Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Journal of Islamic Medicine DOI : https://doi.org/10.18860/jim.v6i2.

17456
Volume 6(02) (2022), Pages 113-118 Submitted date : September 2022
e-ISSN: 2550-0074 Accepted date : September 2022

Laporan Kasus: Skizofrenia Paranoid

Paranoid Schizophrenia: Case Report

Roni Subagyo1, Era Catur Prasetya2, Anisatul Hamida3, Maya Rafida4, Muhammad
Ramzi5, Muhammad Tegar Nugraha6, Ulaa Haniifah7, Muhammad Anas8*
1,2
Departemen Psikiatri RS Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur Indonesia
Jalan Jaksa Agung Suprapto Lamongan, Lamongan, Jawa Timur Indonesia
1,2,3,4,5,6,7,8
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jalan Sutorejo no. 59, Surabaya, Jawa Timur Indonesia

*Corresponding author
Email: anas@fk.um-surabaya.ac.id

Abstract
Keyword : Background: The prevalence of schizophrenia in Indonesia is 1.7 per 1000 population,
Schizophrenia, while the highest prevalence is in DI Yogyakarta and the Special Region of Aceh, where
Paranoid, the incidence is 2.7 per 1000. Case Report: To discuss the treatment of Paranoid
Relapsed, Schizophrenia with medication given previously due to relapse and disturbing the
Treatment, surrounding environment. Method: Reporting a case of a 32-year-old patient who came
Environment with his family in a state of anger, especially when he heard unpleasant talks about
himself, and always felt watched his movements by others. The patient was diagnosed with
Paranoid Schizophrenia and relapsed with risperidone 2x2 mg, trihexyphenidyl 2x2mg,
and clorilex 1x12.5mg. Conclusion: Schizophrenia is a severe mental disorder (psychotic)
because sufferers experience disturbances in assessing reality, lose contact with reality,
and are characterized by significant disturbances in thought content (delusions),
perceptual disturbances (hallucinations), and emotional and behavioral disturbances. In
paranoid schizophrenia, delusions and/or hallucinations are very prominent.
Management of people with schizophrenia includes the provision of
psychopharmaceutical drugs, psychological therapy, and psychosocial therapy. No single
approach can meet all the needs of people with schizophrenia.
Kata kunci : ABSTRAK
Skizofrenia, Latar Belakang: Prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah 1,7 per 1000 penduduk
Paranoid, sedangkan terbanyak berada di DI Yogyakarta dan Daerah Istimewa Aceh yang angka
Kambuh, kejadiannya 2,7 per 1000 penduduk. Tujuan: Membahas pengobatan Skizofrenia
Pengobatan, Paranoid dengan pengobatan yang telah diberikan sebelumnya, karena kambuh dan
Lingkungan menggangu lingkungan sekitarnya. Metode: Melaporkan kasus seorang Pasien usia 32
tahun datang bersama keluarga, dengan keadaan marah-marah terutama saat mendengar
pembicaraan yang tidak enak tentang dirinya, serta selalu merasa diawasi gerak geriknya
oleh orang lain. Pasien didiagnosa Skizofrenia Paranoid yang sedang kambuh dengan
pengobatan risperidone 2x2 mg, trihexyphenidil 2x2mg, dan clorilex 1x12,5mg.
Kesimpulan: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang kehilangan kontak
dengan realitas dan ditandai gangguan waham, gangguan persepsi serta gangguan
emosional dan perilaku. Skizofrenia paranoid gangguan yang sangat menonjol adalah
waham dan atau halusinasi. Tidak ada pendekatan tunggal yang bisa memenuhi semua
kebutuhan tatalaksananya.
How To Cite : Subagyo, R., Prasetya, E.C., Hamida, A., Rafida, M., Ramzi, M.., Nugraha, M.T., Haniifah, U., & Anas, M.. 2022.
Laporan Kasus: Skizofrenia Paranoid. Journal of Islamic Medicine. 6(02), 113-118
https://doi.org/10.18860/jim.v6i2.17456
Copyright © 2022

113 Journal of Islamic Medicine, Volume 6, Number 2, September, 2022


Subagyo, dkk.

