Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-106

http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

MANAJEMEN PERALATAN KESEHATAN KLINIK MEDICAL CENTER PTN DI JAWA


TIMUR
Management of Health Equipment Clinic Medical Center Public Universities in East Java

Ika Santi Widyasari1 Tito Yustiawan2


1Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga,

Surabaya
2Departemen Adminitrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Airlangga, Surabaya
ika.santi.widyasari-2015@fkm.unair.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRACT


Background: ITS Medical Center Clinic is a health service center that
is provided for ITS academic community along with families, the general
Article History:
public, and BPJS participants in East Surabaya area. As a health service
Received: center, clinics need to manage the implementation of facilities including
Mei, 29th, 2019 medical equipment as well as possible to improve the quality of services.
Purpose: The aim of the study was to learn the management of medical
Revised: equipment at the ITS Medical Center Clinic. Methods: The methods used are
From July, 19th, 2019 interviews, observation, and literature review. The literature review used
guidelines from Managing the Lifecycle of Medical Equipment Partnerships for
Global Health (2015), international journals, and National Regulations.
Accepted:
Results: The results is management of medical equipment at the ITS Medical
October, 24th, 2019 Center Clinic have been in accordance in the most part of stages in Managing
the Lifecycle of Medical Equipment. Conclusion: The conclusion of the
Published online research is that the implementation of health equipment management at the ITS
March, 30th, 2019 Medical Center Clinic has been in accordance with the results of the study but
needs to be improved at several stages, maintains preventive maintenance
tools, make schedules of implementation and monitoring maintenance tools,
checking equipment functions and follow up of monitoring medical devices.
Keywords: clinic, healthcare management, medical equipment

ABSTRAK
Latar Belakang: Klinik Medical Center ITS merupakan pusat
pelayanan kesehatan yang disediakan untuk civitas akademika ITS beserta
keluarga, masyarakat umum, dan peserta BPJS di wilayah Surabaya Timur.
Sebagai pusat pelayanan kesehatan, klinik perlu mengelola penyelenggaraan
fasilitas termasuk peralatan kesehatan sebaik mungkin untuk meningkatkan
mutu pelayananan. Tujuan: Tujuan penelitian adalah mempelajari manajemen
peralatan kesehatan di Klinik Medical Center ITS. Metode: Metode yang
digunakan adalah wawancara, observasi, dan kajian literatur. Kajian literatur
yang digunakan berupa panduan dari Managing The Lifecycle of Medical
Equipment THET Partnerships for Global Health (2015), jurnal internasional,
dan Peraturan Nasional. Hasil: Hasil penelitian manajemen peralatan kesehatan
di Klinik Medical Center ITS sebagaian besar telah sesuai dengan tahapan
Managing The Lifecycle of Medical Equipment. Kesimpulan: Kesimpulan dari
penelitian adalah pelaksanaan manajemen peralatan kesehatan di Klinik
Medical Center ITS sebagian besar telah sesuai dengan hasil kajian namun
perlu peningkatan pada beberapa tahap, mengadakan pemeliharaan alat yang
bersifat preventif, menjadwal pelaksanaan dan monitoring pemeliharaan alat,
pemeriksaan fungsi peralatan beserta tindak lanjut dari monitoring alat
kesehatan.
Kata Kunci : klinik, manajemen pelayanan kesehatan, peralatan kesehatan

95
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-106
Medical PTN di Jawa Timur http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

PENDAHULUAN
Klinik menurut Peraturan Menteri kepada pasien maupun tenaga medis.
Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 adalah Manajemen peralatan kesehatan bermanfaat
fasilitas pelayanan kesehatan yang untuk meminimalkan biaya perbaikan alat yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan gagal beroperasi sekaligus memperpanjang masa
perorangan yang menyediakan pelayanan pakai peralatan. Peralatan kesehatan yang tidak
medis dasar dan/atau spesialistik. Jenis pel- berfungsi optimal berdampak pada penurunan
ayanan di Klinik terbagi menjadi klinik pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh
pratama dan klinik utama (Kementerian masyarakat di fasilitas kesehatan tersebut.
Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Klinik Manajemen peralatan kesehatan dapat
Medical Center ITS termasuk dalam klinik membantu dalam memilih peralatan melalui
pratama di Surabaya. Klinik pratama rekomendasi yang diajukan oleh pengguna
merupakan klinik yang menyelenggarakan terutama jika digunakan dalam diagnosis
pelayanan medik dasar baik umum maupun langsung, perawatan pasien (MedPro Group,
khusus. Klinik Medical Center ditujukan 2016). Tujuan manajemen peralatan kesehatan
sebagai pusat pelayanan kesehatan untuk adalah untuk mendukung perawatan pasien
civitas akademika ITS beserta keluarga, dalam penggunaan alat kesehatan dan
masyarakat umum, dan peserta BPJS di meminimalkan risiko melalui perencanaan yang
wilayah Surabaya Timur. Klinik sebagai pusat responsif dan efisien, (State of Victoria
pelayanan kesehatan wajib untuk mengelola Department of Health, 2012). Tujuan dari
penyelenggaraan fasilitas termasuk peralatan penelitian ini adalah mempelajari gambaran
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan pelaksanaan manajemen peralatan kesehatan di
kesehatan. Peralatan kesehatan merupakan Klinik Medical Center ITS Surabaya.
komponen penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, sehingga peralatan METODE
kesehatan harus terjaga dengan baik Desain penelitian adalah penelitian
(Rahmiyati, 2019). Peralatan kesehatan yang observasional karena peneliti hanya melakukan
berfungsi dengan baik akan mempengaruhi pengamatan saja tanpa memberikan perlakuan
kualitas pelayanan kesehatan menjadi lebih atau intervensi. Metode yang digunakan adalah
baik (Ramadhani, 2018). Menciptakan wawancara dengan pegawai Klinik Medical
peralatan kesehatan yang baik fungsi maupun Center ITS, observasi, dan kajian literatur
kondisinya, diperlukan usaha manajemen yang terkait manajemen peralatan kesehatan. Kajian
baik pula (Yusliati, 2016). Upaya untuk literatur yang digunakan berupa panduan dari
mewujudkan peralatan kesehatan yang baik Managing The Lifecycle of Medical Equipment
perlu dilakukan pemeliharaan secara terencana THET Partnerships For Global Health (2015),
dan berkesinambungan (Dwiastuti, 2012). jurnal internasional, dan Peraturan Nasional.
Manajemen peralatan kesehatan merupakan Sumber data adalah data primer dari
siklus yang dimulai dari perencanaan, hasil wawancara dengan koordinator pelayanan
penganggaran, penilaian, pembelian, instalasi, klinis dan bagian kerumahtanggaan Klinik
pelatihan, pengoperasian, pemeliharaan, Medical Center ITS. Data sekunder diambil dari
penonaktifan alat hingga penghapusan alat kajian terhadap dokumen terkait manajemen
kesehatan (THET Partnerships For Global peralatan kesehatan seperti sertifikat kalibrasi,
Health, 2015). form permintaan serta pengadaan alat kesehatan.
Manajemen peralatan kesehatan yang Analisis data yaitu mengkaji pelaksanaan
tercencana berperan dalam peningkatan mutu manajemen peralatan kesehatan yang telah
pelayanan kesehatan serta berdampak pada dilakukan di Klinik Medical Center ITS dengan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. literatur terkait.
Peralatan kesehatan yang akurat dan efektif
menjamin kualitas pelayanan dan akreditasi HASIL
fasilitas kesehatan. Manajemen peralatan Ruang lingkup manajemen peralatan
kesehatan bertujuan untuk memastikan kesehatan terdiri dari layanan persediaan
peralatan yang digunakan dalam perawatan peralatan, akuisisi peralatan, pemilihan
pasien adalah aman, tersedia, akurat, dan peralatan baru, inspeksi peralatan kesehatan,
terjangkau. Tujuan strategis WHO mengenai perawatan yang direncanakan, perbaikan
manajemen peralatan kesehatan adalah peralatan, bantuan pemberitahuan dan
memastikan peningkatan akses, kualitas penarikan bahaya, mendokumentasikan
penggunaan teknologi medis (WHO, 2011). kesalahan pengguna,s dan menyediakan
Manajemen peralatan kesehatan kebutuhan insidental (MCG Health, 2010).
bermanfaatuntuk mengurangi risiko bahaya
dari peralatan kesehatan yang mungkin terjadi 96
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-106
Medical PTN di Jawa Timur http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Tahapan manajemen peralatan


