Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Pengembangan LKPD Tematik Terpadu Berorientasi Active Learning

untuk Kelas IV Sekolah Dasar

Meiry Susanti 1*, Alben Ambarita2 , Munaris3


1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
e-mail: meirysusanti84@gmail.com, Telp: +6285279844490

Received: April , 2017 Accepted: Juny , 2017 Online Published: Juny , 2017

Abstract: Development Of Integrated Thematic Worksheet Oriented Active Learning


For The grade fourth of Elementary School. This study aimed to develope LKPD,
described the attractiveness and effectiveness of thematic integrated active learning
oriented LKPD. The research used research and development. Population of this
studied were 128 people and the sampling were calculated based on purposive
sampling counted 20 people in Cluster IV Diponegoro. The subjects were fourth grade
students of SDN 01 Mulya Kencana school year 2016/2017. The collection of data
through observation, unstructured interviews, questionnaires and tests. Data were
analyzed by descriptive statistics and n-Gain. The results were obtained: 1) Gugus IV
Diponegoro Mulya Kencana potential for the development of teaching material such as
LKPD, 2) LKPD were suitable to used as thematic integrated teaching material seen
from the test results of the attractiveness of LKPD, 3) LKPD effectively used as teaching
material of thematic integrated learning seen from improved learning outcomes of
learners.

Keywords: active learning, LKPD, thematic integrated.

Abstrak: Pengembangan LKPD Tematik Terpadu Berorientasi Active Learning Untuk


Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk
pengembangan LKPD, mendeskripsikan kemenarikan dan efektivitas LKPD tematik
terpadu berorientasi active learning. Pendekatan penelitian adalah penelitian
pengembangan Populasi penelitian sebanyak 128 orang dan sampel ditentukan
berdasarkan purposive sampling sebanyak 20 orang di Gugus IV Diponegoro. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Mulya Kencana tahun ajaran 2016/2017
Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara tidak terstruktur, angket dan tes.
Data dianalisis secara statistik deskriptif dan n-Gain. Hasil penelitian diperoleh:1)
Gugus IV Diponegoro Mulya Kencana berpotensi untuk pengembangan bahan ajar
LKPD, 2) LKPD layak digunakan sebagai bahan ajar tematik terpadu dilihat dari hasil
uji kemenarikan LKPD, 3) LKPD efektif digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran
tematik terpadu dilihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kata Kunci : active learning, LKPD, tematik terpadu.

