Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PROSES KREATIF SIDIK NUGROHO DALAM

PENULISAN NOVEL TEWASNYA GAGAK HITAM

Egi Repomi, Christantosyam, dan Agus Wartiningsih


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan
PontianakEmail: repomi049@gmail.com

Abstract
This study aims to describe the implementation is how Sidik Nugroho obtained
the source of the idea, through the incubation process, pouring the idea of the
novel Tewasnya Gagak Hitam, implementation in the form of text in Indonesian
language learning related to Sidik Nugroho's creative process in writing the
novel Tewasnya Gagak Hitam. The approach in this research is expressivism
with the data collection technique is a documentary study technique. The data
collection tool is the researcher as the key instrument assisted by writing
instruments and research instruments. The data source of this research is Sidik
Nugroho as the author of the novel Tewasnya Gagak Hitam with data in the
form of video recordings of the results of the interview with Sidik Nugroho. The
technique of testing the validity of the data used triangulation persistence and
referential adequacy.The results showed that the creative process data of Sidik
Nugroho in the writing of the novel Tewasnya Gagak Hitam were found to be
17 forms consisting of 6 forms of idea sources, 5 forms of incubation processes,
and 6 forms of pouring ideas. The implementation plan for learning the results
of this research is combined with Indonesian language learning in class X
SMA/equivalent level in the 2013 curriculum with KD 3.14 Assessing things
that can be imitated from biographical texts KD 4.14 Revealing things that can
be imitated from the characters contained in the biographical texts read in
writing.

Keywords: Learning, Text Reviews, and Writing


PENDAHULUAN penciptaannya seperti pengumpulan ide,
Pemikirann dan imajinasi tentu pengembangan ide, dan penyempurnaan ide.
dimiliki oleh setiap individu. Sebuah Wellek dan Warren (dalam Siswanto,
novel lahir karena pemikiran dan 2008: 25) mengungkapkan proses kreatif
imajinasi pengarang. Pemikiran dan meliputi seluruh tahapan, mulai dari
imajinasi tersebut menjadi bagian dari dorongan bawah sadar yang melahirkan
proses kreatif yang dilalui oleh pengarang karya sampai pada perbaikan terakhir yang
dalam melahirkan sebuah novel. Proses dilakukan
kreatif merupakan proses yang dilalui pengarang. Pada bagian terakhir inilah
seorang pengarang dalam menghasilkan bagi pengarang merupakan tahapan yang
sebuah karya sastra. Proses kreatif paling kreatif. Pikiran-pikiran dan imajinasi
seorang pengarang tidak bisa lepas dari pengarang akan melewati sebuah proses di
dorongan dalam diri pengarang sendiri mana sebuah ketiadaan akan menjadi suatu
maupun dorongan dari luar diri tulisan dan mewujud pada tokoh-tokoh dan
pengarang. Seorang pengarang tidak akan cerita-cerita yang dituliskan pengarang.
bisa membuat karya sastra seperti puisi Pengarang memilih dan mengangkat
atau prosa tanpa melalui proses berbagai masalah hidup dan kehidupan
menjadi tema dan sub tema dalam karyanya

1
yang sesuai dengan pengalaman, begitumenginspirasi, karya-karya yang
pengamatan, dan aksi-interaksinya meceritakan tentang gerakan feminisme, karya-
denganlingkungan. karya yang bercerita tentang khayalan yang
Kata proses berartikan rangkaian begitu menarik dan masih banyak jenis karya
tindakan atau tahapan dalam lainnya.
menghasilkan sebuah produk. Kata METODE PENELITIAN
kreatif berarti memilik daya cipta; Penelitian ini menggunakan metode
memiliki kemampuan untuk mencipta. deskriptif kualitatif karena dalam penelitian
Kata daya berarti kemampuan untuk menguraikan data yang terkumpul,
melakukan sesuatu atau kemampuan menganalisisnya,dan menginterpretasikannya
untuk bertindak. Sedangkan cipta berarti kedalam rangka menemukan model, kaidah,
kemampuan pikiran untuk mengadakan pola, formula, nilai, dan norma dari sebuah
sesuatu yang baru. Daya cipta berarti fenomena yang diteliti (Sibarani, 2014:277).
