Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL

UPAYA SOSIALIASI PENANGGULANGAN INTOLERANSI SOSIAL


MASYARAKAT PANTAI INDAH KAPUK
Ananda Putra Andrean 1, Sachwana Deva Kamil 2, Muhamad Lutfi Asan 3, Zummiyanuram Habibi 4,
Hanung Angga Permana 5, Akbar Fauziansyah Hasni 6, Farhan Azra Zain 7, Faisal Adha 8, Rehan
Ramadhan Ismail 9, Bagas Radistya Putra10, Fajar Ikhwan Farodis 11

Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, 11510
bagasradistya21@gmail.com

Abstract

This research aims at the Socialization Efforts to Overcome Social Intolerance of the Pantai Indah
Kapuk Community. a planned area located in Penjaringan, North Jakarta; Kapuk, Cengkareng, West
Jakarta; and Tangerang Regency, Banten. With a total population of 321,802 people as of 2020,
according to data from the North Jakarta City BPS. Behind the inequality in economic levels in this
region between the upper and lower classes of society, in addition to the striking differences in the
religions adopted by the people, economic inequality also affects the way they socialize with one
another, to the worst conditions resulting into intolerance conflicts between communities. itself. The
purpose of this activity is to provide an overview of the conditions of intolerance in the Pantai Indah
Kapuk community and to overcome it by socializing through community halls and providing
understanding and understanding of the importance of tolerance between differences. This activity was
carried out at Pantai Indah Kapuk, West Jakarta, with a qualitative method in the form of interviews
which were then documented in the form of voice notes and photos. The subjects of this study were
people in the Pantai Indah Kapuk area. through interviews and observations of 50 people in the Pantai
Indah Kapuk Area, West Jakarta, the results of this study are, the concern of the people of Pantai Indah
Kapuk towards intolerance, community participation in research into intolerance interviews, the
community gets education on the socialization of handling intolerance.

Keywords: research into social intolerance in the beautiful coastal community of kapok

Abstrak

Penelitian ini bertujuan dalam Upaya Sosialisasi Penanggulangan Intoleransi Sosial Masyarakat Pantai
Indah Kapuk. sebuah kawasan terencana yang terletak di Penjaringan, Jakarta Utara; Kapuk,
Cengkareng, Jakarta Barat; dan Kabupaten Tangerang, Banten. Dengan jumlah total penduduk
sebanyak 321.802 jiwa per 2020, menurut data dari BPS Kota Jakarta Utara. Dibalik ketimpangan taraf
ekonomi di kawasan ini antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah, disamping perbedaan yang
mencolok agama yang dianut oleh masyarakat, ketimpangan ekonomi juga berpengaruh terhadap cara
mereka bersosial antara satu dengan yang lain, hingga pada kondisi terburuknya mengakibatkan
konflik-konflik intoleransi antar masyarakat itu sendiri. Tujuan Kegiatan Ini untuk memberikan
gambaran mengenai kondisi intoleransi dalam masyarakat Pantai Indah Kapuk serta menanggulanginya
dengan cara bersosialisasi melalui balai masyarakat dan memberikan pengertian serta pemahaman akan
pentingnya toleransi antar perbedaan, Kegiatan ini dilakukan di Pantai Indah Kapuk Jakarta Barat,
dengan metode kualitatif berupa wawancara yang kemudian di dokumentasikan dalam bentuk voice
note dan foto. Subjek dari penelitian ini adalah orang-orang yang berada di Kawasan Pantai Indah
Kapuk. melalaui wawancara dan observasi pada 50 orang yang berada di Kawasan Pantai Indah Kapuk
Jakarta Barat, Hasil dari penelitian ini yaitu, Kepedulian masyarakat Pantai Indah Kapuk terhadap
Intoleransi, Partisipasi Masyarakat Terhadap Penelitian Wawancara Intoleransi, Masyarakat
mendapatkan Edukasi Terhadap Sosialisasi Penanggulangan Intoleransi.

