Professional Documents
Culture Documents
Fahminugraha,+1515 Article+Text 5733 1 6 20211022
Fahminugraha,+1515 Article+Text 5733 1 6 20211022
Fahminugraha,+1515 Article+Text 5733 1 6 20211022
P-ISSN: 2528-2921
E-ISSN: 2548-8589
Yunus Abidin, Tita Mulyati, Yeni Yuniarti, Tri Falah Nur Huda
Universitas Pendidikan Indonesia
Corresponding Email: yunusabidin@upi.edu, tita@upi.edu, yeni_yuniarti@upi.edu, trifalah@upi.edu
Abstract
The development of the 21st century has had a major impact on developments in various aspects of life
including economic, social, and educational aspects. In this regard, education in the 21st century is faced
with a number of major challenges, one of which is to develop students who are technologically literate
but also culturally literate. Thus, there is a need for a change to the pattern of learning in Indonesian
education today that further develops high knowledge, understanding, and skills in line with 21st century
technological advances but still ignores core cultural knowledge. In line with this, the first step in
realizing this research is to design a mixed reality (MR)-based folklore learning media to develop students'
learning abilities and cultural literacy. In line with this, the research aims to determine the perspectives
of teachers and elementary school students in West Java on the use of mixed reality in folklore learning.
This research was conducted using a descriptive method. The instruments used to collect data are
observation guidelines, interview guidelines, and questionnaires. The data was processed using
descriptive statistics. Based on the results of the study, it can be stated that the mixed reality media used
in folklore learning in the view of teachers and students in elementary schools in West Java is able to
motivate students to learn and the media developed is considered very good in quality, function, and
benefits.
Keywords:
folklore; media; mixedreality
Abstrak
Perkembangan abad 21 ini telah berdampak besar terhadap perkembangan dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk aspek ekonomi, sosial, dan pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,
pendidikan di abad 21 dihadapkan dengan sejumlah tantangan besar yang salah satunya adalah
membangun para siswa yang literat teknologi tetapi juga literat budaya. Dengan demikian, perlu adanya
sebuah perubahan terhadap pola pembelajaran dalam pendidikan Indonesia saat ini yang lebih
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang tinggi sejalan dengan kemajuan
teknologi abad ke-21 namun masih abai terhadap pengetahuan inti budaya. Sejalan hal tersebut, langkah
awal dalam merealisasikan penelitian ini adalah merancang bangun media pembelajaran folklore berbasis
mixed reality (MR) untuk mengembangkan kemampuan belajar dan literasi budaya siswa. Sejalan dengan
hal tersebut penelitian bertujuan untuk mengetahui perspektif guru dan siswa sekolah dasar di Jawa Barat
terhadap penggunaan mixed reality dalam pembelajaran folklor. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner. Data diolah dengan menggunakan statistika
deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa media mixed reality yang digunakan
dalam pembelajaran folklor dalam pandangan guru dan siswa di sekolah dasar di Jawa Barat mampu
memotivasi siswa belajar dan media yang dikembangkan dinilai sangat baik secara kualitas, fungsi, dan
manfaatnya.
Kata Kunci:
folklor; media; mixedreality
interaksi sosial dalam hal tanggapan dan saran dari guru sebagai
berkomunikasi dan berkolaborasi pengajar dan siswa yang belajar
dengan masyarakat sekitar. Dapat menggunakan media pembelajaran ini.
dipahami bahwa dengan memiliki Responden penelitian ini meliputi 28
keterampilan literasi budaya, seseorang orang guru dan 249 orang siswa SD di
dapat meningkatkan interaksi sosialnya Jawa Barat. Hasil penelitian ini
dan dapat juga meningkatkan dijabarkan sebagai berikut.
pengetahuan terhadap norma yang 1. Perspektif Guru
berlaku di sekitarnya. Untuk mengetahui perspektif guru
Atas dasar berbagai hal di atas, terhadap media MR folklor dilakukan
untuk memulihkan fungsi penting dua jenis cara pengumpulan data yakni
folklor tersebut dikembangkanlah melalui observasi dan wawancara.
media pembelajaran folklor berbasis Observasi merupakan hal pertama yang
teknologi MR. Namun demikian dilakukan peneliti untuk mengamati
kelayakan dan keberterimaan media tingkah laku/sikap guru saat
pembelajaran folklor berbasis MR masih mengoperasikan media MR Folklor.
