Professional Documents
Culture Documents
Laporan Fermentasi Alkohol - D-7 ACC
Laporan Fermentasi Alkohol - D-7 ACC
Laporan Fermentasi Alkohol - D-7 ACC
TEKNOLOGI BIOPROSES
SEMESTER : V (LIMA)
TAHUN AJARAN : 2021/2022
HARI/TGL. PERCOBAAN : KAMIS/16 SEPTEMBER 2021
JUDUL PERCOBAAN : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : D–7 (D–TUJUH)
NAMA NIM
NAUFAL BAIHAQI 190405045
BELLA HARIANI 190405122
AYU FIRAMITA NAINGGOLAN 190405179
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI/BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI/BIOPROSES
Medan, 2021
Dosen Pembimbing
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI/BIOPROSES
(Samuel Sianturi)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI/BIOPROSES
(Samuel Sianturi)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI/BIOPROSES
Jenis Ragi
Waktu Ragi Roti Ragi Tape
(Hari)
Volume (mL) Keterangan Volume (mL) Keterangan
3 2 Terbakar 3 Terbakar
6 5 Terbakar 6 Terbakar
9 6 Terbakar 6 Terbakar
(Samuel Sianturi)
ABSTRAK
Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di dunia
dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam, tidak hanya pada negara-
negara maju saja, tetapi juga di negara berkembang termasuk Indonesia. Mengkosumsi buah
nanas akan menghasilkan limbah kulit nanas sebesar 34,61% berat, yang masih mengandung
kadar karbohidrat sekitar 10,54% dan dari penelitian pembuatan etanol dengan sari kulit nanas
diketahui kadar glukosa sari kulit nanas sebesar 17%.
Pada praktikum ini, digunakan sampel kulit nenas dengan variasi jenis ragi roti dan tape
yang mengandung starter Saccharomyces cerevisiae dan juga variasi waktu fermentasi selama
3 hari, 6 hari, dan 9 hari. Pada tahap pre-treatment sampel dicuci bersih, lalu dipotong-potong,
dan dihaluskan. Pada tahap fermentasi, sampel yang telah dihaluskan ditambahkan ragi 40
gram, dimasukkan dalam wadah tertutup rapat, dan difermentasi selama 3 hari, 6 hari, dan 9
hari. Lalu campuran didistilasi dengan mempertahankan suhu sampel di antara 70℃-80℃,
distilat ditampung lalu diukur volume etanol yang diperoleh.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah didapat nilai volume distilat pada ragi
roti selama 3; 6; 9 hari berturut-turut adalah 2 mL; 5 mL; 6 mL. Sedangkan volume distilat
pada ragi tape selama 3; 6; 9 berturut-turut adalah 3 mL; 6 mL; 6 mL. Penelitian menunjukkan
semakin lama waktu fermentasi maka semakin banyak etanol yang dihasilkan. Akan tetapi pada
praktikum ini berhasil menghasilkan etanol dan pada saat uji nyala, etanol yang dihasilkan
semua terbakar. Dan bisa disimpulkan percobaan yang dilakukan telah berhasil.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry VI
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kami
ucapkan kepada Bapak Dr. Amir Husin, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing praktikum
Teknologi Bioproses kelas D dan Abang Samuel Sianturi sebagai asisten laboratorium
Teknologi Bioproses modul Fermentasi Alkoho1, serta kepada teman-teman Tim VII.
Laporan praktikum Fermentasi alkohol ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum
mata kuliah teknologi bioproses. Kami menyadari masih banyak kelemahan dan kesalahan baik
dari segi isi maupun tata bahasanya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya laporan kami kedepannya. Kiranya isi
laporan ini bermanfaat bagi pembaca dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Penulis
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry VII
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 15
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry VIII
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 1 Pre-Treatment
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry IX
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Analisis Fermentasi Kulit Nenas Dengan Ragi Roti dan Ragi
Tape
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry X
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Grafik 4.1 Pengaruh Waktu Fermentasi dengan Ragi Roti dan Ragi Tape terhadap
Volume Distilat
Lampiran A Foto Percobaan
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry XI
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di dunia
dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam, tidak hanya pada negara-
negara maju saja, tetapi juga di negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi
terjadinya krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan datang, saat ini telah
dikembangkan sumber energi yang baru dan terbarukan sekaligus ramah lingkungan. Energi
terbarukan adalah energi yang dapat diperbaharui dan apabila dikelola dengan baik, sumber
daya itu tidak akan habis. Jenis energi terbarukan meliputi biomassa, panas bumi, energi surya,
energi air, energi angin, dan energi samudera.
