1994 dari Departemen Agama,
Sedangkan sebagai lembaga pendidik non formal sebagai ciri khas pesantren
diberikan sejumlah materi pelajaran sebagai muatan lokal.
Oleh karenanya dibutuhkan pengaturan waktu yang demikian cermat
sehingga kedua tuntutan tersebut dapat terpenuhi dan tidak saling tumpang
tindih atau overlap.
Secara singkat pengaturan waktu tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut, selama lima hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, proses
kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum dari Departemen Agama.
Sedang hari Ahad diberikan materi pelajaran berdasarkan kurikulum
pesantren. Kemudian untuk hari Jum'atnya libur.
Adapun materi pelajaran yang diberikan kepada santri/siswa sebagai
muatan lokal yang tercantum pada kurikulum pesantren pada MTs YAJRI
Payaman Secang Magelang, meliputi:
1. Aqidah Islam
2. Fiqh Wadih
3. Madist Bulughul Marom
4. Minhajul Qowiem
5. Khot (menulis Arab Halus)
6. Washoya
7. Pendidikan Islam
8. Nahwu Wadih
9. Taqrib
10. Tarikh
11. Muhadoroh/Pidato

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2012.


Peneliti membuat kesepakatan dengan informan mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Wawancara
meliputi strategi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru,
peran kepala sekolah dalam peningkatan kerja guru dan usaha-usaha kepala
sekolah dalam peningkatan kerja guru.
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru. Proses
penelitian dimulai dengan wawancara dan observasi kepada informan.
Informan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria, yaitu mengetahui
dengan benar kondisi MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang. Selanjutnya
peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-
langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini.
Setelah itu, peneliti membuat kesimpulan dan memberikan saran-saran untuk

7
peneliti selanjutnya.

C. Perolehan Penelitian
1. Hasil Observasi
a. Deskripsi Kepala Sekolah
1) Diskripsi fisik kepala sekolah
Berdasarkan ovservasi yang penulis lakukan terhadap kepala sekolah dapat
digambarkan deskripsi fisik yang ada pada kepala sekolah.
(1) Tinggi badan sekitar 165 cm, warna kulit sawo matang, badan tidak gemuk,
selalu berpakain rapi, wajah berseri-seri, murah senyum.
2) Diskripsi Perilaku kepala sekolah
Perilaku Kepala Sekolah setiap harinya murah senyum, yaitu jika bertemu
dengan guru beliau selalu menyapa dan menganggukkan kepala. Kedisiplinan
selalu beliau tanamkan dalam keseharian. baik pada guru maupun siswa. Kepala
sekolah jarang datang terlambat. Kepala MTs YAJRI Payaman, Secang,
Magelang selalu memberi contoh peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah,
misalnya beliau ikut membesihkan sampah yang berserakan di sekitar lingkungan
sekolah.

b. Deskripsi Guru
Guru MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang yang menjadi informan
selalu menunjukkan sifat ramah. Hal ini dapat dilihat ketika berpapasan dengan
peneliti, beliau menganggukan kepala dan menjabat tangan. Beliau menunjukkan
sikap bersahabat, menjawab pertanyaan dengan baik, bersemangat, mau
menjelaskan dengan panjang lebar.
Secara fisik beliau mempunyai perawakan tinggi badan sekitar 167 cm,
kulit bersih dan menggunakan kaca mata. Dalam aktivitasnya, beliau selalu
mengembangkan budaya profesional di sekolah.
Perilaku Guru MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang dalam hal
mengajar selalu berusaha menciptakan suasana kelas yang kondusif. Hal tersebut
telah dilaksanakan dengan langkah-langkah disiplin, melaksanakan tugas sesuai
tata tertib sekolah, menerapkan metode Tanya jawab serta penilaian hasil belajar
siswa secara obyektif. Dengan suasana kelas yang demikian pada diri siswa
timbul motivasi yang besar untuk belajar dan suasana kelas menjadi lebih
kompetitif. Guru-guru tersebut juga berusaha selalu meningkatkan kemampuan
mengajarnya untuk menuju ke tingkat yang profesional.

2. Hasil Wawancara
a. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Hasil wawancara terhadap kepala sekolah mengenai pentingnya penerapan
strategi dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala Sekolah menyatakan bahwa
strategi memegang peran penting dalam perkembangan sekolah, terutama kerja
guru. Oleh karena itu, Kepala Sekolah hendaknya memiliki jiwa kepemimpinan
untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya.
Dalam kaitan ini Kepala Sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan
juga ketata usahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan

8
orang tua siswa. Jadi, tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya tergantung
kebijaksanaan yang diterapkan Kepala Sekolah terhadap seluruh personal sekolah.
Ketika ditanya tentang strategi dan kebijakan kepala sekolah dalam usaha
meningkatkan kerja guru, informan menjawab :
Saya selaku kepala sekolah punya kewajiban melakukan pengawasan
terhadap guru-guru dan pegawai. Kegiatan ini mencakup penelitian,
penentuan berbagai kebijakan yang diperlukan, pembaharuan jalan keluar
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh seluruh pegawainya. Selain itu
Saya menyediakan sarana dan prasarana bagi pengembangan sekolah,
seperti penambahan laboratorium, alat-alat peraga, menyediakan tenaga
pengajar andal yang mampu mengajar dengan baik, dan mengusahakan
berbagai cara untuk mempertinggi semangat bekerja di antara guru.
Semua itu berfungsi untuk meningkatkan perkembangan sekolah yang
saya pimpin.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai interaksi dalam kegiatan
supervisi pendidikan ditampakkan pada: (1) perilaku supervisor dalam
memberi pelayanan kepada guru yang disebut dengan pembinaan profesional
dengan memberikan penguatan pada perilaku mengajar guru; (2) supervisor
membantu menumbuhkan profesionalisme guru dengan meningkatkan
intensitas pelayanan supervisor terhadap guru; dan (3) upaya guru membantu
peserta didik mencapai harapan belajarnya dengan menggunakan teknik-
teknik yang sesuai dengan tuntunan belajarnya. Artinya kemampuan
supervisor memberi supervisi kepada guru mengatasi kesulitan belajar siswa
menjadi jaminan dalam bahwa kualitas layanan belajar sesuai harapan.
Dalam rangka meningkatkan motivasi kerja guru, kepala sekolah
mempunyai peranan yang sangat besar. Dari hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah YAJRI penulis dapat mendeskripsikan upaya yang dilakukan Kepala
Sekolah, yaitu membantu guru dalam persiapan mengajar. Keseluruhan
kegiatan guru di dalam kelas maupun di luar kelas sangat membutuhkan
kesabaran, ketekunan, kelincahan, ketrampilan dan selalu mempunyai inovasi-
inovasi baru. Salah satu tugas pokoknya sebagai pendidikan adalah persiapan
mengajar, yaitu hal-hal yang dipersiapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Upaya yang lain adalah dengan membantu guru dalam mengelola kelas.
Pengelolaan kelas merupakan bagian dari tugas guru yang dibimbing oleh
supervisor atau kepala sekolah. Hal ini penting dilakukan karena selain dapat
memperlancar dalam proses belajar mengajar, pengelolaan kelas yang baik
juga dapat menentukan mutu pendidikan yang berkualitas. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendukung utama tercapainya tujuan pembelajaran
adalah kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya.
Proses belajar mengajar merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan antara pendidik dan peserta didik. Guru merupakan sebuah
profesi yang membutuhkan keahlian khusus sebagai tenaga yang profesional.
Keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh keprofesionalan guru yang mampu
mengorganisir seluruh pengalaman belajar, sedangkan kepala sekolah mempunyai
tugas untuk membantu, memberikan stimulus dan mendorong guru untuk bekerja
secara optimal. Agar pelaksanaan tugas-tugas itu dapat dikerjakan dengan baik,

9
maka kepala sekolah dituntut mempunyai berbagai cara dan teknik supervisi
terutama yang berhubunganya dengan pelaksanaan tugas-tugas guru dan
karyawan, dan pertumbuhan jabatan. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin
utama dan penggerak dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan wawancara penulis kepada Kepala Sekolah, beliau
menjelaskan bahwa dalam meningkatkan motivasi kerja guru adalah :
Saya menjalin hubungan yang harmonis terhadap guru dengan memelihara
hubungan yang harmonis, meningkatkan kesejahteraan guru dan
mengevaluasi guru dalam menjalankan tugas mereka.
Lebih lanjut beliau menyatakan :
Setiap guru perlu menumbuhkan etos kerja secara Islami karena pekerjaan
yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya
juga dapat digunakan sebagai kepentingan ibadah, termasuk didalamnya
mencukupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, seleksi memilih pekerjaan
dan menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan bagi
semua pekerja. Tak terkecuali profesi guru, seorang guru perlu bekerja
dengan sungguh-sungguh, sehingga proses belajar mengajar dapat dengan
mudah dicapai dengan hasil yang memuaskan. Faktor terpenting dalam
diri seorang beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap
kepribadiannya. Karena ciri-ciri khas kepribadian seorang nampak dalam
ia melakukan pekerjaan. Kenyataannya ini semakin berlaku dalam
pekerjaan seorang guru yang mendidik generasi muda di sekolah.
Usaha-usaha beliau dalam meningkatkan motivasi kerja guru antara lain:
1. Menjalin hubungan yang harmonis terhadap tenaga pengajar (para guru)
2. Memberikan kesejahteraan kepada para guru PAI yang memadahi
3. Mengkontrol dan mengevaluasi guru PAI dalam menjalankan tugas
mereka.
Setiap pekerja, terutama yang beragama Islam, perlu menumbuhkan etos kerja
secara Islami karena pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang
diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan sebagai kepentingan
ibadah, termasuk didalamnya mencukupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu,
seleksi memilih pekerjaan dan menumbuhkan motivasi kerja yang Islami
menjadi satu keharusan bagi semua guru.
Faktor terpenting dalam diri seorang beraktifitas dalam kehidupan
sehari-hari adalah sikap kepribadiannya. Karena ciri-ciri khas kepribadian
seorang nampak dalam ia melakukan pekerjaan. Kenyataannya ini semakin
berlaku dalam pekerjaan seorang guru yang mendidik generasi muda di
sekolah.
b. Hasil Wawancara Guru
Ada bermacam-macam langkah yang sudah ditempuh oleh kepala sekolah.
Langkah-langkah tersebut antara lain kepala sekolah menilai unjuk kerja guru
secara obyektif, penggajian yang tidak terlambat. Kepala YAJRI Payaman,
Secang, Magelang mengusahakan suasana kesejawatan dan kekeluargaan di antara
semua pegawainya. Hubungan yang baik dan harmonis telah diciptakan. Juga
telah diberikan penghargaan kepada guru/karyawan yang pantas menerima. Dari
hal-hal tersebut ternyata kepala sekolah berhasil menciptakan suasana kerja yang