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 1


PENDAHULUAN konsep serta mengintegrasikan informasi
Permendikbud Nomor 22 tahun dan keterampilan untuk dipraktikkan
2016 tentang Standar Proses Pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dasar Dan Menengah menyatakan bahwa, Lembar kerja peserta didik, yang
“Proses pembelajaran pada satuan selanjutnya disebut LKPD merupakan
pendidikan diselenggarakan secara salah satu sumber belajar yang dapat
interaktif, inspiratif menyenangkan, dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator
menantang, memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Arifin,
untuk berpartisipasi aktif, serta (2014: 75) menyatakan bahwa, lembar
memberikan ruang yang cukup bagi kerja peserta didik merupakan salah satu
prakarsa, kreativitas dan kemandirian bahan pembelajaran yang tepat bagi
sesuai dengan bakat, minat dan peserta didik. Hal ini membantu peserta
perkembangan fisik serta psikologis didik untuk menambah informasi tentang
peserta didik”. Guru harus mampu menjadi konsep yang dipelajari melalui kegiatan
seorang fasilitator yang berperan tidak belajar yang sistematis. Saka, (dalam
sebatas penyampaian informasi kepada Toman, 2013: 174), lembar kerja adalah
peserta didik saja tetapi dapat menciptakan salah satu metode pengajaran yang dapat
situasi pembelajaran yang menarik dan dilakukan secara individu atau dalam kerja
tidak membosankan. terpadu, diharapkan kelompok dan memungkinkan
peserta didik ikut berperan aktif dalam pengembangan konseptual. Kurt (dalam
proses pembelajaran sehingga akan Toman, 2013: 174) mengemukakan bahwa
dihasilkan proses pembelajaran yang lembar kerja yang terdiri dari bahan
berpusat pada peserta didik (student kegiatan individu peserta didik yang
centre). dilakukan pada saat belajar topik dan juga
Implementasi tematik terpadu, memungkinkan peserta didik untuk
diharapkan peserta didik ikut berperan mengambil tanggung jawab untuk
aktif dalam Pembelajaran aktif adalah pembelajaran mereka sendiri dengan
segala bentuk secara aktif dalam proses langkah-langkah dan proses yang
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk diberikan terkait dengan kegiatan tersebut.
interaksi antar peserta didik maupun Berdasarkan kajian di atas maka
peserta didik dengan guru dalam proses yang dimaksud dengan LKPD pada
pembelajaran tersebut (Supinah, 2009: 2) penelitian ini adalah seperangkat bahan
kenyataannya, peserta didik masih pembelajaran yang berupa lembar kerja
terkesan pasif. Peserta didik belum terlibat yang berisi petunjuk, langkah-langkah
aktif berpartisipasi menemukan konsep untuk mengerjakan suatu tugas dan
pembelajaran, karena masih di dominasi mengkonstruksikan pengetahuan sebagai
oleh guru yang mengkonstruk kegiatan pedoman peserta didik yang
pembelajaran sesuai dengan kegiatan dikembangkan sesuai dengan analisis
pembelajaran yang ada di buku teks, guru kebutuhan peserta didik baik secara
belum menggunakan bahan ajar yang di individu atau berkelompok dalam
kembangkan dengan menganalisis pencapaian pembelajaran konstektual yang
kebutuhan peserta didik khususnya LKPD. akan membantu peserta didik menemukan
bahan ajar yang digunakan hanya konsep belajar secara mandiri dan
memanfaatkan kegiatan yang ada di buku bertanggung jawab. Pembelajaran tematik
peserta didik. adalah pembelajaran terpadu yang
Melalui LKPD tematik terpadu menggunakan tema untuk mengaitkan
berorientasi active learning, pembelajaran beberapa mata pelajaran sehingga dapat
lebih menarik dan peserta didik terlibat memberikan pengalaman yang bermakna
menemukan konsep sendiri, serta memberikan keuntungan kepada
mengkorelasikan dan mengaplikasikan peserta didik (Munasik: 2014 : 105).