Etanol merupakan biofuel, dan mem- punyai prospek baik sebagai penganti bahan bakar
cair dan gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan serta sangat
menguntungkan secara ekonomi mikro terhadap komunitas pedesaan terutama petani (Susanti,
2013).
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 1
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Berapa lama waktu fermentasi terbaik dalam proses fermentasi kulit nenas?
2. Jenis starter apa yang baik untuk proses fermentasi pengolahan kulit nanas?
3. Bagaimana cara mengetahui proses fermentasi dan prinsip dari distilasi?
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 2
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 3
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini
diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir. Mikroorganisme yang terdapat
di dalam ragi roti adalah khamir Saccharomyces cerevisiae sedangkan mikroorganisme yang
terdapat di dalam ragi tape adalah khamir Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis
(Hartono & Pagarra, 2011).
2.2 Bioetanol
Bioetanol adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul C2H5OH dengan rumus
bangunnya CH3-CH2-OH atau penulisannya EtOH. Biomassa yang mengandung gula, selulosa
dan pati mampu dibuat bioetanol. Etanol dari kulit nanas dapat diproduksi oleh Saccharomyces
Cerevisiae secara bebas (Wandono et al., 2021).
Bioetanol merupakan etanol yang diproduksi dari mahluk hidup sehingga keberadaannya dapat
diperbaruhi. Bahan baku pembuatan etanol berasal dari berbagai tanaman, baik yang secara
langsung menghasilkan gula sederhana seperti tebu, gandum manis ataupun yang
menghasilkan pati seperti jagung, ubi kayu dan gandum. Secara umum bahan yang
mengandung pati dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula komplek
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 4
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(likuifikasi) dan pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana (sakarifikasi) dengan
penambahan air dan enzim. Konversi glukosa menjadi bioetanol memerlukan perantara
mikroba seperti Saccharomyces cerevisiae (Fahmi et al., 2014).
Ada beberapa kriteria pemanfatan produk bioetanol:
a. Pengganti jenis bahan bakar jenis kerosin (minyak tanah) harus berkadar 60% - 70%.
b. Untuk penggunaan kebutuhan farmasi berupa produk alkohol berkadar 70% - 80%).
c. Penggunaan pada proses produksi makanan dan minuman menggunkan kadar 70% - 90%.
d. Di kadar 99.5% bisa digunakan sebagai pengganti jenis gasolin.
(Wandono et al., 2021).
Hidrolisis adalah proses memecah senyawa dikarenakan adanya reaktan dengan air.
Reaksi ini dinamakan reaksi orde satu, karena kandungan air yang lebih, sehingga perubahan
reaktan dapat diabaikan. Proses hidrolisis bisa dilakukan dengan 4 metoda yaitu :
a. Hidrolisis murni atau tanpa katalis, kekurangan proses ini berlangsung lambat karena hanya
menggunakan air sebagai katalis.
b. Hidrolisis dengan asam, asam disini berfungsi sebagai katalisator untuk mengaktifkan air
dari kadar asam yang encer.
c. Hidrolisis dengan basa, umumnya menggunakan basa encer, padat pekat. Reaksi bentuk
padat sama dengan reaksi bentuk cair.
d. Hidrolisis dengan enzim sebagai katalisator. Hidrolisis enzimatik adalah pemecahan
polimer menjadi beberapa monomer penyusun dengan bantuan enzim. Enzim amilase
mampu mereduksi energi aktivasi sehingga pemecahan rantai polimer polisakarida menjadi
monomer gula penyusun lebih cepat terurai.
