5762 11771 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

BUDAYA KEMISKINAN MASYARAKAT KOTA

(Studi Pada Keluarga Miskin


Di Kelurahan Meranti Pandak Kota Pekanbaru)

Nanik Rachmawati*)

Abstrct : This study aimstoexplain thesocial and economic characteristicsof


poorinsubMerantiPandakonindividualandcommunitylevel, toknow thecharacter ofthe
cultureof povertyof the poorinsub Meranti Pandakatthe individual and the community,
andknowingthe pattern ofadaptationwhichis aculture of poverty, both at the level individual
sand communities.
Intheory, the cultureof povertyis apoorreaction to the irmarginal position withina
class stratifiedsociety, highly individualistic, and characterized bycapitalism.
Culturereflectsaneffort toovercomethe despairandhopelessnesswhich is amanifestationthatit
is impossible to achieve successinlifein accordance with the values and objectives ofthe
wider society.
This research is categorized as descriptive research by conducting observations
and interviews in depth to maintain the integrity of the object being studied. The unit of
analysis and informants of this research are families living in Meranti Pandak village with a
long stay in the top 10 (ten) years, and with different types of work and their relatively small
incomes.
The resultsof this studys howed that there was astrongef fortfromthemto survivein
the current location ofresidence, althoug heve rynowinundated. Although the conditions
that are less mennguntungkan the viewof many, but they feel happy and comfortable because
every moment they canparticipate more or lessaccess to assistance that comes to the
mas”victims of the flood. “ Reflection of the apathyshown by how they survive in the
ircurrentresidence foral waystouched bytheassistance.

Keyword: Poverty, Poverty Culture.

Latar Belakang baru di Indonesia, namun dapat


Kemiskinan adalah persoalan dipastikan akan terus menjadi agenda
mendasar yang menyentuh secara penting. Dalam kurun waktu sepanjang
langsung terhadap kelangsungan dan kurang lebih 10 tahun terakhir ini,
martabat suatu bangsa yang merdeka. persoalan kemiskinan dan berbagai
Kemiskinan bagaimanapun ia program yang diselenggarakan untuk
didefinisikan akan menampilkan sisi-sisi mengatasi masalah kemiskinan menyita
buruk yang menantikan suatu perhatian berbagai kalangan pemerhati
pemecahan. Pembicaraan tentang masalah sosial.
kemiskinan bukan merupakan hal yang Topik-topik yang muncul berkenaan
dengan tema kemiskinan sangat
beragam, dari mulai debat teoritik tentang
*) Alumni Program Magister Sosiologi pendekatan pembangunan, berbagai
Universitas Riau model program dan aspek kinerjanya,

1 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


persoalan teknis yang cukup rumit maupun di pedesaan merupakan
tentang penentu garis kemiskinan hingga pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi
persoalan penerapan program dan kita semua yang harus sesegera mungkin
penyimpangan yang terjadi di lapangan. dicarikan jalan keluar yang
Angka resmi yang dikeluarkan baik.Pemenuhan kebutuhan pangan yang
pemerintah Indonesia mengenai angka layak dan memenuhi persyaratan gizi
kemiskinan, dapat dilihat prestasi yang masih menjadi persoalan bagi masyarakat
mengesankan dalam penurunan angka miskin. Rendahnya kemampuan daya
absolut penduduk miskin selama dua beli juga merupakan persoalan bagi
dekade terakhir. Angka-angka yang masyarakat miskin (Basuki,2008: 63)
disajikan tersebut tidak terlepas dari Berdasarkan beban persoalan yang
telaah kritis secara metodologis tentang dihadapi, ketidakmampuan masyarakat
pengukuran konsep kemiskinan dan dalam mencukupi kebutuhan makanan
dimensi kualitatif dari kesejahteraan minimum terutama dihadapi oleh sekitar
masyarakat (Bambang,1997 : 373). 8,9 juta jiwa atau 4,39 persen masyarakat
Kemiskinan merupakan masalah miskin yang berada dibawah garis
kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai kemiskinan makanan. Sedangkan dalam
faktor yang saling berkaitan, antara lain: cakupan yang lebih tinggi, permasalahan
tingkat pendapatan, kesehatan, ini juga dihadapi oleh masyarakat miskin
pendidikan, akses terhadap barang dan yang berada dibawah garis kemiskinan
jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi makanan maupun non makanan yang
lingkungan. Mengacu pada strategi berjumlah 37,3 juta jiwa atau 17,4 persen
nasional penanggulangan kemiskinan, pada tahun 2003. Bahkan berdasarkan
kemiskinan merupakan kondisi dimana data yang digunakan MDGs (Millenium
seseorang atau sekelompok orang, laki- Development Goals) dalam indikator
laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak- kelaparan, hampir dua-pertiga dari
hak dasarnya untuk mempertahankan penduduk di Indonesia masih berada
dan mengembangkan kehidupan yang dibawah asupan kalori sebanyak 2100
bermartabat. Definisi tersebut diatas kalori perkapita per hari. Hal ini
beranjak dari pendekatan berbasis hak menunjukkan bahwa permasalahan
yang mengakui bahwa masyarakat kecukupan kalori, disamping menjadi
miskin mempunyai hak-hak dasar yang permasalahan masyarakat miskin,
sama dengan anggota masyarakat ternyata juga dialami oleh kelompok
lainnya (Hans, 2002) masyarakat lainnya yang berpendapatan
Kemiskinan merupakan masalah tidak jauh di atas garis kemiskinan.
besar di Indonesia, terlebih sejak Daerah perkotaan memunculkan isu
terjadinya krisis moneter pada kemiskinan yang semakin
pertengahan tahun 1997. Sebelum itu, berkembang.Hasil analisis dari Litbang
tahun 2006, PBB melaporkan Indonesia Media Group menyajikan fenomena
menempati peringkat 110 negara yang menarik untuk disimak.Analisis ini
termiskin dari 177 negara di dunia, atau memperlihatkan perkembangan antara
terburuk di Asia Tenggara setelah daerah perkotaan dan pedesaan.Telaah
Kamboja. Kemiskinan, baik di perkotaan mengikuti garis kemiskinan diungkapkan