kesehatan menurut Managing The Lifecycle of
Medical Equipment THET Partnerships For
Global Health (2015) terdiri dari planning
and assessment, budgeting and financing,
technology

Sumber: THET Partnerships for Global Health,2015


Gambar 1. Siklus Manajemen Peralatan Kesehatan
operasional di Klinik Medical Center ITS
1. Tahap planning and assessment mempertimbangkan kegunaan, fast moving.
Perencanaan dan penilaian alat kesesuaian dengan standar dan anggaran
kesehatan diKlinikMedical Center ITS terdiri pembelian alat. Perencanaan dan penilaian
dari merencanakan pembelian alat kesehatan dilakukan oleh dokter dan perawat. Setelah
yang termasuk dalam inventaris dan alat melalui penilaian, dokter atau perawat mengisi
kesehatan operasional. Alat kesehatan yang form permintaan barang dan alat yang diajukan
termasuk inventaris yaitu alat kesehatan ke bagian sanitasi lingkungan dan
dengan harga >Rp 250.000,00. Alat kesehatan kerumahtanggaan untuk pengadaan alat tersebut.
operasional contohnya adalah gunting Form permintaan barang dan alat disebarkan
jaringan, pinset anatomi, pinset sirugis, oleh bagian sanitasi lingkungan dan
cucing, korentang, nalvuder, dan alat kerumahtanggaan setiap bulan sekali.
kesehatan lainnya dengan harga <Rp
250.000,00. 2. Tahap Budgeting and Financing
Perencanaan alat kesehatan yang Tahap budgeting and financing di
termasuk dalam inventaris dilakukan dengan Klinik Medical Center ITS dilakukan oleh
pertimbangan jumlah alat yang kurang, alat dokter, perawat, bagian keuangan dan
telah rusak, alat memang belum ada, manajemen. Setiap poli mempunyai ketetapan
kebutuhan alat tersebut harus cepat atau tidak, anggaran untuk pembelian alat kesehatan dan
harga dan anggaran pembelian alat. Penilaian biaya pemeliharaannya. Penganggaran
yang sudah dilakukan selanjutnya disusun dilakukan setiap tahun sekali dalam rapat kerja
dalam RBA yang akan dibahas dalam rapat tahunan. Dokter dan perawat di setiap poli
kerja tahunan. Perencanaan alat kesehatan menganggarkan biaya pembelian alat kemudian
assessment and selection, procurement and diajukan ke bagian keuangan, anggaran yang
logistics, installing and commisioning, diajukan setiap poli akan dibahas bersama
training and skills decelopment, operation dalam rapat kerja tahunan
and safety, maintenance and repair,
decommission and disposal. Berikut adalah
Siklus manajemen peralatan kesehatan:
97
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-106
Medical PTN di Jawa Timur http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

sebelum direalisasikan pada tahun mendatang. dahulu kesesuaian alat yang dikirim oleh pihak
vendor, pemeriksaan kembali mengenai
3. Tahap Technology assessment and kelengkapan dokumen oleh koordinator
selection pelayanan medis. Pencetakan kuitansi
Tahap technology assessment and dilakukan setelah dinilai bahwa kelengkapan
selection di Klinik Medical Center ITS dokumen dan kesesuaian barang tepat.
dilakukan oleh dokter dan perawat, seperti Pembuatan SPJ ke pihak ITS melalui
penentuan spesifikasi stetoscope, dokter penyerahan tanda terima beserta tanda tangan
memilih merk OneMed karena spesifikasi dan stempel dari pihak penjual alat.
stetoscope OneMed lebih peka dan sesuai Pembayaran dilakukan setelah bagian keuangan
dengan kebutuhan dokter. Menurut pengguna mendapat stempel dan tanda tangan lengkap
alat yaitu dokter di poli tersebut alat kesehatan dari pihak penjual.
yang diproduksi dari negera Jerman lebih awet Koordinator Pelayanan Medis Medical
atau tidak mudah rusak daripada alat Center ITS kembali memeriksakan kembali
kesehatan yang diproduksi dari negara India. kelengkapan dokumen dan keseuaian alat saat
Dokter, perawat, bagian sanitasi lingkungan barang datang. Bagian keuangan mencetakkan
dan kerumahtanggaan berdiskusi untuk kuitansi untuk ditandatangani dan pemberian
pemilihan tempat pembelian alat kesehatan stempel dari pihak penjual setelah alat yang
operasional. Koordninator Pelayanan Medis diterima dinyatakan sesuai, selanjutnya baru
sudah melakukan sharing informasi dengan dilakukan pembayaran alat kesehatan. Pihak
fasilitas kesehatan lain yang pernah penjual juga diminta bertanggung jawab untuk
bekerjasama sebelumnya dan mengunjungi pemasangan alat, uji coba alat, pelatihan
vendor untuk memilih tempat pembelian alat kepada tenaga medis yang akan
kesehatan yang masuk dalam inventaris. mengoperasikan alat tersebut.
4. Tahap Procurement and Logistics 6. Tahap Training and Skill Development
Tahap procurement and logistics alat Tahap training and skill development di
kesehatan inventaris di Klinik Medical Center Klinik Medical Center ITSberupa kegiatan
ITSdilakukan langsung oleh koordinator mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan
pelayanan medis. Pembelian alat kesehatan pengguna/operator alat untuk melakukan
yang termasuk inventaris dilakukan jika telah pekerjaannya menggunakan alat kesehatan.
mendapatkan persetujuan dari ITS untuk Pelatihan ini dilakukan diawal setelah proses
penyesuaian anggaran dan kepentingan alat instalasi selesai oleh pihak pemasok. Pelatihan
untuk segera dibeli. Pengadaan alat kesehatan berupa cara untuk mengoperasikan alat, cara
operasional dilakukan bersama oleh dokter, perawatan serta pemeliharaan alat kesehatan.
perawat, bagian keuangan, bagian sanitasi Pelatihan ini dilakukan kepada pengguna alat
lingkungan dan kerumahtanggaan. Pengadaan yaitu tenaga medis baik dokter atau perawat.
alat kesehatan operasional dilakukan melalui Pelatihan dilakukan oleh teknisi pemasok
proses penilaian oleh tenaga medis terlebih ketika alat selesai dipasang dilanjutkan dengan
dahulu sebelum pembelian oleh bagian penjelasan cara pemeliharaan alat. Pelatihan
sanitasi lingkungan dan kerumahtanggaan. selanjutnya dilakukan antar tenaga medis
Pihak keuangan akan membuat SPJ dan termasuk pada tenaga medis baru di Klinik
bagian kerumahtanggaan akan memasukkan Medical Center ITS. Instruksi kerja untuk
detail alat dalam sistem Integra ITS setelah pengoperasian alat dan pemeliharaan alat telah
alat sampai di Klinik Medical Center ITS dan tersedia dalam bentuk dokumen instruksi kerja
lolos tahap pemeriksaan. Pengadaan alat Klinik Medical Center ITS.
kesehatan yang termasuk inventaris dilakukan
dalam jangka waktu tahunan yaitu dibahas 7. Tahap Operation and Safety
pada rapat kerja tahunan, sedangkan Tahap operation and safety di Klinik
pengadaan alat kesehatan operasional Medical Center ITS berupa kegiatan
dilakukan setiap bulan melalui daftar mengoperasikan alat dengan aman dan
permintaan barang setiap poli yang diajukan mengurangi kecelakaan kerja pada tenaga
ke bagian kerumahtanggaan dan keuangan. medis atau pasien. Tenaga medis melakukan
proteksi diri dan sterlisasi alat untuk menjaga
5. Tahap Installation and Commisioning alat dalam kondisi steril sebelum digunakan.
Tahap installation and commisioning Alat kesehatan yang telah digunakan hari itu
di Klinik Medical Center ITS diawali proses
penerimaan alat dengan memastikan terlebih