(Wandono et al., 2021).
2.3 Fermentasi
Fermentasi adalah peristiwa peruraian yang terjadi dalam buah-buahan organik yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Salah satu hasil yang populer dari produk
fermentasi adalah alkohol khususnya etanol. Secara umum bahan-bahan tersebut dapat dibagi
dalam tiga golongan yaitu : bahan yang mengandung gula, antara lain molesa, gula tebu, gula
bit dan sari buah. Golongan kedua adalah bahan-bahan yang mengandung pati, antara lain, biji-
bijian (golongan gandum), kentang, pisang dan nanas. Sedangkan golongan ketiga adalah
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 5
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bahan yang mengandung selulosa seperti, kayu dan beberapa limbah pertanian. Selain dari
bahan ketiga tersebut etanol dapat dibuat dari bahan bukan asli pertanian tetapi dari bahan yang
merupakan hasil proses lain sebagai contoh adalah etilen.
Fermentasi oleh yeast, misalnya Sacharomyces cereviseae dapat menghasilkan etil
alkohol (etanol) dan CO2 melalui reaksi sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Etanol Karbondioksida
Reaksi ini merupakan dasar dari pembuatan tape, brem, anggur minuman lain-lain
(Susanti 2013)
Prinsip pembentukan alkohol adalah pelepasan energi yang tersimpan pada bahan-
bahan organik, yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi, dengan bantuan mikroba sebagai
fermentor. Terdapat sejumlah jenis mikroba yang memiliki kemampuan untuk
memfermentasikan alkohol, di antaranya khamir dan bakteri. Proses pembentukan alkohol
dengan perantara mikroba tersebut berlangsung secara anaerob. Secara sederhana, proses
fermentasi etanol merupakan penguraian karbohidrat menjadi alkohol (etanol) dan gas
karbondioksida (CO2) dengan bantuan enzim (Fahmi, Susilo, and Nugroho 2014)
Bahan yang mengandung monosakarida (C6H22O6 sebagai gulukosa) langsung dapat
difermentasi akan tetapi disakarida pati ataupun karbohidrat komplek harus dihidrolisa
(disakarifikasi) lebih dahulu menjadi komponen yang lebih sederhana. Oleh karena itu agar
tetap terjadi proses fermentasi berjalan dengan optimal, bahan-bahan tersebut diatas harus
mengalami perlakuan pendahuluan sebelum masuk kedalam proses fermentasi.
Disakarida seperti gula pasir (C12H12O11) harus dihidrolisa menjadi glukosa. Secara
kimiawi prosesnya dapat ditulis sebagai berikut :
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Polisakarida Air Glukosa
(Melani 2012).
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 7
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4 Distilasi
Distilasi adalah suatu metode operasi yang digunakan pada proses pemisahan suatu
komponen dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih komponen dengan
menggunakan panas sebagai tenaga pemisah. Pada proses distilasi, fase uap akan segera
terbentuk setelah larutan dipanaskan. Uap dan cairan dibiarkan mengadakan kontak sehingga
dalam waktu yang cukup semua komponen yang ada dalam larutan akan terdistribusi dalam
fase membentuk distilat. Dalam distilat banyak mengandung komponen dengan tekanan uap
murni lebih tinggi atau mempunyai titik didih lebih rendah. Sedangkan komponen yang
tekanan uap murni rendah atau titik didih tinggi sebagian besar terdapat dalam residu. Prinsip
dasar inilah yang membedakan pengertian tentang proses pemisahan secara distilasi dengan
proses evaporasi atau drying walaupun ketiganya menggunakan panas sebagai tenaga
pemisahnya (Susanti 2013).
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 7
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 8
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Sampel kulit nanas yang akan digunakan dibersihkan dengan air mengalir.
3. Timbang kulit nanas yang telah dipotong kecil-kecil seberat 500 gram untuk setiap
variasi percobaan.