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 2


menurut perkapita (Rupiah) per-bulan Hak-hak dasar yang diakui secara umum
dengan sandaran pada makanan dan meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan,
bukan makanan.Persoalan kemiskinan kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
sangat mengemuka khususnya yang perumahan, air bersih, pertanahan,
berhubungan dengan struktur ekonomi sumberdaya alam, dan lingkungan hidup,
(Ashaluddin, 2007 : 27). rasa aman dari perlakuan dan ancaman
Kemiskinan di perkotaan sepertinya tindak kekerasan dan hak untuk
selalu ada dan mengiringi setiap derap berpartisipasi dalam kehidupan sosial-
langkah pembangunan perkotaan di politik, baik bagi perempuan maupun laki-
Indonesia. Kelompok miskin ini biasanya laki (PPPKP, 2004).
berkumpul dan punya ikatan yang kuat Permasalahan kemiskinan lebih
untuk saling membantu satu dengan yang kompleks dari sekadar persoalan angka.
lain, dengan cara apapun dan biasanya Kita tentu mengakui pentingnya angka
mereka mampu menempati ruang yang statistik untuk menunjukkan arah
sempit, berdesakan, dan hidup dengan perkembangan dan kemajuan
segala aturan yang mereka buat demi masyarakat secara nasional. Angka-
kelangsungan hidup mereka bersama angka statistik tentang kemiskinan,
kelompoknya. Angka kemiskinan di misalnya, bisa menunjukkan perpindahan
Indonesia pada tahun 2005 adalah sejumlah penduduk dalam kategori miskin
36.802.100 jiwa (16,69%), tahun 2006 ke tidak miskin; dari miskin ke hampir
39.295.300 jiwa (17,75), serta pada tahu tidak miskin; atau dari tidak miskin ke
2007 adalah sebesar 37.168.300 miskin; dan begitu seterusnya. Ukuran-
(16,58%). Kondisi yang kurang ukuran statistik semacam itu jelas masih
menguntungkan, karena kisaran diperlukan karena lewat itulah,
angkanya tidak begitu jauh terpaut dari keberhasilan atau kegagalan sebuah
tahun ke tahun (BPS, 2007). kebijakan dapat diukur. Tetapi, yang lebih
Kemiskinan bukan hanya karena fundamental adalah realitas apa
ketidakmampuan si miskin untuk sesungguhnya di balik angka-angka
mengakses sumber-sumber ekonomi, statistik tersebut. Di situlah
melainkan adanya kapitalisme yang sesungguhnya angka-angka statistik
mendera mereka.Kapitalisme yang dalam melihat persoalan kemiskinan
dimaksud adalah dibatasinya kesempatan harus dikonfirmasi kembali kebenarannya
mereka untuk bisa mengakses sumber- dalam tataran empiris. Pada titik inilah,
sumber ekonomi oleh adanya kebijakan- kajian tentang kemiskinan dari sudut
kebijakan yang tidak memihak kepada manusia sebagai subjek menjadi penting
mereka.Kebijakan yang mementingkan dilakukan, terutama bertujuan untuk
industri dan mengabaikan kaum menjelaskan dan memberikan
miskin.Kemiskinan tidak lagi di pahami pemahaman mengenai proses dari hari
hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, ke hari yang sebenarnya terjadi dalam
tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak masyarakat. Maka perlu ada pendekatan
dasar dan perbedaan perlakuan bagi sosial-budaya dalam melihat kemiskinan
seseorang atau sekelompok orang dalam (Suria, 2002)
menjalani kehidupan secara bermartabat. Kemiskinan yang diderita, sekali lagi

