Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 61

VOL. 4 NO.

2 (2021) : 51-58
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.212 | e-ISSN: 2621-1211

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL


CERITA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN KEIRSEY
Harvina Nur Zaeny1, Sujiran2, Dian Ratna Puspanda3
Corresponding author : H. N. Zaeny
IKIP PGRI Bojonegoro, zaenyvina10@gmail.com1
IKIP PGRI Bojonegoro, sujiran@ikippgribojonegoro.ac.id2
IKIP PGRI Bojonegoro, bjn.air@gmail.com3
Received : 20 Agustus 2021, Revised : 24 Oktober 2021, Accepted : 25 April 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
This study has the aim of describing the types and factors of student errors in solving Social Arithmetic story
problems in terms of Keirsey's personality type based on Polya's error analysis. This research includes qualitative
descriptive research. The research instrument was questioned for classifying Keirsey's personality types, questions
about Social Arithmetic stories, and interview guidelines. The technical analysis of the data carried out includes data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that misunderstandings of seven problems
were made by Artisan, Rational, and Idealist subjects. Artisan and rational subjects did not write what is known and
asked in the problem completely. In the Idealist subject, write down what is asked in the question, but it is not quite
right. Planning errors were made by the four personality type subjects, where they were not able to properly arrange
the completion steps. Errors in carrying out the plan were made by the four personality type subjects, where the
Guardian subject did not complete the completion step and miscalculated. Artisan and Idealist subjects did not write
down the solution formula. At the same time, the Rational subject did not write conclusions and formulas in several
steps of completion. Re-checking errors were carried out by the four personality type subjects, where the Guardian,
Artisan, Rational, and Idealist subjects got the final result but were wrong. Rational subjects also do not perform
calculations when checking again. On the other hand, the Idealist subject does not re-examine the solution obtained.

Keywords: Error Analysis, Social Arithmetic, Personality Type

Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan jenis dan faktor kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita Aritmatika Sosial ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey berdasarkan analisis kesalahan Polya.
Penelitian1ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen2penelitian berupa angket penggolongan tipe
kepribadian3Keirsey, soal cerita aritmatika sosial dan pedoman wawancara. Teknis analisis2data mencakup
pengurangan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan8bahwa kesalahan
memahami7masalah dilakukan oleh subjek Artisan, Rational dan Idealist. Pada subjek Artisan dan rational tidak
lengkap saat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Sedangkan subjek Idealist menuliskan apa
yang ditanyakan dalam soal akan tetapi kurang tepat. Kesalahan menyusun rencana dilakukan keempat subjek tipe
kepribadian, dimana mereka tidak mampu menyusun langkah penyelesaian dengan tepat. Kesalahan melaksanakan
rencana dilakukan keempat subjek tipe kepribadian, dimana subjek Guardian tidak menyelesaikan langkah
penyelesaian dan salah dalam perhitungan. Subjek Artisan dan Idealist tidak menuliskan rumus penyelesaian.
Sedangkan subjek Rational tidak menuliskan kesimpulan dan rumus pada beberapa langkah penyelesaian. Kesalahan
memeriksa kembali dilakukan keempat subjek tipe kepribadian, dimana subjek Guardian, Artisan, Rational dan
Idealist memperoleh hasil akhir akan tetapi salah. Subjek Rational pula tidak melakukan perhitungan disaat
memeriksa kembali. Sebaliknya subjek Idealist tidak memeriksa kembali penyelesaian yang diperoleh.

Kata kunci: Analisis Kesalahan, Aritmatika Sosial, Tipe Kepribadian

51
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
1. Pendahuluan melakukan kesalahan-kesalahan dalam
Pembelajaran dengan soal cerita bisa menjawab soal matematika.
dimanfaatkan untuk melatih kemampuan siswa Kesalahan siswa dalam menangani
saat menyelesaikan masalah. Soal cerita yaitu masalah yang diidentifikasi dengan Aritmatika
soal yang diberikan dengan bentuk cerita Sosial dapat diulang pada tingkat yang lebih
pendek dan bersangkutan pada kegiatan sehari- tinggi jika mereka tidak diberi perhatian
hari [1]. Dalam menyelesaikan masalah maka dengan tepat. Melihat jawaban terakhir siswa,
selain ketrampilan juga dibutuhkan tidak cukup membantu guru dalam
kemampuan bernalar. Siswa terlebih dahulu menemukan dimana kesalahan siswa. Menurut
harus mengilustrasi masalah di dalam soal Padeta [5], kesalahan siswa saat menyelesaikan
cerita, lalu menterjemahkan dalam model soal harus diperiksa untuk menemukan
matematika, dan menyelesaikan rencana kesalahan yang dibuat oleh siswa. Guru dapat
penyelesaian yang telah dibuat hingga jawaban memanfaatkan hasil analisis sebagai alasan
akhir. Hal tersebutlah yang menjadi sebab untuk memberikan bantuan yang tepat. Siklus
siswa merasa kesulitan dan melakukan ini sering disebut sebagai analisis kesalahan.
kesalahan saat menyelesaikan soal cerita. Ada banyak spekulasi yang terkait dengan
Akan tetapi pada saat ini realita di analisis kesalahan, salah satu yang bisa
lapangan menunjukkan bahwa masih banyak dimanfaatkan untuk melakukan pemeriksaan
siswa yang belum mampu menggunakan daya kesalahan dalam menyelesaikan masalah
nalarnya pada proses pembelajaran matematika adalah dengan memanfaatkan hipotesis Polya.
[2]. Hal itu timbul karena matematika memiliki Rofi’ah dkk [6] menyatakan bahwa
berbagai karakteristik salah satunya yaitu “pentingnya menemukan kesalahan yang
memiliki objek yang bersifat abstrak. dilakukan oleh siswa untuk melakukan bukti
Keabstrakan matematika itulah yang terkadang pembedaan yang mendetail, pembedaan
menjadi kesulitan siswa di dalam mencerna kesalahan yang dibuat oleh peneliti adalah
masalah. Sifat ini membuat para siswa dengan memanfaatkan klasifikasi kesalahan
kesulitan saat menyelesaikan masalah. berdasarkan langkah penyelesaian oleh George
Kesulitan yang dilakukan oleh siswa adalah Polya. Hidayah [7] menyimpulkan bahwa
apa yang memungkinkan kesalahan terjadi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
ketika siswa menjawab soal, terutama soal cerita didefinisikan sebagai penyimpangan
cerita. Oleh karena itu, penting untuk yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
dilakukannya penyelidikan untuk menemukan soal cerita yang diberikan terhadap langkah-
apa saja kesalahan yang sering dilakukan dan langkah penyelesaian berdasarkan Polya. Jenis
mengapa kesalahan ini sampai dilakukan oleh kesalahan yang dimaksud yaitu: kesalahan
siswa [3]. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam tahap memahami masalah, kesalahan
matematika yaitu salah satu mata pelajaran dalam tahap perencanaan, kesalahan dalam
yang memiliki kemungkinan besar siswa tahap penyelesaian rencana, kesalahan dalam
melakukan kesalahan di dalamnya. Selaras tahap pemeriksaan kembali. Soal cerita pada
dengan pendapat Rio Pradipta, dkk [4], bahwa penelitian ini menggunakan materi Aritmatika
kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam Sosial. Materi ini dipilih karena Aritmatika
memecahkan permasalahan yang ada, hal ini Sosial erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
dikarenakan materi berkaitan dengan benda- hari, sehingga banyak jenis soal cerita yang
benda yang hanya dapat dipikirkan dan hal ini bisa dibagikan kepada siswa.
bersifat abstrak sedangkan tingkat Hasil pengamatan dari persepsi kondisi
perkembangan siswa masih berpikir secara siswa akan berakhir bahwa setiap siswa selalu
konkret sehingga pada pembelejaran di kelas memiliki perbedaan, perbedaan yang dimaksud
tidak menutup kemungkinan beberapa siswa adalah perbedaan dalam perilaku mereka.

52
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Perbedaan harus diakui dan digunakan dalam guardian, tipe kepribadian artisan, tipe
pembelajaran. Perbedaan tingkah laku atau kepribadian rational dan tipe kepribadian
kepribadian pada setiap individu membuat idealist. Penelitian7dilaksanakan di MTs
kumpulan para ahli mencoba mengelompokkan ASSALAM Bangilan Tuban Jawa Timur dan
setiap individu ke dalam tipe kepribadian subjek yang digunakan adalah kelas VII B
tertentu, karena mereka percaya itu adalah cara pada semester 2 tahun pelajaran 2020/2021.
terbaik untuk mengenal orang secara individu Subjek pada penelitian ini diambil 8 siswa dari
dengan baik. 37 siswa dengan penjelasan yang
Kersey & Bates [8], mengelompokkan menyertainya, yaitu 2 siswa bertipe
kepribadian menjadi 4 tipe, yaitu guardian, kepribadian guardian, 2 siswa bertipe
artisan, rasional, dan idealist. kepribadian artisan, 2 siswa bertipe
Pengelompokkan ini tergantung pada kepribadian rational dan 2 siswa bertipe
bagaimana individu mendapatkan energinya kepribadian idealist. Instrumen penelitian
(ekstrovert atau introvert), bagaimana individu berupa angket penggolongan tipe kepribadian
mengambil informasi (thinking atau feeling) Keirsey, soal tes pemecahan masalah dan
dan bagaimana gaya dasar hidupnya (judging pedoman wawancara. Teknik analisis data
atau perceiving). Pengelompokkan yang dalam penelitian ini mencakup pengurangan
dilakukan oleh Kersey dan Bates ini berdasar data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
pada kemungkinan bahwa perbedaan nyata Prosedur dalam penelitian ini, yaitu
yang dapat dilihat dari seorang individu adalah memberikan angket penggolongan8tipe
tingkah laku (behavior). Tingkah laku adalah kepribadiankKeirsey dan soal tes pemecahan
kesan tentang hal-hal yang muncul dari apa masalah pada materi Aritmatika Sosial kepada
yang dipikirkan atau dirasakan individu. 37 siswa kemudian subjek dipilih sesuai
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat ditarik persyaratan analisis dan wawancara. Yang
kesimpulan bahwa jika seseorang ingin selanjutnya dilakukan triangulasi data untuk
mengetahui sesuatu yang difikirkan orang lain, mengecek keabsahan temuan.
maka dapat dibaca melalui tingkah lakunya.
Melihat penggambaran tersebut, peneliti 3. Pembahasan
bermaksud menyelidiki kesalahan yang dibuat
oleh siswa dalam menyelesaikan masalah Mengingat analisis yang telah
cerita Aritmatika Sosial yang ditinjau dari tipe diselesaikan oleh peneliti, diperoleh data
kepribadian Keirsey berdasarkan penyelesaian mengenai kesalahan siswa dalam
Polya. menyelesaikan soal cerita Aritmatika Sosial
Dilihat dari definisi masalah yang ada berdasarkan langkah Polya yang ditinjau dari
menjadi motivasi penelitian ini, yaitu untuk tipe kepribadian9Keirsey yaitu: guardian,
mendeskripsikan jenis kesalahan siswa dalam artisan, rational dan idealist sebagai berikut:
menyelesaikan masalah dan penyebabnya
dengan tipe kepribadian guardian, tipe a. Analisis kesalahan siswa ditinjau dari tipe
kepribadian artisan, tipe kepribadian rational kepribadian guardianJ(GU)
dan tipe kepribadian idealist. Data analisis menggambarkan bahwa ada 2
subjek yang dipilih, yaitu GU-1 dan GU-2.
2. Metode Penelitian Kedua subjek memiliki persamaan saat
Penelitian ini merupakan penelitian menyelesaikan soal. Selanjutnya akan
deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan digambarkan soal tes yang telah
untuk mendeskripiskan kesalahan siswa dalam diselesaikan subjek GU-1.
menyelesaikan soal cerita pada materi
aritmatika sosial dengan tipe kepribadian

53
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Sependapat dengan hasil riset yang sudah
dicoba oleh Camelina Fitri dkk (2016: 830)
yang menerangkan kalau kepribadian jenis
karakter guardian ialah patuh serta cermat,
sehingga siswa dengan bertipekan guardian bisa
meminimalisasi kesalahan.

Gambar 1 Jawaban GU b. Analisis kesalahan siswa ditinjau dari tipe


kepribadian artisanL(AR)
Berdasarkan jawaban yang telah digambarkan Data analisis menggambarkan bahwa ada 2
diketahui bahwa subjek GU-1 pada no.1
subjek yang dipilih, yaitu AR-1 dan AR-2.
melakukan kesalahan melaksanakanprencana
dan kesalahanhmemeriksa kembali. Subjek Kedua subjek memiliki persamaan dalam
tidak menyelesaikan langkah yang telah dibuat menjawab soal. Selanjutnya akan
sesuai rencana disebut kesalahan melaksanakan digambarkan soal tes yang telah
rencana. Menurut hasil wawancara diketahui diselesaikan oleh subjek AR.
faktor penyebab dilakukannya kesalahan, yaitu
subjek kurang teliti saat melaksanakan rencana.
Berikut adalah kutipan hasil wawancara.
P : nomor 1 cara ngerjakannya
gimana dek?”
GU-1 : mencari untungnya dulu kak.
25/100 x 40.000 =10.000. lalu
10.000 + 40.000 =50.000.” Gambar 2 Hasil Jawaban AR
P : “kenapa kemarin kamu hanya
sampai 10.000 nya dek?” Berdasarkan jawaban yang telah
GU-1 : “loh masak iya kak” digambarkan diketahui subjek AR-1 pada
P : “iya dek” no.1 melakukan kesalahan memahami
Subjek memperoleh jawaban akhir akan tetapi masalah dan kesalahan melaksanakan
salah yang disebut kesalahan memeriksa rencana. Subjek tidak lengkap saat
kembali. Menurut hasil wawancara diketahui menuliskan apa yang ditanyakan di dalam
faktor penyebab dilakukannya kesalahan, yaitu soal, yaitu subjek menulis dengan “harga
subjek kurang teliti saat memeriksa kembali perunit?” yang disebut dengan kesalahan
jawaban yang diperoleh, karena subjek merasa
memahmi masalah. Menurut hasil
tergesa-gesa setelah melihat teman-temannya
selesai. Berikut adalah kutipan hasil wawancara.
wawancara diketahui faktor
P : “apakah dari jawaban yang penyebabPdilakukannya kesalahan yaitu
kamu peroleh, kemarin kamu subjek merasa apa yang dituliskan sudah
periksa dan hitung lagi dek?” cukup mewakili apa yang ditanyakan di
GU-1 :“ iya kak saya periksa dan hitung dalam soal. Berikut adalah kutipan hasil
kembali” wawancara.
P : “apakah kamu kemarin merasa P : “untuk soal nomor 1, yang
tergesa-gesa saat memeriksa ditanykan apa dek?”
jawabanmu dek? Kalau iya, apa AR-2 : “ harga perkaos kak.”
sebabnya?” P : “maksud harga perkaos gimana
GU-1 : “lumayan kak, soalnya teman- dek?”
teman sudah pada selesai” AR-2 : “berapa harga masing-masing
Saat wawancara GU-1 tenang, lancar dan kaosnya kak”
yakin menjawab pertanyan.
54
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
P : “kenapa kemarin menulis Berdasarkan jawaban yang telah
dilembar jawaban dengan “harga digambarkan diketahui subjek RA-1 pada
perunit?” dek?” no.1 melakukan kesalahan memahami
AR-2 : “saya kira sama saja kak” masalah, melaksanakan rencana dan
Subjek tidak menuliskan rumus penyelesaian memeriksa kembali. Subjek tidak
yang disebut kesalahan melaksanakan rencana. menuliskan apa yang ditanyakan di dalam
Berdasarkan hasil wawancara diketahui faktor soal dengan tepat yang disebut dengan
penyebabPdilakukannya kesalahan yaitu subjek kesalahan memahami masalah Menurut
tidak terbiasa menuliskan rumus penyelesaian hasil wawancara diketahui faktor
soal dan subjek lupa tidak menuliskan rumus penyebabPdilakukannya kesalahan yaitu
karena tidak ada himbauan dari guru. Berikut
subjek merasa apa yang dituliskan sudah
adalah kutipan hasil wawancara.
P : “kenapa kemarin disetiap cukup untuk mewakili seseuatu yang
langkah penyelesaian tidak ada ditanyakan di dalam soal. Berikut adalah
rumus yang kamu tulis dek?” kutipan hasil wawancara.
AR-2 : “kan kakak kemarin tidak P : “yang ditanyakan soal nomor 1
menyuruh, ya tidak saya tulis. Ada apa dek”?
rumus coret-coretan dikertas RA-1 : “berapa harga jualnya kak”
coretan kak kemarin” P : “harga jual apa dek?”
Saat wawancara AR-2 tenang, lancar dan RA-1 : “harga jual perkaosnya kan kak”
yakin menjawab pertanyan. P : “kenapa kemarin tidak ditulis
Sependapat dengan hasil riset yang sudah dengan lengkap dek?”
dicoba oleh Camelina Fitri dkk [9] yang RA-1 : “yakan sama saja kak”
menyatakan bahwa siswa yang bertipe karakter P : “kenapa kamu mengerjakan nilai
artisan merupakan siswa yang bertidak tanpa keuntungnanya di tempat diketahui
berpikir sehingga dapat dikatakan tidak dek?”
tercantum metakognisi. RA-1 : “saya kira tidak apa-apa kak,
biar tidak kelamaan kak”
c. Analisis kesalahan siswa ditinjau dari tipe Subjek tidak menuliskan kesimpulan dari
kepribadian rational (RA) permasalahan yang ada disebut kesalahan
Data analisis menggambarkan bahwa ada 2 melaksanakan rencana. Menurut8hasil
subjek yang dipilih, yaitu RA-1 dan RA-2. wawancara diketahui bahwa9faktor
Kedua subjek memiliki persamaan dalam penyebab dilakukannya kesalahan yaitu
menjawab soal. Selanjutnya akan subjek tidak terbiasa
digambarkan soal tes yang telah menuliskan9kesimpulan dari hasil8jawaban
diselesaikan subjek RA-. permasalahan yang ada. Berikut adalah
kutipan hasil wawancara.
P : “kenapa di nomor 1 dan nomor 2
kamu tidak menuliskan kesimpulan
dari jawaban dek?”
RA-1 : “biasanya kalau sudah ketemu
hasil akhirnya, ya sudah”
P : “apakah biasanya kamu juga
tidak membuat kesimpulan saat
diberikan soal cerita sama guru
dek?”
Gambar 3 Jawaban RA RA-1 : “tidak juga kak, saya cara
sampek hasil akhirnya saja kak”

55
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Subjek tidak menghitung kembali hasil
yang diperoleh disebut kesalahan
memeriksa kembali. Menurut hasil
wawancara, disadari bahwa faktor penyebab
kesalahan subjek adalah subjek tidak
terbiasa menghitung kembali hasil yang
diperoleh dan subjek merasa yakin dengan
perkiraan perhitungan diawal. Berikut
adalah kutipan hasil wawancara Gambar 1 Jawaban ID
P : “apakah kemarin setelah kamu
selesai menjawab kamu memeriksa Berdasarkan jawaban yang telah
semua jawabanmu di nomor 1 dan digambarkan diketahui subjek ID-1 pada
nomor 2 dek?” no.1 melakukan kesalahan
RA-1 : “ iya kak saya periksa lagi kog” melaksanakankrencana dan memeriksa
P : “ apakah kamu juga menghitung kembali. Subjek tidak menuliskan rumus
lagi pada jawabanmu?” penyelesaian yang disebut kesalahan
RA-1 : “ tidak kak, saya cuma melaksanakan rencana. Menurut hasil
memeriksa saja tidak mmenghitung wawancara dapat diketahui faktor
lagi” penyebabPdilakukannya kesalahan yaitu
P : “kenapa kamu tidak subjek tidak terbiasa menuliskan rumus
menghitungnya lagi dek?” penyelesaian soal. Berikut adalah kutipan
RA-1 : “biasa ngitungnya cuma diawal hasil wawancara.
waktu mencari hasilnya kak” P : “kenapa kemarin kamu tidak
P : “ lalu apakah kamu bsudah menulikan rumus penyelesaian di
benar-benar yakin dengan lembar jawabanmu dek?”
jawabanmu dek?” ID-1 : “maaf kak, saya hanya mengingat
RA-1 : “yakin kak” rumusnya kak”
Saat wawancara RA-1 tenang, lancar dan P : “apakah biasanya kamu juga tidak
yakin menjawab pertanyan. menuliskan rumus saat
Sependapat dengan hasil riset yang dicoba menyelesaikan soal dek?”
oleh Layyina [10] yang melaporkan kalau ID-1 : “jarang kak, tapi kalau diingatkan
subjek dengan jenis karakter rational pada guru biasanya saya tulis dilembar
biasanya hendak berpikir matang, ialah, jawaban kak”
biasanya hendak menaruh komentar mereka Subjek tidak memeriksa dan melakukan
sepanjang yang mereka ketahui daripada perhitungan kembali solusi yang diperoleh
mengungkapkannya kepada orang lain. yang disebut kesalahan memeriksa kembali
Menurut hasil wawancara dapat diketahui
d. Analisis kesalahan siswa ditinjau dari faktor penyebabPdilakukannya kesalahan
tipe kepribadian idealistd(ID) yaitu subjek merasa solusi dan hasil
Data analisis menggambarkan bahwa ada 2 jawaban yang diperoleh sudah benar sesuai
subjek yang dipilih, yaitu ID-1 dan ID-2. rencana diawal yang dibuat. Berikut adalah
Kedua subjek memiliki persamaan dalam kutipan hasil wawancara.
menjawab soal Selanjutnya akan P :“setelah kamu selesai mengerjakan
digambarkan soal tes yang telah semua soal, apakah kemarin kamu
diselesaikan subjek ID-1 sebagai berikut: memeriksanya lagi dek?”
ID-1 : “hhh tidak kak”

56
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
P : “kamu hitung lagi atau tidak menuliskan rumus penyelesaian yang
jawabanmu?” disebut kesalahan melakukan rencana,
ID-1 : “tidak juga kak” Penyebab kesalahan ini yaitu Siswa tidak
P :“kenapa kamu tidak memeriksa dan terbiasa menuliskan rumus penyelesaian
menghitung lagi jawaban yang soal dan lupa menuliskan rumus sebab tidak
kamu peroleh dek?” ada himbauan dari guru.
ID-1 : “soalnya saya anggap jawaban c. Siswa dengan tipe kepribadian rational
yang saya dapat benar kak” dalam menuntaskan soal melaksanakan 3
P : “apakah kamuy akin, kalua kesalahan berdasarkan tahapan Polya, ialah
jawabanmu sudah benar dek?” siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan
ID-1 : “yakin kak” di dalam soal dengan tepat yang disebut
Saat wawancara ID-1 tenang, lancar dan kesalahan memahami permasalahan.
yakin menjawab pertanyan. Penyebab kesalahan ini yaitu siswa merasa
Sependapat dengan hasil riset yang dicoba apa yang dituliskan telah mewakili seseuatu
oleh Camelina Fitri dkk [9] yang yang ditanyakan di dalam soal. Subjek tidak
menerangkan kalau karakteristik jenis menuliskan kesimpulan dari masalah yang
karakter idealist ialah membuat keputusan ada. Penyebab kesalahan ini yaitu siswa
bersumber pada nilai individu sehingga tidak terbiasa menuliskan kesimpulan dari
dimungkinkan jenis ini merasa percaya jawaban yang diperoleh. Siswa juga tidak
hendak keberhasilan tujuan penyelesaian, menghitung kembali hasil yang diperoleh
tetapi malah hadapi ketidakberhasilan. yang disebut kesalahan memeriksa kembali.
Penyebab kesalahan ini yaitu siswa tidak
4. Penutup terbiasa menghitung kembali hasil yang
Berdasarkan hasil analisis kesalahan diperoleh dan siswa merasa percaya dengan
yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai perhitungan diawal.
berikut: d. Siswa dengan tipe kepribadian idealist
a. Siswa dengan tipe kepribadian guardian dalam menyelesaikan soal melakukan 2
dalam menuntaskan soal melaksanakan 2 kesalahan berdasarkan tahapan Polya, ialah
kesalahan berdasarkan pada tahapan Polya, siswa tidak menuliskan rumus untuk
ialah siswa tidak menuntaskan langkah yang menyelesaikan soal yang disebut kesalahan
sudah dibuat sesuai rencana siswa melaksakan rencana. Penyebab kesalahan
mendapatkan jawaban akhir akan tetapi ini yaitu siswa tidak terbiasa menuliskan
salah yang disebut kesalahan memeriksa rumus yang digunakan untuk
kembali. Penyebab dari kesalahan ini yaitu menyelesaikan soal. Siswa juga tidak
siswa kurang cermat saat melaksanankan memeriksa dan melakukan perhitungan
rencana serta memeriksa kembali, dan siswa kembali terhadap hasil yang diperoleh yang
merasa tergesa- gesa setelah melihat teman- disebut kesalahan memeriksa kembali,
temannya telah berakhir mengerjakan soal. Penyebab kesalahan ini yaitu siswa merasa
b. Siswa dengan tipe kepribadian artisan yakin dengan rencana dan perhitungan yang
dalam menyelesaikan soal melakukan 2 dilakukkannya di awal.
kesalahan berdasarkan pada tahapan Polya,
ialah siswa tidak lengkap saat menuliskan Referensi
apa yang ditanyakan di dalam yang disebut
kesalahan memahami masalah. Penyebab [1] Tarelluen, Denis Indria; Rufiana, Intan
kesalahan ini yaitu siswa merasa apa yang Sari, ”Pengaruh Model Pembelejaran
dituliskan telah mewakili apa yang Cooperative Integrated Reading And
ditanyakan dalam soal. Siswa juga tidak Composition (CIRC) Dengan Strategi

57
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Menyusun Soal Cerita Terhadap [7] Hidayah, S, ”Analisis Kesalahan Siswa
Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita,” dalam Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV
EDUIPEDIA, osa/vuosik. 1, nro 1, pp. 30- Berdasarkan Langkah Penyelesaian Polya,”
40, 2017. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
[2] Murtikusuma, Randi Pratama;, Matematika, osa/vuosik. 1, nro 29, pp. 182-
”Pengembangan Perangkat Pembelajaran 190, 2016.
Matematika Model Problem-Based [8] Keirsey, David & Bates, Marilyn, ”Please
Learning Berbantu Media Powerpoint Understand Me,” Promotheus Nemesis
Untuk Siswa Kelas XI SMK Materi Book Company, California, 1985.
Barisan dan Deret,” Saintifika, osa/vuosik. [9] Fitri, C; Sujadi, I & Subanti, S, ”Analisis
2, nro 17, 2015. Kesulitan Metakognisi Siswa Dalam
[3] Asih, Sekar Tyas, ”Analisis Kesalahan Memecahkan Masalah Sistem
Siswa Dalam Memecahkan Masalah Open Pertidaksamaan Linier Dua Variabel
Ended Berdasarkan Metode Newman Pada Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Guardian,
Pokok Bahasan Persegi dan Persegipanjang Artisan, Rational Dan Idealist Kelas X
di SMPN 11 Jember,” SMKN 1 Jombang,” Jurnal Elektronik
repository.unej.ac.id, 2015. Pembelajaran Matematika, osa/vuosik. 4,
[4] Ananda, Rio Pradipta; Yulianti, Sri; nro 9, pp. 824-835, 2016.
Sanipah, S, ”Analisis Kesalahan Siswa [10] Layyina, U. ”Analisis kemampuan
Kelas VII SMPN 7 Mataram Dalam berpikir matematis berdasarkan tipe
Menyelesaikan Soal Garis dan Sudut Tahun kepribadian pada Model 4K dengan
Pelajaran 2018/2019,” e- asesmen proyek bagi siswa Kelas
journal.undikma.ac.id, osa/vuosik. 2, nro 6, VII.” PRISMA, Prosiding Seminar
pp. 79-87, 2018. Nasional Matematika. Vol. 1. 2018.
[5] Padeta, M, ”Analisis Kesalahan,” NTT,
Penerbit Nusa Indah, 1989.
[6] Rofi'ah, N; Ansori, H; & Mawaddah, S,
”Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Berdasarkan Langkah Penyelesaian Polya,”
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika,
osa/vuosik. 7, nro 2, 2019.

