Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Sains Riset (JSR)

p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X


http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH


GURU SMP DI KABUPATEN PIDIE JAYA

Hayatun Rahmi (1), Nofiana, S (2)


1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jabal Ghafur, Glee Gapui, Sigli
e-mail: hayatun.rahmi@yahoo.co.id, nofiana8788@gmail.com

ABSTRACT

This research is entitled The Use of Indonesian in Scientific Work of Middle School Teachers in
Pidie Jaya Regency. The formulation of the problem in this study is "How is the use of Indonesian
in scientific work for junior high school teachers in Pidie Jaya Regency?". Based on the
formulation of the problem, the purpose of this study is to describe the use of Indonesian in the
scientific work of junior high school teachers in Pidie Jaya district. The approach used in this
research is a qualitative approach with descriptive analysis type of research. Researchers used
reading and note-taking techniques. This is based on the consideration that this technique is
considered the most appropriate for the data source, namely the scientific work of a junior high
school Indonesian language teacher. Data collection techniques using reading and note-taking
techniques. The data analysis techniques used in this study are (1) Data Collection, (2) Data
Reduction, (3) Data display, (4) Conclusion drawing and verification. The research shows that the
data examined in 6 scientific works of teachers in Pidie Jaya district there are 44 errors in the use
of standard language consisting of 7 types of errors, namely, errors that are influenced by the
regional language there are 2 errors or (4.44%), influenced by foreign terms there are 6 (13.63%)
errors, there were 3 (6.81%) errors in the variety of spoken language, 20 (45.45%) errors in the
use of diction, 1 (2.27%) ambiguity, 10 (22.72%) errors in pleonasm, and 2 hypercorrections (
4.54%) errors So, the most common errors found in this study were diction errors, namely 20
(45.44%) errors, and the error that I got the least was ambiguous error 1 (2.27%).
Keywords: Indonesian, teacher's scientific work

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Guru SMP di
Kabupaten Pidie Jaya. Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
penggunaan bahasa Indonesia dalam karya ilmiah guru SMP di Kabupaten Pidie Jaya?”.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya ilmiah guru SMP di kabupaten Pidie Jaya. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif analisis. Peneliti menggunakan teknik membaca dan mencatat. Hal ini berdasarkan atas
pertimbangan bahwa teknik ini dianggap paling sesuai dengan sumber data yaitu berupa karya
ilmiah guru bahasa Indonesia SMP. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik membaca dan
mencatat. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
Pengumpulan Data (Data Collection, (2) Reduksi Data (Data Reduction), (3) Display data, (4)
Verifikasi dan penegasan kesimpulan (Conclution Drawing and Verification). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa data yang diteliti pada 6 karya ilmiah guru yang ada di kabupaten Pidie Jaya
terdapat 44 kesalahan pemakaian bahasa baku yang terdiri dari 7 jenis kesalahan yaitu, kesalahan

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 566


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

yang dipengaruhi bahasa daerah ada 2 kesalahan atau (4.44%), dipengaruhi istilah asing ada 6
(13.63%) kesalahan, ragam bahasa percakapan ada 3 (6.81%) kesalahan, penggunaan diksi ada 20
(45.45%) kesalahan, ambigu ada 1 (2.27%) kesalahan, pleonasme ada 10 (22.72%) kesalahan,
dan hiperkorek ada 2 (4.54%) kesalahan. Jadi, kesalahan yang banyak ditemukan dalam penelitian
ini adalah kesalahan diksi yaitu 20 (45.44%) kesalahan, dan kesalahan yang paling sedikit saya
dapatkan adalah kesalahan ambigu 1 (2.27%).
Kata kunci: Bahasa indonesia, karya ilmiah guru

Pendahuluan penyusunan kalimat yang efektif, dan


Bahasa merupakan salah satu alat penguasaan penulisan paragraf yang utuh
komunikasi yang digunakan dalam (Yulianto, 2003:1).
kehidupan sehari-hari. Melalui Bahasa orang Karya ilmiah merupakan karya tulis
bisa menyampaikan berbagai macam yang benar-benar ditulis oleh penulis karya
informasi. Dalman (2012:1) mengatakan ilmiah. Kredibilitas karya ilmiah akan lebih
“Bahasa merupakan satuan ujaran yang diakui apabila tanpa plagiarisme. Penulisan
dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai karya ilmiah harus memenuhi beberapa
lambing bunyi yang bersifat arbiter dan syarat agar dapat dikatakan sebagai karya
memiliki satuan arti yang lengkap.” ilmiah yang berkualitas. Darmayanti
Selanjutnya, Dalman (2012:3) (2016:131-132) mengatakan “Etika dalam
mengatakan “Keterampilan berbahasa terdiri penulisan karya ilmiah yaitu kejujuran,
dari empat komponen yaitu keterampilan objektivitas, etika pengutipan, dan larangan
menyimak, berbicara, membaca, dan plagiarisme.” Berdasarkan pendapat tersebut
menulis.” Berdasakan hal tersebut salah satu dapat kita ketahui bahwa beberapa etika
keterampilan berbahasa yang berkaitan dalam penulisan karya ilmiah tersebut sangat
dengan tulisan adalah keterampilan menulis. diperlukan dalam menulis karya ilmiah
Dalman (2012:3) mengatakan “Menulis terutama bagi guru Bahasa Indonesia yang
merupakan suatu kegiatan komunikasi akan menulis karya ilmiah.
berupa penyampaian pesan (informasi) Syarat terpenting dalam penulisan
secara tertulis kepada pihak lain dengan karya ilmiah adalah penggunaan bahasa yang
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau dituntut untuk mengikuti tata bahasa dan
medianya”. Berdasakan beberapa pendapat ejaan bahasa Indonesia yang baku. Namun,
yang telah dikemukakan di atas dapat ada beberapa penulis yang masih
disimpulkan bahwa menulis merupakan menggunakan susunan kalimat yang tidak
suatu kegiatan yang paling banyak dilakukan baku. Lemahnya penguasaan bahasa baku
dalam kehidupan sehari-hari salah satunya oleh penulis karya ilmiah menyebabkan
dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah. sebuah karya ilmiah sering terjadi kesalahan-
Berbicara tentang karya ilmiah kita kesalahan dan membuat tulisan karya ilmiah
ketahui bahwa karya ilmiah merupakan salah menjadi sulit untuk dipahami. Adapun
satu karya tulis yang isinya memaparkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat
suatu pokok pembahasan secara ilmiah. dikelompokan menjadi enam kesalahan.
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah itu Namun, yang paling umum dilakukan dalam
sendiri adalah untuk memberitahukan pembentukan kalimat meliputi bentuk
sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada tunggal/jamak, bentuk kata kerja, pilihan
pembaca. Oleh karena itu, penulis karya kata, preposisi, kesesuaian subjek dan kata
ilmiah perlu menguasai keterampilan bahasa kerja, dan susunan kalimat. Permasalah
yang meliputi penguasaan ejaan, penyusunan kalimat ini dapat dilihat dari
pembentukan kata, pemilihan kata,

