Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA

Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

KADAR KANDUNGAN ALKOHOL


YANG MENYEBABKAN KEHARAMAN PADA
MINUMAN PERSPEKTIF IMAM ASY-SYAFI’I DAN
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA NO 10 TAHUN 2018
(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT PENJUAL NIRA DI KECAMATAN
PANTAI CERMIN)

Mitra Ramadhan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Ramadhanmitra333@gmail.com

Abstract
There are people in Pantai Cermin Subdistrict, Serdang Bedagai Regency, who
work as sellers of sap water, this is more or less to meet the needs of making a
living in facing daily life. In Pantai Cermin Subdistrict, Serdang Bedagai
Regency, there are also many palm trees (enau) which are more or less utilized
both from the fruit, leaves and even the juice. Therefore, some people in Pantai
Cermin District have become sellers of sap water to make a living. Of course, in
this case, there are various buyers who buy the sap water because they really like
to drink it, want to buy it, or to quench their thirst. This research method is a
field research (field research). Therefore, after laboratory tests on sap sellers in
Pantai Cermin District, Serdang Bedagai Regency, it was found that three sap
sellers were found, namely Mr. Usman, Buk Yani and Buk Ratna. After the
author conducted laboratory tests, the alcohol content of each juice he sold was
obtained, namely by Mr. Usman the alcohol content of the juice on the first day
was 10.12%, and 19.596% on the second day and 45.54% on the third day.
Meanwhile, in Buk Yani, it was found that the alcohol content of the juice he
sold on the first day was 18.262% and 16,468 on the second day and 25.116%
on the third day. And on Buk Ratna it was found that the alcohol content of the
juice on the first day was 6.762% and 13.8% on the second day and 15,778 on
the third day. Therefore, from Imam Asy-Syafi'i's opinion, the seller of sap in
Pantai Cermin District could become haram because the longer it takes. the sap
water is getting intoxicating. Meanwhile, based on the MUI Fatwa No. 10 of
2018, the sap water is not halal for consumption (illegal).

Keywords: Nira, Imam As- Syafi'i and Fatwa of the Indonesian Ulema Council

Abstrak
Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai ada yang
berprofesi sebagai penjual air nira, hal ini sedikit banyak ialah untuk mencukupi
kebutuhan dalam mencari nafkah dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Di

Vol. 3, No. 3, 2022 21


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai juga terdapat masih


banyak pohon aren (enau) yang sedikit banyak dimanfaatkan baik dari buahnya,
daunnya dan bahkan air niranya. Oleh karenanya beberapa masyarakat
Kecamatan Pantai Cermin ada yang menjadi penjual air nira untuk
menyambung hidupnya. Tentu saja dalam hal ini, ada berbagai pembeli yang
membeli air nira tersebut dikarenakan memang menyukai meminumnya, ingin
membeli saja, atau untuk melepas dahaga. Metode Penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu setelah uji laboratorium
mengenai penjual nira di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
ditemukan tiga orang penjualn nira, yaitu adalah Bapak Usman, Buk Yani dan
Buk Ratna. Setelah penulis melakukan uji laboratorium maka didapatkan kadar
alkohol dari setiap air nira yang dijualnya yaitu dengan Bapak Usman kadar
alkohol air niranya di hari pertama 10,12%, dan 19,596% di hari kedua serta
45,54% di hari ketiga. Sedangkan pada Buk Yani, ditemukan kadar alkohol
pada air nira yang dijualnya di hari pertama 18,262% dan 16,468 di hari kedua
serta 25,116% di hari ketiga. Serta pada Buk Ratna ditemukan kadar alkohol air
niranya di hari pertama 6,762% dan 13,8% di hari kedua serta 15,778 pada hari
ketiga.oleh karenanya dari pendapat Imam Asy-Syafi’i penjual nira di Kecamatan
Pantai Cermin bisa menjadi haram dikarenakan semakin lama air nira semakin
memabukkan. Sedangkan berdasarkan Fatwa MUI No.10 Tahun 2018 maka air
nira tersebut tidak halal dikonsumsi (haram hukumnya).

Kata Kunci: Nira, Imam Asy-Syafi’i dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

A. Pendahuluan

Menjaga akal (aql) termasuk ke dalam 5 hal yang harus dijaga (maqoshid asy-syariah).
Hal ini dikarenakan akal menjadi jurang pemisah antara kita selaku manusia dengan hewan.
Bukan hanya sekedar itu saja, adanya akal ini akan membantu manusia dalam menilai mana
yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang harus
disikapi dan mana yang tidak serta mana yang harus diutamakan (dipikirkan).

Orang yang akalnya rusak maka sulit sekali menerima ilmu pengetahuan ataupun
kebenaran, Di dalam Alqur’an ada pesan tersirat yaitu:

‫وتلك األمثال نضربها للناس وما يعقلها اال العلمون‬

Artinya :’’Dan itu seperti misal-misal (perumpamaan) yang kami buat untuk manusia
dan tidak ada yang paham akan hal itu kecuali mereka yang alim (berilmu)’’(Q.s Al
Angkabut :43).

Vol. 3, No. 3, 2022 22


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

Kita ketahui bersama bahwasannya dengan menjaga dan memperhatikan apa yang kita
makan dan yang kita minum akan membawa kepada keselamatan tentang kehalalannya.
Tentunya kita memahami bersama dengan kita memilih makanan yang baik akan membawa
kita kepada makanan-makanan yang baik (bernutrisi) dan membawa kepada energi yang cukup.
Makanan dalam bahasa Al-Qur’an adalah sesuatu yang dimakan atau di cicipi. Oleh sebab itu
kata kerja makan dan minum dianggap perbuatan yang sama.1 Pada dasar nya segala sesuatu
yang ada dibumi ini halal untuk dimakan, Baik yang dihasilkan oleh alam maupun diolah
manusia seperti yang termaktub di dalam Al-Quran:

‫ والتقو هللا الذي انتم به مؤمنون‬,‫وكلوا مما رزقكم هللا حالل طيبا‬

Artinya :Dan bagi kamu makanlah apa yang Allah berikan rizki kepadamu yang halal
lagi baik, serta kamu sekalian bertakwalah kepada Allah yang kamu semua beriman
kepadanya.’’ (QS. Al-Maidah: 88).2

Dalam memahami ayat tersebut kita dapatkan bahwasannya harus ada standar dalam
mengkonsumsi makanan yaitu ialah ‘’halal’’ dan ‘’thoyyib.’’ Tentu kita ketahui bersama ada
hal-hal negatif juga yang terdapat pada makanan, bahwasannya makanan juga bisa memiliki
pengaruh yang buruk terhadap kita selaku manusia. Adanya hal-hal negatif yang terdapat pada
makanan membuat hal-hal buruk juga terjadi pada manusia.

