Professional Documents
Culture Documents
5955-Article Text-15471-1-10-20211227
5955-Article Text-15471-1-10-20211227
5955-Article Text-15471-1-10-20211227
Abstract
The majority of supply chain management system that are currently implemented are still centralized
system. The system has weaknesses such as still having a centralized authority so that it can cause
system security problems, the data is not presented in real time, not transparent and it takes time in
processing and presenting data. One of the new alternatives that can now be used to overcome this
problem is to utilize blockchain technology. Blockchain is a decentralized and distributed ledger that
keeps a record of transactions in a block. Each block in the blockchain contains data from all
transactions in the system over a certain period of time and can create a digital signature that can be
used to verify the validity of information related to the next and previous blocks. This research aimed
to design a broiler supply chain traceability system through blockchain-based android application
using prototyping method. The result of this research is that blockchain-based android application can
record transactions and information of actors, namely: breeders, companies, collectors, retailers and
consumers and can trace broiler transactions and information in real time and transparently using
BatchID originating from the actors so as to generate Users’ trust.
1. INTRODUCTION
Daging ayam sebagai sumber protein hewani merupakan makanan yang paling digemari oleh
masyarakat. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan daging ayam menempati urutan pertama
terbesar diatas tingkat konsumsi daging sapi [1]. Ayam pedaging atau yang lebih dikenal dalam
masyarakat dengan sebutan ayam broiler, saat ini telah banyak diusahakan dan dikembangkan baik oleh
pengusaha-pengusaha besar maupun pengusaha-pengusaha kecil yang berada di Desa maupun di Kota.
Sektor peternakan ayam pedaging merupakan sektor penyuplai asupan makanan pokok masyarakat
yang notabanenya hampir setiap golongan masyarakat mengkonsumsinya. Perkembangan permintaan
bahan baku pokok khususnya ayam potong ini sering kali mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Jumlah peningkatan tersebut harus pula dibarengi oleh sistem yang baik didalam mengelola ayam
sehingga akan menghasilkan ayam yang dapat dikonsumsi oleh konsumen dan layak untuk dipasarkan.
Meningkatnya tingkat permintaan ayam pedaging di pasaran semestinya di barengi oleh sistem kinerja
rantai pasok yang baik pula tetapi banyak dijumpai di lapangan sistem manajemen rantai pasok yang di
terapkan masih kurang baik dan masih perlu untuk dievaluasi kembali. Sistem manajemen rantai pasok
pada agroindustri sejak tahun 2000-an merupakan sistem manajemen rantai pasok yang tersentral.
Sistem seperti ini memiliki kelemahan diantaranya masih memiliki otoritas terpusat sehingga dapat
menyebabkan masalah korupsi, keamanan sistem dan informasi yang tidak semestinya sehingga
membuat sistem rantai pasok tidak berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Data yang
disajikan tidak secara real time, membutuhkan waktu dalam pengolahan dan penyajian data. Untuk
mengatasi masalah ini alternatif baru yang kini bisa digunakan adalah teknologi blockchain.
Blockhain adalah salah satu hasil teknologi pada era 4.0 ini, dimana teknologi blockchain dapat
didefinisikan sebagai buku besar terdistribusi yang melacak setiap aktivitas dalam rantai blok, dimana
setiap catatan aktivitas tersebut adalah aktivitas yang telah divalidasi [2]. Setiap blok dalam blockchain
berisi data dari semua transaksi di dalam sistem selama jangka waktu tertentu serta dapat membuat
sebuah tanda tangan digital yang dapat digunakan untuk memverifikasi validitas informasi yang
berhubungan dengan blok berikutnya dan sebelumnya [3]. Transaksi yang telah dilakukan akan
disimpan dalam blok. Apabila transaksi tersebut sudah terverifikasi dengan sebuah konsensus dari
seluruh atau mayoritas anggota dalam jaringan, maka transaksi yang telah disimpan dalam blok tidak
dapat diubah atau dihapus.Blockchain menarik perhatian para pemangku kepentingan di banyak domain
industri termasuk logistik dan rantai pasokan. Teknologi blockchain dapat secara efektif berkontribusi
dalam merekam setiap aset disepanjang aliran rantai pasokan, berkontribusi dalam melacak pesanan,
penerimaan dan pembayaran serta melacak aset digital seperti jaminan dan lisensi dengan cara yang
terpadu dan transparan [4]. Ini menyajikan analisis terperinci dari kecocokan blockchain dalam industri
rantai pasokan serta mendefinisikan elemen-elemen spesifik blockchain yang mempengaruhi rantai
pasokan seperti skalabilitas, kinerja, mekanisme konsensus, pertimbangan privasi, bukti biaya dan
lokasi serta dampak dari blockchain yang akan mengganggu industri rantai pasok. Desain blockchain
dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu publik (permissionless) dan privat (permissioned) [5]. Dalam
blockchain private, anggota dalam jaringan saling mengetahui satu sama lain dan tidak ada anonimitas,
seperti dalam jaringan rantai pasok dimana terdapat entitas yang diketahui bekerja untuk memproduksi
dan mendistribusikan produk dan entitas lainnya dengan perannya masing-masing [6]. Hyperledger
fabric adalah salah satu framework untuk mengembangkan sistem atau aplikasi berbasis blockchain
private. Scherer menyatakan bahwa hyperledger fabric lebih cepat dan mudah dikembangkan daripada
bitcoin dan ethereum, dan dapat memastikan akses data dalam sistem bahwa hanya peserta dalam suatu
transaksi yang dapat melihat detail sensitive [7]. Pada penelitian ini jaringan blockchain yang akan
dibangun dengan menggunakan IBM blockchain platform.
