Penerapan Alat Bukti Petunjuk Oleh Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Tindak Pidana Pembunuhan Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Solok

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

PENERAPAN ALAT BUKTI PETUNJUK OLEH HAKIM DALAM

MENJATUHKAN PUTUSAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN


(Studi Kasus : Putusan Pengadilan Negeri Solok)

ARTIKEL/JURNAL

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan


Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

DAVID BENNYANTO
0910012111188

BAGIAN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2013

1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG HATTA

PERSETUJUAN ARTIKEL/JURNAL

Nama : David Bennyanto


Nomor Buku Pokok : 0910012111188
Program Kekhususan : Hukum Pidana
Judul Skripsi : PENERAPAN ALAT BUKTI PETUNJUK OLEH HAKIM
DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TINDAK PIDANA
PEMBUNUHAN
(STUDI KASUS: PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
SOLOK)

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing untuk upload ke website.

2
PENERAPAN ALAT BUKTI PETUNJUK OLEH HAKIM DALAM
MENJATUHKAN PUTUSAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
(STUDI KASUS : PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SOLOK)

David Bennyanto1, Uning Pratimaratri1, Syafridatati2


1
Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung
Hatta Email: davidbennyanto188@yahoo.co.id

Abstract

In essence, everyone has equal rights before the law or referred to equality before the law. In
this case, one is confronted in court based on the facts revealed in court in accordance with
the evidence in the form of instructions that a judge later ruled by his belief in particular
murder of the guilt or innocence of a person. The problems studied in this thesis: how the
application of evidence in the instructions by the judge in the criminal murder verdict? and
how the consideration of Solok District Court judge in the criminal murder verdict? This
study uses a normative approach. Material studied is Solok District Court Decision Number:
13/Pid/Sus/2011/PN.SLK and Solok District Court Decision Number: 38/Pid.B/2012/PN.SLK.
Data collection techniques using document study. Data were analyzed qualitatively. Based on
the results, it can be concluded that: (1) the application of the instructions by the judge
evidence in the murder verdict does not directly use the tool hint of evidence but hear witness
testimony, letters, and testimony of the defendant in advance at which time the judge to get a
clue as a basis for deciding a case, (2) consideration of the sentencing judge by objective is
not merely for revenge but for the accused not to repeat his actions and the things that are
burdensome and ease of the defendant.

Keywords: evidence, clues, judge, murder.

Pendahuluan penegak hukum menegakkan dan


menjamin kepastian hukum. (Marwan
Penegakan hukum merupakan
Effendi, 2012: 17)
bagian yang tak terpisahkan dari
Pada masa sekarang semakin banyak
pembangunan hukum, sedangkan
terjadi aksi-aksi kejahatan yang sangat
pembangunan hukum itu sendiri adalah
meresahkan masyarakat dimana
komponen integral dari pembangunan
kejahatan tersebut tidak hanya
nasional. Penegakan hukum sebagai
dilakukan oleh kalangan dewasa, tetapi
landasan tegaknya supremasi hukum,
juga dilakukan oleh kalangan remaja
tidak saja menghendaki komitmen
bahkan anak-anak. Suatu kejahatan
ketaatan seluruh komponen bangsa
mempunyai efek negatif dan sangat
terhadap hukum, tetapi mewajibkan
berpengaruh dalam masyarakat, dimana
aparat
hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa

1
faktor seperti faktor ekonomi yang dilakukan dan apakah orang yang
sangat memprihatinkan, penindasan, didakwakan tersebut dapat
kecemburuan sosial, dendam, dan moral dipersalahkan. (Andi Hamzah, 2004:7)
yang semakin menipis. Hal ini dapat dilihat pada kasus
Hukum pidana sebagai salah satu tindak pidana yang dilakukan oleh
bagian dari hukum publik mempunyai warga Kota Solok, dimana kasus I kasus
peranan penting dalam penegakan posisinya adalah pada hari Jumat
hukum pada suatu negara, dimana yang tanggal 7 Januari 2011 sekira pukul
mengemban tugas melaksanakan hukum 04.15 WIB atau setidak-tidaknya pada
pidana adalah aparat penegak hukum suatu waktu dalam tahun 2011
yaitu kepolisian, kejaksaan, dan bertempat di Rumah Dinas Sekda Kota
kehakiman yang mewakili kepentingan Solok di Komplek Pemda I Kelurahan
masyarakat atau persekutuan hukum. IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah
Tugas dari hukum pidana adalah untuk Kota Solok, turut serta melakukan
memungkinkan terselenggara- nya perbuatan, dengan sengaja dan rencana
kehidupan bersama antar manusia, terlebih dahulu merampas nyawa orang
tatkala persoalannya adalah benturan lain yaitu terhadap Yudi Afdol pgl Andi
kepentingan antara pihak yang dengan cara menghujamkan gunting
melanggar norma dengan kepentingan rumput ke tubuh Yudi Afdol pgl Andi
masyarakat umum. karena terdakwa merasa sakit hati dan
Salah satu tujuan dalam hukum selalu dibohongi dengan diiming-imingi
acara pidana adalah adalah untuk barang berupa handphone dan sejumlah
mencari dan mendapatkan atau setidak- uang. (Putusan Perkara Nomor :
tidaknya mendekati ke- benaran materil, 13/Pid/Sus/2011/PN.SLK)
yaitu kebenaran yang selengkap- Pada kasus II kasus posisinya
lengkapnya dari suatu perkara pidana adalah pada hari Senin tanggal 9 April
dengan menerapkan ketentuan hukum 2012 sekira pukul 13.30 WIB atau
acara pidana secara jujur dan tepat setidak-tidaknya pada suatu waktu
dengan tujuan mencari pelaku yang dalam bulan April 2012 bertempat di
dapat didakwakan melakukan suatu Rumah Paviliun saksi Aminah di Gurun
pelanggaran hukum dan selanjutnya Koto Anau Kelurahan Tanjung Paku
meminta pemeriksaan dan putusan dari Kecamatan Tanjung Harapan Kota
pengadilan guna menemukan apakah Solok, dengan sengaja menghilangkan
terbukti bahwa tindak pidana telah jiwa orang lain yaitu terhadap korban

2
Indra pgl In, dimana terdakwa Kejahatan terhadap nyawa ini termasuk
melakukan pembunuhan dengan cara delik materil yakni delik yang hanya
mengambil 1 (satu) buah batu berukuran menyebut sesuatu akibat yang timbul
sebesar kepala orang dewasa kemudian tanpa menyebut cara-cara yang
dipukulkan ke arah bagian kepala menimbulkan akibat tersebut. Kejahatan
korban Indra pgl In, terdakwa sakit hati terhadap nyawa diatur dalam Pasal 338-
dan emosi gara-gara korban Indra pgl In 349 KUHP.
berulang kali menuduh terdakwa karena
telah membunuh orang tua perempuan Adapun sistem pembuktian yang
terdakwa. (Putusan Perkara Nomor: dianut dalam KUHAP adalah :
38/Pid.B/2012/PN.SLK). a. Sistem atau teori pembuktian
Pembunuhan merupakan suatu berdasarkan keyakinan hakim melulu
peristiwa pidana yang dilakukan oleh (Conviction in-Time)
seseorang terhadap orang lain dimana Sistem pembuktian conviction in-
perbuatan tersebut melanggar atau time menentukan salah tidaknya seorang
bertentangan dengan undang-undang terdakwa semata-mata ditentukan oleh
yang berlaku Pengertian nyawa adalah penilaian keyakinan hakim.
yang menyebabkan kehidupan pada b. Sistem atau teori pembuktian
manusia. Menghilangkan nyawa berarti berdasarkan keyakinan hakim atas
menghilangkan kehidupan pada manusia alasan yang logis (Conviction
secara umum disebut pembunuhan. Raisonnee)
Dilihat dari kesengajaan (dollus), tindak Dalam sistem pembuktian ini,
pidana terhadap nyawa ini terdiri atas : faktor keyakinan hakim dibatasi.
a) yang dilakukan dengan sengaja, Menurut teori ini hakim dapat
b) yang dilakukan dengan sengaja disertai memutuskan seseorang bersalah
kejahatan berat, berdasarkan keyakinannya, keyakinan
c) yang dilakukan dengan direncanakan yang didasarkan kepada dasar-dasar
lebih dahulu, pembuktian disertai dengan suatu
d) atas keinginan yang jelas dari yang kesimpulan (conclusie) yang
dibunuh. berlandaskan kepada peraturan-
e) menganjurkan atau membantu orang peraturan pembuktian tertentu. Jadi,
untuk bunuh diri. (Leden Merpaung, putusan hakim dijatuhkan dengan suatu
2005: 19) motivasi. (Andi Hamzah, 2004 : 249)