kemampuan untuk bertindak dalam Penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya
menghasilkan sesuatu yang baru. Dapat terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar jika
disimpulkan bahwa proses kreatif adalah diperlukan, bukan berbentuk angka
rangkaian kemampuan untuk (Endraswara, 2008:5). Selain itu, semua
menghasilkan sesuatu yang baru. informasi yang diperoleh dari novel Tewasnya
Karya sastra tercipta oleh pengarang. Gagak Hitam karya Sidiq Nugroho
Pengarang dapat menentukan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa
kebebasannya untuk memilih bahan dan yang diteliti. Dengan demikian, laporan
melakukan perubahan dari mitos, penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
khayalan, cerita rakyat, dan realitas yang berupa informasi yanig diperoleh dari novel
ada di sekitarnya. Pernyantaan tersebut Tewasnya Gagak Hitam dan penulisnya yaitu
berkesimpulan bahwa karya sastra adalah Sidiq Nugroho untuk memberikan gambaran
sebuah wadah segala macam alam penyajian laporan tersebut. Pada penulisan
imajinasi pengarang yang kemudian laporan, peneliti menganalisis data yang sangat
dituangkan dalam sebuah karya sastra. kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk
Novel Tewasnya Gagak Hitam karya aslinya. Hal itu akan dilakukan hendaknya
Sidiq Nugroho diterbitkan oleh PT seperti orang yang merajut sehingga setiap
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta pada bagian ditelaah satu demi satu.
tahun 2016 tepatnya dibulan januari. Bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah
Tewasnya Gagak Hitam merupakan novel kualitatif karena penelitian kualitatif tidak
karangan Sidik Nugroho yang menyajikan angka-angka perhitunganmelainkan
bertemakan Horror serta Action adalah analisis yang diperoleh, alasannya karena sesuai
awal mula cerita dari serial karakter yang dengan objek yang diteliti. Bogdan dan Biklen
bernama Elang Bayu Angkasa bersama (1982), Lincoln dan Guba (1985) (dalam
rekannya yang berprofesi sebagai polisi Moeloeng, 1994:4-8) menyebutkan beberapa
AgungPrasetyo. karakteristik penelitian kualitatif
Pengarang merupakan bagian hingar
bingar tersebut yang berarti pengarang HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak bisa lepas dari lingkungan Sumber Ide
masyarakat yang melingkupinya. Ia Munculnya ide tentang novel Tewasnya
termasuk dalam golongan berbagi macam Gagak Hitam dalam pikiran Sidik Nugroho
bentuk masyarakat degan pola pikir, adalah berdasarkan keinginan yang kuat dari
perilaku, dan corak budaya yang berbeda- Sidik Nugroho untuk menulis suatu novel fiksi-
beda. Proses menjadi seorang seniman kriminal karena Sidik Nugroho beranggapan
merupakan suatu proses penuh misteri, bahwa pada tahun-tahun tersebut masih sedikit
perjalanan yang cukup menarik untuk yang menulis novel tentang fiksi-kriminal di
diketahui. Beberapa sastrawan Indonesia. Selain itu Sidik Nugroho pada tahun
Indonesia 2007 sampai 2012 suka nongkrong di warung
terkenal karena karya-karyanya yang kopi, sembari baca koran berita kriminal.
fenomenal. Karya-karya yang Sehingga realitas kehidupan peristiwa kriminal
menceritakan kehidupan pribadinya yang yang banyak terjadi beliau inovasikan kedalam

2
sebuah novel yaitu novel Tewasnya Gagak Hitam khususnya latar tempat dalm novel
Gagak Hitam. Hasil pengamatan Sidik Sidik Nugroho peroleh dari pengalamannya
Nugroho baik berdasarkan pembacaan mengunjungi kota-kota di Indonesia.
novel maupun surat kabar, diperoleh
informasi tentang kenyataan bahwa Proses Inkubasi
banyaknya peristiwa kriminal yang terjadi Apakah dapat langsung menuangkan
di masyarakat, sehingga peristiwa- gagasannya setelah mendapatkan ide dalam
peristiwa kriminal tersebut menjadi dasar penulisan novel Tewasnya Gagak Hitam. Sidik
bagi Sidik Nugroho untuk menciptakan Nugroho dapat langsung menuliskan gagasannya
novel Tewasnya Gagak Hitam. yang berbentuk kalimat yang dianggapnya bagus
yang menulis novel tentang fiksi- seperti yang iya sampaikan pada saat wawancara
kriminal di Indonesia. Selain itu Sidik ada satu kalimat yang sangat menarik
Nugroho pada tahun 2007 sampai 2012 perhatiannya yang muncul secara tiba-tiba dan ia
suka nongkrong di warung kopi, sembari tuliskan yaitu “pengarang tewas gantung diri”.
baca koran berita kriminal. Sehingga Juga ia langsung membuat outline untuk tokoh
realitas kehidupan peristiwa kriminal yang utama yang mengungkap misteri tewasnya
banyak terjadi beliau inovasikan kedalam pengarang gantung diri yaitu pelukis yang
sebuah novel yaitu novel Tewasnya memiliki rasa ingin tau.