IBM blockchain platform dibangun di atas hyperledger fabric berbasis komunitas open source
dari linux foundation. Hyperledger fabric telah digunakan oleh lebih dari 400 prototipe, proof-of-
concept, dan dalam sistem pencatatan terdistribusi di berbagai industri dan kasus penggunaan [8].
Hyperledger fabric merupakan sebuah implementasi dari sebuah tipe jaringan blockchain privat yang
di mana anggota dapat melacak, bertukar, dan berinteraksi dengan aset digital dengan menggunakan
transaksi yang diatur oleh chaincode, yang merupakan bagian dari kode yang diinstall dan dipakai ke
296
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
dalam jaringan peer node hyperledger fabric, memungkinkan interaksi dengan buku besar dalam
jaringan itu [7]. Para anggota dalam jaringan dapat berinteraksi satu sama lain melalui sebuah channel,
data yang terbagi di dalamnya tidak akan diketahui oleh anggota yang terdapat pada channel yang lain.
Data dalam channel disimpan dalam sebuah buku besar yang terdiri dari sebuah blockchain dan basis
data state (keadaan) untuk mengelola state terbaru dari transaksi. Arsitektur hyperledger fabric terdiri
atas komponen: aplikasi klien, peer node, dan ordering service node. Aplikasi klien mengirimkan
proposal transaksi untuk dieksekusi, mengatur fase eksekusi transaksi, dan menyiarkan transaksi kepada
ordering service node [8]. Sebuah peer dapat memiliki dua peran yaitu; peer yang bertugas untuk
menyimulasikan transaksi dengan mengeksekusi chaincode dan mengesahkan (endorsing) hasilnya
disebut endorsing peer dan memvalidasi transaksi dan mengelola buku besar disebut committing peer
[7]. Ordering service node atau orderer bertugas untuk menetapkan urutan transaksi dalam blok yang
akan disimpan ke buku besar, orderer sama sekali tidak mengetahui keadaan aplikasi dan tidak
berpartisipasi dalam eksekusi dan validasi transaksi. Karena hyperledger fabric memiliki sifat privat,
maka ketiga komponen yang berpartisipasi dalam jaringan perlu memiliki sebuah identitas, yang
dikeluarkan oleh sebuah Certificate Authority (CA) dan diatur Membership Service Provider (MSP),
sebagai perumpamaan CA seperti penyedia layanan kartu kredit yang dapat mengeluarkan berbagai
macam kartu kredit dengan identitasnya sedangkan MSP menentukan kartu kredit mana saja yang
diterima di suatu toko. Dengan begitu, MSP mengubah sebuah identitas (kartu kredit) menjadi sebuah
wewenang (kemampuan untuk membeli di toko) [9]. Gambar 1 mengilustrasikan arsitektur hyperledger
fabric yang telah dijelaskan.
Secara umum aliran transaksi dalam hyperledger fabric dimulai ketika dua atau lebih anggota
masuk ke dalam suatu channel, yang kemudian dilanjutkan dengan menyetujui dan menerapkan
chaincode di dalam channel tersebut. Seorang anggota (sebagai klien) akan mengirimkan proposal
transaksi kepada endorsing peer, dan dilanjutkan dengan memverifikasi tanda tangan (signature) dari
proposal tersebut apakah klien diperbolehkan untuk melakukan operasi tersebut. Endorsing peer
menggunakan proposal transaksi sebagai masukan dan mengeksekusi transaksi tersebut terhadap basis
297
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
data state saat ini untuk menghasilkan hasil transaksi. Meskipun sudah terdapat hasil transaksi, namun
belum ada pembaruan terhadap buku besar. Hasil transaksi beserta tanda tangan dari endorsing peer
dan keputusan disahkan atau tidaknya transaksi tersebut dikirimkan kembali kepada klien. Klien
memastikan hasil transaksi konsisten dan telah ditandatangani, dilanjutkan dengan mengirimkan
transaksi beserta hasilnya kepada orderer. Orderer akan mengurutkan transaksi secara FIFO (First-
Come-First-Served) menjadi sebuah blok yang kemudian akan dikirimkan ke semua peer dan
dimasukkan ke buku besar. Setiap transaksi di dalam blok ditandai sebagai valid atau invalid dan hanya
memasukkan transaksi yang valid ke dalam basis data state. Ilustrasi contoh aliran transaksi terdapat
pada Gambar 2.
