Professional Documents
Culture Documents
324-Article Text-1653-1-10-20191031
324-Article Text-1653-1-10-20191031
324-Article Text-1653-1-10-20191031
e-ISSN : 2460-0075
E-mail:ketutindrayanastp@ymail.com
1)Peneliti padaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat
1) Calon Teknisi Litkayasa padaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Barat
Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat
Jln. Abdul Malik Pattana Endang, Mamuju HP. 085381481133
ABSTRACT
Rice is the staple food of Indonesian people. Procurement of rice in the future will
be difficult considering the population continues to grow, irrigated rice field area
has undergone many functions for non-agricultural purposes, and the productivity
level of paddy fields has experienced saturation and tends to decrease and changes
in consumption from non-rice to rice in some areas. The consumption pattern that
only relies on one type of staple food, such as rice, is one of the causes of the food
security problem. An effort to anticipate this problem is through food
diversification by consuming non-rice local food. Non-rice food commodities
include cassava, corn, sorghum, beans and sago. Cassava has the potential to be
developed as non-rice food substitute. West Sulawesi has the opportunity to
utilize cassava as a non-rice food ingredient through food diversification to
support food security. However, processed commodities are still limited in the
form of semi-finished materials (opaque). The efforts to increase the consumption
of cassava can be done through diversification of processed cassava products such
as cassava flour and processed various cakes and snacks such as various flavored
opaque. By processing of cassava, it is expected to be able to support food
security in West Sulawesi
ABSTRAK
37
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
timbulnya masalah ketahanan pangan.Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk
mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan melakukan diverisifikasi pangan
melalui penggalakan penggunaan pangan lokal non beras. Komoditas pangan non
beras antara lain adalah ubi-ubian, jagung, sorgum, kacang-kacangan, dan
sagu.Ubi kayu berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan pengenti
non beras. Sulawesi Barat mempunyai peluang untuk memanfaatkan ubikayu
sebagai bahan pangan non-beras melalui penganekaraman pangan untuk
mendukung ketahan pangan. Akan tetapi olahan komoditi ini masih terbatas
dalam bentuk bahan setengah jadi (opak). Upaya peningkatan konsumsi Ubi Kayu
dapat dilakukan melalaui diversifikasi produk olahan ubi kayu seperti tepung ubi
kayudan olahan aneka kue dan makan ringan seperti opak snake aneka rasa.
Dengan adanya pengolahan ubi kayu diharapkan mampu mendukung ketahanan
pangan di Sulawesi Barat.
38
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
39
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
ubi kayu sebagai sumber kalori konsumen yang beragam dan terus
alternatif utama. Keunggulan ubi berekembang sehingga selalu ada
kayu sebagai sumber kalori utama alternatif dan penyegaran menu.
adalah; (a)Keunggulan berdasarkan Dengan demikian kejenuhan pasar
aspek nutrisi dibandingan padi akan semakin beragam., sehingga
adalah lemak, kalsium,zat besi, memberikan alternatif yang lebih
vitamin A dan C. Bila tepung ubi banyak bagi masayrakat dalam
kayu dicampur dengan 18 persen mengolah maupun mengkonsumsi
tepung kedelai, tepung kompoisit hasil pertanian.
tersebut menjadi bahan pangan Ubi kayu selama ini sudah
pokok yang bergizi dan lebih banyak menjadi berbagai macam
lengkap dibandingkan padi. Dengan produk makanan, baik makanan
demikian diversifikasi dengan sudah jadi maupun makanan jadi.
pemanfaatan tepung komposit Masyarakat sebenarnya juga sudah
tersebut berpeluang mengurangi tau cara mengolah ubi kayu tetapi
jumlah penderita anemia, (b) kurangya minat, gengsi, dan faktor
keunggulan berdasarkan aspek kebiasaan menjadikan ubi kayu
keterjangkuan oleh setiap rumah masih kurang disukai.
tangga adalah biaya produksi kalori Ada beberapa cara
murah, yaitu setara dengan 70% dan pengolahan ubi kayu baik
34 % biaya produksi kalori dari mengunakan cara sederhana maupun
jagung dan padi, (c) keunggulan modern.diahrapakan adanya
berdasarkan aspek agronomis adalah bermacam cara dapat meningkatkan
kemampuan tanaman beradaptasi minat masyarakat untuk mulai
terhadap lingkungan marginal dan melirik produk makanan dari ubi
terdistribusi secara merata di seluruh kayu agar dapat menurunkan
wiayah (susena, 1999 dalam ketergantungan terhadap beras.
wigiono, 2003) Diversifikasi pengolahan ubi kayu
DIVERSIFIKASI PRODUK dapat digolongkan menajdi dua ,
OLAHAN UBI KAYU
yaitu sebagai makanan pokok dan
Diversifikasi pangan
makan kecil (snack). Beberapa
bertujuan untuk memenuhi selera
40
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
Produk Olahan Ubi Kayu sebagai dikupas dan dicuci bersih, kemudian
Berikut: disawut dan dikeringkan. Sawut
kering digiling dan diayak dengan
GAPLEK ayakan 80mesh. Untuk mencegah
Gaplek dibuat dari singkong terjadinya pencoklatan, maka sawut
yang dikeringkan setelah dikupas. ubikayu direndam dalam larutan
Masyarakat umumnya membuat sodium bisulfit 0,02% selama 15
gaplek dengan cara sederhana, yaitu menit. Tepung ubikayu ini juga
singkong dikupas, utuh atau dibelah sangat berguna sebagai bahan baku
kemudian dijemur. Ada dua jenis industri.
gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa
ditepungkan atau dibuat thiwul dan TAPIOKA
gaplek hitam yang disebut gatot. Tapioka atau pati ubikayu
Warna hitam pada gatot berguna sebagai bahan baku industri.
dihasilkanoleh bermacam fungi dan Singkong setelah dicuci bersih,
bakteri yang tumbuh karena selama kemudian diparut sambil diberi air.
penjemuran, singkong dibiarkan pada Parutan tersebut dimasukkan dalam
hamparan siang dan malam. air dan disaring, serta diperas sampai
Perombakan pati menjadi senyawa patinya keluar semua. Air perasan
yang lebih sederhana oleh berbagai kemudian diendapkan dan airnya
fungi dan bakteri menyebabkan dibuang. Gumpalan pati diremahkan
tekstur gatot menjadi kenyal. dengan alat molen sehingga
bentuknya butiran kasar, selanjutnya
TEPUNG KASAVA dikeringkan dan digiling, serta
Singkong dapat diolah diayak dengan ukuran 80 mesh.
menjadi tepung yang dikenal dengan Ampas hasil pengolahan pati tersebut
nama tepung kasava atau tepung dapat digunakan untuk makanan
gaplek agar lebih tahan disimpan ternak. Bagi masyarakat Cirendeu,
untuk waktu lama dan mudah diolah. Cimahi, Kabupaten Bandung yang
Proses pengerjaannya masih tidak makan nasi dari beras, maka
sederhana yaitu: ubikayu setelah
41
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
42
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
43
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
44
J. Agrotan 4(1) : 37 - 45, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, C. 2004. Aneka Produk
Olahan Ubikayu. Aneka Ilmu.
Semarang.
BPS Prov. Sulawesi Barat. 2013.
Sulawesi Barat Dalam Angka
2012. PusatStatistik Provinsi
Sulawesi Barat
45