Gagak Hitam. Hasil pengamatan Sidik Sidik Nugroho melakukan kedua hal tersebut
Nugroho baik berdasarkan pembacaan dalam penulisan novel Tewasnya Gagak Hitam,
novel maupun surat kabar, diperoleh Pertama ia merenungkan dengan tujuan
informasi tentang kenyataan bahwa memeriksa kembali ide yang ia miliki agar tidak
banyaknya peristiwa kriminal yang terjadi terdapat kekeliruan di dalam cerita novel
di masyarakat, sehingga peristiwa- Tewasnya Gagak Hitam seperti urutan waktu
peristiwa kriminal tersebut menjadi dasar yang nantinya tidak menimbulkan persepsi dari
bagi Sidik Nugroho untuk menciptakan pembaca bahwa cerita tersebut tidak logis atau
novel Tewasnya Gagak Hitam. ngawur. Kedua ia mengimajinasikan kembali saat
Sidik Nugroho mencari dan mengolah ide tentang tokoh, hal ini Sidik
mengembangkan ide tentang novel Nugroho sebut dengan istilah bersenang-senang
Tewasnya Gagak Hitam adalah dengan dengan tokoh yang kita ciptakan karakternnya.
menonton film fiksi-kriminal seperti The Dalam mengolah ide Sidik Nugroho
Mist (2007) karya Stephen King dan membuat outline terlebih dahulu, namun
membaca cerita Sherlock Holmes yang diakuinya dalam menulis novel Tewasnya Gagak
ditulis Sir Arthur Conan Doyle. Sehingga Hitam tidak mesti sesuai dengan outline.
menginspirasi Sidik Nugroho dalam Sehingga tidak mesti Sidik Nugroho menulis
penciptaan karakter tokoh di dalam novel bagian awal terlebih dahulu, bisa saja dari tengah
Tewasnya Gagak Hitam. Pengembangan cerita terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena pada
dan pencarian ide tentang novel Tewasnya saat ia menulis muncul ide-ide baru secara tiba-
Gagak Hitam oleh Sidik Nugroho tiba dampak dari ia menonton sebagai selingan
didapatnya secara sadar setelah ia pada saat ia menulis.
menonton dan membaca karya fiksi- Tidak ada cara khusus untuk Sidik Nugroho
kriminal, baik film maupun novel. menggabungkan antara ide dengan tujuan ia
suatu ide itu didapat secara tiba-tiba menulis. Sidik Nugroho membuat analogi bahwa
atau dengan referensi tertentu dalam ia menulis seperti pembuat/penghidang minuman,
pemerolehan sumber ide novel Tewasnya ia hanya menghidangkan minuman air putih
Gagak Hitam di pikiran Sidik Nugroho bukan air yang mahal atau varian rasa. Seperti
adalah hanya tagline “Ada pengarang orang minum air putih kalau haus ya minum.
tewas gantung diri” yang diperolehnya Tujuan iya menulis novel Tewasnya Gagak
secara tiba-tiba selebihnya Sidik Nugroho Hitam diakuinya hanyalah untuk hiburan semata.
ramu dengan pengalaman pengalamn Artinya, Bahwa antara ide dan tujuan
beliau seperti menonton dan membacar disesuaikan dengan kebutuhan sepertinya halnya
cerita fiksi-kriminal. orang yang haus memerlukan minuman,
Dalam mencari ide pada novel demikian pula kaitan antara ide tujuan.
Tewasnya Gagak Hitam Sidik Nugroho Pada saat mengolah ide Sidik Nugroho belum
tidak harus menelusuri tempat-tempat tergambarkan dengan jelas mengenai tokoh dan
tertentu karena semua ide pada novel setting. Hanya saja untuk tokoh ada tiga yang
dalam mencari ide pada novel Tewasnya sudah tergambarkan dalam idenya yaitu Elang
3
Bayu Angkasa, Agung Prasetyo ,dan akhir adalah tiga hingga empat bulan.
