Agresif 1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Syifaul Qulub: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

Vol. 2 No. 1 (Jan-Jun 2021), 43-52


http://dx.doi.org/10.32505/syifaulqulub.v1i2.3236

Konseling Individual dalam Mengatasi Prilaku Agresif


Siswa
Widia Fauza1, Wan Chalidaziah2
12Bimbingan dan Konseling Islam, Institut Agama Islam Negeri Langsa

1Widiafauza5@gmail.com

First received: Revised: Final Accepted:


25 April 2021 25 Mei 2021 04 Juni 2021

Abstract
This study aims to determine the implementation of individual counseling to
overcome the aggressive behavior of SMA 1 Idi Rayeuk students and to determine
the supporting and inhibiting factors for the implementation of individual counseling
in overcoming aggressive behavior of SMA 1 Idi Rayeuk students. This research is a
case study research (case study), the approach used in this research is qualitative.
Sources of research data, namely counseling guidance teachers at SMA 1 Negeri Idi
Rayeuk 2 people, and 7 students, data collection techniques by means of observation
interviews and documentation. The results of this study indicate that the
implementation of individual counseling on aggressive students using individual
counseling, individual counseling overcoming serious student problems. Meanwhile,
for mild student problems, it is enough only to be reprimanded and advised by the
homeroom teacher and counseling teacher. The stages of individual counseling for
students who engage in aggressive behavior are carried out in three stages, the
opening stage, the core activity stage and the closing stage, the results obtained for
the implementation of individual counseling on students at SMA Negeri 1 Idi Rayeuk
are fruitful, students begin to be able to face all problems patiently and a cool head.
Students have the ability to make choices or actions for their survival. Students have
also started to gradually change their behavior, students have also started to open
themselves up to communicate with their closest people such as their parents,
siblings and friends.
Keywords: Individual Counseling, Aggressive Behavior, Student

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pelaksanaan konseling
individual untuk mengatasi perilaku agresif siswa SMA 1 Idi Rayeuk serta untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan konseling individual
mengatasi prilaku agresif siswa SMA 1 Idi Rayeuk. Penelitian ini merupakan
penelitian studi kasus (study case), pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif. Sumber data penelitian yaitu guru bimbingan konseling di SMA 1
Negeri Idi Rayeuk 2 orang, dan siswanya sebanyak 7 orang, teknik pengumpulan
data dengan cara observasi wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pelaksanaan konseling individual pada siswa yang agresif
menggunakan konseling individual, bimbingan konseling individual mengatasi
permasalahan-permasalahan siswa yang berat. Sementara untuk masalah siswa yang
ringan cukup hanya dilakukan teguran dan dinasehati oleh wali kelas dan guru BK.
Tahapan konseling individual pada siswa yang melakukan perilaku agresif dilakukan
tiga tahapan, tahap pembukaan, tahap inti kegiatan dan tahap penutupan, hasil
yang di dapat terhadap pelaksanaan konseling individual pada siswa di SMA Negeri 1
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

Idi Rayeuk membuahkan hasil, siswa mulai bisa menghadapi segala persoalan dengan
sabar dan kepala dingin. Siswa memiliki kesanggupan untuk mengambil pilihan atau
tindakan untuk kelangsungan hidupnya. Siswa juga sudah mulai berangsur-angsur
bisa mengubah perilakunya, siswa juga sudah mulai membuka diri berkomunikasi
dengan orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara-saudaranya dan teman-
temannya.
Kata Kunci : Konseling Individual, Prilaku Agresif, Siswa