Dalam buku Pemrograman Android dengan Flutter, flutter adalah Software Development Kit
(SDK) buatan google yang berfungsi untuk membuat aplikasi mobile menggunakan bahasa
pemrograman dart, baik untuk android maupun iOS. Dengan flutter, aplikasi android dan iOS dapat
dibuat menggunakan basis kode dan bahasa pemrograman yang sama, yaitu dart, bahasa pemrograman
yang juga diproduksi oleh google pada tahun 2011. Sebelumnya, aplikasi murni (native) untuk android
perlu dibuat menggunakan bahasa java atau kotlin, sedangkan aplikasi iOS perlu dibuat menggunakan
bahasa pemrograman objective-C atau swift. Flutter ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat
proses pengembangan aplikasi mobile yang dapat berjalan di atas android dan iOS, tanpa harus
mempelajari dua bahasa pemgrograman secara terpisah. Flutter dapat dikatakan sebagai produk google
yang masih relatif baru. Rilis perdana flutter, versi alpha (v.0.0.6), dipublikasikan pada bulan Mei 2017,
dan versi v.1.0 merupakan yang stabil saat diterbitkan oleh google [10]. Android SDK adalah tools API
(Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada
platform android menggunakan bahasa pemrograman java. Android merupakan subset perangkat lunak
untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang di-release oleh google.
298
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi
pada platform android menggunakan bahasa pemrograman java.
Penelitian ini memanfaatkan rancang bangun sistem ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging
melalui aplikasi android berbasis blockchain dengan menghasilkan BatchID yang akan digunakan
sebagai key untuk ketertelusuran agar dapat membantu perusahaan maupun masyarakat dalam
melakukan ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging berkualitas, aman dari hulu hingga ke hilir serta
dapat menjamin produk tersebut sampai kepada konsumen dengan baik.
2. METHODS
Penelitian ini akan dilakukan pada PT XYZ yang merupakan salah satu pemasok ayam pedaging.
Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian awal untuk menghasilkan suatu rancang bangun aplikasi
android yang berbasis blockchain pada sistem ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging. Metode yang
digunakan dalam sistem rancang bangun ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah
metode pengembangan perangkat lunak bersifat iteratif yang menghasilkan versi awal dari suatu system
yang memiliki lima tahapan yaitu: communication, quick plan, modeling quick design, construction of
prototype dan deployment, delivery & feedback seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.
2.1 Communication
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan stakeholder dan
sistem secara keseluruhan serta tahap untuk mengadakan pengumpulan data sebagai kebutuhan dan
acuan dalam pembuatan perangkat lunak dengan cara mewawancarai costumer serta mengumpulkan
data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.
299
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
300
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
Alur sistem transaksi rantai pasok yang berisikan tiga fungsi utama dalam sistem blockchain
yaitu: melakukan transaksi, konfirmasi transaksi dan melihat transaksi. Aliran transaksi antar aktor
dapat bercabang-cabang seperti yang ditunjukan pada Gambar 5 dimana aliran transaksi yang terjadi
berawal dari satu transaksi berwarna biru namun di akhir menjadi empat transaksi berbeda dengan
warna merah, hijau dan kuning. Meskipun terpisah keempat transaksi ayam tersebut bila ditelusuri akan
memiliki asal ayam yang dijual oleh Peternak yang sama.
301
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
302
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
Activity diagram yang digunakan untuk aktivitas aliran kerja sistem yang akan dikembangkan
pada perangkat lunak dapat diliat pada Gambar 7.
Pada kelas diagram ini merupakan sebuah fungsi transaksi dan menyimpan semua detail data
transaksi. Gambar 8 menunjukan kelas diagram yang digunakan untuk informasi dan aktivitas setiap
aktor, serta transaksi yang terjadi antar sesama aktor seperti transaksi antara peternak dan perusahaan,
perusahaan dan pengepul serta pengepul dan pengecer.
