Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Proceeding Nasional KAMPELMAS

Vol. xx, No. xx (20xx), pp. xx-xx


ISSN. xxxx-xxxx (Online); ISSN. xxxx-xxxx (Print)

GERAKAN PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK DI


DESA KALIAJIR, KABUPATEN BANJARNEGARA
1
Syanha Sekar, 2Meli Setyani, 3Azkiyatun Nurlailiyah, 4Lutfi Faishol
1
Tadris Matematika, FTIK, UIN Prof.K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
2
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, FTIK, UIN Prof.K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
3
Pendidikan Anak Usia Dini, FTIK, UIN Prof.K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
4
Dosen, Dakwah, UIN Prof.K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Indonesia
*E-mail: Syanhaskr@gmail.com

Received: xx Bulan 20xx Revised: xx Bulan 20xx Accepted: xx Bulan 20xx

Abstract
Stunting cases in Indonesia are still often found in some areas. However, Indonesia
has succeeded in reducing stunting cases every year. Stunting cases in Indonesia in
2021 were recorded at 24.4% or around 5.33 million children under five, this figure
is classified as low but does not meet the WHO requirements, which is below 20%.
With the stunting case, the government created a stunting prevention program
that was held in every village government in collaboration with health providers
and posyandu. One of them is in Kaliajir Village, Purwanegara sub-district,
Banjarnegara Regency where the village government is holding stunting
prevention counseling in collaboration with the KKN UIN SAIZU Purwokerto group.
The method used in this counseling is the lecture method where the village midwife
explains about stunting prevention counseling to mothers who are pregnant,
breastfeeding or mothers who still have children under five, using the media in the
form of stunting counseling brochures. With the stunting prevention counseling, it
is hoped that children in Kaliajir Village, Purwanegara District, Banjarnegara
Regency will not experience stunting cases and the percentage of stunting cases in
Indonesia will decrease.
Keywords: stunting, posyandu, percentage, method.

Abstrak
Kasus stunting di Indonesia masih sering ditemui di beberapa daerah. Akan
tetapi Indonesia berhasil menurunkan kasus stunting pada setiap tahunnya.
Kasus stunting di Indonesia pada tahun 2021 tercatat sebanyak 24,4% atau
sekitar 5,33 juta balita, angka tersebut tergolong pada tingkat rendah akan tetapi
belum memenuhi syarat dari WHO yaitu dibawah angka 20%. Dengan adanya
kasus stunting tersebut pemerinah membuat program pencegahan stunting yang
diselenggarakan di setiap pemerintahan desa yang bekerja sama dengan pihak

20xx The Authors. Published by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto. This is an open access article under the
CC-BY license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0).
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

penyelenggara kesehatan dan posyandu. Salah satunya berada di Desa kaliajir,


kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara dimana pemerintah desanya
mengadakan penyuluhan pencegahan stunting yang bekerjasama dengan
kelompok KKN UIN SAIZU Purwokerto. Metode yang digunakan dalam
penyuluhan ini yaitu metode ceramah dimana bidan desa menjelaskan mengenai
penyuluhan pencegahan stunting pada ibu-ibu baik yang sedang hamil, sedang
menyusui maupun ibu yang masih memiliki anak usia balita, menggunakan
media berupa brosur penyuluhan stunting. Dengan adanya penyuluhan
pencegahan stunting diharapkan anak-anak di Desa kaliajir, kecamatan
Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara tidak akan mengalami kasus stunting dan
prosentase kasus stunting di Indonesia akan menurun.
Kata Kunci: kata1, kata 2, kata 3, kata 4.

PENDAHULUAN
Di bagian Kasus stunting di Indonesia masih sering di temui di beberapa
daerah. Pada tahun 2021 kasus stunting di Indonesia mencapai angka 24,4%,
(kemenkes.go.id) angka tersebut masih kurang dibawah aturan WHO yaitu dibawah
20%. Kasus stunting merupakan salah satu permasalahan serius yang terjadi di
indoneisa. Stunting merupakan salah satu gangguan pertumbuhan pada anak karena
anak tidak tumbuh dan berkembang sesuai dengan porsi umurnya sehingga anak
akan menalami gagal tumbuh. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia yang ada di Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.