3 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


tidak hanya kemiskinan secara ekonomi, cukup lamban.
melainkan juga secara budaya, seperti Fenomena budaya kemiskinan ini
kurangnya keterampilan, kelemahan terjadi pada setiap kelompok miskin.
moral, kecemasan, serta apatis.Sikap Terdapat pola-pola serta ciri khusus yang
apatis tersebut diwujudkan dengan membuat mereka bisa bertahan dalam
keengganan mengintegrasikan diri kondisi yang menurut banyak orang
mereka kedalam lembaga-lembaga tidaklah menguntungkan. Artinya,
utama dalam masyarakat.Dalam level berbicara kemiskinan tidak hanya
individu, struktur pribadinya lemah berbicara kelangkaan sumber daya
dikarenakan terjadi pengikisan rasa ekonomi atau materi, tidak hanya bicara
optimis dengan mengkonsepsikan diri dominasi sumber-sumber finansial oleh
mereka sebagai seseorang yang tidak golongan tertentu, tetapi ada budaya dan
berharga, tidak berdaya, dan rendah kebiasaan yang mereka anut sendiri
diri.Mereka hidup dalam garis batas bersama kelompoknya.
kemiskinan.Menyadari hal itu, mereka Persentase penduduk miskin di
kemudian bergantung kepada struktur provinsi Riau dari hasil penelitian kerja
sosial yang telah terbentuk agar mereka sama Badan Penelitian dan
terlindung dari jatuh miskin.Mereka Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau
mempunyai kekhawatiran yang dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
mendalam apabila struktur sosial yang Riau pada tahun 2004 sebesar 22,19
telah mapan dalam komunitas mereka persen. Masih banyak ditemui mereka
mengalami perubahan yang berarti, yang hidup dibawah garis kemiskinan
perubahan tersebut dapat menimbulkan dengan rendahnya kualitas sumber daya
kemungkinan-kemungkinan terjadinya manusia (SDM), terdapat 50 persen yang
ketidakstabilan dalam struktur yang dapat tidak tamat SD, serta terbatasnya
mengakibatkan mereka jatuh infrastruktur, merupakan kondisi nyata
miskin.Mereka sangat menjaga yang ada di provinsi Riau. Dan
keteraturan dalam sistem dan tidak berdasarkan hasil survei pemetaan dan
menginginkan adanya perubahan. pendataan penduduk miskin tahun 2007
Komunitas tersebut tidak bisa yang dilaporkan tahun 2008, jumlah
berkembang dan tetap statis, ataupun penduduk miskin di kota Pekanbaru
mungkin mengalami perkembangan yang tergambar dalam tabel berikut :

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 4


Tabel
Jumlah dan Persentase Penduduk dan Rumah Tangga Miskin
Menurut Hasil Survei Pemetaan dan Pendataan Penduduk Miskin
Provinsi Riau 2007
Tahun 2008

Sumber : Survei Pemetaan dan Pendataan Penduduk Miskin Provinsi Riau 2007

Rumbai pesisir merupakan salah sebagian masyarakat daerah ini masih


satu kecamatan yang ada di kota menjadi sumber penghidupan mereka.
Pekanbaru, dan termasuk kecamatan Kelurahan ini memiliki jumlah
yang mempunyai jumlah penduduk penduduk sebesar 13.293 jiwa, dan
miskin relatif banyak, meskipun tidak terbagi kedalam 13 RW.Sebagian tempat
yang terbanyak. Kemiskinan di pemukiman warga kelurahan ini berada
kecamatan ini menjadi sorotan karena tepat di pinggiran Sungai Siak.Dataran
salah satu kelurahan yang ada di yang rendah, kerap kali membuat mereka
dalamnya termasuk dalam kawasan yang yang ada di wilayah ini menjadi langganan
selalu terendam banjir. Data pemerintah banjir setiap tahunnya.Banjir di wilayah
kota Pekanbaru menyatakan, kelurahan ini bisa sampai tiga kali dalam
Meranti Pandak merupakan salah satu setahunnya.Banyak warga yang sudah
kelurahan yang menjadi langganan banjir, bertahun-tahun mendiami lokasi
bahkan setahunnya sampai tiga kali air tersebut.Ada yang mendiami lokasi
menggenangi rumah-rumah penduduk, tersebut 16 tahun bahkan lebih dari
terutama rumah-rumah yang berada di itu.Selama itu mereka mendiami wilayah
daerah dataran rendah dan berdekatan tersebut, selama kurun waktu itu pula
dengan sungai Siak, sungai yang bagi mengalami kebanjiran.Bahkan, banyak

5 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


dari mereka yang bertahan dengan terjamin. Menurutnya, jika banjir, hampir
kondisi yang sulit menurut penglihatan tiap hari mereka mendapatkan uang
banyak orang. sumbangan minimal Rp. 15.000,- – Rp.
Fenomena sosial yang menarik 20.000,-. Nilai itu belum tentu mereka
perhatian terjadi di kelurahan Meranti dapatkan ketika mereka harus bekerja
Pandak antara lain sikap masyarakat misalnya.Ditambah lagi pasokan
miskin bertahan dengan kondisi makanan dan obat-obatan gratis yang
kebanjiran selama bertahun-tahun, datang dari para donatur yang datang ke
bertahan di rumah di dataran yang lokasi bencana. Mereka mengaku,
rendah, beranjak ke tempat yang lebih makanan dan obat-obatan itu belum tentu
tinggi sambil menunggu air banjir di bisa mereka dapatkan apalagi dengan
rumah mereka surut, serta berlomba- cara membeli. Ketika ada media lokal
lomba untuk selalu mendapatkan bantuan dan nasional datang meliput, biasanya
terutama pada saat-saat air pasang dan mereka akan berani menyampaikan
menggenangi rumah-rumah mereka. keinginan mereka agar ada bantuan untuk
Mereka bertahan dalam kondisi yang mereka yang sedang tertimpa banjir. Hal
berdesakan, terutama saat banjir ini membuat mereka mempunyai harapan
melanda.Mereka rela bertahan apapun besar untuk bisa mendapatkan bantuan
yang terjadi. Usaha maksimal mereka serupa bahkan lebih besar dari
hanya sebatas pindah ke tempat yang sebelumnya.
lebih tinggi, menginap di gudang, bahkan Kenyataan lainnya adalah, meskipun
sampai ke pinggiran jalan raya Yos secara administratif wilayah ini masuk
Sudarso untuk meminta bantuan pada dalam wilayah kota Pekanbaru, namun
setiap pengguna jalan yang melintas, dan menurut pengakuan salah satu ketua RT,
kembali pulang setelah air kembali surut. sebagian dari warga malah enggan
Mereka selalu melakukan hal serupa mengaku sebagai warga kota. Mereka
setiap banjir melanda dan kegiatan seperti lebih senang jika daerahnya di katakan
itulah yang mereka lakukan. Untuk kasus sebagai desa dan mereka senang
kelurahan ini misalnya, pernah di temui mengaku sebagai orang desa saja.Alasan
warga korban banjir yang terang- yang disampaikan mereka sangat
terangan mengakui bahwa ia dan sederhana. Bahwa jika di kota tidak ada
beberapa anggota masyarakat yang ada program IDT (Inpres Desa Tertinggal),
di daerah tersebut merasa tidak ada maka di desa ada IDT (Inpres Desa
persoalan meskipun rumah mereka Tertinggal). Ketika masuk dalam
tergenang banjir untuk beberapa hari. kategori kota, maka mereka akan sedikit
Direndam banjir adalah persoalan rutin sekali mendapatkan bantuan. Tapi kalau
yang mereka hadapi.Satu tahun, warga wilayah mereka termasuk kategori desa
kelurahan ini bisa sampai tiga kali rumah dan itu berarti mereka menjadi warga
mereka terendam banjir. Mereka desa, maka ada program seperti Inpres
mengakui bahwa sisi lain banjir adalah Desa Tertinggal (IDT), sebuah program
berkah untuk mereka, karena dengan yang menurut mereka sarat dengan
banjir besar yang melanda mereka, hidup berbagai macam bantuan yang bisa
mereka dan keluarganya menjadi mereka dapatkan. Tergambar jelas,