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 567


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

pemilihan diksi ilmiah, efektifitas kalimat berkomunikasi oleh masyarakatnya. Sistem


yang disusun, dan struktur kalimat. tersebut yaitu: (1) Sistem yang mermakna
Di lapangan, peneliti menemukan dan dapat dipahami oleh masyarakat
beberapa kendala atau kesalahan dalam pemakaainya, (2) Sistem lambang bersifat
penulisan karya tulis ilmiah yang telah ditulis konvensional, (3) Lambang-lambang
oleh guru. Berdasarkan permasalahan di atas, tersebut arbitrer, (4) Sistem lambang bersifat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian terbatas, tetapi produktif yang artinya yaitu
yang berkaitan dengan “Penggunaan Bahasa sistem yang sederhana dan jumlah aturan
Baku dalam Karya Ilmiah Guru Bahasa yang terbatas, (5) Sistem lambang bersifat
Indonesia SMP di Kabupaten Pidie Jaya”. unik, khas, dan tidak sama dengan lambang
bahasa yang lain, (6) Sistem lambang
Rumusan Masalah dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat
Rumusan masalah dalam penelitian ini universal.”
adalah “Bagaimanakah penggunaan bahasa Dalam kaidah bahasa Indonesia
Indonesia dalam karya ilmiah guru SMP di terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku
Kabupaten Pidie Jaya?”. dan bahasa tidak baku. Bahasa baku
merupakan bahasa yang dapat
Tujuan Penelitian mengungkapkan penalaran atau pemikiran
Berdasarkan rumusan masalah yang secara teratur, logis, dan masuk akal.
telah dikemukakan di atas tujuan dalam Bedasarkan pengguna bahasa, ragam bahasa
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan yang baku dapat dibatasi dengan ragam
penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya bahasa yang lazim digunakan oleh penutur
ilmiah guru Bahasa Indonesia SMP di yang paling berpengaruh, seperti ilmuan,
Kabupaten Pidie Jaya. pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum
kaum jurnalis atau wartawan. Wardiyah
Manfaat penelitian (2008:186) mengatakan “Bahasa baku
Penelitian ini diharapkan dapat merupakan suatu ragam bahasa yang cara
bermanfaat sebagai sarana diagnosa dalam pengucapan dan penulisannya sesuai dengan
mencari kesalahan penggunaan bahasa baku kaidah-kaidah standar. Kaidah standar dapat
yang terjadi di dalam karya ilmiah guru. berupa pedoman ejaan (EBI), tata bahasa
Dengan demikian akan memudahkan guru baku dan kamus umum.”
dalam menulis karya ilmiah. Ragam Bahasa baku lazim digunakan
dalam:
Kajian Teori 1) Komunikasi resmi, yakni dalam surat
1) Pengertian Bahasa Baku menyurat resmi, surat menyurat dinas,
(Chaer, 2006:1) menyatakan “Bahasa pengumuman-pengumuman yang
adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, dikeluarkan oleh instansi resmi,
bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu perundang-undangan, penamaan dan
masyarakat tutur untuk bekerjasama, peristilahan resmi, dan sebagainya.
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.” 2) Wacana teknis seperti dalam laporan
Sebagai sebuah sistem, maka bahasa itu resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan
terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau sebagainya.
pola-pola tertentu, baik pada bidang tata 3) Pembicaraan didepan umum, seperti
bunyi, bentuk kata, maupun bentuk kalimat. dalam ceramah, kuliah, pidato dan
Selanjutnya Widjono (2005:10-11) sebagainya.
mengatakan “Bahasa adalah sistem lambang 4) Pembicaraan dengan orang yang
bunyi ujaran yang digunakan untuk dihormati.

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 568


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

2) Ciri-ciri Bahasa Baku tidak selamanya berawal dari hasil penelitian.


Wardiyah (2008:186-187) Karya tulis ilmiah juga dapat dihasilkan dari
menyebutkan “Ciri-ciri bahasa baku adalah pemikiran-pemikiran mendalam yang
sebagai berikut: (1) tidak dipengaruhi bahasa dilengkapi dengan kajian kepustakaan.
daerah, (2) tidak dipengaruhi bahasa asing,
(3) bukan merupakan ragam bahasa 2) Fungsi Karya Ilmiah
percakapan, (4) pemakaian imbuhan secara Secara mendasar fungsi karya ilmiah
eksplisit (diksi), (5) pemakaian yang sesuai adalah sebagai sarana komunikasi akademik
dengan konteks kalimat, (6) tidak dalam sebuah bidang kajian keilmuan. Di
mengandung unsur makna ganda atau rancu, samping itu terdapat fungsi dan manfaat yang
(7) tidak mengandung arti pleonasme, (8) bersifat pragmatis bagi guru yang menulis
tidak mengandung hiperkorek.” karya ilmiah. Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor
3) Fungsi Bahasa Baku 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru
Menurut Hasan Alwi, dkk. (2003:15) dan Angka Kreditnya, serta Keputusan
“Bahasa baku mendukung empat fungsi, bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan
yaitu: (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993,
pemberi kekhasan, (3) fungsi pembawa nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk
kewibawaan, dan (4) fungsi kerangka acuan.” Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, pada prinsipnya bertujuan
Karya Ilmiah untuk membina karier kepangkatan dan
1) Pengertian Karya Ilmiah profesionalisme guru.
Karya ilmiah merupakan sebuah tulisan Dengan menulis karya ilmiah tentu
yang di dalamnya berisikan tentang ilmu akan membuat sebuah hubungan komunikasi
pengetahuan atau hasil dari sebuah akademik antar berbagai komponen dalam
penelitian. Karya ilmiah disusun secara bidang keilmuan. Melalui karya ilmiah
sistematis dan Bahasa yang digunakan pembaca (guru) dapat menambah wawasan
haruslah menggunakan Bahasa Indonesia tentang berbagai ilmu pengetahuan yang
yang baik dan benar. dibutuhkan khususnya dalam bidang
Karya tulis ilmiah yang baik tentunya pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain
karya ilmiah yang komunikatif, maksudnya menambah wawasan guru juga dapat
pesan yang disampaikan mudah dipahami mengetahui model-model pembelajaran
pembaca sebagaimana maksud si penulis. terbaru dari berbagai karya ilmiah yang
Tulisan yang komunikatif dapat disampaikan diterbitkan di jurnal.
melalui bahasa-bahasa yang tersusun secara
sistematis, mudah dicerna, tidak berte-letele, 3) Jenis-jenis Karya ilmiah
dan tidak bermakna ganda (ambigu). Karya tulis ilmiah secara umum dapat
Berbicara tentang karya tulis ilmiah dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni
tentu semua orang pernah menulis karya KTI sebagai laporan hasil
ilmiah. Hal ini sama dengan profesi seorang pengkajian/penelitian, dan KTI berupa hasil
guru. Seperti kita ketahui bahwa guru juga pemikiran yang bersifat ilmiah. Adapun
menulis karya ilmiah. Guru menulis karya beberapa contoh jenis karya ilmiah tersebut
ilmiah dan menyampaikan setiap temuan atau adalah sebagai berikut: (1) Makalah, (2)
masalah yang dihadapi di ruang kelas atau Proposal penelitian, (3) Skripsi, (4) Tesis, (5)
proses pembelajaran dalam sebuah karya Disertasi, (6) Jurnal, (7) Artikel jurnal ilmiah.
yang keilmiahannya dapat
dipertanggungjawabkan. Karya tulis ilmiah 4) Bahasa Karya Ilmiah