10
menyenangkan.
Pembinaan terhadap guru dan karyawan dilaksanakan Kepala MTs YAJRI
Payaman, Secang, Magelang dengan pendekatan yang manusiawi. Kepala sekolah
telah menghindarkan bentuk pembinaan yang menegangkan. Dengan cara
demikian guru yang melakukan kesalahan dengan kesadaran sendiri akan
memperbaikinya. Kepala sekolah memberi kebebasan penuh kepada guru untuk
melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan bidangnya masing-masing. Yang
lebih utama menurut Kepala MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang adalah
kualitas pembelajaran yang tinggi.
Hasil wawancara terhadap guru, mengenai peran Kepala Sekolah dalam
meningkatkan kerja guru, informan menyatakan :
Saya sebagai guru menyampaikan kepada kepala sekolah perlu
melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil kunjungan
kelas ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Ketika ditanya tentang apa harapan para guru terhadap kepala sekolah, guru
menjawab :
Dalam menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang
cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah
sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari
kepala sekolah mereka. Kepala sekolah perlu menguasai tentang
kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan
saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak
menguasainya dengan baik. Kepala sekolah berkewajiban membina para
guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah
baik agar dapat dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang belum baik
dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Sementara itu, semua guru yang
baik dan sudah berkompeten maupun yang masih lemah diupayakan agar
tidak ketinggalan jaman dalam proses pembelajaran maupun materi yang
menjadi bahan ajar.
Lebih lanjut guru menyatakan :
Kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas sebagai pimpinan, hendaknya
dilaksanakan dengan demokratis, menghargai pendapat guru, dan
memberikan kesempatan untuk melahirkan gagasan dan pendapat.
Keputusan yang di ambil dengan jalan musyawarah, karena tujuan yang
hendak dicapai adalah tujuan bersama.

Wawancara yang dilakukan terhadap guru berkaitan dengan peran Kepala


Sekolah menyatakan :

11
Menurut saya, Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan
bertanggung jawab atas pembelajaran dan segala kegiatan yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan termasuk di dalamnya kepala sekolah
sebagai pimpinan bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan
supervisinya.
Kepala madrasah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilaman
mampu menjalankan proses kepemimpinannya yang mendorong,
mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku guru. Inisiatif
dan kreativitas kepala madrasah yang mengarah kepada kemajuan
madrasah merupakan bagian integratif dari tugas dan tanggungjawab.
Fungsi utamanya ialah menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif
dan efisien. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala madrasah
memiliki tanggungjawab ganda, yaitu : pertama, melaksanakan
administrasi madrasah sehingga dapat tercipta situasi belajar mengajar
yang baik. Kedua, melaksanakan supervisi pendidikan sehingga diperoleh
peningkatan kegiatan mengajar guru dalam membimbing pertumbuhan
murid-murid.
Berbagai upaya perlu dipikirkan dan dijalankan guna peningkatan
mutu pendidikan adalah peningkatan proses belajar mengajar yang sangat
tergantung kepada profesionalisme guru sebagai sumber daya manusia.
Guru dituntut untuk memiliki berbagai ketrampilan dalam menghantarkan
siswa untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
Kaitannya dengan pertanyaan mengenai kriteria guru MTs YAJRI yang
memiliki kinerja yang baik, informan menjawab :
Untuk memperoleh hasil yang baik, maka seorang guru bukan hanya perlu
menguasai sekedar materi tertentu, tetapi perlu penguasaan yang lebih luas
dari materi yang disajikan. Guru perlu memahami berbagai model mengajar
secara teoritis dan selanjutnya dapat memilih model-model yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Secara formal maupun professional tugas
guru seringkali menghadapi berbagai permasalahan yang timbul akibat
adanya berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan tugas profesionalnya.
Perubahan itu misalnya perubahan kurikulum, pembaharuan sistim
pengajaran, adanya peraturan perundang-undangan yang baru dan lain
sebagainya. Kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai pembaharuan
ini sebenarnya merupakan sikap positif yang berkaitan dengan keberadaan
lingkungan profesinya.
Lebih lanjut mengenai guru yang berkualitas itu seperti apa, beliau
menyatakan :
Menurut saya, guru yang bekualitas adalah guru yang mampu membuat
perangkat pembelajaran, mengelola pembelajaran, mampu
mengembangkan dirinya sendiri atau mengikuti perkembangan dunia
pendidikan agar tidak ketinggalan informasi/zaman serta mengauasai
materi ajar sesuai dengan bidang yang digelutinya. Dalam artian seorang
guru mempunyai kompetensi pedagogig, profesional, kepribadian dan
sosial. Dengan kompetensi yang demikian seorang guru akan mudah
dalam menyampaikan materi ajar khususnya materi Pendidikan Agama