Disisi lain juga ada pada minuman yang buruk yang bisa memberikan efek yang tidak
bagus juga pada manusia. Efek-efek ini memberikan hal-hal yang negatif seperti kerusakan pada
tubuh dan juga kerusakan pada pikiran. Perlu diketahui bersama juga, alkohol juga memiliki
pembagian yaitu alkohol yang di buat di pabrik atau bisa disebut dengan sintesis dan juga ada
alkohol yang terbuat dari hasil fermentasi. Khamar merupakan sebuah minuman yang memiliki
efek samping menutup ataupun menghalangi serta bisa membeikan pengaruh pikiran
seseorang yang sehat menjadi pikiran yang buruk. Minuman tersebut terbuat dari buah buahan

1
M. Qurais Shihab, wawasan Al-Qur’an, cet II (Bandung : Mizan,1996), h. 72
2
Departemen Agama RI, Al-quran dan terjemahnya (Jakarta : Yayasan penyelenggaran
panterjemahpenafsir Al-quran), 2009.
Vol. 3, No. 3, 2022 23
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

baik dimasak maupun tidak. Dan kalau saat ini minuman itu dikenal dengan sebutan wiski,
wine, dan lain lain.3

Jumhur Ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwasannya apa saja yang mengandung
unsur memabukkan adalah khamar, sekalipun hal tersebut tidak terbuat dari perasan anggur.4
Perlu diketahui bersama minuman khamar sendiri sudah cukup familiar dengan sebuah
minuman berakohol, minuman keras, atau bahkan minuman yang memabukkan dan
minuman tersebut sudah cukup dikenal bahkan sebelum al Quran di turunkan kepada
Rasulullah. Khamar sendiri pada saat itu sudah cukup familiar sebagai sebuah minuman yang
berada dalam sebuah pesta, obat, dan juga minuman yang sudah biasa di minum di masyarakat
jahiliyah. Akan tetapi islam tidak memperkenankan ummat nya untuk mengkonsumsi
minuman yang memabukkan seperti khamar, walaupun hanya sedikit.5 Tujuan nya adalah
untuk melindungi keimanan, Kehidupan, Properti, Dan Pikiran. Karena khamar bisa menjadi
sebab timbulnya dosa dosa besar lainnya.6 Hal ini didasarkan sebagaimana al-Quran
menjelaskan:

‫شي ْٰط ِن‬ َ ْ ‫اب َو‬


ٌ ‫اال ْز َال ُم ِر ْج‬
َّ ‫س ِِّم ْن َع َم ِل ال‬ ُ ‫ص‬ َ ْ ‫يااَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْْٓوا اِنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َو‬
َ ‫اال ْن‬
َ‫اجتَنِبُ ْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬
ْ َ‫ف‬

Artinya :’’Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamar, berjudi,


berkurban untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah merupakan sebuah
perbuatan yang sangat keji dan sudah termasuk ke dalam perbuatan setan. Oleh karena
itu jauhilah perbuatan tersebut agar kamu beruntung.’’(QS. Al-Maidah: 90).

َ‫ار ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُموا َما تَقُولُون‬ ُ ‫ص َالةَ َوأَ ْنت ُ ْم‬
َ ‫س َك‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َال تَ ْق َربُوا ال‬

Artinya:’’Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sembahyang (sholat) dalam


keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.’’(QS. An-Nisa: 43).

3
Fahad salim bahamman,Fiqh Modrn Praktis ( Jakarta: Granmedia,2002), h.145
4
M. Quraish Shihab,Membumikan Alqur’an Jilid 2 (Tanggerang: Lentera Hati, 2006), h.172
5
Yusuf Qardhawi,Al-Halal wal Haram Fil-Islam ter. Abu Sa’id al-Falahi,Halal dan Haram (Jakarta:
Robbani Press,2008), h.75.
6
Wahbah Az Zuhaili, Fiqh Imam Syafii, Ahli Bahasa : Muhammad Afif,Abdul Hafidz ( Jakarta :
Almahira 2010), h.331
Vol. 3, No. 3, 2022 24
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh muslim

‫ب اْ ُم ْس ِك َرأَ ْن يَ ْس ِقيَهُ ِم ْن ِط ْينَ ِة‬ُ ‫شر‬ َ َ‫ع َّز َو َج َّل َع ْهدًا ِل َم ْن ي‬ َ ِ‫ع َل ِّّلل‬
َ ‫ان‬ ِّ ‫ُك ُل ُمسْكر َحرا ُم‬
‫ار‬ ِ ِّ‫ارة ُ أَ ْه ِل الن‬
َ ‫ص‬َ ‫ع‬ ُ ‫ْال َح َبا ِل قَا لُ ْوا َيا َر‬
ُ ‫س ْو َالهللِ َو َما ِط ْينَةُ ا َخ َبا ِل قَا َل َع َر ُق أ ْه ِل النِّا َ ِر ْأو‬

