Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 14
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN | ‘Telepon : (0921) 3121870 Faksimile : (0921) 3121870 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE Website: www po Jin, Cempaka Kel. Tanah Tinggi Barat Kec. Kota Ternate Selatan Provinsi Maluku Utara cesternate ac id, Surat Elektronik: poltekes_ternate@yahoo.co.id SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE NOMOR : HK.02.04/1/105/2019 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBELAJARAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN AKADEMIK 2018 Menimbang Mengingat DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE 1 en Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi, maka Poltekkes Temate harus mampu menetapkan serta mewujudkan visi kampus melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif), serta mampu memenuhi kebutuhan/memuaskan stakeholders (aspek induktif); Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam no.1 maka perlu menetapkan surat keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes Temate tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembelajaran. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Kesehatan. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1207/Menkes/SK/X1/2001 tentang Pembentukan Politeknik Kesehatan Malang, Palangkaraya, Surabaya, Banda Aceh, Ambon dan Ternate. Keputusan menteri Kesehatan RI, No. 00.06. 1.4.2.02226, tanggal 1 Juli 2004 tentang lokasi pelaksanaan Program Studi pada beberapa jurusan di Politeknik Kesehatan Pekanbaru, Bengkulu, Samarinda, Palangkaraya dan Temnate. Keputusan Menteri Kesehatan Ri, No. HK.00.06.2.4.3199 tanggal 14 September 2004 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Pendidikan Tenaga Kesehatan MENETAPKAN, PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR POLTEKKES _KEMENKES TERNATE TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBELAJARAN. Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembelajaran. sebagaimana dimaksud pada diktum pertama tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan. DITETAPKAN DI: TERNATE PADA TANGGAL : 11 JANUARI 2019 DIREKTUR, RUSNY MOHAMMAD KATA PENGANTAR Pembelajaran merupakan jantung kehidupan Poltekkes Kemenkes Temate. Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan dimana terjadi penyampaian materi pembelajaran dari seorang tenaga pendidik kepada peserta didik yang dimilikinya. Kegiatan pembelajaran sangat bergantung pada komponen- komponen yang ada didalamnya, seperti peserta didik, tenaga pendidik, media pembelajaran, materi pembelajaran serta adanya rencana pembelajaran. Keberadaan komponen tersebut dalam sebuah proses pembelajaran merupakan sebuah hal yang teramat penting karena komponen tersebut sangat bergantung satu sama lain. Tenaga pendidik berperan dalam mewujudkan sebuah situasi pembelajaran yang baik bagi peserta didik, menggunakan rencana pembelajaran yang baik dan sesuai, sehingga jalannya proses pembelajaran yang diterima oleh para peserta didik dapat dikontrol serta mampu menggunakan dan memaksimalkan media pembelajaran guna meningkatkan pemahaman peserta didik terkait dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Jika hal tersebut dipahami sebagai sebuah kebutuhan dalam proses pembelajaran, maka akan menjadikan sebuah kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Dalam upaya untuk menghasilkan kegiatan pembelajaran yang berkualitas, Poltekkes Kemenkes Temate harus dapat memberikan jaminan mutu terhadap kegiatan pembelajaran melalui aktivitas perencanaan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelanjutan dan menempatkan mahasiswa sebagai pemangku kepentingan utama sekaligus pelaku proses dalam penyelenggaraan pendidikan. Agar kegiatan pelaksanaan pembelajaran dapat menjadi lebih berkualitas, perlu adanya suatu standar proses pembelajaran yang dapat dijadikan acuan bagi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya standar proses pembelajaran, diharapkan proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian standar proses pembelajaran, di Poltekkes Kemenkes Temate dapat menjadi lebih baik dan mampu menyelenggarakan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas bagi para peserta didiknya, Temate, 11 JANUARI 2019 Direktur, ttd Rusny Muhammad, S.Pd., M.Kes NIP. 196507251985032004 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... DAFTAR ISI...... 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 4.2 Tujuan 2. PROSES PEMBELAJARAN. 2.1 Pengertian Pembelajaran....... 3.1 Standar Isi Pembelajaran ............... 2 3 3 3. STANDAR MUTU............. errr foresee cent 4 3.2 Standar Proses Pembelajaran 4 7 3.3 Standar Penilaian Pembelajaran 1. PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Tuntutan instansi kesehatan untuk mendapatkan lulusan Perguruan Tinggi yang terampil dan kompeten semakin meningkat. Hal itu menjadi salah satu dorongan instansi Perguruan Tinggi agar menghasilkan lulusan yang bisa memenuhi kebutuhan instansi kesehatan tersebut. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan terciptanya lulusan yang terampil dan kompeten salah satunya adalah meningkatkan kurikulum dan proses pembelajaran yang ada di Perguruan Tinggi. Pembelajaran di Perguruan Tinggi, khususnya di Poltekkes Kemenkes Ternate yang menjalankan sistem —pendidikan _vokasi, mendeskripsikan pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang terprogram dalam membentuk mahasiswa yang memiliki capaian atau kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pembelajaran juga merupakan pengembangan kreatifitas berpikir mahasiswa dalam meningkatkan dan mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya penguasaan dan pengembangan materi pembelajaran. Sebagai upaya tersebut dibutuhkan standar mutu dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan kualitas hasil belajar yang pada akhimya melahirkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam aspek pengetahuan, sikap/nilai, dan psikomotor yang sesuai dengan bidang ilmu atau keahliannya Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangka pencapaian kompetensi mahasiswa agar dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan Untuk menjamin agar pembelajaran yang dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes Temate berlangsung dengan baik maka disusun Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembelajaran yang di dalamnya juga memuat tentang bagaimana monitoring dan evaluasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh pimpinan di tingkat program studi, jurusan maupun institusi Poltekkes Kemenkes Ternate 4.2 Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembelajaran adalah 1) Agar pelaksanaan sistem pembelajaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kompetensinya serta memenuhi harapan berbagai pemangku kepentingan. 2) Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Ternate 3) Untuk menjamin pelaksanaan pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Ternate mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam standar pembelajaran 4) Pedoman bagi dosen dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan memperbaiki proses pembelajaran secara terus-menerus. 2. PROSES PEMBELAJARAN 2.1 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan ‘sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU.No. 20 tahun 2003). Di dalam lingkungan perguruan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa terjadi proses perubahan dalam empat ranah, yang disebut ranah kognitif, yaitu kemampuan berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, misalnya penerimaan, partisipasi, Penentuan sikap; ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani, misainya persepsi, kreativitas; ranah kooperatif yaitu kemampuan untuk bekerja sama. Interaksi dosen mahasiswa dibutuhkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan mengeksplorasi_nilai-nilai_kemanusiaan melalui matakuliah. Dalam pembelajaran dosen dan mahasiswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran sebelumnya, dengan tujuan agar dicapai suatu koherensi dalam seluruh erjalanan belajar mahasiswa dan menanamkan kebiasaan ber-refleksi sebelum bertindak atau menjalani pengalaman baru Prinsip pembelajaran yang perlu di rumuskan adalah sebagai berikut 1) Dosen berperan melayani mahasiswanya, peka terhadap bakat dan kesulitan mahasiswa, terlibat secara pribadi, dan membantu pengembangan kemampuan internal setiap mahasiswa. 2) Mahasiswa perlu secara aktif terlibat dalam studi, penemuan, dan kreativitas pribadi 3) Hubungan antara dosen dan mahasiswa bersifat pribadi dan berkelanjutan 4) Silabus dan pengajaran disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa. 5) Isi dan bahan (pendidikan) diatur dalam urutan yang bersifat logis. 6) Pengulangan dan perbaikan sungguh-sungguh diupayakan demi penguasaan yang lebih baik, asimilasi yang lebih baik, dan pandangan yang lebih mendalam, 7) Kedalaman materi lebih disukai daripada keluasan cakupan. 3. STANDAR MUTU 3.4 Standar Isi Pembelajaran 1) Standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang mengacu pada capaian pembelajaran lulusan. 2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap programpendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI yaitu: * Lulusan program diploma tiga paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum; * Lulusan sarjana atau program diploma empat paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam. 3) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah 4) Materi kuliah disusun oleh kelompok dosen dalam satu bidang ilmu, dengan memperhatikan masukan dari dosen lain atau dari pengguna lulusan 3.2 Standar Proses Pembelajaran 1) Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas sifat: » Interaktif (mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dandosen); > Holistic (mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional); > Integrative (proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin); > Sainstifik (proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai- nilai agama dan kebangsaan); > Kontekstual (capaian pembelajaran lulusan diraih_ melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan _kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya); » tematik (proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuanprogram studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin); > efektif (capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan intemalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum); > kolaboratif (proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan); > berpusat pada mahasiswa (proses pembelajaran yang mengutamakan Pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,dan —_kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan). 2) Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran per semester (RPS/silabus) yang ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi dan wajib ditinjau serta disesuaikan secara berkala dengan perkembangan IPTEKS. 3) Rencana pembelajaran paling sedikit memuat: » Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; > Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; > kemampuan akhir yang direncanakan pada tiaptahap pembelajaran untukmemenuhi capaian pembelajaran lulusan: > bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; > metode pembelajaran; > waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; > pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; » kriteria, indikator, dan bobot penilaian; > daftar referensi yang digunakan 4) Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai Rencana pembelajaran (RPS) 5) Proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Penelitian dan Proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu pada StandarNasional Pengabdian kepada Masyarakat. 6) Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran antara lain: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, Pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran. 7) Bentuk pembelajaran dapat berupa: kuliah, response, tutorial, seminar, praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan dan bagi program pendidikan diploma empat dan program sarjana wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat (PKM). 8) Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks). Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester, dimana 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial, mencakup: > kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester; > kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 50 (lima puluh) menit per minggu per semester; dan » kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester. 3.4 Standar Penilaian Pembelajaran 1) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian dan kelulusan mahasiswa. 2) Prinsip penilaian hendaknya mencakup: » Prinsip edukatif, yaitu penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu memperbaiki perencanaan, cara belajar dan meraih capaian pembelajaran lulusan, » Prinsip otentik, yaitu penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. > Prinsip objektif, yaitu penilaian yang didasarkan pada standar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai. v Prinsip akuntabel, yaitu penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa > Prinsip transparan, yaitu penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan 3) Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket 4) Instrumen penilaian terdiri atas > Penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentukportofolio atau karya desain. > Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi > Penilaianpenguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagai teknik dan instrumen penilaian 5) Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrument penilaian yang digunakan. 6) Mekanisme penilaian terdiri atas » menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran; » melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian; > memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasilpenilaian kepada mahasiswa; > mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secaraakuntabel dan transparan. 7) Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir. 8) Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dapat dilakukan oleh: > Dosen pengampu atau tim dosen pengampu » Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau >» Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan. 9) Pelaporan penilaian berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran: Nilai Angka Nilai Huruf 79-100 A 68-78 B 56-67 c 41-55 D 0-40 E Nilai Numerik 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 10)Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran 11)Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS) sedangkan hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IP), 12)Mahasiswa program Diploma dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar dengan IPK lebih besar atau sama dengan 2,75 (dua koma tujuh lima) 13)Kelulusan mahasiswa dari program diploma dinyatakan dengan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria: + Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol); mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau « mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai indeksprestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol). 14) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah, gelar atau sebutan, dan surat keterangan pendamping ijazah sesuai dengan peraturan perundangan

You might also like