4. Masukkan kulit nanas ke dalam blender, tambahkan air dengan perbandingan 1:1
atau sesuai kebutuhan, dan diblender hingga halus.
3.2.2 Fermentasi
1. Masukkan kulit nanas yang telah diblender hingga halus ke dalam wadah yang
tertutup rapat.
3. Masukkan 40 gram ragi yang telah dihaluskan ke dalam wadah yang telah berisi kulit
nanas yang telah dihaluskan.
4. Tutup rapat wadah tersebut jangan sampai ada udara yang dapat masuk ke dalam
wadah dan diamkan selama beberapa hari.
3.2.3 Distilasi
1. Sampel yang telah difermentasi atau didiamkan selama waktu penugasan difiltrasi.
2. Filtrat dari sampel percobaan dimasukkan ke dalam destilator sederhana yang telah
dirancang.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 9
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Flowchart
Mulai
Timbang kulit nanas yang telah dipotong menjadi kecil sebanyak 500 gr
Dimasukkan kulit
Nanas kedalam blender
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 10
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ditutup rapat wadah tersebut sampai tidak ada udara yang dapat masuk ke dalam wadah
Selang destilasi dilewatkan pada wadah berisi es batu yang telah ditambahi
garam
Selesai
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 11
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis percobaan fermentasi kulit nenas
mengunakan ragi roti dan ragi tape memperlihatkan bahwa pada ragi tape hasil analisa yang
didapatkan yaitu warna hasil fermentasi yang didapat itu berwarna kuning, teksturnya lembek,
memiliki kandungan gas, saat hasil proses distilasi distilat yang didapat berwarna putih keruh,
berbau alkohol, dan saat uji nyala distilat yang dihasilkan itu terbakar. Pada ragi roti hasil
Analisa yang didapatkan yaitu warna hasil fermentasi yang didapat itu berwarna kuning tua,
teksturnya tidak terlalu lembek, memiliki banyak kandungan gas, saat hasil proses distilasi
distilat yang didapat berwarna putih jernih, berbau alkohol, dan saat uji nyala distilat yang
dihasilkan itu terbakar.
Dari teori yang didapat, jika penambahan jumlah volume starter yang cukup akan sangat baik
dan efektif untuk fermentasi serta dapat menghasilkan kadar alkohol yang relative tinggi. Jika
volume starter yang terlalu sedikit akan mengakibatkan produktivitas menurun karena menjadi
lelah dan keadaan ini memperbesar terjadinya kontaminasi. Peningkatan volume starter akan
mempercepat terjadinya fermentasi terutama bila digunakan substrat berkadar tinggi. Tetapi
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 15
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jika volume starter berlebihan akan mengakibatkan hilangnya kemampuan bakteri untuk
hidupsehingga tingkat kematian bakteri sangat tinggi (Ardhiany 2019). Takaran ragi terlalu
sedikit mengakibatkan proses fermentasi menjadi lambat, sebaliknya jika takaran ragi terlalu
banyak maka proses fermentasi dan pembusukan yang terjadi terlalu cepat dan kurang efektif.
Sehingga perlu adanya penelitian tentang takaran ragi yang tepat pada pembuatan bioetanol
dari kulit nenas (Abdillah, Widyawati, and Suprihati 2016).
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh penambahan ragi roti terhadap hasil
fermentasi itu sudah sesuai teori, yang dimana takaran ragi roti dan ragi tape sudah sesuai
takaran yang dipakai untuk fermentasi kulit nenas. Ditandai dengan berhasilnya bioetanol yang
didapat dari hasil fermentasi kulit nenas.