98
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-106
Medical PTN di Jawa Timur http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

dilakukan sterilisasi pada hari itu juga ketika Alat kesehatan yang telah dicuci dikeringkan
jam pelayanan akan berakhir yaitu pukul terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam
16.00 WIB. Contoh alat kesehatan inventaris medipack untuk siap dimasukkan dalam
yang dioperasikan setiap hari adalah dental sterilisator. Sterilisator dioperasikan dengan
unit di poli gigi untuk memberikan tindakan suhu 180 ° selama 1 jam, setelah 1 jam dan
medis. Alat kesehatan di poli umum yang didinginkan, perawat mengambil alat kesehatan
dioperasikan setiap hari adalah stetoscope dan yang telah steril dari sterilisator. Alat yang tidak
tensimeter. Alat kesehatan di ruang UGD ter-medipack dikeluarkan menggunakan
telah tertata rapi, steril, siap pakai, dan korentang agar menjaga kondisi alat tetap steril.
tersimpan di etalase ruang UGD untuk Alat kesehatan yang telah steril disimpan dan
digunakan jika ada kondisi gawat darurat yang siap digunakan untuk hari selanjutnya.
memerlukan tindakan medis dengan segera. Kalibrasi alat adalah kegiatan pengujian
Alat kesehatan yang sering dioperasikan di alat kesehatan untuk menjamin ketelitian dan
poli BKIA adalah doppler, tensimeter, dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat
stetoscope. Pengoperasian alat yang aman kesehatan yang dilakukan oleh institusi
bertujuan untuk menjaga keselamatan tenaga pengujian. Kalibrasi alat dilakukan oleh
medis serta pasien. Pemberian tindakan medis institusi pengujian seperti BPFK atau institusi
kepada pasien dapat terganggu apabila alat penguji kalibrasi alat milik swasta. Kalibrasi
kesehatan tidak dapat beroperasi dengan baik. alat kesehatan dilakukan sesuai jadwal yang
Pengujian secara operasional terkait tertera pada label hasil kalibrasi. Jangka waktu
keselamatan alat dilakukan sebelum alat untuk kalibrasi adalah 1 tahun sekali dihitung
digunakan. Alat kesehatan yang telah selesai dari terkahir kalibrasi. Kalibrasi alat dapat
melalui proses sterilisasi dikemas dalam dilakukan di institusi penguji atau di fasilitas
medipack sehingga tidak mudah kesehatan tersebut. Kalibrasi alat bertujuan
terkontaminasi dengan alat lainnya dan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan alat
mengurangi risiko tidak steril. Prosedur dalam hasil pengoperasiannya. Petugas yang
penggunaan alat telah disediakan dalam bertanggung jawab dalam kegiatan kalibrasi
bentuk dokumen tertulis yaitu dalam instruksi alat adalah perawat yang melakukan pendataan
kerja. alat kesehatan di setiap poli yang membutuhkan
kalibrasi. Perawat akan melaporkan ke
8. Tahap Maintenance and repair
koordinator pelayanan medis untuk
Tahap maintenance and repair di
mempersiapkan pengantaran alat kesehatan ke
Klinik Klinik Medical Center ITS berupa
balai institusi penguji kalibrasi. Sopir
kalibrasi dan sterilisasi alat. Kalibrasi
ambulance mengantar alat yang telah
dilakukan dalam jadwal tertentu dan rutin
dipersiapkan untuk dibawa ke balai institusi
dilakukan setahun sekali. Sterilisasi alat
penguji alat kesehatan. Alat yang rusak
dilakukan setiap hari setelah penggunaan alat
dilaporkan ke bagian kerumahtanggaan dan
digunakan. Penyimpanan alat kesehatan
dilakukan reparasi oleh teknisi internal maupun
disesuaikan dengan poli masing-masing, jika
teknisi luar.
ada alat yang dipindah ruangkan dari poli
Bagian sanitasi lingkungan dan
tertentu ke poli lain maka harus melalui
kerumahtanggaan Klinik Medical Center ITS
pembaharuan data pada sistem Integra ITS
bertanggung jawab dalam pelaksanaan
yang dilakukan oleh bagian kerumahtanggaan.
inventarisasi. Pencatatan alat medis dan non
Penyimpanan alat yang tidak siap dipakai atau
medis dikelompokkan per ruangan. Bagian
rusak disimpan di gudang.
sanitasi lingkungan dan kerumahtanggan Klinik
Sterilisasi alat adalah tindakan
Medical Center ITS melakukan inventarisasi
mematikan kuman patogen dan menghindari
dengan memberi label kode barang dengan
penularan penyakit pada peralatan kesehatan
rincian berupa NUP, merk/tipe, ruang
dengan menggunakan sterilisator. Sterilisasi
peletakan, dan kode ruang peletakkan barang di
dilakukan oleh perawat poli umum dan
setiap ruangan. Persyaratan untuk setiap alat
perawat poli gigi. Proses sterilisasi dilakukan
yang termasuk inventaris adalah alat dengan
setiap hari. Sterilisasi dilakukan sore atau
harga sebesar >Rp 250.000,00 serta selalu
malam hari setelah penggunaan alat selesai
berada di ruangan tersebut. Bagian sanitasi
beroperasi hari tersebut. Sterilisasi alat
lingkungan dan kerumahtanggaan melakukan
dilakukan di ruang steril Klinik Medical
pendataan inventaris secara detail yang diinput
Center ITS. Alat dan bahan yang dibutuhkan
ke sistem informasi integrasi milik ITS yaitu
untuk sterilisasi alat adalah sterilisator, air
sistemIntegra ITS. Tujuan inventarisasi adalah
bersih, sabun, chlorine 0,5%, handuk
untuk menyediakan informasi dalam rangka
pengering, bak instrumen, dan hand scoon.
99
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical Center Institut Teknologi Sepuluh 106
Surabaya