Salah satu faktor penyebab terjadinya stunting adalah dari segi gizi yang anak
terima dari orang tua. Pada tahun 2021 sebanyak 5,33 juta balita ( Kemenkoor. Bid.
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI,2022) mengalami stunting. Angka
tersebut masih terbilang tinggi, dan setiap orang tua harus memperhatikan gizi yang
masuk pada anak. Di era teknologi yang serba canggih ini orang tua dapat mengakses
berbagai macam makanan yang mengandung gizi yang baik bagi pertumbuhan anak
sesuai porsi umurnya. Bahkan sejak dalam kandungan ibu sudah wajib
memperhatikan asupan makanan yang masuk. Orang tua harus mengetahui tumbuh
kembang anak sesuai dengan umurnya sehingga kasus stunting akan mudah untuk
diketahui. Faktor lain penyebab stunting berasal dari lingkungan keluarga dan
masyarakat. Faktor perhatian dari keluarga juga berpengaruh pada kasus stunting

Proceeding Nasional KAMPELMAS


2 Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

anak, karena dalam lingkungan keluarga anak tumbuh dan berkembang . oleh
karenanya lingkungan keluarga harus memperhatikan asupan gizi yang masuk pada
tubuh anak, faktor lingkungan (Mohammad Teja,2022) masyarakat yang tidak
memperhatikan kesehatan warganya juga mempengaruhi kasus stunting. Setiap
warga yang memiliki anak balita diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan
penimbangan berat badan, lingkar kepa, dan tinggi badan. hal tersebut dapat ditemui
di posyandu-posyandu yang diselenggarakan di desa. Dengan mengikuti pemeriksaan
rutin anak akan terpantau dari segi tumbuh kembangnya apakah sesuai dengan porsi
umurnya atau tidak. Jika terjadi tanda-tanda stunting maka petugas posyandu akan
memberikan arahan kepada ibu balita tentang makanan apa yang harus dikonsumsi
kemudian akan diberikan vitamin pendukung.

Angka kasus stunting di kota Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah pada tahun
2019 presentasenya yaitu 23,74 % atau sebanyak 10.446 kasus stunting. Data pada
tahun 2021 terjadi penurunan yaitu sebesar 22,39% atau sekitar 9.934 balita yang
mengalami kasus stunting (banjarnegarakab.go.id). Desa kaliajir, kecamatan
Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu desa yang berada di
banjarnegara, kami menilai program penyuluhan stunting di desa kaliajir masih
kurang maksimal sehingga hal tersebut melatarbelakangi kami untuk melaksanakan
program peyuluhan pencegahan stunting pada ibu-ibu di posyandu, kelas ibu hamil
dan menyusui melalui sosialisasi bidan desa, kader posyandu, warga masyarakat dan
kelompokKKN UIN SAIZU. Bentuk penyuluhan yang diberikan yaitu melalui informasi
yang diberikan oleh bidan desa dan kader posyandu kemudian penyebaran brosur-
brosur pelengkap mengenai informasi stunting sehingga Desa kaliajir, Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.

METODE PENELITIAN
Salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang kelompok
kami lakukan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Agustus 2022 yang mana berlokasi
di Gedung Posyandu Desa Kaliajir, Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.
Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode berupa ceramah yang disampaikan

Proceeding Nasional KAMPELMAS


Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx 3
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

oleh seorang narasumber yaitu ibu Sarah ….. selaku bidan di Desa Kaliajir ini. Lalu
kemudian setelah ceramah dilakukan juga metode diskusi atau tanya jawab antara
Ibu Sarah, Kader Posyandu di Desa Kaliajir dengan Peserta yang hadir di kelas ibu
hamil. Di Desa Kaliajir. Adapun gambaran tahapan pelaksanaan penyuluhan terkait
dengan stunting ini dilaksanakan sebagaimana berikut :

Mulai

Identifikasi Masalah

Survey Lokasi

Permohonan Izin

Permohonan Materi

Menyampaikan Materi Stunting

Ya
Diskusi /
Bertanya

Tidak

Evaluasi

Selesai

Gambar 1. Flowchat Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Metode pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan kami yang melakukan