3
c. Sistem atau teori pembuktian saksi alami sendiri. “unus testis nullus
berdasarkan Undang-Undang secara testis” yang berarti satu saksi bukanlah
positif (Positief Wettelijk Bewijstheorie) saksi.
Dikatakan positif karena hanya 2. Keterangan ahli.
didasarkan kepada Undang-Undang Keterangan ahli merupakan alat
melulu. Artinya, jika telah terbukti suatu bukti yang penting dalam pemeriksaan
perbuatan sesuai dengan alat-alat bukti perkara pidana. Menempatkan
yang disebut oleh Undang-Undang, keterangan ahli sebagai alat bukti
maka keyakinan hakim tidak diperlukan merupakan salah satu kemajuan dalam
sama sekali. Sistem ini disebut juga pembaharuan hukum.
teori pembuktian formal (formele 3. Surat
bewijstheorie). Alat bukti surat pun hanya diatur
d. Sistem atau teori pembuktian dalam satu pasal saja yaitu Pasal 187
berdasarkan Undang-Undang secara KUHAP. Menurut ketentuannya, surat
negatif yang dapat dinilai sebagai alat bukti
Hasil penggabungan dari Undang- yang sah menurut Undang-undang
Undang secara positif dengan sistem adalah surat yang dibuat atas sumpah
pembuktian menurut keyakinan atau jabatan dan atau surat yang dikuatkan
conviction in-time yang saling bertolak dengan sumpah.
belakang, terwujudlah pembuktian 4. Petunjuk
menurut Undang-Undang secara negatif. Berdasarkan Pasal 188 ayat (2),
Rumusannya berbunyi: salah tidaknya petunjuk hanya dapat diperoleh dari
seorang terdakwa ditentukan oleh keterangan saksi, surat, dan keterangan
keyakinan hakim yang didasarkan terdakwa.
kepada cara dan dengan alat-alat bukti 5. Keterangan terdakwa.
yang sah menurut Undang-Undang. Terhadap keterangan terdakwa
secara limitatif diatur dalam Pasal 189
Alat Bukti yang Sah Menurut KUHAP KUHAP.
1. Keterangan saksi
Keterangan saksi yang mempunyai Putusan Hakim dan Bentuk-bentuk
nilai ialah keterangan yang sesuai Putusan Hakim dalam Perkara Pidana
dengan apa yang dijelaskan Pasal 1 a. Pengertian Putusan Hakim
angka 27 KUHAP yaitu yang saksi lihat Leden Merpaung menyebutkan
sendiri, saksi yang dengar sendiri, dan pengertian ‘putusan hakim’ adalah hasil