memudahkan pengawasan dan pengendalian Berdasarkan hasil wawancara dengan


barang. Koordinator Penunjang Medis Klinik Medical
Center ITS diketahui bahwa perencanaan alat
9. Tahap Decommission and disposal kesehatan di Klinik Medical Center ITS telah
Tahap decommission and disposal di dilakukan bersama oleh tenaga medis dan pihak
Klinik Medical Center ITS adalah kegiatan manajemen Klinik Medical Center ITS dalam
menghapus dan menonaktifkan alat kesehatan menyusun perencanaan dan penilaian alat
yang telah rusak. Pemeriksaan kerusakan atau kesehatan yang akan dibeli. Tenaga medis
ketidakberfungsian alat dilakukan oleh teknisi merencanakan dan menilai pembelian alat
internal, jika alat tidak dapat ditangani teknisi kesehatan berdasarkan kebutuhan alat untuk
internal maka akan di arahkan ke teknisi luar. menunjang mutu pelayanan kesehatan, atau bila
Alat yang tidak bisa berfungsi total dilakukan alat yang lama telah rusak dan tidak dapat
penonaktifan dan penarikan alat. Penarikan alat perbaiki. Perencanaan alat kesehatan juga
dilaporkan terlebih dahulu ke bagian sanitasi diikuti dengan pertimbangan spesfikasi alat
lingkungan dan kerumahtanggaan untuk yang disesuaikan dengan kebutuhan tenaga
pembaharuan data kondisi alat dari sistem medis, ketersediaan sumber daya energi serta
Integra. Alat yang telah rusak dan tidak bisa pertimbangan anggaran untuk pembelian alat
diperbaiki, disimpan di dalam gudangKlinik kesehatan. Kepala UPT Klinik Medical Center
Medical Center ITS. Penarikan alat kesehatan ITS dan seluruh karyawan mendiskusikan
inventaris yang telah rusak dilakukan oleh Aset dokumen perencanaan pembelian alat kesehatan
ITS sesuai jadwal yang ditentukan. Alat yang memiliki harga diatas Rp 250.000,00
kesehatan inventaris yang telah rusak tidak dalam rapat kerja tahunan.
diperbolehkan untuk dilelang atau dihapuskan Perencanaan dan penilaian yang
tanpa seizin Aset ITS. dilakukan di Klinik Medical Center ITS sudah
Penghapusan alat kesehatan operasional baik karena perencanaan dan penilaian
yang telah rusak diikutkan dalam pembuangan dilakukan bersama antara pengguna dan pihak
limbah medis. Pembuangan limbah medis manajemen. Penilaian yang dilakukan juga
dikoordinasi oleh bagian sanitasi lingkungan sudah mempertimbangkan sumber daya dan
dan kerumahtanggaan Klinik Medical Center infrasuktur untuk mendukung pengoperasian
ITS. Pembuangan limbah medis tajam dan alat yaitu sumber daya manusia dan sumber
lunak serta obat-obatan kadaluarsa diserahkan daya energi seperti generator dengan daya yang
kepada PT. Arah Environmental Indonesia. sesuai jika terjadi pemadaman listrik. Sejalan
Pemusnahan limbah medis dituliskan dalam dengan penelitian Kenedi, et al (2018)
berita acara pengambilan limbah medis tajam perencanaan kebutuhan alat kesehatan dimulai
dan lunak serta obat-obatan kadaluarsa yang dengan permintaan kebutuhan dari tiap instalasi
ditandatangani oleh tenaga sanitasi lingkungan, yang dilanjutkan dengan rekap kebutuhan.
pelaksana dari PT. Arah Environmental Pengajuan kebutuhan selanjutnya dibahas
Indonesia, kepala Klinik Medical Center ITS dengan pimpinan, bidang pelayanan,
dengan dua saksi yaitu dari Klinik Medical penunjang, tata usah dan perencanaan untuk
Center ITS dan PT. Arah Environmental memprioritaskan kebutuhan.
Indonesia. Cara pemusnahan dilakukan dengan
dibakar dalam incinerator. Rincian limbah 2. Tahap Budgeting and Financing
medis dan obat -obatan kadaluarsa tertulis Berdasarkan THET Partnerships For
dengan rincian identifikasi sampah, asal Global Health (2015) tahap budgeting and
ruangan, dan total volume (kg). financing memperhatikan harga alat kesehatan,
ketersediaan spare parts, consumables, dan
PEMBAHASAN biaya jasa pelayanan pemeliharaan.
1. Tahap Planning and Assessment Pertimbangan lainnya adalah membentuk
Berdasarkan THET Partnerships For anggaran dengan memperhatikan prinsip
Global Health (2015) tahap planning and equipment lifetime yang disebut cost of
assessmentdilakukan bersama oleh staf teknisi, ownership yaitu 10% dari harga beli per tahun.
pengguna, dan pihak manajemen melalui Penjelasan situasi tahun mendatang diperlukan
penilaian kebutuhan. Penilaian yang dilakukan untuk menggambarkan dampak pada nilai
yaitu pemeriksaan data inventaris, infrastuktur ekonomi alat. Prioritas kebutuhan dan
yaitu ketersediaan fasilitas yang mendukung kesesuaian anggaran penting dipertimbangkan
pengoperasian alat seperti generator sebagai untuk mengklarisifikasi tanggung jawab
alternatif non-elektrik serta penilaian tempat
atau vendor yang akan dipilih untuk pembelian
alat. 100
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical PTN di Jawa Timur 106

