5955-Article Text-15471-1-10-20211227

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Design of Broiler Supply Chain Traceability System through

Blockchain-based Android Application


1
Meidhianto Usman, 2Irman Hermadi, 3Yandra Arkeman
1,2
Departemen Ilmu Komputer, IPB University
3
Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB University
Email: meidhiusman@apps.ipb.ac.id

Abstract
The majority of supply chain management system that are currently implemented are still centralized
system. The system has weaknesses such as still having a centralized authority so that it can cause
system security problems, the data is not presented in real time, not transparent and it takes time in
processing and presenting data. One of the new alternatives that can now be used to overcome this
problem is to utilize blockchain technology. Blockchain is a decentralized and distributed ledger that
keeps a record of transactions in a block. Each block in the blockchain contains data from all
transactions in the system over a certain period of time and can create a digital signature that can be
used to verify the validity of information related to the next and previous blocks. This research aimed
to design a broiler supply chain traceability system through blockchain-based android application
using prototyping method. The result of this research is that blockchain-based android application can
record transactions and information of actors, namely: breeders, companies, collectors, retailers and
consumers and can trace broiler transactions and information in real time and transparently using
BatchID originating from the actors so as to generate Users’ trust.

Keywords: Android, Blockchain, Broiler, Traceability System

1. INTRODUCTION
Daging ayam sebagai sumber protein hewani merupakan makanan yang paling digemari oleh
masyarakat. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan daging ayam menempati urutan pertama
terbesar diatas tingkat konsumsi daging sapi [1]. Ayam pedaging atau yang lebih dikenal dalam
masyarakat dengan sebutan ayam broiler, saat ini telah banyak diusahakan dan dikembangkan baik oleh
pengusaha-pengusaha besar maupun pengusaha-pengusaha kecil yang berada di Desa maupun di Kota.
Sektor peternakan ayam pedaging merupakan sektor penyuplai asupan makanan pokok masyarakat
yang notabanenya hampir setiap golongan masyarakat mengkonsumsinya. Perkembangan permintaan
bahan baku pokok khususnya ayam potong ini sering kali mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Jumlah peningkatan tersebut harus pula dibarengi oleh sistem yang baik didalam mengelola ayam
sehingga akan menghasilkan ayam yang dapat dikonsumsi oleh konsumen dan layak untuk dipasarkan.
Meningkatnya tingkat permintaan ayam pedaging di pasaran semestinya di barengi oleh sistem kinerja
rantai pasok yang baik pula tetapi banyak dijumpai di lapangan sistem manajemen rantai pasok yang di
terapkan masih kurang baik dan masih perlu untuk dievaluasi kembali. Sistem manajemen rantai pasok
pada agroindustri sejak tahun 2000-an merupakan sistem manajemen rantai pasok yang tersentral.
Sistem seperti ini memiliki kelemahan diantaranya masih memiliki otoritas terpusat sehingga dapat

SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308 295


SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

menyebabkan masalah korupsi, keamanan sistem dan informasi yang tidak semestinya sehingga
membuat sistem rantai pasok tidak berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Data yang
disajikan tidak secara real time, membutuhkan waktu dalam pengolahan dan penyajian data. Untuk
mengatasi masalah ini alternatif baru yang kini bisa digunakan adalah teknologi blockchain.
Blockhain adalah salah satu hasil teknologi pada era 4.0 ini, dimana teknologi blockchain dapat
didefinisikan sebagai buku besar terdistribusi yang melacak setiap aktivitas dalam rantai blok, dimana
setiap catatan aktivitas tersebut adalah aktivitas yang telah divalidasi [2]. Setiap blok dalam blockchain
berisi data dari semua transaksi di dalam sistem selama jangka waktu tertentu serta dapat membuat
sebuah tanda tangan digital yang dapat digunakan untuk memverifikasi validitas informasi yang
berhubungan dengan blok berikutnya dan sebelumnya [3]. Transaksi yang telah dilakukan akan
disimpan dalam blok. Apabila transaksi tersebut sudah terverifikasi dengan sebuah konsensus dari
seluruh atau mayoritas anggota dalam jaringan, maka transaksi yang telah disimpan dalam blok tidak
dapat diubah atau dihapus.Blockchain menarik perhatian para pemangku kepentingan di banyak domain
industri termasuk logistik dan rantai pasokan. Teknologi blockchain dapat secara efektif berkontribusi
dalam merekam setiap aset disepanjang aliran rantai pasokan, berkontribusi dalam melacak pesanan,
penerimaan dan pembayaran serta melacak aset digital seperti jaminan dan lisensi dengan cara yang
terpadu dan transparan [4]. Ini menyajikan analisis terperinci dari kecocokan blockchain dalam industri
rantai pasokan serta mendefinisikan elemen-elemen spesifik blockchain yang mempengaruhi rantai
pasokan seperti skalabilitas, kinerja, mekanisme konsensus, pertimbangan privasi, bukti biaya dan
lokasi serta dampak dari blockchain yang akan mengganggu industri rantai pasok. Desain blockchain
dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu publik (permissionless) dan privat (permissioned) [5]. Dalam
blockchain private, anggota dalam jaringan saling mengetahui satu sama lain dan tidak ada anonimitas,
seperti dalam jaringan rantai pasok dimana terdapat entitas yang diketahui bekerja untuk memproduksi
dan mendistribusikan produk dan entitas lainnya dengan perannya masing-masing [6]. Hyperledger
fabric adalah salah satu framework untuk mengembangkan sistem atau aplikasi berbasis blockchain
private. Scherer menyatakan bahwa hyperledger fabric lebih cepat dan mudah dikembangkan daripada
bitcoin dan ethereum, dan dapat memastikan akses data dalam sistem bahwa hanya peserta dalam suatu
transaksi yang dapat melihat detail sensitive [7]. Pada penelitian ini jaringan blockchain yang akan
dibangun dengan menggunakan IBM blockchain platform.
IBM blockchain platform dibangun di atas hyperledger fabric berbasis komunitas open source
dari linux foundation. Hyperledger fabric telah digunakan oleh lebih dari 400 prototipe, proof-of-
concept, dan dalam sistem pencatatan terdistribusi di berbagai industri dan kasus penggunaan [8].
Hyperledger fabric merupakan sebuah implementasi dari sebuah tipe jaringan blockchain privat yang
di mana anggota dapat melacak, bertukar, dan berinteraksi dengan aset digital dengan menggunakan
transaksi yang diatur oleh chaincode, yang merupakan bagian dari kode yang diinstall dan dipakai ke

296
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

dalam jaringan peer node hyperledger fabric, memungkinkan interaksi dengan buku besar dalam
jaringan itu [7]. Para anggota dalam jaringan dapat berinteraksi satu sama lain melalui sebuah channel,
data yang terbagi di dalamnya tidak akan diketahui oleh anggota yang terdapat pada channel yang lain.
Data dalam channel disimpan dalam sebuah buku besar yang terdiri dari sebuah blockchain dan basis
data state (keadaan) untuk mengelola state terbaru dari transaksi. Arsitektur hyperledger fabric terdiri
atas komponen: aplikasi klien, peer node, dan ordering service node. Aplikasi klien mengirimkan
proposal transaksi untuk dieksekusi, mengatur fase eksekusi transaksi, dan menyiarkan transaksi kepada
ordering service node [8]. Sebuah peer dapat memiliki dua peran yaitu; peer yang bertugas untuk
menyimulasikan transaksi dengan mengeksekusi chaincode dan mengesahkan (endorsing) hasilnya
disebut endorsing peer dan memvalidasi transaksi dan mengelola buku besar disebut committing peer
[7]. Ordering service node atau orderer bertugas untuk menetapkan urutan transaksi dalam blok yang
akan disimpan ke buku besar, orderer sama sekali tidak mengetahui keadaan aplikasi dan tidak
berpartisipasi dalam eksekusi dan validasi transaksi. Karena hyperledger fabric memiliki sifat privat,
maka ketiga komponen yang berpartisipasi dalam jaringan perlu memiliki sebuah identitas, yang
dikeluarkan oleh sebuah Certificate Authority (CA) dan diatur Membership Service Provider (MSP),
sebagai perumpamaan CA seperti penyedia layanan kartu kredit yang dapat mengeluarkan berbagai
macam kartu kredit dengan identitasnya sedangkan MSP menentukan kartu kredit mana saja yang
diterima di suatu toko. Dengan begitu, MSP mengubah sebuah identitas (kartu kredit) menjadi sebuah
wewenang (kemampuan untuk membeli di toko) [9]. Gambar 1 mengilustrasikan arsitektur hyperledger
fabric yang telah dijelaskan.