PENDAHULUAN sedih/murung), sedangkan remaja akhir


Berbagai masalah di era modern sudah mampu mengendalikan emosinya.
saat ini menuntut pihak sekolah untuk Menghadapi ketidaknyamanan
meningkatkan profesional konselor, emosional, tidak sedikit remaja yang
sehingga konselor mampu memecahkan mereaksikanya secara defensif, sebagai
setiap masalah yang dialami siswa, baik upaya untuk melindungi dirinya,
pribadi maupun sosial. Kompleksnya reaksinya itu tampil dalam tingkah laku
masalah di era globalisasi memang sulit seperti: 1) agresif, seperti melawan, keras
untuk dikendalikan. Globalisasi maju kepala, bertengkar, berkelahi, dan
dengan kecepatan dasyat dan selalu mengganggu orang lain, dan 2) melarikan
menimbulkan masalah psikologis, moral, diri dari kenyataan, melamun, pendiam,
mental, pemikiran, maka disinilah salah senang menyendiri, dan minum-
satu fungsi bimbingan dan konseling minuman keras (Williamson. E. G. 2011).
dalam membantu siswa agar mampu Fakta yang terjadi dilapangan, masa
menjaga diri dari berbagai godaan dan remaja mempunyai tempat yang tidak
penyimpangan (Asmari, J, M. 2010). jelas dalam rangkaian proses
Perkembangan usia remaja perkembangan seseorang, masa ini
merupakan puncak emosionalitas, yaitu merupakan masa peralihan remaja ke
perkembangan emosi yang tinggi. Pada dewasa menitik beratkan pada tugas
usia remaja, perkembangan emosinya perkembangan pada masa remaja6.
menunjukkan sifat yang sensitif dan Dalam praktiknya, interaksi edukatif
reaktif yang sangat kuat terhadap tidaklah bisa berjalan tanpa adanya
berbagai peristiwa atau situasi sosial, pendidik, dalam hal ini guru sebagai
emosinya bersifat negatif dan figur manusia yang menjadi sumber
temperamental (mudah dan menempati posisi penting dalam
tersinggung/marah, atau mudah pendidikan. Secara sederhana, guru

44
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

adalah orang yang memberikan ilmu individual disekolah memungkinkan


pengetahuan kepada siswa. Tanpa guru peserta didik mendapatkan pelayanan
pendidikan tidak ada artinya dan tidak langsung tatap muka yang
bisa menghapus kebodohan dalam diri diselenggarakan oleh seorang konselor
manusia. terhadap seorang klien dalam rangka
Fenomena permasalahan saat ini pengentasan masalah-masalah pribadi
menjelang, remaja ke dewasa mengalami klien.
banyak pengaruh dari luar yang Dalam suasana tatap muka
menyebabkan remaja terbawa pengaruh dilaksanakan interaksi langsung antara
oleh lingkungan tersebut. Sehingga klien dan konselor membahas berbagai
remaja yang tidak bisa menyesuaikan hal tentang masalah yang dialami klien
atau beradaptasi dengan lingkungan maupun mengatasi masalah sendiri, dan
yang selalu berubah ubah dapat menyesuaikan diri secara positif
mengakibatkan perilaku yang maladatif, sehingga siswa mampu terbuka terhadap
seperti contohnya perilaku agresif yang masalah yang dimilikinya melalui proses
dapat merugikan orang lain dan juga diri layananan konseling. Hal ini aka nada
sendiri (Puspitasari, D, N. 2019). Sekolah bila Guru BK memiliki kemampuan
Menengah atas Idi Rayeuk merupakan untuk menjadi seseorang yang signifikan
salah satu sekolah yang memiliki (2) dua bagi siswa sehingga siswa mampu
orang guru Konseling, Guru konseling di terbuka atas permasalahannya.
sekolah ini ada yang latar belakang (Nurihsan, A, J. 2017; Chalidaziah, W.
pendidikannya BK dan ada yang bukan. 2019). Layanan konseling individual
Penyimpangan-penyimpangan, mengaktifkan dinamika untuk membahas
pelanggaran terhadap norma, serta berbagai hal yang berguna bagi
aturan yang ada sering dilanggar oleh pengembangan pribadi dan pemecahan
siswa di sekolah Karena siswa yang masalah individu yang menjadi peserta
duduk di bangku sekolah berada pada layanan (Latif, A. 2019).
masa remaja yang merupakan masa Berdasarkan survey awal yang dilakukan
perkembangan. Adanya berbagai disekolah SMA Negeri 1 Idi Rayeuk
masalah yang dihadapi siswa dapat di dengan melakukan wawancara kepada
seselaikan dengan bantuan guru BK. guru bimbingan konseling, data yang
Menurut Latif, A (2019) Guru BK didapatkan bahwa ada beberapa siswa
memberikan layanan konseling sehari-harinya berperilaku suka memaki