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 2


Menurut Kochar (dalam Bitok, didik mengintegrasikan informasi,konsep-
2014: 80), seorang guru yang memiliki konsep atau keterampilan-keterampilan
bahan-bahan pengajaran yang memadai baru ke dalam struktur kognitif yang
dan relevan dan fasilitas akan lebih sudah memiliki berbagai cara seperti
percaya diri, efektif dan produktif. merumuskan kembali serta
Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan mempraktikannya. Menurut Fink (dalam
program yang baik tergantung pada Alamsyah, 2015: 32) pembelajaran peserta
ketersediaan atau bebas ketersediaan didik aktif (active learning) adalah suatu
bahan pengajaran dan fasilitas. York proses pembelajaran untuk
(dalam Min, 2012 :274) mengungkapkan memberdayakan peserta didik agar belajar
bahwa, “peserta didik belajar lebih baik menggunakan berbagai cara/strategi secara
tematik, instruksi interdisiplin dari pada aktif. Sedangkan menurut (Chatib, 2009:
tradisonal, subjek kurikulum tunggal”. 32) Penggunaan strategi belajar aktif
Menurut Beane dalam Min (2012 :274) dalam pembelajaran akan lebih efektif
menyatakan bahwa: “pengetahuan dan apabila perencanaan pembelajaran guru
kemampuan adalah satu kesatuan dalam (lesson plan) didesain sesuai gaya belajar
integritas aturan tematik dalam konteks peserta didik yang dikonsultasikan agar
tema dan aktifitas”.Dari beberapa pendapat mendapatkan hasil perencanaan
diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran yang efisien untuk mencapai
pembelajaran tematik atau disebut juga kompetensi dasar. Berdasarkan pengertian
pembelajaran terpadu adalah suatu di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran yang melibatkan active learning adalah suatu pembelajaran
beberapa mata pelajaran untuk yang menekankan aktivitas berpusat pada
memberikan pengalaman yang bermakna peserta didik yang mencakup aktivitas
kepada peserta didik. bermakna dalam arti sosial, emosional, intelektual dan motorik
peserta didik akan memahami konsep- sehingga diperoleh ide pokok dan
konsep yang mereka pelajari melalui pemahaman konseptual yang melibatkan
pengalaman langsung dan semua indera, seluruh tindakan dan mental
menghubungkannya dalam konsep lain untuk memecahkan persoalan dan
yang sudah mereka pahami. diaplikasikan dalam konteks belajar
Pembelajaran aktif adalah peserta didik.
pendekatan yang berpusat pada peserta Berdasarkan pemaparan di atas maka
didik untuk pengalaman mengajar. Itu dilakukan penelitian pengembangan
termasuk teknik yang melibatkan peserta LKPD yang bertujuan menghasilkan
didik dalam proses belajar dan menghargai LKPD, mendeskripsikan kemenarikan dan
peserta didik. tanggung jawab untuk efektivitas LKPD tematik terpadu
pembelajaran mereka sendiri. Bonwell berorientasi berorientasi Active Learning.
(dalam Hackathoma1 dan Solomonb, 2011
:2 ) Menurut Jensen (2014: 2). METODE
Pembelajaran aktif terdiri dari dua tahap: Penelitian dalam pengembangan LKPD
tahap di mana peserta didik memperoleh tematik terpadu ini merupakan penelitian
pemahaman konseptual (selanjutnya pengembangan (Research and
disebut sebagai tahap pencapaian konten), Development/ R&D). Menurut Sugiyono
dan tahap di mana peserta didik belajar (2015: 407), metode penelitian dan
untuk menerapkan dan mengevaluasi pengembangan adalah metode penelitian
konsep-konsep tersebut dalam situasi yang digunakan untuk menghasilkan
belajar untuk memperluas pemahaman produk tertentu, dan menguji keefektifan
konseptual mereka menjadi konteks produk tersebut. Selanjutnya terdapat
belajar mereka (selanjutnya disebut sepuluh langkah penelitian pengembangan
sebagai fase aplikasi konsep). Peserta menurut Sugiyono (2015: 409) yaitu :

