Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI

GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN


PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

Available online at FACTUM; Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah


website: https://ejournal.upi.edu/index.php/Factum
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 9 (2). 2020. 147-160

RESEARCH ARTICLE

GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN


GARUDA II SEBAGAI PASUKAN PERDAMAIAN DI REPUBLIK
KONGO (1960-1961)

Oleh :
Wisnu Arsa Tanjung, Murdiyah Winarti 1

Naskah diterima : 19 Juni 2020, Naskah direvisi : 28 Agustus 2020 Naskah disetujui : 20 September 2020

To cite this article: Tanjung, W.A., dan Winarti, M. (2020). Garda perdamaian dunia: peranan
kontingen garuda ii sebagai pasukan perdamaian di republik kongo. FACTUM: Jurnal Sejarah
dan Pendidikan Sejarah, 9 (2). 2020. 147-160, DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v9i2.25588.

ABSTRACT
The main problem discussed in this article is how the efforts carried out by the Garuda II
contingent in the Republic of the Congo. The purpose of this study is to examine more closely
the involvement of the Garuda II contingent in the Republic of the Congo both regarding
preparations for carrying out tasks in the Republic of the Congo and the activities carried out
by the Garuda II contingent while in the Republic of the Congo in 1960 to 1961. The research
method used is a historical method that includes several steps, namely heuristics (collecting
sources) both oral and written sources, source criticism, interpretation, and historiography.
To deepen the analysis, the authors use the approach of the science of sociology, the science
of international relations. The research technique used is the study of literature. Based on the
results of the study, the Indonesian Government participated in sending peacekeepers to the
Republic of Congo under the auspices of the United Nations in 1960 is one implementation of the
political spirit of anti-colonialism and imperialism by implementing a free and active foreign
policy. Activities were undertaken by the Garuda II Contingent Forces namely overcoming and
mediating the rebellions that occurred in the Republic of Congo such as overcoming the battle
of sending Garuda Contingent II to Boende and Coquihalville City, the battle of Kamina, the
explosion of mines in Kamina and overcoming the movement of separatism in Katanga Province.
Besides, conducting patrols to the Bikoro area, Igende. From these activities, the Garuda II
Contingent Forces succeeded in carrying out their duties to have a very positive impact on the
troops. Indonesian contingent so that the following year the Indonesian Government sent the
Garuda Contingent back in 1962.
Keyword: Battle of Kamina, Garuda II Troops, Republic of the Congo, The Spartat Movement.

1
Wisnu Arsa Tanjung adalah mahasiswa pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan
Murdiyah Winarti adalah Dosen Pembimbing. Penulis dapat dihubungi di email: wisnuarsatan-
jung17@gmail.com.
147
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

PENDAHULUAN dunia serta memecahkan bersama soal-


soal khusus dan penting bagi bangsa-
Dalam proses bangsa-bangsa
bangsa Asia Afrika, seperti: kedaulatan,
Afrika untuk melawan imperialisme
menghapuskam diskriminasi dan
dan kolonialisme untuk mendapatkan
penjajahan. Pada dasarnya kebijakan ini
kemerdekaan sering terjadi konflik. Peran
dilandasi dengan dasar saling hormat-
signifikan Indonesia dalam menyelesaikan
menghormati satu sama lain, bekerja
konflik di Afrika salah satunya dengan
sama membentuk satu “dunia baru” yang
mengirimkan pasukan perdamaian di
bersih dari imperialisme dan kolonialisme
bawah naungan Perserikatan Bangsa-
menuju perdamaian dunia yang sempurna
Bangsa. Seperti yang diketahui Indonesia
(Dahana, A, dkk, 2012, hlm. 401).
merupakan negara menganut anti
Dalam tulisan ini peneliti memfokuskan
imperialisme dan kolonialisme hal ini
upaya pemerintah Indonesia dalam
dibuktikan dengan adanya kebijakan luar
membantu mengatasi krisis di Republik
negeri Indonesia yang menerapkan politik
Kongo melalui pengiriman Pasukan
luar negeri bebas aktif. Kebijakan tersebut
Garuda pada tahun 1960. Ketertarikan
merupakan suatu studi yang kompleks
peneliti dalam masalah penyelesaian krisis
karena tidak saja melibatkan aspek-aspek
di Republik Kongo dengan keikutsertaan
eksternal akan tetapi juga aspek aspek
Indonesia menjadi alasan peneliti untuk
internal suatu negara. Negara, sebagai aktor
mengkaji penelitian ini. Republik Kongo
yang melakukan politik luar negeri, tetap
pada tahun 1960 masih dalam penjajahan
menjadi unit politik utama dalam sistem
negara Belgia, atas mandat Perserikatan
hubungan internasional, meskipun aktor-
Bangsa-Bangsa untuk memberikan
aktor non-negara semakin memainkan
kemerdekaan Republik Kongo dari Belgia
peran pentingnya dalam hubungan
karena adanya tekanan dan desakan yang
internasional. Implementasi dari semangat
semakin kuat dari negara-negara Asia
politik anti imperialisme dan kolonialisme
Afrika yang telah merdeka. Desakan itu
dalam kebijakan politik bebas aktif terbukti
juga merupakan salah satu dampak dari
dengan dilaksanakannya Konferensi Asia-
pelaksanaan konferensi Asia Afrika lima
Afrika pada tahun 1955. Konferensi ini
tahun sebelumnya. Setelah mendapatkan
merupakan inisiatif Indonesia bersama
kemerdekaan, negara ini dilanda konflik
negara lain yaitu Sri Lanka, Pakistan, India
karena ketidakrelaan Belgia sebagai
dan Myanmar.
bekas penjajahnya yang menolak untuk
Pertemuan internasional bangsa-
meninggalkan Republik Kongo. Dampak
bangsa Asia Afrika ini bertujuan untuk
dari perbedaan pandangan antara
menggalang solidaritas bangsa-bangsa
pemerintah kolonial Belgia dengan
dunia ketiga khususnya di benua Asia
pemerintah sipil yang baru terbentuk
dan Afrika yang saat itu masih berada
di Republik Kongo adalah terjadinya
dalam penjajahan bangsa-bangsa barat.
konflik sipil bahkan militer. Dalam konflik
Hal ini dibuktikan dengan memperbesar
tersebut Perserikatan Bangsa-Bangsa
peranan Asia Afrika dalam dunia dan
berusaha menengahi dengan mengirimkan
ikut serta mengusahakan perdamaian

