Professional Documents
Culture Documents
Adonis Bps
Adonis Bps
Adonis Bps
2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12770
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
i
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
(Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar, MS, DAA) (Prof. Ir. T. Sabrina, M.Agr.Sc., Ph.D)
NIP.194807301976032001 NIP.196406201989032002
Mengetahui
ABSTRACT
Acid sulphate land has the potential as agricultural land if managed properly and
correctly. In general, acid sulphate land is formed on tidal land that has marine
deposits. Therefore, it is necessary to do research to find out the test of technology
packages and flooding of acid sulphate soils on palm oil production at PT. Mopoli
Raya. This research was carried out at PT. Mopoli Raya Paya Rambe II, Kwala
Simpang Aceh Tamiang began on February 28, 2018 to June 28, 2018. The design
of the research used was the Separate Plot Design with the main Plot was
inundation with 2 treatments, ie without flooding and inundation (110%) and Plot
Children were Technology Package with 2 treatments, namely without technology
package and with technology package (Sulfate Reducing Bacteria, OPEFB
Compost and Fertilizer NPK). Number of replications 6 and number of
experimental units 24 plants. The results showed that flooding could not increase
oil palm production in acid sulphate soil at PT. Mopoli Raya. Technology
packages can increase palm oil production on acid sulphate soils at PT. Mopoli
Raya. The interaction of inundation and technology package delivery is not
significantly different in the parameters of the weight of the bed in increasing oil
palm production on acid sulphate soils at PT. Mopoli Raya.
Keywords : Sulfate Reducing Bacteria, Inundation, Acid Sulfate Soil, Palm Oil.
i
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRAK
Lahan sulfat masam berpotensi sebagai lahan pertanian bila dikelola dengan baik
dan benar. Pada umumnya lahan sulfat masam terbentuk pada lahan pasang surut
yang memiliki endapan marin. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui uji paket teknologi dan penggenangan pada tanah sulfat masam
terhadap produksi kelapa sawit di PT. Mopoli Raya. Penelitian ini dilaksanakan di
PT. Mopoli Raya Paya Rambe II, Kwala Simpang Aceh Tamiang dimulai pada
tanggal 28 Februari 2018 sampai 28 Juni 2018. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah dengan Petak utama adalah
Penggenangan dengan 2 perlakuan yaitu tanpa penggenangan dan digenangi
(110%) dan Anak Petak adalah Paket Teknologi dengan 2 perlakuan yaitu tanpa
paket teknologi dan dengan paket teknologi (Bakteri Pereduksi Sulfat, Kompos
TKKS dan Pupuk NPK). Jumlah ulangan 6 dan jumlah unit percobaan 24 unit
tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggenangan tidak dapat
meningkatkan produksi kelapa sawit padah tanah sulfat masam di PT. Mopoli
Raya. Pemberian paket teknologi dapat meningkatkan produksi kelapa sawit pada
tanah sulfat masam di PT. Mopoli Raya. Interaksi penggenangan dan pemberian
paket teknologi tidak berbeda nyata pada parameter berat janjang dalam
meningkatkan produksi kelapa sawit pada tanah sulfat masam di PT. Mopoli
Raya.
ii
Universitas Sumatera Utara
iii
RIWAYAT HIDUP
putra dari Ayahanda Ir. Marahadi Siregar, MP. dan Ibunda Ir. Ida Rinsilva.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Lulus dari SMA Swasta
Pembangunan Panca Budi Medan pada Tahun 2013 dan pada tahun 2013 diterima
Tanaman Kelapa Sawit dan Karet dan Laboratorium Teknik Budidaya Tanaman
Perkebunan.
iii
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini
Adapun judul dari Usulan Penelitian ini adalah “Uji Paket Teknologi dan
PT. Mopoli Raya” yang merupakan syarat untuk dapat melakukan penelitian di
Medan.
Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar, MS, DAA selaku ketua komisi pembimbing dan
Prof. Ir. T. Sabrina, M.Agr.Sc., Ph.D selaku anggota komisi pembimbing yang
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
terima kasih.
