Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Koagulasi dan Golongan Darah

Coagulation and Blood Type

Nisrina Nur Irbah1)*, Nurul Rahma Fitrina2) Cahya Dewi Wana Lestari3), Lusi Mulyati4), Annisa
Kamilia Amanda5), Thoriq Alfath Febriamansyah6)
1)
BP. 1610422039, Kelompok IX B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
2)
BP. 1610421021, Kelompok IX B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
3)
BP. 1610422005, Kelompok IX B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
4)
BP. 1610422017, Kelompok IX B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
5)
BP. 1610422040, Kelompok IX B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
6)
BP. 1610422044, Kelompok IX B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND

*Koresponden : nisrinanurirbah20@gmail.com

Abstract
Blood clotting process is basically a mechanism to change the soluble blood protein, which is a blood
protein fibrinogen into fibrin which is insoluble. Coagulation and Blood Type was held on Wednesday,
12 September 2018 in Laboratory Teaching II, Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, Andalas University, Padang. The purpose of this experiment is to understand the process of
blood clotting and factors that influence and to understand the principles and proceses of testing on
human blood group ABO system. The metodh of the practices about Coagulation and Blood Type is
exsperiment and while the blood group using the system ABO. Result of the exsperiment is in hot
temperatures obtained an average blood coagulation time in Bufo sp namely for 1 minutes 22 seconds. At
room temperatures obtained an average blood coagulation time in Bufo sp is for 6 minutes 44 seconds. At
cold temperatures obtained an average blood coagulation time in Bufo sp is for 8 minutes 56 seconds.
While the result of the exsperiment is in hot temperatures obtained an average blood coagulation time in
Mus musculus namely for 1 minutes 35 seconds. At room temperatures obtained an average blood
coagulation time in Mus musculus is for 7 minutes 26 seconds. At cold temperatures obtained an average
blood coagulation time in Mus musculus is for 10 minutes 17 seconds. And the highest presentation in
blood group namely O for 57,30%, presentage in blood A and B 16,60%, and the lowest blood percentage
for AB 9,25%. The imply of this experiment of coagulation is to know which the fastest one of
coagulation, and the test of blood clotting is to know about blood type.

Keyword : Bufo, Blood type, Coagulation, System ABO, Temperatur.

