Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat T
Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat T
Sectio caesarea is one major surgery where it usually carries some degree of risk for
patients who undergo it. This high risk of surgery causes psychological effects namely fear and
anxiety. To be able to reduce anxiety in patients before surgery is effective communication,
especially therapeutic communication. This needs to get serious attention from nurses because
nurses are health workers who are closest and longest with patients. Research purpose to
determine the effect of nurse therapeutic communication on the patient's anxiety level pre-
operative SC.
This type of research is quantitative research with a quasi-experimental research
method of one group pre test-post test design. The number of samples in this study were 15
samples with consecutive sampling technique. The data is collected using the HARS anxiety
level questionnaire instrument.
The results showed that as many as 60.0% and respondents experienced moderate and
40.0% experienced mild anxiety before the administration of therapeutic communication while
after giving communication the level of anxiety became mild anxiety 53.3% and the anxious
46.7 %. This study using the Wilcoxon statistical test showed that the administration of
therapeutic communication nurses had a significant effect in reducing the anxiety level of
patients pre SC surgery (p value = 0.001; ɑ = 0.05; and z = 3, 429).
There is an effect of nurse therapeutic communication on the level of anxiety of patients
pre SC surgery in the Anggrek Ward dr. T. C. Hillers Hospital Maumere. Recommendations
from the study are aimed at nurses in order to apply therapeutic communication that is effective
in providing nursing care, especially in patients who will undergo surgery so that it can reduce
the patient's preoperative anxiety.
salah satu jenis pembedahan mayor dimana berbeda-beda, namun sesungguhnya selalu
biasanya membawa beberapa derajat risiko timbul rasa ketakutan dan kecemasan
bagi pasien yang menjalaninya. Risiko (Ahsan, et al, 2017). SC dilakukan jika
176
plasenta previa, prolaps tali pusat, mal 2009 didapatkan 921.000 persalinan
presentase janin atau letak lintang. dengan SC dari 4.039.000 persalinan atau
salah satu bentuk intervensi medis (Ahsan et al, 2017). Berdasarkan data
terencana yang biasanya berlangsung lama, survey nasional tahun 2012, operasi SC di
kecemasan (Pawatte et al, 2013). sebesar 9,8% dari total 49.603 persalinan
Berdasarkan data dari World Health sepanjang 2013. Berdasarkan data tersebut,
negara adalah sekitar 5-15% per 1000 WHO yaitu 5-15 % (Ahsan et al, 2017).
kira-kira 11% sementara rumah sakit Tenggara Timur (NTT) pada bulan Januari
swasta bisa lebih dari 30%. Menurut WHO, 2015 sampai dengan Desember 2016 59,2%
yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia Sikka tahun 2017 sebanyak 939 pasien
negara berkembang dan memiliki angka dilakukan pada bulan Juli tahun 2018 di
2010). Berdasarkan hasil survei pada tahun jumlah pasien yang menjalani SC tahun
177
2015, 696 pasien dari total persalinan menyebabkan pasien tidak mengetahui
2.445, tahun 2016 terdapat 633 pasien dari prosedur tindakan yang akan dilakukan
total persalinan 2.114 dan di tahun 2017 sehingga menyebabkan pasien merasa
kasus SC bulan Januari sampai Juni 2018 merupakan ancaman potensial maupun
adalah 477 pasien. Untuk bulan Juli 2018 aktual pada ibu yang akan dilakukan
total pasien yang menjalani SC sebanyak 73 tindakan yang dapat membangkitkan reaksi
orang. Data ini menunjukan peningkatan stress fisiologis maupun psikologis dan
Medis RSUD dr. T.C. Hillers Maumere, semua pasien. Maka tidak heran seringkali
dilakukan pada 10 pasien yang akan dialami. Terjadinya gejala kecemasan yang
Kecemasan yang timbul sebagai akibat dari kondisi (Warsini et al, 2015).
nyeri yang akan dialami saat operasi, cemas Perawatan pre operasi di mulai
menghadapi ruang operasi yang dilengkapi ketika keputusan untuk intervensi tindakan
dengan banyak peralatan, takut operasi pembedahan dibuat dan berakhir saat
gagal dan cemas akibat baru pertama pasien dikirim ke meja operasi. Perawatan
komunikasi dari perawat tentang prosedur risiko post operasi. Salah satu prioritas
178
mengurangi kecemasan pasien (Arbani, proses pemulihan, peningkatan rasa sakit
membangkitkan reaksi fisiologis maupun komunikasi adalah suatu alat yang penting
karena keluarga sebagai sumber pemberi mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dan
nasehat dan saran serta dukungan tenaga mengurangi tingkat kecemasan pasien
kesehatan dalam hal ini adalah perawat terhadap pelayanan keperawatan yang
179
pasien melalui proses komunikasi (Warsini ataupun sebaliknya jika semakin kurang
profesional terapeutik antara petugas pada pasien. Ini menunjukan bahwa ada
yang ramah, tanggap terhadap kebutuhan di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere yang
pasien, cepat dan tepat serta didasarkan ditetapkan pemerintah sebagai rumah
pada pengetahuan dan ketrampilan akan sakit rujukan serta pentingnya penerapan
dilakukan sebelumnya oleh Irwan (2015), maka peneliti tertarik untuk meneliti
kecemasan pasien pre operatif dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio
penelitian yang dilakukan oleh Fitria et al Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi
kecenderungan dimana jika semakin baik one group pre test, post test design untuk
semakin rendah tingkat kecemasan pasien pasien pre operasi sebelum dan sesudah
180
dilakukan intervensi komunikasi berdistribusi normal adalah p value > 0,05
Desain penelitian adalah penelitian value < 0,05 maka data berdistribusi tidak
jumlah sampel minimal berkisar antara 5 dari kedua variabel yang berhubungan
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Ruang Anggrek RSUD dr.