45
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

temanya dengan kasar, langsung intensif factor-faktor yang dapat


dihadapan temannya, menghina, selalu menyebabkan terjadinya kasus tersebut.
mengjahili temannya dikelas, dan Tekanan utama dalam studi kasus adalah
memukul temannya sendiri. Melihat mengapa individu melakukan itu? Apa
fenomena perilaku siswa tersebut , maka yang dia lakukan setiap harinya?
peneliti tertarik untuk melakukan Bagaimana hubungan sosial dia dengan
penelitian yang berjudul “Penerapan teman-temannya? Faktor-faktor apa yang
Konseling Individual Dalam Mengatasi mempengaruhi tindakannya tersebut?
Prilaku Agresif”. Berdasar pada pandangan di atas,
maka penelitian kualitatif dalam tulisan ini
Metodologi dimaksudkan untuk menggali suatu fakta,
Jenis penelitian yang akan lalu memberikan penjelasan terkait
digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai realita yang ditemukan. Oleh
jenis penelitian studi kasus (study case), karena itu, peneliti langsung mengamati
menurut Andi Prastowo. “Studi kasus peristiwa-pristiwa di lapangan yang
adalah suatu inquiri empiris yang berhubungan langsung dengan penerapan
menyelidiki fenomena dalam konteks Konseling Individual dalam mengatasi
kehidupan nyata”(Prastowo, A. 2015). Prilaku Agresif Siswa di SMA 1 IDI
Menurut Sugiono (2012) Studi kasus Rayeuk.
digunakan sebagai suatu penjelasan Pendekatan yang dilakukan dalam
komprenshif yang berkaitan dengan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
berbagai aspek seseorang, suatu kelompok, Artinya, data yang di kumpulkan bukan
suatu organisasi, suatu program, atau berupa angka-angka, melainkan data
situasi kemasyarakatan yang diteliti, tersebut berasal dari naskah wawancara,
diupayakan dan telaah sedalam mungkin. catatan lapangan, dokumen pribadi, dan
Tujuan penelitian studi kasus dokumen resmi lainya, baik itu dokumen
adalah untuk mempelajari secara dalam instansi penelitian maupun
mendalam dan sistematis dalam kurun lembaga, sehingga yang menjadi tujuan
waktu cukup lama tentang sesuatu kasus dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
sehingga dapat dicari alternatif menggambarkan realita yang di balik
pemecahannya. Mendalam, artinya fenomena secara mendalam, rinci dan
mengungkap dan menggali data secara tuntas. Prosedur penelitian kualitatif untuk
mendalam dan menganalisis secara mengahasilkan data deskriptif berupa

46
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

kata-kata tertulis atau lisan dari orang – Berdasarkan penelitian yang


orang dan perilaku yang dapat diamati. penulis lakukan layanan konseling
Teknik pengumpulan data individu untuk mengatasi perilaku agresif
merupakan langkah strategis dalam siswa maka hasil penelitian ini dapat
penelitian karena tujuan utama dari ditarik kesimpulan bahwa:
penelitian adalah mendapatkan data. 1) Pelaksanaan konseling individual
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengatasi perilaku agresif
data yang digunakan antara lain: siswa yaitu, untuk permasalahan
a. Observasi yang ringan hanya dilakukan teguran
Observasi pada penelitian tertuju pada dan dinasehati oleh wali kelas dan
aktivitas layanan konseling individual Guru BK, terkadang jika melakukan
yang di laksanakan oleh guru BK dan hal yang ringan dan berulang kali
perubahan tingkah laku siswa yang maka guru BK menekankan untuk
terjadi. memberikan hukuman seperti
b. Wawancara membersikan lingkungan sekolah
Wawancara yang dilakukan pada serta memberikan sanksi administertif
penelitian tertuju pada subjek terdiri dari peringatan, teguran,
penelitian yaitu Guru BK dan Siswa nasehat. Tahapan yang dilakukan
yang di berikan Layanan konseling dalam konseling induvidual pada
Individual. Wawancara yang siswa yaitu, (1) Tahap pembukaan
dilakukan bertujuan untuk (awal), tahap ini merupakan tahap
memperdalam hasil penelitian. pertama dalam kegiatan konseling
c. Studi Dokumentasi individual. Pada tahap ini seorang
Adapun yang dimaksud studi guru BK membangun hubungan baik
dokumentasi adalah memperoleh data dengan siswa. Dan mengidentifikasi
mengenai model konseling yang di masalah serta langkah diagnosis. (2)
gunakan oleh seorang konselor dalam Tahap inti kegiatan (pertengahan),
menangani prilaku agresif di SMA tahap ini merupakan tahap
Negeri 1 Idi Rayeuk. Serta melihat pelaksanaan kegiatan konseling, Pada
penilaian yang di laksanakan serta hasil tahap inti kegiatan ini ialah tahap
perubahan yang diperoleh Guru BK. disaat guru BK mendifinisikan
HASIL TEMUAN masalah siswa, mencari solusi
alternatif bagi siswa, memutuskan