Artinya :’’Semua yang memabukkan adalah haram (dilarang) sesungguhnya Allah azza
wajalla menjanjikan kepada manusia barang siapa yang meminumnya maka Allah akan
memberikan minuman thinatul kabal, maka manusia itu bertanya ‘’Wahai Rasulullah,
apakah thinatul kabal itu ? Rasulullah menjawab keringat penghuni neraka (perasan
keringat penghuni neraka).’’ (H.R Muslim)

Meskipun hal diatas dianggap pasti (Qot’iy) tentang keharamannya namun dikalangan
ulama terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan hakekat minuman keras yang disebut
khamr itu, khususnya antara Imam As-Syafi’i dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut Imam As-Syafi’i di dalam kitab nya Al Umm yang berbunyi :7

‫عيَ ْينَةَ َع ِن‬


ُ ُ‫أخبَ َرنَا سُ ْفيَانُ ْبن‬: ْ ‫ي قَا َل‬ َّ ‫ أَ ْخبَ َرنَاال‬:َ‫سلَ ْي َمانَ قَال‬
ُّ ‫شافِ ِع‬ َّ ‫أَ ْخبَ َرن‬
ُ ‫َاالر ِب ْي ُع ْب ُن‬
ُ ‫ َقا َل َر‬: َ‫ي هللاُ َع ْن َها قَالَت‬
‫س ْو ُل‬ َ ‫ض‬ِ ‫شةَ َر‬ َ ‫اء‬ِ ‫ِالر ْح َم ِن َع ْن َع‬ َ ‫ي ِ َع ْن أَبِ ْي‬
َّ ‫سلَ َمةَ ب ِْن َع ْبد‬ ُّ
ِّ ‫الز ْه ِر‬
‫ب أ َ ْس َك َر َف ُه َو َح َرا ُم‬ٍ ‫ ُك ُّل ش ََرا‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ِ‫هللا‬
Artinya :’’Telah mengabarkan kepada kami Ar-Rabi’ bin Sulaiman, dia berkata ‘’telah
mengabarkan kepada kami Imam Syafi’i dia berkata: Sufyan bin Uyainah telah
mengabarkan kepada kami dari az-Zuhri dan dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari
Aisyah dia berkata, Rasulullah bersabda ‘’Setiap (semua) yang memabukkan adalah
haram.”

Menurut Imam As-Syafi’i segala jenis minuman yang memabukkan dianggap sebagai
khamr tanpa membedakan dari bahan apa minuman tersebut di buat. Selanjutnya ditegaskan
pula bahwa segala jenis minuman yang memabukkan bila diminum banyak akan menjadi
haram begitu juga jika diminum dalam ukuran sedikit.

Berbanding terbalik menurut putusan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 10


Tahun 2018 mengatakan bahwasannya suatu minuman yang haram itu harus diukur dengan
beberapa kriteria, sebagaimana pada pasal ke 3 ayat 3 menjelaskan bahwasannya harus dilihat
dari kadar Alkohol yang terkandung didalamnya yang berbunyi “produk minuman hasil

7
Imam As-Syafi’i, Al Umm Jilid XII (Jakarta: Pustaka Azzam 2015), h. 89
Vol. 3, No. 3, 2022 25
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

fermentasi yang mengandung Alkohol / etanol kurang dari 0,5 % hukum nya halal, Jika secara
medis tidak membahayakan.”8 Sejalan dengan pendapat Imam As-Syafi’i, Jika Alkohol
diidentikkan dengan khamr, Maka tidak sedikit obat-obatan dan minuman segar baik
tradisional maupun modrn yang tidak tergolong dalam minuman keras, yang sudah biasa
dikonsumsi oleh Sebagian besar ummat Islam dewasa ini harus dihukumi haram, Kecuali
dalam keadaan darurat.

Dari pemaparan yang telah penyusun sebutkan diatas, Maka dapat diketahui ada
perbedaan pendapat diantara keduanya. Perbedaan pandangan dari ketetapan diatas
didasarkan pada perbedaan dalam memahami konsep khamr yang terdapat dalam metode
ijtihad mereka. Tanpa melihat apa yang melatar belakangi perbedaan tersebut.9

Dalam hal ini minuman yang diambil sebagi contoh adalah air Nira yang di olah dan di
jual oleh masyarakat kec. Pantai Cermin Kab.Serdang Bedagai Sebagaimana telah dibuktikan
oleh para peneliti bahwasanya perlu diketahui bersama, pada air nira terdapat alkohol 0,025%
per 100 ml pada hari pertama dari pengambilan pohon aren.10 Dari keterangan diatas
penyusun tertarik untuk membahas permasalahan ini dengan menarik judul “Kadar Kandungan
Alkohol Yang Menyebabkan Keharaman Pada Minuman Perspektif Imam Asy-Syafi’i Dan Fatwa Mui
No 10 Tahun 2018.”

B. Metode Penelitian

Perlu diketahui bersama bahwasannya penelitian ini merupakan penelitian field


research (lapangan) yang mana merupakan sebuah penelitian kualitatif. Dan perlu diketahui
bersama juga bahwasannya penelitian kualitatif ialah menggambarkan kejadian dan fenomena
yang terjadi di lapangan, memuat sejumlah hal yang terjadi di lapangan. Perlu diketahui
bersama menguraikan kenyataan tentang Kadar Kandungan Alkohol Pada Minuman ( Studi
Kasus Pada Penjual Nira di Kecamatan Pantai Cermin).