Gilbert Petrus Mulyanto. Sidik Nugroho menunda dalam menuliskan
Sidik Nugroho menuliskan novel novel tersebut dengan alasan yang tidak ia
Tewasnya Gagak Hitam linear saja yaitu sampaikan dikarenakan lupa, namun tidak dalam
dari awal hingga akhir cerita. Artinya waktu yang lama.
tidak ada sesuatu yang khusus ataupun hambatan yang Sidik Nugroho lalui dalam
spesial didalam memulai penulisan novel menuliskan novel Tewasnya Gagak Hitam adalah
tersebut. karena Sidik Nugroho pertama kali menuliskan
Sidik Nugroho dalam menulis novel novel dengan genre fiksi-kriminal, sehingga
Tewasnya Gagak Hitam murni dari menuntutnya lebih teliti dalam menuliskan
imajinasi saja, namun pengalaman nyata waktu, kejadian dan sebagainya dalam novel
hanya ikut membentuk karakter tersebut.
kepnulisannya seperti pengalaman dalam bahwa Sidik Nugroho mengaku jenuh karena
menikmati berbagai karya fiksi-kriminal. setiap hari pada masa itu ia harus menulis di
lama waktu yang dibutuhkan Sidik sepnajang harinya, semangatnya hanya di awal
Nugroho dalam membuat novel dan di akhir saja, meskipun ia merasa jenuh
Tewasnya Gagak Hitam dari awal hingga namun tulisan ini tetap ia selesaikan dan menjadi
akhir adalah tiga hingga empat bulan. sebuah karya yang fenomenal, karena novel ini
Sidik Nugroho menunda dalam adalah novel perdananya bergenre fiksi-kriminal
menuliskan novel tersebut dengan alasan dan novel perdananyanya yang di adaptasikan ke
yang tidak ia sampaikan dikarenakan lupa, bahasa Inggris.
namun tidak dalam waktu yang lama. Dilihat dari kurikulum dan silabus
hambatan yang Sidik Nugroho lalui Dilihat dari kurikulum tentang pembelajaran
dalam menuliskan novel Tewasnya Gagak bahasa dan sastra Indonesia di sekolah penelitian
Hitam adalah karena Sidik Nugroho ini terdapat pada jenjang SMA/MA kelas X
pertama kali menuliskan novel dengan semester genap kurikukulum 2013. Kurikulum
genre fiksi-kriminal, sehingga tersebut berkaitan dengan peniliitan ini pada
menuntutnya lebih teliti dalam pembelajaran tentang meneladani tokoh melalui
menuliskan waktu, kejadian dan teks biografi. Di dalam penelitian ini peneliti
sebagainya dalam novel tersebut. mendapatkan informasi tentang proses kreatif
Sidik Nugroho mengaku jenuh karena Sidik Nugroho menulis novel Tewasnya Gagak
setiap hari pada masa itu ia harus menulis Hitam, selain mendapatkan informasi tersebut
di sepnajang harinya, semangatnya hanya tersiratkan tentang identitas, dan pengalaman
di awal dan di akhir saja, meskipun ia hidup Sidik Nugroho. Identitas dan pengalaman
merasa jenuh namun tulisan ini tetap ia hidup tersebut peneliti jadikan sebuah teks
selesaikan dan menjadi sebuah karya yang biografi sebagai bahan ajar dalam pembelajaran
fenomenal, karena novel ini adalah novel Bahasa Indonesia.
perdananya bergenre fiksi-kriminal dan Dilihat dari silabus tentang pembelajaran
novel perdananyanya yang di adaptasikan bahasa dan sastra Indonesia di sekolah pada
ke bahasa Inggris. jenjang SMA/MA kelas X semester genap
kurikukulum 2013. Penelitian ini bisa
Penuangan Ide dihubungkan melalui Kompetensi inti tiga dan
Sidik Nugroho menuliskan novel empat. Kompetensi inti yang dimaksud adalah KI-
Tewasnya Gagak Hitam linear saja yaitu 3 memahami, menerapkan, menganalisis, dan
dari awal hingga akhir cerita. Artinya mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual
tidak ada sesuatu yang khusus ataupun prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
spesial didalam memulai penulisan novel ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
tersebut. seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
Sidik Nugroho dalam menulis novel kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
Tewasnya Gagak Hitam murni dari peradaban terkait penyebab fenomena dan
imajinasi saja, namun pengalaman nyata kejadian, serta menerapkan pengetahuan
hanya ikut membentuk karakter prosedural pada bidang kajian yang spesifik
kepnulisannya seperti pengalaman dalam sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
menikmati berbagai karya fiksi-kriminal. memecahkan masalah. KI-4 Mengolah, menalar,
lama waktu yang dibutuhkan Sidik menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
Nugroho dalam membuat novel ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
Tewasnya Gagak Hitam dari awal hingga yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
4
bertindak secara efektif dan kreatif, dan Bahan ajar dalam pembelajaran ini adalah
mampu menggunakan metoda sesuai sebagai berikut.