47
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

rencana solusi menggunakan metode perlu di bimbing terhadap siswa (2)


layanan konseling individual Siswa masih banyak yang takut
(3)Tahap penutupan (pengakhiran) datang meminta layanan konseling,
Pada tahap ini konseli menyatakan mereka banyak merahasiakan masalah
pemantapannya atas keputusan yang baik itu rahasia permasalahan di
diambil (4) Tindak lanjut (Follow up) sekolah maupun masalah siswa di
Pada langkah follow up ini, konselor rumah yang dibawa ke lingkungan
mengamati sampai sejauh mana yang sekolahnya. (3) Orang tua siswa dan
dilakukan dalam terapi. Sehingga pihak-pihak lainnya belum
dengan langkah-langkah ini konselor memberikan dukungan yang penuh
dapat mengontrol efektifitas terhadap terselenggaranya berbagai
perjalanan siswa. tugas layanan bimbingan dan
2) Faktor pendukung dan penghambat konseling di sekolah.
pada pelaksanaan konseling PEMBAHASAN
individual di SMA 1 Idi Rayeuk, Perilaku terjadi apabila ada sesuatu
faktor pendukung yaitu tentang yang diperlukan untuk menimbulkan
kemampuan profesional konseling ke reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti
dalam layanan bimbingan dan rangsangan tertentu akan menghasilkan
konseling di sekolah lebih banyak perilaku tertentu. Menurut Asmari, M, J
ditunjang oleh hal-hal yang berasal (2010) “Perilaku individu tidak timbul
dari diri konseling itu sendiri. dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat
semangat dan ketulusan atau adanya rangsangan (stimulus) baik dari
keikhlasan guru BK nya dalam dalam dirinya sendiri (internal) maupun
melaksanakan layanan terhadap dari luar individu (eksternal)” (Riyanthi, B.
siswanya yang bermasalah, sedangkan 2016). Pada hakekatnya perilaku individu
faktor penghambat nya adalah (1) mencakup perilaku yang tampak (overt
Masih banyaknya siswa yang belum behaviour) dan perilaku yang tidak tampak
memahami perlunya layanan (inert behavior atau covert behavior).
bimbingan dan konseling baik itu Rangsangan ini di perkuat oleh Pendapat
individual dalam mengatasi berbagai Carter., E.,C., McCullough yang di kutip
masalah di lingkungan sekolahnya, oleh Juntika dalam jurnal ilmiahnya
tidak hanya masalah agresif siswa bahwa “ Perilaku yang tampak adalah
akan tetapi masih banyak hal yang perilaku yang dapat diketahui oleh orang