Kata kunci : penelitian intoleransi sosial masyarakat pantai indah kapuk

KJ 006 KEL 07
PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL

Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki Metode Penelitian
tingkat pluralitas tinggi. Perbedaan berbagai Metode penelitian menggunakan
aspek berupa agama, budaya, suku, ras, pendekatan kualitatif, Untuk mendapatkan data
golongan, dan berbagai bentuk primer yang diperoleh melalui proses
keanekaragaman yang lainnya menjadi bagian wawancara Dan Dokumentasi kepada 50 orang.
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Dari hasil wawancara diperoleh gambaran
Adanya sebuah perbedaan merupakan modal responden yang menjadi sampel dalam
besar untuk membangun kehidupan yang penuh penelitian ini.
dengan kekayaan kehidupan. Setiap kelompok
mampu saling memperkaya dan memberikan Temuan dan Pembahasan
perspektif kehidupan yang bermanfaat guna Pandangan Masyarakat PIK Terhadap
meningkatkan kualitas kehidupan bersama Fenomena Intoleransi
(Naim, 2016: 424). Menurut W.J.S. Purwadarminta (1986)
Harapan kehidupan seperti ini terwujud dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
apabila ritual. Orang intoleran, secara subyektif toleransi adalah sikap/sifat menenggang berupa
bersikap fanatik atas agama sendiri sebagai menghargai serta memperbolehkan suatu
satu-satunya ajaran dan kebenaran absolut, pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan
namun pada sisi obyektif dirinya meng-kafir- maupun yang lainnya yang berbeda dengan
kan (menolak) kebenaran atau ajaran lain pendirian sendiri Indonesia adalah negara yang
berbeda. Dalam prakteknya, karena itu, seorang kaya akan perbedaan. Rakyat Indonesia sendiri
intoleran, sulit untuk mengakui keberadaan adalah rakyat yang beraneka ragam. Hal ini
beragama lain serta sulit menghargai hak-hak dapat dilihat dari banyaknya suku yang ada di
kebebasan beragama yang secara itu, Indonesia. Setiap daerah memiliki agama
intoleransi beragama sangat berpotensi menjadi hingga ras yang berbeda-beda. Hal ini tentunya
penyebab terjadinya persengketaan ataupun harus menjadi kebanggaan bagi rakyat
konflik antara pengikut agama atau keyakinan Indonesia. Rakyat Indonesia dapat hidup
yang berbeda. Intoleransi beragama (religious berdampingan dengan tenteram dan damai di
intolerance), merupakan sikap atau tindakan atas perbedaan.
yang menolak (takfir), tidak menghargai Toleransi merupakan sikap saling
kebebasan orang lain untuk meyakini, memeluk, menghargai dan menghormati suatu perbedaan
beribadah sesuai agamanya yang berbeda. dan keanekaragaman yang bertujuan
Orang intoleran adalah orang yang tidak suka menciptakan hidup yang damai. Selain itu,
dan tidak rela atas kehadiran agama lain yang toleransi juga dapat membangun sikap
berbeda di lingkungannya. solidaritas, menerima perbedaan, mengubah
Oleh karena itu, diperlukan adanya penyeragaman menjadi keragaman. Karena
kesadaran dan upaya-upaya dari seluruh unsur sikap toleransi dapat memberi pengaruh
masyarakat untuk saling mengingatkan esensi terhadap cara berpikir, bersikap, dan bertingkah
dari Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman laku (Atmaja, 2020).
dan landasan sikap luhur toleransi, dalam hal ini, Berdasarkan hasil wawancara, tim
kami akan turut berkontribusi dengan peneliti mendapatkan hasil data lapangan, pada
memberikan sosialisasi terhadap tanggal 22 desember 2022, sebagai berikut:
pentingnya sikap toleransi dan saling Menurut Pak Robert, “intoleransi
menghargai perbedaan baik itu berupa Agama, terhadap agama, budaya, dan ras adalah hal
Budaya, maupun Ras atau Suku. yang umum terjadi, dan hal itu berpengaruh
terhadap cara masyarakat bersosialisasi,
Rumusan Masalah seringkali saya melihat teman, saudara, atau
1. Apa Pandangan Masyarakat PIK Terhadap kerabat yang menjadi korban intoleransi”
Fenomena Intoleransi? Menurut Pak Jindan, “Intoleransi
2. Upaya sosialisasi apa yang perludilakukan adalah hal yang umum terjadi, dalam
untuk menanggulangi Intoleransi? pandangan saya sebagai umat beragama, setiap
3. Bagaimana hasil dari upaya sosialisasi yang orang berhak untuk memilih agamanya masing-
kami lakukan? masing, dan seharusnya antara penganut satu