dan alokasi dana yang tersedia. Penilaian teknologi dan pemilihan alat
Penganggaran alat kesehatan Klinik kesehatan di Klinik Medical Center ITS telah
Medical Center ITS cukup baik karena telah baik karena sudah melakukan sharing informasi
mempertimbangkan harga alat dan jumlah alat dengan fasilitas kesehatan lain yang pernah
yang perlu dibeli serta biaya pemeliharaan. bekerja sama dengan vendor yang akan dituju.
Penganggaran dan pembiayaan belum Penilaian teknologi telah sesuai karena telah
mempertimbangkan prinsip equipment lifetime dilakukan penilaian spesifikasi alat, merk,
yaitu 10% dari harga beli per tahun sebagai kegunaan, kesesuaian dengan standar
biaya kepemilikan. Pertimbangan lain yang kementrian kesehatan, pertimbangan
perlu menjadi perhatian adalah ketersediaan kemampuan sumber daya manusia yang ada,
harga suku cadang dan biaya jasa pelayanan serta pemilihan vendor berdasar reputasi dan
pemeliharaan alat yang rutin.Perhitungan pemeriksaan lisensi.
kebutuhan alat sesuai dengan penelitian
Sondakh dan Massie (2015) yaitu disesuaikan 4. Tahap Procurement and Logistic
dengan jumlah kebutuhan dan alokasi dana. Berdasarkan THET Partnerships For
Namun perlu dibentuk suatu pedoman baku Global Health (2015) tahap procurement and
untuk metode perhitungan kebutuhan alat logistic mengikuti peraturan dari pemerintah
kesehatan. Hal tersebut dapat membantu dalam terkait aturan lokal seperti bea cukai, akses
efisiensi dan pemanfaatan dan pemeliharaan trasnportasi untuk mengantar alat, dan
alat yang optimal. ketersediaan ruang di fasilitas kesehatan perlu.
Proses penganggaran alat kesehatan Pemasok yang tidak menjelaskan clearence dan
berdasarkan analisa kebutuhan klinis dengan transportasi lokal diperlukan pertimbangan
studi kelayakan dan sesuai kebijakan yang ulang tentang pemastian garansi, ijin edar dan
berlaku namun tidak sesuai dengan spesifikasi persiapan transportasi untuk pengantaran alat.
alat yang dibutuhkan mengakibatkan Pengadaan alat kesehatan di Klinik
perhitungan tarif menjadi tidak terkoordinir dan Medical Center ITS telah baik karena telah
pengadaan tidak efektif. Penganggaran mempertimbangkan ketersediaan tempat,
kebutuhan alat yang tidak sesuai menyebabkan transportasi untuk mengantar alat, dan
pengadaan alat yang tidak efektif dan efisien. pemastian garansi serta clearance oleh
Penentuan dan perhitungan kebutuhan alat pemasok. Akses transportasi untuk mengantar
kesehatan didasarkan pada data pemakaian alat hingga saat ini tidak mengalami kendala
yang lalu, data alat rusak, dan alat yang baru dan perjanjian garansi dilakukan sebelum
diajukan sesuai kebutuhan instansi pelayanan pengantaran alat. Klinik Medical Center ITS
kesehatan menggunakan metode perhitungan juga telah melakukan pemastian kontrak
yang baku (Sondakh 2015). Keputusan kesepakatan antara pemasok dan pembeli.
penentuan prioritas alat kesehatan diperlukan Tahapan penerimaan alat terdiri dari
untuk lingkungan negara berpenghasilan pemeriksaan fisik, uji fungsi, uji keselamatan,
rendah. Investasi lebih lanjut dan keputusan uji coba, dan pelatihan. Tahapan instalasi alat
pembelian dapat dicapai memerlukan kesehatan di Klinik Medical Center ITS telah
pendekatan pemodelan ekonomi kesehatan dilakukan dengan baik karena sudah melakukan
dengan prinsip efektif dan efisien (Lilford, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik
2015). sebelum instalasi alat, uji coba, uji fungsi, dan
uji keselamatan serta pelatihan cara
3. Tahap Technology Assessment and
mengoperasikan dan pemeliharaan alat oleh
Selection
pihak pemasok. Pelatihan bertujuan mengurangi
Berdasarkan THET Partnerships For
kesalahan dalam pengoperasian yang dapat
Global Health (2015) technology assessment
berdampak pada kerusakan peralatan. Uji coba,
and selection dilakukan kunjungan kepada agen
pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan alat
atau vendor dengan berbagi informasi dan
perlu dilakukan sesuai prosedur yang benar
pengalaman pada pihak fasilitas kesehatan lain
sehingga dapat mengurangi tingkat kerusakan
yang telah bekerja sama sebelumnya. Penilaian
dan memperpanjang umur peralatan. Klinik
dilakukan dengan melihat pertimbangan
Medical Center ITS juga telah menyediakan
ketersediaan pelatihan penggunaan alat,
dokumen prosedural cara mengoperasikan dan
keamanan alat, pemeliharaan alat, pengeceken
pemeliharaan peralatan kesehatan untuk
fasilitas dan reputasi vendor yaitu vendor telah
keberlanjutan pengoperasian alat setalah
terdaftar pada standar kementrian kesehatan,
mendapat pendampingan dari teknisi yang
pemeriksaan lisensi teknisi, dan cek
ketersediaan spareparts.
101
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical PTN di Jawa Timur 106