12
Islam dan siswa akan mudah menyerap materi yang diperolehnya.
Peranan guru MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang dalam
mengembangkan budaya profesional dilakukan sesuai dengan tugas dan
jabatannya. Hasil wawancara terhadap guru mengenai guru yang
kinerjanya baik seperti apa. Informan manyatakan :
Guru yang kinerjanya baik adalah guru memberikan contoh
perilaku dengan menampilkan diri pada tingkat kompetensi yang tinggi.
Seperti disiplin, tanggung jawab, etos kerja, dan komitmen yang tinggi
terhadap tugasnya. Contoh disiplin diantaranya datang tepat waktu.
Tanggungjawab terhadap pekerjaan.
Lebih lanjut, beliau menyatakan :
Keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi
oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja
kepala sekolah terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal
ini merupakan landasan psikologis untuk memperlakukan stafnya secara
adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan
melaksanakan tugas.
Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan
kemampuannya membina kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim
kerja terbuka yang bersifat kemitraan, serta meningkatkan partisipasi aktif
dari orang tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa mendapatkan
dukungan penuh setiap program kerjanya. Keterlibatan kepala sekolah
dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak dilakukan secara tidak
langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya
penyediaan sarana belajar yang diperlukan.
Berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana komunikasi kepala
sekolah dengan guru-guru di MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang dan
masyarakat, guru menyatakan :
Kepala sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara
untuk meneruskan instruksi kepada guru, serta menyalurkan aspirasi
personel sekolah kepada instansi kepada para guru, serta menyalurkan
aspirasi personel sekolah kepada instansi vertikal maupun masyarakat.
Pola komunikasi dari sekolah pada umumnya bersifat kekeluargaan
dengan memanfaatkan waktu senggang mereka.
Ketika ditanya bagaimana seharusnya kepala sekolah menyampaikan
informasi kepada guru mupun kepada siswa, informan (guru) menjawab :
Menurut saya, penyampaian informasi dilakukan melalui dua arah,
yaitu komunikasi berupa instruktif dan komunikasi pernyataan atau
permintaan. Media komunikasi yang digunakan oleh kepala sekolah dapat
berupa buku informasi keliling, pengumuman lisan serta pesan berantai
yang disampaikan secara lisan.
Ketika ditanya tentang bagaimana harapan guru agar motivasi kerja guru
dapat meningkat, informan menjawab :
Menurut saya, Kepala Sekolah manager sekolah dalam rangka
meningkatkan proses belajar mengajar senantiasa check and recheck
program yang dijalankan oleh para guru. Hal ini dapat dilakukan dengan

13
supervisi kelas, membina dan memberi saran-saran positif kepada guru
dan karyawannya. Untuk memperluas pandangan, tidak ada salahnya
kepala sekolah melakukan antar pikiran, sumbangan saran dan studi
banding antar sekolah untuk menyerap menejemen kepemimpinan sekolah
lain yang lebih baik.
Kepala Sekolah hendaknya mempelajari secara seksama baik
kebijakan pemerintah maupun prioritas sekolah sendiri. Agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam bekerja Kepala Sekolah hendaknya memiliki
kemampuan untuk berkolaborasi dengan guru dan masyarakat sekitar
sekolah, memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori
pendidikan dan pembelajaran, memiliki kemampuan dan keterampilan
untuk menganalisis situasi sekarang dan mampu memprediksi masa depan,
memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah dan keutuhan yang
berkaitan dengan efektifitas pendidikan di sekolah, serta mampu
memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan serta
mengkonsptualisasikan arah baru untuk perubahan.
Ketika ditanya tentang motivasi kerja itu penting, guru menjawab :
Ya sangat penting. Motivasi sangat penting dan dibutuhkan setiap
orang dalam melaksanakan pekerjaannya, karena motivasi adalah kondisi
yang dapat menggerakkan guru agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya (dorongan kebutuhan dalam diri karyawan yang perlu dipenuhi
agar guru tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap Motivasi
Berprestasinya). Jadi jelas bahwa seorang guru perlu memiliki motivasi
yang tinggi agar dapat mencapai tujuan dari motifnya dengan mudah.
Berkaitan dengan motivasi kerja, maka ada beberapa kebutuhan yang
terpenuhi antara lain kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan untuk dapat diterima oleh kelompoknya, kebutuhan akan harga
diri, kebutuhan untuk menggunakan kemampuannya, pendapat atau ide-
idenya.
Motivasi kerja guru sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung.
Hasil wawancara yang menjadi pendukung dalam meningkatkan motivasi kerja
guru, informan menyatakan bahwa :
Menurut saya, faktor yang menjadi pendukung dalam
meningkatkan motivasi kerja guru adalah, kesejahteraan guru (kenaikan
gaji) tunjangan sertifikasi dan penghargaan-penghargaan. Usaha untuk
meningkatkan motivasi guru juga bisa dilakukan melalui peningkatan
kesejahteraan guru, dalam hal ini gaji merupakan salah satu sumber
kepuasan kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan
memberikan kesejahteraan guru dapat memberikan motivasi kepada guru
untuk meningkatkan profesionalismenya.
Ketika ditanya tentang faktor yang menghambat motivasi kerja guru,
informan menjawab :
Menurut saya faktor penghambat dalam meningkatkan motivasi
guru yaitu, sarana prasarana yang kurang memadai, pembiayaan yang
kurang dan faktor dari dalam diri guru itu sendiri yang enggan
mengembangkan potensinya. Sebagai guru yang profesional, mereka tidak