4
atau kesimpulan dari sesuatu yang telah Putusan bebas berarti terdakwa
dipertimbangkan dan dinilai dengan dinyatakan bebas dari tuntutan hukum
semasak-masaknya yang dapat (vrijspraak) dalam arti dibebaskan dari
berbentuk tertulis maupun lisan. (Leden pemidanaan. Tegasnya terdakwa tidak
Merpaung, 2005:202). Sedangkan dipidana. Apabila bertitik tolak pada
menurut Bab I angka 11 Undang- Pasal 191 ayat (1) KUHAP, putusan
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang bebas dapat dijatuhkan oleh Majelis
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Hakim karena :
Pidana menyebutkan putusan 1. Hasil pemeriksaan di sidang pengadilan.
pengadilan adalah pernyataan hakim 2. Kesalahan terdakwa atas perbuatan yang
yang diucapkan dalam sidang didakwakan kepadanya tidak terbukti
pengadilan terbuka, yang dapat berupa secara sah dan meyakinkan menurut
pemidanaan atau bebas atau lepas dari hukum.
segala tuntutan hukum dalam hal serta Putusan lepas dari segala tuntutan
menurut cara yang diatur dalam undang- hukum diatur dalam Pasal 191 ayat (2)
undang ini. KUHAP yaitu jika pengadilan
b. Bentuk-Bentuk Putusan Hakim dalam berpendapat bahwa perbuatan yang
Perkara Pidana didakwakan kepada terdakwa terbukti,
Setiap keputusan hakim merupakan tetapi perbuatan itu tidak merupakan
salah satu dari tiga kemungkinan : suatu tindak pidana, maka terdakwa
1. Pemidanaan atau penjatuhan pidana diputus lepas dari segala tuntutan
dan/atau tata tertib. hukum.
2. Putusan bebas. Permasalahan yang diangkat
3. Putusan lepas dari segala tuntutan dalam penelitian ini, adalah:
hukum. a. Penerapan alat bukti petunjuk oleh
hakim dalam menjatuhkan putusan
Putusan pemidanaan (veroordeling).
tindak pidana pembunuhan.
Apabila hakim menjatuhkan putusan
b. Pertimbangan hakim dalam
pemidanaan, hakim telah yakin
menjatuhkan putusan tindak pidana
berdasarkan alat bukti yang sah serta
pembunuhan.
fakta-fakta di persidangan bahwa
Tujuan penelitian adalah :
terdakwa melakukan perbuatan
a. Untuk mengetahui penerapan alat bukti
sebagaimana dalam surat dakwaan.
petunjuk oleh hakim dalam

5
menjatuhkan putusan tinda pidana Pada kasus I dalam perkara Nomor:
pembunuhan. 13/Pid/Sus/2011/PN.SLK,
b. Untuk mengetahui pertimbangan kasus posisinya adalah berawal pada
hakim dalam menjatuhkan putusan hari Kamis tanggal 06 Januari 2011
tindak pidana pembunuhan. sekira pukul 22.00 WIB para terdakwa
yang sedang duduk di samping Bank
Metode Penelitian BRI Cabang Solok didatangi oleh
Penelitian ini menggunakan korban yaitu Yudi Afdol pgl Andi,
pendekatan yuridis normatif. kemudian korban minta dikenalkan
Bahan yang dikaji adalah Putusan kepada terdakwa Fara Utafan pgl Ipang
Pengadilan Negeri Solok Nomor:13/Pid dan mengajak para terdakwa main ke
/Sus/2011/PN.SLK dan Putusan rumahnya di rumah Dinas Sekda Kota
Pengadilan Negeri Solok Nomor : 38/ Solok. Selama di rumah Dinas Sekda,
Pid.B/2012/PN.SLK. Teknik pengum- terdakwa Herik Yandri Prawiza pgl Erik
pulan data menggunakan studi dan terdakwa Fara Utafan pgl Ipang
dokumen. Data dianalisis secara melayani nafsu seksual si korban
kualitatif. dengan cara oral sex sebanyak dua kali.
Kemudian si korban juga menjanjikan
Hasil dan Pembahasan akan memberikan pinjaman uang
1. Penerapan Alat Bukti Petunjuk oleh sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu
Hakim dalam Menjatuhkan Putusan rupiah) untuk membayar uang sekolah
Tindak Pidana Pembunuhan. terdakwa dan juga menjanjikan akan
Dalam penelitian ini, penulis memberikan uang Rp.500.000,- (lima
mengkaji dua putusan Pengadilan ratus ribu rupiah) kepada terdakwa
Negeri Solok yang telah inkraht Herik Yandri Prawiza pgl Erik namun
(berkekuatan hukum tetap) mengenai sudah beberapa lama tidak kunjung
tindak pidana pembunuhan, khususnya diberikan oleh korban. Pada saat itu,
kasus perkara Nomor: terdakwa Herik Yandri Prawiza pgl Erik
13/Pid/Sus/2011/PN.SLK atas nama melihat sebuah gunting yang berada di
terdakwa I Herik Yandri Prawiza pgl atas lemari piring dan mengambil
Erik dan terdakwa II Fara Utafan pgl gunting tersebut lalu mengatakan
Ipang dan kasus dalam perkara Nomor: kepada terdakwa Fara Utafan pgl Ipang
38/Pid.B/2012/PN.SLK atas nama untuk membunuh korban.
terdakwa Niza Junaidi pgl Jun.