8
Putusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Produk Makanan dan Minuman yang mengandung Alkohol
(Jakarta: MUI, 2018).
9
Hasby Al shidiqi, Pengantar Hukum Islam,cet.VI (Jakarta: Bulan Bintang 1980),h.98
10
LP, Juwita, Kadar Alkohol Pada Air Nira (Arenga Pinnata) Berdasarkan Penambahan Susu dan
Tanpa Penambahan Susu, Artikel STIKes Insan Cendekia Medika, 2020.
Vol. 3, No. 3, 2022 26
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

C. Hasil dan Pembahasan

1. Profil Singkat Kecamatan Pantai Cermin

Kecamatan Pantai Cermin terdiri dari 12 Desa, yaitu: (1) Desa Ujung
Rambung, (2) Desa Pantai Cermin Kiri, (3) Desa Pematang Kasih, (4) Desa Sementara,
(5) Desa Lubuk Saban, (6) Desa Naga Kisar, (7) Desa Pantai Cermin Kanan, (8) Desa
Kota Pari, (9) Desa Kuala Lama, (10) Desa Besar II Terjun, (11) Desa Celawan, (12)
Desa Ara Payung. Kecamatan Pantai Cermin merupakan daerah pesisir Pantai Timur
Sumatera dan merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kab. Serdang
Bedagai Prov. Sumatera Utara Luas Wilayah Kecamatan Pantai Cermin sebesar 80.30
KM2 yang terdiri dari 12 Desa dan 81 dusun dengan Ibu kota Kecamatan terletak di
Desa Kuala Lama. Batas wilayah Kecamatan Pantai Cermin sebagai berikut :Sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan, Sebelah Barat berbatasan dengan
Sei Ular Kab. Deli Serdang, sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan.11

Peta Kecamatan Pantai Cermin12

Sedangkan sejarah singkat Kecamatan Pantai Cermin, yaitu pada masa


penjajahan kolonial Belanda dan Jepang, Kecamatan Pantai Cermin adalah daerah
yang termasuk kecamatan yang dijajah. Setelah masa zaman kesultanan ada dua
kesultanan yang terdiri dari Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang. Untuk
menetapkan dan memberikan nama kecamatan, maka sultan telah mengambil dari

11
RENSTRA (Rencana Strategi) Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2021-2026.
12
Sumber Sekretariat Kecamatan Pantai Cermin.
Vol. 3, No. 3, 2022 27
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

keindahan lautnya dan hamparan pasir pantainya, sehingga dalam musyawarah


pada waktu itu diambil dari keindahan pantainya dan keputihan pasirnya seperti
Cermin. Dalam kesepakatan kesultanan maka dinamakan Kecamatan Pantai Cermin
( Lautnya Indah dan Pasirnya bagaikan Cermin ).

Pada waktu itu pemerintahan dipimpin seorang Luhak yang tugasnya


menjalankan pemerintahan kecamatan, karena tugas Luhak sangat besar mencakup
keseluruhan, maka pemerintahan kecamatan dibagi menjadi 12 (Dua Belas) Desa
dimana setiap desa dipimpin oleh seorang kepala kampung (penghulu). 12 (Dua Belas)
Desa yang berada di Kecamatan Pantai Cermin adalah : Desa Ara Payung, Desa
Besar II Terjun, Desa Celawan, Desa Kota Pari, Desa Kuala Lama, Desa Lubuk Saban,
Desa Naga Kisar, Desa Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri, Desa Pematang
Kasih, Desa Sementara, Desa Ujung Rambung.

Setelah dipimpin oleh seorang Luhak, Pimpinan Kecamatan dirubah


menjadi Asisten Wedana ( pengganti dari Luhak ) dan selanjutnya dirubah
kembali menjadi Camat, dengan tugasnya membawahi dan memimpin Kepala
Desa (pengganti dari penghulu). Untuk penjelasan dan penguraian pemimpin yang
terdahulu di Kecamatan Pantai Cermin adalah sebagai berikut : Sewaktu masa
pemimpin Luhak adalah OK. Abdul Hamid ( 1955 – 1960 ) Sewaktu masa asisten
wedana adalah: Tahir Asim ( 1960 – 1964 ), Hasan Fuad ( 1964 – 1968 ). Dan pada
Masa dipimpin Camat Sebelum Pemekaran ( Kab. Deli Serdang ) : Zuhdi (1968-1972),
F.L. Tobing (1971-1974), Mhd. Roni Lubis (1974-1977), Paimin Pronoto (1977-1981),
Drs. Nasrun Ali (1981-1984), Abdul Aziz (1984-1987), Drs. Hadi Karma (1987-1991),
Drs. Arwin Harahap (1991-1994), Zulhidayat, BA (1994-1998), Makmur Sayuti (1998-
2001), Ferry Syahriza (2001-2004), Drs. Muhammad Zein (2004-2006). Sedangkan
semenjak pasca pemekaran menjadi Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu: Drs. Dimas
Kurnianto (2006-2008), Pribadi Perangin-Angin, S.Sos (2008-2011), Ahmad Yasir
Arafat Nasution, S.Sos (2011-2013), Gunawan Jaya Wardhana Hasibuan, S.STP (2013-
2017), Imran Doni Fauzi, SE (2017-2018), Drs. Beny Saragi, MM (2018-2019), Erfin
Fahrurrozi, M.Si (2019-2019), Aminuddin S.Sos (2020-Sekarang).

Vol. 3, No. 3, 2022 28


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

Perlu diketahui bersama bahwasannya Kec. Pantai Cermin terletak di daerah


dataran rendah yang mana posisinya dengan ketinggian 0 s/d 36 Meter di atas
permukaan laut yang juga berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Dan perlu
diketahui juga Pantai Cermin meliputi 12 (Dua Belas) Desa, sebagaimana tercantum di
bawah ini: Desa Ujung Rambung dengan 9 dusun, Desa Pematang Kasih dengan 2
dusun, Desa Sementara dengan 4 dusun, Desa Pantai Cermin Kanan dengan 4 dusun,
Desa Naga Kisar dengan 7 dusun, Desa Pantai Cermin Kiri dengan 5 dusun, Desa
Kuala Lama dengan 9 dusun, Desa Lubuk Saban dengan 5 dusun, Desa Celawan
dengan 12 dusun, Desa Kota Pari dengan 11 dusun, Desa Ara Payung dengan 5 dusun,
Desa Besar II Terjun dengan 8 dusun, dan total semua se-Kecamatan Pantai Cermin
ada 81 dusun.13