58
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
VOL. 4 NO. 2 (2021) : 59-66
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.230 | e-ISSN: 2621-1211

PENGELOMPOKAN PRODUKSI PERKEBUNAN MENURUT


KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2020 MENGGUNAKAN
HIERARCHICAL CLUSTERING

Nur Mutmainnah Djafar1, Latifah Nur Wijayanti2, Ajeng Retno Elprilita3, Edy Widodo4
Corresponding author : N. M. Djafar
Universitas Islam Indonesia, 18611078@students.uii.ac.id1
Universitas Islam Indonesia, 18611075@students.uii.ac.id2
Universitas Islam Indonesia, 18611077@students.uii.ac.id3
Universitas Islam Indonesia, edywidodo@uii.ac.id4
Received : 10 September 2021, Revised : 13 Oktober 2021, Accepted : 24 Oktober 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
Indonesia is a country with arable land and empowered to do things; one of them is plantation. One of the
provinces in Indonesia having a wealth of natural resources is Central Java. According to Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah, Central Java Province has great potential of the land. Based on
BPS data, Central Java is in the seventh position in the results plantation production in 2020. Central Java Province
also has the highest exported agriculture that won Abdi Tani Award in 2021. Researchers conducted using hierarchical
clustering analysis method to know district/city group and productivity based on the results of plantation production.
By the grouping results based on a coconut plantation, rubber tree, coffee, cocoa, sugar cane, tobacco, and pepper
production, there are three clusters with profiling results are the first cluster has 30 districts/cities with high category
plantation production, the second cluster has one district with middle category plantation production, and the third
cluster has four districts/cities with low category plantation production.

Keywords: Clustering, Hierarchical Clustering, Plantation, Production

Abstrak
Indonesia adalah negara yang memiliki tanah subur sehingga dapat diberdayakan untuk berbagai hal, salah
satunya adalah perkebunan. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam berupa tanah
subur adalah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Jawa Tengah, Jawa Tengah memiliki potensi usaha dari hasil tanah yang sangat besar. Berdasarkan data BPS, Jawa
Tengah berada di posisi ke-7 dalam hasil produksi perkebunan tahun 2020. Jawa Tengah juga merupakan provinsi
dengan nilai ekspor pertanian tertinggi yang meraih penghargaan Abdi Bakti Tani 2021. Peneliti melakukan analisis
dengan menggunakan metode hierarchical clustering, dengan tujuan untuk mengetahui kelompok-kelompok daerah
serta produktivitasnya berdasarkan hasil produksi perkebunan. Dari hasil clustering dan profilisasi berdasarkan hasil
produksi kelapa, karet, kopi, kakao, tebu, tembakau, dan lada diperoleh cluster 1 memiliki 30 kabupaten/kota dengan
kategori hasil produksi perkebunan tinggi, cluster 2 memiliki 1 kabupaten dengan kategori hasil produksi perkebunan
sedang, dan cluster 3 memiliki 4 kabupaten/kota dengan kategori hasil produksi perkebunan rendah.

Kata kunci: Clustering, Hierarchical Clustering, Perkebunan, Produksi

1. Pendahuluan untuk berbagai hal, salah satunya adalah


perkebunan. Mengutip dari laman BPS
Indonesia adalah negara yang memiliki Indonesia, beberapa contoh dari bentuk
tanah subur sehingga dapat diberdayakan
59
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
produksi perkebunan dapat berupa kelapa, kekurangan diantaranya sensitive terhadap
karet, kopi, kakao, tebu, tembakau, dan lada. outlier, tidak mampu digunakan untuk cluster
Dari 34 provinsi di Indonesia, Jawa Tengah yang bervariasi, dan sensitif terhadap skala
memiliki kekayaan alam berupa tanah subur. data.[6]
Berdasarkan data BPS, Jawa Tengah berada di Hierarchical clustering adalah analisis
posisi ke-7 dalam hasil produksi perkebunan yang pengclusteran datanya dilakukan dengan
tahun 2020. cara mengukur jarak kedekatan pada setiap
Menurut Raharto [1], perkebunan obyek yang kemudian membentuk sebuah
merupakan bagian dari pertanian dalam arti dendogram [7]. Tahapan untuk melakukan
yang lebih luas. Perkebunan dianggap berperan analisis clustering dimulai dengan melakukan
penting dalam memajukan perekonomian analisis deskriptif, kemudian dilakukan
negara, seperti misalnya meningkatkan PDB pengujian asumsi multikolinearitas, lalu
(Produk Domestik Bruto), menciptakan devisa menentukan ukuran jarak yang akan
negara, dan sebagai persediaan pangan negara. digunakan, selanjutnya menentukan metode
Pertanian memiliki peranan penting dalam terbaik berdasarkan nilai korelasi cophenetic.
peningkatan ekonomi di Indonesia. Selain Setelah memperoleh metode terbaik, kemudian
sebagai sumber pangan dan sumber devisa dilakukan pembentukan dendrogram dan
negara, pertanian juga berperan dalam diakhiri dengan melakukan profilisasi cluster
penyerapan tenaga kerja [2]. [8].
Clustering perlu dilakukan supaya dapat Beberapa penelitian mengenai analisis
diketahui cluster daerah berdasarkan hasil clustering telah dilakukan, diantaranya adalah
produksi perkebunan pada tahun 2020. Dari clustering kabupaten/kota di Jawa Tengah
cluster yang telah diperoleh, peneliti dapat berdasarkan produksi palawija yang dilakukan
mengetahui produktivitas perkebunan dari oleh Widiharih, Wilandari, & Saputra [9].
masing-masing daerah. Kemudian penelitian juga dilakukan oleh
Salah satu alat analisis statistik yang bisa Bangun [10] yang melakukan penelitian
digunakan untuk mengelompokkan obyek tentang analisis cluster berdasarkan faktor
tertentu adalah hierarchical clustering. produksi padi di Sumatera Utara, dan
Menurut Supranto [3] analisis cluster adalah penelitian mengenai analisis cluster juga
analisis untuk mengclusterkan elemen yang dilakukan oleh Mu'afa [11] berdasarkan jenis
mirip sebagai objek penelitian cluster yang pertanian di Provinsi Jawa Tengah.
berbeda dan independen (tidak saling Sementara itu sudah banyak penelitian
berhubungan). Analisis cluster merupakan yang membahas mengenai analisis clustering
suatu metode yang digunakan untuk pada produksi hasil perkebunan di Indonesia.
melakukan pengelompokan 𝑛 objek Namun masih sedikit yang meneliti tentang
berdasarkan 𝑝 variabel yang memiliki clustering pada produksi perkebunan Provinsi
karakteristik relatif sama [4]. Terdapat dua Jawa Tengah, sementara Jawa Tengah
metode pengclusteran, yaitu hierarchical dan merupakan provinsi dengan nilai ekspor
nonhierarchical [5]. Peneliti menggunakan pertanian tertinggi yang meraih penghargaan
hierarchical clustering dalam penelitian ini. Abdi Bakti Tani 2021 [12]. Abdi Bakti Tani
Adapun kelebihan dari metode hierarchical merupakan program Kementrian Pertanian
clustering yaitu dendrogram memberikan yang memberi penghargaan terkait kinerja
gambaran grafis dan dapat mendeteksi bidang pertanian untuk unit kerja pelayanan
berbagai bentuk serta ukuran cluster. public [13].
Sedangkan kekurangan dari metode tersebut Berdasarkan pemaparan sebelumnya,
yaitu kompleksitas yang tinggi serta proses peneliti tertarik melakukan hierarchical
perhitungan yang lambat. Untuk metode clustering hasil produksi perkebunan Provinsi
nonhierarchical clustering memiliki Jawa Tengah tahun 2020 dikarenakan potensi

60
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
hasil usaha dari hasil tanah yang dimiliki oleh f. Langkah terakhir adalah dilakukan
provinsi tersebut cukup besar. Dengan profilisasi pada masing-masing cluster
dilakukannya hierarchical clustering, peneliti untuk mengetahui karakteristik dari masing-
dapat mengetahui kelompok-kelompok daerah masing cluster dengan cara mencari rata-
berdasarkan produksi perkebunannya. Dari rata masing-masing variabel pada tiap
hasil clustering, diharapkan bisa digunakan cluster.
sebagai acuan dalam penentuan kebijakan- g. Selesai.
kebijakan pemerintah daerah terkait
peningkatan hasil produksi perkebunan. 3. Pembahasan
3.1 Analisis Deskriptif
2. Metode Penelitian Peneliti melakukan analisis deskriptif
untuk melihat gambaran umum dari hasil
Peneliti menggunakan data sekunder produksi perkebunan di Jawa Tengah tahun
yang bersumber dari website BPS Provinsi 2020.
Jawa Tengah [14]. Terdapat tujuh variabel Tabel 1 Statistika Deskriptif
independen yang akan digunakan dalam Min Maks Rata-rata
penelitian yaitu banyaknya produksi kelapa, Kelapa 0 31508,4000 4784,4000
karet, kopi, kakao, tebu, tembakau, dan lada Karet 0 3056,3900 117,9900
Kopi 0 10611,0500 691,0870
menurut kabupaten/kota di Jawa Tengah Kakao 0 403,2000 45,8700
dengan satuan ton. Tebu 0 42552,9300 5235,4300
Berikut adalah tahapan-tahapan Tembakau 0 13365,3400 1587,1300
penelitian yang dilakukan: Lada 0 193,3500 16,3400
a. Mulai
b. Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan Diperoleh gambaran umum bahwa
atau memberi gambaran terhadap objek daerah dengan hasil produksi kelapa paling
yang diteliti. banyak dengan nilai 31508,4000 yaitu
c. Melakukan pengujian multikolinearitas Kabupaten Kebumen dan nilai minimum 0
untuk mengetahui antar variabel yang menunjukkan daerah yang tidak memproduksi
digunakan dalam penelitian saling kelapa, diantaranya Kota Semarang, Kota
berhubungan (berkorelasi) atau tidak. Jika Magelang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
tidak ada korelasi antar variabel, maka Kemudian hasil produksi karet paling banyak
dilakukan perhitungan jarak dengan metode dengan nilai 3056,3900 yaitu Kabupaten
euclidean namun jika terdapat korelasi antar Cilacap dan terdapat 16 daerah lain yang tidak
variabel maka dilakukan perhitungan jarak memproduksi karet.
dengan metode mahalanobis. Selanjutnya hasil produksi kopi
d. Melakukan pengujian pada beberapa metode terbanyak yaitu Kabupaten Temanggung
untuk mendapatkan metode terbaik dengan dengan nilai 10611,0500 dan terdapat 7 daerah
melihat nilai koefisien korelasi cophenetic lain yang tidak memproduksi kopi. Lalu daerah
yang paling besar. dengan produksi kakao paling banyak dengan
e. Setelah mendapatkan hasil metode yang nilai 403,2000 yaitu Kabupaten Wonogiri dan
terbaik kemudian akan menghasilkan terdapat 13 daerah lain yang tidak
dendrogram yang sebelumnya dilakukan memproduksi kakao. Hasil produksi tebu
pemotongan dendrogram dengan jumlah paling banyak yaitu Kabupaten Pati dengan
tertentu berdasarkan kriteria banyak cluster nilai 42552,9300 dan terdapat 8 daerah lain
yang diinginkan peneliti, dan menghasilkan yang tidak memproduksi tebu.
cluster dengan metode terbaik yang meliputi Kemudian Kabupaten Temanggung
jumlah anggota pada setiap cluster dan adalah daerah dengan produksi tembakau
anggota pada masing-masing cluster. paling tinggi yaitu 13365,3400 dan terdapat 9
daerah lain yang tidak memproduksi tembakau.
61
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Kabupaten Purbalingga adalah daerah dengan Berdasarkan Tabel 1, didapatkan bahwa
produksi lada paling banyak dengan nilai jarak antara data pertama dengan data kedua
193,3500 dan terdapat 11 daerah lain yang sebesar 2900,0440, data pertama dengan data
tidak memproduksi lada. ketiga sebesar 4011,5675, begitupun
seterusnya.
3.2 Asumsi Clustering
Asumsi yang harus terpenuhi dalam 3.3 Menentukan Metode Terbaik
hierarchical clustering adalah bebas dari Terdapat lima metode cluster dan untuk
multikolinearitas. Hal tersebut dilakukan untuk penentuan metode terbaik peneliti
menentukan ukuran jarak yang sesuai pada menggunakan koefisien korelasi cophenetic.
penelitian ini. Jarak Mahalanobis digunakan Semakin besar nilai korelasi cophenetic
jika terdeteksi ada multikolinearitas. (mendekati satu), maka proses clustering
Sedangkan untuk variabel-variabel yang tidak menggunakan metode tersebut baik [18].
terdeteksi ada multikolinearitas, maka
digunakan jarak Euclidean. Pengukuran Tabel 3 Perbandingan Korelasi Cophenetic
kesamaan variabel satu dengan variabel Metode Nilai Korelasi Cophenetic
lainnya yang digunakan dalam penelitian dapat Average Linkage 0,9042
Complete Linkage 0,8695
dilihat dari koefisien korelasinya. [15] Single Linkage 0,8695
Ward’s 0,8298
Centroid 0,9041

Berdasarkan hasil koefisien korelasi


cophenetic untuk kelima metode, diketahui
bahwa nilai korelasi cophenetic pada metode
average linkage memiliki nilai korelasi paling
besar, maka metode tersebut adalah metode
cluster terbaik untuk penelitian ini.
Gambar 1 Plot Korelasi Output Rstudio
3.4 Dendrogram dan Hasil Analisis Cluster
Menurut Gujarati [16] dikatakan terjadi Hasil cluster berdasarkan hasil produksi
multikolinearitas jika terdapat koefisien tanaman kelapa, karet, kopi, kakao, tebu,
korelasi sederhana yang mencapai atau tembakau, dan lada dibagi menjadi tiga cluster
melebihi 0,80. Berdasarkan gambar 3 variabel dari proses pemotongan dendrogram. Cluster
yang digunakan tidak memiliki nilai korelasi > yang terbentuk diperoleh dari data yang
0,80, maka dalam penelitian ini digunakan memiliki jarak yang dekat dan karakteristik
jarak Euclidean. Jarak Euclidean digunakan yang sama antar anggota pada satu cluster,
untuk melihat tetangga terdekat dengan sedangkan antara cluster satu dengan yang lain
menghitung jarak antara 2 buah objek.[17] memiliki karakteristik yang berbeda. [19]
Berikut adalah beberapa hasil perhitungan Pembagian menjadi tiga cluster didasarkan
jarak Euclidean: pada penelitian terdahulu mengenai analisis
cluster berdasarkan faktor produksi padi di
Tabel 2 Perhitungan Jarak Euclidean Sumatera Utara yang dilakukan oleh Bangun
1 2 3 pada tahun 2016 agar mendapatkan kategori
2 2900,0440 tinggi, sedang, dan rendah. [20]
3 4011,5675 3243,5841
4 4101,0938 3297,0431 990,5184
5 17791,8267 16921,8983 20150,6213

62
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
3.5 Profilisasi
Berdasarkan hasil clustering, kemudian
dilakukan profilisasi untuk mengetahui
karakteristik dari masing-masing cluster yang
telah diperoleh. Profilisasi dilakukan dengan
mencari nilai rata-rata hasil produksi
perkebunan untuk masing-masing variabel
pada setiap cluster sehingga diperoleh hasil
sebagai berikut
Gambar 2 Cluster Dendrogram

Terdapat tiga cluster yang terbentuk.


Tiga cluster tersebut menunjukkan wilayah
dengan tingkat produksi dari setiap jenis
tanaman tersebut memiliki tingkatan rendah,
sedang, atau tinggi berdasarkan hasil Gambar 3 Profilisasi Cluster
karakteristik clusternya nanti.
Hasil clustering dengan metode terbaik 1) Cluster 1 adalah kelompok dengan hasil
yaitu metode average linkage. produksi perkebunan karet, kopi, dan lada
1) Jumlah anggota pada setiap cluster tinggi, kemudian hasil produksi perkebunan
kelapa, kakao, tebu, dan tembakau sedang.
Tabel 4 Jumlah Anggota Cluster Oleh karena itu, secara keseluruhan cluster 1
Cluster Jumlah Anggota merupakan cluster dengan hasil produksi
1 30
perkebunan kategori tinggi dikarenakan lebih
2 1
3 4 banyaknya kategori tinggi dari rata-rata
keseluruhan.
Berdasarkan tabel 2 didapatkan tiga hasil 2) Cluster 2 adalah kelompok dengan hasil
clustering dengan jumlah anggota pada cluster produksi perkebunan kelapa dan kakao tinggi,
1 sebanyak tiga puluh Kab/Kota, cluster 2 lalu hasil produksi perkebunan karet dan lada
sebanyak satu Kabupaten, dan cluster ke 3 sedang, kemudian hasil produksi perkebunan
sebanyak empat Kab/Kota. kopi, tebu, dan tembakau rendah. Oleh karena
itu, secara keseluruhan cluster 2 merupakan
2) Anggota masing-masing cluster cluster dengan hasil produksi perkebunan
kategori sedang dikarenakan lebih banyaknya
Tabel 5 Anggota Cluster kategori sedang dan lebih sedikit kategori
Cluster Anggota rendah dibandingkan dengan cluster 3.
Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, Kab. Kab. 3) Cluster 3 adalah kelompok dengan hasil
Banjarnegara, Purbalingga,, Kab. Purworejo, produksi perkebunan tebu dan tembakau
Kab. Wonosobo, Kab. Wonogiri, Kab.
Kendal, Kab. Batang, Kab. Magelang, Kab.
tinggi, lalu hasil produksi perkebunan kopi
Boyolali, Kab. Klaten, Kab. Sukoharjo, Kab. sedang, kemudian hasil produksi perkebunan
1 Karanganyar, Kab. Grobogan, Kab. Kudus, kelapa, karet, kakao, dan lada rendah. Oleh
Kab. Jepara, Kab. Semarang, Kab. Demak, karena itu secara keseluruhan cluster 3
Kab. Pekalongan, Kab. Pemalang, Kab. Tegal, merupakan cluster dengan hasil produksi
Kab. Brebes, Kota Magelang, Kota Surakarta,
Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota
perkebunan kategori rendah dikarenakan lebih
Pekalongan, Kota Tegal, Kab. Temanggung. banyaknya kategori rendah dari rata-rata
2 Kab. Kebumen. keseluruhan.
Kab. Sragen, Kab. Blora, Kab. Rembang,
3
Kab. Pati.