6
Pada kasus II dalam perkara Dakwaan yang dibuat oleh Jaksa
Nomor: 38/Pid.B/2012/PN.SLK, kasus Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
posisinya adalah berawal pada hari Solok berbentuk subsideritas, yaitu
Senin tanggal 9 April 2012 sekira pukul dakwaan yang terdiri dari dua atau
09.00 WIB terdakwa sedang duduk- beberapa tindak pidana yang ancaman
duduk dengan Aminah (saksi) di teras hukumannya diatur dalam Kitab
rumah saksi Aminah, kemudian lewat Undang-undang Hukum Pidana
Indra pgl In (korban) lalu di panggil diurutkan mulai dari ancaman hukuman
oleh Aminah (saksi) untuk ikut yang paling berat hingga yang paling
mengobrol dengan terdawa. Setelah ringan. Artinya dakwaan yang dibuat
sekian lama mengobrol, akhirnya oleh Jaksa Penuntut Umum
terdakwa dan Indra pgl In pergi dari dimaksudkan agar hakim memeriksa
rumah Aminah. Pada saat hari itu juga dakwaan primair terlebih dahulu.
sekira pukul 12.45 WIB terdakwa Apabila dakwaan primair tidak terbukti,
sedang duduk sendirian di rumah barulah hakim menelaah bagaimana
Aminah lalu datang korban dan substansi dari dakwaan subsidair.
terdakwa membuatkan kopi untuknya, Dalam hal hakim menjatuhkan
setelah itu datang Amril pgl Kutak pidana kepada terdakwa berlaku sistem
(saksi) dan mengobrol dengan korban. negatief wettelijk bewijs (pembuktian
Tak lama setelah itu Amril pgl Kutak negatif), yaitu dengan minimal dua alat
pergi. Pada saat itu juga Amril pgl bukti yang sah hakim memperoleh
Kutak mendengar terdakwa dan korban keyakinan bahwa tindak pidana benar-
mengobrol sampai mengenai masalah benar terjadi dan terdakwalah yang
keluarga dimana Indra pgl In (korban) bersalah melakukannya.
berulang kali menuduh terdakwa bahwa Berdasarkan kasus pertama dalam
terdakwalah yang membunuha orang tua perkara Nomor: 13/Pid/Sus/2011/
perempuan terdakwa. Mendengar PN.SLK dan kasus kedua dalam perkara
tuduhan-tuduhan tersebut akhirnya Nomor: 38/Pid.B/2012/PN.SLK di atas,
terdakwa emosi lalu mengambil 1 (satu) penulis berpendapat bahwa hakim
buah batu berukuran kepala orang dalam menjatuhkan putusan tidak
dewasa dan langsung dipuukulkan langsung menggunakan alat bukti
kearah kepala Indra pgl In sebanyak 3 petunjuk karena dalam persidangan
(tiga) kali sampai korban terjatuh tidak seorang hakim terlebih dahulu
berdaya dan meninggal dunia. mendengarkan keterangan saksi yang