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 3


potensi dan masalah, pengumpulan data, yang mencakup isi (content), materi dan
desain produk,validasi desain, revisi aktifitas belajar dan (3) kriteria tampilan
desain, uji coba produk, revisi produk, uji (presentation criteria) yang mencakup
coba pemakaian, revisi produk dan desain antar muka (Lee & Owen,
produksi masal. Dalam hal ini, peneliti 2008:367). Pada uji lapangan, uji coba
menyesuaikan dengan tujuan penelitian meliputi: uji efektivitas dan uji daya tarik
yakni mengembangkan bahan ajar LKPD LKPD, menggunakan instrument-
tematik terpadu berorientasi Active instrumen yang disesuaikan dengan
Learning, peneliti hanya melaksanakan kebutuhan uji coba. Instrument uji
langkah satu sampai dengan langkah ke efektivitas adalah soal pre-test maupun
tujuh, yaitu langkah potensi dan masalah post-test berupa soal-soal materi tema
sampai dengan pelaksanaan revisi produk kepahlawananku, sedangkan uji daya tarik
setelah uji coba produk. Langkah ke penulis menggunakan angket. Uji
delapan sampai kesepuluh tidak efektivitas penggunaan LKPD dianalisis
dilaksanakan karena keterbatasan waktu menggunakan validitas, reliabilitas, dan
dan biaya. analisis nilai n-gain ternormalisasi.
Populasi dalam penelitian ini Selanjutnya nilai n gain ditafsirkan
adalah 128 orang peserta didik kelas IV menggunakan Kriteria interpertasi indeks
Gugus IV Diponegoro. Sampel penelitian gain yang dikemukakan oleh Hake
merujuk pada kelas IV A SDN 1 Mulya (1999:1), yaitu: (<g>) > 0,7 (indeks gain
Kencana yang berjumlah 20 orang. tinggi), 0,7 > (<g>)> 0,3 (indeks gain
Pengambilan sampel menggunakan teknik sedang), (<g>) < 0,3 (indeks gain rendah)
purposive sampling dikarenakan memuat
karakteristik sampel yang sudah ditetapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh penulis sehingga teknik sampling ini Pengembangan LKPD
dinamakan sampling bertujuan. Tahap Hasil penelitian pengembangan ini adalah
pengumpulan data pada pengembangan ini LKPDematik terpadu berorientasi Active
diperoleh dari pengisian angket oleh guru Learning. LKPD sebagai panduan kegiatan
dan peserta didik. Angket digunakan untuk pembelajaran dikembangkan dengan
memperoleh data pada uji ahli, uji memperhatikan potensi dan kondisi
kelompok kecil, uji kelompok besar, dan pembelajaran tematik pada tingkat SD di
uji kemenarikan. ada tahap validasi ahli, Gugus IV Diponegoro Mulya Kencana.
data diperoleh dari pengisian angket Potensi tersebut dianalisis melalui studi
dengan uji materi oleh dosen ahli materi pendahuluan yang meliputi studi pustaka
dan media Unila serta uji praktisi desain dan studi lapangan. Studi lapangan
pembelajaran oleh teman sejawat. dilakukan melalui wawancara, observasi,
Uji produk yang dilakukan yaitu uji dan penyebaran angket untuk mengetahui
perorangan, uji kelompok kecil,uji bagaimana proses pembelajaran yang
kelompok dan melibatkan validasi produk dilakukan selama ini, ada atau tidaknya
oleh tiga orang ahli yaitu ahli desain produk yang dikembangkan, dan tingkat
pembelajaran dan ahli pembelajaran kebutuhan peserta didik dan guru terhadap
tematik terpadu. Uji ini dilakukan untuk produk yang dikembangkan. Observasi
menentukan apakah produk yang yang dilakukan di SDN 01 Mulya
dikembangkan layak digunakan atau tidak, Kencana, SDN 03 Mulya Kencana, dan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. SDN 04 Mulya Kencana, menunjukkan
Peneliti menggunakan angket untuk uji bahwa belum ada bahan ajar yang berupa
terbatas. Kriteria yang dibuat adalah (1) LKPD yang digunakan dalam proses
kriteria pembelajaran (instructional pembelajaran peserta didik. Bahan ajar
criteria), materi dan aktifitas belajar dan yang ada hanyalah berupa buku peserta
(2) kriteria tampilan (material review) didik yang berisi materi-materi, tugas-