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 569


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan aturan dalam
bahasa ilmiah, yakni bahasa resmi yang Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
digunakan dalam bidang keilmuan. Secara
umum, bahasa ilmiah adalah bahasa METODE PENELITIAN
Indonesia yang baku (resmi) dan 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
mengandung hal-hal teknis yang sesuai Penelitian ini menggunakan
dengan bidang keilmuannya. Bahasa yang pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
demikian memiliki karakteristik- deskriptif analisis. Peneliti menggunakan
karakteristik sebagai berikut: (1) pendekatan kualitatif adalah untuk
Kencedekiaan, (2) Lugas dan jelas, (3) mendeskripsikan dan menganalisis tentang
Formal dan objektif, (4) Ringkas dan padat, penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya
(5) Konsisten. ilimiah guru SMP di kabupaten Pidie Jaya.
Sedangkan penggunaan jenis penelitian
5) Langkah-langkah Penyusunan Karya deskriptif analisis dilakukan untuk dapat
Ilmiah mengumpulkan data, menganalisis,
Menyusun karya ilmiah bukanlah suatu menginterpretasikan, menyimpulkan, dan
hal yang mudah. Oleh karena itu, kita sebagai mendeskripsikan hasil analisis tersebut.
penulis perlu mengetahui langkah-langkah
dalam menulis karya ilmiah. Adapun 2. Data dan Sumber Data
langkah-langkah dalam penyusunan karya Adapun yang menjadi data dalam
ilmiah tersebut adalah sebagai berikut, penelitian ini adalah sejumlah kalimat yang
(1) Memperhatikan aturan/ tata tertib di dalamnya terdapat Bahasa baku yang
penulisan ilmiah. Aturan penulisan karya diambil dari karya ilmiah guru Bahasa
ilmiah terdapat aturan baku yang harus Indonesia SMP kabupaten Pidie Jaya.
ditaati. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam
(2) Menggali ide atau gagasan. penelitian ini adalah karya ilmiah guru
(3) Membuat kerangka tulisan atau out line. bahasa Indonesia SMP di kabupaten Pidie
(4) Melengkapi dengan data, referensi dan Jaya. Karya ilmiah yang akan diteliti
bahan bacaan. berjumlah enam (6) karya ilmiah. Karya
(5) Menulis dan menulis. Pembiasaan ilmiah tersebut kemudian diberikan kode
menulis dan menulis akan membuahkan subjek A sampai F.
karya tulis sehingga kegiatan ini bukan
sebagai beban tetapi merupakan rutinitas 3. Teknik Pengumpulan Data
yang dilakukan. Untuk menemukan dan
(1) Membaca ulang tulisan. Membaca ulang mengklasifikasikan jenis kesalahan bahasa
merupakan kegiatan penting dalam baku dalam karya ilmiah guru bahasa
rangkaian menghasilkan karya ilmiah. Indonesia SMP di kabupaten Pidie Jaya
peneliti menggunakan teknik membaca dan
Penggunaan Bahasa Baku dalam Karya mencatat. Hal ini berdasarkan atas
Ilmiah pertimbangan bahwa teknik ini dianggap
Ragam bahasa yang digunakan dalam paling sesuai dengan sumber data yaitu
karya tulis ilmiah menunjukkan bahasa yang berupa karya ilmiah guru bahasa Indonesia
sesuai dengan bidangnya, yaitu ragam SMP.
keilmuan. Sudah selayaknya bahasa yang Teknik membaca yang digunakan
dipakai adalah bahasa Indonesia baku. adalah membaca secara berulang dan teliti
Penggunaan bahasa baku dalam karya ilmiah terhadap karya ilmiah guru bahasa Indonesia
yang perlu diperhatikan ialah penggunaan SMP. Sedangkan teknik catat digunakan