Penulis
iv
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI
ABSTRACT ....................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian.................................................................................... 3
Kegunaan Penulisan ................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Penggenangan Tanah Sulfat Masam.......................................................... 5
Paket Teknologi
Kompos TKKS ................................................................................. 7
Pupuk N, P, K ................................................................................... 9
Bakteri Pereduksi Sulfat ................................................................... 12
v
Universitas Sumatera Utara
vi
Peubah Amatan
Jumlah Tandan............................................................................. 22
Berat Janjang Rata-Rata .............................................................. 22
vi
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Analisis Awal Tanah ................................................................................. 19
vii
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Peta Blok Afdeling Paya Rambe 1 dan 2 .................................................. 32
viii
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan sulfat masam adalah lahan yang memiliki horizon sulfidik atau
sulfuric pada kedalaan 120 cm dari permukaan tanah mineral. Pada umumnya
lahan sulfat masam terbentuk pada lahan pasang surut yang memiliki endapan
marin. Di Indonesia, luas lahan sulfat masam diperkirakan sekitar 6,70 juta ha.
Lahan sulfat masam menjadi luas karena adanya penipisan lapisan atas (lapisan
Masalah utama pada lahan sulfat masam adalah kadar sulfat yang tinggi yg
(pH < 4,0), sehingga berakibat pada rendahnya hasil tanaman yang diusahakan.
Tanaman sawit yang di tanam di lahan sulfat masam pada PT. Mopoli Raya
Sumber kemasaman tanah sulfat masam berasal dari senyawa pirit (FeS 2)
yang teroksidasi melepaskan ion-ion hidrogen dan sulfat yang diikuti penurunan
sehingga hampir semua tanaman budidaya, termasuk sawit tidak dapat tumbuh
logam dalam tanah ataupun berperan sebagai unsur hara bagi tanaman. Asam-
dalam tanah sehingga tidak berbahaya bagi tanaman. Asam-asam organik mampu
digunakan sebagai penyubur tanah karena tandan kelapa sawit mempunyai sifat
kimia dan sifat fisik yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Menurut
memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur tanah, kapasitas memegang air
(Water Holding Capacity) dan sifat kimia tanah seperti Kapasitas Tukar Kation
(KTK).
Tandan Kosong Kelapa Sawit mempunyai kadar C/N yang tinggi yaitu
sampai kadar C/N mendekati kadar C/N tanah. Proses pengomposan tersebut
menghasilkan bahan organic bermutu tinggi dengan kadar C/N sekitar 15. Selain
kandungan hara relative tinggi seperti N, P, dan K, kompos TKKS memiliki nilai
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya sulfat dari
Pereduksi Sulfat dengan media pembawa bahan organik kompos dengan berbagai
dosis inokulum yang diinkubasi dalam waktu selama sepuluh hari mampu
meningkat pH tanah, menurunkan kadar sulfat, mangan dan besi yang terdapat
bibit kelapa sawit pada tanah sulfat masam. Penggunaan kapur dapat digantikan
dengan penggunaan inokulum kompos bakteri pereduksi sulfat pada tanah sulfat
masam.
Menurut Marsono dan Sigit (2002) manfaat utama dari pupuk yang
berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat
menjadi gembur. Struktur tanah yang amat lepas, seperti tanah berpasir juga dapat
pemberian pupuk adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah. Dalam hal ini
pupuk berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah di bagian
permukaan.
Nitrogen, fosfor dan kalium adalah tiga unsur makro yang dibutuhkan oleh
tanaman. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang tidak hanya mengandung
dua unsur saja tapi tiga unsur sekaligus yang merupakan gabungan dari pupuk
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
Kegunaan Penelitian
teknologi terhadap produksi kelapa sawit pada tanah sulfat masam di PT.
2. Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Program
Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
sangat berbeda, yaitu lapisan permukaan yang oksidatif atau aerobik dimana
tersedia oksigen dan lapisan reduktif atau anaerobik di bawahnya dimana tidak
nol dalam jangka waktu kurang dari sehari. Laju difusi oksigen udara melalui
lapisan air atau pori yang berisi air seribu kali lebih lambat daripada melalui udara
atau pori yang berisi udara, berakibat perubahan pada tanah dari keadaan
bahan organik yang mudah terombak dari suhu tanah (Sanchez, 1992).
adalah meningkatkan pH tanah pada tanah asam, menurunkan pH pada tanah basa
pada tanah netral perubahan pH yang terjadi sangat kecil, sedangkan pada tanah
sulfat masam terjadi peningkatan pH sampai pH 5,0. Akibat luar biasa dari
Daya meracun dari alumunium pada tanah asam cepat hilang karena alumunium
dapat ditukar dan diendapkan pada pH 5,5, sedangkan reduksi dianggap penting
karena dapat menaikkan pH, meningkatkan ketersediaan fosfor yang dapat diserap
tanaman.
asam sulfat. Bila karena drainase alami atau buatan, muka air tanah sampai ke
lapisan pirit, maka tanah sulfat masam potensial berubah menjadi tanah sulfat
laju difusi). Pada kondisi tergenang, kandungan O2 yang tersisa di tanah lebih
cepat habis bila ada tanaman, sehingga terjadi hipoksia yaitu keadaan lingkungan
kekurangan O2, dan juga dapat terjadi anoksia yaitu keadaan lingkungan tanpa O2
6 – 8 jam setelah genangan, karena O2 terdesak oleh air dan sisa O2 dimanfaatkan
dalam waktu kurang dari sehari. Laju difusi oksigen udara melalui lapisan air atau
pori yang berisi air, 10.000 kali lebih lambat daripada melalui udara atau pori
yang berisi udara. Jasad renik aerob dengan cepat menghabiskan udara yang
tersisa dan menjadi tak aktif lagi atau mati. Bakteri anaerob atau anaerob fakultatif
komponen tanah yang teroksidasi sebagai penangkap elektron. Hasil ini direduksi
senyawa feri, senyawa antara dari pereputan bahan organik, sulfat, dan sulfit
(Sanchez, 1992).
Paket Teknologi
Kompos TKKS
industri pengolahan kelapa sawit. Basis satu ton tandan buah segar (TBS) yang
diolah akan dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21 %) serta
minyak inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5 %) dan sisanya merupakan limbah
dalam bentuk tandan buah kosong, serat, dan cangkang biji yang jumlahnya
Salah satu potensi tandan kosong kelapa sawit yang cukup besar adalah
sebagai bahan pembenah tanah dan sumber hara bagi tanaman. Potensi ini
didasarkan pada kandungan tandan kosong kelapa sawit yang merupakan bahan
organik dan memiliki kadar hara yang cukup tinggi. Pemanfaatan tandan kosong
kelapa sawit sebagai bahan pembenah tanah dan sumber hara ini dapat dilakukan
dengan cara aplikasi langsung sebagai mulsa atau dibuat menjadi kompos
Tandan kosong kelapa sawit berfungsi ganda yaitu selain menambah hara
dalam tanah, juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang sangat
diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah. Dengan meningkatnya bahan organik
tanah maka struktur tanah semakin mantap dan kemampuan tanah menahan air
bertambah baik. Perbaikan sifat fisik tanah tersebut berdampak positif terhadap
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah limbah tandan kosong kelapa
sawit yaitu dengan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit menjadi kompos
yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi. Hal ini didukung dengan
semakin meningkatnya permintaan pupuk kompos sebagai salah satu bentuk dari
tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di
dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Selain itu
kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain: (1)
homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman; (4) merupakan
pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan (5) dapat
pupuk organik, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk kimia.