KJ 006 KEL 07
PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL

agama dengan lainnya bisa saling menghargai, dalam hal ini khususnya mentri agama, mentri
karena hal itu diajarkan dalam agama yang saya agama perlu berani mengambil keputusan tegas
peluk, yakni islam, lakum dinukum waliyadin, untuk menanggulangi hal ini, jika tidak,
bagimu agamamu, bagiku agamaku.” masyarakat Indonesia akan terus seperti ini.”
Hal itu dalam dokumentasi yang tim Menurut Pak Ridwan, “upaya yang
penulis peroleh dibawah ini: perlu dilakukan untuk mencegah intoleransi,
haruslah disesuaikan dengan kondisi
masyarakat di daerah terkait, seperti upaya
sosialisasi dalam rangka penumbuhan
kesadaran masyarakat itu sendiri, dikarenakan
masyarakat percaya bahwa upaya paling efektif
harus muncul dari dalam kehendak sendiri, oleh
karena itu, sangatlah penting bagi mereka untuk
bersikap menghargai dan menerima perbedaan
apapun sebagai suatu keniscayaan yang perlu
dirawat dalam rangka implementasi dari prinsip
Sumber: Dokumentasi tim penulis pada
luhur Bhinneka Tunggal Ika”
wawancara masyarakat pantai indah kapuk
Hal itu dalam dokumentasi yang tim
penulis peroleh dibawah ini
Upaya sosialisasi yang perlu dilakukan
untuk menanggulangi Intoleransi
Dalam bukunya Islamic Education and
Indoctrination: The Case in Indonesia (2013 :
134), Charlene Tan menganjurkan, untuk
menanamkan pluralisme keberagamaan,
penting adanya pendidikan dialogis (dialogical
education). Pendidikan ini terdiri dari tiga
macam: dialog persiapan (preliminary
dialogue), contohnya dengan mengunjungi
tempat ibadah agama lain, dialog praktis Sumber: Dokumentasi tim penulis pada
(practical dialogue) dengan bekerja sama antar- wawancara masyarakat pantai indah kapuk
pemeluk umat beragama, dan dialog kritis
(critical dialogue), yaitu dialog terencana antar- Hasil dari upaya sosialisasi
umat beragama. Sikap toleransi dalam kehidupan
Masalah kehidupan beragama masyarakat tidak bisa timbul dari sebelah pihak
bukanlah persoalan ringan. Toleransi masih namun harus melibatkan seluruh anggota
menjadi problem berat di tengah persaingan masyarakat baik dalam sekelompok masyarakat
antar-agama menjalankan syariat dan kecil maupun masyarakat yang besar.
memperbanyak pengikutnya. Kehidupan yang Kebanyakan masyarakat berpikiran bahwa
harmonis pun masih menjadi pertanyaan akan toleransi itu cukup dilaksanakan oleh
keterwujudannya (Rini Fidiyani, 2013). sekelompok masyarakat besar saja, padahal jika
Berdasarkan hasil wawancara, tim ingin kehidupan yang nyaman dan tentram
peneliti mendapatkan hasil data lapangan, pada kaum minoritas pun harus melaksanakan sikap
tanggal 22 Desember 2022, sebagai berikut: toleransi. Ada dua penafsiran dalam memaknai
Menurut Pak Deden “Masyarakat perlu konsep toleransi. Pertama, penafsiran negatif
menyadari bahwa intoleransi memiliki dampak yang mengatakan bahwa toleransi cukup
buruk jangka panjang, yaitu perpecahan dilaksanakan dengan tidak menyakiti
masyarakat, seperti apa yang terjadi di Suriah, masyarakat lain. Sedangkan penafsiran yang
Afghanistan dan sebagainya, jangan sampai kedua adalah penafsiran positif dimana
Indonesia menjadi seperti itu, faham yang toleransi bukan hanya tidak menyakiti orang
radikal dan serta merta menyalahkan orang lain melainkan harus dibarengi dengan bantuan
yang berbeda dengannya juga merupakan factor dan dukungan terhadap masyarakat lain
penyebab perpecahan tersebut, oleh karena itu, (Hamidah, 2015)
harus ada ketegasan dari pemerintah, karena Bagi bangsa Indonesia, komitmen akan
mereka yang mengatur kehidupan masyarakat, toleransi bukan hanya sekedar prinsip diatas