148
WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI
GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN
PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

pasukan perdamaian yang dikenal sebagai Tahap pertama adalah heuristik,


Opération des Nations Unies au Congo Proses pencarian sumber ini merupakan
(ONUC) dimana tiga belas negara ikut serta suatu langkah awal dalam melakukan
dalam misi tersebut, termasuk Indonesia. penelitian. Pencarian sumber dilakukan
Keikutsertaan Pemerintah Indonesia dengan cara membaca dan mempelajari
dalam misi perdamaian dunia pada tahun hasil karya ilmiah penulis lain, baik berupa
1960 ini menarik untuk dikaji lebih dalam tulisan yang sudah dicetak dalam bentuk
dari aspek peran serta dan dampaknya buku maupun artikel-artikel yang terdapat
terhadap keikutsertaan tersebut. dalam situs-situs internet. Usaha yang
dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah
METODE dengan berkunjung ke perpustakaan,
hal yang dilakukan ialah mencatat
Metode adalah salah satu cara yang
sumber baik dari buku, maupun artikel
digunakan untuk memperoleh data yang
yang berhubungan dengan penelitian.
diperlukan untuk pemecahan suatu
Adapun dalam pencarian sumber, peneliti
masalah dengan menggunakan teknik
mencari ke beberapa perpustakaan-
dan alat tertentu sebagai unsur penelitian.
perpustakaan, diantaranya Perpustakaan
Metode yang digunakan oleh peneliti
Angkatan Darat, perpustakaan Universitas
untuk menjawab permasalahan adalah
Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Batu
menggunakan metode historis dengan
Api dan Perpustakaan Museum Asia-
studi literatur sebagai teknik pengumpulan
Afrika. Tahapan berikutnya kritik sumber,
data. Metode historis menurut Siswojo
dibagi menjadi dua yaitu kritik ekstern
(1987, hlm. 75) mengemukakan bahwa
dan kritik internal. Menurut Sjamsuddin
penelitian historis (historical research)
(2012, hlm. 134) mengemukakan bahwa
adalah suatu usaha untuk menggali
kritik eksternal penelitian atas asal-usul
fakta-fakta dan menyusun kesimpulan
dari sumber, suatu pemeriksaan atas
dan peristiwa-peristiwa masa lampau.
catatan atau peninggalan itu sendiri untuk
Sedangkan menurut Sjamsuddin (2012,
mendapatkan semua informasi yang
hlm. 11) mengemukakan bahwa metode
mungkin dan untuk mengetahui apakah
historis adalah suatu proses, prosedur
pada suatu waktu sejak asal mulanya
atau teknik dalam meneliti suatu disiplin
sumber itu telah diubah oleh orang-orang
ilmu secara sistematis untuk mendapatkan
tertentu atau tidak. Dalam melakukan
objek yang akan diteliti. Dapat ditarik
kritik ekstern terhadap sumber-sumber
kesimpulan bahwa metode historis
tertulis berupa buku-buku, penulis tidak
merupakan metode yang digunakan dalam
melakukan proses kritik sumber terlalu
suatu penelitian terhadap peristiwa masa
ketat dengan pertimbangan bahwa buku-
lalu yang disusun menggunakan disiplin
buku maupun jurnal tersebut merupakan
ilmu dan secara sistematis yang disajikan
sumber sekunder hasil cetakan yang
secara tertulis. Adapun tahapan tersebut
didalamnya akan memuat nama penulis,
terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi,
tahun terbit, penerbit dan tempat buku
dan historiografi.
tersebut diterbitkan. Dengan kriteria
tersebut maka dapat dianggap sebagai