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 570


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

untuk mengungkapkan suatu permasalahan Keterangan:


yang terdapat dalam suatu bacaan atau A: menunjukkan subjek karya ilmiah
wacana. Sebelum dilakukan pencatatan, 01: menunjukkan nomor halaman
terlebih dahulu dilakukan pencatatan data 02: menunjukkan nomor paragraf
pada kertas data sesuai karya ilmiah yang 03: menunnjukkan nomor kalimat
ditentukan. Data yang sudah terkumpul akan
diklasifikasikan, dianalisis dan 5. Tehnik Analisis Data
dideskripsikan. Setelah dianalisis dan Adapun Teknik pengumpulan data
dideskripsikan, selanjutnya kesalahan yang digunakan dalam peneilitian ini adalah
tersebut akan diperbaiki. pengumpulan data, reduksi data, dispay data,
dan verivikasi data. Hal ini sesuai dengan
4. Instrumen Penelitian pendapat ahli, yaitu Burhan Bugin (2003:70)
Instrumen dalam penelitian ini adalah mengatakan “langkah-langkah menganalisis
peneliti sendiri (human instrument). Peneliti data yaitu (1) Pengumpulan Data (Data
sebagai pelaksana yang akan Collection). Kegiatan pengumpulan data
mengumpulkana data, memilah data, pada penelitian ini adalah dengan cara
menganalisis, mendeskripsikan sekaligus membaca setiap karya ilmiah dengan teliti.
membuat kesimpulan. Dalam menentukan (2) Reduksi Data (Data Reduction). Reduksi
kesalahan bahasa baku yang terdapat pada data, diartikan sebagai proses pemilihan,
karya ilmiah, peneliti berpatokan pada teori pemusatan perhatian pada penyederhanaan
wardiyah (2008: 186-187) yang mengatakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
bahwa untuk menetukan kriteria kesalahan catatan-catatan tertulis di lapangan. Data
bahasa baku berdasarkan ciri bahasa baku kesalahan bahasa baku yang didapatkan di
yaitu: (a) dipengaruhi bahasa daerah, (b) tulis dalam kertas HVS sesuai kertas yang
dipengaruhi struktur bahasa asing, (3) ragam disediakan per karya ilmiah. (3) Display data.
bahasa percakapan, (4) kesalahan diksi, (5) Display data adalah pendeskripsian
ambigu, (6) pleonasme, dan (7) hiperkorek. sekumpulan informasi tersusun yang
Dengan kriteria tersebut kesalahan memberikan kemungkinan adanya penarikan
bahasa baku dalam karya ilmiah guru bahasa kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Indonesia SMP dapat dianalisis peneliti. Penyajian data kualitatif disajikan dalam
Selanjutnya juga ditentukan jenis kesalahan bentuk teks naratif. (4) Verifikasi dan
(JK), dilanjutkan dengan memberikan penegasan kesimpulan (Conclution Drawing
jawaban yang benar. Adapun format and Verification). Verifikasi dan penegasan
pengisian data tersebut adalah sebagai kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari
berikut. analisis data. Penarikan kesimpulan berupa
kegiatan interpretasi, yaitu menemukan
Tabel 1. Kertas data makna data yang telah disajikan.
No:A/01/02/03 Selanjutnya data yang telah dianalisis,
Guru harus benar-benar menyadari bahwa dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-
yang menjadi tugas utamanya adalah kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di
membentu siswa agar memiliki kemampuan lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab
berbahasa dengan baik. pertanyaan penelitian yang kemudian
Kesalahan: pleonasme
diambil inti sarinya.
Perbaikan :
No: /
Hasil dan Pembahasan
No :/ Hasil Penelitian

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 571


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembahasan


dari enam judul karya ilmiah yang diteliti Berdasarkan hasil penelitian jenis
terdapat 44 kalimat yang mengandung kesalahan bahasa baku yang terdapat dalam
kesalahan bahasa baku. Hal tersebut karya ilmiah guru Bahasa Indonesia di SMP
diperoleh berdasarkan penyeleksian data kabupaten Pidie Jaya terdiri dari kesalahan
yang telah dilakukan sebagai bagian dari yang dipengaruhi oleh Bahasa daerah,
proses analisis data dengan membaca secara struktur bahasa asing, ragam bahasa
berulang dan teliti. percakapan, diksi, ambigu, pleonasme, dan
Hasil pendeskripsian jenis kesalahan hiperkorek. Berikut pembahasan dari hasil
bahasa baku yang ditemukan dapat dilihat peneilitian tersebut.
dalam tabel distribusi frekuensi jenis
kesalahan bahasa baku berikut ini: 1) Dipengaruhi bahasa daerah
Dalam penelitian ini terdapat 2
Tabel 4.1 kesalahan kalimat yang dipengaruhi bahasa
Distribusi frekuensi jenis kesalahan bahasa daerah. Kesalahan kalimat yang dipengaruhi
baku dalam karya ilmiah bahasa daerah pada karya ilmiah tersebut
Persent dikarenakan masih ada guru yang kurang
No Jenis kesalahan Jumlah
ase paham dalam membedakan bahasa baku dan
1 Dipengaruhi bahasa daerah 2 4.54% bahasa yang telah dipengaruhi bahasa daerah.
Di pengaruhi struktur bahasa Berikut ini data yang menunjukan kesalahan
2 6 13.63%
asing
penggunaan bahasa yang dipengaruhi bahasa
3 Ragam bahasa pecakapan 3 6.81%
daerah pada karya ilmiah guru bahasa
4 Kesalahan diksi 20 45.45% Indonesia SMP di kabupaten Pidie Jaya.
(1) “Pendidikan moral, … sopan santun dan
5 Ambigu 1 2.27%
beradab dalam setiap aktifitas selama
6 Pleonasme 10 22.72% manusia eksis di muka bumi ini.”
7 Hiperkorek 2 4.54% (2) Permasalahan tersebut menyebabkan
Jumlah 44 100% pembelajaran menulis menjadi momok
menakutkan … (F/03/03/04).
Tabel di atas memperlihatkan bahwa Jadi, penulisan kalimat yang benar
dari tujuh poin jenis kesalahan penggunaan sebagai berikut.
bahasa baku dalam karya ilmiah yang di teliti (1) “Pendidikan moral, … setiap aktifitas
terdapat 44 kesalahan pemakaian bahasa selama manusia hidup di muka bumi ini.”
baku yang terdiri dari 7 jenis kesalahan yaitu (2) Permasalahan tersebut meneyebabkan
dipengaruhi bahasa daerah ada 2 (4.44%) pembelajaran menulis menjadi suasana
kesalahan, dipengaruhi istilah asing ada 6 menakutkan … .” (F/03/03/04).
(13.63%) kesalahan, ragam bahasa
percakapan ada 3 (6.81%) kesalahan, 2) Dipengaruhi struktur bahasa asing
penggunaan diksi ada 20 (45.45%) Ada 6 kesalahan yang struktur
kesalahan, ambigu ada 1 (2.27%) kesalahan, bahasanya dipengaruhi bahasa asing seperti
pleonasme ada 10 (22.72%) kesalahan, dan pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam
hiperkorek ada 2 (4.54%) kesalahan. mana, di dalam mana, dari mana, dan yang
Kesalahan yang paling banyak saya dapatkan mana. Berikut ini data yang menunjukkan
adalah kesalahan diksi yaitu 20 (45.44%) kesalahan penggunaan bahasa yang
kesalahan,dan kesalahan yang paling sedikit dipengaruhi struktur bahasa asing yang
saya dapatkan adalah kesalahan ambigu yaitu terdapat dalam karya ilmiah guru bahasa
1(2.27%) kesalahan. Indonesia SMP.