303
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
Pada Gambar 9 di ilustrasikan struktur dari jaringan blockchain yang dibangun dengan
menggunakan IBM blockchain platform yang mencakup pembuatan channel dengan organisasi rekan
tunggal (single peer organization) pembuatan MSP (membership service provider) dan CA (certificate
authority) sendiri serta organisasi pemesanan (orderer organization) dengan MSP dan CA sendiri.
Akan dibuat identitas masing-masing untuk menyebarkan peers dan mengoperasikan nodes.
Alur kerja sistem terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian autentikasi pengguna dan blockchain
platform itu sendiri. Bagian autentikasi pengguna bertugas untuk menangani login dan register
pengguna, sementara bagian blockchain platform bertugas untuk membuat jaringan blockchain serta
mengeksekusi fungsi-fungsi dalam smart contract. Kedua bagian tersebut memiliki database dan
endpoint API yang sama. Skema alur kerja dari keseluruhan sistem diilustrasikan pada Gambar 10.
Konstruksi arsitektur dari keseluruhan sistem melalui front-end (FE), back-end (BE), dan
jaringan blockchain. FE dibangun menggunakan Flutter yang merupakan Software Development Kid
(SDK) dengan bahasa pemrograman Dart. Flutter adalah teknologi open source dari Google yang bisa
304
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
digunakan untuk membuat aplikasi android dan iOS. BE dari sistem informasi dibangun menggunakan
ExpressJs sebagai framework NodeJs serta CouchDB sebagai database. Blockchain platform dibangun
menggunakan framework IBM Hyperledger Fabric. Arsitektur aplikasi android untuk rantai pasok
ayam pedaging berbasis teknologi blockchain yang akan digunakan untuk penelitian ini seperti
ditunjukan pada Gambar 11.
305
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
306
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
4. CONCLUSION
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi android berbasis blockchain yang dapat mencatat
transaksi dan informasi para aktor yaitu: peternak, perusahaan, pengepul, dan pengecer. Para aktor
termasuk konsumen dapat melakukan ketertelusuran transaksi dan informasi ayam pedaging secara real
time dan transparan dengan cara melakukan scan QR Code yang didapat dari hasil generate BatchID
yang berasal dari transaksi awal yang dilakukan peternak. Transaksi tersimpan dalam blok hash
307
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308
blockchain secara decentralizized sehingga dapat terjaga keamanannya, tidak mudah untuk diubah, dan
terjamin keaslian datanya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan pada para pengguna.
REFERENCES
[1] [BPS] Badan Pusat Statistika, “Distribusi perdagangan komoditas daging ayam ras Indonesia,”
ISBN: 978-979-064-893-7, katalog BPS: 8201020, 2015.
[2] S. Bogart, R. Kerry, “The Blockchain Report: Welcome to the Internet of Value,” New York
(US): Needham & Company LLC, 2015.
[3] J. D. Bruce, “Purely P2P crypto-currency with finite mini-blockchain,” 2013.
[4] A. Litke, D Anagnostopoulos, T. Varvarigou, “Blockchain for supply chain management.
Architectural elements and challenges toward a global scale deployment,” Vol 3 (1), Logistics,
2019.
[5] S. Olnes S, J. Ubacht, M. Janssen, “Blockchain in government: Benefits and implications of
distributed ledger technology for information sharing,” Vol 34 (3), Government Information
Quarterly, 2017, pp. 335–364.
[6] S Saberi, M. Kouhizadeh, J. Sarkis, L Shen,”Blockchain technology and its relationships to
sustainable supply chain management,” Vol 57 (7), International Journal of
Production Research, 2019, pp. 2117-2135.
[7] M. Scherer, “Performance and scalability of blockchain networks and smart contracts
[disertasi],” Umeå: Umeå University, 2017.
[8] E. Androulaki, A. Barge, V. Bortnikov, C. Cachin, K. Christidis, A. De Caro, D. Enyeart, C
Ferris, G. Laventman, Y. Manevich, et al, “Hyperledger Fabric: A Distributed Operating
System for Permissioned Blockchains,” Proceedings of the thirteenth EuroSys conference,
Porto, Portugal. USA: ACM, 2018, pp. 1–15
[9] Hyperledger 2020. https://hyperledger-fabric.readthedocs.io/en/release2.2/key_concepts.html
di akses tanggal 20 Januari 2021.
[10] Raharjo, Budi, “Pemograman Android Dengan FLUTTER,” Bandung: INFORMATIKA,
2019.
[11] R. S. Pressman, B. R. Maxim, “Software Engineering: A Practitioner’s Approach,” Ed ke-8.
New York (US): McGraw-Hill, 2015.
[12] Satzinger, Jackson, dan Burd, “Systems Analysis and Design in a Changing World,” 2015.
[13] M. Masse, “REST API Design RuleBook”, O'Reilly Media, Gravenstein Highway North
Sebastopol, 2012.
308