149
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

salah satu bentuk pertanggungjawaban Setelah melakukan beberapa langkah


atas penggunaan buku yang telah tahapan dari metode penelitian sejarah
diterbitkan. dari heuristik, kritik sumber, maka langkah
Dengan demikian peneliti melakukan selanjutnya adalah interpretasi atau
pencarian sumber di Balai Dokumen Dinas analisis sejarah. Pada tahapan ini peneliti
Sejarah TNI AD kota Bandung dimana mengolah dan menganalisis seluruh
peneliti menemukan beberapa arsip surat- informasi dan fakta yang sudah didapat
surat keputusan, laporan penugasan, dari sumber-sumber yang telah diperoleh
laporan bulanan yang berkaitan dengan dan sudah dilakukan kritik sumber. Pada
penelitian. Sumber-sumber primer tahap ini peneliti mengkomunikasikan
yang diperoleh di Balai Dokumen Dinas hasil penelitian yang telah melalui tiga
Sejarah TNI AD kota Bandung berupa tahap sebelumnya dalam sebuah karya
surat keputusan keberangkatan Kontingen tulisan berupa artikel jurnal.
Garuda II ke Republik Kongo pada tahun
PEMBAHASAN
1960, laporan persiapan yang dilakukan
oleh Kontingen Garuda untuk bertugas Republik Kongo merupakan sebuah
di Republik Kongo, laporan bulanan negara yang terletak di kawasan Afrika
penugasan Kontingen Garuda II, laporan Tengah. Pada tanggal 30 Juni 1960,
hasil pelaksanaan tugas Kontingen Garuda Republik Kongo merdeka dari Belgia.
II, laporan umum pelaksanaan tugas Hal ini mendapatkan bantuan dari
Kontingen Garuda III dan yang terakhir Perserikatan Bangsa Bangsa untuk
laporan penugasan Kontingen Garuda III. memberikan kemerdekaan Republik
Arsip surat-surat dan laporan tersebut dari Kongo dari Belgia karena adanya tekanan
tahun 1960 sampai tahun 1963 berisikan dari gerakan anti-kolonial di seluruh
mengenai penugasan yang dilakukan oleh dunia yang menyentuh Afrika pada tahun
Kontingen Garuda II dan III ke Republik 1950-an. Kemudian diselenggarakannya
Kongo diketik rapih dan tulisannya pun pemilihan umum parlemen, dalam
masih terbaca dengan ejaan Republik, pemilu ini ada dua partai yang sangat
meskipun kertas surat dan laporan sudah berkuasa diantaranya, partai Mouvement
menguning dan rapuh. Arsip dan laporan National Congolais (MNC), partai ini yang
tersebut, merupakan dokumen asli yang memenangkan pemilihan umum parlemen
ada di Balai Dokumen Dinas Sejarah yang dipimpin oleh Patrice Lumumba dan
TNI AD kota Bandung, sehingga peneliti menjadikannya sebagai Perdana Menteri,
tidak perlu menguji keasliannya kembali. sedangkan Joseph Kasavubu dari partai
Sedangkan kritik internal pada sumber Alliance des Bakongo (ABAKO) terpilih
tertulis yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai Presiden.
dengan cara membaca keseluruhan isi
sumber bacaan dari buku maupun jurnal
dan kemudian membandingkannya
dengan sumber lainnya.

150
WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI
GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN
PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

dikemukakan oleh Hochschild (dalam


Lusignan, 2003, hlm. 7) mengemukakan
bahwa:
“Belgium immediately sent troops
to the country in order to protect
Katanga, the city in the Congo that
possessed a wealth of resources
and was the primary export site
for these corporations. With this
military presence, the corporations
continued their production in the city,
and surprisingly, production even
increased in the year of independence.
This military presence remained in
Gambar. 6.1
the Congo for years, thus showing the
Peta Wilayah Republik Kongo Congolese people were never truly
Sumber: Passemiers, L. (2016). South Africa
and the ‘Congo Crisis’, 1960-1965. The Faculty
granted “independence.”
Of The Humanities At The University Of The Free
State.
Selain itu, permasalahan baru muncul
Setelah mendapatkan kemerdekaan, yaitu terjadinya kekacauan di berbagai
negara ini dilanda permasalahan yang tempat karena keadaan rakyat Republik
dilatarbelakangi dari adanya perpecahan Kongo sendiri yang belum siap menerima
nasional bahkan ada gerakan separatisme, kemerdekaan yang diberikan oleh negara
dimana Provinsi Katanga ingin Belgia. Selain itu, pemberontakan di
memisahkan diri dari negara Republik Leopoldville diantara anggota tentara
Kongo. Gubernur Katanga yaitu Moise Republik Kongo, yang kemudian dikenal
Tshombe, mendeklarasikan pemisahan sebagai Force Publique. Pemberontakan
provinsi Katanga dari negara Republik tersebut menyebar ke Camp Hardy di
Kongo pada tanggal 11 Juli 1960. Pemisahan Thysville, hal ini dikarenakan para prajurit
tersebut didukung oleh perusahaan tentara Republik Kongo tidak puas dengan
pertambangan di Provinsi Katanga yang kondisi, gaji, pangkat, dan merasa bahwa
bernama Union Minière du Haut-Katanga mereka tidak mendapatkan keuntungan
(UMHK) dan dari Belgia. Kemudian Belgia dari kemerdekaan tidak seperti perwakilan
mengirimkan pasukan tentaranya ke pemerintah lainnya. Serta masih banyak
Provinsi Katanga. Kehadiran tentara ini lagi konflik yang terjadi di Republik Kongo
berada di Republik Kongo, khususnya di Kasavubu dan Lumumba sebagai presiden
Provinsi Katanga selama bertahun-tahun, dan perdana menteri, kemudian meminta
sehingga rakyat pribumi yang bertempat bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa
tinggal di Provinsi Katanga tidak pernah untuk menyelesaikan permasalahan yang
benar-benar merasakan kebebasan terjadi di Republik Kongo. Pada tanggal
atau kemerdekaan. Hal ini seperti yang 13 Juli 1960, Sekretaris Jenderal Dewan

151
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa perdamaian Indonesia ke Republik Kongo.