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 4


tugas, dan evaluasi yang berkaitan dengan merumuskan indikator dan tujuan
materi-materi pada semester itu. pembelajaran; (3) menyusun peta
Ketidakadaan LKPD sebagai bahan ajar, kebutuhan LKPD untuk mengetahui
menyebabkan sekolah-sekolah jumlah LKPD yang diperlukan; (4)
menggunakan lembar kegiatan yang ada di menentukan judul-judul LKPD; (5)
buku peserta didik.Rendahnya hasil belajar mengumpulkan materi; dan (6) menulis
peserta didik pada subtema keberagaman LKPD. Proses pengembangan LKPD juga
budaya bangsaku berpengaruh terhadap mengacu pada pengembangan model
hasil belajar peserta didik pada tema-tema ASSURE dengan proses sebagai berikut:
selanjutnya karena materi tersebut menjadi 1) Tahap analyze learner yaitu tahap
dasar materi-materi selanjutnya yang lebih mengidentifikasi dan menganalisis
kompleks. Keterbatasan penyajian bahan karakteristik peserta didik yang
ajar yang selama ini digunakan sebagai disesuaikan dengan hasil belajar. Proses
panduan pembelajaran tematik peserta analisis yang dilakukan melalui
didik menunjukkan bahwa dibutuhkan penyebaran angket, wawancara, dan
LKPD sebagai panduan pembelajaran observasi. Hasil yang diperoleh pada
tematik peserta didik. tahap analyze learner berdasarkan
Pemaparan di atas menunjukkan pendapat peserta didik adalah: a) Peserta
adanya potensi dan kondisi yang didik merasa kesulitan untuk mengikuti
mendukung untuk dikembangkannya langkah-langkah saintifik pembelajaran
LKPD sebagai bahan ajar pembelajaran tematik, b) Peserta didik sulit
tematik peserta didik. Potensi dan kondisi menyampaikan pendapat secara lisan.,c)
yang ada diperkuat melalui studi pustaka, Peserta didik sulit berbicara dan kurang
di mana dilakukan studi pustaka berkaitan percaya diri menyampaikan ide dalam
dengan karakteristik pembelajaran tematik kegiatan mengolah informasi dan
khususnya bagaimana mencapai tujuan mengkomunikasikan, d) Peserta didik sulit
pembelajaran melalui penemuan konsep, menemukan konsep dan mengkonstruksi
dan melakukan kajian terhadap penelitian- pengetahuan secara lebih mendalam
penelitian yang relevan. Studi pustaka karena tidak adanya soal-soal atau
menunjukkan adanya potensi untuk pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengembangakan LKPD sebagai panduan membangun pemahaman konsep awal dan
pembelajaran tematik terpadu berorientasi pemahaman lanjutan peserta didik
active learning. Potensi dibutuhkannya terhadap materi pada buku peserta didik
LKPD sebagai bahan ajar pembelajaran yang biasa digunakan selama ini, d)
tematik juga didukung dengan hasil Peserta didik membutuhkan bahan ajar
wawancara terhadap guru kelas IV dan berupa LKPD sebagai bahan ajar
pemberian angket kepada peserta didik pembelajaran tematik. 2) Tahap state
untuk mengetahui tingkat kebutuhan objectives yaitu tahap menganalisis
terhadap produk yang dikembangkan. kurikulum untuk menganalisis KI dan KD
Pengembangan LKPD yang perlu dikembangkan LKPD untuk
Langkah-langkah pengembangan LKPD merumuskan indikator dan tujuan
sebagai panduan pembelajaran tematik pembelajaran. Berdasarkan KI, KD, dan
peserta didik , mengacu pada langkah- hasil belajar peserta didik, maka subtema 2
langkah penelitian pengembangan Borg pahlawanku kebangganku pembelajaran
and Gall, dan langkah-langkah penyusunan 4,5 dan 6 sangat perlu dikembangkan
LKPD menurut Diknas dan Prastowo LKPD sebagai bahan ajar proses
(2012: 123). Proses pengembangan untuk pembelajaran. Setelah itu, dirumuskanlah
isi LKPD terdiri dari proses (1) analisis indikator dan tujuan pembelajaran.
kurikulum yaitu menganalisis KI, KD, dan Merencanakan dan melaksanakan
tema mana yang memerlukan LKPD; (2) pembelajaran dengan menekankan proses