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 572


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

(1) “Mengingat fungsi dan kedudukan melayani para siswanya melakukan


bahasa indonesia yang begitu penting , di kegiatan belajar dan pendidik menilai
mana bahasa indonesia bukan sekedar atau mengukur tingkat keberhasilan
bahasa pengantar atau sarana komunikasi belajar siswa tersebut dengan prosedur
saja.”(A/09/02/01). yang ditentukan.” (F/01/01/02)
(2) “Di dekat sekolah sedang ada diadakan (6) “Penulis dapat mengenali kemampuan
perbaikan jalan di mana digunakan dan potensi dirinya, dengan menulis
sebuah mesin giling.”(D/24/02/01). seseorang dapat mengetahui
(3) “di dalam hubungannya … akan pengetahuannya tentang topik.”
mempelajari suatu objek (F/14/02/03).
(4) “Usaha sadar tersebut dilakukan dalam
bentuk pemebelajaran di mana ada guru 3) Ragam bahasa percakapan
… yang ditentukan.” (F/01/01/02) Berikut data yang menunjukkan
(5) “Penulis … dengan menulis seseorang kesalahan penggunaan bahasa yang
dapat mengetahui sampai di mana merupakan ragam bahasa percakapan
pengetahuannya tentang topik.” terdapat dalam karya ilmiah guru bahasa
(F/14/02/03) Indonesia SMP.
Bentuk-bentuk di mana, dalam mana, (1) “Agak sukar untuk memberikan suatu
di dalam mana, dari mana, dan yang mana batasan tentang masyarakat karena istilah
dalam bahasa Indonesia dipakai untuk masyarakat terlalu banyak mencakup
menandai kalimat tanya. Bentuk di mana dan keseluruhannya, masih ada juga yang
dari mana dipakai untuk menyatakan tidak memenuhi unsur-unsurnya.”
‘tempat’ yaitu ‘tempat berada’ dan ‘tempat (C/06/01/03)
asal’, sedangkan yang mana untuk (2) “Penyerapan kata dari bahasa cina sampai
menyatakan pilihan. Jadi penulisan yang sekarang masih terjadi dibidang pariboga
benar agar kalimat tersebut seusai Kaidah termasuk jepang yang agaknya juga
Bahasa Indonesia Baku yaitu sebagai berikut. potensial menjadi sumber
(1) “Mengingat fungsi dan kedudukan penyerapannya.” (E/14/01/01)
bahasa Indonesia yang begitu penting, (3) “Dua kata terakhir berkaitan dengan
bahasa Indonesia bukan sekedar bahasa konsep keagamaan yang harus dipelihara
pengantar atau sarana betul sehingga makna (kadang-kadang
komunikasi.”(A/09/02/01) bentuknya) cenderung tidak mengalami
(2) “Di dekat sekolah sedang ada perbaikan perubahan.” (E/14/02/03)
jalan dengan menggunakan sebuah mesin Jadi, penulisan kalimat yang benar
giling.” (D/24/02/01) yaitu sebagai berikut.
(3) “Berdasarkan hubungannya dengan (1) “Sulit untuk memberikan suatu batasan
kegiatan belajar mengajar, karyawisata tentang masyarakat karena istilah
yang berarti murid-murid mempelajari masyarakat terlalu banyak, dan ada juga
objek di tempat wisata tersebut.” yang tidak memenuhi unsur-unsurnya.”
(D/22/02/03) (C/06/01/03)
(4) “Setelah proses pembelajaran bahasa (2) “Penyerapan kata dari bahasa Cina
Indonesia dilaksanakan, ternyata sampai sekarang masih terjadi dibidang
perubahan yang sangat signifikan, siswa pariboga termasuk jepang yang potensial
memahami makna arti kata serapan yang menjadi sumber penyerapannya.”
digunakan.” (E/41/01/01) (E/14/01/01)
(5) “Usaha sadar tersebut dilakukan dalam (3) “Dua kata terakhir berkaitan dengan
bentuk pembelajaran ada guru yang konsep keagamaan yang harus dijaga