2. Kasus Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin

Di Kecamatan Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai sendiri penulis


menemukan beberapa masyarakat yang menjual air nira, hal ini dikarenakan beberapa
daerah atau wilayah di Kecamatan Pantai Cermin masih di jumpai adanya pohon aren
(enau) sebagai salah satu penghasil air nira. Oleh karenanya penulis menemukan
beberapa adanya penjual air nira, yaitu:

1. Pak Usman, 41 tahun dan sudah menikah serta memiliki 2 orang anak yang
merupakan masyarakat yang tinggal di Desa Terjun Kecamatan Pantai Cermin
dan pekerjaannya ialah sebagai penjual air nira. Sudah sekitar 7 tahunan pak
Usman bekerja sebagai penjual air nira, meskipun hal ini terbilang hanya pas-
pasan pendapatannya akan tetapi sebagai penyambung hidup tutur beliau. Pak
Usman menjalani profesi penjual nira dikarenakan hal itu yang bisa dilakukan
Pak Usman untuk menghidupi keluarganya. Pak Usman menjual 1 bungkus air
nira dengan harga Rp. 5000 (Lima Ribu Rupiah). Air nira yang didapatkan oleh
Pak Usman ialah diambil dari pohon aren (enau) milik orang lain yang memang
masih bersekitar di Desa Terjun Kecamatan Pantai Cermin. Dalam hal ini Pak
Usman menjelaskan bahwasannya dia membayar 5 ribu setiap satu liter dari air

13
Pemerintah Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.
Vol. 3, No. 3, 2022 29
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

yang dia dapatkan dari pohon aren (enau) milik masyarakat tersebut. Proses
penampungan air nira yang dilakukan oleh pak Usman rutin beliau lakukan,
dikarenakan hal tersebut juga untuk keberlangsungan penjualannya.14

2. Buk Yani, 38 tahun dan sudah menikah yang merupakan masyarakat yang
tinggal di Desa Sementara Kecamatan Pantai Cermin dan memiliki 2 orang
anak. Beliau menjadi penjual nira ialah untuk membantu suaminya dalam
mencari uang (ekonomi). Hal ini dikarenakan pendapatan suaminya tidak
cukup untuk kebutuhan sehari-hari, suaminya hanya buruh panggilan bangunan
yang selalu tidak tetap dalam mendapatkan uang / pekerjaan. Buk Yani menjual
nira hampir setiap hari dan tidak berjualan ketika ada hal yang memang tidak
bisa ditinggal. Air nira yang didapatkan oleh Buk Yani ialah bersumber dari
pohon aren (enau) milik saudaranya sendiri di Desa yang sama di Desa
Sementara Kecamatan Pantai Cermin. Buk Yani membayar 5 Liter air yang
didapatkan dengan seharga 20 ribu rupiah. Dan Buk Yani menjual 1 botol air
nira dengan seharga Rp. 5.000 (Lima Ribu Rupiah). Berjualan air nira yang
dilakukan Buk Yani sudah selama 4 tahunan.15

3. Buk Ratna, umur 42 tahun dan sudah menikah serta memiliki 1 orang anak
yang merupakan masyarakat yang tinggal Di Desa Ujung Rambung Kecamatan
Pantai Cermin. Beliau merupakan seorang ibu rumah tangga yang membantu
perekonomian keluarga, hal ini dilakukan dikarenakan pendapatan suaminya
tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari yang sebagai buruh bangunan yang
tidak tetap dalam mendapatkan penghasilan. Buk Ratna sudah menjadi penjual
nira sekitar 5 tahunan, Buk Ratna tidak begitu rutin menjual air nira, dia hanya
rutin pada hari Sabtu dan Minggu hal ini dikarenakan itu merupakan waktu
liburan masyarakat tutur beliau. Buk Ratna sendiri mendapatkan air nira dari
pohon aren (enau) bersumber dari pohon arennya sendiri yang ada dibelakang
rumahnya. Suaminya yang membantunya untuk penampungan air nira yang

14
Wawancara dengan Usman, Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin, Pada 14
April 2022, Pukul 14.30 WIB.
15
Wawancara dengan Buk Yani, Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin, Pada
tanggal 16 April 2022, Pukul 10.30 WIB.
Vol. 3, No. 3, 2022 30
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

kemudian hal tersebut yang nantinya dijual oleh Buk Ratna. 1 bungkus air nira
yang dijual oleh buk Ratna ialah seharga Rp. 5.000 (Lima Ribu Rupiah),
sedangkan jika memakai es (dingin) dijual Rp. 7.000 (Tujuh Ribu Rupiah).16

3. Hasil Uji Laboratorium Kandungan Alkohol Pada Air Nira yang Diperjual-
belikan di Kecamatan Pantai Cermin

Dalam melakukan pengujian kadar al-kohol air nira, maka di sini penulis
melakukan uji laboratorium di Universitas Sumatera Utara Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Laboratorium Kimi Organik, hal ini agar hasil dari penelitian
ini semakin akurat dalam memutuskan status hukumnya, terlebih lagi banyak sekali
kasus-kasus kontemporer yang terbantu dengan adanya alat kecanggihan tekhnologi dan
ilmu pengetahuan, maka ditemukan hasilnya yaitu:

16
Wawancara dengan Buk Ratna, Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin, Pada
16 April 2022, Pukul 13.00 WIB.
Vol. 3, No. 3, 2022 31
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

Dari yang sudah dipaparkan di atas, dan sudah di lakukan uji lab, maka dapat
diketahui hasil kadar alkohol para penjual nira di Kecamatan Pantai Cermin Kab.
Serdang Bedagai. Kadar alkphol sebagaimaan tabel pada hasil tersebut juga memiliki
perbedaan dari setiap sampel, itu artinya kadar alkohol di dalam air nira yang dijual
memiliki juga sejumlah perbedaann.