PENDAHULUAN

Darah merupakan komponen fisiologis oleh darah adalah adanya proses koagulasi
yang menjadi penyokong substansial bagi (pembekuan) yang melibatkan mekanisme
keberlangsungan proses-proses fisiologis. reaksi protoelitik (pmbentukan fibrin),
Darah merupakan substansi berupa jaringan polimerasi fibrin, dan proses koagulasi
ikat dengan matriks berupa cairan plasma (pembentukan jaring-jaring fibrin yang
dan komponen selular berupa sel-sel darah tidak larut) (Abbas dan Santoso, 2009).
(eritrosit, leukosit, dan trombosit). Secara Dalam keadaan normal, darah
garis besar komposisi darah terdiri atas terdapat di dalam pembuluh darah (arteri,
komponen cairan berupa plasma dan kapiler dan vena). Jika terjadi perdarahan,
komponen seluler berupa sel-sel darah darah keluar dari pembuluh darah tersebut,
(hemosit). Karakter spesifik yang dimiliki baik ke dalam maupun ke luar tubuh.
Sehingga tubuh mencegah atau platelet. Platelet mengandung epinefin,
mengendalikan perdarahan melalui norepinefin, dan serotonin yang
beberapa cara (homeostatis). Homeostatis kesemuanya dapat digunakan untuk
adalah cara tubuh untuk mengentikan merangsang timbulnya agregasi platelet
perdarahan pada pembuluh darah yang (Frandson, 1992).
mengalami cedera. Hal ini melibatkan 3 Faktor-faktor pembekuan darah
proses utama, yaitu konstriksi adalah glikoprotein, yang kebanyakan
(pengkerutan) pembuluh darah, aktivitas diproduksi dihepar dan disekresi ke
trombosit (partikel berbentuk seperti sel sirkulasi darah. Beberapa faktor-faktor
yang tidak teratur, yang terdapat di dalam pembekuan darah disintesis di hati, faktor
darah dan ikut serta dalam proses II, VII, IX dan X, begitu juga faktor XI,
pembekuan) dan  aktivitas faktor-faktor XII, XIII, dan faktor V. Sebagian besar
pembekuan darah (protein yang terlarut faktor-faktor pembekuan darah ada dalam
dalam plasma) (Syamsiar, 1988). plasma, pada keadaan normal ada dalam
Kelainan pada proses ini bisa bentuk inaktif dan nantinya akan dirubah
menyebabkan perdarahan atau pembekuan menjadi bentuk enzim yang aktif atau
yang berlebihan, dan keduanya bisa bentuk kofaktor selama koagulasi (Noer,
berakibat fatal. Salah satu komponen 2001).
elemen darah adalah trombosit atau Pada sekitar tahun 1900-an
keeping-keping darah yang memiliki peran Landsteiner menemukan bahwa peng-
dalam proses penjendalan (koagulasi) gumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang
darah. Proses koagulasi darah dimaksudkan terjadi apabila eritrosit seseorang tercampur
agar apabila terjadi kerusakan pembuluh dengan serum darah orang lain. Akan tetapi
darah, maka tidak terjadi kehilangan darah ada juga orang yang tidak mengalami
yang sebanyak-banyaknya (Osman, 2007). penggumpalan darah ketika dilakukan
Koagulasi adalah proses pencampuran antara darah dan serum darah.
penggumpalan partikel koloid karena Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner
penambahan bahan kimia sehingga partikel- membagi orang menjadi  3 golongan,
partikel tersebut bersifat netral dan ialah  A, B, dan O. Golongan darah yang ke
membentuk endapan karena adanya gaya empat jarang sekali dijumpai, yaitu
grafitasi. Fungsi utama darah yaitu golongan darah AB yang ditemukan oleh
transportasi bahan materi yang dibutuhkan dua mahasiswa Landsteiner pada tahun
bagian tubuh, atau yang tidak diperlukan 1902 yaitu A. V. von Decastello dan A.
dibawa ke organ pembuangan. Darah, juga Sturli. (Suryo, 1996).
menjaga masuknya bahan penyakit, Dalam tubuh manusia terdapat 3
memperbaiki bahan jaringan yang rusak, golongan darah yaitu golongan darah sistem
mengantarkan bahan pertumbuhan, dan ABO, golongan darah rhesus dan golongan
membawa oksigen ke jaringan-jaringan darah MN. Apabila ditinjau dari golongan
tubuh (Karmana, 2000). darah sistem ABO, manusia dikelompokkan
Pembekuan darah terjadi apabila menjadi 4 golongan. Penggolongan ini
darah ditempung dan dibiarkan begitu saja. didasarkan atas ada tidaknya zat tertentu di
Akan terjadilah suatu massa yang dalam sel darah merah yaitu yang dikenal
menyerupai jeli, yanng kemudian menjadi dengan aglutinogen (antigen) (Wulungi,
massa yang memadat dengan meninggalkan 1990). Dikatakan bahwa antigen atau
cairan jernih, yang disebut serum darah. aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit
Gumpalan darah merah, sel darah putih dan tertentu dapat mengadakan reaksi dengan
zat anti atau antibodi atau aglutinin yang test card darah, botol sampel, dan kapas.
dibawa oleh serum darah. Dikenal dua Sedangkan bahan yang digunakan yaitu es
macam antigen, yaitu antigen-A dan batu, Bufo sp dewasa 2 ekor, Mus musculus
antigen-B. Zat antinya dibedakan atas anti- 1 ekor, reagen anti A dan reagen anti B
A dan anti-B. (Syamsuri, 2004). serta alkohol 70%, dan darah praktikan.
Seseorang mempunyai darah A
Cara Kerja
bila di dalam sel darah merahnya ada
a. Kecepatan Koagulasi Darah
aglutinogen A, golongan darah B, bila ada
Diambil darah hewan uji dengan jarum
aglutinogen B, golongan darah AB, bila ada
suntik diteteskan di atas kaca objek dan
aglutinogen AB, golongan darah O, bila di
diberi label (suhu ruangan, suhu panas dan
dalam sel darah merah tidak mengandung
suhu dingin). Teteskan darah ke tengah-
aglutinogen. Apabila pada aglutinogen
tengah kaca objek untuk suhu ruangan dan
terdapat di dalam sel darah merah, maka
guncang selama 2 menit dan diamati proses
aglutinin yang bersangkutan tidak boleh ada
koagulasi dan dicatat waktu yang
di dalam plasma. kehadiran aglutinin di
dibutuhkan untuk terkoagulasi. Untuk suhu
dalam plasma darah sudah ada sejak lahir,
panas kaca objek di panaskan diatas
namun demikian kadar aglutinin akan
penangas dan dilihat proses koagulasinya
berbeda menurut umur (Yatim, 1982).
dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk
Adapun tujuan praktikum kali ini
terkoagulasi. Untuk suhu dingin kaca objek
yaitu untuk melihat pengaruh waktu
diletakkan di dekat batu es dan dilihat
koagulasi pada berbagai perlakuan dan
proses koagulasi nya dan dicatat waktu
menentukan golongan darah dalam sistem
yang dibutuhkan untuk terkoagulasi. Data
ABO.
diinterpretasikan dengan tabel
perbandingan.
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat b. Pengujian Golongan Darah