yaitu Dag Hammarskjold membuat Kebijakan ini tidak saja melibatkan aspek-
keputusan untuk menarik pasukan tentara aspek eksternal akan tetapi juga aspek
Belgia dari Kongo dan memberi wewenang aspek internal suatu negara. Negara,
bantuan militer untuk membantu Tentara sebagai aktor yang melakukan politik luar
Nasional Kongo dalam memulihkan negeri, tetap menjadi unit politik utama
ketertiban. Pasukan perdamaian dalam sistem hubungan internasional,
Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik meskipun aktor-aktor non-negara
Kongo dikenal sebagai Opération des semakin memainkan peran pentingnya
Nations Unies au Congo (ONUC). Dimana dalam hubungan internasional.
tiga belas negara mengirimkan pasukan Pemerintah Indonesia merupakan
perdamaian PBB dan salah satunya yaitu salah satu negara yang menganut anti
Indonesia. imperialisme-kolonialisme. Hal ini
Alasan pemerintah Republik Indonesia dibuktikan dengan adanya usaha-usaha
mengirimkan pasukan tentaranya ke yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
Republik Kongo yaitu untuk membantu dalam memperjuangkan semangat
menyelesaikan konflik dan disamping itu politik anti imperialisme-kolonialisme
agar Indonesia semakin dikenal di dunia dilaksanakannya pertemuan internasional
Internasional khususnya dalam bidang di Indonesia pada tahun 1955 yaitu
militer. Dengan berpartisipasi aktif melalui Konferensi Asia-Afrika. Hal ini bertujuan
pengiriman pasukan perdamaiannya, untuk menyerukan solidaritas dari negara
Indonesia dapat disegani dan dikenal Asia-Afrika yang sudah merdeka untuk
di kancah Internasional, disamping melawan imperialisme-kolonialisme serta
merupakan bentuk implementasi politik adanya persepsi ancaman dari pemerintah
luar negeri bebas aktif yang terdapat Indonesia terhadap dunia mengenai
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar perdamaian dunia yang diungkapkan oleh
Negara RI alinea ketiga, antara lainnya Presiden Soekarno. Selain itu, adanya
berbunyi: “...kemudian daripada itu untuk pola persahabatan Pemerintah Indonesia
membentuk suatu pemerintah negara dengan negara-negara Afrika salah satunya
Indonesia yang melindungi segenap Republik Kongo yang masih berjuang
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah untuk mendapatkan kemerdekaan yang
darah Indonesia dan untuk memajukan sepenuhnya, serta pola permusuhan untuk
kesejahteraan umum, mencerdaskan melawan kolonialisme dan imperialisme
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan di Republik Kongo. Seperti yang diketahui
ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, bahwa arah politik luar negeri Indonesia
perdamaian abadi dan keadilan sosial...”. pada saat ini masih ingin mewujudkan
kemerdekaan sepenuhnya demi
Selain adanya konflik yang terjadi di
menjalankan revolusinya berdasarkan
Republik Kongo, adanya kebijakan politik
akan sikap bebas dan aktif dalam
luar negeri bebas aktif pada masa demokrasi
mewujudkan perdamaian dunia. Dalam
terpimpin pada tahun 1960 menjadi salah
upaya-upaya menghimpun kawan yang
satu latar belakang dikirimkannya pasukan
dikonfrontasikan dalam menghadapi

152
WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI
GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN
PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

imperialisme dan kolonialisme. Kebijakan itu, dibentuk juga tenaga kerohanian dari
politik luar negeri Indonesia berarah ke berbagai agama yakni agama Islam, Katolik
tujuan-tujuan dan pandangan-pandangan dan Protestan yang bertujuan untuk
Presiden Soekarno dalam menciptakan pemeliharaan dalam bidang rohani serta
kekuatan-kekuatan diplomasi, militer yang terakhir yaitu diperlukannya seorang
dan keamanan Negara demi melawan tentara pemakaman untuk mengurus
imperialisme, kolonialisme (Ariyantoro, pemakaman.
2018, hlm. 164). Selain penambahan-penambahan
Sebelum melaksanakan tugas sebagai tenaga untuk Batalyon, Menurut Surat
pasukan perdamaian, pemerintah Turunan Peninjauan Personil Angkatan
Indonesia harus mempersiapkan Darat Komando Daerah Militer VI
kebutuhan-kebutuhan yang akan “Siliwangi” SP. 004/D/I/02 (1960)
digunakan di Republik Kongo, yang menyatakan bahwa adanya saran-saran
dipersiapkan yakni perlengkapan penyelesaian pada tingkat MABAD
perorangan maupun kesatuan atau (Markas Besar Angkatan Darat) adalah
kelompok serta dilakukan harus secara perlu menempatkan tenaga-tenaga dalam
terperinci karena pada saat penugasan kantor pusat ONUC. Karena pada saat
sebelumnya yaitu Kontingen Garuda I penugasan Pasukan Garuda I tidak adanya
di Mesir pada tahun 1957 mengalami tenaga-tenaga dari Indonesia di bidang
perencanaan dan persiapan tidak perawatan dan staf ONUC, sehingga
sempurna terutama dalam hal finansial menimbulkan kesukaran seperti halnya
dan material. Maka dari itu, adanya usulan dalam bidang logistik. Tenaga-tenaga yang
agar penugasan Batalyon selanjutnya tidak berada di kantor pusat ONUC itu juga harus
lebih dari enam bulan serta diperlukannya melayani pasukan-pasukan dari negara
penambahan tenaga untuk Batalyon yang lain, tetapi dengan adanya tenaga-tenaga
akan bertugas di Republik Kongo, yakni dari Indonesia akan mempermudahkan
penambahan bintara-bintara welfare atau hubungan antara pasukan-pasukan
yang sering disebut dengan kesejahteraan Indonesia dengan kantor pusat ONUC.
bintara. Peranan bintara ini sangat Selain itu, mengusahakan pelayanan
penting, karena dengan adanya bintara yang baik dan membela kepentingan-
welfare, pasukan yang akan bertugas di kepentingan pasukan dari Indonesia.
Republik Kongo mendapatkan fasilitas- persiapan-persiapan tersebut harus
fasilitas yang disediakan oleh Perserikatan diselesaikan pada tanggal 28 Agustus
Bangsa-Bangsa. Sehingga dibentuknya 1960. Selain itu, menurut Laporan Umum
Perwira Seksi 3 yang bertugas sebagai Kesehatan Pasukan Garuda II Kontingen
perwira welfare untuk pengurusan toko Indonesia (1960) adanya persiapan dalam
tentara dan kantin. Kemudian memetakan bidang kesehatan yaitu mempersiapkan
kebutuhan seorang dokter, bertujuan berupa imunisasi (tetanus anatoxin,
untuk memelihara kesehatan anggota Chotypa, dan koepokstof vaccin) dan
Batalyon dan bantuan paramedis di dilakukannya screen di rumah sakit
lapangan pada saat bertugas. Disamping Dustira yang berjumlah 1045 anggota,