KJ 006 KEL 07
PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL

kertas, melainkan sebagai nilai dari semangat berpartisipasi dalam upaya penanggulangan
Bhinneka Tunggal Ika yang menghasilkan intoleransi yang terjadi di daerah tersebut, hal
masyarakat yang mempunyai local wisdom ini dibuktikan dari banhyaknya bubuhan tanda
(kearifan lokal) atau masyarakat yang tangan yang secara sukarela diberikan oleh
berpandangan inklusif (memposisikan pribadi masyarakat terhadap Surat Deklarasi Toleransi
sendiri ke dalam posisi yang sama dengan yang Masyarakat Kapuk yang penulis susun
lain). Keragaman tersebut merupakan kekuatan Hal itu dalam dokumentasi yang tim
yang dapat memperindah masyarakat apabila penulis peroleh dibawah ini:
satu sama lain saling memperkuat dan saling
bekerja sama dalam membangun bangsa.
Namun, di sisi lain, keragaman tersebut jika
tidak di kelola dengan tepat akan menyebabkan
perselisihan atau konflik yang meruntuhkan
bangsa. Oleh karena itu, sikap toleransi antar
sesama manusia dalam dinamika sosial adalah
sebuah modal dasar (Rosyid, 2016).
Berdasarkan sosialisasi, tim peneliti
mendapatkan hasil data lapangan, pada tanggal
22 Desember 2022, sebagai berikut:
Sosialisasi yang tim peneliti lakukan Sumber: Dokumentasi tim penulis pada
pada tahap sebelumnya meliputi pemberian wawancara masyarakat pantai indah kapuk
informasi mengenai dampak negatif intoleransi
dan seberapa penting dan perlunya para
Kesimpulan
masyarakat untuk menghilangkan perilaku
Tim penulis menemukan bahwa
tersebut di tubuh sosialnya.
masyarakat bersikap “toleran” dalam
Metode yang kami gunakan dalam
menanggapi survei hak dan kebebasan
sosialisasi ini berupa private sharing secara
beragama, beberapa informan juga menjelaskan
individual kepada masyarakat yang menjadi
bahwa toleransi beragama merupakan sebuah
sample, juga penyuluhan secara terbuka pada
nilai yang menolak bentuk kekerasan, dan juga
masyarakat 32 secara luas, media yang kami
sebagai sebuah rekognisi terhadap hak individu
gunakan disini adalah poster dan selebaran
dan kelompok beragama. Selain itu nilai
surat deklarasi komitmen para masyarakat.
toleransi agama, budaya, dan ekonomi dapat
Private sharing dimulai dengan memberikan
disosialisasikan melalui aspek formal dan
ruang dan waktu pribadi kepada anggota tim
informal dalam Kehidupan masyarakat,
dan responden, setelah mendengarkan
kepedulian masyarakat Pantai Indah Kapuk
pandangan responden, anggota tim
terhadap Intoleransi, Partisipasi Masyarakat
memberikan feed back dengan sejumlah
Terhadap Penelitian Wawancara Intoleransi,
pemahaman akan bahaya intoleransi dan factor
Masyarakat mendapatkan Edukasi Terhadap
faktor kesadaran yang perlu dilakukan oleh
Sosialisasi Penanggulangan Intoleransi
responden.
sehingga tujuan dari runtuhnya perilaku
Sementara untuk penyuluhan secara
intoleransi di masyarakat Pantai Indah Kapuk
terbuka dilaksanakan di ruang publik, seperti
dapat tercapai dengan maksimal dalam
rumah peribadatan dan lain sebagainya.
menjalankan kegiatan hasil Upaya Sosialisasi
Dimulai dengan ketua tim yang berbincang
Penanggulangan Intoleransi Sosial Masyarakat
dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama,
Pantai Indah Kapuk di Lingkungan Masyarakat.
kemudian pemberian sosialisasi kepada
dapat tercapai dengan maksimal.
masyarakat umum,
Dalam pembahasan rumusan masalah
ketiga, tim penulis melakukan observasi DAFTAR PUSTAKA
langsung kepada masyarakat mengenai Amalia et al., 2018; Barmawie et al., 2018;
seberapa efektif hasil dari upaya yang kami Digdoyo, 2018; Faridah, 2013;
lakukan bersama, dan menurut data yang kami Hermawati et al., 2016; Made et al., 2016;
kumpulkan, sebagian besar masyarakat, baik Nirwana et al., n.d.; Pandaiya et al., 2021;
yang menjadi responden atau tidak, secara Sains Islam Malaysia ABSTRAK, n.d.;
masif mengajukan diri untuk turut Salim & Andani, 2020; Sanusi &