Gambar 1. Arsitektur Hyperledger Fabric [9]

Secara umum aliran transaksi dalam hyperledger fabric dimulai ketika dua atau lebih anggota
masuk ke dalam suatu channel, yang kemudian dilanjutkan dengan menyetujui dan menerapkan
chaincode di dalam channel tersebut. Seorang anggota (sebagai klien) akan mengirimkan proposal
transaksi kepada endorsing peer, dan dilanjutkan dengan memverifikasi tanda tangan (signature) dari
proposal tersebut apakah klien diperbolehkan untuk melakukan operasi tersebut. Endorsing peer
menggunakan proposal transaksi sebagai masukan dan mengeksekusi transaksi tersebut terhadap basis

297
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

data state saat ini untuk menghasilkan hasil transaksi. Meskipun sudah terdapat hasil transaksi, namun
belum ada pembaruan terhadap buku besar. Hasil transaksi beserta tanda tangan dari endorsing peer
dan keputusan disahkan atau tidaknya transaksi tersebut dikirimkan kembali kepada klien. Klien
memastikan hasil transaksi konsisten dan telah ditandatangani, dilanjutkan dengan mengirimkan
transaksi beserta hasilnya kepada orderer. Orderer akan mengurutkan transaksi secara FIFO (First-
Come-First-Served) menjadi sebuah blok yang kemudian akan dikirimkan ke semua peer dan
dimasukkan ke buku besar. Setiap transaksi di dalam blok ditandai sebagai valid atau invalid dan hanya
memasukkan transaksi yang valid ke dalam basis data state. Ilustrasi contoh aliran transaksi terdapat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Ilustrasi Aliran Transaksi [7]

Dalam buku Pemrograman Android dengan Flutter, flutter adalah Software Development Kit
(SDK) buatan google yang berfungsi untuk membuat aplikasi mobile menggunakan bahasa
pemrograman dart, baik untuk android maupun iOS. Dengan flutter, aplikasi android dan iOS dapat
dibuat menggunakan basis kode dan bahasa pemrograman yang sama, yaitu dart, bahasa pemrograman
yang juga diproduksi oleh google pada tahun 2011. Sebelumnya, aplikasi murni (native) untuk android
perlu dibuat menggunakan bahasa java atau kotlin, sedangkan aplikasi iOS perlu dibuat menggunakan
bahasa pemrograman objective-C atau swift. Flutter ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat
proses pengembangan aplikasi mobile yang dapat berjalan di atas android dan iOS, tanpa harus
mempelajari dua bahasa pemgrograman secara terpisah. Flutter dapat dikatakan sebagai produk google
yang masih relatif baru. Rilis perdana flutter, versi alpha (v.0.0.6), dipublikasikan pada bulan Mei 2017,
dan versi v.1.0 merupakan yang stabil saat diterbitkan oleh google [10]. Android SDK adalah tools API
(Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada
platform android menggunakan bahasa pemrograman java. Android merupakan subset perangkat lunak
untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang di-release oleh google.