14
akan mempersoalkan hambatan yang ada, melainkan mereka akan selalu
berupaya untuk meningkatkan profesionalismenya dalam berbagai bidang.
Semua faktor-faktor penghambat tersebut bisa diatasi jika semua pihak
mau bekerja keras dan bekerja sama.
Berkaitan dengan upaya yang dilakukan sebagai usaha untuk
meningkatkan motivasi kerja guru, sehingga profesionalisme guru meningkat,
informan menyatakan :
Sebaiknya kepala sekolah mengikutkan guru dalam kegiatan
MGMP, penataran, pelatihan-pelatihan, program-program penataran atau
kursus-kursus, kegiatan ilmiah-ilmiah, pendidikan lanjutan. Untuk
meningkatkan profesionalisme guru, pihak sekolah mewajibkan para guru
mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) baik di tingkat
kecamatan maupun kabupaten. Selain itu sikap pro-aktif dari guru dalam
mengembangkan wawasan kependidikan sesuai dengan bidangnya, ini
dapat dilakukan dengan keikutsertaan guru dalam pelatihan-pelatihan yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara antara kepala sekolah dan guru di
MTs Yajri Payaman Secang Magelang menunjukkan bahwa motivasi kerja
guru masih tergolong sedang. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa
pelajaran yang kosong. Diantaranya adalah mata pelajaran kesenian, olah
raga dan keterampilan. Kurangnya motivas kerja guru disebabkan masih
rendahnya gaji yang diterima guru serta masih kurangnya kompetensi
yang dimiliki oleh guru, sehingga menyebabkan motivasi kerja guru
rendah.

PEMBAHASAN
A. Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas membantu guru, memberikan stimulus
dan mendorong guru untuk bekerja secara optimal. Agar pelaksanaan tugas-tugas
itu dapat dikerjakan dengan baik, maka kepala sekolah dituntut mempunyai
berbagai cara dan teknik supervisi terutama yang berhubunganya dengan
pelaksanaan tugas-tugas guru dan karyawan, dan pertumbuhan jabatan. Karena
kepala sekolah sebagai pemimpin utama dan penggerak dalam pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran.
Peran kepala sekolah dalam upaya peningkatan motivasi kerja guru adalah
mengamati tindakan atau perkembangan para guru serta dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan para guru, mengembangkan kemampuan para guru
serta meningkatkan kualitas para guru, melalui pembinaan/supervisi tersebut.
Pemahaman guru setelah memperoleh supervisi/pembinaan yang menjadi fokus
adalah kemampuan dasar yang dimiliki, yang ternyata guru-guru sudah
berkompeten dalam pelaksanaan tugas, hanya masih perlu pembinaan yang
intensif terutama tentang menumbuh kembangkan kreativitas siswa,
pembuatan/penggunaan perangkat pembelajaran, serta penanaman komitmen
sebagai guru diberbagai kesempatan untuk mewujudkan tugasnya sebagai guru
yang professional.
Peningkatan motivasi kerja guru dimaksudkan sebagai serangkaian usah