Kabupaten Tanah Karo pada tahun 2002. Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi
kompos TKKS dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabe, yang lebih
aplikasi pupuk kandang. Aplikasi 0,25 dan 0,50 kg kompos TKKS dapat
organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan
limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan
memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Keunggulan kompos tandan kosong
kelapa sawit meliputi: kandungan kalium yang tinggi, tanpa penambahan starter
dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Kadar hara kompos tandan kosong
kelapa sawit mengandung N total (1,91 %), K (1,51%), Ca (0,83 %), P (0,54 %),
Mg (0,09 %), C-organik (51,23 %), C/N ratio 26,82 %, dan pH 7,13
faktor – faktor penentu produksi. Kurangnya satu faktor produksi atau lebih akan
yang diduga berpengaruh terhadap pencapaian produksi TBS adalah faktor jumlah
pupuk, curah hujan, tenaga kerja, umur tanaman, SPH dan kondisi tanaman
Pupuk NPK
Menurut Lingga dan Marsono (1998) pupuk adalah zat yang berisi satu
unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis terisap
oleh tanaman dari tanah. Jadi memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah
(pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Marsono dan Sigit (2002) menyatakan
bahwa manfaat pupuk secara umum adalah menyediakan unsur hara yang kurang
Namun secara lebih terinci manfaat pupuk dapat dibagi dalam dua macam, yaitu
cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Kadar NPK yang banyak beredar
adalah 15-15-15, 16-16-16, dan 8-20-15. Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat
tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Kecuali itu
nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna
sekali dalam proses fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan
khususnya akar benih dan tanaman muda. Lalu juga sebagai bahan mentah untuk
pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang,
seperti N, P, dan K yang mudah hilang oleh penguapan. Pupuk juga dapat
Atas dasar kandungan unsur hara yang dikandungnya pupuk terdiri dari
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang
mengandung satu jenis hara tanaman seperti N atau P atau K saja, sedangkan
pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara
antara lain mengganti unsur hara yang hilang karena pencucian dan yang
terangkut saat panen. Pemberian pupuk urea, TSP dan KCl sebagai sumber N, P
(Rukmana, 1997).
tanaman kelapa sawit yang baik, salah satunya adalah pemupukan. Pemupukan
merupakan kunci kesuburan tanaman karena berisi satu atau lebih unsur untuk
menggantikan atau menambah unsur yang telah diserap oleh tanaman kelapa
sawit. Unsur hara yang paling utama yang dibutuhkan oleh tanaman adalah unsur
nitrogen (N), posfor (P) dan Kalium (K). Nitrogen memiliki fungsi yaitu untuk
fungsi untuk memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah
Tanaman kelapa sawit muda yang terendam air akibat luapan pasang
Untuk memulihkan keadaan tanaman, maka diperlukan unsur hara yang cukup
dan dapat dengan cepat diserap oleh tanaman tersebut. Pemupukan melalui daun
mereduksi sulfat pada kondisi anaerob menjadi sulfida, selanjutnya H2S yang
dihasilkan dapat mengendapkan logam-logam toksik (Cu, Zn, Cd) sebagai logam
sulfida. BPS memerlukan substrat organik yang berasal dari asam organik
berantai pendek seperti asam piruvat. Dalam kondisi alamiah, asam tersebut
Pada musim hujan, areal lahan sulfat masam akan tergenang kembali
sebagai reseptor elektron dalam respirasi dikenal sebagai bakteri pereduksi sulfat
(BPS) yang merupakan heterotrof sejati. BPS yang tersebar secara luas di alam
(Moodie dan Ingledew, 1990). Reaksi reduksi sulfat dengan bantuan BPS
reduksi (Dent, 1998; Atlas dan Bertha, 1993). Pada lahan sulfat masam yang
telah teroksidasi dan digenangi kembali, kecepatan reduksi oleh BPS berjalan
lambat akibat kandungan bahan organik yang rendah, yang menyebabkan bakteri
pertumbuhan tanaman jagung dengan jenis isolat yang paling baik dalam
meningkatkan pH tanah sulfat masam yaitu isolat LK4, Peningkatan kadar air
tanaman jagung dengan kondisi air tanah yang paling baik untuk meningkatkan
pH tanah sulfat masam yaitu 110 % kapasitas lapang. Interaksi terbaik dalam
tanaman jagung ditunjukkan oleh isolat LK4 dengan kadar air tanah 110 % KL
(populasi BPS 2,5x108; kadar sulfat tanah 29,10 ppm; pH tanah 4,78 ppm; tinggi
elektron dan karbon (C) dari kompos sebagai donor elektron dengan
logam membentuk logam sulfida yang tidak larut sehingga ketersediaan logam
turun. Keseluruhan reaksi reduksi sulfat dan logam yang melibatkan BPS
(Widyati, 2007).
energi yaitu sebagai akseptor elektron dan menggunakan bahan organik sebagai
sumber karbon (C). Karbon tersebut berperan selain sebagai donor elekton dalam
metabolisme juga merupakan bahan penyusun selnya. Pada kondisi anaerob bahan
organik akan berperan sebagai donor elektron. Ketika sulfat menerima elektron
dari bahan organik maka akan mengalami reduksi membentuk senyawa sulfida.