4. Pendapat Imam Asy-Syafi’i Mengenai Kadar Alkohol Air Nira yang Diperjual-
Belikan di Kecamatan Pantai Cermin

Mengenai kadar al-Kohol menurut Perspektif Imam asy-Syafi’i hal ini bisa kita
temukan sebagaimana di dalam kitab-kitab induk maupun kitab-kitab yang bercorak
Syafi’iyyah, adapun penulis temukan yaitu:

Menurut Imam As-Syafi’i di dalam kitab nya Al-Umm yang berbunyi :

‫عيَ ْي َنةَ َع ِن‬


ُ ُ‫أخبَ َرنَا سُ ْفيَانُ ْبن‬:َ
ْ ‫ي قَال‬ َّ ‫ أ َ ْخبَ َرنَاال‬:َ‫سلَ ْي َمانَ قَال‬
ُّ ‫شافِ ِع‬ َّ ‫أَ ْخبَ َرن‬
ُ ُ‫َاالربِ ْي ُع ْبن‬
‫قَا َل‬: َ‫ي هللاُ َع ْن َها قَالَت‬
َ ‫ض‬ِ ‫شةَ َر‬ ِ ‫ِالر ْح َم ِن َع ْن َع‬
َ ‫اء‬ َّ ‫سلَ َمةَ ب ِْن َع ْبد‬ َ ‫ي ِ َع ْن أَبِ ْي‬ ُّ
ِّ ‫الز ْه ِر‬
‫ب أ َ ْس َك َرفَ ُه َو َح َرا ُم‬
ٍ ‫ ُك ُّل ش ََرا‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬
ُ ‫َر‬
Vol. 3, No. 3, 2022 32
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Rabi’ bin Sulaiman dia berkata: telah
mengabarkan kepada kami Imam Asy-Syafi’i dia berkata: telah mengabarkan
kepada kami Sufyan bin Uyainah dari az-Zuhri dari Abu Salamah bin Abdul
Rahman dari Aisyah, radhiyallahu anha dia berkata bahwasannya Rasulullah
bersabda setiap minuman yang memabukkan maka di haram hukumnya. 17

Ada juga pendapat Imam an-Nawawi dalam karyanya kitab al-majmu’ syarah al
muhazzab beliau menjelaskan bahwasannya:

‫الخمر نجسة عندنا وعند مالك وأبي حنيفة وأحمد وسائر العلماء إال ما حكاه‬
‫القاضي أبو الطيب وغيره عن ربيعة شيخ مالك وداود أنهما قال هي طاهرة‬
‫وإن كانت محرمة كالسم الذي هو نبات وكالحشيش المسكر ونقل الشيخ أبو‬
. ‫حامد اإلجماع على نجاستها‬

“Khamr itu najis menurut pendapat kami (Syafi’iyyah), Imam Malik, Imam Abu
Hanifah, Imam Ahmad dan para ulama lainnya, kecuali pendapat yang dilansir
oleh qadhi Abu Thayyib dan lainnya. berdasarkan pendapat Imam Rabi’ah,
guru Imam Malik, dan Imam Daud al-Dzahiri yang menyatakan khamar tidak
najis (suci) walaupun tetap haram, seperti racun dari tumbuhan, seperti hasyisy
yang memabukkan. Dan syaikh Abu Hamid al-Ghazali melansir pendapat
bahwa najisnya khamar merupakan ijma`”

Adapun dalil argument, mengenai khamar (minuman yang memabukkan) yaitu


diantaranya:

‫ياأيها الذين أمنوا إنما الخمر والميسر واألنصب وألزالم رجس من عمل‬
‫الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحون‬

Artinya:’’Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamart, berjudi,


berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah merupakan
perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan tersebut agar kamu beruntung.’’(QS.
Al-Maidah: 90).

17
As-Syafi’i, Al Umm. 2015. Jilid XII. Jakarta: Pustaka Azzam.

Vol. 3, No. 3, 2022 33


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

‫عن نافع عن ابن عمر قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كل مسكر خمر‬
‫وكل مسكرحرام ومن شرب الخمر في الدنيا فمات وهو يدمنها لم يتب لم‬
‫يشربها فى األخراة‬

Artinya:’’Dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwasannya Rasulullah bersabda:


bahwasannya setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar
adalah haram hukumnya dan barangsiapa minum khamar di dunia dan mati
tanpa melakukan taubat maka dia tidak meminumnya di akhirat.’’(HR. Imam
Muslim dan Daruqutni).

Dari penjelasan dari Imam Asy-Syafi’i dan juga di dukung oleh Imam an-
Nawawi, bahwasannya memang Imam asy—Syafi’i mengharamkan khomar akan tetapi
Imam asy-Syafi’i tidak menentukan kadarnya. Tolak ukur yang dijadikan patokan oleh
Imam asy-Syafi’i adalah ‘’sakr’’ atau memabukkan. Sedangkan kadar alkohol dari air
nira yang dijual di Kecamatan Pantai Cermin, yaitu:

1. Bapak Usman, kadar Akohol air niranya di hari pertama sudah mencapai
10,12% dan 19,596% di hari kedua serta 45,54% dihari ketiga. Maka
berdasarkan Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018 tersebut air nira yang dijual Bapak
Usman masuk dalam kategori khamar dan termasuk ke dalam najis dan
hukumnya adalah haram, sedikit ataupun banyak.

2. Buk Yani, kadar alkohol air niranya di hari pertama 16,6882%, dihari kedua
16,882% dan dihari ketiga 23,2765. Maka air nira yang dijual Buk Yani masuk
dalam kategori khamar dan termasuk ke dalam najis dan hukumnya adalah
haram, sedikit ataupun banyak

3. Buk Ratna, kadar alkohol air niranya dihari pertama 6,762% di hari kedua
13,8% dan di hari ketiga 15,778%. Maka air nira penjualananya masuk dalam
kategori khamar dan termasuk ke dalam najis dan hukumnya adalah haram,
sedikit ataupun banyak.