KJ 006 KEL 07
PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL

Muhaemin, 2019; Songgono, 2022; Beragama KHADIJAH MUDA, SITI NOR


Tambusai et al., n.d.; Tohri et al., 2021) AZHANI MOHD TOHAR.
Amalia, A., Freedom Nanuru, R., Kunci, K., & Salim, A., & Andani, A. (2020). Kerukunan
Beragama, T. (2018). TOLERANSI Umat Beragama; Relasi Kuasa Tokoh
BERAGAMA MASYARAKAT BALI, Agama dengan Masyarakat dalam
PAPUA, MALUKU. In Online) Internalisasi Sikap Toleransi di Bantul,
Terakreditasi Nasional. SK: Vol. X. Cetak. Yogyakarta. Arfannur, 1(1), 1–14.
Barmawie, B., Humaira, F., Komunikasi, D. J., https://doi.org/10.24260/arfannur.v1i1.13
Islam, P., & Komunikasi, M. J. (2018). 9
STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH Sanusi, I., & Muhaemin, E. (2019). Intoleransi
AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA Keagamaan Dalam Framing Surat Kabar
TOLERANSI UMAT BERAGAMA (Vol. 9, Kompas. Communicatus: Jurnal Ilmu
Issue 2). Komunikasi, 3(1), 17–34.
Digdoyo, E. (2018). 42 JI 3 (1) (2018) JPK https://doi.org/10.15575/cjik.v3i1.5034
Jurnal Pancasila dan KewarganegaraaN Songgono, J. (2022). MEMBANGUN
KAJIAN ISU TOLERANSI BERAGAMA, TOLERANSI DALAM MASYARAKAT
BUDAYA, DAN TANGGUNG JAWAB MULTIAGAMA DAN
SOSIAL MEDIA. MULTIKULTURAL DI INDONESIA
http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/i DARI PERSPEKTIF LUKAS 10:25-37.
ndex https://jurnal.sttekumene.ac.id
Faridah, I. F. (2013). Komunitas 5 (1) (2013) : Tambusai, J. P., Kholisah, N., Dewi, D. A.,
14-25 TOLERANSI ANTARUMAT Furnamasari, Y. F., Guru, P., & Dasar, S.
BERAGAMA MASYARAKAT (n.d.). Meningkatkan Sikap Toleransi
PERUMAHAN. Antar Sesama Masyarakat di Indonesia.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/k Tohri, A., Rasyad, A., Sulaiman, S., &
omunitas Rosyidah, U. (2021). INDEKS
Hermawati, R., Paskarina, C., & Runiawati, N. TOLERANSI ANTARUMAT
(2016). Toleransi Antar Umat Beragama BERAGAMA DI KABUPATEN
di Kota Bandung. In UMBARA : LOMBOK TIMUR. Jurnal Ilmu Sosial
Indonesian Journal of Anthropology Dan Humaniora, 10(3), 563.
Hermawati (Vol. 1, Issue 2). https://doi.org/10.23887/jish-
Made, I., Balai, P., Nilai, P., Bali, B., Raya, J., undiksha.v10i3.38822
Abianbase, D., 107, N., Utara, K., & Bali,
B. (2016). KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT DESA MBAWA DALAM
MEWUJUDKAN TOLERANSI
BERAGAMA LOCAL WISDOM OF
MBAWA VILLAGE SOCIETY IN
BUILDING RELIGIOUS TOLERANCE
(Vol. 1, Issue 2).
Nirwana, A., Rais, M., Studi, J., Fakultas, A.-
A., Dan, U., Uin, F., & Makassar, A. (n.d.).
Toleransi Antar Umat Beragama Islam
dan Kristen Pada Masyarakat Kelurahan
Paccinongang Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa.
Pandaiya, D., Ngabalin, M., & Yolanda
Camerling Sekolah Tinggi Teologi Gereja
Protestan, L. (2021). (c) 2021 Delvia
Pandaiya, Marthinus Ngabalin, Lindra
Yolanda Camerling 18. 1(1).
www.jurnal.sttkibaid.ac.id/
Sains Islam Malaysia ABSTRAK, U. (n.d.).
Definisi, Konsep dan Teori Toleransi

KJ 006 KEL 07

You might also like