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 5


keterlibatan peserta didik untuk SDN 01 Mulya Kencana. Penilaian yang
menemukan konsep, mendorong agar beliau berikan terhadap desain
peserta didik dapat menemukan hubungan pembelajaran LKPD dapat dilihat pada
antara konsep yang dipelajari dengan tabel berikut:
konteks kehidupan nyata dan mendorong
peserta didik untuk dapat menerapkan Tabel 4.2 Penilaian Praktisi Desain
konsep dalam kehidupan. Pembelajaran
1) Tahap select instructional
methods, media, and materials. Tahap ini
merupakan tahap menentukan bahan ajar
yang akan dikembangkan. Dalam
penelitian ini, dilakukan pengembangan
bahan ajar cetak berupa LKPD tematik
terpadu berorientasi active learning.Tahap
utilize media and materials,yaitu tahap uji
coba LKPD untuk mengetahui efektivitas,
dan kemenarikan LKPD ketika digunakan
dalam pembelajaran, 2) Tahap require
learner participation, yaitu tahap di mana
peserta didik diharuskan untuk
berpartisipasi atau terlibat aktif Uji ahli media bertujuan untuk
menggunakan LKPD yang memungkinkan mendapatkan masukan mengenai
peserta didik menerapkan pengetahuan kemenarikan LKPD, kemudahan
atau kemampuan baru dan menerima penggunaan, peran LKPD dalam proses
umpan balik mengenai kesesuaian usaha pembelajaran dan kualitas fisik LKPD.
mereka sebelum dan sesudah Ahli media yang dipilih adalah Dr.
pembelajaran, 3) Tahap evaluate and Adelina Hasyim, M.Pd. Hasil uji ahli
revise, yaitu tahap mengevaluasi dan media untuk menilai tampilan LKPD
merevisi LKPD. Proses pengembangan dapat dilihat pada berikut.
untuk isi LKPD terdiri dari proses (a)
analisis kurikulum yaitu menganalisis KI, Tabel 4.3 Penilaian Ahli Media
KD, dan materi mana yang memerlukan
LKPD; (b) merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran; (c) menyusun peta
kebutuhan LKPD untuk mengetahui
jumlah LKPD yang diperlukan; (d)
menentukan unsur-unsur LKPD; (e)
mengumpulkan materi; dan (f) menulis
LKPD.
Produk awal diujikan dengan ahli
melalui pengisian angket. Uji ahli yang Ada beberapa saran perbaikan yang
dilakukan meliputi uji praktisi desain diberikan oleh ahli media 1, yaitu gambar
pembelajaran, uji ahli media dan uji ahli yang pecah warnanya harus diganti, warna
materi. Uji Praktisi desain pengembangan harus kontras jika dasarnya soft maka
LKPD tematik terpadu berorientasi active gambarnya tajam demikian pula
learning bertujuan untuk mendapatkan sebaliknya dan jangan mengambil gambar
masukan terhadap ketepatan desain dan yang sudah ada di buku peserta didik.
kesesuaian materi pembelajaran yang Hasil uji ahli media menunjukkan sudah
disusun berdasarkan keilmuan. Praktisi lengkap dan memenuhi standar media
desain yang adalah kepala sekolah pada setelah dilakukan perbaikan

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 6


Ada beberapa saran perbaikan yang
diberikan oleh ahli materi 1. Ahli
menyarankan agar sistematika isi dan
pengorganisasian LKPD harus lebih
konstruktivistik di mana peserta didik
membangun konsep dari adanya
persoalan-persoalan yang dihadapkan pada
mereka. Selain itu, berkaitan dengan
keterbacaan LKPD, ahli menyarankan di
halaman judul harus lebih spesifik tema,
subtema dan pembelajaran.Ahli materi 1
juga memberi saran untuk RPP yang
Gambar 4.1. gambar sebelum perbaikan dalam hal ini sebagai produk pendukung
ahli media. dari produk utama yang dikembangkan.
Ahli menyarankan untuk KI dan KD
cukup di RPP di LKPD cukup tujuan
pembelajaran saja.