48
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

lain tanpa menggunakan alat ke tangan temannya, atau mengayun-


bantu”(Carter, E, C & McCullough. 2012), ngayunkan tasnya sehingga mengenai
sedangkan perilaku yang tidak tampak orang yang berada di sekitarnya (Sari, D,
adalah perilaku yang hanya dapat N, P. 2015).
dimengerti dengan menggunakan alat atau Bentuk perilaku agresif ini sesuai
metode tertentu, misalnya berpikir, sedih, dengan pernyataan yang di kemukakan
berkhayal, bermimpi, takut. oleh ibu Devi Surasti dan ibu Elvinda.
Perilaku yang tampak dalam Bentuk perilaku memukul, mendorong,
pribadi individu dalam menghadapi merupakan bentuk perilaku agresif fisik
stimulus mengakibatkan dua perilaku ditandai dengan ciri-ciri mendominasi
yaitu pertama, perilaku asertif dan kedua, orang lain, menggigit, menendang,
perilaku agresif. Perilaku agresif memberontak, mengganggu, merusak,
Asertivitas (asertif) adalah suatu mendorong, menyerang, marah yang
kemampuan untukmengkomunikasikan sadis, berkelahi, memukul dan perilaku
apa yang diinginkan, dirasakan, dan destruktif yang mengganggu hak orang
dipikirkan kepada orang lain namun lain.
dengan tetap menjaga dan menghargai Perilaku agresif fisik yang
hakhak serta perasaan pihak lain (Sari, D, dilakukan oleh siswa termasuk perilaku
N, P. 2015). agresif tersinggung yaitu tipe agresif yang
Bersikap asertif, seseorang dituntut terjadi akibat adanya rasa tersinggung dan
untuk jujur terhadap dirinya dan jujur mendorong seseorang untuk bertindak
pula dalam mengekspresikan perasaan, menyerang dan melukai seseorang yang
pendapat dan kebutuhan secara membuat dirinya merasa tersinggung
proporsional, tanpa ada maksud untuk maupun menyerang objek mati seperti
memanipulasi, memanfaatkan ataupun contohnya melempar penghapus ke papan
merugikan pihak lainnya. Perilaku agresif tulis (Salmiati, 2015). Perilaku tersebut
adalah individu cenderung (ingin) seperti yang di ungkapkan oleh E.G
menyerang kepada sesuatu yang Williamson dan J.D Darley, Perilaku
dipandang sebagai hal yang agresif, merupakan suatu bentak
mengecewakan, menghalangi atau menyakiti orang lain yang dapat
menghambat. Perilaku ini dapat meyebabkan kerusakan fisik maupun
membahayakan anak atau orang lain. mental. Perilaku agresif dapat dilakukan
misalnya, menusukan pensil yang runcing karena adanya tujuan tertentu ataupun

49
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

tidak adanya tujuan tertentu hanya untuk kepada siswa melalui layanan konseling
pelampiasan semata (Carter, E, C, individual memberikan dampak positif
McCullough, 2015). terhadap perkembangan terutama dalam
Berdasarkan analisis data dari hasil mengurangi perilaku agresif siswa secara
pengamatan dan wawancara fisik agresif adalah perilaku yang disengaja
menunjukkan bahwa bimbingan konseling untuk melukai orang lain baik fisik
Individual dapat mengatasi perilaku maupun verbal terhadap individu atau
agresif pada siswa setelah mendapatkan objek-objek lain(memukul, mendorong,
layanan konseling individual. Hasil berkelahi, merusak, mencubit, menendang,
penelitian ini juga menunjukkan adanya dan mengganggu) dan secara verbal
bahwa rata-rata perilaku agresif setelah (menghina, mencaci-maki, berkata kotor,
adanya layanan konseling individu lebih membentak, menggunjing, dan berkata
rendah dibanding dengan sebelum kasar kepada siswa lain).
mendapatkan layanan konseling Menurut teori perilaku agresif
individual. Hal ini menunjukkan layanan merupakan tingkah laku pelampiasan dari
konseling individual yang dilakukan perasaan frustasi atau mengatasi
setelah permasalahan siswa diketahui perlawanan dengan kuat atau
dilakukan dengan efektif, dimana konselor menghukum orang lain, yang ditujukan
bekerja sama dengan wali kelas, dan orang untuk melukai pihak lain secara fisik
tua, dan juga kepala sekolah. Layanan maupun psikologis pada orang lain yang
konseling individual menjadi efektif tidak dapat dilakukan secara fisik maupun
hanya karena kerjasama antara wali kelas, verbal.
waka kesiswaan, dan kepala sekolah saja, Tujuan khusus diadakannya bimbingan
melainkan dengan adanya home visit dan dan konseling individual di SMA negeri 1
juga adanya riferal antar konselor. Idi rayeuk adalah seperti yang dijelaskan
Layanan konseling individual yang oleh Hamdan (Budhi, I. 2018) menjelaskan
sudah dilakukan kepada siswa yang sebagai berikut:
berperilaku agresif merupakan upaya 1. Untuk menghasilkan suatu
bantuan yang diberikan kepada siswa perubahan, perbaikan, remaja
bertujuan untuk mengembangkan pribadi menjadi tenang, bersikap lapang
siswa guna mencapai suatu pemecahan dada dan mendapatkan
masalah pribadi yang dialami oleh siswa pencerahan
(Asrori, M. 2008). Bantuan yang diberikan