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 6


betapa besar harapan yang mereka tertentu.Di luar kendala struktural,
gantungkan pada bantuan yang datang masalah kemiskinan menyangkut sikap
baik dari pihak pemerintah, swasta mental, pola perilaku yang berpangkal
maupun dari pihak-pihak yang lain pada pola pikir yang tak bersenyawa
Komunitas miskin kota seperti yang dengan spirit perubahan, kemajuan, dan
tergambar pada warga korban banjir peningkatan status serta kualitas
yang ada di kelurahan Meranti Pandak kehidupan.
dengan pola hidup yang mereka miliki, Masyarakat miskin memiliki
bahkan sampai dipertahankan oleh karakteristik dan nilai-nilai budaya yang
komunitas tersebut, terjadi secara terus berbeda dengan orang kebanyakan, yang
menerus dan sudah berlangsung selama kemudian membentuk sub-kultur
bertahun-tahun. Bertahan pada kondisi tersendiri.Jadi, kemiskinan bukan semata
yang menurut pandangan banyak orang bersumber pada kebijakan negara yang
menyulitkan.Sikap apatis merupakan didominasi golongan elite, yang
salah satu ciri dari budaya kemiskinan. melahirkan ketimpangan ekonomi, atau
Beranjak dari fenomena kemiskinan regulasi pemerintah yang tak adil,
di kota inilah, maka tulisan ini mencoba sehingga membuahkan marginalisasi
melihat bagaimana budaya kemiskinan di sosial.Namun kemiskinan juga
kelurahan Meranti Pandak kecamatan merupakan masalah sosial yang
Rumbai Pesisir kota Pekanbaru, yang kompleks, dengan pola adaptasi
difokuskan pada mereka yang selalu penduduknya terhadap kondisi-kondisi
dilanda banjir. Kota Pekanbaru sendiri miskin yang dihadapi. Berdasarkan latar
masih punya beberapa kantong belakang penelitian di atas, maka
kemiskinan “permanen”, karena penelitian ini hendak menjawab;
beberapa daerah yang masuk dalam Bagaimana kondisi sosial ekonomi
kategori miskin adalah daerah yang itu- kelompok miskin di kota dan Bagaimana
itu saja. Dari tahun ke tahun, daerah karakter budaya kemiskinan kelompok
tersebut tetap terkategori daerah miskin, miskin pada tingkat individu dan
dengan kantong-kantong kemiskinan di komunitas di kelurahan tersebut?
wilayah yang sama(AZAM, 2007:6).
Banjir, bagi mereka tidak hanya Lokasi dan Metode Penelitian
dirasakan sebagai bencana semata, tapi
juga merupakan berkah yang luar biasa. 1 Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif
Rumusan Masalah dengan menggunakan pendekatan
Kemiskinan merupakan masalah kualitatif. Dasar pemahaman teoritik
sosial yang sangat kompleks, karena itu adalah fenomenologis, yang mencoba
perlu tinjauan menyeluruh dari berbagai memahami kehidupan manusia dari sisi
sudut pandang.Masalah kemiskinan mereka sendiri dalam kaitannya dengan
bukan sekedar menyangkut kelangkaan situasi-situasi tertentu dan membiarkan
sumber daya ekonomi, ketidakadilan informan memberikan keterangan atau
distribusi aset produktif, atau dominasi gambaran serta persepsinya sendiri
sumber-sumber finansial oleh golongan tentang kemiskinan yang di hadapi, serta