15
pemberian bantuan kepada guru terutama bantuan berwujud bimbingan
profesional yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk meningkatkan proses dan
hasil belajar mengajar. Bimbingan profesional yang dimaksud adalah kegiatan
yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru terutama dalam proses belajar
mengajar. Disamping itu pembinaan guru juga dimaksudkan sebagai usaha
terlaksananya sistem kenaikan pangkat dalam jabatan profesional guru.
Kepala MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang dalam perannya sebagai
pemimpin di madrasah berusaha meningkatkan kesejahteraan guru, mengadakan
rapat rutin dan mengadakan bedah kurikulum. Hal ini dimaksudkan agar seluruh
personil madrasah berperan secara aktif dalam pelaksanaan proses pendidikan di
dalam madrasah, sehingga tujuan didirikannya madrasah tersebut dapat
berkembang secara sempurna sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh lembaga
itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang
kondusif madrasah yang unggul, maka yang diperlukan diantaranya adalah
adanya kepemimpinan kepala madrasah yang mampu memerankan
kepemimpinannya serta meningkatkan profesionalisme gurunya. Sebab guru
merupakan media transformasional segala ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
siswa. Selain itu peranan guru sangat dibutuhkan, apalagi di sekolah menengah
umum yang mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa peran kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru memegang peran penting dalam
perkembangan sekolah, terutama kerja guru. Dengan adanya peran kepala
sekolah, maka terjadi peningkatan motivasi kerja guru. Hal ini dibuktikan guru
datang datang lebih awal, adanya kerja keras guru, misalnya mengadakan les
tambahan bagi siswa, merasa memiliki dan prestasi belajar siswa meningkat serta
prestasi kerja guru meningkat. Kepala Sekolah hendaknya memiliki jiwa
kepemimpinan untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha dan pegawai
sekolah lainnya. Dalam kaitan ini Kepala Sekolah tidak hanya mengatur para guru
saja, melainkan juga ketata usahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan
masyarakat dan orang tua siswa
Kepala sekolah dalam memberi pelayanan kepada guru melalui pembinaan
profesional dengan memberikan penguatan pada perilaku mengajar guru,
membantu menumbuhkan profesionalisme guru dengan meningkatkan intensitas
pelayanan terhadap guru.

B. Usaha-usaha Kepala Sekolah


Motivasi kerja guru memang ditingkatkan mengingat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Tanggungjawab pembinaan guru
berada di tangan kepala sekolah (madrasah) dan penilik sekolah. Mengingat yang
hampir bertemu setiap hari dengan guru di madrasah adalah kepala madrasah, dan
bukan pembina yang lainnya, maka kepala madrasahlah yang paling banyak
bertanggungjawab dalam pembinaan profesionalisme guru. Oleh karena itu selain
tugas kepala madrasah adalah sebagai administrator madrasah, yang tidak boleh
dilupakan, karena sangat penting diaksentuasikan pada pembinaan guru di
madrasah yang dipimpinnya.

16
Setiap guru perlu menumbuhkan etos kerja secara Islami karena pekerjaan
yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya juga
dapat digunakan sebagai kepentingan ibadah, termasuk didalamnya mencukupi
ekonomi keluarga. Oleh karena itu, seleksi memilih pekerjaan dan menumbuhkan
etos kerja yang Islami menjadi satu keharusan bagi semua pekerja. Tak terkecuali
profesi guru, seorang guru perlu bekerja dengan sungguh-sungguh, sehingga
proses belajar mengajar dapat dengan mudah dicapai dengan hasil yang
memuaskan. Faktor terpenting dalam diri seorang beraktifitas dalam kehidupan
sehari-hari adalah sikap kepribadiannya. Karena ciri-ciri khas kepribadian seorang
nampak dalam ia melakukan pekerjaan. Kenyataannya ini semakin berlaku dalam
pekerjaan seorang guru yang mendidik generasi muda di sekolah.
Usaha-usaha beliau dalam meningkatkan motivasi kerja guru antara lain
dengan menjalin hubungan yang harmonis terhadap tenaga pengajar (para guru),
memberikan kesejahteraan kepada para guru PAI yang memadahi serta
mengkontrol dan mengevaluasi guru PAI dalam menjalankan tugas mereka.
Setiap pekerja, terutama yang beragama Islam, perlu menumbuhkan etos
kerja secara Islami karena pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah. Hasil yang
diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan sebagai kepentingan ibadah,
termasuk didalamnya mencukupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu, seleksi
memilih pekerjaan dan menumbuhkan motivasi kerja yang Islami menjadi satu
keharusan bagi semua guru.
Sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan hendaknya kepala
sekolah memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan kepemimpinan. Hal itu
perlu dimiliki agar mampu mengendalikan, mempengaruhi dan mendorong
bawahannya dalam menjalankan tugas dengan jujur, tanggung jawab, efektif dan
efisian. Kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru dengan
menetapkan sistem manajemen terbuka yaitu kepala sekolah menerima saran,
kritik yang muncul dari semua pihak lingkungan baik dari guru, karyawan serta
siswa. Manajemen terbuka ini memberikan kewenangan kepada para guru untuk
memberika saran bahkan kritik yang membangun bagi sekolah. Kepala sekolah
juga menerapkan pembagian tugas dan tanggungjawab dengan para guru agar
guru yang terlibat lebih memahami tugasnya masing-masing dan diharapkan
adanya kerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Kepala sekolah
menerapkan hubungan vertikal ke bawah yaitu kepala sekolah menjalin hubungan
baik terhadap semua bawahan yaitu kepada guru dan karyawan hal ini dilakukan
agar mereka bersedia melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya,
memupuk kesetian dan tanggung jawab kepada pimpinan, tugas dan tempat kerja.
Kepala sekolah juga melakukan pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan daya
kreasi, inisiatif yang tinggi untuk mendorong semangat bawahannya. Kepala
sekolah melakukan pemetaan program-program kegiatan untuk meningkatkan
motivasi kerja guru seperti: kegiatan briefing, penghargaan bagi guru yang
berprestasi, peningkatan kesejahjetraan guru, peningkatan SDM, memberikan
pelatihan untuk para guru, memberikan perhatian secara personel, workshop,
outbond. Melalui program-program tersebut maka diharapkan guru-guru mampu
mengembangkan proses kerjanya dan mampu menghasilkan output yang baik
sesuai program yang diselenggarakan. Kepala sekolah melakukan pengawasan