298
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi
pada platform android menggunakan bahasa pemrograman java.
Penelitian ini memanfaatkan rancang bangun sistem ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging
melalui aplikasi android berbasis blockchain dengan menghasilkan BatchID yang akan digunakan
sebagai key untuk ketertelusuran agar dapat membantu perusahaan maupun masyarakat dalam
melakukan ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging berkualitas, aman dari hulu hingga ke hilir serta
dapat menjamin produk tersebut sampai kepada konsumen dengan baik.

2. METHODS
Penelitian ini akan dilakukan pada PT XYZ yang merupakan salah satu pemasok ayam pedaging.
Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian awal untuk menghasilkan suatu rancang bangun aplikasi
android yang berbasis blockchain pada sistem ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging. Metode yang
digunakan dalam sistem rancang bangun ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah
metode pengembangan perangkat lunak bersifat iteratif yang menghasilkan versi awal dari suatu system
yang memiliki lima tahapan yaitu: communication, quick plan, modeling quick design, construction of
prototype dan deployment, delivery & feedback seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan Metode Prototyping

2.1 Communication
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan stakeholder dan
sistem secara keseluruhan serta tahap untuk mengadakan pengumpulan data sebagai kebutuhan dan
acuan dalam pembuatan perangkat lunak dengan cara mewawancarai costumer serta mengumpulkan
data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.

299
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

2.2 Quick Plan


Tahapan ini menghasilkan data user requirement sesuai dengan analisis kebutuhan user dalam
pembuatan perangkat lunak termasuk rencana perancangan dan pembuatan use case, activity dan class
diagram untuk menganalisis aliran kerja sistem yang akan dikembangkan. Dalam penelitian ini akan
dilakukan desain sistem dengan menggunakan UML untuk rancangan sistem penelusuran, dimana
UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan,
menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. Dalam penelitian ini akan dilakukan
desain sistem dengan menggunakan UML untuk rancangan sistem penelusuran, dimana UML (Unified
Modeling Language) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan,
dan membangun sistem perangkat lunak [12].

2.3 Modeling Quick Design


Tahapan ini merepresentasikan aspek-aspek model design dari perangkat lunak (software) yang
akan terlihat oleh pengguna akhir (seperti tata letak antarmuka atau format tampilan) [11]. Dalam
tahapan ini dilakukan perancangan model untuk aktor dan produk yang akan disimpan ke dalam
blockchain, dan model design mockup yang diperlukan untuk menjadi dasar pengembangan tata letak
antarmuka sesuai dengan kebutuhan ketertelusuran sistem.

2.4 Construction of Prototype


Tahapan ini dilakukan dengan pembuatan prototipe sistem back-end IBM blockchain platform
menggunakan framework Node.Js dengan bahasa pemrograman JavaScript untuk bagian autentikasi
dan hyperledger fabric sebagai kerangka kerja jaringan blockchain. Pengujian back-end menggunakan
metode whitebox dengan aplikasi Loopback, agar hasil menunjukan bahwa keseluruhan fungsi yang
dikembangkan telah bekerja sesuai dengan harapan. Selanjutnya sistem front-end aplikasi android yang
dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna bisa mengimplementasikan
UI/UX. Sistem dikembangkan menggunakan Flutter dengan bahasa pemrograman Dart. API
(Application Programming Interface) digunakan sebagai komunikasi data antara tampilan aplikasi dan
blockchain platform sehingga back-end dapat terintegrasi dengan front-end. Komunikasi dilakukan
dengan adanya request dan respond. Request dikirimkan dari REST (Representational State Transfer)
client ke REST server menggunakan Uniform Resource Identifier (URI) dengan method (Get, Post, Put,
Delete) yang ditentukan standar Hypertext Transfer Protocol (HTTP) [13], sehingga respond dapat
dikembalikan dan direpresentasikan ke client dengan Javascript Object Notation (JSON) atau
Extensible Markup Language (XML) [14]. Prototype sistem ketertelusuran yang dilakukan oleh setiap
aktor menggunakan batchID pada saat aktor pertama kali melakukan transaksi.