Kemenarikan LKPD
Hasil pengolahan data pada uji
kemenarikan LKPD tematik terpadu
berorientasi active learning menunjukkan
rata-rata presentase 78%. Skor ini masuk
pada kriteria menarik, sehingga layak
untuk dipergunakan sebagai bahan ajar
bagi peserta didik. Kemenarikan LKPD
dianalisis dari hasil penilaian angket yang
Gambar 4.2 gambar sesudah perbaikan telah dipersenkan kemudian dikategorikan
ahli media sesuai dengan rentang persentasenya
masing-masing. Angket kemenarikan
Uji ahli materi pengembangan LKPD LKPD mencakup juga penilaian terhadap
bertujuan untuk mendapatkan kemudahaan dalam penggunaan LKPD.
masukan tentang kesesuaian dan Secara umum LKPD ini layak digunakan.
relevansi materi berdasarkan Hasil uji lapangan menunjukkan bahwa
keilmuan.. Hasil penilaian ahli materi LKPD menarik untuk digunakan dalam
dapat dilihat pada tabel berikut: pembelajaran dengan rata-rata persentase
78%. LKPD menjadi menarik karena
Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi disajikan dengan warna yang bervariasi,
gambar-gambar yang digunakan
mendukung pemaparan materi, penyajian
pertanyaan-pertanyaan dapat
mengkonstruksi pemahaman konsep
peserta didik, penyajian materi tematik
dilengkapi dengan kegiatan yang
membimbing peserta didik untuk mencari
dan menemukan konsep sehingga mampu
mengaitkan konsep yang telah
dipahaminya dengan konteks kehidupan
nyata pada akhirnya mendorong peserta
didik untuk dapat menerapkan konsep

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 7


diaplikasikan, mengintegrasikan informasi diterima. Berdasarkan hasil tersebut,
dan keterampilan untuk diprektekkan terdapat perbedaan hasil belajar peserta
dalam kehidupan sehari-hari. . didik sebelum dan sesudah penggunaan
LKPD yang menarik mampu LKPD sebagai bahan ajar tematik terpadu
memotivasi peserta didik dalam belajar. berorientasi active learning.Tingkat
Motivasi merupakan salah satu faktor yang efektivitas penggunaan LKPD pada uji
mempengaruhi keberhasilan suatu lapangan memperlihatkan bahwa LKPD
pembelajaran, dengan adanya motivasi efektif digunakan sebagai bahan ajar
maka peserta didik akan menyadari tematik terpadu berorientasi active
pentingnya belajar untuk memperoleh ilmu learning untuk uji lapangan yang skala
pengetahuan dan keterampilan sehingga ujinya lebih besar, dengan dengan rata-rata
dapat mencapai hasil belajar. LKPD gain sebesar 0,52. Efektivitas LKPD
sebagai bahan ajar tematik terpadu berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat
berorientasi active learning yang pada perbedaan nilai n-Gain antara kelas
dikembangkan menarik bagi peserta didik eksperimen dengan kelas kontrol. Dari
sehingga mampu memotivasi mereka hasil analisis data, nilai n-Gain kelas
dalam belajar. Hal ini didukung oleh eksperimen lebih tinggi daripada kelas
pendapat Mc. Dougall dalam Sagala kontrol. Secara garis besar, hasil ini dapat
(2012: 114) yang mengemukakan bahwa dikatakan bahwa penggunaan LKPD
teknik-teknik yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran efektif meningkatkan
dalam memotivasi peserta didik antara lain penguasaan konsep peserta didik.
(1) menciptakan atau mendatangkan Hasil uji lapangan menunjukkan
pengalaman yang dapat dimengerti peserta bahwa LKPD efektif digunakan sebagai
didik, (2) meyediakan kata kunci, konsep, bahan ajar tematik terpadu berorientasi
model, rumus, dan strategi sebuah active learning dilihat dari peningkatan
masukan, dan (3) meyediakan kesempatan hasil belajar peserta didik dengan rata-rata
peserta didik untuk menunjukkan bahwa gain 0,52. Penggunaan LKPD membuat
mereka tahu. pembelajaran menjadi efektif karena
membantu peserta didik dalam
Efektifitas LKPD memperoleh pengalaman belajar di mana
Rata-rata nilai pretest dan nilai posttest peserta didik dituntut untuk menemukan
peserta didik pada uji lapangan yang telah konsep, berdiskusi, mengemukakan
di analisis dan olah data kemudian diuji pendapat, menguji kemampuan dan
normalitas menggunakan Kolmogorov- pemahamannya melalui pertanyaan-
Smirnov. Hasil uji menunjukkan bahwa pertanyaan dalam LKPD, dan membuat
data berdistribusi normal. Hal tersebut kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran
ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig.(2-tailed) yang telah dilakukan.
untuk rata-rata nilai pretest dan posttest di
SDN 01 Mulya Kencana sebesar 0,470 (di SIMPULAN
atas 0,05) dan 0,758 (di atas 0,05), berarti Simpulan penelitian pengembangan
bahwa Ho diterima. ini adalah Produk yang dihasilkan dalam
Data yang telah terdistribusi normal penelitian ini adalah LKPD tematik
selanjutnya digunakan untuk uji perbedaan terpadu berorientasi Active Learning yang
hasil belajar sebelum dan sesudah ditandai dengan adanya potensi
penggunaan LKPD. Data diuji pengembangan bahan ajar LKPD di Gugus
menggunakan Paired Sample T-Test. IV Diponegoro Mulya Kencana, LKPD
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Sig.(2- layak digunakan sebagai bahan ajar
tailed) untuk pasangan rata-rata nilai tematik terpadu dilihat dari hasil uji
pretest dan posttest besarnya adalah 0,00 kemenarikan LKPD dengan rata-rata
(di bawah 0,05), berarti Ho ditolak dan Ha persentase 78%, LKPD efektif digunakan