Penurunan konsentrasi sulfat akan meningkatkan pH tanah. Hal ini terjadi karena
bahan organik dan aktivitas BPS (Widyati, 2006). Berikut reaksi pembentukan
senyawa sulfida :
mengalami evolusi, yang mana sekarang beberapa dari bakteri tersebut mampu
hidup pada keadaan oksidasi dan bahkan bisa berespirasi dengan oksigen dan
Produksi H2S dan demikian juga bau yang tidak enak dari dalam kolam
adalah hasil aktivitas dari BPS contohnya genus Desulfovibrio, bakteri ini adalah
obligat anaerob yang berada pada bagian anaerob dan sedimen lumpur. Bakteri ini
semakin banyak sulfat dan semakin banyak bahan organik akan menstimulasi
(Pearson, 27)
sulfat (BPS) efektif digunakan dalam proses bioremediasi tanah bekas tambang
pada tanah bekas tambang dengan efisiensi 89,76% dan meningkatkan pH tanah
bekas tambang dari 4,15 menjadi 6,66. Dari hasil penelitian Sitinjak (2016) yang
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Mopoli Raya Mopoli Raya Paya Rambe
II Blok 47, Kwala Simpang Aceh Tamiang dimulai pada tanggal 28 Februari 2018
Menghasilkan Kelapa Sawit sebagai objek yang akan diamati, tanah sulfat masam
sebagai media tanam, (CaMg(CO3)2) sebagai peningkat pH, pupuk NPK sebagai
penambah unsur hara, isolat bakteri pereduksi sulfat yang berasal dari limbah
sludge kertas Toba Pulp Lestari dengan kode 4 yang berasal dari penelitian
Sitinjak (2016) sebagai agen pereduksi sulfat, kompos tandan kosong kelapa sawit
yang berasal dari PT. Socfindo sebagai bahan amandemen tanah , bahan kimia
untuk pembuatan media (posgate-E) serta bahan lain yang digunakan pada
percobaan ini.
mengambil bahan contoh tanah, timbangan untuk menimbang bahan kimia, bahan
contoh tanah dan tanaman, ayakan tanah 10 mesh untuk menyaring contoh tanah
yang akan dianalisis, GPS (Global Positioning System) untuk menandai titik
koordinat lokasi pengambilan bahan contoh tanah, LAF (Laminar Air Flow)
sebagai tempat isolasi bakteri, autoklaf untuk mensterilkan bahan dan alat, tabung
reaksi (testtube) sebagai wadah media biakan bakteri, gelas beaker untuk
mengukur volume bahan kimia dan air, erlenmeyer sebagai wadah perbanyakan
isolat, jarum suntik digunakan untuk memasukkan isolat murni bakteri ke dalam
Metode Penelitian
P0 : Tanpa Penggenangan
P1 : Digenangi
Anak Petak : Paket Teknologi ( Bakteri Pereduksi Sulfat, Kompos TKKS dan
Pupuk N P K )
T1 : Paket Teknologi
P0T0 P0T1
P1T0 P1T1
Yijk : Nilai pengamatan karena pengaruh faktor penggenangan taraf ke-j dan
εij : Pengaruh sisa untuk petak utama atau pengaruh sisa karena pengaruh
(αβ)jk : Pengaruh interaksi faktor penggenangan yang ke-j dan paket teknologi
yang ke-k
εijk : Pengaruh sisa untuk anak petak atau pengaruh sisa karena pengaruh
faktor penggenangan taraf ke-j dan faktor paket teknologi ke-k pada
kelompok ke-i
(Gomez, 1995).