LATAR BELAKANG ejekan, sejak saat itu dia mudah marah dan
merasa ingin membunuh orang lain, saat
Skizofrenia merupakan salah satu marah pasien agresif dan merusak barang-
gangguan kesehatan jiwa yang ditandai barang di rumah.
dengan adanya gangguan dalam berpikir Kadang-kadang pasien tampak bi-
sehingga mempengaruhi kemampuan ber- ngung, gelisah dan sulit tidur. Pasien tidak
bahasa, cara pandang, perilaku, pikiran yang pernah mengkonsumsi alkohol atau zat
terganggu, dimana berbagai pemiki-ran adiktif yang lain. Selama ini pasien minum
tidak saling berhubungan secara logis, obat risperidone 2x2 mg, trihexyphenidil
persepsi dan perhatian yang keliru, afek 2x2 mg, dan clorilex 1x12,5 mg, namun
abnormal yang terpadu dengan situasi nyata diminum tidak teratur sehingga pasien
atau sebenarnya, dan berbagai gangguan sering kambuh.
aktifitas motorik yang bizzare (perilaku
aneh). Pasien skizofrenia menarik diri dari PEMBAHASAN
orang lain dan kenyataan, sering kali masuk
kedalam kehidupan fantasi yang penuh Skizofrenia adalah gangguan jiwa
delusi dan halusinasi. Skizofrenia dapat berat (psikotik), karena penderitanya me-
disebabkan karena adanya faktor genetik, ngalami gangguan dalam menilai realitas,
lingkungan, dll. Skizofrenia lebih sering kehilangan kontak dengan realitas dan di-
menyerang laki-laki dibanding perempuan tandai dengan gangguan utama pada isi
dan lebih sering mengenai pasien usia 28-35 pikiran (waham), gangguan persepsi (halu-
tahun.1,2 sinasi) serta gangguan emosional dan peri-
Prevalensi skizofrenia di Indonesia laku.1,3
adalah 1,7 per 1000 penduduk sedangkan Onset timbulnya skizofrenia biasanya
terbanyak berada di Daerah Istimewa pada usia remaja akhir atau dewasa muda,
Yogyakarta dan Aceh yang angka kejadian- pada laki-laki biasanya antara umur 15-25
nya sebesar 2,7 per 1000 penduduk.2 Pada tahun dan pada perempuan antara umur 25-
Laporan Kasus Skizofrenia kali ini akan 30 tahun. Onset pada pria jarang terjadi
dibahas Skizofrenia Paranoid yang kambuh setelah umur 40 tahun di banding pada
setelah pengobatan sebelumnya, dan wanita. Di Indonesia hampir 70% pasien
mengganggu lingkungan sekitarnya. yang di rawat di bagian psikiatri adalah
skizofrenia, angka kejadian di ma-syarakat
METODE 1-2% penduduk pernah mengala-mi gejala
skizofrenia dalam hidup mere-ka.4,2
Metode penulisan laporan kasus ditulis Sampai saat ini belum ditemukan
berdasarkan pengamatan langsung kondisi penyebab pasti dari skizofrenia, berbagai
pasien di RSPU RSUD dr. Soegiri faktor biologi (genetika), psikologis dan
Lamongan pada tahun 2021 selama masa lingkungan sosial diduga menjadi penye-bab
perawatan. skizofrenia. Salah satu faktor biologi yang
menjadi penyebab skizofrenia adalah adanya
LAPORAN KASUS gangguan yang dibawa sejak lahir dan
perjalanannya progresif misalnya gangguan
Kasus seorang pasien usia 32 tahun pada hipocampus dan atrovilo-bus frontalis
datang bersama keluarga, dengan keadaan yang dihubungkan dengan gejala negatif
marah-marah terutama saat mendengar skizofrenia. Selain itu juga bisa diakibatkan
pembicaraan yang tidak menyerangkan oleh hipotesis, dopamine, norephinefrine,
tentang dirinya, serta selalu merasa diawasi, glutamate, asetil colin, dan nikotin.5,6
gerak geriknya oleh orang lain. Keluhan Hipothesis menyatakan bahwa skizo-
dirasakan sejak tujuh tahun yang lalu. Pasien frenia timbul akibat aktivitas dopaminergik
juga merasa mendengar bisikan berupa yang berlebihan, teori ini berdasarkan dua