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 573


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

sehingga makna (kadang-kadang berasal dari kata yunani poesis yang


bentuknya) cenderung tidak mengalami berarrti penciptaan.” (D/08/04/03)
perubahan.” (E/14/02/03) (9) “Puisi sebagai karya seni itu puitis, suatu
puisi yang tidak memiliki nilai seni tidak
4) Kesalahan penggunaan diksi akan puitis dan puisi yang tidak puitis
Kesalahan penggunaan diksi paling tidak dinamai puisi. Kata puitis sudah
banyak ditemukan dalam karya ilmiah guru mengandung nilai keindahan yang
bahasa Indonesia yaitu 20 kesalahan. Berikut khusus untuk puisi. Sebuah puisi
ini data yang menunjukkan kesalahan dikatakan puitis bila dapat
penggunaan diksi yang terdapat dalam karya membangkitkan perasaan, menarik
ilmiah guru bahasa Indonesia SMP. perhatian,menimbulkan tanggapan yang
(1) “Pelajaran bagi bahasa Indonesia adalah jelas , dan secara umum menimbulkan
termasuk salah satu bidang studi penting keharuan.” (D/12/02/01)
yang diikutsertakan dalam ujian akhir (10) “Bila ide yang ditemui itu merupakan ide
nasional, bahkan salah satu kriteria yang besar dan bermakna, serta
penentuan kenaikan kelas.” (A/01/03/01) disampaikan dengan cara yang menarik,
(2) “Sesuai dengan profesinya, guru harus maka karya itu dianggap sebagai karya
tahu benar liku-liku jalan dan menguasai yang bernilai.” (D/13/01/04)
benar berbagai objek yang menjadi (11) “sebuah puisi yang disusun oleh suatu
perhatian siswa.” (A/52/0/03) cara berfikir yang bolak-balik terpincang-
(3) “Akhirnya harapan penulis kiranya karya pincang dengan sendirinya akan
tulis yang sederhana ini ada manfaat bagi melahirkan puisi yang tidak mempunyai
penulis sendiri dan bagi pengembangan nilai kepuitisan.” (D/15/01/02)
pendidikan ke arah yang lebih baik.” (12) “Di dalam hubungannya dengan kegiatan
(B/VI/03/01) belajar mengajar, pengertian karyawisata
(4) “Tindakan ketiga selain dilakukan secara ialah bahwa murid-murid akan
berkesinambungan oleh yang guru mempelajari obyek di tempat mana obyek
dilakukan pula oleh siswa sekitar dua itu terdapat.” (D/22/02/03)
puluh menit pada waktu yang (13) “karyawisata disamping untuk kegiatan
ditentukan.”(B/19/02/05) belajar, sekaligus diisi juga rekreasi yang
(5) “Guru memberikan tanggapan atau mengandung edukasi.” (D/23/02/02)
respon atas tulisan-tulisan dalam jurnal (14) “Anak-anak harus semua mengetahui
siswa-siswa terus menulis.” (B/24/02/01) apa sebab mereka pergi dan apa yang
(6) “Dengan mempelajari lembaga-lembaga diharapkan dari masing-masing mereka.”
dan segala masalah moral, agama, (D/27/02/01)
ekonomi, dan politik dan lain-lain yang (15) “Sesekali jangan bolehkan anak-anak
kesemuanya itu merupakan struktur pulang sendirian ke rumah dari tempat
sosial.” (C/01/02/02) objek yang di kunjungi.” (D/28/02/05)
(7) “Dengan mengajak siswa ke suatu (16) “Dapat bermanfaat bagi diri sendiri
tempat, siswa akan lebih mudah dalam rangka lancar penulisan ilmiah dan
mendapatkan imajinasi sekaligus dalam rangka meningkatkan kemampuan
terangsang untuk mengadakan penulis dalam melaksanakan
pengamatan yang nantinya akan pembelajaran.” (E/06/03/01)
dijadikan bahan penulisan puisi.” (17) “Apabila makna sesuatu itu sama dengan
(D/04/03/03) arti sesuatu itu, maka makna tersebut
(8) “Terlepas dari itu semua, ensiklopedia disebut makna laras (explicit meaning),
indonesia menyatakan bahwa kata puisi apabila maknanya tidak selaras dengan

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 574


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

arti, maka sesuatu itu disebut memiliki moral, agama, ekonomi, politik dan lain-
makna kandungan (implicit meaning) lain, semuanya merupakan struktur
atau makna lazim (necessary meaning).” sosial.” (C/01/02/02)
(E/08/01/03) (7) “Dengan mengajak siswa ke suatu
(18) “Kalau bukan dengan tanda titik, kalimat tempat, siswa akan lebih mudah
ditandai juga dengan tanda tanya atau mendapatkan imajinasi yang akan
tanda seru.” (E/20/01/02) dijadikan bahan penulisan puisi.”
(19) “Untuk mengatasi masalah yang (D/04/03/03)
dihadapi siswa tersebut dicoba (8) “Menurut ensiklopedia kata puisi berasal
ditawarkan sebuah pembelajaran dalam dari kata yunani poesis yang berarrti
bahasa Indonesia dengan menggunakan penciptaan.” (D/08/04/03)
kalimat sebagai konteknya.” (9) “Puisi adalah karya seni yang
(E/22/02/01) mengandung kepuitisan. Sebuah puisi
(20) “Dengan … Sehingga mereka menjadi dikatakan puitis jika dapat
lebih mudah menulis arti kata serapan membangkitkan perasaan, menarik
sebab mereka tidak perlu mencari-cari perhatian, menimbulkan tanggapan yang
dulu arti kata tersebut, mereka tinggal jelas , dan menimbulkan keharuan.”
memahami makna arti kata serapan (D/12/02/01)
tersebut, dan hasilnya lebih banyak jika (10) “Sebuah karya dianggap sebagai karya
dibandingkan dengan dahulu ketika yang bernilai, jika memiliki makna serta
belum memahami makna arti kata disampaikan dengan cara yang menarik.”
serapan.” ( E/41/02/02) (D/13/01/04)
Jadi, penulisan yang benar dari (11) “Puisi yang disusun dengan cara berfikir
kesalahan di atas sebagai berikut. yang tidak jelas akan menghasilkan puisi
(1) “Bahasa Indonesia termasuk salah satu yang tidak memiliki nilai kepuitisan.”
bidang studi penting yang diikutsertakan (D/15/01/02)
dalam ujian akhir nasional, bahkan salah (12) “Berdasarkan hubungannya dengan
satu kriteria penentuan kenaikan kelas.” kegiatan belajar mengajar, karyawisata
(A/01/03/01) berarti murid-murid mendatangi suatu
(2) “Sesuai dengan profesinya, guru harus tempat untuk mempelajari obyek di
mengetahui dan menguasaiberbagai tempat obyek tersebut.” (D/22/02/03)
objek yang menjadi perhatian siswa.” (13) “karyawisata selainuntuk kegiatan
(A/52/0/03) belajar, sekaligus diisi dengan rekreasi
(3) “Dengan selesainya karya tulis ini yang mengandung edukasi.”
semoga dapat bermanfaat bagi penulis (D/23/02/02)
dan bagi pengembangan pendidikan ke (14) “semua anak harus mengetahui maksud
arah yang lebih baik.” (B/VI/03/01) dan tujuan dari dilakukannya kegiatan
(4) “Tindakan ketiga dilakukan oleh guru karyawisata.” (D/27/02/01)
dan siswa secara berkesinambungan (15) “Jangan izinkan anak-anak pulang tanpa
sekitar dua puluh menit pada waktu yang pengawasan dari tempat objek yang di
ditentukan.” (B/19/02/05) kunjungi.” (D/28/02/05)
(5) “Guru memberikan tanggapan atau (16) “Dapat bermanfaat bagi diri sendiri
respon atas tulisan-tulisan dalam jurnal untuk proses penulisan ilmiah dan
siswa yang sedang menulis.” meningkatkan kemampuan penulis dalam
(B/24/02/01) melaksanakan pembelajaran.”
(6) “Dengan mempelajari lembaga-lembaga (E/06/03/01)
dan segala masalah baik itu dari segi