kaidah keilmuan. Dengan kompetensi 1. Buku teks Bahasa Indonesia SMA/MAK.
dasar yang berkaitan dengan penelitian ini. Ekspresi Diri dan Akademik 2013. Jakarta:
Yaitu kompetensi dasar 3.14 tentang Kemendikbud.
menilai hal yang dapat diteladani dari teks 2. Teks biografi Singkat Sidik Nugroho
biografi, dan 4.14 tentang mengungkapkan Sidik Nugroho seorang penulis
kembali hal-hal yang dapat diteladani dari kelahiran Semarang, 24 Oktober 1979 suka
tokoh yang terdapat dalam teks biografi membaca, menulis, main gitar, ngopi, nonton
yang dibaca secara tertulis. film, dan jalan-jalan. Ia menekuni dunia
kepenulisan "gara-gara" cerpen pertamanya
Dilihat dari tujuan pembelajaran berjudul Surat Kakakku menang sebagai juara
Selama dan setelah proses ketiga lomba cerpen di kampusnya pada
pembelajaaran, peserta didik dapat tahun 2002. Beberapa tulisannya (cerpen,
mensyukuri anugerah Tuhan akan puisi, esai, artikel, dan resensi buku) pernah
keberadaan bahasa Indonesia dan dimuat di Jawa Pos, Suara Pembaruan, Berita
menggunakannya sesuai dengan kaidah Pagi, Malang Post, Kompas, Hidup, GFresh!,
dan konteks untuk bangsa. Dalam Aneka Yess!, Sahabat Pena, Sinar Harapan,
penelitian ini konteks untuk bangsa adalah Tribun Bali, Koran Tempo, Pontianak Post,
menjadikan peserta didik yang berminat Psikologi Plus, Bhinneka, Costantini, dan
dalam dunia tulis menjadi satu diantara Bahana. Ia juga menjadi penulis di Renungan
penulis profesional baik regional maupun Malam, Renungan Blessing, Renungan Spirit,
nasional layaknya Sidik Nugroho. dan Renungan Harian. Sidik Nugroho hingga
a. Setelah membaca teks Biografi Sidik saat ini setidaknya sudah menerbitkan
Nugroho peserta didik mau delapan novel dan satu kumpulan cerpen.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan Sidik Nugroho kelahiran semarang
kritis terhadap masalah-masalah namun tumbuh dan besar di Kalimantan
yang dikemukakan dalam teks Barat. Ia mengawali pendidikannya di SD
Biografi melalui lisan, maupun Subsidi Suster Singkawang, Kalimantan
tulisan. Barat. Kemudian lanjut di SLTP Negeri 3
b. Setelah membaca teks Biografi Sidik Singkawang, Kalimantan Barat. Lulus
Nugroho peserta didik dapat Sekolah Menengah Atas di SMU 6
mengidentifikasi peristiwa yang Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1998.