Journal of Islamic Medicine, Volume 6, Number 2, September, 2022 114


ParanoidofSchizophrenia
Journal Islamic Medicine DOI : https://doi.org/10.18860/jim.v6i2.17456
Volume 6(02) (2022), Pages 113-118 Submitted date : September 2022
e-ISSN: 2550-0074 Accepted date : September 2022

pengamatan pertama adanya potensi seba- realisasi. Ada tiga afek dasar yang sering
gian besar obat anti psikotik sebagai anta- diperlihatkan oleh penderita skizofrenia
gonis reseptor dopamine (D2). Kedua, obat (tetapi tidak patognomonik) seperti afek
yang meningkatkan aktivitas dopaminergik tumpu atau datar, afek tak serasi dan afek
seperti amfetamine, bersifat psikotomime- labil. Perilaku tak sesuai atau aneh dapat
tik. Jalur dopamone di otak yang terlibat terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh,
juga tidak dirinci dalam teori ini, meskipun menyeringai, perilaku ritual, ketolol-tolol-
jalur mesokortikal dan mesolindik paling an, agresif, perilaku seksual yang tak pantas.
sering dibahas. Peran signifikan dopamin Gangguan motivasi, aktivitas yang menurun
dalam patofisiologi skizofrenia sejalan de- atau hilang, gangguan konsen-
ngan studi yang mengukur konsentrasi trasi/perhatian, gangguan memori (memori
plasma metabolik utama dopamine yaitu kerja spasial dan verbal).1,3,6,5
asam homovalinat. Faktor biologi (genetik) Patofisiologi skizofrenia diakibatkan
juga menyumbangkan kejadian skizofre- oleh faktor genetik, lingkungan dan faktor
nia.6,5 lainnya, yang kemudian menyebabkan ter-
Skizofrenia adalah gangguan yang jadinya stresor yang menimbulkan gang-
bersifat familiar, semakin dekat hubungan guan keseimbangan jiwa karena terjadi
kekerabatan semakin tinggi resiko terjadi- kegagalan mekanisme pembelaan ego dan
nya skizofrenia, frekuensi kejadian gang- orientasi pasien yang berakibat pada
guan non psikotik meningkat pada keluar-ga gangguan psikis dan disebut skizofrenia. Hal
skizofrenia serta secara genetik dikait-kan ini terjadi karena kelainan transmisi dari
dengan gangguan kepribadian ambang, neurotransmiter pada bagian mesolim-bic,
skizotipal, gangguan obsesif kompulsif, nigrostriatal, tuberoinfundibular, dan
gangguan kepribadian paranoid, dan anti- mesokortikal. Pada mesolimbik terjadi pe-
sosial. Beberapa peneliti mengidentifikasi ningkatan dopamine menyebabkan gejala
suatu cara komunikasi yang patologis dan positif, agresifitas, dan impulsifitas, de-ngan
aneh pada keluarga-keluarga penderita terjadinya delusi/waham, halusinasi serta
skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar ketidakteraturan dalam berfikir. Pe-
atau tidak jelas dan sedikit tidak logis, ningkatan dopamine pada negrostriata me-
komunikasi keluarga tersebut mung-kin nimbulkan hiperkinetik. Seperti TIC atau
disebabkan dampak memiliki anak cuncorea, apabila terjadi penurunan dopa-
skizofrenia. Kemudian berikutnya adalah mine akan terjadi hipokinetik seperti sin-
faktor model diathesis stress yaitu droma extrapiramida. Penurunan dopa-mine
mengintegrasikan faktor biologis, psikoso- pada tuberoinfundibular akan terjadi
sial dan lingkungan. Seseorang yang me- hiperprolaktininea. Penurunan dopamin
miliki kerentanan spesifik (diathesis), jika pada jalur mesokortikal akan menyebabkan
mengalai stress akan dapat memicu mun- gejala negatif, kognitif, dan afektif timbul
culnya gejala skizofrenia, stresor atau gejala alogia, affective flattering, avolition,
diathesis ini bersifat biologis, lingkungan anhedonia, asosial, gangguan kognitif (me-
atau keduanya, seperti infeksi atau kema- mori, atensi, planning, serta mengam-bil
tian orang terdekat.5,6,7 keputusan) yang akan menimbulkan sulit
Manifestasi klinis dari skizofrenia bersosialisasi tidak nyambung bila diajak
adalah gangguan proses berfikir, asosiasi bicara, mudah marah dan sulit makan.5,7,6
loggar, ekolalia alogia, neologisme, slank Penegakan diagnosis skizofrenia ber-
asosiasi, asosiasi longgar. Gangguan isi dasarkan PPDGJ-III (ICD-10) meliputi
pikiran dalam bentuk waham adalah keper- pikiran bergema (thought-echo), penarikan
cayaan yang salah yang menetap dan tidak pikiran atau sisipan (thought-withdrawal
bisa di koreksi. Gangguan persepsi seperti atau thought insertion) dan penyiaran
halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan de- pikiran (thought-broadcasting). Waham