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 575


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

(17) “Apabila makna sama dengan arti, maka Kesalahan pleonasme dalam karya
makna tersebut disebut makna laras ilmiah guru bahasa Indonesia yang diteliti
(explicit meaning), apabila makna terdapat 10 kesalahan, yaittu:
dengan arti tidak selaras, maka disebut (1) “Dalam proses pembelajaran bahasa
memiliki makna kandungan (implicit Indonesia, guru harus benar-benar
meaning) atau makna lazim (necessary menyadari bahwa yang menjadi tugs
meaning).” (E/08/01/03) utamanya adalah membentuk siswa agar
(18) “Shelaindengan tanda titik, kalimat memiliki kemampuan berbahasa dengan
ditandai juga dengan tanda tanya hhatau baik.” (A/08/02/01)
tanda seru.” (E/20/01/02) (2) “Perbuatan belajar itu dikatakan berhasil
(19) “Untuk mengatasi masalah yang apabila belajar itu dapat diulangi. Kata
dihadapi siswa tersebut guru mencoba demi kata atau apabila suatu pikiran baru
menawarkan sebuah pembelajaran dalam dapat diperoleh dari materi yang
bahasa Indonesia dengan menggunakan dipelajarinya itu.” (A/16/02/01)
kalimat sebagai konteknya.” (3) “Dalam contoh tulisan di atas tergamabar
(E/22/02/01) bagaimana guru dalam memberi respon
(20) “Dengan penggunaan kalimat sebagai terhadap apa yang dikemukakan siswa.
konteknya mereka tertolong dalam Respon ini menjadi membuat siswa
memahami arti kata serapan yang senang karena guru menanggapi yang
digunakan, sehingga mereka menjadi dilakukan.” (B/33/02/01)
lebih mudah untuk menulis arti kata (4) “Bawa semua anak-anak kembali ke
serapan yang digunakan, danhasilnya sekolah.” (D/28/02/04)
lebih banyak jika dibandingkan sebelum (5) “Akhirnya penulis berharap semoga PTK
memahami makna arti kata serapan.” ( yang sederhana ini dapat berguna dan
E/41/02/02) bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pendidikan bahasa.” (D/iii/02/02)
5) Ambigu (6) “Suatu tuturan atau pengungkapan yang
Kesalahan ambiguitas dalam karya tidak jelas dan kabur biasanya dapat
ilmiah guru hanya ada satu kesalahan dari mengaburkan makna utuh sebuah puisi
keseluruhan karya ilmiah yang diteliti, dan dapat pula menghilangkan
Berikut data kesalahan ambigu dalam karya keefektifan nada dan suasana.”
ilmiah guru: (D/13/02/01)
(1) “Suatu puisi yang memukau adalah puisi (7) “Pengertian makna konseptual itu adalah
yang memberi daya tarik yang hebat, makna yang sesuai dengan konsepnya,
dapat menyenangkan dan dapat pula makna sesuai dengan referennya, dan
menyihir.” (D/14/01/01) makna yang bebas dari asosiasi atau
Agar tidak terjadi keraguan atau hubungan apapun.” (E/10/02/02)
ketidak pastian makna bagi pembaca kalimat (8) “Subjek yang dimaksud dalam penelitian
tersebut, penulisan yang benar sebagai ini adalah semua pihak-pihak yang
berikut menjadi sasaran penelitian.” (E/24/04/01)
(1) “Suatu puisi yang memukau adalah puisi (9) “Dalam penyusunan karya ilmiah ini
yang memberi daya tarik yang hebat, penulis banyak mendapat bantuan dari
dapat menyenangkan dan dapat pula berbagai pihak untuk itu terima kasih
menarik perhatian pembaca atau penulis ucapkan dengan tulus dan
pendengar.” (D/14/01/01) mendalam kepada yth. Kepala Dinas
pendidikan kabupaten pidie jaya.”
6) Pleonasme (F/iv/02/01)

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 576


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

(10) “ Agar tahapan demi tahapan langkah Kepala Dinas pendidikan kabupaten pidie
dalam menulis puisi di atas dapat jaya.” (F/iv/02/01)
dilakukan dengan baik, maka sebelum (10) “ Agar langkah-langkah dalam menulis
menulis puisi perlu adanya motivasi.” puisi di atas dapat dilakukan dengan baik,
(F/16/02/01) maka sebelum menulis puisi perlu adanya
Jadi, penulisan yang benar sebagai motivasi.” (F/16/02/01)
berikut
(1) “Dalam proses pembelajaran bahasa 7) Hiperkorek
Indonesia, guru harus menyadari yang Terdapat dua kesalahan hiperkorek
menjadi tugas utamanya adalah dalam karya ilmiah guru bahasa Indonesia
membentuk siswa agar memiliki yang saya diteliti. Adapun kesalahan yang
kemampuan berbahasa dengan baik.” ditemukan adalah kesalahan yang sama yaitu
(A/08/02/01) kesalahan penulisan fonem /p/ menjadi /f/.
(2) Belajar dikatakan berhasil apabila belajar Data kesalahan hiperkorek sebagai berikut.
itu dapat diulangi kata demi kata atau (1) “Siswa memiliki disiplin dalamberfikir
apabila suatu pikiran baru dapat diperoleh dalam berbahasa, yaitu berbicara dan
dari materi yang dipelajarinya itu.” menulis, untuk kepentingan pendidikan
(A/16/02/01) siswa kejenjang yang lebih tinggi
(3) “Dalam contoh tulisan di atas tergambar nantinya di masa yang akan datang.”
bagaimana guru dalam memberi respon (A/10/02/05)
terhadap apa yang dikemukakan siswa. (2) “ pembelajaran di sini sebagai proses
Respon ini membuat siswa senang karena belajar yang dibangun oleh guru untuk
guru menanggapi yang dilakukan.” mengembangkan kreatifitas berfikir yang
(B/33/02/01) dapat meningkatkan kemampuan berfikir
(4) “Bawa semua anak kembali ke sekolah.” siswa, serta dapat meningkatkan
(D/28/02/04) penguasaan yang baik terhadap materi
(5) (5) “Akhirnya penulis berharap semoga pelajaran.” (F/07/02/02)
PTK yang sederhana ini dapat bermanfaat Jadi, penulisan yang benar sebagai
untuk pengembangan ilmu pendidikan berikut.
bahasa.” (D/iii/02/02) (1) “Siswa memiliki kedisiplinanberpikir
(6) “Suatu tuturan atau pengungkapan yang dalam berbahasa, yaitu berbicara dan
tidak jelas biasanya dapat mengaburkan menulis, untuk kepentingan pendidikan
makna utuh sebuah puisi dan dapat pula siswa kejenjang yang lebih tinggi
menghilangkan keefektifan nada dan nantinya di masa yang akan datang.”
suasana.” (D/13/02/01) (A/10/02/05)
(7) “Pengertian makna konseptual itu adalah (2) “ pembelajaran di sini sebagai proses
makna yang sesuai dengan belajar yang dibangun oleh guru untuk
konsepnya,referennya, dan bebas dari mengembangkan kreatifitas berfikir yang
asosiasi atau hubungan apapun.” dapat meningkatkan kemampuan berpikir
(E/10/02/02) siswa, serta dapat meningkatkan
(8) “Subjek yang dimaksud dalam penelitian penguasaan yang baik terhadap materi
ini adalah semua pihak yang menjadi pelajaran.” (F/07/02/02)
sasaran penelitian.” (E/24/04/01) Jadi, berdasarkan analisis yang telah
(9) “Dalam penyusunan karya ilmiah ini dilakukan pada 6 karya ilmiah guru yang ada
penulis banyak mendapat bantuan dari di kabupaten Pidie Jaya terdapat 44 kesalahan
berbagai pihak untuk itu terima kasih pemakaian bahasa baku yang terdiri dari 7
penulis ucapkan dengan tuluskepada yth. jenis kesalahan yaitu, kesalahan yang