disediakan pihak pemasok. Uji coba alat (2018) menjelaskan bahwa penerimaan alat
kesehatan yang dilakukan sebaiknya dengan kesehatan dilakukan oleh tim penerima barang
standar peralatan diperiksa dan diuji ketika untuk memeriksa surat pesanan/kontrak,
masih baru. Hasil pemeriksaan, pengujian, dan dilanjutkan dengan instalasi alat, pemeriksaan
pemeliharaan dilakukan dokumentasi untuk administrasi dan uji fungsi alat. Penerimaan
kesinambungan proses pemeliharaan dan pembelian alat kesehatan terdiri dari tahapan
perencanaan penggantian alat baru (Faruq dan pemeriksaan fisik alat dan administrasi, uji
Badri, 2017). fungsi alat, pelatihan operator dan uji coba
alat.
5. Tahap Training and Skills Development
Berdasarkan THET Partnerships For 7. Tahap Operation and Safety
Global Health (2015) tahap training and skills Berdasarkan THET Partnerships For
development, Pelatihan alat termasuk dalam Global Health (2015) dalam tahap operation
tanggung jawab tender dan dieksekusi oleh and safety, pengoperasian terkait dengan
pemasok. Pelatihan diulangi jika dibutuhkan. budaya keselamatan dan proteksi diri. Layanan
Klinik Medical Center ITS telah melakukan sterilisasi dan kebersihan alat dilakukan secara
pelatihan dan pengembangan keterampilan rutin. Pemeriksaan keamanan perlu diatur oleh
melalui pelatihan cara pengoperasian dan manajemen untuk meningkatkan kesadaran dan
pemeliharaan oleh pihak pemasok setelah keamanan praktik. Praktik proteksi diri yang
instalasi alat selesai. Berdasarkan Peraturan harus tersedia adalah sarung tangan dan
Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2015 masker. Aspek kebersihan terkait dengan
tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat sterilisasi alat yaitu teknisi atau staf sterilisasi
Kesehatan, pelatihan diadakan bagi pengguna wajib memahami cara membersihkan,
untuk menjaga peralatan dapat terus beroperasi mendisinfeksi, mensterilkan perangkat dan
dengan baik (Kementerian Kesehatan Republik memverifikasi bahwa autoclave berfungsi
Indonesia, 2015b). Klinik Medical Center ITS dengan mengukur tekanan dan suhu. Budaya
telah mengadakan pelatihan bagi tenaga medis menyalahkan apabila terjadi kesalahan dalam
untuk mengoperasikan dan memelihara alat pengoperasian alat perlu diganti dengan
kesehatan yang dilakukan dalam kegiatan rutin budaya pelaporan anonim untuk melacak
termasuk pelatihan kepada staf baru.
kesalahan dan penyelidikan lebih lanjut.
Tahap pengoperasian alat dan
6. Tahap Installation and Commisioning
keselamatan di Klinik Medical Center ITS
Berdasarkan THET Partnerships For
telah dilakukan dengan baik. Tenaga medis
Global Health (2015) tahap installation and
melakukan proteksi diri menggunakan sarung
commissioning perlu adanya pertimbangan
tangan dan masker setiap bekerja. Peralatan
ruang untuk menyimpan peralatan, pintu yang
kesehatan juga telah dilakukan sterilisasi untuk
cukup besar untuk masuknya peralatan, lantai
menjaga kondisi alat dalam kondisi steril
cukup kuat, air dan listrik tersedia. Alat yang
ketika akan digunakan. Alat yang telah steril
telah sampai diperlukan pengawasan dan tanda
disiapkan dalam bentuk medipack sehingga
tangan bukti serah terima yang dilakukan
tidak mudah terkontaminasi. Klinik Medical
pemasok serta penunjukkan garansi. Tahapan
Center ITS juga telah menyediakan instruksi
penerimaan alat terdiri dari pemeriksaan fisik,
kerja untuk pengoperasian dan pemeliharaan
uji fungsi, uji keselamatan, uji coba, dan
alat.
pelatihan. Pihak vendor bertanggung jawab
Berdasarkan Peraturan Menteri
melakukan uji fungsional dan tes keamanan
Kesehatan Nomor 9 tentang Klinik Pasal 18
oleh seorang teknisi. Tahapan instalasi alat
dijelaskan bahwa peralatan medis yang
kesehatan di Klinik Medical Center ITS telah
digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi
dilakukan dengan baik karena sudah melakukan
secara berkala oleh institusi pengujian fasilitas
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik
kesehatan yang berwenang (Kementerian
sebelum instalasi alat, uji coba, uji fungsi, dan
Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Alat
uji keselamatan serta pelatihan cara
kesehatan di Klinik Medical Center ITS telah
mengoperasikan dan pemeliharaan alat oleh
dilakukan kalibrasi alat secara rutin. Hasil
pihak pemasok. Klinik Medical Center ITS juga
observasi jadwal kalibrasi alat kesehatan
telah menyediakan dokumen prosedural cara
ditemukan 6 dari 21 alat kesehatan belum
mengoperasikan dan pemeliharaan peralatan
terkalibrasi. Alat kesehatan yang belum
kesehatan untuk tindak lanjut pengoperasian
terkalibrasi adalah satu tensimeter BKIA,
alat setalah mendapat pendampingan dari
Autoclve, Dental Unit Gnatus (baru),
teknisi pihak pemasok.
tensimeter poli umum (baru), timbangan gr dan
Sejalan dengan penelitian Kenedi, et al
102
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical PTN di Jawa Timur 106

mg apotek. Kriteria keberhasilan kalibrasi di (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,


Klinik Medical Center ITS yaitu minimal 90% 2015a). Klinik Medical Center ITS telah
alat terkalibrasi. Jika diukur dengan indikator melakukan inventarisasi peralatan dan kalibrasi
keberhasilan kalibrasi alat Medical Center secara rutin namun belum ada SPO Kalibrasi,
didapatkan persentase sebesar 71,43%, maka system pemeliharaan preventif, monitoring
dapat diartikan perlu peningkatan jumlah alat pelaksanaan pemeliharaan alat beserta
yang dikalibrasi. Berdasarkan hasil observasi rencana tindak lanjutnya. Pemeliharaan alat
ditemukan bahwa sebagian besar tensimeter dapat dilakukan dengan melihat jadwal service
tidak ditemukan dokumen sertifikat kalibrasi yang disediakan vendor untuk tetap memelihara
namun telah ada label kalibrasi terbaru yang alat tetap berfungsi dengan baik.
tertempel. Hasil observasi lainnya yaitu
beberapa alat yang sudah terkalibrasi tidak ada 8. Tahap Maintenance and Repair
label kalibrasi terbaru yang tertempel di alat Berdasarkan THET Partnerships For
dari pihak institusi pengujian kalibrasi. Global Health (2015) tahap maintenance and
Berdasarkan Peraturan Menteri repair termasuk identifikasi staf teknis yang
Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang ditunjuk dalam mengatur pemeliharaan, dan
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat pemeriksaan peralatan terkait keamanan dan
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik kualitas. Kegagalan peralatan disebabkan oleh
Mandiri Dokter Gigi, standar nomor 3.6, kesalahan pengguna sehingga perlu pelatihan
Kriteria 3.6.1 tentang Peralatan ditempatkan di untuk pengguna dalam melakukan perawatan
lingkungan pelayanan dengan tepat. Elemen peralatan. Berdasarkan Peraturan Menteri
yang dinilai adalah terdapat kebijakan dan Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
prosedur untuk pemisahan alat bersih, alat Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, alat Mandiri Dokter Gigi Standar nomor 1.6 tentang
yang membutuhkan persyaratan khusus untuk pemeliharaan sarana dan prasarana dijelaskan
peletakkannya, serta tersedia prosedur bahwa sarana dan prasarana klinik harus
sterilisasi alat yang perlu disterilkan dan dipelihara agar dapat digunakan sesuai
dilakukan pemantauan berkala (Kementerian kebutuhan dan sesuai peraturan yang berlaku.
Kesehatan Republik Indonesia, 2015a). Elemen Elemen yang dinilai terkait invetarisasi adalah
yang belum terpenuhi di Klinik Medical Center adanya penanggung jawab inventaris, terdapat
ITS adalah belum tersedia kebijakan tertulis daftar inventaris, dan pencatatan dan pelaporan
mengenai prosedur pemisahan alat bersih, alat barang inventaris (Kementerian Kesehatan
kotor, alat yang perlu sterilisasi, alat yang Republik Indonesia, 2015a). Klinik Medical
membutuhkan perawatan lebih lanjut, alat yang Center ITS sudah mempunyai penanggung
membutuhkan persyaratan khusus untuk jawab inventaris, daftar inventaris, dan
peletakannya; prosedur sterilisasi, kalibrasi pencatatan serta pelaporang barang inventaris.
dan penggantian atau perbaikan alat yang rusak. Inventarisasi dilakukan dengan sistem Integra
Klinik Medical Center ITS belum memiliki ITS berupa website yang dikelola ITS mengenai
jadwal pelaksanaan dan pemantauan seluruh aset dan pendetailan setiap aset milik
pemeliharaan alat serta fungsi peralatan. Klinik ITS. Pembaruan informasi di sistem Integra ITS
Medical Center ITS juga belum memiliki dilakukan apabila ada alat seperti kondisi rusak,
dokumen mengenai tindak lanjut terhadap hasil pindah ruangan, ataupun pembelian baru.
pemantauan. Penanggung jawab yang mengakses sistem
Berdasarkan Peraturan Menteri Integra ITS adalah bagian sanitasi dan
Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang kerumahtanggaan Klinik Medical Center ITS.
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Pelaksanaan pemeliharaan alat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik kesehatan di Klinik Medical Center ITS sejalan
Mandiri Dokter Gigi, standar nomor 3.6, dengan penelitian Roza (2016) yaitu salah satu
Kriteria 3.6.2dijelaskan peralatan kesehatan fasilitas kesehatan di Kota Padang melakukan
perlu dipelihara dan dikalibrasi secara rutin. pemeliharaan alat kesehatan hanya jika terjadi
Terdapat elemen penilaian pemeliharaan alat kerusakan alat sedangkan untuk kegiatan
kesehatan yaitu inventarisasi peralatan, pemeiharaan preventif jarang dilakukan.
penanggung jawab yang ditetapkan sebagai Sejalan dengan penelitaian (Faruq dan Badri,
pengelola alat ukur dan kalibrasi, sistem untuk 2017) pemeliharaan peralatan laboratorium
perawatan secara rutin, hasil pemantauan yang medis di RSUD se Provinsi DKI Jakarta hanya
didokumentasikan, kebijakan dan prosedur berfokus pada pemeliharaan
penggantian dan perbaikan alat yang rusak
103
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical PTN di Jawa Timur 106