17
yang bersifat kontinyu dan menyeluruh yaitu pengawasan yang meliputi seluruh
aspek antara lain: personel, pelaksanaan kegiatan, material dan hambatan-
hambatan. Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah berdasarkan pada tujuan
sekolah, agar pekerjaan atau kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui hambatan ataupun kesalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. Kepala sekolah melakukan evaluasi meliputi
evaluasi terhadap uraian tugas dan evaluasi bukti-bukti dokumen, dengan cara
melihat langsung terhadap bukti-bukti tugas yang telah dilakanakan oleh guru
kemudian memberikan masukan apabila terdapat kesalahan atau kurang sesuai
dengan kriteria yang diharapakan. Kepala sekolah memberikan solusi terhadap
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru dalam melakukan tugasnya.
Terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah untuk
mendorong guru agar mau dan mampu meningkatkan motivasi kerja yaitu:
a. Kegiatan yang dilakukan menarik dan menyenangkan
b. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan tentang
hasil setiap pekerjaannya.
c. Pemberian hadiah lebih baik dari ada hukuman, maupun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan.
d. Memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa kepala
sekolah memperhatikannya, sehingga setiap pegawai memperoleh
kepuasaan dan penghargaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa strategi
kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru adalah
Kepala sekolah menggunakan “pendekatan sistem” sebagai dasar cara
berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sekolah. Oleh
karena itu, kepala sekolah hendaknya berpikir secara benar dan utuh, berpikir
secara runtut (tidak meloncat-loncat), berpikir secara holistik (tidak parsial),
berpikir multi-inter-lintas disiplin (tidak parosial), berpikir entropis (apa yang
diubah pada komponen tertentu akan berpengaruh terhadap komponen-
komponen lainnya); berpikir “sebab-akibat” (ingat ciptaan-Nya selalu
berpasang-pasangan); berpikir interdipendensi dan integrasi, berpikir eklektif
(kuantitatif +kualitatif), dan berpikir sinkretisme.
Kepala sekolah memiliki input manajemen yang lengkap dan jelas,
yang ditunjukkan oleh kelengkapan dan kejelasan dalam tugas (apa yang
dikerjakan, yang disertai fungsi, kewenangan, tanggungjawab, kewajiban, dan
hak), rencana (diskripsi produk yang akan dihasilkan), program (alokasi
sumberdaya untuk merealisasikan rencana), ketentuanketentuan/limitasi
(peraturan perundang-undangan, kualifikasi, spesifikasi, metoda kerja,
prosedur kerja, dsb.), pengendalian (tindakan turun tangan), dan memberikan
kesan yang baik kepada anak buahnya.
Kepala sekolah dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan
perannya sebagai manajer (mengkoordinasi dan menyerasikan sumberdaya
untuk mencapai tujuan), pemimpin (memobilisasi dan memberdayakan
sumberdaya manusia), pendidik (mengajak nikmat untuk berubah),
wirausahawan (membuat sesuatu bisa terjadi), penyelia (mengarahkan,
membimbing dan memberi contoh), pencipta iklim kerja (membuat situasi