5
4
3 Ragi Roti
2 Ragi Tape
1
0
0 3 6 9
Waktu Fermentasi (Hari)
Grafik 4.1 Pengaruh Waktu Fermentasi dengan Ragi Roti dan Ragi Tape terhadap
Volume Distilat
Pada grafik diatas dapat dilihat hasil percobaan fermentasi kulit nenas menggunakan ragi roti
dan ragi tape dengan variasi waktu fermentasi 3; 6; 9 hari yang dimana pada fermentasi dengan
ragi roti distilat yang didapat pada variasi waktu 3; 6; 9 didapat volume distilat sebanyak 2 mL;
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 10
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5 mL; 6 mL. Dapat disimpulkan bahwa semakin lamanya waktu fermentasi menggunakan ragi
roti semakin bertambah pula volume distilat yang ditambahkan. Sedangkan pada fermentasi
dengan ragi tape distilat yang didapat pada variasi waktu 3; 6; 9 didapat volume distilat
sebanyak 3 mL; 6 mL; 6 mL. Pada hari ke-9 volume distilat yang didapat itu sama banyaknya
dengan volume distilat di hari ke-6 itu menunjukkan bahwa mikroorganisme yang terdapat
pada ragi tape itu sudah maksimal waktu fermentasinya dalam menghasilkan alkohol. Dan juga
sama seperti ragi roti bahwa semakin lama waktu fermentasi semakin banyak pula volume
distilat yang terpakai
Dari teori yang didapat, pengaruh dari lama waktu fermentasi yang dimana umumnya
waktu fermentasi yang biasa dilakukan 3-14 hari. Jika waktunya terlalu cepat maka
mikroorganisme yang masih dalam masa pertumbuhan sehingga alkohol yang dihasilkan dalam
jumlah sedikit dan jika terlalu lama mikroorganisme akan mati maka alkohol yang dihasilkan
tidak maksimal (Ardhiany 2019).
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh waktu fermentasi terhadap hasil
fermentasi itu sudah sesuai teori. Dengan ditandai semakin lama waktu fermentasi semakin
banyak pula volume distilat/bioetanol yang didapatkan.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 10
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Volume distilat yang dihasilkan pada fermentasi kulit nanas menggunakan ragi roti
dengan variasi 3; 6; 9 hari sebanyak 2; 5; 6 mL. Sedangkan Volume distilat yang
dihasilkan pada fermentasi kulit nanas menggunakan ragi tape dengan variasi 3; 6; 9
hari sebanyak 3; 6; 6 mL..
2. Hasil fermentasi pada ragi tape mengandung gas, sementara hasil fermentasi pada ragi
roti lebih banyak mengandung gas.
3. Hasil distilat pada ragi tape beraroma alkohol, sementara pada ragi roti sedikit beraroma
alkohol.
4. Distilat pada hasil fermentasi dengan ragi roti dan ragi tape dapat terbakar saat
dilakukan uji nyala.
5. Dengan Semakin lama waktu fermentasi dan penambahan ragi yang cukup maka
semakin banyak volume distilat etanol yang didapat dihasilkan dari proses fermentasi.
5.2. Saran
1. Disarankan pada percobaan selanjutnya menggunakan variasi ragi yang lain, seperti
ragi tempe agar bisa dilihat perbandingan yang dihasilkan
2. Disarankan menggunakan variasi sampel yang lain, seperti kulit pisang, kulit kakao
atau kulit jagung agar bisa menjadi perbandingan.
3. Disarankan untuk menggunakan variasi waktu fermentasi lebih lama misalnya 10 hari,
12 hari, 14 hari agar bisa menjadi pembanding
4. Disarankan untuk menggunakan wadah fermentasi yang besar, jika menggunakan
wadah yang kecil karena akan terjadi penumpukan gas yang dihasilkan dari ragi
sehingga akan mengakibakan ledakan.
5. Disarankan untuk menutup rapat wadah fermentasi agar sampel tidak terkontaminasi.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 10
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Jalalina, Nugraheni Widyawati, and - Suprihati. 2016. “Pengaruh Dosis Ragi Dan
Penambahan Gula Terhadap Kualitas Gizi Dan Organoleptik Tape Biji Gandum.” Agric
26 (1): 75. https://doi.org/10.24246/agric.2014.v26.i1.p75-84.