300
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

2.5 Deployment Delivery and Feedback


Tahapan ini merupakan prototype yang telah selesai dibuat akan ditampilkan kepada klien.
Dimana klien akan memberikan sebuah umpan balik yang akan digunakan sebagai perbaikan analisis
kebutuhan sistem. Pada tahap ini juga dilakukan pengujian sistem oleh klien. Jika terdapat kesalahan
dalam sistem maka akan segera dilakukan perbaikan dan pengujian sampai sistem sudah berjalan sesuai
dengan kebutuhan pengguna.

3. RESULTS AND DISCUSSION


3.1 Communication
Dalam tahap ini mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan stakeholder dan sistem secara
keseluruhan sebagai kebutuhan dan acuan dalam pembuatan perangkat lunak. Seperti kebutuhan data,
informasi, aturan dan prosedur serta proses bisnis para aktor yang terlibat didalam rantai pasok
didapatkan dari hasil wawancara dan observasi langsung pada PT.XYZ sehingga pada tahap ini
diperoleh model sistem ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging berbasis teknologi blockchain yang
terdiri atas 4 aktor yaitu : peternak, perusahaan, pengepul dan pengecer. Sedangkan konsumen juga
dapat melihat ketertelusuran rantai pasok seperti yang diilustrasikan pada gambar 4.

Gambar 4. Aktor Sistem Rantai Pasok

Alur sistem transaksi rantai pasok yang berisikan tiga fungsi utama dalam sistem blockchain
yaitu: melakukan transaksi, konfirmasi transaksi dan melihat transaksi. Aliran transaksi antar aktor
dapat bercabang-cabang seperti yang ditunjukan pada Gambar 5 dimana aliran transaksi yang terjadi
berawal dari satu transaksi berwarna biru namun di akhir menjadi empat transaksi berbeda dengan
warna merah, hijau dan kuning. Meskipun terpisah keempat transaksi ayam tersebut bila ditelusuri akan
memiliki asal ayam yang dijual oleh Peternak yang sama.

301
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

Gambar 5. Alur Transaksi

3.2 Quick Plan


Pada Tahapan ini menghasilkan data user requirement sesuai dengan analisis kebutuhan user
dalam pembuatan perangkat lunak termasuk rencana perancangan dan pembuatan use case, activity dan
class diagram serta struktur dari jaringan blockchain untuk menganalisis aliran kerja sistem yang
dikembangkan.
Diagram use case merupakan bagian tertinggi dari fungsionalitas yang dimiliki sistem yang akan
menggambarkan bagaimana seseorang atau aktor akan menggunakan dan memanfaatkan sistem. Pada
Gambar 6 diagram use case menunjukan interaksi antara aktor dan aplikasi, dimana aktor terdiri dari
pemangku kepentingan serta pengguna dan fungsi-fungsi yang dapat dijalankan pada aplikasi. Diagram
use case mengambarkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengguna terhadap sistem, dalam hal ini
ada 4 aktor yaitu peternak, perusahaan, pengepul, pengecer. Konsumen merupakan user yang dapat
melacak ketertelusuran. Admin adalah yang bisa mengakses basis data. Terdapat beberapa fungsi yang
dirancang pada aplikasi android berbasis teknologi blockchain ini. Tabel 1 menunjukan deskripsi dari
setiap fungsi yang telah dirancang.

Gambar 6. Diagram Use Case

302
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

Activity diagram yang digunakan untuk aktivitas aliran kerja sistem yang akan dikembangkan
pada perangkat lunak dapat diliat pada Gambar 7.

Gambar 7. Activity Diagram

Pada kelas diagram ini merupakan sebuah fungsi transaksi dan menyimpan semua detail data
transaksi. Gambar 8 menunjukan kelas diagram yang digunakan untuk informasi dan aktivitas setiap
aktor, serta transaksi yang terjadi antar sesama aktor seperti transaksi antara peternak dan perusahaan,
perusahaan dan pengepul serta pengepul dan pengecer.