korektif dan belum melaksanakan pemeliharaan dilakukan pelelangan secara mandiri oleh
preventif. Hal ini disebabkan kurangnya sumber Klinik Medical Center ITS untuk alat kesehatan
daya manusia. Perencanaan pemeliharaan yang yang termasuk dalam inventaris ITS. Proses
kurang sesuai dapat berdampak pada proses penarikan alat yang rusak menunggu jadwal
pemeliharaan yang dilaksanakan. Pemeliharaan penarikan alat dari pihak Aset ITS untuk
preventif berguna untuk mengurangi kerusakan diambil kembali. Berikut adalah contoh
seperti pelumasan alat, penggantian komonen dokumen pemusnahan alat dan barang Klinik
alat yang dilakukan secara berkala. Medical Center ITS oleh Aset ITS yang ditanda
tangani dari petugas Aset ITS, petugas
9. Tahap Decommission and Disposal inventaris KlinikMedical Center, dan Kepala
Berdasarkan THET Partnerships For UPT Medical Center. Bagian sanitasi
Global Health (2015) tahap decommission and lingkungan dan kerumahtanggaan selanjutnya
disposal berupa kesadaran dalam praktik akan menghapus data alat tersebut dari sistem
pembuangan dan dampaknya bagi lingkungan Integra ITS.
dengan membuat rute pembuangan dan Berdasarkan Peraturan Menteri
pembongkaran alat. Teknisi wajib mengetahui Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
cara pembongkaran alat untuk mengonaktifkan Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
alat ketika alat telah rusak. Ketentuan Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
pelelangan alat bekas dan membersihkan Mandiri Dokter Gigi kriteria 3.6.2 mengenai
daripada menyimpan menjadi keputusan pihak peralatan dipelihara dan dikalibrasi secara rutin
manajemen. Penonaktifan alat di Klinik pada poin lima yaitu ditetapkannya kebijakan
Medical Center ITS telah sesuai dengan dan prosedur penggantian dan perbaikan alat
pedoman karena dilakukan oleh teknisi dan yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan
penghapusan data alat dilakukan oleh bagian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
kerumahtanggaan melalui sistem Integra ITS, 2015a). Klinik Medical Center ITS belum
selanjutnya alat rusak akan diangkut oleh ITS menetapkan dokumen mengenai prosedur
Aset beserta kewenangan untuk pelelangan penggantian dan perbaikan alat yang rusak.
karena alat tersebut merupakan barang Penonaktifan dan penghapusan alat
inventaris ITS. kesehatan di Klinik Medical Center ITS cukup
Literatur mengenai prosedur sesuai dikarenakan bagian sanitasi lingkungan
penghapusan alat kesehatan menurut NHS dan kerumahtanggaan sudah melakukan
Foundation (2015) menjelaskan bahwa penghapusan data dari sistem untuk alat yang
prosedur penghapusan alat kesehatan bertujuan rusak. Klinik Medical Center ITS telah
untuk memastikan semua perangkat medis memiliki kesadaran dalam penarikan dan
telah diganti sesuai dengan peraturan terkait pembuangan alat kesehatan operasional yang
limbah. Waktu yang tepat untuk penghapusan telah rusak dengan memperhatikan dampaknya
alat adalah ketika suatu alat medis memerlukan bagi lingkungan. Kesadaran penarikan alat dan
penggantian karena telah melewati usia dampaknya pada lingkungan dibuktikan dengan
harapan hidup alat atau suku cadang tidak adanya kerjasama dengan PT. Arah
tersedia, ketika perangkat apkir atau ketika Environmental Indonesia untuk memusnahkan
perangkat perlu untuk dibuang. Prosedur limbah medis tajam dan lunak serta obat-obatan
penghapusan alat dimulai dari pemberitahuan kadaluarsa.
bahwa alat telah melampui harapan hidup atau
tidak tersedianya suku cadang. Penanggung KESIMPULAN
jawab bagian alat akan mengeluarkan sertifikat Pelaksanaan manajemen peralatan
penghapusan alat yang disetujui oleh kepala kesehatan di Klinik Medical Center ITS
klinik dan kepala teknik klinis. Sertifikat sebagian besar telah sesuai dengan THET
dikeluarkan dengan kriteria bahwa alat telah Partnerships For Global Health (2015)
usang dan melampaui perbaikan ekonomi, mengenai Managing The Lifecycle of Medical
tidak dapat digunakan, suku cadang tidak Equipment. Tahap planning and assessment
tersedia, tidak dapat dibersihkan secara efektif. telah dilakukan bersama oleh pihak manajemen
Alat dengan sertifikat kerusakan alat yang dan user dalam menyusun rencana pembelian
telah dikeluarkan tidak boleh digunakan alat, mempertimbangkan spesifikasi alat,
kembali. Penghapusan label pada alat ketersediaan sumber daya manusia dan energi,
kesehatan dilakukan sebelum alat dikeluarkan serta anggaran yang tersedia.
dari tempat untuk dibuang atau dijual. Tahap budgeting and financing telah
Proses penghapusan dan penarikan alat mempertimbangkan harga alat, tingkat
kesehatan di Klinik Medical Center ITS sesuai kebutuhan jumlah alat, dan
dengan NHS Foundation namun tidak
104
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical PTN di Jawa Timur 106