115 Journal of Islamic Medicine, Volume 6, Number 2, September, 2022


Subagyo, dkk.

dikendalikan (delusion of being control), (self-absorbed attitude) dan penarikan diri


waham dipengaruhi (delusion of being secara sosial.8,3
influenced) atau “passivity” yang jelas Selain itu dapat juga dilakukan pe-
merujuk pada pergerakan tubuh atau per- meriksaan penunjang seperti pemeriksaan
gerakan anggota gerak atau pikiran, per- tes psikologi untuk mendeteksi cortex
buatan, perasaan (sensations) khusus, frontotemporal yang patologis mempenga-
waham persepsi. Halusinasi berupa suara ruhi vigilance, memori dan concept forma-
yang berkomentar tentang perilaku pasien tion-tes hasilnya abnormal, disfungsi bila-
atau sekelompok orang yang sedang teral berhubungan dengan hendaya pada
mendiskusikan pasien atau bentuk halu- atensi, retensi waktu, dan kemampuan
sinasi suara lainnya yang datang dari problem solving dan asimetrio tak berhu-
beberapa bagian tubuh. Waham-waham bungan dengan kemampuan motorik.7,6
jenis lain yang menurut budaya dianggap Kedua bisa juga tes intelegensi dimana
tidak wajar serta sama sekali mustahil. Skizofrenia cenderung mempunyai skor
Seperti misalnya mengenai identitas keaga- yang lebih rendah dari populasi umum, Skor
maan atau politik atau kekuatan dan rendah sering didapat pada awal onset
kemampuan “manusia super” (tidak sesuai berlanjut dengan deteriorasi seiring per-
dengan budaya dan sangat tidak mungkin jalanan penyakit.5,7 Terakhir bisa juga Tes
atau tidak masuk akal, misalnya mampu Proyeksi dan Kepribadian menggunakan
berkomunikasi dengan makhluk asing yang Rorschach dan TAT (Thematic Apper-
dating dari planit lain). Halusinasi yang ception Test) menunjukkan ide bizar. Tes
menetap pada berbagai modalitas, apabila kepribadian MMPI menunjukkan abnormal
disertai baik oleh waham yang mengam- hal tersebut dapat disumbangan untuk
bang/melayang maupun yang setengah diagnosis dan rencana terapi minimal.5,3
berbentuk tanpa kandungan afektif yang Skizofrenia paranoid adalah skizo-
jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan frenia dengan gejala utama yang menonjol
(overvalued ideas) yang menetap, atau adanya waham dan atau halusinasi yang
apabila terjadi setiap hari selama berming- bersifat mengancam, memberi perintah atau
gu-minggu atau berbulan-bulan terus me- halusinasi tanpa bentuk verbal, seperti bunyi
nerus. Arus pikiran yang terputusatau yang pluit (whistling), mendengung (hum-ming)
mengalami sisipan (interpolasi) yang bunyi tawa (laughing), halusinasi pembauan
berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak atau pengecapan rasa, atau juga halusinasi
relevan atau neologisme. Perilaku katatonik, fisual mungkin ada, waham dapat berupa
seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), waham dikendalikan (delu-sion of control)
sikap tubuh tertentu (postu-ring), atau dipengaruhi (delusion of influence) atau
fleksibilitas serea, negativism, mutisme, dan passivity (delusion of pas-sivity) dan
stupor. Gejala-gejala negatif, seperti sikap keyakinan dikejar kejar yang beraneka
masa bodoh (apatis), pembi-caraan yang ragam adalah yang paling khas. Adanya
terhenti, dan respons emo-sional yang gangguan afektif, dorongan kehen-dak dan
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang pembicaraan, gejala katatonik se-cara relatif
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan tidak menonjol. 1,5,8,3
sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak PENATALAKSANAAN
disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika. Peru-bahan yang konsisten dan Indikasi pemberian obat antipsikotik
bermakna dalam mutu keseluruhan dari pada skizofrenia adalah untuk mengenda-
beberapa aspek perilaku perorangan, likan gejala aktif dan mencegah kekam-
bermanifestasi seba-gai hilangnya minat, tak buhan. Strategi pengobatan tergantung pada
bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri fase penyakit apakah akut atau kronik. Fase
akut biasanya ditandai oleh gejala psikotik