pengidentifikasaian masalah terkait dengan stunting yang ada di masyarkat Desa

Proceeding Nasional KAMPELMAS


4 Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

Kaliajir dengan bertanya kepada sekretaris dan bidan Desa Kaliajir. Lalu ternyata
hasilnya tidak ada atau belum pernah ada kasus stunting yang teridentifikasi di Desa
Kaliajir ini maka kemudian kita lanjutkan dengan melakukan survey tempat yang
ingin dijadikan lokasi. Setelah itu kami lakukan permohonan izin kegiatan kepada
pihak Desa dan juga melakukan permohonan materi terkait stunting kepada pihak
Puskesmas Purwanegara II. Kemudian setelah itu dilakukan penyuluhan stunting
dapat dilakukan dan setelah itu memasuki sesi tanya jawab terkait dengan materi
yang mana apabila terdapat peserta yang bertanya atau menjawab akan diberikan
doorprize yang sudah kami sediakan. Terakhir yaitu evaluasi yang mana dilakukan
supaya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.
Selain itu di hari yang berbeda untuk mendukung keberlanjutan program ini maka
kami mengadakan pembagian PMT bagi ibu menyusui dan ibu hamil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Stunting merupakan kondisi dimana seseorang memiliki tinggi badan yang
lebih pendek dibandingan dengan tinggi badan anak seusianya. Stunting dapat
diakibatkan karena kekurangan gizi, infeksi berulang dan juga kurangnya stimulus
psiko sosial. Salah satu bentuk upaya dalam pencegahan stunting yaitu dengan
memberikan pendidikan perubahan perilaku peningkatan gizi dalam keluarga. Usaha
yang kami lakukan dalam rangka membantupemerintah dalam pencegahan stunting
adalah dengan mengadakan penyuluhan yang bekerja sama langsung dengan
puskesmas purwanegara II dan juga bidan desa Kaliajir ibu Sara Miranti A.Md.Keb.
Sasaran kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu menyusui di desa Kaliajir dengan
jumlah kurang lebih 35 orang. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada tanggal 26
Agustus 2022, kegiatan ini sangat didukung oleh pemerintah desa Kaliajir serta
diterima dengan baik oleh masyarakat desa. Dalam kegiatan tersebut kami
melibatkan program kerja bidan desa yaitu untuk menyadarkan pada masyarakat
setempat betapa pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak dan kesehatan anak
sejak dini. Pelaksanaan penyuluhan ini bekerjasama dengan Ibu Sara Miranti
A.Md.Keb selaku bidan di desa Kaliajir sekaligus narasumber yang berada di bawah
naungan instansi induk puskesmas di kecamatan Purwanegara II. Penyuluhan

Proceeding Nasional KAMPELMAS


Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx 5
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

stunting ini bertujuan untuk menyadarkan masyarkat mengenai bahaya stunting dan
juga pentingnya pengetahuan dalam melakukan dan bagaimana pencegahan akan
terjadinya stunting, khususnya bagi masyarakat desa Kaliajir. Kegiatan penyuluhan
diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari kader
posyandu, kemudian kegiatan inti dari pengabdian masyarakat yaitu penyampaian
materi dari narasumber mengenai stunting kemudian ada juga sesi tanya jawab, kuis,
pembagian doorprize bagi yang bisa menjawab pertanyaan dari narasumber dan di akhiri
dengan penutup.

Gambar 2. Penyuluhan Pencegahan Stunting

Secara umum materi yang di sampaikan oleh Ibu Sara Miranti A.Md.Keb
adalah mengenai dampak kurangnya gizi pada masa awal kehidupan terhadap
kualitas sumber daya manusia, faktor penyebab stunting, beberapa langkah yang
harus dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting, dampak yang terjadi apabila
1000 hari pertama atau masa emas dalam kehidupan anak tidak mendapatkan gizi
yang cukup, macam bentuk kegiatan masyarakat hidup sehat, perbedaan anak
pendek dan anak normal, serta beberapa fenomena stunting yang terjadi pada saat
ini.

Proceeding Nasional KAMPELMAS


6 Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

Gambar.3 Pembagian Brosur


Dalam penyuluhan ini, selain menyimak materi dari narasumber, peserta juga
mendapatkan brosur yang berisi materi tentang stunting. Tujuan pemberian brosur
tersebut adalah agar materi apa yang telah di dapat dapat diulang atau dipelajari
kembli jika ada yang merasa membutuhkan pengetahuan. Kami berharap dengan
cara demikian dapat membantu dalam hal pencegahan stunting. Di dalam brosur
tersebut juga berisi poster tentang bahaya stunting. Berikut adalah gambaran brosur
yang di dibagikan kepada peserta penyuluhan