Oleh karenanya itu, air nira yang diperjualbelikan di Kecamatan Pantai


Cermin, bukanlah minuman berbasis industri alkohol (dalam artian memang bukan
dijual dalam bentuk alkohol atau untuk memabukkan). Oleh karenanya sebagaimana
Vol. 3, No. 3, 2022 34
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

penjualan air nira yang dilakukan masyarakat Kecamatan Pantai Cermin yang
dilakukan oleh Pak Usman, Buk Yani dan Buk Ratna, bukanlah khamar. Dalam artian
yang dijual mereka adalah bukanlah air nira yang difermentasikan untuk menjadi
minuman seperti tuak yang memabukkan (bertujuan/mempunyai niat dijadikan
minuman yang memabukkan). Meskipun begitu tetapi dalam penjualan air nira
tersebut bisa menjadi khomar (memabukkan) jika sudah melebihi 3 hari, dikarenakan
kadar air nira sudah mengandung alkohol 15-45 %yang hal itu sudah hampir sama
dengan minuman yang memabukkan seperti bir, wine, vodka, whisky, dan lain
sebagainya.

5. Pendapat Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 10 Tahun 2018 Mengenai Kadar
Alkohol Air Nira yang Diperjual-Belikan Di Kecamatan Pantai Cermin

Sedangkan pada Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) No. 10 Tahun 2018
Tentang Produk Makanan Dan Minuman Yang Megandung Alkohol/Etanol
memfatwakan:

Pertama: (Ketentuan Umum)

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: khamar adalah setiap minuman yang
memabukkan, baik dari anggur maupun yang lainnya, baik dimasak maupun tidak.
Sedangkan pada Alkohol adalah etil alkohol atau etanol, suatu senyawa kimia dengan
rumus (C2H5OH). Di sisi lain bahwasannya minuman beralkohol adalah: 1) Minuman
yang mengandung etanol dan senyawa lainnya, antara lain, metanol, asetaldehida, dan
etil asetat yang dibuat secara fermentasi dengan rekayasa dari berbagai jenis bahan baku
nabati yang mengandung karbohidrat, atau 2) Minuman yang ditambahkan etanol
dan/atau metanol dengan sengaja.

Kedua: (Ketentuan Hukum)

Perlu diketahui bersama bahwasannya dalam Fatwa Majelis Ulama tersebut


minuman alkohol yang masuk ke dalam khamar yaitu jika minuman mengandung
etanol minimal 0,5% dan apabila masuk dalam kategori khomar maka hukumnya najis
dan haram baik banyak maupun sedikit. Di sisi lain adanya penggunaan alkohol/etanol
Vol. 3, No. 3, 2022 35
JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

hasil dari pengindustrian non khamar ataupun bisa dibilang dengan hasil sintesis
kimiawi, atau bahkan fermentasi untuk bahan prodak makanan maka hukumnya
dibolehkan (mubah) hal ini dengan catatan apabila secara medis tidak membahayakan.
Hal ini juga sebagaimana pada produk minuman apabila secara medis ataupun selama
kandungan alkoholnya kurang dari 0,5%.

Di sisi lainnya ialah adanya penggunaan produk-antara (intermediate product)


yang tidak dikonsumsi langsung seperti flavour yang mengandung alkohol/etanol non
khamr untuk bahan produk makanan hukumnya boleh, apabila memang secara medis
terbukti tidak membahayakan. Hal ini juga berlaku jika pada makanan dan dengan
produk akhirnya 0,5%.

Ketiga: (Ketentuan Terkait Produk Minuman yang Mengandung Alkohol)

Pada ketentuan yang ketiga diterangkan dengan sangat jelas bahwasannya


produk minuman yang mengandung kadar khamar maka jelas hukumnya adalah
haram. Dan jelas sekali dalam fatwa Majelis Ulama tersebut jika hasil fermentasi yang
mengandung etanol minimal 0,5% maka hukumnya adalah haram. Hal ini halal jika
kadar hasil fermentasi produk minuman yang kurang dari 0,5% maka hukumnya halal
dan boleh jika tidak membahayakan dan jelas berdasarkan keterangan medis.
Sedangkan pada non hasil fermentasi yang juga mengandung etanol yang juga kurang
dari 0,5% dan bukan berasal dari khamar maka hukumnya boleh atau halal dan tentu
medis menyatakan memang tidak berbahaya.

Keempat:(Ketentuan Terkait Produk Makanan yang Mengandung Alkohol/Etanol)

Pada keempat ini bahwasannya jika ada suatu produk makanan hasil fermentasi
yang juga etanol/alkohol maka hukumnya halal dengan catatan dalam prosesnya tidak
ada menggunakan bahan yang diharamkan dan tentu secara medis tidak berbahaya.
Jika ada penambahan alkohol/etanol non khamar maka hukumnya halal selama
memang dalam prosesnya tidak ada penggunaan bahan yang diharamkan dan tentu
memang pada dasarnya secara medis tidak berbahaya. Jika seperti Vinegar/cuka yang
berasal dari khamar baik terjadi dengan sendirinya maupun adanya hal rekayasa maka

Vol. 3, No. 3, 2022 36


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

hukumnya halal dan susi. Di sisi lain produk makanan yang juga hasil fermentasi susu
berbentuk pasta/padat yang juga mengandung alkohol/etanol adalah halal, selama
dalam prosesnya tidak ada menggunakan bahan yang diharamkan dan tentu secara
medis tidak ada hal-hal yang membahayakan. Sedangkan pada produk makanan yang
jika ditambahkan khamar maka hukumnya adalah haram (dilarang)..

Kelima: (Rekomendasi)

Pada hal ketentuan yang kelima ini dia bersifat rekomendasi, hal ini seperti: (1)
bahwasannya masyarakat dihimbau untuk memilihi makanan dan minuman yang suci
dan tentu jangan memakai atau menggunakan produk minuman yang dilarang (haram)
dan bahkan najis, bahkan bahan-bahan yang terkandung tidak jelas kesuciannya
ataupun kehalalannya, (2) para pelaku usaha agar fatwa Majelis Ulama Indonesia ini
dijadikan pedoman dalam memastikan kesucian dan juga kehalalan baik berupa
makanan ataupun minuman yang diproduksi ataupun diperjualbelikan kepada umat
Islam, (3) para pihak otoritas terkait menjadikan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
sebagai pedoman dalam hal proses sertidikasi halal baik terhadap produk makanan,
obat-obatan, kosmetika dan bahkan minuman.