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penentuan Sampel
Kebun Kelapa Sawit Mopoli Raya Paya Rambe II Blok 47, Kwala Simpang Aceh
Tamiang. Tanah yang diambil pada lapisan pirit sesuai dengan peta kebun.
menilai keadaan tanah dilapangan. Tanah yang telah diayak lalu dilakukan
pengukuran kadar air tanah untuk menentukan berat tanah yang digunakan dalam
percobaan setara berat kering oven. Analisis Aldd tanah dilakukan untuk
Dilakukan analisis awal sampel tanah seperti pH tanah, kadar sulfat tanah,
salinitas serta tekstur tanah sebagai data yang digunakan untuk mendukung
penelitian.
Kompos yang digunakan berasal dari bahan Tandan Kosong Kelapa Sawit.
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit didapat dari PT. Socfindo Indonesia.
Bakteri Pereduksi Sulfat yang unggul dan diperbanyak pada media cair yang
dikerjakan secara steril di ruang LAF (Laminar Air Flow) dan diinkubasi pada
perhitungan kepadatan sel bakteri pada media cair yang sudah ditumbuhi oleh
Penggenangan
Pada blok 47, tanaman kelapa sawit yang tergenang (110% kapasitas
dalam kompos. Kompos yang digunakan sebanyak 30ton/ha atau 208 kg/pokok.
gembor. Isolat murni cair tersebut dimasukkan ke dalam kompos sebanyak 10%
dari berat kering kompos atau 15ml isolat cair murni yang diaplikasikan pada
selama ± seminggu.
Pemupukan
teknik sebar pada piringan kelapa sawit dengan dosis pupuk 100 kg/ha atau 3,5
kg/pokok.
Peubah Amatan
Jumlah Tandan
Jumlah tandan yang dihitung adalah jumlah tandan dari satu pokok
tanaman kelapa sawit. Pengamatan jumlah tandan dilakukan pada bulan Februari
Berat Janjang Rata-rata ( BJR ) yang dihitung adalah berat janjang dari
Pengumpulan Hasil ( TPH ). Pengamatan dilakukan pada bulan Februari dan Juni
Jumlah Tandan
Nilai rataan jumlah tandan buah kelapa sawit setelah aplikasi dapat dilihat
tertinggi uji paket teknologi dan penggenangan terhadap jumlah tandan adalah
pada perlakuan P0T0 sebesar 18,50 tandan dan rataan terendah adalah pada
perlakuan P1T0 sebesar 12,83 tandan . Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
bahwa uji paket teknologi dan penggenangan terhadap produksi kelapa sawit
Nilai rataan berat janjang rata-rata buah kelapa sawit setelah aplikasi dapat
dan pada perlakuan P1 adalah 20,01. Berdasarkan uji sidik ragam pemberian
Namun interaksinya bahwa perlakuan tanpa paket teknologi (T0) tidak berbeda
secara nyata dengan perlakuan paket teknologi (T1). Dari hasil yang diperoleh
Pembahasan
penggenangan terhadap produksi kelapa sawit pada perlakuan P0T0 sebesar 18,50
sedangkan P0T1 sebesar 14,33. Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor – faktor
produksi seperti jumlah pupuk yang kurang sesuai, curah hujan yang tinggi,
tenaga kerja, umur tanaman, SPH dan kondisi tanaman yang kurang sehat.
TBS tidak terlepas dari pengaruh faktor – faktor penentu produksi. Kurangnya
satu faktor produksi atau lebih akan berdampak pada pencapaian produksi yang
pencapaian produksi TBS adalah faktor jumlah pupuk, curah hujan, tenaga kerja,
penggenangan terhadap produksi kelapa sawit pada perlakuan P1T0 sebesar 12,83
sedangan P1T1 sebesar 16,17. Hal ini diduga karena pemberian unsur hara yang
cukup untuk tanaman kelapa sawit karena pada umumnya genangan air yang
semakin lama pada tanaman kelapa sawit dapat mengakibatkan kerusakan fungsi
daun, titik tumbuh dan sistem perakaran. Menurut Balai Informasi Pertanian
Banda Aceh (1986) bahwa tanaman kelapa sawit yang terendam air akibat luapan
yang cukup dan dapat dengan cepat diserap oleh tanaman tersebut.