Proceeding Nasional KAMPELMAS


Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx 7
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

Proceeding Nasional KAMPELMAS


8 Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

Selain materi tentang stunting, narasumber juga sekaligus membawakan


materi mengenai ASI eksklusif. Karena program ASI eksklusif tersebut juga
merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan stunting.
Karena dalam ASI eksklusif memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya adalah :
- Mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi
- Mengandung zat kekebalan
- Juga dapat melindungi bayi dari alergi.
Kandungan yang terdapat dalam ASI eksklusif dapat menjaga bayi agar tidak mudah
sakit, menjadi cerdas, lincah dan juga kebutuhan gizinya terpenuhi secara baik. Oleh
karena itu di sarkan untuk memberikan ASI eksklusif minimal selama anak berusia
0-6 bulan dan tidak memberikan makanan tambahan apapun selain ASI kepada bayi
sebelum bayi berusia 6 bulan.

Gambar 4. Sesi Diskusi dan Tanya Jawab serta Pembagian Doorprize

Setelah penyampaian materi selesai kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya


jawab sekaligus kuis dengan memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan
mengenai materi yang sudah di sampaikan. Peserta yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar maka akan mendapatkan doorprize. Kuis tersebut juga
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang di dapat oleh para

Proceeding Nasional KAMPELMAS


Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx 9
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

pesesrta setelah mengikuti penyuluhan. Kami menarik kesimpulan adanya


peningkatan pengetahuan mengenai bahaya stunting, ciri-ciri, dan juga cara
pencegahan yang bisa dilakukan baik dari masih dalam kandungan ataupun pada
usia 0 bulan.dengan demikian, berarti kegiatan penyuluhan sangat penting dilakukan
guna mengedukasi para ibu mengenai stunting.

Gambar 5. Daftar hadir peserta posyandu

Selain kegiatan diatas ada beberapa kegiatan penunjang yang dilakukan


dalam rangka pencegahan stunting di desa kaliajir yaitu dengan membagikan PMT
(Pemberian Makanan Tambahan) yang memiliki sasaran terhadap ibu hamil dan
terhadap ibu menyusui. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
stunting yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak masa kehamilan. Kegiatan
pembagian PMT dengan sasaran ibu hamil ditujukan untuk memberikan tambahan
gizi terhadap ibu sekaligus bayi yang berada di kandungan. Pemberian kepada ibu

Proceeding Nasional KAMPELMAS


10 Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

hamil dengan kategori ibu hamil yang kurang mampu, ibu hamil beresiko, dalam
kategori ini ibu hamil yang beresiko memiliki kriteria seperti memiliki lingkar lengan
atas (LILA) kurang dari 23 cm serta ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis
(KEK) maupun kekurangan zat gizi mikro, dan juga ibu hamil yang berusia lebih dari
40 tahun. Pembagian PMT bagi ibu hamil yaitu berupa susu Prenagen dan juga telur.
Kemudian untuk ibu menyusi sasarannya adalah terhadap ibu menyusui yang kurang
mampu, ibu menyusui yang memiliki balita dengan berat badan kurang , dan juga ibu
menyusui yang memiliki balita dengan gizi buruk/kurang. Pembagian pmt bagi ibu
menyusui yaitu berupa pemberian susu SGM dan juga telur dengan tujuan memenuhi
gizi ibu dan balita. Kegiatan tersebut merupakan program pemerintah untuk
menunjukan kepeduliannya terhadap warga masayarakat desa Kaliajir dalam
mencegah generasi emas yang ada agar terhindar dari kondisi yang di sebut stunting.
Selain itu ada kegiatan pendukung lainya yaitu melalui kegiatan posyandu di
desa Kaliajir. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat yang menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Posyandu berfungsi sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat dalam alih
informasi dan juga keterampilan oleh petugas kepada masyarakat serta upaya
pendekatan pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan posyandu berperan dalan tindakan
preventif pencegahan stunting. Kegiatan preventif tersebut berupa pengukuran
antropometri seperti pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan juga
lingkar lengan untuk mengetahui perkembangan anak dan juga status gizi balita di
desa Kaliajir. Selain kegiatan pemberian PMT untuk ibu hamil dan ibu menyusui,
dalam setiap kegiatan posyandu yang dilakukan di desa Kaliajir juga terdapat
program PMT yang memiliki sasaran terhadap balita yang mengikuti posyandu. PMT
tersebut berupa telur asin dan juga puding buah. Pemberian makanan tambahan
tersebut diupayakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pada balita. Selain itu ada juga
kegiatan penyuluhan yang dilakaukan dalam kegiatan posyandu di desa Kaliajir.
Kegiatan penyuluhan tersebut berisi mengenai kesehatan gizi untuk menyadarkan
para ibu mengenai kecukupan gizi pada balita. Dalam kegiatan tersebut kami ikut

Proceeding Nasional KAMPELMAS


Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx 11
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

serta dalam kegiatan pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan dan juga
pengukuran lingkar kepala.

KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga kegiatan tersebut berjalan dengan baik
dan dapat dikatakan satu kesatuan yang memiliki tujuan sama yakni “pencegahan
stunting”. Kegiatan penyuluhan ditujukan untuk memberikan edukasi atau
pengetahuan mengenai stunting terhadap ibu-ibu karena hal yang paling penting
dalam pencegahan stunting yaitu pengetahuan yang seorang ibu miliki mengenai
stunting agar dapat menjaga dan mencegah sedari masih di dalam kandungan.
Kemudian kegiatan pembagian PMT ditujukan sebagai salah satu upaya penceegahan
stunting yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat baik saat masa
kehamilan ataupun saat usia balita. Dan juga kegiatan posyandu sebagai upaya
pemeriksaan kondisi balita dari mulai gizi yang diperoleh hingga bagaimana tumbuh
kembangnya. Saran untuk bidan desa dan stakeholder terkait untuk dapat melakukan
kegiatan promosi kesehatan ini secara berkesinambungan supaya dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui program pemberdayaan
masyarakat.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada pimpinan Puskesmas Purwanegara II yang telah
memberikan dukungan berupa materi dan perizinannya dalam pelaksanaan program
kampus peduli masyarakat ini serta tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada
Kepala Desa Kaliajir serta Bidan Desa Kaliajir.

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Sulut. (2019). Profil Kesehatan Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Banjarnegara.
Astuti, S. (2018). Gerakan Pencegahan Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat di
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya, 7(3), 185–188.

Proceeding Nasional KAMPELMAS


12 Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx
Syanha Sekar, Meli Setyani, Azkiyatun Nurlailiyah, Lutfi Faishol
Gerakan Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak di Desa Kaliajir, Kabupaten Banjarnegara

Bella, F. D., Fajar, N. A., & Misnaniarti, M. (2020). Hubungan antara Pola Asuh
Keluarga dengan Kejadian Balita Stunting pada Keluarga Miskin di Palembang.
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 5(1), 15–22.
Hamzah, B. (2020). Menginisiasi Perilaku Positif Masyarakat Tentang Penyakit ISPA
di Desa Muntoi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Al-Irsyad (JPMA), 2(1), 33–42.
Kemendes PDTT RI. (2018). Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting. In
Kementrian Desa PDTT.
Kemenkes RI. (2016). Situasi Balita Pendek. In Pusdatin Kemenkes RI (pp. 1–10).
Kemenkes RI. (2018). RISKESDAS. Kementrian Kesehatan RI.
Yadika, A. D. N., Berawi, K. N., & Nasution, S. H. (2019). Pengaruh Stunting terhadap
Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority, 8(2), 273–282.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI). 2018. Cegah Stunting
dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Jakarta. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI). www.depkes.go.id
Teja,Mohammad,(2022),Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting 14%, Jurnal
Bidang Kesejahteraan Rakyat, vol XIV, Nomor 13, https://berkas.dpr.go.id
Humas PMK, (2022), Kejar Target ! Per Tahun Prevalensi Stunting Harus Turun 3
Persen, Siaran Pers Nomor 16, Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia Dan Kebudayaan Republik Indonesia ,
https://www.kemenkop.mk.go.id
Kementerian Kesehatan. (2021)Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI)
Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021,
https://www.litbang.kemkes.go.id/buku-saku-hasil-studi-statusgizi-
indonesia-ssgi-tahun-2021/
Dinas komunikasi dan informatika, (2021), Kasus Stunting Di Banjarnegara
Turun,Wabup: Masih Perlu Upaya Lebih. https://banjarnegarakab.go.id

Proceeding Nasional KAMPELMAS


Vol. xx, No. x (202x), pp. xx-xx 13

You might also like