63
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Berdasarkan hasil clustering, peneliti kabupaten/kota di Jawa Tengah, cluster 2
selanjutnya membuat visualisasi hasil terdiri atas 1 kabupaten/kota di Jawa Tengah,
clustering sebagai berikut dan cluster 3 terdiri atas 4 kabupaten/kota di
Jawa Tengah. Dari hasil profilisasi berdasarkan
hasil produksi kelapa, karet, kopi, kakao, tebu,
tembakau, dan lada, cluster 1 masuk dalam
kategori hasil produksi perkebunan tinggi,
cluster 2 masuk dalam kategori hasil produksi
perkebunan sedang, dan cluster 3 masuk dalam
kategori hasil produksi perkebunan rendah.
Saran yang dapat diberikan dari
penelitian ini diantaranya
1) Saran untuk penelitian yang akan datang,
supaya dapat melakukan penelitian dengan
variabel yang lebih banyak dan metode lain
yang berbeda dengan peneliti.
Gambar 4 Visualisasi Hasil Clustering 2) Saran untuk pemerintah atau instansi terkait,
supaya dapat merencanakan program-program
4. Penutup yang sekiranya dapat mengoptimalkan
Kesimpulan yang diperoleh dari pemberdayaan sumber daya alam terutama
penelitian ini diantaranya perkebunan seperti misalnya penyuluhan dan
1) Diperoleh gambaran umum bahwa daerah pelatihan.
dengan hasil produksi kelapa paling banyak
yaitu Kabupaten Kebumen dan terdapat Referensi
beberapa daerah yang tidak meproduksi [1] Raharto, Institutional Development
kelapa, diantaranya Kota Semarang, Kota Model Cocoa Farmers in East Java
Magelang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal. Province District Blitar, Journal
Kemudian hasil produksi karet paling banyak Agriculture and Agricultural Science
yaitu Kabupaten Cilacap dan terdapat 16 Procedia, Vol. 9, pp (2016) 95-102.
daerah lain yang tidak memproduksi karet. [2] Kusumaningrum, Septiana Indriani,
Selanjutnya hasil produksi kopi terbanyak Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai
yaitu Kabupaten Temanggung dan terdapat 7 Penunjang Pertumbuhan Perekonomian
daerah lain yang tidak memproduksi kopi. Indonesia, Jurnal Transaksi, Vol. 11
Kemudian daerah dengan produksi kakao No.1 (2019).
paling banyak yaitu Kabupaten Wonogiri dan [3] Supranto, J.. Analisis Multivariat Arti
terdapat 13 daerah lain yang tidak dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta.
memproduksi kakao. Selanjutnya daerah (2004)
dengan produksi tebu paling banyak yaitu [4] Sitepu, Robinson, Irmeilyana & Berry
Kabupaten Pati dan terdapat 8 daerah lain yang Gultom, Analisis Cluster Terhadap
tidak memproduksi tebu. Kemudian Kabupaten Tingkat Pencemaran Udara Pada Sektor
Temanggung adalah daerah dengan produksi Industri di Sumatera Selatan, Jurnal
tembakau paling tinggi dan terdapat 9 daerah Penelitian Sains, Vol. 14 No. 3A (2011).
lain yang tidak memproduksi tembakau. [5] Prasetyo, E, Data Mining Mengolah Data
Selanjutnya Kabupaten Purbalingga adalah Menjadi Informasi Menggunakan
daerah dengan produksi lada paling banyak Matlab, Yogyakarta: Penerbit Andi
dan terdapat 11 daerah lain yang tidak (2014).
memproduksi lada. [6] Widyadhana, Dahayu, dkk,
2) Berdasarkan hasil clustering, diperoleh tiga Perbandingan Analisis Klaster K-Means
cluster dengan cluster pertama terdiri atas 30
64
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
dan Average Linkage unuk Tengah. 2021. Produksi Perkebunan
Pengklasteran Kemiskinan di Provinsi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Jawa Tengah, Jurnal PRISMA, Vol. 4 Tanaman di Provinsi Jawa Tengah (ton)
(2021). Tahun 2019-2020. Tersedia :
[7] Nafisah, Q. & Chandra, N.E., Analisis https://jateng.
Cluster Average Linkage Berdasarkan bps.go.id/indicator/54/997/1/produksi-
Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi per kebunan-menurut-kabupaten-kota-
Jawa Timur, Zeta – Math Journal, dan-jen is-tanaman-di-provinsi-jawa-
Vol. 3 No. 2 (2017). tengah-ton-.h tml
[8] Rachmatin, Dewi, Aplikasi Metode- [15] Everitt, B., & Torsten, H, An
Metode Agglmerative dalam Analisis Introduction to Applied Mutlivariate
Klaster Pada Data Tingkat Polusi Analysis with R, New York: Springer
Udara, Jurnal Infinity, Vol. 3, No. 2 (2011).
(2014). [16] Gujarati, D.. Basic Econometrics.The
[9] Widiharih, D.S., Wilandari, Y., & McGraw – Hill Companies. (1978)
Saputra, A.H., Analisis Cluster pada [17] Pradana, Ifan Hari, Klasifikasi Citra
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Sidik Jari Berdasarkan Enam Tipe
Berdasarkan Produksi Palawija, Media Pattern Menggunakan Metode
Statistika, Vol. 5 No. 1, pp (2012) 11- Euclidean Distance, Dokumen Karya
16. Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro
[10] Bangun, R.H., Analisis Klaster Semarang (2015).
Nonhierarki dalam Pengelompokan [18] Alfina, Tahta, Budi Santosa & Ali
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Ridho Barakbah, Analisa
Berdasarkan Faktor Produksi Padi, Perbandingan Metode Hierarchical
Agrica, Vol. 4 No. 1, pp (2016). Clustering, K-Means, dan Gabungan
[11] Mu’afa, S.F., Undergraduate Thesis, Keduanya dalam Cluster Data, Jurnal
Matematika, Fakultas Sains dan Teknik ITS, Vol. 1 (2012).
Teknologi, Universitas Islam Negeri [19] Binus University. 2017. Clustering.
Sunan Ampel Surabaya, Indonesia, 2019 Tersedia:
[12] Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah. https://socs.binus.ac.id/2017/03/ 09/
2021. Tertinggi Nilai Ekspor Pertanian, clustering/.
Jateng Raih Penghargaan Abdi Bakti [20] Bangun, R.H., Analisis Klaster
Tani. Tersedia: Nonhierarki dalam Pengelompokan
https://jatengprov.go.id/publik/ tertinggi- Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
nilai-ekspor-pertanian-jateng-raih - Berdasarkan Faktor Produksi Padi,
penghargaan-abdi-bakti-tani/. Agrica, Vol. 4 No. 1, pp (2016).
[13] Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi. 2020. Balitkabi Mengikuti
Nominasi Abdi Bakti Tani 2020.
Tersedia:
https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/b
erita/balitkabi-mengikuti-nominasi-abdi-
bak ti-tani-2020/

[14] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

65
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
66
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
VOL. 4 NO. 2 (2021) : 67-74
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.231 | e-ISSN: 2621-1211

PERAMALAN INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN


METODE AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE (ARMA)

Cheryl Ayu Melyani1, Atsila Nurtsabita2, Ghaitsa Zahira Shafa3, Edy Widodo4
Corresponding author : G. Z. Shafa
Universitas Islam Indonesia, 18611001@students.uii.ac.id1
Universitas Islam Indonesia, 18611046@students.uii.ac.id2
Universitas Islam Indonesia, 18611140@students.uii.ac.id3
Universitas Islam Indonesia, edywidodo@uii.ac.id4
Received : 10 September 2021, Revised : 24 Oktober 2021, Accepted : 25 Oktober 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
A good inflation rate for a country is an inflation rate that has a low and stable value so that able to realize
fast and controlled economic growth. Forecasting can be one of the steps that can provide an overview of the value
of inflation in Indonesia for the government or related agencies to formulate and maintain inflation stability in
Indonesia. In this study, a forecasting analysis was carried out to determine the prediction of inflation in Indonesia
in 2021 using the Autoregressive Moving Average (ARMA) method. From the results of the research that has been
done, the best model to predict this case is using the ARMA model (3,0,0) because it produces the smallest AIC
value of 0.2373 and the smallest RMSE of 7.81. From this model, the results of forecasting inflation rates for the
months of May to December 2021 are also obtained with a range of 0.1% to 0.3%. The graphic pattern of the
predicted results follows the actual data line pattern, which means that this model is good to use.

Keywords : Inflation, Prediction, ARMA, AIC, RMSE

Abstrak
Tingkat inflasi yang baik bagi suatu negara adalah tingkat inflasi yang memiliki nilai yang rendah dan
stabil, sehinga mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan terkendali. Peramalan dapat menjadi
salah satu langkah yang dapat memberikan gambaran nilai inflasi di Indonesia bagi pemerintah atau badan yang
terkait untuk menyusun dan mempertahankan kestabilan inflasi di Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan
analisis peramalan untuk mengetahui prediksi angka inflasi di Indonesia tahun 2021 menggunakan metode
Autoregresif Moving Average (ARMA). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, model terbaik untuk
meramalkan kasus ini yaitu menggunakan model ARMA (3,0,0) karena menghasilkan nilai AIC paling kecil yaitu
0.2373 dan RMSE terkecil sebesar 7.81. Dari model tersebut juga didapatkan hasil peramalan angka inflasi untuk
bulan Mei hingga Desember 2021 dengan kisaran 0.1% hingga 0.3%. Pola grafik dari hasil prediksi mengikuti
pola garis data aktual yang berarti bahwa model ini baik untuk digunakan.

Kata kunci: Inflasi, Peramalan, ARMA, AIC, RMSE

1. Pendahuluan perekonomian suatu negara. Demi terwujudnya


Perekonomian suatu negara dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan terkendali,
baik jika memiliki pertumbuhan ekonomi yang tingkat inflasi dalam suatu negara atau daerah
positif dan cenderung stabil [1] Salah satu indikator harus rendah dan stabil. Menurut Badan Pusat
untuk mengukur keberhasilan perekonomian dari Statistik, laju inflasi Indonesia pada empat tahun
suatu negara adalah nilai inflasi negara tersebut. kebelakang mengalami penurunan. Pada tahun
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga 2017 sebesar 3,61%, tahun 2018 turun menjadi
barang serta jasa dalam waktu yang panjang dalam
67
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
3,13%, tahun 2019 turun menjadi 2,72%, dan tahun 2.2 Peramalan
2020 turun kembali menjadi 1,68% [2] Peramalan merupakan aktivitas memprediksi
Peramalan merupakan proses memprediksi sesuatu yang akan terjadi dimasa depan [3].
secara kuantitatif maupun kualitatif untuk melihat Menurut Subagyo, tujuan dari peramalan adalah
proyeksi kedepan berdasarkan data yang relevan memperoleh hasil prediksi yang dapat
pada masa lampau [3]. Dengan melakukan meminimalkan kesalahan prediksi. Data yang
peramalan nilai inflasi di Indonesia pada periode digunakan untuk meramalkan apa yang terjadi
kedepan, akan didapatkan angka prediksi sehingga dimasa depan adalah data runtun waktu atau time
pemerintah atau badan yang terkait dengan series.
perekonomian dapat menyusun langkah-langkah Prediksi atau peramalan (forecasting) adalah
untuk mempertahankan kestabilan inflasi di gambaran dari peristiwa di masa depan berdasarkan
Indonesia jika prediksi nilai inflasi periode ke data masa lampau dan data saat ini. Peramalan
depan menunjukkan kenaikan [4]. Telah banyak digunakan untuk memperkirakan gambaran yang
dilakukan penelitian mengenai peramalan akan atau dapat terjadi di masa depan [8].
menggunakan peramalan time series karena Informasi yang diperoleh dari data masa lalu dan
kapabilitasnya dalam memprediksi suatu nilai. sekarang dapat menjadi gambaran analisis bagi
Salah satu metode yang sering digunakan dalam kejadian di masa mendatang untuk menghasilkan
pemodelan runtun waktu untuk peramalan adalah keputusan terbaik.
Autoregressive Moving Average (ARMA). Agar Dalam peramalan time series juga terdapat
model ARMA menghasilkan ramalan yang pola data yang terbentuk. Analisis time series
optimal, maka model tersebut harus memenuhi memiliki 4 pola data yaitu pola horizontal dimana
asumsi residual white noise dan berdistribusi fluktuasi terjadi di sekitar nilai rata-rata stasioner
normal. [5] atau konstan [9]. Kemudian pola trend yaitu nilai
Berdasarkan latar belakang yang telah data mengalami peningkatan atau penurunan.
dibahas, penelitian ini memiliki tujuan untuk Selanjutnya pola musiman yaitu pola perulangan
memprediksi angka inflasi di Indonesia tahun 2021 yang menunjukkan adanya perubahan dari waktu
menggunakan metode ARMA. Dari hasil analisis ke waktu secara teratur. Dan terakhir, pola siklis
ini, diharapkan dapat menjadi salah satu acuan yaitu berbentuk gelombang (siklus) dan
evaluasi untuk penyusunan strategi mempengaruhi keadaan ekonomi lebih dari
mempertahankan kestabilan inflasi di Indonesia setahun.
untuk tahun-tahun berikutnya.
2.3 Autoregresif Moving Average (ARMA)
2. Metodologi Penelitian Model Autoregressive Moving Average
2.1 Laju Inflasi (ARMA) adalah salah satu model yang sangat
Inflasi merupakan peristiwa dimana barang populer dan sering digunakan dalam pemodelan
maupun jasa yang bersifat umum mengalami data runtun waktu. Model ARMA merupakan
kenaikan harga dan terjadi terus menerus dalam campuran model Autoregressive yang
waktu yang berangsur lama. Inflasi disebabkan jika mengasumsikan data sekarang dipengaruhi oleh
kenaikan harga barang menyebar sehingga data sebelumnya dan Moving Average yang
menyebabkan kenaikan harga barang lainnya. mengasumsikan data sekarang dipengaruhi oleh
Apabila kenaikan harga tersebut terjadi hanya nilai residual data sebelumnya. Sedangkan runtun
dalam waktu sehari atau dua hari, hal itu belum waktu adalah susunan observasi yang dicatat
merupakan suatu inflasi karena inflasi mempunyai berurut berdasarkan waktu. Model ARMA
rentang waktu yang cukup lama [6] Tingkatan diperkenalkan oleh George Edward Pelham Box
inflasi sendiri umumnya dihitung dengan dan Gwilym Meirion Jenkins (1976).Oleh karena
menggunakan indikator dari nilai Indeks Harga itu pembentukan model ARMA juga sering disebut
Konsumen (IHK). IHK merupakan indeks yang metode runtun waktu Box-Jenkins.
mengukur rata-rata dari barang dan jasa yang Model dari Autoregressive Model (AR) yang
digunakan oleh rumah tangga. Perumusan inflasi dinotasikan dengan AR(p) dinyatakan sebagai
berdasarkan nilai IHK dapat dilihat sebagai berikut berikut:
[7]: 𝑦𝑡 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑦𝑡−1 + 𝑏2 𝑦𝑡−2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑦𝑡−𝑛 + 𝜀𝑡
𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡−1
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 = × 100%
𝐼𝐻𝐾𝑡−1
68
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Model Moving Average (MA) yang Dimana pada saat statistik uji thitung > ttabel,
dinotasikan dengan MA(q) dinyatakan sebagai maka akan menolak H0 yang menyatakan bahwa
berikut: data stasioner.
𝑦𝑡 = 𝛼0 − 𝛼1 𝜀𝑡−1 + 𝛼2 𝜀𝑡−2 + ⋯ + 𝛼𝑛 𝜀𝑡−𝑛 + 𝜀𝑡
2.5 Uji Diagnostik Model
dengan: Pemeriksaan kelayakan model dilakukan
𝑦𝑡 : nilai runtutan yang bersifat stasioner untuk mengetahui dan membuktikan bahwa model
𝑦𝑡−1: merupakan nilai lampu runtunan ARMA layak digunakan. Uji Ljung-Box (Q) dapat
𝑦𝑡−2 : merupakan nilai lampu runtunan digunakan untuk menguji kelayakan model dengan
𝜀𝑡−1 , 𝜀𝑡−2 … 𝜀𝑡−𝑛 , 𝜀𝑡 : residual hipotesis sebagai berikut [14]:
𝛼0 , 𝛼1 , 𝛼2 …𝛼𝑛 : konstanta dan koefisien MA H0 : 𝜌̂𝑘 = 0 (Residual adalah white noise)
𝑏0 , 𝑏1 , 𝑏2 …𝑏𝑛 : konstanta dan koefisien AR [10] H1: 𝜌̂𝑘 ≠ 0 (Residual tidak white noise)
Statistik uji:
𝐾
2.4 Uji Stasioneritas (𝜌̂𝑘 )2
Stasioneritas data merupakan salah satu 𝑄 = 𝑛(𝑛 + 2) ∑
(𝑛 − 𝐾)
asumsi yang harus terpenuhi dalam peramalan. 𝐾=1
dengan:
Dalam kestasioneran data sendiri terbagi menjadi
𝜌̂𝑘 : koefisien autokorelasi sisaan pada lag
dua, yaitu data yang telah stasioner dan data tidak
ke-k
stasioner. Data tidak stasioner sendiri terbagi
K : lag maksimum
menjadi tiga yaitu data tidak stasioner dalam rata-
rata, tidak stasioner dalam variansi, serta tidak n : banyak pengamatan
stasioner dalam rata-rata dan variansi. Ketika Daerah penolakan yaitu tolak H0 jika Q >
2
dilihat dengan menggunakan plot, data yang tidak 𝜒𝑎;𝑑𝑓=𝑘−𝑝−𝑞 atau tolak H0 jika p-value lebih dari α
stasioner dalam rata-rata akan membentuk trend yang memiliki arti bahwa autokorelasi sisaan tidak
tidak datar pada sumbu horizontal. Untuk data yang signifikan.
tidak stasioner dalam variansi, plot akan
membentuk trend datar namun membangun pola 2.6 Akaike Information Criterion (AIC)
melebar atau menyempit. Sedangkan untuk tidak Dalam menguji ketepatan suatu model,
stasioner dalam keduanya yaitu pola membentuk seorang ahli statistik yaitu Profesor Hirotu Akike
trend tidak datar sekaligus membentuk pola mengusulkan suatu metode yaitu Akaike
terompet [11]. Information Criterion (AIC). Nilai AIC dapat
Beberapa metode untuk mengetahui dihitung sebagai berikut [15]:
stasioneritas data adalah dengan melihat dari pola ∑(𝑒𝑖 )2 2𝑘
grafik untuk mengetahui grafik telah konstan. 𝐴𝐼𝐶 = log ( +( )
𝑛 𝑛
Kemudian dengan uji correlogram menggunakan dengan:
fungsi Autocorrelation Function (ACF) dan Partial 𝑒𝑖2 : residual kuadrat
Autocorrelation Function (PACF) untuk menelaah k : jumlah parameter
signifikansi autokorelasi dan kestastioneran data, n : banyak pengamatan
dan uji akar unit Augmented Dicky Fuller Test Untuk memilih model ARMA terbaik,
(ADF) dengan mempertimbangkan adanya digunakan hasil perhitungan nilai AIC yang
autokorelasi yang terjadi dalam error term saat didapatkan untuk tiap modelnya. Nilai AIC terkecil
series yang digunakan merupakan nonstasioner merupakan aspek untuk menentukan model ARMA
[12]. Berikut merupakan persamaan uji ADF [13]: terbaik untuk peramalan [16].
𝑝
∆𝑌𝑡 = 𝑏0 + 𝜃𝑦𝑡−1 + ɸ∆𝑦𝑡 −1𝑖 + 𝜀𝑡
𝑖=2 2.7 Root Mean Square Error (RMSE)
dengan:
RMSE merupakan perhitungan kesalahan
𝑦𝑡 : nilai runtun waktu pada waktu ke-t
dari nilai besarnya rata-rata error pada suatu
θ :konstanta bernilai (𝑏1 + ⋯ + 𝑏𝑝−1 − 1)
pengamatan, sehingga RMSE biasa digunakan
yang digunakan untuk menentukan ada untuk mengetahui besar kesalahan pada data dari
tidaknya unit root. model [17]. RMSE dapat dihitung dengan
ɸ𝑖 : koefisien trend menggunakan rumus berikut:

69
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
3. Pembahasan
∑𝑛(𝑥̂ − 𝑥𝑖 )2
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ 𝑖 3.1 Analisis Deskriptif
𝑛 Gambaran karakteristik data Inflasi bulanan
dengan: Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun 2020
𝑥̂ : nilai hasil peramalan disajikan pada Tabel 1.
xi : nilai objek pengamatan ke-i
n : banyaknya data Tabel 1. Data Inflasi di Indonesia
Bulan Tahun
2.8 Metode 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Data yang digunakan pada penelitian ini Januari -0,24 0,51 0,97 0,62 0,32 0,39
merupakan data sekunder yang diperoleh dari Februari -0,36 -0,09 0,23 0,17 -0,08 0,28
website Badan Pusat Statistika https://www Maret 0,17 0,19 -0,02 0,20 0,11 0,10
.bps.go.id/. Penelitian ini menggunakan data Inflasi April 0,36 -0,45 0,09 0,10 0,44 0,08
bulanan Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun Mei 0,50 0,24 0,39 0,21 0,68 0,07
2020. Data diakses pada tanggal 27 April 2021. Juni 0,54 0,66 0,69 0,59 0,55 0,18
Variabel yang digunakan adalah nilai inflasi di Juli 0,93 0,69 0,22 0,28 0,31 -0,10
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan Agustus 0,39 -0,02 -0,07 -0,05 0,12 -0,05
September -0,05 0,22 0,13 -0,18 -0,27 -0,05
adalah studi literatur, dimana peneliti mempelajari
Oktober -0,08 0,14 0,01 0,28 0,02 0,07
beberapa sumber seperti buku, makalah, jurnal, dan November 0,21 0,47 0,20 0,27 0,14 0,28
berbagai contoh makalah penelitian. Untuk Desember 0,96 0,42 0,71 0,62 0,34 0,45
menentukan model dan melakukan peramalannya
peneliti menggunakan metode ARMA dengan Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa data
bantuan softtware RStudio. Alur dari penelitian ini yang ditandai dengan warna merah merupakan nilai
digambarkan melalui flowchart yang disaikan minimum dari data inflasi Indonesia dari Januari
dalam Gambar 1. 2015 sampai Desember 2020 adalah -0,45. Hal ini
berarti bahwa pada bulan April 2016, Indonesia
mengalami deflasi tertinggi. Sedangkan data yang
berwarna biru menunjukkan nilai maksimum
sebesar 0,97. Dimana pada bulan Januari 2017,
Indonesia mengalami inflasi tertinggi.
Gambaran rata-rata inflasi di Indonesia tahun
2016 sampai tahun 2020 dapat dilihat dari grafik
yang ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Grafik Rata-rata Inflasi di Indonesia


Tahun 2015-2020

Berdasarkan Gambar 2, terlihat pola inflasi dari


tahun 2015 hingga tahun 2020. Dari kurun waktu 6
tahun terakhir, terjadi penurunan rata-rata inflasi di
Indonesia dengan melihat trendline yang disajikan
Gambar 1 Flowchart
dalam garis berwarna merah dimana garis tersebut
membentuk trendline turun. Rata-rata inflasi
70
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
tertinggi terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar
0,3%, setelah itu terus menurun hingga tahun 2020
sebesar 0,14%.

3.2 Uji Stasioneritas Data


Uji stasioneritas data dilakukan untuk
mengetahui apakah data telah stasioner atau belum,
yang mana uji ini merupakan asumsi yang harus
dipenuhi untuk melakukan peramalan dengan
model ARMA. Pengujian stasioneritas data Gambar 4. Plot ACF dan PACF
dilakukan menggunakan plot data dan uji hipotesis
ADF yang disajikan dalam Gambar 3. Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa
dari plot ACF pada jumlah 4 lag pertama, lag
pertama keluar garis. Hal tersebut menunjukkan
bahwa order MA yaitu q = 1. Sementara pada plot
PACF, garis yang keluar garis pada 4 lag pertama
didapati sebanyak 3. Dengan demikian, diketahui
bahwa order AR yaitu p = 3. Dalam kasus ini tidak
dilakukan diferensiasi ataupun transformasi
dikarenakan data sudah stasioner, sehingga untuk
order d = 0.
Model utama yang terbentuk adalah ARMA
Gambar 3. Plot data inflasi
(3,0,1). Pendugaan terhadap model lain dilakukan
Gambar 3 merupakan plot dari data inflasi di dengan mengkombinasikan order pada model
Indonesia dari tahun 2015 hingga 2020. Dapat utama atau menggunakan order yang lebih rendah
dilihat bahwa dalam jangka waktu tersebut plot dari model utama. Dalam penelitian kali ini,
menunjukkan pola pergerakan yang stasioner, peneliti melakukan overfitting pada 7 model. Maka
Kemudian dilanjutkan uji stasioneritas model tersebut dipilih menjadi model1: ARMA
menggunakan uji ADF yang hasilnya disajikan (2,0,1), model2: ARMA (1,0,1), model3: ARMA
dalam Tabel 2. (1,0,0), model4: ARMA (0,0,1), model5: ARMA
(2,0,0), model6: ARMA (3,0,1), dan model7:
Tabel 2. Uji Stasioneritas ARMA (3,0,0), Selanjutnya diperoleh rangkuman
Statistik Uji P-value Keputusan dari hasil ke-lima model yang signifikan sebanyak
-5.6735 0,01 Tolak H0 5 model. Hasil rangkuman model signifikan
ditampilkan dalam Tabel 3.
Dari hasil pengujian stasioneritas tersebut, Tabel 3. Model Signifikan,
didapatkanlah nilai statistik uji -5.6735 dan p-value Model AIC RMSE Keputusan
sebesar 0,01 yang mana menunjukkan bahwa data ARMA (2,0,1) 9,65 0,2403 Signifikan
yang ada menolak 𝐻0 . Sehingga, didapatkanlah ARMA (1,0,0) 22,45 0,2693 Signifikan
keputusan bahwa data tersebut data telah stasioner. ARMA (0,0,1) 18,23 0,2618 Signifikan
ARMA (2,0,0) 12,53 0,2485 Signifikan
3.3 Peramalan Model ARMA ARMA (3,0,0) 7,81 0,2373 Signifikan
Pada peramalan menggunakan metode
ARMA, dilakukan tahapan identifikasi model Untuk menentukan model terbaik dapat
dengan cara melihat pola data menggunakan grafik diketahui dari nilai AIC dan nilai RMSE yang
ACF yang mengindikasikan model AR dan PACF disajikan dalam Tabel 3. Model yang memiliki
yang mengindikasikan model MA. Hasil dari hasil nilai AIC dan RMSE terkecil adalah model
identifikasi model menggunakan grafik ACF dan terbaik, Berdasarkan rangkuman di atas, dapat
PACF ditampilkan pada Gambar 4. diketahui bahwa nilai AIC dan nilai RMSE terkecil
terdapat pada model ARMA (3,0,0) yaitu sebesar
7,81 dan 0,2373.

71
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Selanjutnya, melihat residual dari model September 2021 diprediksi nilai inflasi sebesar
yang telah dipilih yaitu model terbaik dengan 0,20%, bulan Oktober 2021 diprediksi nilai inflasi
melakukan uji diagnostik. Hasil dari uji diagnostik sebesar 0,20%, bulan November 2021 diprediksi
disajikan dalam Gambar 5. nilai inflasi sebesar 0,24%, dan bulan Desember
2021 diprediksi nilai inflasi sebesar 0,26%.
Dari hasil prediksi yang dicantumkan pada Gambar
7, dapat dilihat dari grafik bahwa pola grafik hasil
prediksi mengikuti pola garis data aktual yang
berarti bahwa model ini baik untuk digunakan dan
sesuai dengan data aktual dengan menggunakan
model ARMA (3,0,0). Model tersebut
menghasilkan nilai perhitungan kesalahan RMSE
sebesar 0,2373.