T.C. Hillers Maumere (f =15).
No Usia f %
1. 17 – 27 tahun 1 6,7 %
2. 28 – 38 tahun 8 53,3 %
3. 39 – 49 tahun 6 40,0 %
Total 15 100 %
1. SD 3 20,0 %
2. SMP 2 13,3 %
181
3. SMA 7 46,7 %
4. PT 3 20,0 %
Total 15 100 %
Karateristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
1. PNS 2 13,3 %
3. IRT 12 80,0 %
Total 15
1. Tidak 10 66,7 %
182
2. Ya 5 33,3 %
Total 100 %
komunikasi terapeutik.
Tabel 5.5. Karakteristik tingkat kecemasan pasien pre operasi SC sebelum diberikan
komunikasi terapeutik di Ruang Anggrek RSUD dr. T.C. Hillers
Maumere.
No Tingkat Kecemasan f %
3. Kecemasan berat 0 0
Total 15 100 %
diatas dapat dijelaskan bahwa dari sebagian kecil yaitu 6 orang (40,0
183
sesudah diberikan komunikasi
terapeutik.
Tabel 5.6. Karakteristik tingkat kecemasan pasien pre operasi SC sesudah diberikan
komunikasi terapeutik di Ruang Anggrek RSUD dr. T.C. Hillers
Maumere.
No Tingkat Kecemasan f %
3. Kecemasan sedang 0 0
4. Kecemasan berat 0 0
Total 15 100 %
orang (46,7 %) dan sebagian kecil RSUD dr. T.C. Hillers Maumere.
Tabel 5.7. Hasil analisis uji Wilcoxon tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
diberikan komunikasi terapeutik pada pasien pre operasi SC di Ruang
Anggrek RSUD dr. T.C. Hillers Maumere.
Variabel tingkat kecemasan Pre test Post test Z hitung P value
f % f %
Kecemasan berat 0 0 0 0
184
Total 15 100,0 15 100,0
bahwa hasil uji Wilcoxon Signed RSUD dr. T.C. Hillers Maumere.
185
berpengaruh terhadap penurunan berkaitan dengan perasaan tidak pasti
tingkat kecemasan pasien pre operasi. dan tidak berdaya. Keadaan ini tidak
Hal ini sejalan juga dengan memiliki obyek yang spesifik, dialami
& Trise (2012) dengan hasil bahwa ada dalam hubungan interpersonal.
informasi tentang persiapan pre operasi kehilangan sesuatu yang penting atau
terapeutik terhadap tingkat kecemasan yang ada sekarang. Bila kondisi ini
pasien pre operasi. Hal ini juga dijuga berlangsung lama maka dapat
Hal ini didukung dengan teori stressor yang timbul. Untuk itu upaya
dari konflik psikis atau psikologi yang terapeutik untuk menciptakan rasa
186
mengurangi beban pikiran dan
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa bagi pasien. Kecemasan pre operatif
terapeutik. Hal ini sejalan dengan hidup, integritas tubuh, atau bahkan
critical skill yang harus dimiliki oleh komunikasi terapeutik bagi pasien dan
187
bahwa interaksi yang dilakukan kunci pokok keberhasilan sebuah
kesehatan dan asuhan keperawatan. itu upaya yang harus dilakukan adalah
188
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang penelitiannya mengatakan bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh komunikasi merupakan suatu alat yang
Nirmala & Prabowo (2016) dalam harus berfokus pada individu dan
189
perawat melalui interaksi yang menghindari segala kemungkinan dan
yang baik adalah layanan yang ramah, medis. Komunikasi terapeutik perawat
2. Sebagian besar pasien pre operasi di Ruang Anggrek RSUD dr. T.C.
DAFTAR PUSTAKA
4.
190
Kepanjen Kabupaten Malang,
Vol.8, No.1, Fakultas Kedokteran Hidayat A.A. 2007. Metode
Universitas Brawijaya. Diakses Penelitian Keperawatan dan
dalam http://ejournal.umm.ac. Teknik Analisa Data. Penerbit
id/index. Salemba Medika, Jakarta.
php/keperawatan/issue/view
Kasana. 2014. Hubungan
Arbani F.A. 2015. Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan
Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Pre Operasi Section Caesarea di
Operasi di RS. PKU Ruang Ponek RSUD Karanganyar,
Muhammadiyah Sukoharjo, STIKES Kusuma Husada,
STIKES Kusuma Husada, Surakarta.
Surakarta.
Kelliat B.A. 1992. Gangguan
Bariroh. 2012. Hubungan Konsep Diri, Jakarta : EGC.
Komunikasi Terapeutik Dengan
Tingkat Kecemasan PasienDalam Kusuma M.P. 2017. Pengaruh
Menghadapi Tindakan Komunikasi Terapeutik Perawat
Keperawatan Invasif di Ruang Terhadap Kepuasan Pasien di
CempakaRSUD Panembahan Rawat Jalan RSUD Jogja. Diakses
Senopati Bantul Yogyakarta, dalam http://journal.
STIKES, Aisyiyah. umy.ac.id/index.php/mrs.
191