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, Disiapkan blood lancet dan kapas yang
12 September 2018 pukul 13.30 - selesai di telah dibasahi dengan alkohol 70%.
Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Dibersihkan ujung jari praktikan yang akan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan diuji golongan darahnya dengan alkohol 70
Alam, Universitas Andalas, Padang. % kemudian disuntik dengan blood lancet.
Darah pertama yang keluar diusap atau
Alat dan Bahan
dibuang kemudian darah yang kedua keluar
Adapun alat yang digunakan adalah alat
diteteskan di kolom uji golongan darah.
bedah, jarum suntik, kaca objek, pinset,
Teteskan serum anti A dan B sesuai
jarum pentul, pipet tetes, tissue, jarum tusuk
kolomnya. Diamati glutinasi yang terjadi
darah (jarum frank) steril, jarum pengaduk,
pada tiap kolom.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Kecepatan Koagulasi
Tabel 1. Hubungan Perbedaan Suhu Terhadap Waktu Koagulasi Darah Shift Siang
Waktu
Perlakuan Suhu
Bufo sp Mus musculus
Suhu dingin 8.56 10.17
Suhu panas 1.22 0.95
Suhu ruang 6.44 7.26

Grafik 1. Grafik Pengamatan Kecepatan Koagulasi Darah Shift Siang

Berdasarkan pengamatan pada tabel diatas darah yang mengandung protein akan
didapatkan rata-rata waktu koagulasi darah dirusak oleh panas yang diberikan. Suhu
Bufo sp pada suhu dingin 8 menit 56 detik. panas sangat mempengaruhi kecepatan
Pada suhu panas selama 1 menit 22 detik, koagulasi.
dan pada suhu ruangan selama 6 menit 44 Hal tersebut sesuai dengan
detik. Sedangkan rata-rata waktu koagulasi pendapat Aida (2005) yang menyatakan
darah pada Mus musculus pada suhu dingin bahwa ada tiga faktor yang dapat
selama 10 menit 17 detik, pada suhu panas mempercepat terjadi koagulasi, yaitu
selama 1 menit 35 detik, dan pada suhu pemanasan, pengocokan, luas permukaaan
ruangan selama 7 menit 26 detik. Dari dan larutan hemostatik. Pemanasan pada
hasil yang telah diperoleh, dapat dilihat suhu 37oc akan mempercepat terjadinya
bahwa koagulasi yang paling cepat terjadi pembekuan darah dari pada suhu di
pada perlakuan dengan pemberian panas bawahnya. Semakin rendah suhu yang
dan waktu koagulasi paling lama pada dimiliki maka proses koagulasi akan
suhu dingin. Hal ini disebabkan karena berlangsung semakin lama.
panas tersebut memecah ikatan hidrogen Sekitar 50% s/d 60% kandungan
pada darah yang merupakan senyawa darah adalah plasma darah, dan sekitar
penyusun darah terbesar sehingga darah 80% plasma darah adalah air (Osman,
akan semakin menggumpal. Dan juga 2007). Koagulasi merupakan proses
lanjutan yang terjadi ketika molekul pertama, jaringan mengalami cedera,
protein yang didenaturasi membentuk trombosit yang mengalami lisis kemudian
suatu massa yang solid. Cairan telur (sol) terjadi pelepasan prekursor tromboplastin
diubah menjadi padat atau setengah padat bereaksi dengan faktor antihemofilik
(gel) dengan proses air yang keluar dari (plasma) dengan komponen tromboplastin
struktur membentuk spiral-spiral yang membentuk tromboplastin. Kedua,
membuka dan melekat satu sama lain. Prokonvertin diubah menjadi konvertin
Koagulasi ini terjadi selama rentang waktu oleh ion Ca.
temperatur yang lama dan dipengaruhi Proses koagulasi terdiri dari tiga
oleh faktor-faktor seperti panas, tahapan penting, yaitu tahapan preteolitik,
pengocokan, pH, dan juga menggunakan tahap polimerisasi dan tahap koagulasi.
gula dan garam. Hasil dari proses Tahap preteolitik merupakan proses
koagulasi protein biasanya mampu perubahan fibrinogen menjadi monomer
membentuk karakteristik yang diinginkan. peptida tak larut. Tahap polimerisasi
Yaitu mengental yang mungkin terjadi merupakan tahap pembentukan anyaman
pada proses selanjutnya setelah denaturasi polimer fibrin (koagulum) dari monomer
dan koagulasi. Kekentalan hasil campuran fibrin. Dan tahap koagulasi yang meliputi
telur mempengaruhi keinginan untuk stabilisasi koagulum dari polimer fibrin
menyusut atau menjadi lebih kuat. (Vickie menjadi bentuk tidak larut dengan bantuan
dan Elizabeth, 2008). faktor penstabil spesifik (Djuwita dan
Menurut Isnaeni (2006), Santoso, 2009).
mekanisme pembekuan darah yaitu