153
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

dibagi menjadi dua gelombang pada yang penugasannya berdasarkan Surat


pelaksanaanya. Kemudian hasil dari Keputusan Kasad No: Kpts-775/8-1960
dilakukannya screen terdapat 17 anggota tanggal 8 September 1960 (Imran, 1971,
tidak dapat mengikuti tugas ke Republik hlm. 128). Kemudian pasukan Kontingen
Kongo. Garuda II dilantik dan diresmikan dalam
Perlu disadari bahwa tugas dari suatu upacara pelepasan pasukan oleh
Batalyon Indonesia bersamaan dengan Menteri Keamanan Nasional Kepala Staf
negara lain yang ikut serta dalam pasukan Angkatan Darat Jenderal A.H. Nasution
perdamaian. Maka, tidak dapat dipungkiri pada tanggal 9 September 1969. Keesokan
akan adanya persaingan positif maupun harinya, pasukan ini diberangkatkan dari
negatif. Selain bertugas sebagai pasukan Tanjung Priok serta diadakannya upacara
perdamaian, serta tugas tambahan perpisahan, yang turut hadir dalam
representatif sebagai duta dalam bidang- upacara tersebut adalah ibu Fatmawati,
bidang politik dan militer, dari sinilah Ibu Nasution, Brigadir Jendral Ahmad
dapat diukur tingkatan dan kemampuan Yani, Kolonel Yos Sudarso, Kolonel Mursid
dalam bidang militer suatu negara. dan keluarga Pasukan Kontingen Garuda
II. Kendaraannya menggunakan kapal USS
Bexar, berupa kapal Charter dari Armada
VII Amerika Serikat.
Setelah tiba di Republik Kongo,
berbagai tugas dijalankan oleh pasukan
Garuda II. Mulai dari menjaga kantor
Supreme Commander, pengawalan uang
dari Bank hingga mengatur lalu lintas.
Pada awalnya, bertugas di daerah asing
tentu dirasa berat, teritama ketika harus
berinteraksi dengan masyarakat, dengan
bahasanya yang memang belum kenal,
tetapi karena kemauan yang keras,
Gambar 6.2 kesulitan-kesulitan itu dapat diatasi (Dinas
Keberangkatan Kontingen Garuda II
Sumber: Buku Kontingen Garuda Indonesia dalam Provost TNI Angkatan Darat, 1981, hlm.
Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB 249). Selain itu, pasukan Kontingen Garuda
II diturunkan ke beberapa wilayah konflik
seperti ke Provinsi Equateur dan Boende.
Pasukan perdamaian Indonesia yang
Daerah Equater merupakan sering terjadi
bertugas ke Republik Kongo pada tahun
pemberontakan dan kekacauan terbesar
1960 disebut dengan pasukan Kontingen
yang terjadi di Republik Kongo, namun
Garuda II, yang dipimpin oleh Letkol.
demikian dalam waktu sebulan pasukan
Solihin Gautama Purwanegara. Pasukan
Kontingen Garuda II berhasil menguasai
Indonesia mengirimkan Batalyon 330/
dan mengatasi kekacauan tersebut.
Kujang O Siliwangi serta satu detasemen
Polisi Militer dan satu Peleton KKO ALRI Anggota-anggota pasukan Kontingen
Garuda II yang bertugas di Provinsi

154
WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI
GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN
PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