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 8


sebagai bahan ajar pembelajaran tematik Teknologi Pendidikan Unila.
terpadu dilihat dari peningkatan hasil Lampung.
belajar peserta didik, dengan kategori
indeks gain sedang, rata-rata nilai n Gain Min, Khon Chon, Abdullah Mad Rasid
kelas eksperimen 0,52 > kelas kontrol dan Mohd Ibrahim Nazri, 2012.
0,39. Teacher’ Understanding and
Practice towards themtic approach
DAFTAR RUJUKAN in Teaching Integrated Living Skill
(ILS) in Malaysia,International
Ahmadi, Lif Khoiru dan Sofan Amri. journal of Humanities and Social
2014. Pengembangan dan Model Science, 273-281.
Pembelajaran Tematik Integratif.
Jakarta: Prestasi Pustaka. Munasik. 2014. Kemampuan Guru
. Sekolah Dasar dalam Menerapkan
Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran Tematik di
Pembelajaran. Cetakan ke-1. Sekolah.Pangkal pinang :
Jakarta: PT Rineka Cipta. Universitas TerbukaSukmadinata,
Nana S. 2007. Landasan Psikologi
Chepkorir Bitok, Ester,Betty Tonui, Proses Pendidikan. Remaja
Philomena Chepsiror. 2014. Rosdakarya. Bandung.
Resource Capacities Supporting
Thematic Approach in Teaching Prastowo, Andi. 2012. Pengembangan
ECDE Centres in Uasin Gishu bahan ajar tematik. Jogjakarta:
County.International Journal of Diva Press.
Education Learning and
Development, 78-86. Subroto Waspodo Tcipto,Nasution, Wahyu
Sukartiningsih, 2014 Development of
Jensen, Jamie L Tyler A. Kummer, and Competence Balance Oriented
Patricia D.d. M. Godoy, 2014 Integrative Thematic Learning Tools
Improvements from a Flipped to Foster Critical Thinking Skill and
Classroom May Simply Be the Fruits Positive Characterof Elementary
of Active Learning, CBE—Life School Students. International
Sciences Education, 1-12 Journalof Education and Practice,
Jeogolan,2009,PengertianBelajar,htt 275-288.
p://joegolan.wordpress.com/2009/04
/13/pengertian-belajar/ di akses Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
tanggal 18 oktober 2015. Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Machmudah, Ummi. 2008. Active
Learning Dalam Pembelajaran Toman, Ufuk.. 2013. Extended Worksheet
Bahasa Arab. Malang :UIN-Malang Developed According to 5E Model
Press. Based on Constructivist Learning
Aproach. International Journal on
Majid. Abdul. 2014. Penilaian Autentik New Trends in Education and Their
Proses dan Hasil Belajar. PT Implication , 173-183.
Remaja Rosdakarya. Bandung.

Miarso, Yusuf hadi., dan Eko Suyanto.


2011. Kumpulan Materi Kuliah
Mozaik Teknologi Pendidikan. PPSJ

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Page | 9

You might also like