7
dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum, penerapan alat bukti petunjuk yang
kemudian mendengarkan keterangan diperoleh dalam persidangan dengan
dari terdakwa yang melakukan cara menggunakan alat bukti berupa
kejahatan sesuai dengan kasus yang petunjuk ditambah dengan keyakinan
penulis teliti. hakim sehingga dapat menilai dan
Setelah hakim mendengarkan menjatuhi hukuman kepada terdakwa
keterangan saksi dan keterangan karena terdakwa terbukti bersalah
terdakwa lalu ditambah dengan adanya melakukan tindak pidana. Selain itu,
keyakinan hakim bahwa benar terdakwa hakim juga mempertimbangkan hal-hal
melakukan pembunuhan maka sesuai yang memberatkan dan hal-hal yang
dengan pembuktian negatif (negatief meringankan bagi terdakwa.
wettelijk bewijs) maka syarat hakim
untuk menjatuhi hukuman telah Kesimpulan
terpenuhi. Akan tetapi, hakim tetap Penerapan alat bukti berupa
memakai atau menggunakan alat bukti petunjuk oleh hakim dalam
berupa petunjuk sebagai acuan lain menjatuhkan putusannya agar lebih
setelah keterangan saksi dan keterangan memperkuat pembuktian dalam suatu
terdakwa untuk lebih memperkuat persidangan dengan mendengarkan
pembuktian dalam suatu putusan keterangan saksi dan keterangan
pengadilan, karena hakim tidak terikat terdakwa terlebih dahulu. Setelah
atas kebenaran persesuaian yang mendengarkan keterangan saksi dan
diwujudkan oleh petunjuk dan oleh keterangan terdakwa kemudian
karena itu hakim bebas menilai dan ditambah dengan keyakinan hakim
mempergunakannya sebagai upaya bahwa benar terdakwa melakukan
pembuktian agar terdakwa dapat pembunuhan, maka sesuai dengan
dihukum sesuai dengan undang-undang pembuktian negatif (negatief wettelijk
yang berlaku. bewijs) syarat bagi hakim untuk
menjatuhi hukuman telah terpenuhi.
2. Pertimbangan hakim dalam Hakim tidak terikat atas kebenaran
menjatuhkan putusan tindak pidana persesuaian yang diwujudkan oleh
pembunuhan tidak hanya dilihat dari petunjuk dan oleh karena itu hakim
adanya unsur-unsur yang didakwakan bebas menilai dan mempergunakannya
oleh Jaksa Penuntut Umum, tetapi sebagai upaya pembuktian agar
hakim juga mengkaji bagaimana

8
terdakwa dapat dihukum sesuai dengan Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara
undang-undang yang berlaku. Pidana (Normatif, Teoritis,
Praktek dan Permasalahannya),
Pertimbangan hakim dalam ALUMNI, Bandung.
menjatuhkan putusan tindak pidana Marwan Effendy, 2012, Sistem
Peradilan Pidana (Tinjauan
pembunuhan tidak hanya dilihat dari Terhadap Beberapa Per-
adanya unsur-unsur yang didakwakan kembangan Hukum Pidana),
Referensi, Jakarta.
oleh Jaksa Penuntut Umum, tetapi M. Yahya Harahap, 2006, Pembahasan
hakim juga mengkaji bagaimana Permasalahan dan Penerapan
KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta.
penerapan alat bukti petunjuk yang Osman Simanjuntak, 1999, Teknik
diperoleh dalam persidangan dengan Penuntutan dan Upaya Hukum,
Jakarta.
cara menggunakan alat bukti berupa Soerjono Soekanto, 2008, Pengantar
petunjuk ditambah dengan keyakinan Penelitian Hukum. Universitas
Indonesia (UI-PRESS).
hakim sehingga dapat menilai dan Soeharto RM, 1993, Hukum Pidana
menjatuhi hukuman kepada terdakwa Materil, Sinar Grafika, Jakarta.
karena terdakwa terbukti bersalah
melakukan tindak pidana. Selain itu, Regulasi (Undang-Undang, Putusan
Pengadilan, dll)
hakim juga mempertimbangkan hal-hal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
yang memberatkan dan hal-hal yang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang
meringankan bagi terdakwa. Hukum Acara Pidana.
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman.
DAFTAR PUSTAKA Putusan Pengadilan Negeri Solok
Nomor: 13/Pid/Sus/2011/PN.SLK .
Andi Hamzah, 1999, Delik-Delik Putusan Pengadilan Negeri Solok
Kekerasan dan Delik-Delik yang Nomor: 38/Pid.B/2012/PN.SLK.
Berkaitan Dengan Kerusuhan,
Sumber Ilmu Jaya, Jakarta.
-------------------, 2004, Hukum Acara
Pidana Indonesia. Edisi Revisi,
Sinar Grafika, Jakarta.
Binsar M. Gultom, 2012, Pandangan
Kritis Seorang Hakim dalam
Penegakan Hukum di Indonesia,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Jan Remmelink, 2003, Hukum Pidana,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Leden Merpaung, 2005, Tindak Pidana


Terhadap Nyawa dan Tubuh,
Sinar Grafika, Jakarta.

You might also like