dialami tokoh dalam teks biografi Pada tahun 1998 Sidik Nugroho memulai
dengan benar melalui lisan atau kuliah di Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu
tulisan. Tanah Universitas Brawijaya selama satu
c. Setelah membaca teks Biografi Sidik tahun dan tidak menyelesaikan kuliah
Nugroho peserta didik dapat tersebut. Pada tahun 1999 Sidik Nugroho
menemukan pola penyajian cerita memulai kembali kuliahnya di Fakultas
ulang (biografi) dengan benar Sastra Jurusan Sejarah Universitas Negeri
melalui lisan atau tulisan. Malang dan berhasil menyelesaikan kuliah
d. Setelah membaca teks Biografi Sidik tersebut pada tahun 2006. Sidik Nugroho juga
Nugroho peserta didik Menemukan aktif diberbagai organisasi. Pada tahun 1992-
hal yang dapat diteladani dalam teks 2002 ia menjabat sebagai Koordinator Musik
biografi dengan benar melalui di Gereja Anugerah Pembaharuan, Malang,
tulisan. Koordinator Warta Gereja di Gereja
e. Peserta didik dapat Mengomentari Anugerah Pembaharuan, Malang, dan
teks cerita ulang yang ditulis teman, Koordinator Penggembalaan di Gereja
baik secara lisan. Anugerah Pembaharuan, Malang. Kemudian
pada tahun 2003-2005 ia menjabat sebagai
Dilihat dari materi pembelajaran dan Ketua Dewasa Muda di Gereja Bethany
bahan ajar Indonesia, Malang (2003-2004), Ketua
Materi pembelajaran yang Pemuda di Gereja Bethany Indonesia, Malang
dimaksud adalah sebagai berikut: (2004-2005), Koordinator Pengajaran Kaum
1. Definisi Biografi Muda di Gereja Bethany Indonesia, Malang
2. Jenis (2003-2005), dan Pemimpin Redaksi Tabloid
3. Struktur Biografi Menorah di Gereja Bethany Indonesia,

5
Malang (2005). Nugroho terus menantang dirinya sendiri
Sidik Nugroho mengawali dalam berinovasi di dunia kepenulisan
karir kepenulisan pada tahun 2002 dengan menulis novel bergenri fiksi-kriminal.
yang mana pada saat itu cerpen Surat Idenya untuk menulis genre fiksi-kriminal
Kakakku menjadi pemenang ke-3 berawal dari kesukaannya membaca berita
dalam Pekan Ilmiah dan Sastra yang mayoritas berita di Indonesia adalah
Universitas Negeri Malang. Setelah tentang kriminal, selain membaca berita juga
itu, beberapa karya (berupa cerpen, di akuinya karena pada tahun 2007-2012
artikel dan renungan) dimuat di media Sidik Nugroho suka menonton film dan
massa, antara lain: majalah Bahana, membaca buku bergenre fiksi-kriminal.
majalah GFresh!, majalah Semangatnya untuk menulis novel bergenre
AnekaYess!, Renungan Malam, kriminal semakin terpacu akibat kurangnya
Renungan Blessing, koran Suara penulis-penulis di Indonesia akan menuliskan
Pembaruan, situs Kabar Indonesia dan novel bergenre fiksi-kriminal tersebut.
majalah Sahabat Pena. Hal itu tentu Hingga pada tahun 2016 terbitlah novel
menjadi spirit bagi Sidik Nugroho pertama Sidik Nugroho yang bergenre fiksi-
untuk lebih serius dalam dunia kriminal dengan judul Tewasnya Gagak
kepenulisan hingga pada tahun 2005 Hitam, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka
tepatnya di bulan juli Buku Utama. Ditahun yang sama ia menerbitkan
pertamanya diterbitkan oleh penerbit lanjutan dari novel Tewasnya Gagak
Andi yaitu, sebuah kumpulan cerpen Hitam,yaitu novel Neraka Di Warung Kopi
berjudul Never be Alone. Tak hanya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
sampai disitu Sidik Nugroho terus Juga ditahun sama Sidik Nugroho
menantang dirinya untuk melakukan menerbitkan buku nonfiksi berjudul Menulis
inovasi baru dalam karir untuk Kegembiraan, diterbitkan oleh Buana
kepenulisannya, berawal dari menulis Karya. Pada tahun berikutnya yaitu 2017
cerpen, puisi, esai, artikel, dan resensi Sidik Nugroho menerbitkan lanjutan kisah
buku Sidik Nugroho mengembangkan Elang Bayu Angkasa dalam novel Tewasnya
karir kepenulisannya untuk menulis Gagak Hitam, Neraka Di Warung Kopi
novel hingga pada tahun 2011 ia dengan judul Ninja dan Utusan Setan,
dibantu Angelia Lionardi (cetakan 1) diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Pada
dan Zul M.S. (cetakan 2) sebagai tahun 2017 juga ia menerbitkan novelnya
ilustrator dan Yosua Agustinus Sirait yang terakhir tentang perampokan sebuah
sebagai desainer grafis serta layouter Bank dengan judul Serikat Kegelapan,
dalam penerbitan novel pertamanya diterbitkan oleh Kopihitam.
dengan judul Kisah-kisah Si Tuan
Malam: Pencarian Kolam Mukjizat, Dilihat dari pendekatan, model, dan metode
diterbitkan oleh Pustaka Ninja (indie). Pendekatan dalam pembelajaran ini
Disusul 366 Reflections of Life: adalah pendekatan saintifik.