Gambar 8. Kelas Diagram

303
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

Pada Gambar 9 di ilustrasikan struktur dari jaringan blockchain yang dibangun dengan
menggunakan IBM blockchain platform yang mencakup pembuatan channel dengan organisasi rekan
tunggal (single peer organization) pembuatan MSP (membership service provider) dan CA (certificate
authority) sendiri serta organisasi pemesanan (orderer organization) dengan MSP dan CA sendiri.
Akan dibuat identitas masing-masing untuk menyebarkan peers dan mengoperasikan nodes.

Gambar 9. Struktur Jaringan Blockchain

Alur kerja sistem terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian autentikasi pengguna dan blockchain
platform itu sendiri. Bagian autentikasi pengguna bertugas untuk menangani login dan register
pengguna, sementara bagian blockchain platform bertugas untuk membuat jaringan blockchain serta
mengeksekusi fungsi-fungsi dalam smart contract. Kedua bagian tersebut memiliki database dan
endpoint API yang sama. Skema alur kerja dari keseluruhan sistem diilustrasikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Alur Kerja Sistem Blockchain Platform

Konstruksi arsitektur dari keseluruhan sistem melalui front-end (FE), back-end (BE), dan
jaringan blockchain. FE dibangun menggunakan Flutter yang merupakan Software Development Kid
(SDK) dengan bahasa pemrograman Dart. Flutter adalah teknologi open source dari Google yang bisa

304
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

digunakan untuk membuat aplikasi android dan iOS. BE dari sistem informasi dibangun menggunakan
ExpressJs sebagai framework NodeJs serta CouchDB sebagai database. Blockchain platform dibangun
menggunakan framework IBM Hyperledger Fabric. Arsitektur aplikasi android untuk rantai pasok
ayam pedaging berbasis teknologi blockchain yang akan digunakan untuk penelitian ini seperti
ditunjukan pada Gambar 11.

Gambar 11. Arsitektur Aplikasi Rantai Pasok

3.3 Modeling Quick Design


Tahapan ini dilakukan merepresentasikan aspek-aspek dari perangkat lunak (software) yang akan
terlihat oleh pengguna akhir (seperti tata letak antarmuka atau format tampilan) [13]. Dalam tahapan
ini dilakukan perancangan model untuk aktor dan transaksi yang akan disimpan ke dalam blockchain,
seperti yang ditunjukan Gambar 12 dan model design mockup yang diperlukan untuk menjadi dasar
pengembangan tata letak antarmuka sesuai dengan kebutuhan ketertelusuran sistem. Perancangan
design mockup aplikasi pada platform whimsical.com seperti yang diilustrasikan pada Gambar 13.

Gambar 12. Model Aktor dan Transaksi

305
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

Gambar 13. Design Mockup Aplikasi

3.4 Construction of Prototype


Berdasarkan perancangan pada tahap sebelumnya bahwa model perancangan untuk aktor dan
transaksi pada blockchain dihasilkan konstruksi prototype para aktor dan transaksinya seperti pada
gambar 14. Sistem ketertelusuran rantai pasok ayam pedaging dapat ditelusuri dengan BatchID yang
digunakan sebagai key dan hasil scan QRcode ketertelusuran berdasarkan BatchID seperti yang
ditunjukan pada gambar 15.