Journal of Islamic Medicine, Volume 6, Number 2, September, 2022 116


Journal ofSchizophrenia
Paranoid Islamic Medicine DOI : https://doi.org/10.18860/jim.v6i2.17456
Volume 6(02) (2022), Pages 113-118 Submitted date : September 2022
e-ISSN: 2550-0074 Accepted date : September 2022

(yang baru dialami atau yang kambuh), yang quetiapine, risperi-done, paliperidone,
7
perlu segera diatasi. Tujuan pengobatan zotepine.
disini adalah mengurangi gejala psikotik Komplikasi yaitu pasien dapat mem-
yang parah. Dengan fenotiazin biasanya punyai waham dengan taraf ringan dan
waham dan halusinasi hilang dalam waktu halusinasi yang tidak begitu jelas (samar-
2-3 minggu, walaupun tetap masih ada samar). Sebagian gejala akut dan gejala
waham dan halusinasi, penderita tidak yang lebih dramatis hilang dengan ber-
begitu terpengaruh lagi dan menjadi lebih jalannya waktu, tetapi pasien membutuh-kan
kooperatif, mau ikut serta dalam kegiatan perlindungan atau menghabiskan wak-tu
lingkungannya dan mau turut terapi kerja.1,3 bertahun-tahun di dalam rumah sakit jiwa.
Setelah 4-8 minggu, pasien masuk ke Keterlibatan dengan hukum untuk
tahap stabilasi sewaktu-waktu gejala- gejala pelanggaran ringan kadang-kadang terjadi
sedikit banyak sudah teratasi, tetapi risiko (misalnya, menggelandang, mengganggu
relaps masih tinggi, apalagi bila pengobatan keamanan) dan sering dikaitkan dengan
terputus atau pasien mengalami stres. penyalagunaan zat. Sebagian kecil pasien
Sesudah gejala-gejala mereda, maka dosis menjadi demensia. Secara keseluruhan
dipertahankan selama beberapa bulan lagi, harapan hidupnya pendek, terutama akibat
jika serangan itu baru yang pertama kali. kecelakaan, bunuh diri, dan ketidak-
Jika serangan skizofrenia itu sudah lebih mampuan merawat diri.1,7
dari satu kali, maka sesudah gelaja-gejala Tipe disorganisasi secara umum
mereda, obat diberikan terus selama satu mempunyai prognosis yang buruk, tetapi
atau dua tahun.1,3 tipe paranoid dan katatonik mempunyai
Setelah enam bulan, pasien masuk prognosis baik. Prognosis menjadi lebih
faserumatan (maintenence) yang bertujuan buruk bila pasien menyalahgunakan zat atau
untuk mencegah kekambuhan. Kepada hidup dalam keluarga yang tidak
pasien dengan skizofrenia menahun, anti- harmonis.1,5
psikotik diberikan dalam jangka waktu yang Kekacauan dan dinamika keluarga
tidak ditentukan lamanya dengan dosis yang memegang peranan penting dalam menim-
naik turun sesuai dengan keadaan pasien bulkan kekambuhan dan mempertahankan
(seperti juga pemberian obat kepada pasien remisi. Pasien yang berisiko adalah pasien
dengan penyakit badaniah yang menahun, yang tinggal bersama keluarga yang tidak
misalnya diabetes mellitus, hipertensi, payah harmonis, memperlihatkan kecemasan