b. Uji Golongan Darah


Tabel 2. Hasil Pengamatan Golongan Darah Praktikan Shift Siang

Golongan Darah Presentase

A 16.60%
B 16.60%
AB 9.25%
O 57.40%
Grafik 2. Grafik Pengamatan Golongan Darah Praktikan Shift Siang

Berdasarkan pengamatan uji golongan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.


darah shift siang didapatkan presentasi Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen A
paling tingi pada golongan darah O dan dan B didalam sel darah merah menentukan
presentasi paling rendah pada golongan AB golongan darah seseorang. Sistem ini
Seseorang mempunyai golongan mengelompokkan darah manusia menjadi
darah O, bila di dalam sel darah merah empat golongan yaitu A, B, AB dan O
tidak mengandung aglutinogen. Apabila (Priadi, 2009).
pada aglutinogen terdapat di dalam sel Secara umum golongan darah O
darah merah, maka aglutinin yang adalah yang paling umum dijumpai di
bersangkutan tidak boleh ada di dalam dunia. Meskipun dibeberapa negara seperti
plasma. kehadiran aglutinin di dalam Swedia dan Norwegia, golongan darah A
plasma darah sudah ada sejak lahir, namun lebih dominan. Antigen A lebih umum
demikian kadar aglutinin akan berbeda dijumpai dibanding antigen B. Karena
menurut umur (Yatim, 1982). golongan darah AB memerlukan
Dasar penggolongan darah adalah keberadaan dua antigen A dan B. Golongan
adanya aglutinogen (antigen) didalam sel darah ini adalah golongan yang paling
darah merah dan aglutinin (antibodi) sedikit dijumpai di dunia (Sudjadi, 2007).
didalam plasma (serum). Aglutinogen
adalah zat yang digumpalkan, sedangkan

KESIMPULAN sedangkan suhu dingin membuat darah


lebih lambat terkoagulasi.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai 2. Golongan darah praktikan yang
berikut: didapatkan adalah golongan darah O
yang mana tidak membeku antigen A
1. Suhu dapat mempengaruhi kecepatan
dan antigen B yang tidak terkoagulasi.
koagulasi darah. Suhu yang panas
membuat darah lebih cepat terkoagulasi
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. D dan Santoso, P. 2009. Buku Direktorat Jenderal Pendidikan


Ajar Fisiologi Hewan. Universitas Tinggi. Jakarta.
Andalas. Padang. Syamsiar N. 1988. Pengantar Fisiologi
Aida, Y. 2005. Fisiologi Hewan. Fakultas Manusia. Depdikbud PPLPTK.
Biologi UAJY. Yogjakarta. Jakarta.
Djuwita, N. A dan Santoso, P. 2009. Buku Syamsuri, I. 2004. Biologi. Erlangga.
Ajar Fisiologi Hewan. Jurusan Jakarta.
Biologi FMIPA UNAND. Padang Sudjadi, B. 2007. Biologi I. Erlangga.
Frandson, R.., D. 1992. Anatomi dan Jakarta.
Fisiologi Ternak. Gadjah Mada Yatim, W. 1982. Biologi. Tarsito. Bandung.
University Press. Yogyakarta. Vickie. A, Vaclavik dan Elizabeth W.
Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Cristian. 2008. Essential of Food
Yogjakarta. Science Third Edition. Springer
Karmana, 2000. Penggumpalan Darah. Science + Business Media. New
Djambatan. Surabaya. York.
Noer, H. M. 2001. llmu Penyakit Dalam.
Balai Penerbitan FKUI. Jakarta.
Osman, 2007. Gangguan Pendarahan.
Essential Hematology. Jakarta.
Priadi, A. 2009. Biologi. Tirta. Jakarta.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

LAMPIRAN

You might also like