Gambar 14. Prototype Aktor dan Transaksi

306
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

Gambar 15. BatchID Ketertelusuran Rantai Pasok

3.5 Deployment, Delivery, & Feedback


Pengujian back-end menggunakan metode blackbox testing dengan Insomnia untuk mengetahui
apakah kode program aplikasi sudah berjalan dengan benar. Back-end telah di-deploy dengan
menggunakan server hosting pada ilmujaringan.com. Aplikasi blockchain sistem ketertelusuran rantai
pasok ayam pedaging ini dapat diakses melalui pranala http://serv.ilmujaringan.com:8080. Pengujian
front-end menggunakan metode blackbox testing dengan aplikasi android dapat diakses melalui aplikasi
yang diberi Nama “Blockchain Ayam.apk”. Untuk menelusuri transaksi mulai dari hulu hingga hilir,
batchID yang digunakan oleh setiap aktor akan menjadi key untuk ketertelusuran rantai pasok ayam
pedaging dan dapat di-generate menjadi sebuah QRcode. Komunikasi data antara tampilan aplikasi dan
blockchain platform menggunakan API sehingga back-end sudah terintegrasi dengan front end. Pada
tahap terakhir ini, prototipe yang telah selesai dibuat diserahkan kepada pengguna untuk melihat apakah
sistem ketertelusuran sudah berjalan dengan baik.

4. CONCLUSION
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi android berbasis blockchain yang dapat mencatat
transaksi dan informasi para aktor yaitu: peternak, perusahaan, pengepul, dan pengecer. Para aktor
termasuk konsumen dapat melakukan ketertelusuran transaksi dan informasi ayam pedaging secara real
time dan transparan dengan cara melakukan scan QR Code yang didapat dari hasil generate BatchID
yang berasal dari transaksi awal yang dilakukan peternak. Transaksi tersimpan dalam blok hash

307
SYSTEMATICS, Vol. 3, No. 3, December 2021, pp 295-308

blockchain secara decentralizized sehingga dapat terjaga keamanannya, tidak mudah untuk diubah, dan
terjamin keaslian datanya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan pada para pengguna.

REFERENCES
[1] [BPS] Badan Pusat Statistika, “Distribusi perdagangan komoditas daging ayam ras Indonesia,”
ISBN: 978-979-064-893-7, katalog BPS: 8201020, 2015.
[2] S. Bogart, R. Kerry, “The Blockchain Report: Welcome to the Internet of Value,” New York
(US): Needham & Company LLC, 2015.
[3] J. D. Bruce, “Purely P2P crypto-currency with finite mini-blockchain,” 2013.
[4] A. Litke, D Anagnostopoulos, T. Varvarigou, “Blockchain for supply chain management.
Architectural elements and challenges toward a global scale deployment,” Vol 3 (1), Logistics,
2019.
[5] S. Olnes S, J. Ubacht, M. Janssen, “Blockchain in government: Benefits and implications of
distributed ledger technology for information sharing,” Vol 34 (3), Government Information
Quarterly, 2017, pp. 335–364.
[6] S Saberi, M. Kouhizadeh, J. Sarkis, L Shen,”Blockchain technology and its relationships to
sustainable supply chain management,” Vol 57 (7), International Journal of
Production Research, 2019, pp. 2117-2135.
[7] M. Scherer, “Performance and scalability of blockchain networks and smart contracts
[disertasi],” Umeå: Umeå University, 2017.
[8] E. Androulaki, A. Barge, V. Bortnikov, C. Cachin, K. Christidis, A. De Caro, D. Enyeart, C
Ferris, G. Laventman, Y. Manevich, et al, “Hyperledger Fabric: A Distributed Operating
System for Permissioned Blockchains,” Proceedings of the thirteenth EuroSys conference,
Porto, Portugal. USA: ACM, 2018, pp. 1–15
[9] Hyperledger 2020. https://hyperledger-fabric.readthedocs.io/en/release2.2/key_concepts.html
di akses tanggal 20 Januari 2021.
[10] Raharjo, Budi, “Pemograman Android Dengan FLUTTER,” Bandung: INFORMATIKA,
2019.
[11] R. S. Pressman, B. R. Maxim, “Software Engineering: A Practitioner’s Approach,” Ed ke-8.
New York (US): McGraw-Hill, 2015.
[12] Satzinger, Jackson, dan Burd, “Systems Analysis and Design in a Changing World,” 2015.
[13] M. Masse, “REST API Design RuleBook”, O'Reilly Media, Gravenstein Highway North
Sebastopol, 2012.

308

You might also like