4. Penutup
Gambar 5. Plot uji diagnostik Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari
analisis yang dilakukan, kesimpulan yang dapat
Berdasarkan hasil plot uji diagnostik, bahwa diambil adalah sebagai berikut:
p-value dari Ljung-box statistic berada diatas garis a. Pergerakan inflasi di Indonesia dari tahun 2015
di mana lebih dari 0,05 dan tidak ada garis yang sampai tahun 2020 menunjukkan trendline turun
keluar dari batas pada ACF of Residuals sehingga, yang berarti terjadi penurunan rata-rata inflasi di
Sehingga dapat dikatakan bahwa residu dari model Indonesia, dimana pada tahun 2020 ini
ini sudah mengikuti white noise. Setelah mendapat merupakan inflasi terendah jika dilihat dari
model terbaik, selanjutnya dilakukan peramalan tahun-tahun sebelumnya.
untuk 8 periode ke depan dengan hasil peramalan b. Model ARMA (3,0,0) adalah model terbaik
dan plot data dari hasil model terbaik yang karena memiliki nilai AIC paling kecil yaitu
disajikan dalam Gambar 6 dan Gambar 7. sebesar 0,2373 dan RMSE terkecil sebesar 7,81.
Berdasarkan hasil prediksi yang dilakukan
menggunakan model ARMA (3,0,0), maka
didapatkanlah pada bulan Mei hingga Desember
2021, Pada bulan Mei 2021 diprediksi nilai
inflasi sebesar 0,28%, bulan Juni 2021
Gambar 6. Hasil Peramalan
diprediksi nilai inflasi sebesar 0,34%, bulan Juli
2021 diprediksi nilai inflasi sebesar 0,31%,
bulan Agustus 2021 diprediksi nilai inflasi
sebesar 0,24%, bulan September 2021
diprediksi nilai inflasi sebesar 0,20%, bulan
Oktober 2021 diprediksi nilai inflasi sebesar
0,20%, bulan November 2021 diprediksi nilai
inflasi sebesar 0,24%, dan bulan Desember
2021 diprediksi nilai inflasi sebesar 0,26%.

Gambar 7. Output grafik peramalan menggunakan Referensi


model terbaik
[1] Silfiani, M., & Suhartono. (2012). Aplikasi
Berdasarkan Gambar 6, didapatkan Metode Ensembel untuk Peramalan Inflasi
prediksi nilai inflasi di Indonesia untuk 8 periode di Indonesia. Jurnal Sains Dan Seni ITS,
kedepan, yaitu bulan Mei hingga Desember 2021. 171-176.
Pada bulan Mei 2021 diprediksi nilai inflasi [2] Badan Pusat Statistik. ARIMA (Auto regressive
sebesar 0,28%, bulan Juni 2021 diprediksi nilai Integrated Moving Average). diambil dari
inflasi sebesar 0,34%, bulan Juli 2021 diprediksi daps.bps.go.id: https://daps.bps.go.id/fileartike
nilai inflasi sebesar 0,31%, bulan Agustus 2021 l/77/arima,pdf pada tanggal, 25 Mei 2021.
diprediksi nilai inflasi sebesar 0,24%, bulan [3] Fahrudin, R., & Sumitra, I. D. Peramalan

72
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Inflasi Menggunakan Metode SARIMA dan [10] Tusyakdiah, H. Penerapan Metode
Single Exponential Smoothing (Studi Kasus: Autoregressive Integrated Moving. diambil
Kota Bandung). Majalah Ilmiah UNIKOM, dari https://halimatusyak,medium,com/penera
(2020) 111-120. pan-metode-auto-regressive-integratedmoving
[4] Santoso, Teguh, & Kharisma, Bayu. -average-arima-pada-peramalan-harga-bitcoin-
Peramalan Inflas Kota Bandung dengan 77558605eaf5 pada tanggal, 25 Mei 2021
Pendekatan Box-Jenkins. Buletin Studi [11] Mulyana. Buku Ajar Analisis Deret Waktu.
Ekonomi Vol.25 No.2, (2020). Universitas Padjajaran FMIPA Jurusan
[5] Maswar. Analisis Time Series Model Statistika, Bandung, (2004).
ARMA untuk Memprediksi Jumlah Santri [12] Aktivani, S. Uji Stasioneritas Data Inflasi
PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorjo 2017- Kota Padang Periode 2014-2019. Statistika,
2021. Jurnal Lisan Al-Hal Volume 11, (2020), Vol.20, No.20.
No.1, (2017). [13] Gujarati, D. N. Basic Econometrics. 4th
[6] Simanungkalit, Erika Feronika Br., Pengaruh Edition. The McGraw-Hill Companies.
Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di (2004).
Indonesia. Journal of Management (SME’s) [14] Wei, W. W. S. Time Series: Univariate and
(2020) Vol.13, No.3. Multivariate Methods. Redwood City, Calif:
[7] Silfiani, M., & Suhartono, Aplikasi Metode Addison-Wesley. (1990).
Ensembel untuk Peramalan Inflasi di [15] Widarjono, A. Ekonometrikas Teori dan
Indonesia. Jurnal Sains Dan Seni ITS, (2012) Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonisia
171-176. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
[8] Bustami, H, I., & Gamal, M, D., Holt-Winters Indonesia. Yogyakarta. (2005).
Forecasting Method That Takes in to Account [16] As’ad, M., Wibowo, S, S., & Sophia, E.
the Effect of Eid. Science Journal of Applied Peramalan Jumlah Mahasiswa Baru Dengan
Mathematics and Statistics, (2015) 257-262. Model Autoregressive Integrated Moving
[9] Nawangwulan, S., & Angesti, D. Analisis Average (ARIMA), Jurnal Informatika
TIme Series Metode WInter Jumlah Penderita Merdeka Pasuruan, (2017) Vol.2 No.3, 20-33,
Gastroenteritis Rawat Inap Berdasarkan Data [17] Cort, W, J., & Kenji, M. Advantages of the
Rekam Medis Di RSUD Dr. Soetomo. Jurnal Mean Absolute Error (MAE) Over the Root
Manajemen Kesehatan STIKES yayasan RS Mean Square Error (RMSE) in Assessing
Dr. Soetomo, (2016) 17-32. Average Model Performance. Department of
Geography University of Delaware, Newark,
(2005).

73
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
74
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
VOL. 4 NO. 2 (2021) : 75-80
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.242 | e-ISSN: 2621-1211

KLASTERISASI FAKTOR-FAKTOR KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA


BARAT MENGGUNAKAN K-MEDOIDS CLUSTERING

Pradini Nurul Safitri1, Rafika Aristawidya2, Shafa Bunga Faradilla3


Corresponding author : S. B. Faradilla
Universitas Islam Indonesia, 18611049@students.uii.ac.id1
Universitas Islam Indonesia, 18611050@students.uii.ac.id2
Universitas Islam Indonesia, 18611064@students.uii.ac.id3
Received : 17 September 2021, Revised : 23 Oktober 2021, Accepted : 25 Oktober 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
Difficulty in meeting basic food and non-food need measured on the expenditure side is referred to as poverty.
Thus, the purpose of this study is to find out the poverty group by district/city in West Java Province. This method used
is the K-Medoids Clustering algorithm because K-Medoids can handle data that is very sensitive to outliers. The results
of the study showed that three groups were obtained, with group one having as many as eight regions, group two having
members as many as 15 regions, and group three having members as many as four regions.

Keywords: Poverty, K-Medoids Clustering, West Java Province

Abstrak
Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan selain makanan diukur berdasarkan sisi pengeluaran
disebut sebagai kemiskinan. Sehingga, tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kelompok kemiskinan menurut
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Adapun metode yang digunakan yaitu algoritma K-Medoids Clustering,
dikarenakan K-Medoids mampu mengatasi data yang sangat sensitif terhadap outlier. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa diperoleh tiga kelompok, dengan kelompok satu memiliki anggota sebanyak delapan wilayah,
kelompok dua memiliki anggota sebanyak yaitu 15 wilayah, dan kelompok tiga memiliki anggota sebanyak empat
wilayah.

Kata kunci: Kemiskinan, K-Medoids Clustering, Provinsi Jawa Barat

1. Pendahuluan berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi


Kemiskinan adalah masalah global yang yang tinggi, namun kurang memberi manfaat
sering dihadapi dan menjadi perhatian dunia. bagi penduduk yang tergolong miskin.
Kemudian, arti lain dari kemiskinan juga dapat Indonesia sendiri tergolong negara
dikatakan seperti masyarakat yang menganggur berkembang, masalah kemiskinan selalu
dan kurangnya lahan produktif sebagai asset menjadi perhatian. Berbagai permasalahan yang
pendapatan untuk masyarakat miskin atau muncul akan menyebabkan terjadinya
masyarakat yang kurang mampu untuk pengangguran, kriminalitas, sulit untuk
memperoleh suatu kebutuhan paling dasar yaitu mendapatkan tempat tinggal yang baik, dan
kemacetan. Dengan demikian, hal tersebut
makan, air dan tempat tinggal [1].
disebabkan karena jumlah penduduk yang semakin
Negara miskin sering kali dihadapkan pada meningkat disuatu kabupaten/kota [1]. Provinsi
masalah pertumbuhan dan pendapatan yang Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang
tidak merata, disisi lain banyak negara memiliki permasalahan kemiskinan yang
75
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
meningkat, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan Mengacu pada website Open Knowledge Maps
grafik pada Gambar 1[2]. menunjukan bahwa belum dilakukan adanya
penelitian terhadap faktor-faktor atau komponen-
komponen kemiskinan di Provinsi Jawa Barat
menggunakan K-Medoids Clustering. K-Medoids
Clustering mirip dengan Algoritma K-Means [4],
dimana K-Means sangat sensitif terhadap outlier
sehingga mampu diatasi oleh K-Medoids [5].
Persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian
sebelumnya yaitu serupa dalam melakukan
pengelompokan berdasarkan faktor kemiskinan.
Gambar 1 Presentase Penduduk Miskin Jawa Barat Adapun faktor-faktor tersebut dalam penelitian ini
tahun 2015-2017 meliputi jumlah penduduk miskin, tingkat
pengangguran terbuka, rata-rata lama sekolah, dan
Berdasarkan Gambar 1 periode Maret 2015 - produk domestik regional bruto. Sehingga, peneliti
September 2019 tingkat kemiskinan di daerah Jawa tertarik untuk melakukan pengelompokkan di
Barat mengalami tren cenderung menurun. Provinsi Jawa Barat berdasarkan faktor kemiskinan
Sedangkan pada periode Maret - September 2020 pada tahun 2020 di suatu kabupaten/kota.
mengalami kenaikan. Algoritma K-Medoids Clustering digunakan
Penelitian ini menggunakan metode non dalam penelitian, yang menunjukan bahwa
hirarki yakni K-Medoids. Pusat klaster dari metode masyarakat yang berasal dari wilayah Indonesia
K-Medoids ditentukan dari perwakilan medoid atau dengan ciri suhu badan diatas 36,9 derajat celcius
objek. Sehingga, peneliti menggunakan metode K- dan disertai dengan batuk serta demam [6].
Medoids untuk mengelompokkan kemiskinan di Penelitan [7] menggunakan algoritma K-
Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian, peneliti Medoids Clustering menunjukan bahwa diperoleh
ingin mengetahui kelompok kemiskinan tiga kelompok, dengan kelompok tunagrahita ringan
berdasarkan faktor-faktor kemiskinan di Provinsi berjumlah 5 siswa, kelompok tunagrahita sedang
Jawa Barat menggunakan k-medoids clustering. berjumlah 16 siswa dan kelompok tunagrahita berat
berjumlah 6 siswa.
2. Penelitian Terdahulu Adapun dalam penelitian [8] menggunakan K-
Medoids Clustering yang bertujuan untuk
Berdasarkan faktor-faktor mengenai mengetahui potensi daerah rawan gempa bumi,
kemiskinan bahwa pada tahun 2017, yang meliputi yaitu diperoleh tiga kelompok yang terbentuk.
rata-rata lama sekolah, presentase rumah tangga Kelompok pertama dicirikan dengan kekuatan
yang bekerja di pertanian, tingkat pengangguran gempa antara 3 SR hingga 3,4 SR, kelompok kedua
terbuka, dan pengeluaran rumah tangga per kapita dicirikan dengan kekuatan gempa pada daerah
menggunakan metode average linkage hierarchical rawan gempa bumi antara 3,5 SR hingga 4,5 SR, dan
clustering menunjukan bahwa diperoleh dua kelompok ketiga dicirikan dengan kekuatan gempa
kelompok kabupaten/kota di Pulau Jawa dengan pada aderah rawan gempa bumi yang berkisar antara
tingkat kemiskinan rendah dan tinggi. Adapun 4,5 SR sampai dengan 5,7 SR.
kelompok tingkat kemiskinan rendah terdiri dari
kota besar di Indonesia, sedangkan kelompok 3. Landasan Teori
dengan tingkat kemiskinan tinggi meliputi wilayah 3.1. Kemiskinan
pedesaan pada kabupaten/kota [1]. Dalam [9] menurut World Bank, salah satu
Adapun penelitian [3] menggunakan metode penyebab kemiskinan adalah pendapatan dan aset
cluster average linkage meliputi angka melek huruf, yang kurang untuk memenuhi kebutuhan dasar.
tingkat pengangguran terbuka, angka partisipasi Seseorang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan
sekolah, dan pendidikan yang merupakan faktor- berkaian dengan kemiskinan. Kemiskinan
faktor kemiskinan pada tahun 2017 maka diperoleh disebabkan oleh tingkat pendidikan dan kesehatan
sebanyak tiga kelompok dengan tingkat kemiskinan yang tidak layak, serta tidak memiliki pekerjaan
rendah, sedang, dan tinggi. disebut pengangguran.

76
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Menurut [10], kesulitan untuk memenuhi dengan d(xij, Omj) adalah distance dari data
kebutuhan dasar makanan dan selain makanan yang ke-i pada variabel ke-j terhadap medoids ke-
diukur berdasarkan aspek pengeluaran disebut m dimana m = 1, 2, …, k serta j = 1, 2, …, q.
sebagai kemiskinan. BPS mengukur kemiskinan 3. Seleksi dengan acak pada objek tiap klaster
menggunakan Garis Kemiskinan (GK). GK yang selaku calon medoid baru
dihasilkan hanya menggambarkan kondisi
4. Kalkulasikan suatu distance pada masing-
kemiskinan penduduk makro yang dapat digunakan
untuk menggambarkan situasi kemiskinan di suatu masing objek yang terdapat di tiap-tiap
daerah. klaster melalui kandidat medoid baru
5. Kalkulasikan jumlah seluruh simpangan atau
3.2. Multikolinieritas S dengan mengkalkulasikan nilai jumlah
Multikolinieritas yaitu dimana terjadi korelasi distance baru dengan jumlah distance lama.
yang kuat antar variabel sehingga variabel-variabel Apabila S < 0, lakukanlah penukaran suatu
yang digunakan harus terhindar dari objek pada data klasterLagar terbentuk
multikolinearitas. Multikolinearitas bisa dideteksi serangkaian k objek baru untuk medoid
dengan salah satu cara yaitu menghitung nilai 6. Berikutnya lakukan pengulangan pada tahap
tolerance/VIF. Nilai VIF < 0,1 atau nilai VIF > 10 ketiga sampai pada tahap kelima, sampai
maka terjadi multikolinearitas antar variabel [11].
medoid tidak lagi mengalami perubahan,
3.3. K-Medoids Clustering sehingga diperoleh klasterLdan juga anggota
K-Medoids merupakan metode partisi masing-masing klaster.
clustering untuk mengelompokkan kumpulan n
objek ke dalam k klaster. K-Medoids menggunakan 4. Metode Penelitian
medoid (objek) dengan menggunakan perwakilan Menggunakan data sekunder yang diambil pada
pusat klaster untuk tiap-tiap klaster. Setiap objek situs BPS Jawa Barat. Populasinya adalah seluruh
yang berdekatan dengan pusat klasterLakan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, sedangkan
dikumpulkan untuk membentuk sebuah masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jawa
klasterLyang baru. K-Medoids mempunyai Barat merupakan sampel. Metode yang digunakan
keunggulan dalam mengatasi kekurangan pada K- yaitu K-Medoids Clustering.
Means yangnsensitif pada outlier. Meskipun Variabel-variabel penelitian yang digunakan
dilakukan pengacakan terhadap data, hasil antara lain empat variabel yakni Kemiskinan (X1),
pengelompokan pada K-Medoids tetap sama [5]. Tingkat Pengangguran Terbuka (X2), Rata-rata
Berikut tahapan-tahapan dari algoritma K-Medoids. Lama Sekolah (X3), dan Produk Domsetik Regional
1. Memilih acak objek sebanyak k dari n objek Bruto (PDRB) (X4).
yang ada sebagai representatif (medoids) Adapun langkah-langkah analisis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
banyaknya klaster yang ingin dibentuk.
2. Menghitung distance setiap objek non- a. Mendeskripsikan setiap variabel indikator
medoid terhadap setiap medoid dan untuk mengetahui karakteristiknya.
menempatkan setiap objek ke klaster b. Melakukan pengumpulan data dan input data
terdekat dengan medoid-nya. Hitung c. Melakukan uji multikolinieritas
distance setiap objek>terhadap masing- d. Melakukan penentuan jumlah klasterL
masing medoids dapat dihitung dengan jarak e. Jika jumlah klasterLsudah ditentukan, maka
Euclidean seperti berikut. dilanjutkan dengan melakukan analisis K-
Medoids Clustering
f. Menarik kesimpulan
(𝑥𝑖1 − 𝑂𝑚1 )2 + (𝑥𝑖2 − 𝑂𝑚2 )2 + ⋯ +
(𝑥𝑖𝑗 , 𝑂𝑖𝑚 )=√
(𝑥𝑖𝑞 − 𝑂𝑚𝑞 )2 5. Pembahasan
(Error! No text of specified style in 5.1. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif berfungsi untuk
document..1) memberikan sebuah gambaran umum mengenai
variabel yang digunakan yaitu Kemiskinan (X1),

77
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Tingkat Pengangguran Terbuka (X2), Rata-rata itu, untuk data dengan outlier disarankan
Lama Sekolah (X3), dan Produk Domsetik Regional menggunakan analisis klaster non hirarki yaitu k-
Bruto (PDRB) (X4). Analisis deskriptif yang medoids clustering. Selanjutnya dilakukan
diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. standarisasi data seperti Gambar 2.

Tabel 1. Analisis Deskriptif 5.3. Uji Multikolinieritas


Hasil Variabel Pengecekan multikolinearitas merupakan
X1 (%) X2 (%) X3(Thn) X4 (Rp) asumsi dalam analisis kluster non hirarki yaitu
Min. 2.450 5.080 6.30 13866961
diharapkan no multikolinearitas atau sebaiknya
Mean 8.425 9.980 8.54 28323931
tidak ada korelasi antar variabel. Pada pengecekan
Max. 12.970 14.290 11.28 76947023
no multikolinearitas ini menggunakan nilai VIF atau
nilai dari matriks korelasi dari semua variabel. Tabel
Berdasarkan Tabel 1. Gambaran umum pada
2 berikut merupakan hasil yang diperoleh dari
variabel Kemiskinan, Pengangguran, RLS, dan
pengujian multikolinieritas.
PDRB berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Barat tertinggi yaitu variabel Kemiskinan berada Tabel 2. Uji Multikolinieritas
pada wilayah kota Tasikmalaya sebesar 12.970, Variabel VIF
variabel Pengangguran di Bogor sebesar 14.290,
X1 2.098643
variabel RLS di kota Depok sebesar 11.280, dan
variabel PDRB sebesar 76947023 di kota Sukabumi. X2 1.179057
Kemudian untuk nilai terendah pada variabel X3 2.211367
Kemiskinan berada di wilayah kota Depok sebesar X4 1.099583
2.450, variabel Pengangguran di Pangandaran
sebesar 5.080, variabel RLS di Indramayu sebesar Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai VIF yang
6.300, dan variabel PDRB sebesar 13866961 di diberikan antar variabel Kemiskinan,
Garut. Sedangkan untuk rata-rata Kemiskinan Pengangguran, RLS, dan PDRB memiliki nilai VIF
adalah 8.425, untuk Pengangguran sebesar 9.980, kurang dari 10 (VIF < 10). Dilakukan uji hipotesis
RLS sebesar 8.541, dan PDRB sebesar 28323931. berikut.
H0: No multikolinearitas
5.2. Uji Data Outlier H1: Multikolinearitas
Data outlier adalah data yang sering disebut Diperoleh bahwa nilai VIF antar semua
sebagai data pencilan. Penelitian ini dilakukan uji variabel kurang dari 10 (VIF<10). Daerah kritis
data outlier menggunakan grafik boxplot. Berikut merupakan daerah penolakan, dimana H0 ditolak
tampilan output-nya. jika VIF >10. Karena semua nilai VIF <10, maka
keputusan yang diperoleh ialah gagal tolak H0.
Maka disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh bahwa data tersebut tidak terdapat
korelasi antar semua variabelnya.