Ardhiany, Sri. 2019. “Pengaruh Penambahan Ragi Terhadap Kadar Alkohol Pada Proses
Pembuatan Bioethanol Dari Kulit Pisang.” Jurnal Teknik Patra Akademika 10 (01): 13–
19. https://doi.org/10.52506/jtpa.v10i01.82.
Chandra, Garvin. 2017. “Produksi Bioetanol Dengan Filtrat Kulit Nanas (Ananas Comosus (L.)
Merr) Menggunakan Teknik Imobilisasi Berulang Sel Saccharomyces Cerevisiae.”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Fahmi, Dony, Bambang Susilo, and Wahyunanto Agung Nugroho. 2014. “Pemurnian Etanol
Hasil Fermentasi Kulit Nanas ( Ananas Comosus L . Merr ) Dengan Menggunakan
Distilasi Vakum The Purification of Ethanol Produced from Pineapple ( Ananas Comosus
L . Merr ) Peel Fermentation Using Vacuum Distillation” 2 (2): 131–37.
Hartono, and Halifah Pagarra. 2011. “Analisis Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ragi Roti Pada
Tepung Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennsi) Terhadap Kadar Etanol.” Bionature
12 (2): 82–86.
Melani, Ani. 2012. “Fermentasi Limbah Buah Nanas Dengan Sacharomyces Cerevisae
Menggunakan Proses Hidrolisis.” Berkala Teknik 2 (4): 334–42.
Nurhartadi, Edhi. 2011. “Isolasi Dan Karakterisasi Yeast Amilolitik Dari Ragi Tape Isolation
and Characterization of Amylolytic Yeast from Ragi Tape” IV (1).
Susanti, Ari Diana. 2013. “Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Nanas Melalui Hidrolisis Dengan
Asam.” Ekuilibium 12 (1): 11–16. https://doi.org/10.20961/ekuilibrium.v12i1.2170.
Syauqi, Anis. 2020. “Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus L.) Menjadi
Bioetanol Dengan Penambahan Ragi (Saccharomyces Cerevisiae) Yang Berbeda.”
Buletin Loupe 16 (02): 67–73. https://doi.org/10.51967/buletinloupe.v16i02.256.
Wandono, E Hugeng, Endang Kusdiyantini, and Hadiyanto Hadiyanto. 2021. “Efektivitas
Limbah Kulit Nanas Madu Kering (Ananas Comosus l.Merr) Untuk Pembuatan Bioetanol
Dengan Proses Fermentasi Dan Distilasi.” Jurnal Energi Baru Dan Terbarukan 1 (2): 32–
41. https://doi.org/10.14710/jebt.2020.9019.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 16
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN A
FOTO PERCOBAAN
A. Proses Pre-Treatment
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 1 Gambar (A) Pencucian Kulit Nenas Dengan Air Mengalir, (B) Penimbangan Kulit
Nenas Sebanyak 500 Gram, (C) Pemotongan Kulit Nenas menjadi kecil, (D)
Pemblenderan Kulit Nenas Dengan Penambahan Sedikit Air Agar Air Hasil
Blender Kulit Nenas Tidak Lengket.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 17
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Proses Fermentasi
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 2 Gambar (A) Siapkan Wadah Untuk Fermentasi, (B) Masukkan Sampel Yang Udah
Diblender Kedalam Wadah, (C) Pemberian Ragi pada Sampel Yang Akan
Difermentasi, (D) Penutupan Wadah dengan Rapat Sehingga Tidak ada udara yang
masuk kedalam wadah
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 18
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C. Proses Distilasi
(A) (B)
(C) (D)
Gambar 3 (A) Rangkai Alat Untuk Proses Distilasi, (B) Memeras kulit nenas yang sudah
Difermentasi, (C) Masukkan Air Perasan Tadi Kedalam Kaleng, Lalu Lakukan
Distilasi selama 1 Jam dan Juga Pastikan Suhunya sekitar 70-80°C, (D) Hasil Dari
Proses Distilasi dan Distilat Yang Dihasilkan.
EMAIL : labmikrobiologi.dtk.ft.usu@gmail.com
Toward Excellence as University for Industry 19