Equater yaitu di Coquethaville, selain merupakan salah satu bagian dari negara
melakukan tugas-tugas rutin diserahi Katanga yang memisahkan diri dari negara
tugas untuk menjaga lapangan terbang. Republik Kongo. Terjadi pertempuran
Pasukan Kontingen Garuda II bertindak antara 2 kelompok yaitu Pasukan
dan berlaku tegas terhadap setiap Balubakat (pasukan gerilya anti Katanga)
kejadian yang dihadapi. Hal ini dibuktikan dengan Pasukan Gandameri Katanga
ketika memberikan perlindungan (pasukan pendukung Katanga). Dimana
terhadap menteri dari kabinet gubernur pertempuran tersebut berhasil diatasi oleh
provinsi, yang mendapat serangan dari pasukan Kontingen Garuda II dalam kurun
segerombolan serdadu ANC (Army waktu kurang dari sebulan. Strategi yang
Nationale Congolise). Serangan yang dilakukan oleh pasukan Kontingen Garuda
ditujukan dengan menghancurkan II dalam menghadapi musuh tidak dengan
mobil para menteri, menggunakan melakukan pembalasan tembakan, namun
kayu besar sebagai alat pemukulnya hanya dengan aksi-aksi sergapan. Hal
serta menganiaya rakyat yang berada ini dibuktikan ketika melawan Pasukan
di sekitar tempat kejadian. Menyikapi Gandameri Katanga, pasukan Kontingen
aksi tersebut, pasukan Kontingen Garuda II hanya melakukan penyergapan
Garuda II segera menyelamatkan jiwa serta ancaman kepada pimpinan pasukan
para menteri dan mengusir mereka dari tersebut dengan cara todongan pisau
sana dan seterusnya disuruh kembali ke yang berhasil menekan perwira tersebut
asramanya (Dinas Provoost TNI Angkatan untuk memerintahkan pasukannya
Darat, 1981, hlm. 250). Sementara itu menghentikan penembakan.
terjadi kerusuhan-kerusuhan pasukan Secara bersamaan dengan kerusuhan
Tentara Republik Kongo yang menyerang di daerah Leopoldville, terjadi pula
pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di kerusuhan di Pangkalan Udara di
Leopoldville. Sehingga Jendral Von Horn daerah Kamina. Pasukan Balukat yang
meminta Pasukan Kontingen Garuda II mendukung Lumumba bertempur
untuk mengirimkan satu Peleton Infanteri melawan pasukan Gandameri Katanga
dan satu Peleton AT berangkat menuju yang dipimpin oleh perwira-perwira dari
daerah tersebut. Pada saat melaksanakan Belgia. Sebelumnya, Pasukan ONUC yang
tugasnya, dalam waktu yang relatif singkat ditempatkan di daerah yang sedang terjadi
dan cepat, Pasukan Kontingen Garuda II pemberontakan belum mampu mengatasi.
berhasil mengatasi dan meredakan Tentara Sehingga Jendral Von Horn meminta
Republik Kongo sehingga keadaan di bantuan ke Pasukan Kontingen Garuda
Leopoldville kembali tenang dan kondusif. II. Kemudian, mengirimkan segara Kompi
Kemudian pasukan Kontingen Garuda 2 diberangkatkan ke Kamina, Pasukan
II mendapatkan tugas kembali, yaitu Kontingen Garuda II berhasil dengan cepat
mengatasi pertempuran yang terjadi di menduduki Kamina, dalam waktu kurang
daerah Kamina. Pada umumnya situasi dari sebulan pasukan kompi 2 berhasil
di daerah Kamina sangat berbeda dengan menciptakan keadaan aman, akan tetapi
yang lainnya, dikarenakan daerah yang setelah itu timbul lagi kerusuhan di daerah
sering disebut dengan Distrik Kamina Kamina bagian utara. Detasemen Ethiopia

155
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

terdesak dan terkurung oleh pasukan di jembatan Lungia, Pasukan Kontingen


Gandameri Katanga, Kompi 2 kembali Garuda II menggunakan kendaraan 1
ditugaskan di daerah tersebut (Imran & Landrover dan 1 truk. Pada saat tiba di
Ugaya, 1971, hlm. 129).  jembatan Lungia, LDT. Abong Suganti
sebagai pemimpin patroli memerintahkan
serta memberikan peringatan agar semua
anggota tetap hati hati dan tidak ada yang
keluar dari jalan karena di pinggir ruas
jalan terdapat ranjau.

Legenda
Pasukan Balubakakat
Pasukan Kasongo Njembo
Tentara Belgia
Gambar 6.3
Peta Wilayah Penempatan Kontingen
Garuda II di Kamina Gambar 6.4
Sumber: Lampiran Laporan Periodik No. SH-001/ Pasukan Kontingen Garuda II
II/II/1960 Sedang Memperbaiki Jembatan yang
Rusak
Sumber: Buku Kontingen Garuda Indonesia
Menurut Surat Risalah Kejadian No.
Dalam Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB
P-02/II/1/191 pada tanggal 14 Desember
terjadinya peristiwa ledakan ranjau di
Kamina tepatnya di jembatan Lungia yang Setelah mendapatkan peringatan,
menewaskan satu orang dari pasukan semua bantalan rel kereta api dikeluarkan
Kontingen Garuda II yaitu yaitu Prds. untuk dipasang pada lobang-lobang
Basari serta dua orang luka-luka yaitu Sersd yang terdapat dibagian  tengah jembatan
G. Simanjuntak dan Prds. Syarif. Pasukan karena sebagian jalan di jemabatan Lungia
Kontingen Garuda II mendapatkan telah berlobang akibat dihancurkan oleh
perintah untuk melakukan patroli ke pasukan Balubakat pada bulan September
daerah Kamina, di sekitar jembatan Lungia 1960. Setelah pekerjaan selesai, kemudian
terdapat ranjau di pinggir kiri dan kanan anggota pasukan diperintahkan untuk
jalan dekat jembatan serta di pinggir sungai mengamati kendaraan Landrover yang
dari kedua tepi, Ranjau tersebut dipasang sedang bergerak. Sersd G. Simanjuntak
oleh pasukan Gandamerie pada bulan bersama Dan Ton II berada di ujung
September 1960. Mendapatkan tugas jembatan untuk memberikan arah kepada
tambahan yaitu membawa bantalan rel kendaraan truk yang sedang bergerak.
kereta api sebanyak 11 buah untuk dipasang Saat kendaraan truk melaju diatas