5.4. Analisis Clustering K-Medoids

Gambar 2 Uji Deteksi Outlier

Dari Gambar 2 didapatkan hasil bahwa terdapat


adanya outlier pada salah satu variabel. Oleh karena

78
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Gambar 3 Penentuan Klaster Optimal Pusat Jumlah
Klaster Anggota
Klaster Anggota
Subang,
Purwa- Purwakarta,
3 4
Metode silhoutte pada Gambar 3 menunjukan karta Karawang, Kota
hasil penentuan jumlah k klaster kemiskinan di Sukabumi.
provinsi Jawa Barat, dengan pendekatan nilai rata- Setelah jumlah k telah ditetapkan, langkah
rata yang digunakan untuk memprediksi kualitas selanjutnya yaitu melakukan proses klaster.
dari klaster yang terbentuk. Dengan demikian, Klasterisasi yang dilakukan bertujuan untuk
apabila nilai rata-ratanya semakin tinggi maka mengelompokkan kabupaten/kota dengan
jumlah klaster yang terbentuk akan semakin bagus mengelompokkan menjadi 3 kelompok (Tinggi,
dan optimal, dimana jumlah k klaster optimum Sedang, dan Rendah). Berikut tampilan plot
ketika k = 3. visualisasi K-Medoids Clustering yang diperoleh.
Pada Gambar 4 diperoleh 3 klaster kemiskinan
dengan masing-masing klaster memiliki ciri khas
warna yang berbeda-beda. Adapun warna merah
menunjukan klaster 1 yang beranggotakan 8 kota,
warna hijau menunjukan klaster 2 yang
beranggotakan 15 kota dan warna biru menunjukan
klaster 3 yang beranggotakan 4 kota. Untuk
mempermudah dalam membacanya, berikut
pemaparan tabel pengelompokan di wilayah Jawa
Barat.
Pada Tabel 3 merupakan hasil pengelompokan
faktor kemiskinan menjadi 3 kelompok yang
memiliki jumlah anggota berbeda-beda pada setiap
klaster. Kelompok 1 memiliki anggota sebanyak 8
wilayah, kelompok 2 memiliki anggota sebanyak
Gambar 4 Plot Hasil Klaster
yaitu 15 wilayah, dan kelompok 3 memiliki anggota
sebanyak 4 wilayah.
Tabel 3. Hasil Pengelompokkan Klaster
Pusat Jumlah 5.5. Profilisasi
Klaster Anggota Setelah mengetahui jumlah dan anggota klaster,
Klaster Anggota
Bogor, Bekasi, selanjutnya melakukan profilisasi untuk mengetahui
Kota Bogor, Kota karakterisik dari setiap kelompok. Dalam
Bandung, Kota melakukan profilisasi ini digunakan hasil rata-rata
Bogor Bandung, Kota variabel pada setiap klister
1 8
Cirebon, Kota
Bekasi, Kota Tabel 4. Hasil Profilisasi
Depok, Kota Klaster X1 X2 X3 X4
Cimahi 1 5.58 11.81 10.22 26828650
Sukabumi, Cianjur, 2 9.95 8.71 7.74 19837542
Bandung, Garut, 3 8.35 11.06 8.13 63138455
Tasikmalaya,
Ciamis, Kuningan,
Cirebon, Berdasarkan Tabel 4, maka dapat dilakukan
Majalengka, interpretasi sebagai berikut.
2 Garut 15 a. Klaster 1 merupakan kelompok kabupaten/kota
Sumedang,
Indramayu, dengan ciri jumlah Pengangguran dan RLS yang
Bandung Barat, tinggi, Kemiskinan yang rendah, dan PDRB
Pangandaran, Kota yang sedang.
Tasikmalaya, Kota b. Klaster 2 merupakan kelompok kabupaten/kota
Banjar. dengan ciri jumlah Kemiskinan yang tinggi,
79
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
jumlah Pengangguran, RLS, dan PDRB yang senaris/article/view/51%0A.
rendah. [2] Badan Pusat Statistik Jawa Barat,
c. Klaster 3 merupakan kelompok kabupaten/kota Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi
dengan ciri jumlah Kemiskinan, Penganguran Jawa Barat. Bandung: BPS Provinsi Jawa
dan RLS yang sedang, serta jumlah PDRB yang Barat, 2020.
tinggi. [3] Q. Nafisah and N. E. Chandra, “Analisis
Cluster Average Linkage Berdasarkan
6. Penutup Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan Timur,” Zeta - Math J., vol. 3, no. 2, pp. 31–
dapat ditarik kesimpulan bahwa Gambaran 36, Nov. 2017, doi:
umum berdasarkan hasil analisis deskriptif 10.31102/zeta.2017.3.2.31-36.
yaitu Kota Tasikmalaya merupakan daerah [4] W. Setiyawati, Implementasi Algoritma
yang memiliki jumlah Kemiskinan terbesar, dan Partitioning Around Medoids (PAM) untuk
Bogor merupakan wilayah yang memiliki Pengelompokan Sekolah Menengah Atas di
jumlah Pengangguran tersebesar. Sedangkan DIY berdasarkan Nilai Daya Serat Ujian
kota Depok merupakan wilayah yang memiliki Nasional. Yogyakarta: (Skripsi) Jurusan
jumlah RLS terbanyak, dan kota Sukabumi Teknik Informatika Universitas Sanata
Dharma, 2017.
merupakan wilayah yang memiliki jumlah [5] P. Arora, Deepali, and S. Varshney,
PDRB terbanyak. “Analysis of K-Means and K-Medoids
Pengelompokan dengan menggunakan Algorithm For Big Data,” Procedia Comput.
metode K-medoids clustering diperoleh hasil Sci., vol. 78, no. December 2015, pp. 507–
klister 1 sebanyak 8 anggota. Klaster 2 512, 2016, doi:
sebanyak 15 anggota. Sedangkan klaster 3 10.1016/j.procs.2016.02.095.
sebanyak 4 anggota. [6] S. Sindi, W. R. O. Ningse, I. A. Sihombing,
Berdasarkan karakteristik dari klaster 1, F. Ilmi R.H.Zer, and D. Hartama, “Analisis
dengan jumlah Pengangguran tinggi dan Algoritma K-Medoids Clustering Dalam
Kemiskinan rendah, serta RLS tinggi dan Pengelompokan Penyebaran Covid-19 Di
PDRB sedang sehingga peneliti menamakannya Indonesia,” Jti (Jurnal Teknol. Informasi),
vol. 4, no. 1, pp. 166–173, 2020.
sebagai wilayah dengan variabel kemiskinan [7] R. R. Husin Sariangsah*, Wanayumini,
yang cukup baik. Klaster 2 dengan jumlah “Penentuan Kelas Menggunakan Algoritma
Kemiskinan tinggi dan Pengangguran yang K Medoids Untuk Clustering Siswa
rendah, serta RLS dan PDRB yang rendah Tunagrahita,” J. Media …, vol. 5, pp. 83–89,
sehingga peneliti menamakannya sebagai 2021, doi: 10.30865/mib.v5i1.2547.
wilayah dengan variabel kemiskinan yang [8] D. Kurmiati, M. Z. Fauzi, Ripangi, A.
kurang baik. Klaster 3 dengan jumlah Falegas, and Indria, “Clustering of
Pengangguran dan Kemiskinan sedang, serta Earthquake Prone Areas in Indonesia Using
RLS sedang dan PDRB tinggi sehingga peneliti K-Medoids Algorithm,” MALCOM Indones.
menamakannya sebagai wilayah dengan J. Mach. Learn. Comput. Sci., vol. 1, no. 1,
variabel kemiskinan yang cukup baik. pp. 45–57, 2021.
[9] D. V. Ferezagia, “Analisis Tingkat
Kemiskinan di Indonesia,” J. Sos. Hum.
Referensi
Terap., vol. 1, no. 1, pp. 1–6, Jul. 2018, doi:
[1] A. W. Disty Wahyuli, Handrizal Handrizal,
10.7454/jsht.v1i1.6.
Iin Parlina, Agus Perdana Windarto, Dedi
[10] Badan Pusat Statistik, “Kemiskinan dan
Suhendro, “Mengelompokan Garis
Ketimpangan,” 2020.
Kemiskinan Menurut Provinsi
https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskina
Menggunakan Algoritma K-Medoids,” J.
n-dan-ketimpangan.html#subjekViewTab1.
Ris. Sist. Inf. dan Tek. Inform., vol. 1, pp.
[11] I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat
452–461, 2019, [Online]. Available:
Edisi 4 dengan Program SPSS BP
https://tunasbangsa.ac.id/seminar/index.php/
Unversitas Diponegoro. Semarang:
80
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
BPUniversitas Diponegoro, 2007.

81
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
VOL. 4 NO. 2 (2021) : 81-90
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.243 | e-ISSN: 2621-1211

PREDIKSI KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE DKI


JAKARTA PADA MASA COVID-19 MENGGUNAKAN METODE
DES HOLT
Wanda Listathea Putri1, Fatihatun Naja2, Takayuki Pratama3, Edy Widodo4
Corresponding author : W. L. Putri
Universitas Islam Indonesia, 18611141@students.uii.ac.id1
Universitas Islam Indonesia, 18611139@students.uii.ac.id2
Universitas Islam Indonesia, 18611138@students.uii.ac.id3
Universitas Islam Indonesia, edywidodo@uii.ac.id4
Received : 20 September 2021, Revised : 24 Oktober 2021, Accepted : 25 Oktober 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
DKI Jakarta is a province with a high level of tourist mobility because it is a metropolitan city which is
certainly the entry point for future foreign tourists. Since the Covid-19 virus outbreak entered Indonesia, the central
and regional governments have cooperated in enacting several policies to overcome the spread of the virus in
Indonesia, one of which is by closing tourist attractions. This study aims to predict the number of visits/arrivals of
foreign tourists to DKI Jakarta during the Covid-19 period using the Double Exponential Smoothing (DES) Holt
method. Holt's DES method with level smoothing parameter α = 0.7 and trend smoothing β = 0 produces MAPE
values of 3.474% and RMSE of 0.449 in predicting/forecasting the number of visits. Forecasting results for the next
5 periods show that the number of foreign tourist visits to DKI Jakarta Province for the months of August to
December 2021 will continue to decline with the number of visits in August 2021 as many as 6,898 visits, in
September as many as 6,735 visits, in October as many as 6,576 visits, and in November and December 2021 as
many as 6,421 and 6,270 visits respectively. The strategy carried out by the Ministry of Tourism and Creative
Economy to save tourism in Indonesia is divided into 3 phases, namely Emergency Response, Recovery, and
Normalization. In addition, 3 strategies are also applied in accelerating tourism recovery, namely Innovation,
Adaptation, and Collaboration.

Keywords: Foreign Tourists Visit, Jakarta, Covid-19, DES Holt

Abstrak
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat mobilitas wisatawan yang tinggi karena merupakan kota
metropolitan yang tentunya menjadi pintu masuk dari wisatawan mancanegara (wisman) yang akan datang. Sejak
pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dalam mengatasi penyebaran
virus di Indonesia melalui beberapa kebijakan yang dibuat, salah satunya adalah dengan menutup tempat wisata.
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi jumlah kunjungan/kedatangan wisman ke Provinsi DKI Jakarta pada
masa Covid-19 menggunakan metode Double Exponential Smoothing (DES) Holt. Metode DES Holt dengan
parameter pemulusan level yaitu α = 0,7 dan pemulusan trend yaitu β = 0 menghasilkan nilai MAPE sebesar 3,474%
dan RMSE sebesar 0,449 dalam memprediksi/meramalkan jumlah kunjungan. Hasil peramalan untuk 5 periode ke
depan menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisman ke Provinsi DKI Jakarta untuk bulan Agustus hingga
Desember 2021 akan terus mengalami penurunan dengan jumlah kunjungan pada bulan Agustus 2021 sebanyak
6.898 kunjungan, September sebanyak 6.735 kunjungan, Oktober sebanyak 6.576 kunjungan, serta bulan November
dan Desember 2021 adalah sebanyak 6.421 dan 6.270 kunjungan. Strategi yang dilakukan oleh Kemenparekraf
untuk menyelamatkan pariwisata di Indonesia terbagi menjadi 3 fase yaitu Tanggap Darurat, Pemulihan, dan
Normalisasi. Selain itu, juga diterapkan 3 strategi untuk mempercepat pemulihan pariwisata yaitu Inovasi, Adaptasi,
dan Kolaborasi.
Kata Kunci : Kunjungan Wisman, Jakarta, Covid-19, DES Holt
81
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
1. Pendahuluan kebijakan untuk mengatasi penyebaran virus.
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi Salah satunya seperti dikutip dalam Portal
di Indonesia yang sekaligus menjadi Ibukota Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta, per
Negara Indonesia. DKI menjadi provinsi tanggal 14 Maret 2020 pemerintah DKI Jakarta
dengan tingkat mobilitas wisatawan yang tinggi mulai menutup seluruh tempat wisata yang
karena merupakan kota metropolitan yang dikelola oleh pemerintah. Selain itu, per tanggal
tentunya menjadi pintu masuk dari wisatawan 10 April 2020 Gubernur DKI Jakarta, Anies
mancanegara (wisman) yang akan datang. Baswedan, segera memberlakukan status
Provinsi DKI Jakarta memiliki delapan objek Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
wisata unggulan, antara lain Taman Impian Jaya Setelah pengumuman PSBB tersebut, PT
Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Angkasa Pura II (Persero) pun
Binatang Ragunan, Monumen Nasional, menginformasikan bahwa Bandara
Museum Nasional, Museum Satria Mandala, Internasional Soekarno Hatta ditutup untuk
Museum Sejarah Jakarta, serta Pelabuhan umum sejak 24 April 2020 [4]. Kebijakan
Sunda Kelapa. Selain itu, terdapat beberapa tersebut tentunya bertujuan untuk mengurangi
jenis taman yang tersebar di berbagai ruang lingkup pergerakan warga negara
kota/kabupaten, antara lain 2.151 taman kota Indonesia dan orang asing yang masuk dan
dan taman lingkungan, 101 taman interaktif, 17 keluar Indonesia guna mencegah penyebaran
taman umum, 7 taman rekreasi, serta 78 taman virus Covid-19 yang lebih luas. Oleh sebab itu,
pemakaman. Banyaknya jumlah destinasi dampak Covid-19 sangat mempengaruhi
wisata di Provinsi DKI Jakarta didukung pula berbagai sektor penting, salah satunya adalah
dengan jumlah akomodasi yang tersedia. industri pariwisata. Dampak virus terhadap
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Badan industri pariwisata terlihat jelas, utamanya di
Pusat Statistika tahun 2018, terdapat total 442 wilayah Jakarta yang menjadi pintu gerbang
akomodasi yang tersedia di Provinsi DKI utama turis asing masuk ke Indonesia.
Jakarta, dengan rincian 10.986 kamar dan Peramalan merupakan proses memprediksi
14.189 tempat tidur [1]. secara kuantitatif maupun kualitatif untuk
Berdasarkan rekomendasi dari United melihat proyeksi ke depan berdasarkan data
Nation World Tourism Organization yang relevan pada masa lampau. Dengan
(UNWTO), pengertian wisman adalah orang melakukan peramalan jumlah kedatangan
yang melakukan perjalanan ke suatu negara di wisman ke Provinsi DKI Jakarta pada periode
luar negara tempat tinggalnya, kurang dari satu ke depan, akan didapatkan angka prediksi
tahun, dan didorong oleh suatu tujuan utama sehingga pemerintah atau badan yang terkait
(bisnis, berlibur, atau tujuan pribadi lainnya), dapat menyusun langkah-langkah untuk
selain untuk bekerja dengan penduduk negara menghadapi atau mengambil keputusan dari
yang dikunjungi [2]. kedatangan para wisatawan ke Indonesia pada
Covid-19 adalah suatu penyakit infeksi saluran masa pandemi Covid-19, khususnya melalui
pernapasan yang terjadi secara akut. Penyakit pintu DKI Jakarta.
yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 ini Beberapa penelitian terkait dengan jumlah
mulanya dikabarkan terjadi di Kota Wuhan, kunjungan/kedatangan wisman telah dilakukan
Cina pada akhir tahun 2019, akan tetapi dengan di antaranya adalah penelitian tentang
cepat meluas ke seluruh dunia hingga peramalan jumlah wisman yang masuk melalui
menyebabkan pandemi. Seiring dengan Bandara Ngurah Rai Bali tahun 2017 dengan
peningkatan angka kesakitan di seluruh dunia, menggunakan metode Singular Spectrum
angka kematian yang disebabkan oleh penyakit Analysis [5]. Penelitian lain dilakukan pada
ini pun semakin bertambah [3]. tahun 2017 tentang prediksi wisman ke Jawa
Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Barat melalui pintu masuk Bandara Husein
Indonesia, pemerintah membuat beberapa Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati dengan
82
http://journal.unugiri.ac.id/index.php?journal=JaMES
menggunakan metode SARIMA [6]. Terdapat
pula penelitian tentang perbandingan peramalan
menggunakan metode Exponential Smoothing
Holt-Winters dan ARIMA terhadap data jumlah
kedatangan wisman ke Bali Ngurah Rai tahun
2010-2015 [7].
Penelitian sejenis mengenai peramalan
jumlah kunjungan wisman telah banyak
dilakukan, namun belum ada penelitian yang
dilakukan untuk periode yang pendek, yaitu
khusus hanya selama masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan prediksi
jumlah kunjungan/kedatangan wisman ke
Provinsi DKI Jakarta pada masa Covid-19
menggunakan metode Double Exponential
Smoothing (DES) Holt. Metode DES adalah
metode yang paling luas digunakan untuk
menentukan persamaan trend data pemulusan
kedua melalui proses smoothing. Peramalan
DES menangkap pola dari data di periode lalu
kemudian digunakan untuk memproyeksikan
data di periode mendatang [8]. Metode DES
Holt juga cocok digunakan untuk data runtun
waktu dengan periode yang pendek.
Berdasarkan hasil analisis ini, diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu acuan evaluasi
untuk penyusunan strategi dalam menghadapi
kedatangan wisman ke Indonesia pada masa
Gambar 1. Diagram Alir Analisis Data
pandemi Covid-19, khususnya melalui pintu Menggunakan DES Holt
DKI Jakarta.
seperti pada Gambar 1 serta penjelasan langkah-
2. Metode Penelitian langkah sebagai berikut:
1. Melakukan visualisasi dan analisis deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini
pada data aktual untuk melihat pola dari data.
merupakan data sekunder mengenai jumlah
2. Melakukan transformasi Box-Cox untuk
kunjungan wisman ke Provinsi DKI Jakarta
menangani ketidakhomogenan dalam
selama masa Covid-19 yaitu bulan April 2020
variansi.
hingga Juli 2021. Data ini diperoleh dari website
3. Membagi data menjadi data latih (train) dan
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
data uji (test).
(jakarta.bps.go.id) pada bulan September 2021.
4. Melakukan analisis DES Holt dengan
Analisis yang akan digunakan pada data jumlah
percobaan beberapa nilai parameter
kunjungan wisman adalah analisis runtun waktu
pemulusan level (α) dan pemulusan trend (β)
dengan metode DES Holt dengan diagram alir
terhadap data train.
5. Menguji beberapa model DES Holt terhadap
data test.

83
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
6. Memilih model terbaik dimana nilai dikarenakan jumlah data yang lebih sedikit dan
parameter α dan β adalah optimum atau dapat memodelkan trend serta level pada waktu
memiliki ukuran error berupa MAPE dan tertentu. Selain itu, metode Holt juga
RMSE yang terkecil. mempunyai fleksibilitas terhadap trend serta
7. Menggabungkan data train dan data test level, yang dapat dimuluskan melalui variasi
sehingga menjadi data yang utuh kembali. bobot. Namun, metode Holt membutuhkan
8. Melakukan peramalan 5 periode ke depan optimalisasi dari kedua parameter untuk
menggunakan model DES Holt dengan nilai mendapatkan gabungan nilai parameter yang
parameter α dan β optimum yang telah terbaik [9]. Parameter yang digunakan pada
terbentuk. metode ini adalah α dan β, dengan nilai
Selain melihat peramalan jumlah parameter dari 0 sampai 1 [10]. Secara
kunjungan wisman ke DKI Jakarta, akan matematis, metode ini ditulis pada persamaan
dilihat pula strategi apa saja yang dilakukan (1)-persamaan (3).
oleh pemerintah untuk menyelamatkan dan Pemulusan level:
mempercepat pemulihan pariwisata di
Indonesia. 𝑆𝑡 = 𝛼𝑌𝑡 + (1 − 𝛼)(𝑆𝑡−1 + 𝑇𝑡−1 ) (1)

2.1. Transformasi Box-Cox Pemulusan trend:


Transformasi Box-Cox adalah perubahan
pangkat dari variabel tak bebas dengan nilai 𝑇𝑡 = 𝛽(𝑆𝑡 + 𝑆𝑡−1 ) + (1 − 𝛽 )𝑇𝑡−1 (2)
positif yang digunakan untuk memenuhi asumsi
model linier, mencakup homogenitas, lineritas, Peramalan metode Holt:
dan normalitas. Parameter yang digunakan pada
perubahan ini adalah parameter tunggal, yaitu λ 𝐹𝑡+𝑚 = 𝑆𝑡 + 𝑇𝑡 𝑚 (3)
dipangkatkan pada variabel bebas Y, sehingga dimana,
menjadi Yλ, dimana λ merupakan parameter 𝑆𝑡 : Nilai pemulusan level
yang harus diduga. Nilai λ dengan 𝑌𝑡 : Data sebenarnya pada waktu ke-t
transformasinya ditunjukkan pada Tabel 1. 𝑇𝑡 : Pemulusan trend
α, β : Konstanta dengan nilai antara 0 dan 1
Tabel 1. Transformasi Box-Cox
λ Transformasi 2.3. Ukuran Error
2 𝑌2 Setiap peramalan atau asumsi memiliki
0,5 √𝑌 derajat kesalahan, sehingga dikenal pula aspek
0 𝐿𝑜𝑔 𝑌 atau 𝑙𝑛 𝑌 kesalahan atau yang sering disebut dengan
1 error. Terdapat beberapa ukuran kesalahan
-0,5
√𝑌 yang berfungsi untuk mengetahui tingkat
1 kemampuan peramalan, di antaranya adalah
-1
𝑦 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dan
Root Mean Square Error (RMSE).
2.2. DES Holt
Metode DES Holt tidak menggunakan a. MAPE
pemulusan berganda secara langsung pada MAPE adalah suatu hasil perhitungan yang
model data yang memiliki unsur trend. Analisis menggambarkan rerata persentase kesalahan
yang akan digunakan adalah analisis univariat mutlak. Nilai MAPE didapatkan dari
yang dapat mengasumsikan nilai dan kesalahan pengurangan antara nilai aktual dengan forecast
di masa lalu sebagai acuan ramalan nilai di masa yang telah diabsolutkan, lalu dibagi dengan
mendatang. Metode ini lebih efisien nilai aktual per periode. Rumus MAPE
dibandingkan dengan metode ARIMA, ditunjukkan pada persamaan (4).
84
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Gambar 2 merupakan tampilan data aktual
𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙−𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡
∑(|
𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
|) dalam bentuk grafik. Terlihat bahwa data
𝑀𝐴𝑃𝐸 = × 100 (4) mengalami peningkatan dan penurunan yang
𝑛
drastis pada bulan Oktober 2020 hingga Januari
Interpretasi nilai MAPE dibagi menjadi empat 2021.
kategori, yaitu kemampuan peramalan sangat
baik, baik, layak, serta buruk. Semakin kecil
nilai MAPE, maka kemampuan peramalan
dikatakan semakin baik, begitu pula sebaliknya
[11].

b. RMSE
RMSE adalah besarnya kesalahan dari hasil
prediksi. Hasil prediksi semakin akurat jika
nilai RMSE semakin kecil (mendekati 0). Nilai
RMSE didapatkan dari persamaan (5).
Gambar 2. Grafik Data Aktual Jumlah Kunjungan
∑(𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙−𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡)2 Wisman ke Provinsi DKI Jakarta Bulan April 2020-
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ (5) Juli 2021
𝑛

Nilai statistik deskriptif dari data jumlah


3. Pembahasan kunjungan wisman selama Covid-19
3.1. Statistik Deskriptif ditampilkan pada Tabel 3.
Data jumlah kunjungan wisman ke Provinsi
DKI Jakarta selama masa Covid-19 yaitu bulan Tabel 3. Nilai Statistik Deskriptif
April 2020 hingga Juli 2021 adalah seperti pada Statistik Deskriptif Nilai
Minimum 414
Tabel 2.
Maksimum 36.736
Tabel 2. Data Aktual Jumlah Kunjungan Wisman ke Rata-Rata 9.421
Provinsi DKI Jakarta Bulan April 2020-Juli 2021 Standar Deviasi 9.535,050
Jumlah Kunjungan
Tahun Bulan
Wisawatan (𝒀𝒕 ) Berdasarkan Tabel 3, nilai standar deviasi
April 424 dari data sangat besar sehingga akan dilakukan
Mei 414 transformasi Box-Cox terlebih dahulu pada data
Juni 924 sebelum dianalisis menggunakan metode DES
Juli 3.146 Holt.
2020 Agustus 4.487
September 7.528
3.2. Transformasi Box-Cox
Oktober 10.529
November 36.736 Pada transformasi Box-Cox, perlu dilakukan
Desember 21.858 pemilihan nilai λ yang optimum sebagai
Januari 1.248 pangkat dari variabel yang akan ditransformasi.
Februari 5.966 Grafik nilai λ ditunjukkan pada Gambar 3. Nilai
Maret 10.198
λ yang optimum adalah λ yang menghasilkan
2021 April 15.539
nilai log-likelihood maksimal (puncak).
Mei 12.782
Juni 13.483
Namun, pada penelitian ini akan digunakan
Juli 5.471 nilai λ = 0 karena masih dalam rentang
kepercayaan 95%.

85
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Banyak pengamatan pada penelitian ini
adalah sebanyak 16 periode yaitu dari bulan
April 2020 hingga Juli 2021. Peneliti akan
membagi data menjadi data train yang terdiri
dari 13 data pertama (bulan April 2020-April
2021) dan data test yang terdiri dari 3 data
terakhir (bulan Mei-Juli 2021).
Data train akan digunakan sebagai
pembentuk model DES Holt, sedangkan data
test digunakan untuk menguji kemampuan
model dalam memprediksi/meramalkan.
Gambar 3. Grafik Nilai λ Transformasi Box-Cox
3.4. DES Holt terhadap Data Train
Transformasi Box-Cox dengan nilai λ = 0 Pada metode DES Holt, diperlukan nilai
disebut juga transformasi logaritma sehingga parameter pemulusan level (α) dan pemulusan
data baru akan menggunakan persamaan (6). trend (β) yang optimum. Dengan bantuan
program R, diperoleh nilai α optimum sebesar
𝑌𝑡_𝑏𝑎𝑟𝑢 = ln(𝑌𝑡 ) (6) 0,972 dan nilai β optimum sebesar 0. Selain
nilai optimum yang diperoleh dari program R,
Grafik data baru setelah dilakukan transformasi peneliti juga mencoba beberapa kombinasi nilai
logaritma adalah seperti pada Gambar 4. α dan β dengan menaik-turunkan nilai
Terlihat bahwa data hasil transformasi sudah parameter yang diperoleh dari program R.
homogen dalam variansi. Model DES Holt dengan masing-masing
kombinasi nilai parameter α dan β kemudian
diujikan terhadap data test sehingga diperoleh
nilai error berupa MAPE dan RMSE seperti
pada Tabel 4.