perlu diuji secara khusus. Oleh sebab Guru terlihat antusias ketika menyimak
itu, penelitian ini memiliki tujuan penjelasan terkait penggunaan media
utama untuk memaparkan perspektif pada awal penelitian. Ketika
guru dan siswa sekolah dasar di Jawa menggunakan media guru tampak
Barat terhadap media pembelajaran serius membaca petunjuk penggunaan
folklor berbasis teknologi MR ditinjau yang berada pada buku. Guru juga
dari aspek kualitas, fungsi, dan tampak senang ketika mendengar
manfaatnya. bahwa aplikasi dapat digunakan secara
B. HASIL DAN PEMBAHASAN offline. Tidak ditemukan masalah yang
Penelitian ini berupaya berarti saat mengoperasikan media ini.
mengungkap perspektif guru dan siswa Media MR Folklor mendapatkan
sekolah dasar di Jawa Barat terhadap respons positif dari sudut pandang guru.
penggunaan media pembelajaran Guru terlihat antusias dan takjub saat
berbasis MR dalam pembelajaran mengoperasikan media MR Folklor.
folklor. Tujuannya yaitu untuk Data secara lengkap tanggapan guru
mendapatkan respons berupa adalah sebagai berikut.
Isi yang dinilai yaitu aspek media mengenal folklor dan literasi budaya
MR Folklor yang memudahkan siswa yang dikandungnya. Hal ini dibuktikan
dalam memahami folklor karena oleh siswa yang menjawab dengan benar
disajikan multimodal mendapatkan ketika mereka menjawab kuis interaktif
skor sebesar 95,58% yang yang ada dalam aplikasi tersebut. Siswa
mengindikasikan bahwa media MR juga menyatakan bahwa mereka senang
folklor memiliki kualitas “Sangat Baik”. dan semangat belajar menggunakan
Ketertarikan siswa terhadap aplikasi MR media MR folklor. Siswa menjawab
memperoleh skor 99,96% yang dilihat bahwa media mudah digunakan dan
dari aspek antara lain: (1) penyajian tidak terdapat kesulitan saat
materi folklor menarik, (2) media menggunakan media karena siswa
membuat siswa senang belajar, (3) hanya diarahkan untuk memilih tombol
media membuat siswa tidak bosan “AR Kamera” dan membuka buku
belajar mengenal folklor, (4) media folklor dan disediakan kotak VR untuk
memotivasi siswa belajar, (5) tombol- menonton video animasi berbasis VR.
tombol navigasi pada aplikasi mudah Musik latar dan dialog pada media juga
digunakan, (6) kejelasan pelafalan audio terbilang cukup nyaring dan membuat
pada aplikasi, (7) desain aplikasi siswa antusias ketika membuka aplikasi.
menarik, (8) komposisi warna nyaman Siswa secara beragam menyebutkan
dilihat, (9) objek 3D muncul. kesan belajar menggunakan media MR
Berdasarkan 9 aspek tersebut, Folklor menyenangkan dan cepat
ketertarikan siswa terhadap aplikasi MR memahami isi folklor.
mendapatkan kualitas “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil penelitian di
Selanjutnya Buku marker yang dilihat atas, dapat dikemukakan bahwa media
dari segi (1) sampul buku menarik, (2) pembelajaran folklor dengan
kualitas kertas buku marker, dan (3) menggunakan teknologi MR telah
marker yang mudah dipindai berhasil menarik minat belajar siswa
mendapatkan skor 95,56 yang dan minat guru menggunakannya
menandakan bahwa aplikasi MR Folklor dalam pembelajaran. Keberhasilan ini
memiliki kualitas “Sangat Baik. sejalan dengan Liu. et al (2007) yang
Persentase rata-rata yang diperoleh mengungkapkan bahwa MR merupakan
sebesar 97,03%, yang diinterpretasikan media yang berbasiskan teknologi
bahwa media pembelajaran secara terbaru yang dapat dieksplorasi sebagai
keseluruhan tergolong “Sangat Baik” media edutainment, menjanjikan
menurut siswa dan layak digunakan potensi untuk merevolusi pembelajaran
meskipun terdapat gangguan yang tidak dan pengajaran, membuat pengalaman
berarti. peserta didik lebih "menarik". Selain itu,
Berdasarkan hasil wawancara yang Barrett. et al (2018) menjelaskan bahwa
dilakukan secara individual terhadap sistem mixed reality (MR) memberikan
beberapa siswa, didapatkan informasi solusi baru karena kemampuannya
berupa tanggapan positif siswa terhadap untuk memelihara kolaborasi dan
media MR Folklor. Siswa menyebutkan interaksi.
bahwa media sangat membantu belajar