terjadi perubahan morfologi akar dan keadaan ini dapat menggangu hubungan
antara bagian atas tanaman dengan akar. Adanya gangguan pada akar akan
kelapa sawit.
dan hasil tanaman, menurunkan pertukaran gas antara tanah dan udara yang
kandungan O2 yang tersisa di tanah lebih cepat habis bila ada tanaman, sehingga
terhadi hipoksia yaitu keadan lingkungan kekurangan O2 dan juga dapat terjadi
sedangkan T1 sebesar 20,83. Hal ini diduga karena pemberian paket teknologi
yang dosisnya sudah sesuai sehingga dapat meningkatkan rataan berat janjang
kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang
tanaman karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan atau menambah
unsur yang telah diserap oleh tanaman kelapa sawit.Unsur yang paling utama
dibutuhkan oleh tanaman adalah untuk Nitrogen (N), Pospor (P), dan Kalium (K)
memiliki fungsi yaitu untuk merangsang pertumbuhan batang, cabang dan daun.
memperbaiki kesuburan tanah antara lain mengganti unsur hara yang hilang
karena pencucian dan yang terangkut saat panen. Pemberian pupuk urea, TSP dan
tanaman.
Salah satu pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk TKS. Menurut
Hayat dan Andayani (2014) bahwa tandan kosong kelapa sawit dapat
hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit
mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai
alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi.
yang tinggi, tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara
yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi.
Kadar hara kompos tandan kosong kelapa sawit mengandung N total (1,91%),
K (1,51%), Ca (0,83 %), P (0,54 %), Mg (0,09%), C- organik (51,23%), C/N ratio
Pereduksi Sulfat dan Pupuk NPK (20,83 kg) merupakan perlakuan tertinggi pada
berat janjang rata-rata karena tanaman kelapa sawit membutuhkan hara yang
cukup untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi, yang mana hara tersebut
bisa tersedia apabila sulfat pada tanah sulfat masam dapat tereduksi, yang mana
pada perlakuan ini Bakteri Pereduksi Sulfat akan optimal dalam mereduksi sulfat
apabila diberi Carrier. Hal ini didukung dengan pernyataan Noor (2004) yang
menyatakan bahwa dalam konteks tanah sulfat masam, kompos humus (bahan
mengalami evolusi, yang mana sekarang beberapa dari bakteri tersebut mampu
hidup pada keadaan oksidasi dan bahkan bisa berespirasi dengan oksigen dan
Kesimpulan
Saran
oleh penulis, yaitu penggenangan pada tanah sulfat masam dapat diteliti lebih
DAFTAR PUSTAKA
Balai Informasi Pertanian Banda Aceh. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Banda
Aceh: Departemen Pertanian Balai Informasi Pertanian.
Darmosarkoro, W. dan Winarna. 2007. Penggunaan TKS dan Kompos TKS untuk
Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman. Jurnal Lahan dan
Pemupukan Kelapa Sawit Edisi 1. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, C4:181
194.
Darnoko, D dan T. Sembiring. 2005. Sinergi antara perkebunan kelapa sawit dan
pertanian tanaman pangan melalui aplikasi kompos TKS untuk tanaman
padi. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 2005: Peningkatan Produktivitas
Kelapa Sawit Melalui Pemupukan dan Pemanfaatan Limbah PKS. Medan
19-20 April.
Dent,D. 1986. Acid sulphate soils: A basleine for research and development.
Publication No. 39 ILRI, Wageningen, The Netherlands.
Ditjen PPHP. 2006. Pedoman Pengolahan Limbah Industri Kelapa Sawit. Subdit
Pengelolaan Lingkungan. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.
Foth, H.D. 1990. Fundamentals of Soil Science. 8th ed. John Willey & son. New
York.
Hanafiah, A.S, T. Sabrina, H. Guchi. 2009. Ekologi dan Biologi Tanah. USU
Press. Medan.
Hasibuan, B.E. 2008. Pengelolaan Tanah dan Air Lahan Marginal. USU. Medan.
Hayat, E. S., S. Andayani. Pengelolaan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit dan
Aplikasi Biomassa Chromolaena Odorata terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Padi Serta Sifat Tanah Sulfaquent. Jurnal Teknologi Pengelolaan
Limbah Vol 17(2) hal 44-51.