Tabel 4. Kombinasi Nilai Parameter α dan β


Beserta Ukuran Error MAPE dan RMSE
Model Ukuran Error
α β
DES MAPE RMSE
Model
optimum
0,972 0 4,559 0,563
dari
Gambar 4. Grafik Data Jumlah Kunjungan Wisman
program R
ke Provinsi DKI Jakarta Bulan April 2020-Juli 2021
Hasil Transformasi Logaritma Model 1 1 0 4,700 0,573
Model 2 0,9 0 4,139 0,537
3.3. Data Train dan Data Test Model 3 0,8 0 3,574 0,493
Model 4 0,7 0 3,474 0,449
Dalam analisis data runtun waktu, perlu Model 5 0,6 0 3,772 0,413
dilakukan pembagian data menjadi data train Model 6 0,5 0 4,079 0,397
dan data test agar dapat diketahui seberapa baik
model dalam melakukan prediksi/ peramalan. Berdasarkan Tabel 4, model DES Holt
Pembagian menjadi data train dan test pada data dengan parameter α = 0,7 dan β = 0
runtun waktu tidak dilakukan secara acak, menunjukkan nilai MAPE dan RMSE yang
namun mengikuti urutan waktu. kecil yaitu MAPE sebesar 3,474% dan RMSE
sebesar 0,449 sehingga inilah model terbaik

86
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
yang akan digunakan untuk peramalan beberapa
periode ke depan. Dengan nilai parameter ini, Tabel 6. Hasil Peramalan Jumlah Kunjungan
model DES Holt akan menggunakan persamaan Wisman ke Provinsi DKI Jakarta Bulan Agustus-
Desember 2021
(7)-persamaan (9).
ln(Hasil Hasil
Tahun Bulan
Peramalan) Peramalan
𝑆𝑡 = 0,7𝑌𝑡 + 0,3(𝑆𝑡−1 + 𝑇𝑡−1 ) (7) Agustus 8,839 6.898
𝑇𝑡 = 𝑇𝑡−1 (8) 2021
September 8,815 6.735
Oktober 8,791 6.576
𝐹𝑡+𝑚 = 𝑆𝑡 + 𝑇𝑡 (𝑚) (9) November 8,767 6.421
Desember 8,743 6.270
Perhitungan nilai prediksi (fitted value) pada
gabungan data train dan data test (menjadi data Perbandingan antara data aktual dan fitted
seluruhnya kembali) berdasarkan model DES value, serta hasil peramalan disajikan pada
Holt yang telah terbentuk adalah seperti pada Gambar 5.
Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Fitted Value pada Data Keseluruhan


Fitted
Tahun t ln(𝒀𝒕 ) 𝑺𝒕 𝑻𝒕
Value
1 6,050 6,050 -0,024 -
2 6,026 6,026 -0,024 6,002
3 6,829 6,581 -0,024 6,557
4 8,054 7,605 -0,024 7,581
2020
5 8,409 8,161 -0,024 8,137
6 8,926 8,689 -0,024 8,666
7 9,262 9,083 -0,024 9,059 Gambar 5. Grafik Data Aktual, Fitted Value, dan
8 10,512 10,076 -0,024 10,052 Hasil Peramalan
9 9,992 10,010 -0,024 9,986
10 7,129 7,986 -0,024 7,963 Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa
11 8,694 8,474 -0,024 8,451 peramalan jumlah kunjungan wisman ke
2021 Provinsi DKI Jakarta untuk bulan Agustus
12 9,230 8,996 -0,024 8,972
13 9,651 9,447 -0,024 9,424 hingga Desember 2021 akan terus mengalami
14 9,456 9,446 -0,024 9,422 penurunan.
15 9,509 9,483 -0,024 9,459
16 8,607 8,863 -0,024 8,839 3.6. Strategi Pemerintah
Dengan jumlah kunjungan wisman yang
terus menurun, maka diperlukan adanya strategi
3.5. Peramalan dalam menyelamatkan dan mempercepat
pemulihan pariwisata di Indonesia.
Hasil peramalan jumlah kunjungan wisman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
ke Provinsi DKI Jakarta untuk 5 periode ke Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
depan yaitu bulan Agustus hingga Desember (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan
2021 ditunjukkan pada Tabel 6. Hasil berbagai upaya untuk menyelamatkan
peramalan dikembalikan ke dalam bentuk asli pariwisata di Indonesia. Upaya ini dibagi
dengan melakukan perhitungan eksponensial menjadi 3 fase. Fase yang pertama adalah fase
karena sebelumnya masih dalam bentuk Tanggap Darurat yang difokuskan pada
transformasi logaritma. kesehatan, salah satunya yaitu dengan
87
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
menginisiasi program perlindungan sosial. Fase 2. Hasil peramalan untuk 5 periode ke depan
kedua yaitu fase Pemulihan dimana dilakukan menunjukkan bahwa jumlah kunjungan
pembukaan kembali tempat wisata di Indonesia wisman ke Provinsi DKI Jakarta untuk bulan
secara bertahap dengan persiapan yang matang Agustus hingga Desember 2021 akan terus
seperti penerapan protokol CHSE (Cleanliness, mengalami penurunan dengan jumlah
Healthy, Safety, and Environmental kunjungan pada bulan Agustus 2021
Sustainability) di tempat wisata, dan sebanyak 6.898 kunjungan, September
mendukung pengoptimalan kegiatan MICE sebanyak 6.735 kunjungan, Oktober sebanyak
(Meeting, Incentive, Convention, and 6.576 kunjungan serta bulan November dan
Exhibition) di Indonesia. Fase ketiga Desember 2021 adalah sebanyak 6.421 dan
merupakan fase Normalisasi dimana 6.270 kunjungan.
mempersiapkan destinasi dengan protokol 3. Strategi yang dilakukan oleh Kemenparekraf
CHSE, meningkatkan minat pasar, dan untuk menyelamatkan pariwisata di
memberikan potongan harga untuk paket wisata Indonesia terbagi menjadi 3 fase yaitu fase
dan MICE [12]. Tanggap Darurat, Pemulihan, dan
Selain itu, Kemenparekraf juga menerapkan Normalisasi. Selain itu, Kemenparekraf juga
3 strategi untuk mempercepat pemulihan menerapkan 3 strategi untuk mempercepat
pariwisata. Strategi yang pertama adalah pemulihan pariwisata yaitu dengan strategi
strategi Inovasi dimana menggunakan teknologi Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi.
semisal big data dan pendekatan masa kini Saran yang dapat dijadikan pertimbangan
untuk memetakan, baik dari segi potensi untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai
maupun penguatan. Strategi yang kedua adalah berikut:
strategi Adaptasi yaitu dengan menerapkan 1. Melakukan perbandingan metode dalam
protokol kesehatan dengan basis CHSE di meramalkan jumlah kunjungan wisman pada
setiap destinasi pariwisata untuk mempercepat masa Covid-19 dengan berbagai macam
kembalinya kepercayaan wisatawan terhadap metode runtun waktu yang cocok untuk
pariwisata di masa pandemi. Strategi yang periode pendek agar dapat diperoleh hasil
ketiga adalah Kolaborasi dimana bekerja sama peramalan yang lebih baik.
dengan seluruh pihak, baik 2. Pada tahap transformasi Box-Cox, dapat
kementerian/lembaga, pemerintah daerah, digunakan nilai λ yang optimum yaitu λ yang
akademisi, perguruan tinggi, serta masyarakat menghasilkan nilai log-likelihood maksimal
dan dunia usaha, untuk memajukan pariwisata (tepat di puncak) agar hasil yang diperoleh
[13]. dapat lebih maksimal.

Referensi
4. Penutup [1] BPS Provinsi DKI Jakarta, Provinsi DKI
Jakarta dalam Angka 2019, Jakarta: Badan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2019.
kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai [2] Badan Pusat Statistik, “Konsep dan Definisi
berikut: Statistik Kunjungan Wisatawan
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode Mancanegara,” 2021. [Online]. Available:
DES Holt dengan parameter pemulusan level https://www.bps.go.id/subject/16/pariwisata
yaitu α = 0,7 dan pemulusan trend yaitu β = .html#subjekViewTab1.
0 menghasilkan nilai MAPE sebesar 3,474% [3] D. Handayani, D. R. Hadi, F. Isbaniah, E.
dan RMSE sebesar 0,449 dalam Burhan dan H. Agustin, “Penyakit Virus
memprediksi/meramalkan jumlah kunjungan Corona 2019,” Jurnal Respirologi
wisman ke provinsi DKI Jakarta pada masa Indonesia, vol. 40, pp. 119-129, April 2020.
Covid-19.
88
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
[4] Portal Statistik Sektoral Provinsi DKI Untuk Meramalkan Voluntary Counseling
Jakarta, “Kunjungan Wisatawan and Testing (VCT) ODHA di Provinsi Jawa
Mancanegara yang Datang ke DKI Jakarta,” Timur,” The Indonesian Journal of Public
31 Agustus 2020. [Online]. Available: Health, vol. 13, pp. 156-168, Desember
https://statistik.jakarta.go.id/kunjungan- 2018.
wisatawan-mancanegara-yang-datang-ke- [10] R. Aminudin dan Y. Handoko, “Model
dki-jakarta/. Peramalan Garis Kemiskinan Menggunakan
[5] Y. O. Sitohang dan G. Darmawan, Metode Double Exponential Smoothing dari
“Perbandingan Akurasi Recurrent Holt,” Jurnal Tata Kelola dan Kerangka
Forecasting dan Vector Forecasting pada Kerja Teknologi Informasi, vol. 5, pp. 36-42,
Metode Singular Spectrum Analysis dalam September 2019.
Peramalan Jumlah Wisatawan Mancanegara [11] M. A. Maricar, “Analisa Perbandingan Nilai
yang Masuk Melalui Bandara Ngurah Rai Akurasi Moving Average dan Exponential
Bali Tahun 2017,” Euclid, pp. 125-133, Smoothing untuk Sistem Peramalan
2018. Pendapatan pada Perusahaan XYZ,” Jurnal
[6] A. Supriatna, B. Subartini, ElisHertini dan Sistem dan Informatika, pp. 36-45, 2019.
Riaman, “Prediksi Wisatawan Mancanegara [12] Kemenparekraf/Baparekraf RI, “Tren
ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi,”
Husein Sastranegara dan Pelabuhan 18 Agustus 2021. [Online]. Available:
Muarajati Menggunakan Metode SARIMA,” https://kemenparekraf.go.id/ragam-
dalam Industrial Research Workshop and pariwisata/Tren-Pariwisata-Indonesia-di-
National Seminar (IRWNS), Bandung, 2017. Tengah-Pandemi.
[7] T. Safitri, N. Dwidayati dan S. , [13] Henry, “Target Pariwisata Indonesia di 2021
“Perbandingan Peramalan Menggunakan dan Strategi Datangkan Kembali Wisman,”
Metode Exponential Smoothing Holt- 31 Desember 2021. [Online]. Available:
WInters dan ARIMA,” UNNES Journal of https://www.liputan6.com/lifestyle/read/444
Mathematics, pp. 48-58, 2017. 6164/target-pariwisata-indonesia-di-2021-
[8] R. Fajri dan T. M. Johan, “Implementasi dan-strategi-datangkan-kembali-wisman.
Peramalan Double Exponential Smoothing
pada Kasus Kekerasan Anak di Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak,” Jurnal Ecotipe, vol.
4, pp. 6-13, Oktober 2017.

[9] S. R. Ningtiyas, “Aplikasi Metode Double


Exponential Smoothing Holt Dan ARIMA

89
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
90
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
VOL. 4 NO. 2 (2021) : 91-100
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.246 | e-ISSN: 2621-1211

ANALISIS BERPIKIR KRITIS PADA MASA PANDEMI (COVID-19)


DITINJAU DARI GENDER

Astrid Chandra Sari 1, Nurul Ilmiyah2, Intan Yuli Lestari3


Corresponding author : A. C. Sari
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, astridchandra05@unugiri.ac.id1
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, nurulilmiyah@unugiri.ac.id2
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri, intan.yuli0602@gmail.com3
Received : 18 Oktober 2021, Revised : 30 Oktober 2021, Accepted : 31 Oktober 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
Knowing how to think critically of fellow students in solving math problems on the circle material and
knowing how to think critically on male students and students during the pandemic is the goal of this research. This
study used the descriptive qualitative method. The research sample consisted of 6 students consisting of 1 male
student with high scores, one male student with moderate grades, one male student with low scores and one female
student with high scores, one female student with moderate scores, one female student with low scores. They were
then followed by interviews to determine the critical thinking skills of each subject. Including (1) Focus, (2) Reason,
(3) Inference, (4) Situation, (5) Clarity, and (6) Overview, which can be abbreviated as (FRISCO). Based this study
shows that male students and female students as a whole are included in the category of students with high critical
thinking skills because more than 70% of students meet the criteria for high critical thinking skills. However, male
students have higher critical thinking skills than female students. This is evidenced by the fulfillment of all indicators
of critical thinking by male students, while female students are only in Clarity, which means that the Overview
indicator has not been fulfilled.

Keywords: Critical Thinking, Pandemic, Covid-19, Gender

Abstrak
Mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam menyelesaikan masalah
matematika pada materi lingkaran dan mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis
peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan pada masa pandemi merupakan tujuan dari penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sampel penelitian berjumlah 6 peserta didik yang terdiri
dari 1 peserta didik laki-laki dengan nilai tinggi, 1 peserta didik laki-laki dengan nilai sedang, 1 peserta didik laki-
laki dengan nilai rendah dan 1 peserta didik perempuan dengan nilai tinggi, 1 peserta didik perempuan dengan nilai
sedang, 1 peserta didik perempuan dengan nilai rendah. Indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian
adalan indikator (1) Focus, (2) Reason, (3) Inference, (4) Situation, (5) Clarity, and (6) Overview yang biasanya
disingkat dengan istilah (FRISCO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik laki-laki dan peserta didik
perempuan secara keseluruhan termasuk dalam kategori peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis tinggi,
karena lebih dari 70% peserta didik memenuhi kriteria kemampuan berpikir kritis tinggi. Namun peserta didik laki-
laki memiliki kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dibandingkan peserta didik perempuan. Hal itu dibuktikan
dengan terpenuhinya semua indikator berpikir kritis oleh peserta didik laki-laki, sedangkan peserta didik perempuan
hanya pada Clarity yang artinya indikator Overview belum terpenuhi.

Kata kunci: Berpikir Kritis, Pandemi, Covid-19,Gender

91
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
1. Pendahuluan berpikir kritis karena matematika memiliki
Matematika merupakan salah satu ilmu objek kajian yang abstrak yang mempelajari
yang sangat bermanfaat dalam kehidupan fakta, konsep, dan prinsip, kemampuan
sehari-hari, matematika sangat berguna dalam berpikir kritis nantinya akan memberikan
membantu penguasaan ilmu-ilmu yang lain, kemudahan kepada peserta didik dalam
karena matematika memiliki struktur dan menyelesaikan persoalan matematika dengan
kajian yang lengkap serta jelas antar konsep. langkah-langkah dan proses yang runtut dan
Saat ini kurikulum yang dianjurkan di benar, untuk pencapai hasil belajar yang
Indonesia adalah Kurikulum 2013, hal yang maksimal. Mengingat matematika sangat
ingin dicapai dalam Kurikulum 2013 adalah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan
mencetak generasi yang memiliki kemampuan kemampuan berpikir kritis terhadap
4C yaitu Comunication, Collaboration, matematika peserta didik perlu dikembangkan,
Critical Thinking, dan Creativity, dalam maka peserta didik perlu memiliki sikap
penelitian ini akan memfokuskan pada critical menyukai matematika serta keinginan yang
thingking (berpikir kritis). “generasi muda tinggi dalam matematika.
diharapkan memiliki kemampuan berpikir Fakta yang diperoleh dari hasil
kritis, kreatif, inovatif, dan kolaboratif, untuk observasi di MTs SA Darul Istiqomah Woro
menyelesaikan permasalahan pendidikan” [1]. Kepohbaru dari guru matematika bahwa
Generasi yang memiliki kemampuan berpikir kegiatan pembelajaran matematika pada masa
kritis tidak akan sekedar percaya dengan fakta pandemic mengalami kesulitan yang cukup
disekitarnya tanpa diberlakukan pembuktian besar. Sebelum pandemi pembelajaran
sehingga fakta tersebut benar-benar dipercaya. berlangsung secara tatap muka sehingga
Berpikir kritis adalah kemampuan memungkinkan peserta didik berperan aktif
untuk menyelesaikan masalah, membuat hasil yang diharapkan dapat membantu proses
yang dinilai dalam satu kultur tertentu, berpikir kritis peserta didik, namun pada
fleksibel, kreatif dan original, pemikiran kenyataannya selama pandemi pemerintah
tentang pemikiran, menangkap dan menerapkan proses pembelajaran secara daring
mentransmisi pengetahuan, mengekpresikan (dalam jaringan) sehingga diperlukan
pandangan dan perasaan secara tepat [2]. pembiasaan atau system baru dalam
Berpikir kritis adalah sebuah proses dalam menyampaikan materi yang berdampak pada
menggunakan keterampilan secara efektif pemahaman peserta didik serta kemampuan
untuk membantu seseorang membuat sesuatu, berpikir kritis peserta didik. Selama
mengevaluasi dan mengaplikasikan keputusan pembelajaran pada masa pandemi yang
sesuai dengan apa yang dipercaya atau dilakukan secara daring, respon selama
dilakukan [3]. Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran berlangsung peserta didik
peneliti merumuskan pengertian berpikir kritis perempuan cenderung lebih merespon
adalah kemampuan peserta didik dalam pembelajaran dari pada laki-laki. Sedangkan
menganalisis dan mengevaluasi informasi berdasarkan wawancara yang dilakukan
untuk memutuskan apakah informasi tersebut dengan 28 peserta didik perempuan 18
dapat dipercaya sehingga dapat digunakan diantaranya mengeluh, mereka merasa kurang
untuk menarik kesimpulan yang valid. Berpikir mampu untuk berpikir secara kritis.
kritis sangat dibutuhkan dalam diri peserta Meskipun pembelajaran dilaksanakan
didik, karena dalam melaksanakan berbagai secara tatap muka tidak menutup kemungkinan
aktifitas, segala sesuatu yang akan dilakukan peserta didik tidak berpikir kritis, dengan
harus dikerjakan dengan pemikiran yang memberikan masalah kepada peserta didik
matang agar dapat meminimalisir resiko atau yang nantinya peserta didik akan
dampak negatif yang akan timbul. Sedangkan mempersiapkan diri secara optimal, karena
matematika juga membutuhkan kemampuan peserta didik dituntut untuk berpikir

92
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
menyelesaikan masalah secara sistematis, serta imajinatik, berpikir intutif, hal itu disebabkan
harus dapat menjelaskan atau mempertanggung karena dapat dilihat dari perkembangan otak,
jawabkannya. Dalam pembelajaran dimana otak kiri laki-laki lebih berkembang
matematika peserta didik tidak diberi dan perempuan lebih berkembang otak
kesempatan atau cara yang berbeda dari yang kanannya [6]. Matematika berbentuk teori dan
sudah diajarkan guru, guru sering tidak abstrak, Maka dapat diartikan dalam
memberikan kesempatan kepada peserta didik matematika peserta didik laki-laki memiliki
untuk mengontruksi pendapat atau kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dari
pemahamannya sendiri terhadap konsep perempuan, namun hal itu tidak menutup
matematika, itu berarti guru di kelas masih kemungkinan bahwa peserta didik perempuan
banyak menekankan pemahaman peserta didik tidak memiliki kemampuan berpikir kritis yang
tanpa melibatkan kemampuan berpikir kritis, tinggi [7].
dengan demikian peserta didik tidak dapat Pada dasarnya tujuan dari penelitian ini
mengembangkan kemampuan berpikir untuk mengetahui bagaimana kemampuan
kritisnya [3]. berpikir kritis matematis peserta didik dalam
Dalam pembelajaran matematika ada menyelesaikan masalah matematika dan
banyak faktor yang harus diperhatikan antara mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan
lain latar belakang peserta didik, kesiapan berpikir kritis matematis peserta didik laki-laki
guru, kesiapan peserta didik, fasilitas, dan peserta didik perempuan pada masa
kemauan, kecerdasan tertentu dan yang tak pandemi. Urgensi atau kepentingan lain yang
kalah pentingnya adalah faktor gender. di dapat dari penelitian ini adalah sebagai
Menurut KBBI) gender (jenis kelamin), jenis sumber referensi tindak lanjut yang dapat
berarti mempunyai (sifat, keturunan dan dimanfaatkan oleh peneiliti atau pengajar guna
sebagainya) sedangkan kelamin adalah sifat menjadikan pembelajaran pada masa pandemi
jasmani atau rohani yang membedakan dua ini menjadi efektif. Seperti yang kita tahu
makhluk sebagai betina dan jantan atau wanita bahwa selama masa pandemi ini berlangsung
dan pria. Jenis kelamin memunculkan sejumlah di Indonesia pembelajaran dilakukan secara
perbedaan dalam beberapa aspek seperti online/daing (dalam jaringan). Kebiasaan baru
pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan dalam pembelajaran mempengauhi keefektivan
kemampuan berbicara. Gender adalah sifat dalam proses pembelajaran. Banyak faktor
biologis yang mengkontruksi social budaya pendukung terjadinya pembelajaran yang
terhadap laki-laki dan perempuan, dalam efektif, di antaranya adalah metode
bahasa gender disebut kodrat yaitu sebagai pembelajaran, media pembelajaran, serta
bentukan masyarakat yang bersifat spesifik dan proses pembelajaran yang berkaitan dengan
konstektual dibedakan dari jenis kelamin yang platform yang digunakan.
kodrati dan terberi, universal dan menetap [4]. Platform yang disediakan oleh
Berdasarkan observasi yang mengatakan pemerintah yang dapat dimanfaatkan dalam
bahwa dalam hal merespon pembelajaran proses pembelajaran daring selama masa
peserta didik perempuan cenderung lebih pandemi sangat beragam. Media serta metode
merespon pembelajaran dari pada laki-laki, pembelajaran juga mempengaruhi pemilihan
bertolak belakang dengan kemampuan visual platform yang akan digunakan dalam proses
spatial (penglihatan keruangan) dalam pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu
kemampuan matematika laki-laki lebih unggul melelui hasil penelitian ini membantu
dari perempuan, dan kemampuan verbal memberikan referensi serta pandangan kita
perempuan lebih tinggi dari laki-laki [5]. Laki- dalam menentukan platform, media serta
laki mampu berpikir logis, berpikir abstrak, metode efektif yang dapat kita gunakan dalam
dan berpikir analitis, dan perempuan proses pembelajaran selama masa pandemi.
cenderung beraktifitas secara artistic, holistic,

93
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
2. Metode Penelitian dengan istilah (FRISCO) (Sutarji, 2018).
Jenis penelitian ini menggunakan Kriteria dan indicator berpikir kritis akan
deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini disajikan dalam table 1.
merupakan penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah Tabel 1. Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis
metode penelitian yang berlandaskan pada No Kriteria Indikator Berpikir Kritis
Identifikasi focus atau perhatian
filsafat post positivisme, digunakan untuk
utama atau peserta didik memahami
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, 1. F (Focus)
permasalahan pada soal yang
(sebagai lawan adalah eksperimen) di mana diberikan.
peneliti adalah sebagai instrument kunci, Identifikasi dan menilai
teknik pengumpulan data dilakukan secara akseptabilitas alasannya atau peserta
tringulasi (gabungan), analisis data bersifat 2. R (Reason)
didik memberi alasan berdasarkan
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian fakta atau bukti yang relefan pada
setiap langkah dalam penyelesaian
kualitatif lebih menekankan makna daripada
soal.
generalisasi [8]. Penelitian dilakukan untuk Menilai kualitas kesimpulan, dengan
mendeskripsikan dan menggambarkan asumsi alasan untuk dapat diterima
kemampuan berfikir kritis matematis siswa atau peserta didik membuat
pada materi lingkaran (sudut pusat dan sudut 3. I (Inference) kesimpulan dengan tepat dan peserta
keliling) ditinjau dari gender berdasarkan hasil didik memilih reason (R) yang tepat
untuk mendukung kesimpulan yang
Tes Kemampuan Berpikir
dibuat.
Kritis (TKBK) kelas VIII Mts SA Perhatikan situasi dengan seksama
Darul Istiqomah. Penelitian ini di lakukan atau peserta didik menggunakan
pada saat masa pandemi berlangsung pada 4. S (Situation)
semua informasi yang sesuai dengan
tahun ajaran 2019/2020 semester genap. permasalahan.
Pengambilan data pada penelitian ini Kejelasan, periksa untuk memastikan
menerapkan protokol Kesehatan Covid-19. bahasanya jelas atau peserta didik
5. C (Clarity)
memberikan penjelasan yang lebih
Penelitian ini diawali dengan
lanjut.
menentukan populasi dan memilih sampel Mengecek kembali atau langkah
yang ada, yang akan diberikan soal Tes mundur dan lihat semuanya secara
Kemampuan Berpikir Kritis (TKBK) yang keseluruhan atau peserta didik
terlebih dahulu divalidasi oleh ahli sehingga 6. O (Overview) meneliti/mengecek kembali secara
dapat dipergunakan untuk mengukur menyeluruh mulai dari awal sampai
kemampuan Berpikir Kritis peserta didik yang akhir (yang dihasilkan adalah
FRISCO).
kemudian hasil dari TKBK dianalisis lebih
lanjut dan Pada tahap akhir penelitian akan
Table 2. Rancangan Soal dengan Kriterianya
dilakukan wawancara terstuktur terhadap hasil
TKBK, untuk sampel laki-laki dipilih 3 peserta No Kriteria Soal
didik, dan sampel perempuan dipilih 3 peserta F (Focus)
1. Soal no 1
didik. Dengan ketentuan 1 peserta didik R (Reason)
dengan kemampuan berpikir kritis tinggi, 1 I (Inference)
2. Soal no 2
peserta didik dengan kemampuan berpikir S (Situation)
kritis sedang, dan 1 peserta didik dengan C (Clarity)
3. Soal no 3
kemampuan berpikir kritis redah. O (Overview)
Kriteria atau elemen dasar yang harus
dimiliki oleh pemikir kritis dalam Dalam penelitian ini akan menggunakan
memecahkan masalah menurut Ennis adalah soal Tes Kemempuan Berpikir Kritis yang
Dengan Focus, Reason, Inference, Situation, terdiri dari 3 soal, yang sebelumnya telah di
Clarity, and Overview yang dapat disingkat

94
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
validasi oleh ahli. Tabel 2 menunjukan kriteria dengan cara menyuruh untuk dikoreksi
rancangan soal yang akan digunakan. temannya.