7 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


sikap-sikap bertahan yang mereka cukup sulit mendata jumlah warga yang
lakukan tanpa di pengaruhi oleh siapapun ada di kelurahan Meranti Pandak. Warga
dari luar dirinya. Dengan pendekatan kelurahan Meranti Pandak sering datang
semacam ini, diharapkan hasil penelitian dan pergi kemudian datang kembali untuk
akan mampu memberikan gambaran tinggal lagi di wilayah tersebut. Beberapa
yang lebih mendekati kenyataan. saat ada yang datang melapor, izin untuk
tinggal di wilayah tersebut, namun tidak
2 Lokasi Penelitian lama kemudian pamit untuk pindah ke
Penelitian ini dilaksanakan di tempat lain. Dalam waktu yang tidak
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan terlalu lama, mereka menyatakan diri
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru, Riau. ingin lagi tinggal di kelurahan ini. 70 %
Penelitian ini dilakukan pada bulan diantara mereka merupakan para
Februari 2009 dan berakhir pada bulan pendatang seperti yang telah dijelaskan
Mei 2009. sebelumnya, meski tidak semua
pendatang nomaden seperti itu.
Tingkat perpindahan penduduk di
3 Teknik Pengumpulan Data kelurahan ini tergolong besar.
Untuk menghimpun data, maka Berdasarkan data yang diperoleh dari
dipergunakan teknik wawancara kelurahan setempat, hampir setiap bulan
mendalam (indepth interview) dan ada saja penduduk yang datang dan
pengamatan. Data sekunder di dapat pindah.Hal ini jelas sedikit merepotkan
melalui data kependudukan kelurahan dalam penertiban administrasi
Meranti Pandak, serta data-data umum kewargaannya.Namun, sering terjadi,
yang diperoleh dari sumber-sumber aparat desa termasuk ketua RT, ketua
bacaan berupa buku-buku, media massa, RW maupun aparat desa lainnya tidak
situs internet serta media on line. Tidak serta merta menghapus nama-nama
lupa dilakukan studi kepustakaan dari warga yang pindah tersebut. Banyak
buku-buku yang telah terbit maupun diantara mereka bahkan sebagian besar
jurnal on line guna mendukung analisis warga yang pindah tersebut, setelah
yang ada dalam penelitian ini tidak berselang lama pasti akan kembali
datang dan meminta untuk di daftar
kembali menjadi warga di kelurahan
Pembahasan (Analisa Data) tersebut.
Kelurahan Meranti Pandak Umumnya masyarakat kelurahan
merupakan salah satu kelurahan di Meranti Pandak adalah mereka yang
Kecamatan Rumbai Pesisir. Wilayahnya kesehariannya bekerja sebagai buruh,
berbatasan langsung dengan sungai Siak. baik buruh harian di pasar, pabrik karet,
Jumlah penduduk di kelurahan Meranti buruh pelabuhan, maupun buruh harian
Pandak sebanyak 12.611 orang yang untuk sektor pekerjaan yang ada di
tersebar di 13 RW (RW I sampai dengan sekitar wilayah tersebut.Kelurahan ini
RW 13). Menurut informasi yang di memang berbatasan langsung dengan
dapat dari aparat desa setempat pusat kegiatan masyarakat seperti pasar
(sekretaris Lurah Meranti Pandak), bawah dan pelabuhan Pelita

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 8


Pantai.Umumnya mereka masih hidup tempat tinggalnya. Mereka berusaha
dalam keterbatasan ekonomi.Penelitian menyatu dengan semua itu, dan mencoba
ini menetapkan 4 orang responden bertahan serta mengatasi sebisanya
dengan latar belakang pekerjaan yang tanpa pindah ke tempat lain. Titik tekan
berbeda-beda, yaitu nelayan, buruh, “kenyamanan” mereka dimulai dari
petani dan pedagang. mampunya mereka menempati wilayah
Kelurahan Meranti Pandak itu selama bertahun-tahun.
merupakan daerah yang datarannya Tingkat pendidikan sebagian
rendah, tanahnya gambut sehingga ketika masyarakat daerah ini masih rendah.
musim penghujan tiba wilayah ini menjadi Rata-rata mereka mengaku tidak dapat
daerah luapan air yang hampir setia menyekolahkan anaknya lantaran
tahunnya menggenangi rumah-rumah keterbatasan ekonomi. Karena memang,
mereka.Sepanjang waktu mereka selalu secara ekonomi rata-rata mereka yang
dihadapkan pada kondisi seperti itu.Unit pendidikannya rendah adalah mereka
analisis dalam penelitian ini adalah 4 yang berasal dari keluarga kurang
(empat) orang Kepala Keluarga dari mampu. Namun, rendahnya pendidikan
golongan keluarga miskin yang telah ini juga dipengaruhi oleh sikap dan nilai
menetap di Meranti Pandak lebih dari 10 yang diturunkan dari generasi
(sepuluh) tahun, dengan latar belakang sebelumnya, dalam hal ini orang tua.
pekerjaan yang berbeda. Menurut pengakuan yang disampaikan
oleh salah satu ketua RT yang ditemui di
1. Adaptasi Individu Terhadap RW 13, beberapa orang yang
Lingkungan berpendidikan rendah itu akibat larangan
Kelurahan Meranti Pandak sekolah yang datang dari orang tuanya.
merupakan wilayah yang selama ini di Beberapa orang tua yang masih punya
kenal sebagai kantong kemiskinan kota anak usia sekolah, bahkan melarang anak
Pekanbaru. Selain merupakan bagian mereka pergi ke sekolah. Menurutnya,
kota yang masih terlihat kurang tersentuh tanpa sekolahpun, ibu bapaknya tetap
dengan perkembangan kota pada bisa mencari uang untuk mencukupi
umumnya, wilayah ini selalu menjadi kebutuhan mereka secara materi dan
daerah langganan banjir, terkesan kumuh bahkan lebih dari cukup. Potret buram
dan bau. Bau tersebut selain berasal dari lainnya adalah, masih adanya anggota
pabrik karet yang ada di dekat wilayah masyarakat yang mengaku masih sangat
mereka, juga disebabkan oleh bau dari memikirkan perut sehingga tidak sempat
sampah yang dibuang di sembarang lagi jika harus memikirkan hal-hal lain,
tempat. Kebiasaan warga untuk sekolah salah satunya.Rendahnya tingkat
menerima situasi apapun dengan kondisi pendidikan ini mereka di akui sebagai
seperti yang telah digambarkan salah satu penyebab mengapa mereka
sebelumnya seolah memberikan hanya bisa mengakses pekerjaan kasar
gambaran gambaran tersendiri bahwa dengan hasil pas-pasan (seperti pilihan
mereka adalah orang-orang yang benar- untuk menjadi buruh, sopir, maupun
benar pasrah dan nrimo(menerima) pedagang). Jelas ini akan berpengaruh
dengan keadaan terutama lingkungan langsung terhadap pendapatan mereka.