Marsono dan Paulus Sigit. 2002. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Noor, M. 2004. Lahan Rawa Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat
Masam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sabiham, S., TB, Prasetyo and S. Dohong, 1997. Phenolic acid in Indonesian peat.
In Biodiversity and sustainability of tropical peat and peatland. Samara
Publishing Ltd. Cardigan. UK.
Safuan, L. D. 2002. Kendala Lahan Kering Masam Daerah Tropika dan Cara
Pengelolaannya. Makalah Filsafat Sains.
Sanchez, Pedro A. 1992. Sifat dan Pengelolaan tanah Tropika Jilid 1, 2. Bandung :
Penerbit ITB.
Sitinjak, M. A., dan Asmarlaili, S. H., 2017. Isolasi dan Uji Potensi Bakteri
Pereduksi Sulfat dari Berbagai Sumber Terhadap Perubahan Media
Tumbuh di Lobarotarium. SKRIPSI. USU. Medan.
Sudarno, Y., Asmarlaili, S. H., Mariani., S., 2017. Uji Potensi Isolat Bakteri
Pereduksi Sulfat Terhadap Perubahan Kemasaman Tanah Sulfat Masam
Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Dengan Kondisi Air Tanah Berbeda
Di Rumah Kasa. SKRIPSI. USU. Medan.
Widyati, E., 2011. Kajian optimasi pengelolaan lahan gambut dan Isu perubahan
iklim. Tekno Hutan Tanaman 4(2):57-68.
P1 P0 P1
T0 1 T0 1 T1 1 T1 1
T0 2 T0 2 T1 2 T1 2
T0 3 T0 3 T1 3 T1 3
T0 4 T0 4 T1 4 T1 4
T0 5 T0 5 T1 5 T1 5
T0 6 T0 6 T1 6 T1 6
Ulangan
Penggenangan Teknologi Jumlah Rataan
1 2 3 4 5 6
T0 19,1 19,8 19,8 19,7 19,6 16,6 114,6 19,1
P0
T1 23,5 19,6 21,6 21,3 20,8 21,3 128,1 21,35
Jumlah 42,6 39,4 41,4 41 40,4 37,9 242,7
T0 19,2 19,6 18,3 20,7 19,9 20,6 118,3 19,71667
P1
T1 20,6 18,3 21,4 22 21,2 18,3 121,8 20,3
Jumlah 39,8 37,9 39,7 42,7 41,1 38,9 240,1
Total 82,4 77,3 81,1 83,7 81,5 76,8 482,8 20,11667
SK db JK FK Fhit F5%
Ulangan 5 9,783333 1,95667 2,41068 5,05033 tn
Petak Utama (P) 1 0,281667 0,28167 0,34702 6,60789 tn
Galat (a) 5 4,06 0,81167
Anak Petak (T) 1 12,04167 12,0417 6,29739 4,9646 *
Interaksi PxT 1 4,17 4,16667 2,17903 4,9646 tn
Galat (b) 10 19,12 1,91217
Total 23 49,45
KK (a) 4,48%
KK (b) 6,87%
Ulangan
Penggenangan Teknologi Jumlah Rataan
1 2 3 4 5 6
T0 16 38 21 17 10 9 111 18,5
P0
T1 9 20 17 14 17 9 86 14,33333
Jumlah 25 58 38 31 27 18 197
T0 12 19 18 14 7 7 77 12,83333
P1
T1 21 18 18 17 8 15 97 16,16667
Jumlah 33 37 36 31 15 22 174
Total 58 95 74 62 42 40 371 15,45833
SK db JK KT Fhit F5%
Ulangan 5 533,208 106,642 3,67202 5,05033 tn
Petak Utama (P) 1 22,0417 22,0417 0,75897 6,60789 tn
Galat (a) 5 145,21 29,0417
Anak Petak (T) 1 1,04167 1,04167 0,04821 4,9646 tn
Interaksi PxT 1 84,375 84,375 3,90474 4,9646 tn
Galat (b) 10 216,08 21,6083
Total 23 1001,96
KK (a) 34,86%
KK (b) 30,07%