Kisah-kisah Kehidupan yang Model pembelajaran dalam hal ini
Meneduhkan Hati, diterbitkan Bhuana adalah model pembelajaran
Ilmu Populer (Kompas Gramedia), penyingkapan/penemuan Discovery/Inquiry
Inspirasi (Umum), pada tahun 2012, Learning adalah memahami konsep, arti, dan
Kisah-kisah Si Tuan Malam: hubungan melalui proses intuitif untuk
Pendekar Gitar dan Penggali Kubur, akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
diterbitkan oleh Pustaka Ninja (indie), Discovery terjadi bila individu terlibat terutama
pada tahun 2014 lahir novelnya yang dalam penggunaan proses mentalnya untuk
ke lima dengan judul Surga di menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Warung Kopi, yang diterbitkan Discovery dilakukan melalui observasi,
Bhuana Ilmu Populer (Kompas- klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
Gramedia), Juga pada tahun 2014 ia dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive
menertbitkan novel Melati dalam process sedangkan discovery itu sendiri adalah
Kegelapan, diterbitkan oleh Gramedia the mental process of assimilating concepts
Pustaka Utama. and principles in the mind.
Setelah menulis satu buku Metode pembalajaran ini adalah
kumpulan cerpen, tiga novel inspiratif, ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
dan dua novel drama-romansa. Sidik Metode-metode tersebut dianggap tepat dalam

6
pembelajaran Discovery/Inquiry Dalam menulis novel Tewasnya Gagak
Learning karena metode ceramah, Hitam Sidik Nugroho membuat outline
diskusi, tanya jawab, dan penugasan terlebih dahulu, namun diakuinya dalam
mampu membuat peserta didik menulis novel Tewasnya Gagak Hitam tidak
memahami konsep, arti, dan hubungan mesti sesuai dengan outline.
melalui proses intuitif pada metode- Tidak ada cara khusus untuk Sidik
metode tersebut. Nugroho menggabungkan antara ide dengan
tujuan ia menulis. Sidik Nugroho membuat
SIMPULAN DAN SARAN analogi bahwa ia menulis seperti penghidang
Simpulan minuman, ia hanya menghidangkan minuman
Munculnya ide tentang novel air putih bukan air yang mahal atau varian
Tewasnya Gagak Hitam di pikiran rasa. Seperti orang minum air putih ketika
Sidik Nugroho adalah berdasarkan haus.
keinginan yang kuat dari Sidik Nugroho Pada saat mengolah ide Sidik Nugroho
untuk menulis suatu novel fiksi- belum tergambarkan dengan jelas mengenai
kriminal kedalam sebuah novel yaitu tokoh dan setting.
novel Tewasnya Gagak Hitam. Sidik Nugroho menuliskan novel
Ide novel Tewasnya Gagak Tewasnya Gagak Hitam linear saja yaitu dari
Hitam berdasarkan ketertarikan Sidik awal hingga akhir cerita.
Nugroho setelah membaca cerita-cerita Sidik Nugroho mengaku dalam menulis
fiksi-kriminal seperti Sherlock Holmes novel Tewasnya Gagak Hitam murni dari
yang ditulis Sir Arthur Conan Doyle. imajinasi saja.
Sidik Nugroh mencaridan Lama waktu yang dibutuhkan Sidik
mengembangkan ide tentang novel Nugroho dalam membuat novel Tewasnya
Tewasnya Gagak Hitam dengan Gagak Hitam adalah tiga hingga empat bulan.
menonton film fiksi- kriminal seperti Sidik Nugroho menunda dalam
The Mist (2007) karya Stephen King menuliskan ide novel Tewasnya Gagak Hitam
dan membaca cerita Sherlock Holmes namun tidak dalam waktu yang lama.
yang ditulis Sir Arthur Conan Doyle Hambatan yang Sidik Nugroho lalui
Pemerolehan sumber ide novel dalam menuliskan novel Tewasnya Gagak
Tewasnya Gagak Hitam di pikiran Sidik Hitam adalah pertama kali baginya
Nugroho adalah ketika secara tiba- menuliskan novel dengan genre fiksi-
tiba muncul dibenaknya suatu kalimat kriminal, sehingga menuntutnya lebih teliti
Pada novel Tewasnya Gagak dalam menuliskan waktu, kejadian dan
Hitam Sidik Nugroho tidak ada sebagainya dalam novel tersebut.