3. Hasil dan Pembahasan Tabel 3. Capaian Kemempuan Berpikir Kritis LNT


Berdasarkan hasil penelitian di peroleh
Terpenuhi/
dari sampel Peserta didik Laki-laki Nilai Kode
Krit
Kemampuan Berpikir Kritis tidak
Tinggi (LNT) dalam menyelesaikan soal eria
terpenuhi
nomer 1 LNT mendapat nilai 30 yang artinya LNT mampu memahami Terpenuhi
F permasalahan pada soal yang
LNT mampu memahami soal, mengaitkan diberikan.
dengan kehidupan sehari-hari, mampu LNT mampu memberi alasan Terpenuhi
menyimpulkan dan menggunakan rumus, berdasarkan fakta atau bukti
mengerjakan soal sendiri karena sudah R yang relefan pada setiap
langkah dalam penyelesaian
mendapatkan materi, dan memahaminya soal.
sehingga LNT mampu menerangkan kepada LNT mampu bemberi Terpenuhi
orang lain dengan cara memberitahu rumusnya kesimpulan dengan tepat dan
LNT
I LNT memilih reason (R) yang
dan menerangkan cara-caranya. Sedangkan tepat untuk mendukung
untuk soal nomer 2, LNT mendapat nilai 30 kesimpulan yang dibuat.
yang artinya LNT mampu memahami soal, LNT mampu menggunakan Terpenuhi
S semua informasi yang sesuai
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, dengan permasalahan.
mampu menyimpulkan dan menggunakan C
LNT mampu memberikan Terpenuhi
rumus, mengerjakan soal sendiri, selain itu penjelasan yang lebih lanjut.
LNT Mengecek kembali Terpenuhi
LNT mampu menerangkan kepada orang lain O
jawabannya dengan teliti.
dengan cara memberitahu rumusnya dan
menerangkan cara-caranya. Soal nomer 3 LNT Sedangkan untuk soal nomer 2 LNS mendapat
mendapat nilai 30 LNT yang artinya mampu nilai 20, yang artinya LNS mampu
memahami soal, mengaitkan dengan mengerjakan soal tes kemampuan berpikir
kehidupan sehari-hari, mampu menyimpulkan kritis namun harus beberapa kali membaca
dan menggunakan rumus, mengerjakan soal soal, dan membutuhkan stimulus untuk
sendiri, selain itu LNT mampu menerangkan memahami soal, LNS ingat rumusnya namun
kepada orang lain dengan cara memberitahu susah mengaplikasikannya pada soal cerita,
rumusnya dan menerangkan cara-caranya. cara LNS menyampaikan kepada orang lain
LNT mendapat nilai 90 dalam keseluruhn soal. dengan cara langsung menerangkan
Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa jawabannya, PNS meneliti jawabnnya kembali
LNT memenuhi semua indikator berpikir dengan cara menyuruh untuk dikoreksi
kritis. Pada Tabel 3 menunjukkan temannya. Soal nomer 3 LNS mendapat nilai
capaian/gambaran kemempuan berpikir kritis 20, yang artinya LNS mampu mengerjakan
LNT. soal tes kemampuan berpikir kritis namun
Sampel Peserta didik Laki-laki Nilai harus beberapa kali membaca soal, dan
Sedang (LNS) dalam menyelesaikan soal membutuhkan stimulus untuk memahami soal,
nomer 1 LNS mendapat nilai 20, yang artinya LNS ingat rumusnya namun susah
LNS mampu mengerjakan soal tes kemampuan mengaplikasikannya pada soal cerita, cara LNS
berpikir kritis namun harus beberapa kali menyampaikan kepada orang lain dengan cara
membaca soal, dan membutuhkan stimulus langsung menerangkan jawabannya, PNS
untuk memahami soal. LNS ingat rumusnya meneliti jawabnnya kembali dengan cara
namun susah mengaplikasikannya pada soal menyuruh untuk dikoreksi temannya.
cerita, cara LNS menyampaikan kepada orang Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa
lain dengan cara langsung menerangkan LNS memenuhi semua indikator berpikir kritis
jawabannya, PNS meneliti jawabnnya kembali namun ada beberapa langkah dari setiap soal
95
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
yang belum sistematis. Pada Tabel 4 di bawah kepada orang lain. Berdasarkan data tersebut
ini ditunjukan capaian/gambaran kemempuan membuktikan bahwa LNR tidak memenuhi
berpikir kritis LNS. semua indikator berpikir kritis. Pada Tabel 5
di bawah ini ditunjukan capaian/gambaran
Tabel 4. Capaian Kemempuan Berpikir Kritis LNS kemempuan berpikir kritis LNR.
Terpenuhi/
Krit Kemampuan Berpikir
Kode tidak Tabel 5. Capaian Kemempuan Berpikir Kritis LNR
eria Kritis
terpenuhi
LNS mampu memahami Terpenuhi Terpenuhi/
F permasalahan pada soal Kriter Kemampuan Berpikir
Kode tidak
yang diberikan. ia Kritis
terpenuhi
LNS mampu memberi Terpenuhi LNP tidak mampu Tidak
alasan berdasarkan fakta F memahami permasalahan terpenuhi
atau bukti yang relefan pada pada soal yang diberikan.
setiap langkah dalam LNP tidak mampu memberi Tidak
R penyelesaian soal, namum alasan berdasarkan fakta terpenuhi
harus menggunakan atau bukti yang relefan pada
stimulus, namum ada satu R
setiap langkah dalam
langkah yang belum penyelesaian soal.
sistematis..
LNS mampu bemberi Terpenuhi LNP tidak mampu bemberi Tidak
kesimpulan dengan tepat kesimpulan dengan tepat terpenuhi
dan LNT memilih reason dan LNT memilih reason
I I
LNS (R) yang tepat untuk LNR (R) yang tepat untuk
mendukung kesimpulan mendukung kesimpulan
yang dibuat. yang dibuat.
LNS mampu menggunakan Terpenuhi LNP tidak mampu Tidak
semua informasi yang menggunakan semua terpenuhi
sesuai dengan S
S informasi yang sesuai
permasalahan, namum ada dengan permasalahan.
satu langkah yang belum LNP tidak mampu Tidak
sistematis.. C memberikan penjelasan terpenuhi
LNS mampu memberikan Terpenuhi yang lebih lanjut.
C penjelasan yang lebih LNP tidak Mengecek Tidak
lanjut. O kembali jawabannya dengan terpenuhi
LNS Mengecek kembali Terpenuhi teliti.
jawabannya dengan teliti,
O
namum ada satu langkah
yang belum sistematis. Sampel Peserta didik Perempuan Nilai
Tinggi (PNT) dalam menyelesaikan soal
nomer 1 PNT mendapat nilai 30, yang artinya
Sampel Peserta didik Laki-laki Nilai PNT mampu memahami soal, mengaitkan
Rendah (LNR) dalam menyelesaikan soal dengan kehidupan sehari-hari, mampu
nomer 1 LNR mendapat nilai 0, yang artinya menyimpulkan dan menggunakan rumus,
LNR tidak mampu memahami soal, sehingga mengerjakan soal sendiri karena sudah
LNR tidak mampu untuk mengerjakan maupun mendapatkan materi, dan mampu menerangkan
mengevaluasi dan canggung untuk menjelaska kepada orang lain dengan cara menyuruh untuk
kepada orang lain. Sedangkan untuk soal membaca soal terlebih dahulu, kemudian
nomer 2 LNR mendapat nilai 0, yang artinya memberitahukan rumusnya dan menerangkan
LNR tidak mampu memahami soal, sehingga cara-caranya, setelah mengerjakan PNT juga
LNR tidak mampu untuk mengerjakan maupun meneliti kembali jawabnnya. Sedangkan untuk
mengevaluasi dan canggung untuk menjelaska soal nomer 2 PNT mendapat nilai 30, yang
kepada orang lain. Soal nomer 3 LNR artinya PNT mampu memahami soal,
mendapat nilai 0, yang artiya LNR tidak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari,
mampu memahami soal, sehingga LNR tidak mampu menyimpulkan dan menggunakan
mampu untuk mengerjakan maupun rumus, mengerjakan soal sendiri dan mampu
mengevaluasi dan canggung untuk menjelaska
96
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
menerangkan kepada orang lain dengan cara membaca soal, dan membutuhkan stimulus
menyuruh untuk membaca soal terlebih untuk memahami soal, PNS ingat rumusnya
dahulu, kemudian memberitahukan rumusnya namun susah mengaplikasikannya pada soal
dan menerangkan cara-caranya. Setelah cerita, namun PNS mampu menyimpulkan soal
mengerjakan PNT juga meneliti kembali yang PNS baca, cara PNS menyampaikan
jawabnnya. Soal nomer 3 PNT mendapat nilai kepada orang lain dengan cara langsung
25 yang artinya PNT mampu memahami soal, menerangkan jawabannya, PNS meneliti
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, jawabnnya kembali dengan cara menyuruh
mampu menyimpulkan dan menggunakan untuk dikoreksi temannya. Sedangkan soal
rumus, mengerjakan soal sendiri karena sudah nomer 2 PNS mendapat nilai 20, yang artinya
mendapatkan materi, dan mampu menerangkan PNS mampu mengerjakan soal tes kemampuan
kepada orang lain dengan cara menyuruh untuk berpikir kritis namun harus beberapa kali
membaca soal terlebih dahulu, kemudian membaca soal, dan membutuhkan stimulus
memberitahukan rumusnya dan menerangkan untuk memahami soal, PNS ingat rumusnya
cara-caranya setelah mengerjakan PNT juga namun susah mengaplikasikannya pada soal
meneliti kembali jawabnnya. Berdasarkan data cerita, namun PNS mampu menyimpulkan soal
tersebut membuktikan bahwa PNT memenuhi yang PNS baca, cara PNS menyampaikan
semua indikator berpikir kritis namun ada 1 kepada orang lain dengan cara langsung
langkah yang belum sistematis. Pada Tabel 6 menerangkan jawabannya, PNS meneliti
di bawah ini ditunjukan capaian/gambaran jawabnnya kembali dengan cara menyuruh
kemempuan berpikir kritis PNT. untuk dikoreksi temannya.

Tabel 6. Capaian Kemempuan Berpikir Kritis PNT Tabel 7. Capaian Kemempuan Berpikir Kritis PNS
Terpenuhi Terpenuhi/
Kriter Kemampuan Berpikir Krit Kemampuan Berpikir
Kode /tidak Kode tidak
ia Kritis eria Kritis
terpenuhi terpenuhi
PNT mampu memahami Terpenuhi PNS mampu memahami Terpenuhi
F permasalahan pada soal yang F permasalahan pada soal yang
diberikan. diberikan.
PNT mampu memberi alasan Terpenuhi PNS mampu memberi alasan Terpenuhi
berdasarkan fakta atau bukti berdasarkan fakta atau bukti
R yang relefan pada setiap yang relefan pada setiap
langkah dalam penyelesaian langkah dalam penyelesaian
soal. R
soal, namum harus
PNT mampu bemberi Terpenuhi menggunakan stimulus dan
kesimpulan dengan tepat dan ada satu langkah yang belum
I PNT memilih reason (R) sistematis.
PNT
yang tepat untuk mendukung PNS mampu bemberi Terpenuhi
kesimpulan yang dibuat. kesimpulan dengan tepat dan
PNT mampu menggunakan Terpenuhi PNS I PNS memilih reason (R)
S semua informasi yang sesuai yang tepat untuk mendukung
dengan permasalahan. kesimpulan yang dibuat.
PNT mampu memberikan Terpenuhi LNT mampu menggunakan Terpenuhi
C
penjelasan yang lebih lanjut. semua informasi yang sesuai
PNT Mengecek kembali Terpenuhi S dengan permasalahan,
jawabannya dengan teliti, namum ada satu langkah
O
namum ada satu langkah yang belum sistematis.
yang belum sistematis. LNT mampu memberikan Terpenuhi
C
penjelasan yang lebih lanjut.
LNT Mengecek kembali Terpenuhi
Sampel Peserta didik Perempuan Nilai jawabannya dengan teliti,
O
Sedang (PNS) dalam menyelesaikan soal namum ada satu langkah
yang belum sistematis.
nomer 1 PNS mendapat nilai 20, yang artinya
PNS mampu mengerjakan soal tes kemampuan
berpikir kritis namun harus beberapa kali
97
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Soal nomer 3 PNS mendapat nilai 20, mampu untuk mengerjakan maupun
yang aertinya PNS mampu mengerjakan soal mengevaluasi dan tidak mampu untuk
tes kemampuan berpikir kritis namun harus menjelaska kepada orang lain. Sedangkan
beberapa kali membaca soal, dan untuk soal nomer 2 PNR mendapat nilai 0,
membutuhkan stimulus untuk memahami soal, yang artinya PNR hanya membaca soal satu
PNS ingat rumusnya namun susah kali karena tidak mampu memahami soal,
mengaplikasikannya pada soal cerita, namun sehingga tidak mampu untuk mengerjakan
PNS mampu menyimpulkan soal yang PNS maupun mengevaluasi dan tidak mampu untuk
baca, cara PNS menyampaikan kepada orang menjelaska kepada orang lain. Soal nomer 3
lain dengan cara langsung menerangkan PNR mendapat nilai 0, yang artinya PNR
jawabannya, PNS meneliti jawabnnya kembali hanya membaca soal satu kali karena tidak
dengan cara menyuruh untuk dikoreksi mampu memahami soal, sehingga tidak
temannya. Berdasarkan data tersebut mampu untuk mengerjakan maupun
membuktikan bahwa PNS memenuhi semua mengevaluasi dan tidak mampu untuk
indikator berpikir kritis namun ada bebrapa menjelaska kepada orang lain. Berdasarkan
langkah dari setiap soal yang belum sistematis. data tersebut membuktikan bahwa PNR tidak
Pada Tabel 7 ditunjukan capaian/gambaran memenuhi semua indikator berpikir kritis.
kemempuan berpikir kritis PNS. Pada Tabel 8 ditunjukan capaian kemempuan
berpikir kritis PNR.
Tabel 8. Capaian Kemempuan Berpikir Kritis PNR

Terpenuhi 4. Penutup
Krite
Kode Kemampuan Berpikir Kritis /tidak
ria
terpenuhi Berdasarkan hasil Tes Kemampuan
PNR tidak mampu memahami Tidak Berpikir Kritis (TKBK) dan wawancara
F permasalahan pada soal yang terpenuhi menunjukkan bahwa peserta didik laki-laki
diberikan.
PNR tidak mampu memberi Tidak dan peserta didik perempuan secara
alasan berdasarkan fakta atau terpenuhi keseluruhan termasuk dalam kategori peserta
bukti yang relefan pada setiap didik dengan kemampuan berpikir kritis
R
langkah dalam penyelesaian
soal. tinggi, karena lebih dari 70% peserta didik
memenuhi kriteria kemampuan berpikir kritis
PNR tidak mampu bemberi Tidak tinggi. Namun peserta didik laki-laki
kesimpulan dengan tepat dan terpenuhi
PNR memilih reason (R) yang
memiliki kemampuan berpikir kritis lebih
I tinggi dibandingkan peserta didik perempuan.
PNR tepat untuk mendukung
kesimpulan yang dibuat. Hal itu dibuktikan dengan terpenuhinya
semua indikator berpikir kritis oleh peserta
PNR tidak mampu Tidak
menggunakan semua terpenuhi didik laki-laki, sedangkan peserta didik
S
informasi yang sesuai dengan perempuan hanya pada Clarity yang artinya
permasalahan. indikator Overview belum terpenuhi.
PNR tidak mampu Tidak
C memberikan penjelasan yang terpenuhi
lebih lanjut. Referensi
PNR tidak Mengecek kembali Tidak [1] Baswedan, A. 2016. Buletin BSNP
O jawabannya dengan teliti. terpenuhi
Media Komunikasi dan Dialog Standar
Pendidikan, Buletin BSNP, 09(02);10.
Sampel Peserta didik Perempuan Nilai Tersedia di
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&
Rendah (PNR) dalam menyelesaikan soal rct=j&url=http://bsnp-indonesia.org/wp-
nomer 1 PNR mendapat nilai 0, yang artinya content/uploads/2016/09/Buletin-BSNP-Edisi-2-
PNR hanya membaca soal satu kali karena 2016.pdf&ved=2ahUKEwjC3MeD9crnAhXDyjg
tidak mampu memahami soal, sehingga tidak GHetBBt8QFjAAegQIBRAC&usg=AOvVaw3O

98
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
nUND8Aq49FT1OjAo5fpY [diakses 12-02- [6] Damayanti, S. 2018. Kemampuan
2020]. Berfikir Kritis Siswa SMP dalam
[2] Fithriyah, I. Sa’dijah, C. & Sisworo. Pembelajaran Himpunan dengan Model
2016. Analisis Kemampuan Berfikir JUCAMA ditinjau dari Genre, Simki-
kritis Siswa Kelas IX-D SMPN 17 Techsain, 02(07);04. Tersedia di
Malang. Prosiding Konferensi Nasional http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/fi
Penelitian Matematika dan leartikel/2018/838d587fb9934b4794c4e7
Pembelajarannya (KNPMP I). Surakarta: cce3d7e49a.pdf [diakses 10-02-2020].
Universitas Muhamadiyah Surakarta. [7] Amir Mz , Z, 2013. Perspektif Gender
[3] Siswono, Tatag Y.E. 2018. Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika.,
Matematika Berbasis Pengajuan dan MARWAH, 12(01); 15.
Pemecahan Masalah. Bandung: PT [8] Sugiyono, 2018. Metode Penelitian
REMAJA ROSDAKARYA. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
[4] Dzuhayatin, S, R, 2013. Kesetaraan Bandung: ALFABETA.
Geder: Kontestasi Rezim Internasional
dan Nilai Lokal, Musawa, 11(02); 142.
[5] Sutarji, 2018. Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII MTs
Al-Washliyah Kolam dalam
Penyelesaian Masalah Matematika
ditinjau Berdasarkan Perbedaan Jenis
Kelamin. Sumatra Utara: Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatra Utara.

99
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
100
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
VOL. 4 NO. 2 (2021) : 101 - 110
p-ISSN: 2621-1203 | https://doi.org/10.32665/james.v4i2.247 | e-ISSN: 2621-1211

PENGARUH METODE FLIPPED CLASSROOM BERBANTUAN


SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI
KEMANDIRIAN BELAJAR
Najia1, Iis Holisin2, Himmatul Mursyidah 3
Corresponding author : I. Holisin
Universitas Muhammadiyah Surabaya, najiaellsyauqy@gmail.com1
Universitas Muhammadiyah Surabaya, iis.irawan.1967@gmail.com2
Universitas Muhammadiyah Surabaya, himmatul.pendmat@fkip.um-surabaya.ac.id3
Received : 19 Oktober 2021, Revised : 21 Oktober 2021, Accepted : 24 Oktober 2021
© Mathematics Education Unugiri 2021

Abstract
The research aims to describe whether or not there is an effect of the flipped classroom learning method assisted
by Schoology on students’ learning outcomes, to investigate the influence between high learning independence and
low learning independence on students’ learning outcomes, to investigate the interaction of the use of learning methods
and independence learning on students’ learning outcomes, and to analyze student’s activities. The research method
used is a quasi-experimental method and uses a 2×2 factorial design with two-way analysis of variance conducted in
VIII grade at junior high school Muhammadiyah 5 of Surabaya. The sample in the research was 54 students consisting
of VIII-C grade and VIII-E grade. The results showed that the average of students’ learning outcomes in the high and
low learning independence categories were 91.00 and 82.00 in the experimental class, respectively, with the percentage
of students’ activity classically 66.07% in the sufficient category. While in the control class, the average of students’
learning outcomes in the high and low learning independence categories were 81.053 and 69.625, respectively. Based
on the two-way ANOVA test (two-way analysis of variance) shows that there is a significant difference between
learning outcomes using the flipped classroom learning method assisted by Schoology and using e-learning which is
commonly used in SMP Muhammadiyah 5 Surabaya with the help of Microsoft teams. There is an influence between
high learning independence and low learning independence on students’ learning outcomes. However, there is no
interaction between learning methods and students’ learning independence on students’ learning outcomes at SMP
Muhammadiyah 5 Surabaya.
Keywords: E-Learning, Learning Outcomes, Flipped Classroom Method, Schoology