jantung, dan sebagainya). Kita harus berlebihan, sangat protektif, terlalu ikut
waspada terhadap efek samping.7,3 campur, sangat mengritik, dan sering tidak
Strategi rumatan adalah menemukan dibebaskan oleh keluarganya. Beberapa
dosis efektif terendah yang dapat membe- peneliti mengidentifikasi suatu cara
rikan perlindungan terhadap kekambuhan komunikasi yang patologis dan aneh pada
dan tidak mengganggu fungsi psikosial keluarga skizofrenia. Komunikasi sering
pasien. Hasil pengobatan akan lebih baik samar-samar atau tidak jelas dan sedikit
bila antipsikotik mulai diberikan dalam dua tidak logis. Penelitian terbaru menyam-
tahun pertama dari penyakit. Tidak ada dosis paikan bahwa pola komunikasi keluarga
standar obat ini, tetapi dosis dise-suaikan tersebut mungkin disebabkan dampak
dengan kebutuhan induvidu.1,3 Antipsikotik memiliki anak skizofrenia.6,5
yang biasa dipilih bias generasi satu atau
generasi dua, untuk generasi satu KESIMPULAN
klorpromazin, perfenazin, trifluoperazin,
haloperidol. Sedangkan generasi dua dapat Skizofrenia merupakan gangguan
berupa aripripazol, klozapin, olanzapine, psikotik, karena penderita gagal menilai
realitas, ditandai dengan gangguan utama

117 Journal of Islamic Medicine, Volume 6, Number 2, September, 2022


Subagyo, dkk.

pada isi pikiran (waham), gangguan


persepsi, serta gangguan emosional dan
perilaku. Sampai saat ini belum ditemukan
penyebab pasti. Pada skizofrenia paranoid
gejala waham dan atau halusinasi sangat
menonjol. Penatalaksanaan penderita
skizofrenia me-liputi pemberian obat-obat
psikofarmaka, terapi psikologis, dan terapi
psikososial. Keteraturan minum obat, hidup
dalam keluarga yang harmonis adalah bebe-
rapa faktor yang dapat mencegah resiko
kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sylvia D Elvira GH. Buku Ajar Psikiatri.


Buku Ajar Psikiatri. 2017.
2. Sumekar W, Zahnia S. Kajian
Epidemiologis Skizofrenia. Majority.
2016; 5(4):160–6.
3. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Edisi Ketujuh. Airlangga
University Press; 2004.
4. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
2015.
5. Rofman ES. Kaplan and Sadock’s
Synopsis of Psychiatry. Vol. 70, The
Journal of Clinical Psychiatry. 2009; hal.
940.
6. James Sadock B. et al. Kaplan and
Saddocks Synopsis of Psychiatry.
Phyladelphia: Woltes Kluwer; 2015.
7. Auliani Hafifah, Irma Melyani
Puspitasari RKSF. Review Artikel:
Farmako dan terapi rehabilitasi
psikososial pada skizofrenia. Farmaka.
2018; Vol. 16(2): 218.
8. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ - III.
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkas dari PPDGJ - III dan DSM - 5.
2013; hal. 267.

Journal of Islamic Medicine, Volume 6, Number 2, September, 2022 118

You might also like