50
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

2. Untuk menghasilkan suatu reinforcement baik positif maupun


perubahan, perbaikan dan negative kepada siswa guna untuk
kesopanan tingkah laku remaja mempertahankan prilaku baik serta
yang dapat memberikan manfaat meminimalisir prilaku agresif yang
baik dari diri sendiri, lingkungan dimiliki. (b) Adapun hambatan yang
keluarga, dan lingkungan sosial dimiliki saat proses prelaskanaan adalah
dimana remaja bertempat tinggal. profesionalisme guru BK itu sendiri serta
3. Untuk menghasilkan kecerdasan dukungan dari stageholder disekolah.
spiritual pada diri remaja sehingga 2. Saran
muncul dan berkembang, rasa Berdasarkan kesimpulan yang ada
keinginan untuk berbuat taat penulis mengajukan saran kepada
mematuhi segala perintah pelaksanaan setiap kegiatan BK disekolah
Untuk menghasilkan potensi ilmiah sendaknya memiliki hasil kerja yang nyata
remaja, sehingga dengan potensi itu serta memiliki dokumentasi yang yang
remaja dapat melakukan tugasnya dengan lengkap sehingga setiap masyaakat
baik dan benar, remaja dapat sekolah dapat merasakan makna
menanggulangi berbagai persoalan hidup, keberadaan BK disekolah. Serta pada
dan dapat memberikan kemanfaatan dan peneliti selanjutnya untuk meneliti aspek
keselamatan bagi lingkungannya pada lainnya pada layanan konseling individual
berbagai aspek. Melihat adanya tujuan agar praktiknya lebih mendalam.
tersebut, hal inilah yang ingin dicapai oleh
pelaksanaan konseling individual yang DAFTAR PUSTAKA
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk.
Asmari, M, J. (2010). Bimbingan dan Koseling
PENUTUP di Sekolah, Jakarta: Diva Prees.
1. Kesimpulan
Chalidaziah, W. (2019). Sasaran Dan Topik
Berdasarkan hasil pemaparan yang telah Pembahasan Self Disclosure
di sampaikan maka dapat disimpulkan Mahasiswa. ENLIGHTEN: Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, 2(2), 112-
bahwa (a) pelayanan konseling individual 121.
yang dilaksanakan di Sekolah dalam https://doi.org/10.32505/enlighten.v
2i2.1363
menangani permasalahan berkaitan
dengan prilaku agresif dap di lakukan Irvan, B. (2018). Perilaku Agresi Pada Siswa
SMK di Yogyakarta, Jurnal Fokus
dengan Langkah-langkah konseling Konseling, Vol 4, No. 1
individual dan serta ditambahkan dengan

51
Konseling Individual dalam ……Widia Fauza & Wan Chalidaziah

Latif, A. (2019). Upaya Menurunkan Perilaku


Agresif melalui Pemberian Layanan
Konseling Individual pada Siswa.
Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol, 3
-ISSN 1412-565.

McCullough, E, C., & Carter. (2012). Self


Control Social Psychology and
Personality Science, Journal, Vol 2
No 6, Desember.

Nurihsan, A,N. (2017). Strategi Layanan


Bimbingan dan Konseling, Bandung:
Grafika aditama

Prastowo, A. (2015). Memahami Metode-


Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.

Puspitasari, D. N. (2019). Pelatihan


Keterampilan Sosial untuk
Menurunkan Perilaku Agresif Anak.
Jurnal Psikologi Tabularasa, vol 9 -e-
ISSN 2541.

Salmiati. (2015) Perilaku Agresif dan


Penanganannya, (Jurnal Psikologi
Pendidikan & Konseling Vol 1 No
1, ISSN: 2443-2202 Juni 2015

Williamson. E. G. (2011). “Temperature and


aggression: Paradox, controversy, and
a (fairly) clear picture”. (Terj) Badrun
Susantyo, Jurnal Vol. 16 No. 03 hal
12-21.

52

You might also like