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 577


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

dipengaruhi bahasa daerah ada 2 kesalahan 2) Diharapkan untuk mahasiswa hasil


atau (4.44%), dipengaruhi istilah asing ada 6 penelitian ini dapat dijadikan sebagai
(13.63%) kesalahan, ragam bahasa pedoman dalam menulis karya ilmiah
percakapan ada 3 (6.81%) kesalahan, khususnya skripsi.
penggunaan diksi ada 20 (45.45%) 3) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya,
kesalahan, ambigu ada 1 (2.27%) kesalahan, agar dapat melanjutkan penelitian ini
pleonasme ada 10 (22.72%) kesalahan, dan dengan kajian yang lebih luas lagi dan
hiperkorek ada 2 (4.54%) kesalahan. hasil penelitian ini dapat dijadikan
Kesalahan yang paling banyak saya dapatkan sebagai sumber rujukan..
adalah kesalahan diksi yaitu 20 (45.44%)
kesalahan,dan kesalahan yang paling sedikit Daftar Pustaka
saya dapatkan adalah kesalahan ambigu 1 Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku
(2.27%). Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan Bungin, Burhan. 2003. Metodelogi Penelitian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan Kuantitatif, Ekonomi dan Kebijakan
Bahasa baku yang terdapat dalam karya Politik, Serta Ilmu Sosial Lainnya.
ilmiah guru bahasa Indonesia SMP di Jakarta : Prenada Media.
Kabupaten Pidie Jaya terdapat beberapa jenis
kesalahan. Dalam karya ilmiah tersebut Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis.
terdapat 44 kesalahan pemakaian bahasa Jakarta : PT. Rineka Karya.
baku yang terdiri dari 7 jenis kesalahan yaitu
dipengaruhi bahasa daerah ada 2 (4.44%) Dalman. 2012. Keterampilan Menulis.
kesalahan, dipengaruhi istilah asing ada 6 Jakarta : Rajawali Pers.
(13.63%) kesalahan, ragam bahasa
percakapan ada 3 (6.81%) kesalahan, Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis
penggunaan diksi ada 20 (45.45%) Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah
kesalahan, ambigu ada 1 (2.27%) kesalahan, (Skripsi, Tesis, dan Karya Ilmiah
pleonasme ada 10 (22.72%) kesalahan, dan Populer). Yogyakarta : Araska.
hiperkorek ada 2 (4.54%) kesalahan.
Kesalahan yang paling banyak ditemukan Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning,
adalah kesalahan diksi yaitu 20 (45.44%) Metode, Teknik, Struktur, dan
kesalahan, dan kesalahan yang paling sedikit Penerapan. Yoyakarta : Pustaka
ditemukan adalah kesalahan ambigu yaitu Pelajar.
(2.27%) kesalahan.
Berdasarkan kesimpilan di atas, maka Indradi, Agustinus. 2008. Cermat Berbahasa
perlu kiranya penulis memberikan saran yang Indonesia. Malang. Dioma.
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan
dalam menulis karya ilmiah. Adapun saran- Keraf, Geroys. 2004. Komposisi Sebuah
saran tersebut,yaitu: Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores :
1) Diharapkan untuk guru Bahasa Indonesia Nusa Indah.
hasil penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai acuan atau referensi untuk dapat Kosasih, Hermawan. 2012. Ketabahasaan
membekali diri dalam penulisan karya dan Kesusastraan. Bandung : Yrama
ilmiah yang benar. Media.

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 578


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Maryaeni, Masnur. Muslich. 2009. Soehajdono. 2006. Pengembangan Profesi


Bagaimana Menulis Skripsi. Jakarta : Guru dan Karya Tulis Ilmiah. Makalah
Bumi Aksara. Disajikan pada Temu Konsultasi dalam
Rangka Koordinasi dan Pembinaan
Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Kepegawaian Pendidik dan Tenaga
Sampai Dengan Softkill. Bandung : Kependidikan, Departemen Pendidikan
Yrama Widia. Nasional, Biro Kepegawaian, Griya
Astuti Nopember 2006.
Nasucha, Yakub, dkk. 2010. Bahasa
Indonesia Untuk Penulisan Karya Tarigan, Henry, Guntur. Menulis Sebagau
Ilmiah. Yogyakarta : Media Perkasa. Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa
Andi, Pradopo. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif dan Perspektif Rancangan Universitas Pendidikan Bahasa Indonesia.
Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. 2007. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNS Yulianto, Bambang. 2003. Segi-Segi
Press. Penulisan Laporan. Surabaya :
Makalah Seminar Nasional Pedoman
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RAD. Bandung : Wardiyah, E. 2008. EYD dan Seputar
Alfabeta. Kebahasaan – Indonesiaan. Jakarta :
Kawan Pustaka.
Sundari, Ida, dkk. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Jakarta : Sekolah Tinggi Widjono Hs. 2015. Bahasa Indonesia Mata
Bahasa Asing (STBA LIA). Kuliah Pengembangkan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasind

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 3, November 2022 579

You might also like