Keenam: (Ketentuan Penutup)

Pada ketentuan penutup ini, bahwasannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia


mulai berlaku sebagaimana pada tanggal ditetapkannya, dan jika dikemudian hari
ternyata dibutuhkan adanya berbagai macam perbaikan, maka akan diperbaiki dan juga
disempurnakan sebagaimana mestinya. Dan bagi setiap muslim dan pihak-pihak yang
terkait yang memerlukan hal ini dapat mengetahuinya, dan juga menghimbau agar
fatwa ini disebarluaskan bagi pihak-pihak yang berwenang.

Berdasakan Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) No. 10 Tahun 2018


Tentang Produk Makanan Dan Minuman Yang Mengandung Alkohol/Etanol dan
hubungannya dengan penjual nira di Kecamatan Pantai Cermin maka dapat
disimpulkan:

Vol. 3, No. 3, 2022 37


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

1. Bapak Usman, kadar Akohol air niranya di hari pertama sudah mencapai
10,12% dan 19,596% di hari kedua serta 45,54% dihari ketiga. Maka
berdasarkan Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018 tersebut air nira yang dijual Bapak
Usman masuk ke dalam bagian ketiga (ketentuan terkait produk minuman yang
mengandung alkohol) pada Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018 tersebut, yang
intinya adalah haram dikarenakan kadar ketentuannya minimal 0.5 %.
Meskipun air nira tersebut bukanlah hasil fermentasi ataupun bukan berasal
dari khamar.

2. Buk Yani, kadar alkohol air niranya di hari pertama 16,6882%, dihari kedua
16,882% dan dihari ketiga 23,2765. Maka air nira yang dijual Buk Yani masuk
dalam kategori bagian ketiga (ketentuan terkait produk minuman yang
mengandung alkohol) pada Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018 tersebut, yang
intinya adalah haram dikarenakan kadar ketentuannya minimal 0.5 %.
Meskipun air nira tersebut bukanlah hasil fermentasi ataupun bukan berasal
dari khamar.

3. Buk Ratna, kadar alkohol air niranya dihari pertama 6,762% di hari kedua
13,8% dan di hari ketiga 15,778%. Maka air nira penjualananya masuk dalam
kategori bagian ketiga (ketentuan terkait produk minuman yang mengandung
alkohol) pada Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018 tersebut, yang intinya adalah
haram dikarenakan kadar ketentuannya minimal 0.5 %. Meskipun air nira
tersebut bukanlah hasil fermentasi ataupun bukan berasal dari khamar.

D. Penutup

Alkohol adalah sesuatu yang mengandung etanol dan senyawa lainnya, baik dari proses
nabati segala sesuatu yang memang sudah berakohol. Imam asy-Syafi’i tidak ada menjelaskan
mengenai kadar alkohol secara pasti, hanya saja tolok ukur imam asy-Syafi’i adalah ‘’sakr’’ atau
memabukkan. Sedangkan Fatwa MUI menjelaskan bahwasannya kadar alkohol itu minimal 0.5
%. Ditemukan adanya 3 penjual air nira di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai yaitu Bapak Usman, Buk Yani dan Buk Ratna.

Vol. 3, No. 3, 2022 38


JURNAL AKADEMIKA: KAJIAN ILMU-ILMU SOSIAL, HUMANIORA DAN AGAMA
Vol. 3, No. 3 (2022) | ISSN 2087-1201 (Print) 2830-5191 (Online)

DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddiqi, Hasby. 1980. Pengantar Hukum Islam,cet.VI. Jakarta: Bulan Bintang.

As-Syafi’i, Al Umm. 2015. Jilid XII. Jakarta: Pustaka Azzam.

Az-Zuhaili, Wahbah. 2010. Fiqh Imam Syafii, Ahli Bahasa : Muhammad Afif,Abdul Hafidz.
Jakarta : Almahira.

Bahamman, Fahad salim. 2002. Fiqh Modrn Praktis . Jakarta: Granmedia.

Departemen Agama RI. 2009. Al-quran dan terjemahnya. Jakarta : Yayasan penyelenggaran
panterjemahpenafsir Al-quran.

Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) No. 10 Tahun 2018 Tentang Makanan/Minuman yang
mengandung Alkohol/Etanol.

LP, Juwita. 2020. Kadar Alkohol Pada Air Nira (Arenga Pinnata) Berdasarkan Penambahan Susu dan
Tanpa Penambahan Susu, Artikel STIKes Insan Cendekia Medika.

Putusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. 2018. Produk Makanan dan Minuman yang mengandung
Alkohol. Jakarta: MUI.

Qardhawi, Yusuf. 2008. Al-Halal wal Haram Fil-Islam ter. Abu Sa’id al-Falahi,Halal dan Haram.
Jakarta: Robbani Press.

RENSTRA (Rencana Strategi) Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2021-2026.

Sarwat, Ahmad. Seri Fikih Kehidupan. Jakarta:DU Publishing.

Shihab, M. Qurais. 1996. Wawasan Al-Qur’an, cet II. Bandung : Mizan.

Shihab, M. Quraish. 2006. Membumikan Alqur’an Jilid 2. Tanggerang: Lentera Hati.

umber Sekretariat Kecamatan Pantai Cermin.

Wawancara dengan Buk Elin, Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin, Pada
tanggal 16 April 2022, Pukul 10.30 WIB.

Wawancara dengan Buk Ratna, Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin, Pada
16 April 2022, Pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan Pak Andika, Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin, Pada
14 April 2022, Pukul 14.30 WIB.

Vol. 3, No. 3, 2022 39

You might also like