9 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


Diakui atau tidak, tingkat ekonomi yang minder, sangat tergantung dan
rendah akibat pendapatan yang rendah, pasrah.Hal ini tergambar dari keseharian
mengakibatkan seseorang itu tergolong mereka.Ketergantungan di sini
miskin dan cenderung bersikap apatis, tergambar jelas pada kebiasaan mereka
serta memikirkan diri mereka sendiri, yang sangat menggantungkan diri dan
memikirkan bagaimana perut mereka nasibnya pada bantuan.Kemiskinan yang
sekeluarga bisa terisi dan begitu membelit sebagian besar warga di daerah
seterusnya. ini, memang membuat banyak sekali
bantuan yang di berikan ke kelurahan
2. Budaya Kemiskinan Di Tingkat ini.Hal ini dijadikan oleh sebagian warga
Individu dan Komunitas untuk menggantungkan nasib mereka
Memahami kemiskinan, maka perlu demi membantu kelangsungan hidupnya
juga memahami nilai-nilai yang dianut dan keluarganya.
oleh masyarakat miskin tersebut. Seperti Kepasrahan juga tercermin dalam
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa keseharian mereka. Pada akhirnya
kemiskinan menyangkut kultur atau kepasrahan ini mendorong mereka untuk
budaya yang dianut oleh masyarakat beradaptasi dan mencoba berdamai
miskin itu sendiri. Budaya kemiskinan dengan kondisi yang ada. Selama ini,
juga mencoba melihat kehidupan si ketidaknyamanan karena rumah yang
miskin itu sendiri pada tingkat individu. jauh dari layak, lingkungan yang kotor,
Pada tingkat individu, budaya kemiskinan bahkan cenderung kumuh, serta
dicirikan dengan kuatnya perasaan tidak kenyataan bahwa setiap tahun,
berharga, tak berdaya, ketergantungan sepanjang mereka hidup di kelurahan
dan rendah diri, serta pasrah. Mereka Meranti Pandak, sepanjang itulah hidup
hanya mengetahui kesulitan-kesulitan, mereka selama ini dihabiskan, untuk
kondisi setempat, lingkungan tetangga beradaptasi dan menyatu dengan kondisi
dan cara hidup mereka sendiri saja. lingkungan yang ada. Bentuk adaptasi
Mereka berusaha menyesuaikan dengan dilakukan terhadap tempat tinggal,
kondisi yang ada pada mereka saat ini. masyarakat sekitar serta akses yang
Perasaan tidak berharga ini membuat mereka merasa betah, baik itu
tergambar dari sikap-sikap mereka yang akses ekonomi, transportasi maupun
selalu mengikuti saja apapun yang lapangan kerja.
menjadi keputusan bersama.Jarang Budaya kemiskinan di tingkat
diantara orang-orang yang kondisi komunitas juga menimbulkan sebuah
ekonominya lemah ini mampu bentuk sharing poverty (berbagi
menyuarakan aspirasinya.Mereka kemiskinan). Hal ini tergambar dari
merasa tidak pantas menyampaikan bentuk saling berbagi di antara mereka
usulan.Meskipun hal ini tidak selalu ada yang sama-sama berada dalam kondisi
dan terjadi diantara mereka, namun hal kekurangan. Budaya kemiskinan di
ini sering terjadi.Sering mereka meng- tingkat komunitas ditandai dengan
amin-ni segala usulan, meski pada adanya rumah-rumah yang bobrok, penuh
akhirnya membuat mereka kadang tidak sesak dan bergerombol. Tingkat
selalu setuju dengan hasil keputusan pengorganisasian dalam kehidupan di
tersebut.Beberapa diantaranya merasa komunitas seperti ini sangatlah rendah,
Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 10
namun terdapat perasaan komunitas sampah yang juga ada dimana-mana.
diantara lingkungan tetangga. Terdapat Beberapa tempat aliran sungai yang
satu kehidupan yang menyatakan sengaja di buat untuk melancarkan
kedekatan antara warga yang satu jalannya air, tidak lagi berfungsi dengan
dengan yang lain di lingkungan yang baik. Bahkan oleh anak-anak kecil
cenderung padat tersebut. sekitar, beberapa selokan itu dipakai
Kondisi seperti gambaran sekilas di untuk buang air besar. Kondisi seperti ini
atas tidaklah begitu sulit di temui di seolah sudah menjadi bagian dari hidup
Meranti Pandak. Sebagian wilayahnya mereka selama ini. Masyarakat yang
berada di tepian sungai Siak yang sangat berkebudayaan kemiskinan cenderung
rawan dengan banjir dan abrasi. Radius tidakmempedulikan lingkungan, terutama
beberapa meter dari sungai, kondisinya lingkungan tempat tinggal mereka.
tidak jauh berbeda. Mengingat Lingkungan yang kotor, kumuh,
datarannya yang memang rendah, berdesakan antara rumah yang satu
Meranti Pandak merupakan daerah dengan rumah yang lain, tidak lagi
langganan banjir. Masyarakat setempat menjadi bagian yang harus mereka
menyebut banjir ketika debit air sudah pikirkan karena di datu sisi mereka sudah
mulai banyak dan mencapai ketinggian sangat di sibukkan dengan kenyataan
diatas lutut orang dewasa. Namun jika bahwa waktu yang dimiliki hanya untuk
air melimpah dan masih dengan mendapatkan hasil agar di hari itu
ketinggian yang hanya di bawah lutut keluarga mereka bisa makan.
orang dewasa, maka mereka hanya Secara umum, kondisi lingkungan
menyebut kalau air sedang naik. Begitu yang kumuh ini bisa ditemui di lapangan.
biasanya mereka dengan kondisi seperti Lingkungan tempat tinggal warga
itu, sehingga banyak sekali penyesuaian tergolong kotor, saluran air tidak berjalan
yang mereka lakukan. Seperti ketika dengan lancar, terdapat sampah di mana-
banjir sudah mulai datang, mereka mana, terdapat anak-anak kecil yang
dengan serta merta akan menngeluarkan buang hajat di selokan-selokan kecil yang
benen untuk mengungsi ke tempat yang sudah mampet, bahkan air sebagai
lebih tinggi. Di sekitar wilayah tersebut kebutuhan utama sekalipun tidak bersih.
terdapat sebuah gudang, dan biasanya di Air bersih hanya tersedia di beberapa
tempat itulah mereka di izinkan untuk tempat penampungan yang sengaja
mengungsi sementara waktu hingg air dibuatkan oleh pemerintah, setiap RT
surut. Benen merupakan harta yang terdapat satu tempat penampungan air
dimiliki oleh hampir setiap warga Meranti bersih. Namun, tidak semua orang selalu
Pandak. Menurut pengakuan mereka, menggunakan air ini.
hampir seluruh rumah di tempat ini pasti Budaya kemiskinan menunjukkan
punya benen, yang akan mereka pakai bahwa orang-orang yang berada dalam
untuk mengungsi di kala banjir melanda. komunitas yang cenderung miskin,
Pada saat musim penghujan tiba, berpendapatan rendah, akan memiliki
maka akan didapati sebuah lingkungan kualitas hidup yang kurang baik yang di
yang sangat lembab. Genangan air di sebabkan oleh rasa apatis dan tidak peduli
sana sini, di tambah dengan tumpukan terhadap kondisi sekitarnya. Seperti telah