biaya pemeliharaan. Pertimbangan lain yang


Klinik Medical Center ITS perlu menyusun
belum diperhatikan adalah ketersediaan harga
kebijakan sesuai dengan Peraturan Menteri
suku cadang dan prinsip equipment lifetime alat
Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
kesehatan.
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Tahap Technology Assessment and
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Selection telah dilakukan sharing informasi
Mandiri Dokter Gigi. tentang prosedur
dengan fasilitas kesehatan lain yang pernah
pemisahan alat bersih, alat kotor, alat yang
bekerja sama dengan vendor yang akan dipilih.
perlu sterilisasi, alat yang membutuhkan
Pemilihan vendor berdasar reputasi dan
perawatan lebih lanjut, alat yang membutuhkan
pemeriksaan lisensi. Tahap Procurement and
persyaratan khusus untuk peletakkannya,
Logistics telah dilakukan pemastian garansi
prosedur sterilisasi, kalibrasi, dan penggantian
serta clearance oleh pemasok, dan pemastian
atau perbaikan alat yang rusak dengan
kontrak kesepakatan antara penjual dan
memperhatikan format pedoman penyusunan
pembeli. Tahap Installing and Commissioning
SPO menurut Direktorat Bina Upaya Kesehatan
telah mempertimbangkan fasilitas ruangan,
Dasar (2018).
pemeriksaan kelengkapan dokumen alat,
Klinik Medical Center ITS perlu
melakukan pemeriksaan fisik, uji coba dan tes
mengadakan pemeliharaan preventif alat berupa
keamanan oleh teknisi dari vendor.
pemeriksaan alat dan uji fungsi alat secara
Tahap training and skills development
rutin. Klinik Medical Center ITS perlu
telah dilakukan pelatihan pengoperasian alat
membentuk jadwal pelaksanaan dan monitoring
oleh pihak penjual dan pelatihan antar staf
pemeliharaan alat serta monitoring fungsi
maupun kepada staf baru. Pada tahap operation
peralatan, dokumen tindak lanjut kegiatan
and safety, perawat dan dokter telah melakukan
terhadap hasil monitoring pemeliharaan alat
proteksi diri ketika melakukan tindakan,
kesehatan. Klinik Medical Center ITS perlu
peralatan kesehatan telah steril dan dalam
mengonfirmasi kembali ke pihak institusi
kondisi siap digunakan, serta tersedia instruksi
penguji kalibrasi mengenai label kalibrasi yang
kerja untuk pengoperasian alat.
tidak diperbaharui dan ketidaktersediaan
Pada tahap maintenance and repair,
sertifikat kalibrasi.
Klinik Medical Center ITS belum melakukan
Saran untuk peneliti selanjutnya adalah
pemeliharaan tingkat ringan berupa
dilakukan pengkajian dengan teori serupa yang
pemeliharaan preventif dan belum memiliki
lebih baru. Peneliti selanjutnya disarankan
beberapa kebijakan tertulis mengenai prosedur
untuk mengkaji dengan pertimbangan
pemeliharaan ala sesuai dengan Peraturan
karakteristik teori yang sesuai dengan
Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
karakteristik organisasi yang akan diobservasi
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
sehingga kajian proses manajemen peralatan
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
kesehatan yang kurang dapat lebih mudah
Praktik Mandiri Dokter Gigi. Persentase
disesuaikan dan diterapkan.
keberhasilan kalibrasi alat Klinik Medical
Center ITS sebesar 71,43% dari kriteria DAFTAR PUSTAKA
keberhasilan minimal 90% alat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar. 2018.
Tahap decommission and disposal alat Pedoman Penyusunan Dokumen
di Klinik Medical Center ITS sudah Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
memperhatikan dampaknya bagi lingkungan. Tingkat Pertama. Jakarta: Author.
Kesadaran penarikan alat dan dampaknya pada Dwiastuti, R. dan Dwi, H. A. 2012. Sistem
lingkungan dibuktikan dengan adanya Monitoring Pemeliharaan Peralatan
kerjasama dengan PT. Arah Environmental Kesehatan Berbasi Software di RSJ
Indonesia. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Jurnal Poltekkes Surabaya, 7(1), 549-
SARAN
558.
Klinik Medical Center ITS perlu
Faruq, Z. H. dan Badri, C. 2017. Penilaian
mempertimbangkan equipment lifetime yaitu
Manajemen Peralatan Laboratorium
10% dari biaya pembelian per tahun.
Medis Di RSUD Se Provinsi DKI
Pertimbangan yang harus diperhatikan adalah
Jakarta. Jurnal Labora Medika, 1(1), pp.
biaya transportasi, biaya instalasi, biaya
16–20. Diakses dari:
pengoperasian, biaya membayar pegawai yang
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JL
mengoperasikan, biaya pelatihan, biaya
abMed.
penghapusan dari sistem, biaya perekaman data
dan evaluasi.
105
Ika, et al. Manajemen Peralatan Kesehatan Klinik JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 95-
Medical PTN di Jawa Timur 106

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


2014. Peraturan Menteri Kesehatan Saintika, 7(2), pp. 85– 94. Diakses dari:
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik. http://syedzasaintika.ac.id/jurnal.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Sondakh, G.H., Massie, R. 2015. Proses
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Perencanaan Pengadaan Kebutuhan Alat
2015. Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan di Unit Kerja Poliklinik Gigi
Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Rumah Sakit Angkatan Darat Robert
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Wolter Monginsidi Manado. Jurnal
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Kesmas FKM. Diakses dari:
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. http://jkesmasfkm.unsrat.ac.id/.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. THET Partnerships For Global Health (2015)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Managing The Lifecycle of Medical
2015b. Peraturan Menteri Kesehatan Equipment. London: Tropical Health and
Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Education Trust Partnerships.
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. World Health Organization. 2011. WHO
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Medical device technical series:
Kenedi, J., Lanin, D., Agus, Z. 2018. Analisis Introduction to medical equipment
Pengadaan Alat Kesehatan di Rumah inventory management.
Sakit Umum Daerah Padang Pariaman Yusliati., La, D., Lisnawaty. 2016.
Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas. Gambaran Perencanaan Pengadaan
Diakses dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/. Alata Kesehatan di Puskesmas
Lilford, R. J. 2015. An approach to Siompu Kabupaten Buton Selatan
prioritization of medical devices in low- Tahun 2015. Jurnal Ilmiah
income countries: an example based on Mahasiswa Kesehatan, 1(2),1-7.
the Republic of South Sudan. Cost Diakses dari
Effectiveness and Resources Allocation, http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKE
2. Diakses dari: SMAS/article/view/660
https://resourceallocation.biomedcentral.
com/articles/ 10.1186/s12962-014-0027-
3.
MCG Health. 2010. Medical Equipment
Management Plan. San Diego:
MCG Inc. MedPro Group. 2016. Guideline
Medical Equiment Management. Indiana:
MedPro Group Inc.
NHS Foundation. 2015. NHS Foundation
Trusts: Annual Reporting Manual
2015/16. London: NHS Foundation
Trust. Diakses dari:
https://www.gov.uk/government/public
tions/nhs-foundation-trusts-
annualreporting-manual-201516.
Ramadhani, N., Yusi, H. 2018. Sistem
Informasi Manajemen Peralatan Medis di
RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
Pamekasan. Jurnal SPIRIT, 10(2), 59-65.
Diakses dari http://jurnal.stmik-
yadika.ac.id/index.php/spirit/article/view/
108/102
Rahmiyati, A.L., Dewi, U.K., Widy, L., H.
2019. Analisis Penyelenggaraan Sistem
Pemeliharaan Alat Radiologi Rumah
Sakit. Jurnal Imiah Kesehatan, 18(3), 93-
97. Diakses dari
http://journals.stikim.ac.id
Roza, S. H. 2016. Analisis Penyelenggaraan
Sistem Pemeliharaan Peralatan Radiologi
Di RSUP DR. M. Djamil. Jurnal Medika
106

You might also like