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi ada tidaknya pengaruh metode pembelajaran flipped classroom
berbantuan schoology terhadap hasil belajar siswa, menginvestigasi pengaruh antara kemandirian belajar tinggi dan
kemandirian belajar rendah terhadap hasil belajar siswa, menginvestigasi interaksi penggunaan metode pembelajaran
dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa dan menganalisis aktivitas siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode quasi eksperimen menggunakan rancangan factorial 2×2 dengan analisis ANAVA dua jalan
yang dilakukan pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Sampel pada penelitian ini yaitu 54 siswa terdiri
dari siswa kelas VIII-C dan kelas VIII-E. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa kategori
kemandirian belajar tinggi dan rendah berturut-turut adalah 91,00 dan 82,00 di kelas eksperimen, dengan persentase
aktivitas siswa secara klasikal 66,07% dalam kategori cukup. Sedangkan pada kelas kontrol, rata-rata hasil belajar
siswa kategori kemandirian belajar tinggi dan rendah adalah 81,053 dan 69,625. Berdasarkan uji ANAVA dua jalan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran
flipped classroom berbantuan schoology dengan yang menggunakan pembelajaran e-learning yang umum digunakan
di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Terdapat pengaruh antara kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar
rendah terhadap hasil belajar siswa. Namun, tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemandirian
belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
Kata kunci: E-Learning, Hasil Belajar, Metode Flipped Classroom, Schoology
101
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
1. Pendahuluan pembelajaran flipped classroom guru
menggunakan media e-learning untuk
Masa pandemi Covid-19 mengharuskan
mengunggah materi pembelajaran baik berupa
sekolah-sekolah untuk melakukan
dokumen ataupun video untuk dipelajari di
pembelajaran jarak jauh melalui e-learning.
rumah, kemudian ketika di kelas guru dan siswa
Hasil belajar siswa SMP selama melakukan
hanya melakukan diskusi mengenai materi atau
pembelajaran jarak jauh melalui e-learning di
mengerjakan latihan soal yang memiliki tingkat
masa pandemi dapat dikatakan rendah
kesulitan tinggi [6].
khususnya pada pembelajaran matematika.
Kemandirian belajar juga menjadi salah satu
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
unsur penting dalam pembelajaran berbasis e-
Abdullah dkk, Legiman dan Tambunan pada
learning untuk memaksimalkan proses
penelitiannya bahwa hasil belajar matematika
pembelajaran dan memaksimalkan tujuan yang
siswa SMP melalui pembelajaran daring selama
akan dicapai. Hal tersebut senada dengan
pandemic Covid-19 masih termasuk dalam
pendapat Suid dkk dan Handayani dkk bahwa
kategori kurang atau rendah [1, 2, 3]. Hal
kemandirian belajar merupakan salah satu
tersebut juga terjadi di SMP Muhammadiyah 5
faktor yang menentukan keberhasilan siswa
Surabaya, berdasarkan wawancara yang
dalam belajar dan siswa yang memiliki tingkat
dilakukan dengan guru matematika didapatkan
kemandirian belajar yang baik maka akan
fakta bahwa tujuan pembelajaran sulit untuk
memiliki hasil belajar yang maksimal [7, 8].
dicapai secara maksimal pada saat
Menurut Jauhar, Amri, Nurdyansyah dkk, E-
pembelajaran daring sehingga berdampak pada
learning adalah suatu model pembelajaran yang
hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal.
melibatkan media teknologi komunikasi dan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
informasi seperti internet, CD interaktif atau HP
hal tersebut terjadi akibat guru sulit memantau
sebagai metode penyampaian, interaksi, dan
siswa pada saat proses pembelajaran, waktu
fasilitas guru dan siswa yang dapat dilakukan
pembelajaran sangat singkat hanya 45 menit
pada saat pertemuan di kelas maupun dilakukan
dalam 1 pertemuan sehingga penyampaian
untuk pembelajaran jarak jauh [9, 10, 11].
materi sangat terbatas, sulit untuk dilakukan
Penggunaan e-learning dalam pembelajaran
diskusi panjang dengan siswa, banyak siswa
dapat memudahkan pendidik dan peserta dalam
yang kurang bertanggung jawab atas tugasnya
melakukan proses pembelajaran karena dengan
sehingga terlambat untuk mengumpulkan tugas
e-learning dapat dilakukan pembelajaran jarak
bahkan terdapat siswa yang mengabaikan tugas
jauh, dapat didapatkan informasi secara cepat,
yang diberikan.
dan dapat diakses berbagai sumber belajar
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat
dengan mudah.
diketahui bahwa pemilihan metode, dan
Saat ini, pendidik dapat dengan mudah
learning management system yang menunjang
mengakses laman-laman pembelajaran secara
e-learning jarak jauh haruslah tepat.
gratis maupun yang berbayar. Laman
Sebagaimana pendapat Djamarah dalam Afandi
pembelajaran untuk penunjang e-learning yang
dkk, bahwa metode pembelajaran dapat
dapat digunakan secara gratis salah satunya
digunakan sebagai salah satu cara untuk
adalah schoology. Menurut Putri dkk,
mencapai tujuan pembelajaran yang telah
Schoology merupakan salah satu learning
ditetapkan [4]. Banyak metode pembelajaran
management system (LMS) berbentuk web
yang dapat digunakan oleh guru, salah satunya
sosial yang mudah digunakan karena bentuknya
adalah metode pembelajaran flipped classroom.
seperti facebook yang dapat digunakan sebagai
Menurut Bergmann & Sams yang dikutip oleh
Kurniawati dkk, flipped classroom dimaknai pembelajaran sama seperti di kelas [12].
Sedangkan menurut Ulfi dkk, Schoology adalah
sebagai kelas yang dibalik [5]. Selanjutnya,
jejaring sosial pribadi bagi guru dan siswa
Kurniawidi menjelasakan bahwa dalam
dengan platform sosial yang aman [13].
102
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Penjelasan mengenai metode flipped menggunakan teknik Cluster Random Sampling
classroom dipaparkan oleh Zatalini dkk dalam dengan cara undian. Sampel penelitian yang
penelitiannya. Hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu siswa kelas VIII-C dan kelas
menggunakan metode flipped classroom lebih VIII-E. Jumlah keseluruhan sampel adalah 54
tinggi dari siswa yang tidak menggunakan siswa. Kelas eksperimen pada kelas VIII-C
metode tersebut. Siswa juga lebih mandiri yang terdiri dari 27 siswa dan kelas kontrol pada
dalam mempelajari topik matematika dan kelas VIII-E yang terdiri dari 27 siswa.
mengerjakan lembar kerja siswa [14]. Teknik pengumpulan data yang digunakan
Penjelasan mengenai schoology juga adalah: (1) Tes tertulis, digunakan untuk
dipaparkan oleh Choirudin dalam mengetahui hasil belajar siswa dari segi
penelitiannya. Keaktifan siswa pada kognitif. (2) Observasi, digunakan untuk
pembelajaran e-learning schoology mengetahui aktivitas siswa. (3) Penyebaran
berpengaruh positif terhadap hasil belajar angket, digunakan untuk mengetahui kategori
siswa. Dimana rata-rata hasil belajar kelas kemandirian belajar siswa.
eksperimen menggunakan schoology adalah Instrument penelitian yang digunakan antara
76,5 % sedangkan rata-rata nilai kelas kontrol lain: (1) Lembar tes hasil belajar siswa. Tes
yang menggunakan pembelajaran kovensional hasil belajar matematika siswa ini berbentuk tes
adalah lebih rendah yaitu 70,23 % [15]. tertulis. Tes ini diberikan dua kali yaitu pretest
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian dan posttest. Pretest digunakan untuk melihat
ini dilakukan dengan menerapkan metode kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan
flipped classroom berbantuan schoology yang kelas kontrol sebelum diberi perlakuan khusus.
ditinjau dari kemandirian belajar siswa sebagai Posttest digunakan untuk melihat kemampuan
stimulus untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
siswa dari segi kognitif (prestasi siwa) dan segi setelah diberi perlakuan khusus. Soal pretest-
afektif (aktivitas siswa). Tujuan dari penelitian posttest berbentuk soal uraian yang terdiri dari
ini adalah: (1) Mendeskripsikan ada tidaknya 3 soal. Uji coba instrumen pretest-posttest yang
pengaruh metode pembelajaran flipped dilakukan mencakup uji validitas butir soal dan
classroom berbantuan schoology terhadap hasil uji reliabilitas. Dari 3 soal yang diujicobakan
belajar siswa SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. diperoleh hasil bahwa ketiga soal tersebut valid
(2) Mendeskripsikan pengaruh antara dan reliabel. (2) Lembar observasi aktivitas
kemandirian belajar tinggi dan kemandirian siswa. Garis besar yang diobservasi adalah
belajar rendah terhadap hasil belajar siswa SMP mendengarkan atau memperhatikan arahan dari
Muhammadiyah 5 Surabaya. (3) guru, sikap pada saat pengerjaan pre-test dan
Mendeskripsikan interaksi penggunaan metode post-test, berdiskusi antar siswa, bertanya
pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap ketika mengalami kesulitan, merumuskan
hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 5 masalah secara tepat, mengindentifikasi
Surabaya. (4) Mendeskripsikan aktivitas siswa informasi dan data, merencanakan tindakan
dalam proses pembelajaran menggunakan solusi. (3) Lembar angket. Angket yang
metode flipped classroom berbantuan diberikan berbentuk checklist. Skala angket
schoology. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
summated rating scale (skala likert). Terdapat
2. Metode Penelitian empat pilihan jawaban yang dikelompokkan
dalam dua bentuk pilihan sesuai dengan
Penelitian ini merupakan penelitian quasi pernyataan skala kemandirian. Opsi jawaban
ekseprimen yang dilakukan terhadap siswa pilihannya yaitu selalu (SL), sering (SR),
kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surabaya kadang-kadang (KD), dan tidak pernah (TP).
pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berupa
Sampel dalam penelitian ini diambil
103
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
pernyataan positif dan negatif. Uji coba awal siswa, uji normalitas, dan uji homogenitas.
instrumen angket kemandirian belajar yang Kemudian dilakukan analisis data
dilakukan meliputi uji validitas item dan uji menggunakan uji ANAVA dua arah.
reliabilitas. Angket kemandirian belajar yang Berdasarkan hasil analisis uji keseimbangan
diujicobakan terdiri dari 20 butir pernyataan dan dengan bantuan software SPSS versi 25.0 for
diperoleh 18 butir pernyataan dengan kategori windows diperoleh nilai sig=0,503 > α=0,05 dan
valid dan reliabel. nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,674 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,052. Hal
Data yang didapat pada penelitian ini adalah tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal
data kuantitatif pretest-posttest, angket siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
kemandirian belajar, dan aktivitas siswa. Data berada pada kategori seimbang.
pretest-posttest dan angket kemandirian belajar Uji analisis prasyarat selanjutnya yaitu uji
dianalisis menggunakan uji anva dua arah normalitas dan uji homogenitas. Uji Levene
menggunakan rancangan faktorial 2×2 yang digunakan pada uji normalitas dan pada uji
dapat dilihat pada Tabel 1. homogenitas digunakan uji Kolmogorof-
Smirnov (KS). Hasil pengolahan data dihitung
Tabel 1. Rancangan Analisis Data dengan software SPSS versi 25.0 for windows
Kemandirian Belajar (B) diperoleh hasil sebagai berikut:
Metode Pembelajaran
(A)
Tinggi Rendah 1) Uji normalitas
(B₁) (B₂) Hasil perhitungan diperoleh output dari
Flipped Classroom
berbantuan Schoology (A₁)
A₁ B₁ A₁ B₂ analisis uji Kolmogorof-Smirnov (KS)
Pembelajaran e-learning normalitas data pretest kelas eksperimen dan
yang umum digunakan di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 3.
SMP Muhammadiyah 5 A₂ B₁ A₂ B₂
Surabaya dengan bantuan
Microsoft teams (A₂) Tabel 3. Uji Normalitas Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data aktivitas siswa dianalisis dengan cara Tests of Normality
menghitung persentase secara klasikal. Adapun Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
Kelas Smirnova
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Ha Pre-Test ,143 27 ,162 ,927 27 ,057
Persentase Aktivitas Siswa (Klasikal) = sil Eksperim
∑ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Be en
∑ 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 laj Pre-Test ,139 27 ,197 ,937 27 ,101
ar Kontrol
Untuk mengetahui klasifikasi tingkat aktivitas a. Lilliefors Significance Correction
siswa dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai
Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Aktivitas Siswa signifikan kelas eksperimen adalah 0,162 dan
Tingkat Keberhasilan Kriteria Aktivitas kelas kontrol adalah 0,197 yang masing-masing
≥ 81% Sangat aktif lebih besar dari α=0,05 dan nilai 𝐾𝑆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada
70% − 80% Aktif kelas eksperimen 0,143 dan kelas kontrol 0,139
59% − 69% Cukup aktif ternyata masing-masing 𝐾𝑆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤
48% − 58% Kurang aktif
≤ 47 Tidak aktif
𝐾𝑆𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,254). Maka dapat disimpulkan
Sumber: [16] bahwa data pretest berasal dari sampel
Sebelum melakukan analisis data hasil berdistribusi normal.
belajar siswa, akan dilakukan uji analisis Sedangkan perhitungan analisis normalitas
prasyarat dengan bantuan program SPSS yang data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
mencakup uji keseimbangan data kemampuan dapat dilihat pada Tabel 4.

104
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Tabel 4. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen data angket kemandirian belajar siswa berasal
dan Kelas Kontrol dari populasi yang berdistribusi normal.
Tests of Normality 2) Uji homogenitas
Kolmogorov- Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh output
Smirnova Shapiro-Wilk dari analisis uji levene homogenitas data pretest
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig. kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
Hasil Post- ,165 27 ,057 ,888 27 ,007 nilai signifikan 0,904 > α=0,05. Untuk data
Belaja Test
r Eksperi
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
men diperoleh nilai signifikan 0,216 > α=0,05.
Post- ,143 27 ,165 ,928 27 ,062 Sedangkan untuk data angket kemandirian
Test
Kontrol
belajar siswa diperoleh nilai signifikan 0,119 >
a. Lilliefors Significance Correction α=0,05. Nilai tersebut menjelaskan bahwa data
hasil belajar dan data angket kemandirian
belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai
eksperimen bervariansi homogen.
signifikan kelas eksperimen dan kontrol
masing-masing lebih besar dari α=0,05 yaitu
3. Hasil dan Pembahasan
0,057 dan 0,165. Sedangkan untuk nilai
𝐾𝑆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada kelas eksperimen 0,165 dan Tabel 6. Hasil Analisis Uji Anava Dua Jalan
kelas kontrol 0,143 ternyata masing-masing Tests of Between-Subjects Effects
𝐾𝑆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐾𝑆𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,254). Maka dapat Dependent Variable: Hasil Belajar Siswa
disimpulkan bahwa data posttest berasal dari Type III
sampel berdistribusi normal. Sum of Mean
Source Squares df Square F Sig.
Sedangkan untuk analisis normalitas data Corrected 2847,178a 3 949,059 7,773 ,000
angket kemandirian belajar siswa pada kelas Model
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Intercept 267319,69 1 267319,69 2189,4 ,000
Tabel 5. Metode 1271,411 1 1271,411 10,413 ,002
Pembelajaran
Tabel 5. Uji Normalitas Kemandirian Belajar Kelas (A)
Eksperimen dan Kelas Kontrol Kemandirian 1064,735 1 1064,735 8,720 ,005
Belajar (B)
Tests of Normality Metode 15,037 1 15,037 ,123 ,727
Kolmogorov- Pembelajaran
Smirnova Shapiro-Wilk *
Statisti Statist Kemandirian
Kategori c df Sig. ic df Sig. Belajar (AB)
Error 6104,822 50 122,096
Keman Tinggi ,131 40 ,082 ,961 40 ,182
dirian Total 383952,00 54
Rendah ,132 14 ,200 ,963 14 ,775
Belajar * 0
Corrected 8952,000 53
*. This is a lower bound of the true significance. Total
a. Lilliefors Significance Correction a. R Squared = ,318 (Adjusted R Squared = ,277)

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh nilai Berdasarkan perhitungan uji prasyarat yang


signifikan pada kategori tinggi yaitu 0,082 dan dilakukan, data telah memenuhi syarat yaitu
pada kategori rendah yaitu 0,200 yang masing- berasal dari populasi yang normal dan
masing lebih besar dari α=0,05 dan nilai bervariansi homogen, selanjutnya dilakukan uji
𝐾𝑆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada kategori tinggi 0,131 dan pada analisis data menggunakan uji ANAVA dua
kategori rendah 0,132 ternyata masing-masing jalan dengan sel sama menggunakan software
𝐾𝑆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐾𝑆𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Maka disimpulkan bahwa SPSS versi 25.0 for windows. Diperoleh output

105
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
dari analisis uji Anava dua jalan yang disajikan proses pembelajaran berlangsung siswa aktif
pada Tabel 6. dalam mengikuti pembelajaran, siswa bertukar
Berdasarkan Tabel 6 maka hipotesis pada pendapat dengan teman-temannya, dan siswa
penelitian ini dapat dijawab, yaitu dengan juga turut aktif dalam menjawab pertanyaan
melihat nilai signifikan (sig.) dan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 . yang diberikan oleh guru dikarenakan siswa
𝐻0 ditolak jika nilai signifikan lebih kecil dari α telah memiliki pemahaman mengenai materi
= 0,05 dan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari nilai pada saat pembelajaran berlangsung. Guru pada
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . saat proses pembelajaran hanya sebagai
fasilitator dan pendamping siswa, dimana
3.1 Pengaruh metode pembelajaran flipped apabila salah satu siswa kesulitan untuk
classroom berbantuan schoology menjawab atau terdapat siswa yang bertanya
terhadap hasil belajar siswa SMP maka yang membantu dan menjawab
Muhammadiyah 5 Surabaya pertanyaan tersebut adalah teman-temannya
terlebih dahulu. Jika memang siswa masih
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 6 mengalami kesulitan ataupun kebingungan
diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 10,413 dan nilai signifikan maka guru akan sedikit memberi arahan.
0,002. Sedangkan untuk nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan α = Dengan ini interaksi guru dan siswa dapat
0,05 serta df pembilang 1 dan df penyebut 50 meningkat dan tujuan pembelajaran yang ingin
diperoleh nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,08. Karena nilai dicapai dengan waktu pembelajaran yang
signifikan = 0,002 < α = 0,05 dan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = singkat dapat berjalan dengan maksimal. Hal
10,413 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,08 sehingga 𝐻0𝐴 ditolak. tersebut sejalan dengan pendapat Nedeva dkk
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat bahwa manfaat dari penggunaan flipped
pengaruh penggunaan metode pembelajaran classroom salah satunya adalah meningkatnya
flipped classroom berbantuan schoology interaksi antara guru dan siswa [17].
terhadap hasil belajar siswa SMP
Muhammadiyah 5 Surabaya. Hasil belajar 3.2 Pengaruh antara kemandirian belajar
siswa yang memperoleh metode pembelajaran tinggi dan kemandirian belajar rendah
flipped classroom berbantuan schoology lebih terhadap hasil belajar siswa SMP
baik daripada tidak menggunakan metode Muhammadiyah 5 Surabaya
pembelajaran flipped classroom berbantuan
schoology. Hal tersebut ditunjukkan dari rataan Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 6
marginal antar baris untuk metode memberikan hasil 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 8,720 dan nilai
pembelajaran flipped classroom berbantuan signifikan 0,005. Sedangkan untuk nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
schoology yaitu 86,500 dan rataan marginal dengan α = 0,05 serta df pembilang 1 dan df
untuk metode pembelajaran e-learning yang penyebut 50 diperoleh nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,08.
umum digunakan di SMP Muhammadiyah 5 Karena nilai signifikan = 0,005 < α = 0,05 dan
Surabaya dengan bantuan Microsoft teams yaitu 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 8,720 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,08 sehingga 𝐻0𝐵
75,339 yang berarti 86,500 > 75,339. ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa
Proses pembelajaran di SMP terdapat pengaruh antara kemandirian belajar
Muhammadiyah 5 Surabaya dengan tinggi dan kemandirian belajar rendah terhadap
menggunakan metode flipped classroom hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 5
berbantuan schoology, siswa terlihat siap dan Surabaya. diketahui bahwa rataan marginal
bersikap sewajarnya seperti pembelajaran antar kolom untuk kemandirian belajar siswa
biasanya. Hal tersebut dikarenakan sehari tinggi yaitu 86,027 dan rataan marginal antar
sebelum proses pembelajaran dimulai telah kolom untuk kemandirian belajar siswa rendah
diadakan sosialisasi mengenai LMS yang akan yaitu 75,813 yang berarti 86,027 > 75,813.
digunakan dalam pembelajaran. Pada saat Perbedaan yang signifikan juga disebabkan

106
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
karena siswa dengan kemandirian belajar Berdasarkan analisis data aktivitas siswa
kategori tinggi memiliki sikap disiplin dan aktif pada kelas eksperimen diperloeh persentase
pada saat proses pembelajaran. Hal tersebut aktivitas siswa secara klasikal yaitu 66,07%
juga sejalan dengan penelitian terdahulu bahwa berada pada kategori cukup aktif. Berdasarkan
siswa yang memiliki tingkat kemandirian rata-rata persentase tiap aspek diperoleh
belajar yang baik maka akan memiliki hasil aktivitas yang dominan yaitu adalah
belajar yang maksimal [8, 18, 19]. memperhatikan penjelasan guru/teman dengan
persentase 65,30%. Aktivitas dominan yang
3.3 Interaksi penggunaan metode kedua yaitu mengumpulkan pre-test, tugas, dan
pembelajaran dan kemandirian belajar post-test tepat waktu dengan persentase
terhadap hasil belajar siswa SMP 37,53%. Hal tersebut menandakan bahwa siswa
Muhammadiyah 5 Surabaya. paham akan materi sehingga mereka dengan
mudah mengerjakan soal-soal yang ada.
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 6 Aktivitas dominan yang ketiga yaitu
data diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,123 dan nilai mengajukan atau menjawab pertanyaan dari
signifikan 0,727. Sedangkan untuk nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 guru atau teman pada saat proses pembelajaran
dengan α = 0,05 serta df pembilang 1 dan df dengan persentase 15,34%. Hal tersebut
penyebut 50 diperoleh nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,123. menandakan bahwa siswa aktif dalam proses
Karena nilai signifikan = 0,727 > α = 0,05 dan pembelajaran dikarenakan mereka telah
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,123 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,08 sehingga 𝐻0𝐴𝐵 memiliki pengetahuan dan pemahaman
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak mengenai materi sebelum dilaksankan proses
terdapat interaksi penggunaan metode pembelajaran tatap muka melalui video
pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap pembelajaran yang diberkan oleh guru
hasil belajar siswa. Secara teori dijelaskan sebelumnya. Sedangkan rata-rata persentase
bahwa hal yang dapat mempengaruhi hasil aktivitas siswa yang sedikit dilakukan selama
belajar siswa diantara lain metode pembelajaran pembelajaran yaitu Perilaku yang tidak relevan
dan kemandirian belajar sebagaimana pendapat pada saat pembelajaran online (offline sebelum
Setyosari dalam Mudlofir dkk bahwa faktor- waktunya, tidak merespon pada saat ditanya)
faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah dengan persentase 0,80%.
sifat atau karakteristik siswa yang mencakuup
kemandirian siswa, pemberian tugas oleh guru 4. Penutup
dan metode pembelajaran [20]. Namun, hasil Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil
penelitian yang dilakukan terlihat bahwa tidak kesimpulan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang
terdapat interaksi antara metode pembelajaran menggunakan metode pembelajaran flipped
flipped clasroom dan kemandirian belajar siswa classroom berbantuan schoology lebih baik
terhadap hasil belajar siswa. Ketidaksesuaian dibandingkan dengan yang tidak menggunakan
hasil penelitian dengan teori tersebut metode pembelajaran flipped classroom
memungkinkan karena siswa tidak jujur berbantuan schoology. Aktivitas siswa yang
ataupun asal-asalan dalam mengisi angket. Hal menggunakan metode pembelajaran flipped
tersebut berpengaruh terhadap hasil yang tidak classroom berbantuan schoology secara klasikal
sesuai dengan teori, yang seharusnya terdapat diperoleh hasil 66,07% berada pada kategori
interaksi antara metode pembelajaran flipped cukup aktif. (2) Hasil belajar siswa yang
clasroom dan kemandirian belajar terhadap memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik
hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 5 daripada siswa yang memiliki kemandirian
Surabaya. belajar rendah. Semakin tinggi kemandirian
belajar siswa semakin maksimal hasil belajar
3.4 Analisis Aktivitas Siswa siswa. (3) Berdasarkan hasil analisis data

107
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
menggunakan uji ANOVA dua arah tidak Mata Pelajaran Matematika Di Kelas X Smk
terdapat interaksi antara metode pembelajaran Kota Cimahi," Jurnal On Education, vol. 1 No
dengan tingkat kemandirian belajar siswa 2, pp. 1 - 8, Februari 2018.
terhadap hasil belajar siswa. [9] M. Jauhar, Implementasi Paikem Dari
Behavioristik Sampai Konstruktivistik
Referensi Sebuah Pengembangan Pembelajaran
Berbasis Ctl (Contextual Teaching &
Learning), Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, p.
[1] A. W. Abdullah, N. Achmad and N. C.
193.
Fahrudin, "Deskripsi hasil belajar matematika
siswa melalui pembelajaran daring pada [10] S. Amri, Pengembangan & Model
pokok bahasan bangun ruang sisi datar," Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, Jakarta:
EULER: Jurnal Ilmiah Matematika, Sains dan Prestasi Pustaka, 2013.
Teknologi, vol. 8 No.2, pp. 36-41, Desember [11] Nurdyansyah and E. F. Fahyuni, Inovasi
2020. Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013,
[2] A. Legiman, "Peningkatan disiplin dan hasil Sidoarjo: Nizamial Learning Center, 2016.
belajar matematika pada pembelajaran tatap [12] N. W. M. A. Putri, N. Jampel and I. K.
muka masa pandemi covid 19 dengan tugas Suartama, "Pengembangan E-Learning
terstruktur," Inopendas Jurnal Ilmiah Berbasis Schoology pada Mata Pelajaran IPA
Kependidikan, vol. 4 No.1, pp. 28-33, Kelas VIII ddi SMP Negeri 1 Seririt," Journal
Februari 2021. Edutech Universitas Pendidikan Ganesha,
[3] H. Tambunan, "Dampak pembelajaran online vol. 2 No. 1, 2014.
selama pandemi covid-19 terhadap resiliensi, [13] M. S. Ulfi, I. Holisin and E. Suprapti,
literasi matematis dan prestasi matematika "Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
siswa," Jurnal Pendidikan Matematika Melalui Model Pembelajaran Blended
Indonesia, vol. 6 No.2, pp. 70-76, September Learning Berbasis Schoology Di SMA
2021. Muhammadiyah 2 Surabaya," in Seminar
[4] M. Afandi, E. Chamalah and O. P. Wardani, Nasional Pendidikan Matematika
Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, HIMAPTIKA UMSurabaya, Surabaya, 2019.
pertama ed., Semarang: UNISSULA Press, [14] N. F. Zatalini, I. Minggi and Rusli, "Pengaruh
2013. Strategi Pembelajaran Flipped Classroom
[5] M. Kurniawati, H. Santanapurba and E. Menggunakan e-Learning Kelase Terhadap
Kusumawati, "Penerapan Blended Learning Hasil Belajar Matematika Siswa," Issues in
Menggunakan Model Flipped Classroom Mathematics Education, vol. 1 No.2,
Berbantuan Google Classroom Dalam September 2017.
Pembelajaran Matematika SMP," EDU-MAT, [15] Choirudin, "Efektivitas Pembelajaran
vol. 7 No.1, April 2019. Berbasis Schoology," Numerical:Jurnal
[6] M. P. Kurniawidi and M. F. T. G. Nakita, Matematika dan Pendidikan Matematika, vol.
"Pengembangan Pembelajaran Flipped 1 No. 2, pp. 52-56, Desember 2017.
Classroom Dengan Memanfaatkan LMS [16] Z. Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:
Kelase Topik Menggambar Grafik Fungsi Yrama Widya, 2006.
SMP Kelas VIII," in Seminar Nasional [17] V. Nedeva, S. Dineva and Z. Ducheva,
Etnomatnesia, Yogyakarta, 2018. "Students In Blended Learning By Flipped
[7] Suid, A. Syafrina and Tursinawati, "Analisis Classroom Approach," Information
Kemandirian Siswa Dalam Proses Technologies and Learning Tools, vol. 72
Pembelajaran Di Kelas III SD Negeri 1 Banda No.4, pp. 2014 - 2013, 2019.
Aceh," Jurnal Pesona Dasar, vol. 1 No. 5, [18] R. Ningsih and A. Nurrahmah, "Pengaruh
April 2017. kemandirian belajar dan perhatian orang tua
[8] N. Handayani and F. Hidayat, "Hubungan terhadap prestasi belajar matematika," Jurnal
Kemandirian Terhadap Hasil Belajar Siswa Formatif, vol. 6 No.1, pp. 73-84, 2016.

108
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
[19] A. P. Laksana and H. S. Hadijah, [20] A. Mudlofir and E. F. Rusdiyah, Desain
"Kemandirian belajar sebagai determinan Pembelajaran Inovati: Dari Teori ke Praktik, 2
hasil belajar siswa," JURNAL PENDIDIKAN ed., Jakarta: Rajawali Press, 2017.
MANAJEMEN PERKANTORAN, vol. 4 No.1,
pp. 1-7, Januari 2019.

109
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
110
http://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES

You might also like