11 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


dijelaskan diatas, mereka terlalu sibuk lingkungan yang kotor. Berbagi
untuk memenuhi segala kebutuhan kemiskinan (Sharing poverty) juga
mereka, bekerja mencari nafkah untuk muncul dalam kehidupan orang-orang
pemenuhan hidup keluarga sehingga tidak yang dililit kemiskinan dan serba
lagi terlalu peduli pada lingkungan kekurangan. Kondisi ini tercermin dari
sekitarnya. kegiatan mereka yang mau berbagi untuk
pendapatan yang sedikit agar rekannya
Kesimpulan juga mendapatkan pendapatan pada hari
Kemiskinan, tidak hanya bisa tersebut. Kemiskinan telah mampu
dipahami dari sisi ekonomi, namun menumbuhkan strategi bertahan
terdapat sisi lain yang kompleks, yang tersendiri, sebuah strategi yang biasa
ketika akan mengentaskan kemiskinan iu dilakukan oleh mereka terlepas dari
sendiri, maka sisi yang kompleks itu harus penilaian baik maupun buruk.
bisa diurai satu per satu. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang berada dalam
kondisi miskin, kekurangan secara Daftar Pustaka :
ekonomi, membuat mereka bersikap Ahmadi, Rulam, 2005, Memahami
pasrah dan apatis, pasrah pada nasib Metode Penelitian Kualitatif Cet. I,
yang mereka terima dan sangat UM Press, Malang
menggantungkan diri dan nasibnya pada
bantuan-bantuan yang datang dari BPS, 2007, Riau Dalam Angka,
berbagai pihak. Kondisi kemiskinan ini Pekanbaru.
telah melahirkan budaya kemiskinan yang
membuat kelompok tersebut bertahan Broom, Leonard and Philip Selznick.
dengan berbagai cara dan pola-pola hidup 1963. Sociology: A Text With
yang mereka anut. Mereka beradaptasi Adapted Readings, Third
dengan berbagai cara untuk bertahan. Edition,New York, Harper & Row
Sikap apatis dan pasrah sangat Publish, Inc.
tergambar dalam kehidupan mereka dan
di tunjukkan dengan bertahan di ——, 1973, Sociology: A Text With
pemukiman yang secara umum tidaklah Adapted Readings, Fitfth
nyaman dengan alasan tidak punya biaya Edition,New York, Harper & Row
untuk pindah.Namun pada kenyataannya, Publish, Inc.
banyak diantaranya yang memanfaatkan
kondisi sulit (banjir) untuk mengais rezeki Cloward, Richard, and Ohlin, E. Lloyd,
berupa bantuan untuk pemenuhan hidup 1969, Delinquency and
mereka yang menurut mereka belum Opportunity ; A Theory of
tentu akan mereka dapatkan ketika Delinquent Gang, The Free Press,
mereka bekerja. New York
Budaya kemiskinan, pada komuniti
Creswell, Jhon. 1994. Research design,
lokal sangat menonjol. Pola adaptasi di
quntitative & qulitatif
tingkat komuniti lokal ini di tandai dengan
approaches. Terjemahan angkatan
adanya rumah-rumah yang bobrok serta
III & IV KIK-UI, KIK Press,