menelusuri tempat-tempat tertentu Sidik Nugroho mengakui bahwa
untuk mencari ide. menulis novel setiap hari itu membuatnya
Tidak ada benda-benda yang jenuh, semangatnya hanya di awal dan di
memengaruhi ide Sidik Nugroho akhir saja.
dalam menulis novel Tewasnya Rencana implementasi pembelajaran
Gagak Hitam. Bahasa Indonesia berupa teks yang berisi
Sidik Nugroho dapat langsung proses kreatif Sidik Nugroho dalam proses
menuliskan gagasannya berbentuk penulisan novel Tewasnya Gagak Hitam
kalimat yang dianggapnya bagus dan Implementasi pembelajaran Bahasa
langsung membuat outline untuk tokoh Indonesia berupa berupa teks yang berisi
utama yang mengungkap misteri proses kreatif Sidik Nugroho dalam proses
tewasnya pengarang gantung diriyaitu penulisan novel Tewasnya Gagak Hitam.
pelukis yang memiliki rasa ingin tau Tergambarkan pada kurikulum 2013,
yang sangat kuat. Kompetensi inti tiga dan empat untuk siswa
Dalam penulisan novel kelas X Sma/Ma dengan Kompentensi
Tewasnya Gagak Hitam ia dasar3.14 dan 4.14 dengan bahan ajar teks
merenungkan kembali ide yang ia buku pedoman dan teks biografi singkat Sidik
miliki agar tidak terdapat kekeliruan di Nugroho. Menggunakan pendekatan saintifik,
dalam cerita novel Tewasnya Gagak model pembelajaran Discovery Learning, dan
Hitam. metode ceramah, diskusi, serta penugasan

7
Saran
Penelitian ini adalah penelitian Darma , Budi . (2019). Teori Sastra.
permulaan tentang proses kreatif Sidik Pusat Bahasa.
Nugroho dalam menulis novel Endraswara, S. (2003). Metedologi
Tewasnya Gagak Hitam. Oleh karena Penelitian Sastra Epistemologi, Model,
itu, diharapkan agar dilakukan dan Aplikasi.Yokyakarta: Caps
penelitian lanjutan yang mengkaji Faruk. (2017). Metode Penelitian Sastra.
proses kreatif Sidik Nugroho dalam Pustaka Belajar.
menulis novel-novelnya. Hingga saat Harefa, A. (2002). Agar Menulis-
inisetidaknya ada delapan novel karya Mengarang Bisa Gampang. Jakarta: PT
Sidik Nugroho termasuk novel GramediaPustaka Utama.
Tewasnya Gagak Hitam. Harapan Heraty, Toeti. (2000). Hidup Matinya Sang
peneliti terhadap penelitian berikutnya Pengarang. Jakarta: YLI.
adalah mengkaji proses kreatif Sidik Indonesia Pada Teks Ilmiah Mahasiswa.
Nugroho dalam menulis novel, dengan Lubis, Mochtar. (1996). Sastra dan
tujuan menemukan karakteristik Sidik Tekniknya. Jakarta: Yayasan Obor
Nugroho dalam menulis seluruh Indonesia.
novelnya. Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
DAFTAR RUJUKAN Mada University Press AnggotaIKAPI.
Alwi, Hasan dkk. (2010). Tata Nursisto. (2000). Penuntun Pengarang.
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Yogyakrta: Adi Cipta Karya Nusa.
Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Nurwicaksono, Bayu Dwi dan Diah Amelia.
Pustaka. (2018). AnalisisKesalahan Berbahasa
Aveling. Henry. (2002). Rumah Pradopo, Rachmat Djoko. (1987).
Sastra Indonesia. Magelang: Pengkajian Puisi.Yogyakarta: Gadjah
Indonesiatera. Mada University Press.
Bird, Camel. (2001). Menulisdengan Ratna, Nyoman Kutha. (2013). Teori,
Emosi- Panduan Empirik Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Mengarang Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Diterjemahkan dalam Bahasa Ratna, N. K. (2015). Estetika Sastra dan
Indonesia oleh Eva Y Nukman. Budaya. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Bandung: Kalifa.

You might also like