156
WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI
GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN
PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

jembatan tiba-tiba terjadi ledakan di berhasil menjalankan tugasnya dengan


sebelah kiri jembatan (dari arah Kabango baik melalui pendekatan sosial seperti
menuju Kamina). Kemudian kendaraan beradaptasi dengan masyarakat yang
truk berhenti di atas jembatan dan dua ada disana, bergaul atau berinteraksi
orang yang berada di dekat jembatan baik dengan komandan dan pasukan
(bertugas mengawasi dan memberi arah tentara nasional Kongo sehingga misi
pada kendaraan yang sedang bergerak) yang dijalankan oleh Pasukan Kontingen
mengalami luka-luka ringan, dua orang Garuda II berjalan dengan lancar, dapat
tersebut adalah Sersd. G. Simanjuntak dibuktikan dari adanya pengakuan dari
dan Prds. Syarif. Selain itu, terdengar Panglima UNOC yaitu Jenderal Van Horn
orang yang berteriak di tengah-tengah yang mengakui bahwa pelaksanaan tugas
asap ledakan yang terletak pada jarak 3 Garuda II dinilai sangat baik dan sukses,
meter disebelah kiri jalan, setelah asap bahkan ia sangat terkesan atas prestasi
dari ledakan itu tidak ada baru diketahui yang dicapai oleh pasukan Kontingen
bahwa Prds. Basari telah menjadi Indonesia Garuda II. Pada tanggal 7 Mei
korban karena ledakan ranjau tersebut. 1961 pasukan Kontingen Garuda II selesai
Dilakukannya pemeriksaan jenazah dan bertugas dan kembali ke Indonesia.
juga yang mengalami luka-luka dilakukan
pada tanggal 15 Desember 1960 dengan
hasil sebagai berikut:
1. Almarhum Prds Basari, mendapatkan
luka 1 lubang besar di pipi kiri dekat
hidung dan mulut, 1 lubang besar
di dada sebelah kiri (tepatnya pada
jantung), 1 lubang di pergelangan
tangan kiri, paha kiri dekat kemaluan,
paha kanan bagian depan, paha kiri
Gambar 6.5
sebelah luar, kaki kiri bagian bawah
serta luka dan robek di siku tangan kiri Pasukan Kontingen Garuda Sedang
hingga tulang-tulangnya kelihatan. Beristirahat di daerah Igende

2. Prds Syarif, mendapatkan luka kecil di Sumber: Buku Kontingen Garuda Indonesia dalam

pangkal paha kanan bagian belakang. Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB

3. Sersd. G. Simanjuntak, mendapatkan Pasukan Perdamaian Indonesia atau


luka 1 lubang kecil di tangan kanan. yang dikenal dengan Kontingen Garuda
Selain mendapatkan tugas untuk II ke Republik Kongo pada tahun 1960-
mengatasi peristiwa peristiwa yang terjadi 1961 telah memberikan pengaruh dan
di Republik Kongo, pasukan Kontingen dampak besar di Republik Kongo. Ketika
Garuda II mendapatkan tugas patroli ke Pasukan Perdamaian Indonesia berusaha
daerah-daerah yang rawan terjadinya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
pemberontakan seperti ke daerah Bikoro, di Republik Kongo, kerap melakukan
Igende. Pasukan Kontingen Garuda II pendekatan lebih dengan masyarakat
sekitar dengan cara melakukan rekreasi

157
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

di dalam kota. Hal ini bertujuan untuk terjadi konflik di Republik Kongo yang
mengetahui medan di daerah tersebut bermula pada tahun 1960, lebih tepatnya
dan karakteristik masyarakat di Republik ketika Republik Kongo mendapatkan
Kongo. Pasukan Kontingen Garuda II kemerdekaan dari Belgia. Kemerdekaan
berusaha untuk lebih dekat lagi dengan tersebut adanya dorongan dari dunia
pemimpin daerah maupun masyarakat Internasional ke Perserikatan Bangsa-
sekitar dengan cara memperkenalkan Bangsa untuk mendesak Pemerintah
salah satu budaya Indonesia yaitu budaya Belgia memberikan kemerdekaan. Pada
Gotong royong dengan mengadakan kerja kenyataannya Pemerintah Republik Kongo
bakti, membersihkan halaman-halaman maupun masyarakatnya tidak merasakan
tempat ibadah, rumah sakit dan yang kemerdekaan atau kebebasan yang
lainnya. Usaha-usaha yang dilakukan seharusnya dirasakan, karena pemerintah
oleh Pasukan mendapatkan respon yang Belgia masih menguasai daerah tersebut,
sangat baik dari masyarakat maupun karena wilayah Republik Kongo merupakan
para pejabat, karena dengan diadakannya negara yang sangat kaya sumber daya alam
kegiatan tersebut dalam lebih mempererat salah satunya tembaga dan timah. Selain
kerjasama, ketertiban antar masyarakat itu, para pejabat di pemerintahan dan
dengan para pejabat maupun tentara. Jendral militer masih dipimpin oleh orang
Pasukan Kontingen Garuda II selain Belgia dan yang terakhir adanya gerakan
melakukan tugas patroli serta mengatasi separatis di salah satu provinsi di Republik
pemberontakan, yakni memperbaiki Kongo yaitu Katanga yang dipimpin oleh
fasilitas prasarana di Republik Kongo Tshombe. Gerakan tersebut didukung
yang telah rusak akibat pemberontakan oleh pemerintah Belgia serta perusahaan
antar suku. Dapat dibuktikan dari pertambangan di Katanga yang dikenal
Pasukan Kontingen Garuda II dengan UMKH (Union Minière du Haut-
melakukan pemasangan bantalan rel di Katanga). Permasalahan tersebut semakin
Jembatan Lungia, hal ini berdampak kacau sehingga tidak bisa dikendalikan oleh
kepada masyarakat sekitar yakni bisa pemerintah Republik Kongo. Kemudian,
menggunakannya kembali jalan tersebut presiden dan perdana menteri Republik
seperti semula. Pasukan perdamaian Kongo meminta Bantuan ke Perserikatan
Indonesia ditugaskan kembali ke Republik Bangsa-Bangsa untuk menyelesaikan atau
Kongo pada tahun 1962. mengatasi konflik yang terjadi di Republik
Kongo.
SIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu
Pasukan Perdamaian Indonesia negara yang terlibat dalam pasukan
yang bertugas ke Republik Kongo pada perdamaian yang ditugaskan ke Republik
tahun 1960 di bawah naungan organisasi Kongo pada tahun 1960. Hal ini merupakan
perdamaian Perserikatan Bangsa- salah bentuk implementasi dari kebijakan
Bangsa yang dikenal dengan Opération politik luar negeri bebas aktif serta
des Nations Unies au Congo (ONUC). Indonesia merupakan negara pelopor anti
Dengan adanya organisasi tersebut karena imperialisme dan kolonialisme di dunia