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 12


Jakarta. Development Corporation,
Connecticut.
——, 2002, Research Design
Qualitative & Quantitative Lundberg, dkk., 1968, Sociology Fourth
Approaches Cetakan Kedua, Edition, Harper and Row Publishers,
Terjemahan oleh angkatan IV dan New York
V KIK UI, KIK Press, Jakarta
Manning, Chris & Tadjuddin, 1985,
Daldjoeni, N. 1997.Seluk Beluk Urbanisasi, Pengangguran, Dan
Masyakat Kota (Pusparagam Sektor Informal Di Kota,
Sosiologi Kota Dan Ekologi Diterjemahkan oleh Al. Ghozi
Sosial), Cetakan Usman & Andre Bayo. PT
kelima,Yogyakarta, Alumni/1997/ Gramedia, Jakarta.
Bandung.
Merton, Robert K., 1968, Social Theory
Gilbert, Alan & Josef Gugler. 1996. and Social Structure, The Free
Urbanisasi Dan Kemiskinan Di Press, New York.
Dunia Ketiga, Penerjemah
Anshori. Yogyakarta, Tiara Wacana Moleong, Lexi J., 2001, Metodologi
Yogya. Penelitian Kualitatif, Bandung,
Remaja Rosdakarya
Hossain, M. Shahadad, 2006, Urban
Poverty And Adaptation Of The Nas, P.J.M., 1979, Kota Di Dunia
Poor In Dhakka CityBangladesh, Ketiga (Pengantar Sosiologi
University of New South Wales, Kota Dalam Tiga Bagian), Jakarta,
Sydney. Bhratara Karya Aksara.

Howell, James C. and Arlen Egley, Jr., ——, 1984, Kota Di Dunia Ketiga 2
1995, Gangs in Small Towns and (Pengantar Sosiologi Kota Terdiri
Rural Counties, OJJDP Bulletin, Dari Tiga Bagian), Jakarta,
Edition June 1995, U.S. Department Bhratara Karya Aksara.
of Justice, Office of Justice
Programs, Office of Juvenile Justice Pusat Penelitian Industri dan Perkotaan
and Delinquency Prevention, Universitas Riau, Jurnal Industri
Washington D.C. dan Perkotaan volume XI Nomor
19/Februari 2007, Pekanbaru,
Lincoln, Yvonna & Egon. G. Guba, 1985, UNRI.
Naturalistic Inquiry, Sage
Publications, New Delhi. Raharjo, 1983, Perkembangan Kota
Dan Permasalahannya, PT Bina
Lubans V.A dan J.M Edgar, 1979, Aksara, Yogyakarta.
Policing By Objectives
(Diterjemahkan oleh tim PTIK untuk Ritzer, Goerge & Douglas J. Goodman,
kepentingan internal), Social 2003, Modern sociological Theory

13 Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011


6th edition.Terjemahan Alimandan, Soekanto, Soerjono. 2005.
2005, teori sosiologi modern edisi Sosiologi, suatu pengantar, edisi
keenam, cetakan ketiga. Jakarta, keempat. PT Raja Grafindo Persada,
Predana media. Jakarta,

Rukmana, Deden, 2005, Pedagang Sunarto, Kamanto, 2000. Pengantar


Kaki Lima dan Informalitas Sosiologi Edisi Kedua, Jakarta,
Perkotaan, Kompas, Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
——, 2006, The Spatial Origins Of The
Homeless: How The Homeless Suparlan, Parsudi, 1996,
Vary In Their Geographic Kemiskinan Di Perkotaan, Yayasan
Distribution, Florida State Obor, Jakarta.
University, Florida.
——, 1997, Metode Penelitian
Shaw, Clifford R., and Henry D. Kualitatif, Jakarta, PPSUI.
McKay, 1942, Juvenile Delinquency and
Urban Areas: A study of Rates of ——, 2004. Masyarakat Dan
Delinquency in Relation To Differential Perkotaan : Perspektif Antropologi
Characteristic of Local Communities in Perkotaan, YPKIK,Jakarta.
American Cities, Univ. Chicago Press,
Chicago. Theodorson, 1969, Modern
Dictionary Of Sociology,
Soekanto, Soerjono, 2005.
Sosiologi, suatu pengantar, edisi baru
keempat 1990, cetakan ketigapuluh
delapan.Jakarta, PT RajaGrafindo
Persada.

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 14

You might also like