18
kehidupan kerja nikmat), pengurus/administrator (mengadminitrasi),
pembaharu (memberi nilai tambah), regulator (membuat aturan-aturan
sekolah), dan pembangkit motivasi (menyemangatkan).
C. Peningkatan Motivasi Kerja Guru
Untuk peningkatan motivasi kerja guru diperlukan dukungan dari
pimpinan dalam hal ini adalah Kepala Sekolah. Kepala sekolah dalam usaha
meningkatkan motivasi kerja dengan cara :
1. Memberikan dorongan kepada guru
Untuk mencapai tujuan sekolah/organisasi secara realistis, memberi
dorongan kepada guru agar memiliki keyakinan diri bahwa dirinya mampu
dalam menyelesaikan tugas yang diamanatkan,
2. Memberi dorongan kepada guru untuk siap menghadapi persaingan karena
persaingan justru akan menimbulkan dorongan seseorang untuk maju,
3. Memberi dorongan kepada guru untuk memiliki kebanggaan diri bahwa
dirinya berpotensi dan berguna
4. Memberi dorongan kepada guru agar berusaha menjalankan tugas dengan
baik,
5. Memberikan dorongan kepada guru memiliki tanggung jawab yang besar,
6. Memberikan dorongan kepada guru untuk melakukan umpan balik atas
kelebihan dan kekurangan yang dia miliki,
7. Memberikan dorongan kepada guru untuk siap menghadapi resiko yang
terjadi pada pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa usaha kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru adalah dengan memberikan
penghargaan kepada guru yang berprestasi, meningkatkan gaji guru dan evaluasi
terhadap hasil pekerjaan.
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru adalah
dengan menggunakan “pendekatan sistem” sebagai dasar cara berpikir, cara
mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sekolah. Oleh karena itu, kepala
sekolah harus berpikir sistem (bukan unsystem), yaitu berpikir secara benar dan
utuh, berpikir secara runtut (tidak meloncat-loncat), berpikir secara holistik (tidak
parsial), berpikir multi-inter-lintas disiplin (tidak parosial), berpikir entropis (apa
yang diubah pada komponen tertentu akan berpengaruh terhadap komponen-
komponen lainnya); berpikir “sebab-akibat” (ingat ciptaan-Nya selalu berpasang-
pasangan); berpikir interdipendensi dan integrasi, berpikir eklektif (kuantitatif
+kualitatif), dan berpikir sinkretisme.
2. Usaha-usaha Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru dengan
menetapkan manajemen terbuka yaitu kepala sekolah menerima saran, kritik yang
muncul dari semua pihak lingkungan baik dari guru, karyawan serta siswa, adanya
kerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama, menjalin hubungan baik
terhadap semua bawahan yaitu kepada guru dan karyawan hal ini dilakukan agar
mereka bersedia melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya, memupuk
kesetian dan tanggung jawab kepada pimpinan, tugas dan tempat kerja,

19
melakukan pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan daya kreasi, inisiatif yang
tinggi untuk mendorong semangat bawahannya, melakukan pemetaan program-
program kegiatan untuk meningkatkan motivasi kerja guru, melakukan
pengawasan yang bersifat continue dan menyeluruh yaitu pengawasan yang
meliputi seluruh aspek antara lain: personel, pelaksanaan kegiatan, material dan
hambatan-hambatan dan melakukan evaluasi meliputi evaluasi terhadap uraian
tugas dan evaluasi bukti-bukti dokumen, dengan cara melihat langsung terhadap
bukti-bukti tugas yang telah dilakanakan oleh guru kemudian memberikan
masukan apabila terdapat kesalahan atau kurang sesuai dengan kriteria yang
diharapakan.
3. Dengan adanya peran kepala sekolah, maka terjadi peningkatan motivasi kerja
guru. Hal ini dibuktikan guru datang datang lebih awal, adanya kerja keras guru,
misalnya mengadakan les tambahan bagi siswa, merasa memiliki dan prestasi
belajar siswa meningkat serta prestasi kerja guru meningkat.

B. Saran-saran
1. Peran Kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru hendaknya
dilakukan dengan memberikan penghargaan dan pengakuan kepada guru yang
berhasil, penghargaan dan pengakuan kepada guru akan menimbulkan keyakinan
guru menjadi tinggi, guru juga punya perasaan merasa berharga di depan
pimpinan.
2. Penghargaan dan pengakuan bisa berupa pujian atas keberhasilan, pemberian
honor/uang transportasi, dana insentif, memperoleh simpati dan penghormatan
dari siswa maupun sesama guru merupakan suatu penghargaan yang penting bagi
guru untuk memicu motivasi kerjanya.
3. Kepala sekolah di MTs YAJRI Payaman, Secang, Magelang, agar dapat
mempertahankan meningkatkan disiplin, komitmen, tanggung jawab, motivasi
dan kemampuan guru. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan yang digunakan
oleh kepala sekolah memberikan konstribusi dalam peningkatan masing-masing
indikator kinerja guru.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Idochi dan Yayat Hidayat Amir. 2009. Administrasi Pendidikan: Teori,
Konsep & Issu, Bandung : Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja. Jakarta:


Rajawali.

Mulyasa, E., 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Rosdakarya.

Made Pidarta, 1986, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Sarana Press,

Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.


Rosdakarya

20
Ngalim Purwanto, 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Nata, Abidin, 2001. Paradigma Pendidikan Islam : Kapita Selekta Pendidikan


Islam. Jakarta : PT Gramedia.

Purwanto, Ngalim, 2000. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Bandung:


Rosda. Karya.

Syafaruddin. Alwi, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Strategi.


Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta : BPFE.

Suryabrata, Sumadi , 2002, Pengembangan Alat Ukur Psikologi, Yogyakarta:


Andi.

Suharsimi Arikunto, 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Dosen FKIP-UNY, 2000. Dasar-Dasar Kependidikan. Yogyakarta : UPP


UNY.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Bab I, Pasal 1, ayat 2

Wasty Sumanto, 1990. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Remadja Rosda


Karya.

21

You might also like