158
WISNU ARSA TANJUNG, MURDIYAH WINARTI
GARDA PERDAMAIAN DUNIA: PERANAN KONTINGEN GARUDA II SEBAGAI PASUKAN
PERDAMAIAN DI REPUBLIK KONGO (1960-1961)

khususnya di Asia-Afrika. Maka dari itu, Dahana, A, dkk. (2012). Indonesia dalam
pasukan perdamaian Indonesia yang Arus Sejarah Jilid 7. Jakarta: PT
bertugas ke Republik Kongo pada tahun Ichtiar Baru van Hoeve.
1960 disebut dengan pasukan Kontingen Dinas Provost TNI Angkatan Darat. (1981).
Garuda II, yang dipimpin oleh Letkol. Sejarah Pengabdian CORPS Polisi
Solihin Gautama Purwanegara. Pasukan Militer Angkatan Darat. Jakarta:
tersebut disebar ke beberapa wilayah yang Yayasan Gajah Mada.
sedang terjadi konflik seperti ke Provinsi
Imran, A. (1971). Sedjarah Perkembangan
Equateur, Katanga dan Boende. Tugas
Angkatan-Darat. Jakarta:
dijalankan oleh pasukan Garuda II di Kongo
Departemen Pertehanan Keamanan
bermacam-macam, mulai dari menjaga
Pusat Sedjarah ABRI.
kantor Supreme Commander, pengawalan
Siswojo. (1987). Metode Penelitian Sosial.
uang dari Bank hingga mengatur lalu
Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
lintas. Pasukan ini berhasil menjalankan
tugasnya dengan baik melalui pendekatan Sjamsuddin.(2012). Metodologi Sejarah.
sosial seperti beradaptasi dengan Yogyakarta: Ombak.
masyarakat yang ada disana, bergaul atau Lusignan, B. (2003). The Congo: From
berinteraksi baik dengan komandan dan Leopold to Lumumba. [Online]. Diak-
pasukan tentara nasional Kongo sehingga ses dari:https://www.google.com/url
misi yang dijalankan oleh Pasukan ?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
Kontingen Indonesia Garuda II berjalan &cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
dengan lancar, Pada tanggal 7 Mei 1961 EwiRrdienPPeAhUMMo8KHT9eDm4
pasukan Kontingen Indonesia Garuda II QFjAAegQICRAC&url=https%3A%2F
selesai bertugas dan kembali ke Indonesia, %2Fweb.stanford.edu%2Fclass%2Fe2
sampai di pelabuhan Tanjung Priok pada 97a%2FThe%2520Congo%2520From
tanggal 23 Mei 1961.Lorem ipsum dolor %2520Leopold%2520to%2520Lumu
sit amet, consectetur adipisicing elit, sed mba.doc&usg=AOvVaw09Lx4hLrhJ5
do eiusmod tempor incididunt ut labore gc8FjYrgJ-f
et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim Passemiers, L. (2016). South Africa and the
veniam, quis nostrud exercitation ullamco ‘Congo Crisis’, 1960-1965. The Faculty
laboris nisi ut aliquip ex ea commodo of The Humanities at The University of
consequat. Duis aute irure dolor in The Free State.
reprehenderit in voluptate velit esse cillum Surat Turunan Peninjauan Personil
dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur Angkatan Darat Komando Daerah
sint occaecat cupidatat non proident, sunt Militer VI “Siliwangi” SP. 004/D/I/02.
in culpa qui officia deserunt mollit anim id Bandung: Agustus 1960.
est laborum.
Laporan Periodik No. SH-001/II/II/1960,
DAFTAR REFERENSI Kamina: 5 November 1960.
Laporan Umum Kesehatan Pasukan
Ariyantoro. (2018). Politik Luar Negeri
Garuda II Kontingen Indonesia
Indonesia pada Masa Demokrasi
Sejak Tanggal 20 Agustus 1960 – 30
Terpimpin. Jurnal Pendidikan
November 1960.
Sejarah, Universitas Negeri Surabaya,
6 (02), 160-174.
159
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

Surat Risalah Kejadian No. P-02/II/1/191. adipisicing elit, sed do eiusmod tempor
Kamina Base: 3 Januari 1961.Lorem incididunt ut labore et dolore magna
ipsum dolor sit amet, consectetur aliqua.

160

You might also like