Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL EKSTRAKURIKULER DI SMA

NEGERI 1 GALING KABUPATEN SAMBAS

Habibul Rasyd, Ahmad Atiq, Fitriana Puspa Hidasari.


Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN
e-mail:Habibulraysid5@gmail.com

Abstract
The problem discussed in this study is How big is the level of futsal basic technical skills in
extracurricular SMA Negeri 1 Galing Sambas Regency. The purpose of this study was to determine
the level of futsal basic technical skills in extracurricular SMA 1 Galing Sambas Regency.
The study was conducted with the method used in this study was a descriptive method, aimed at
knowing the level of futsal basic skills of futsal extracurricular students at SMA Negeri 1 Galing
Sambas Regency. The population in this study were futsal extracurricular students of SMA Negeri 1
Galing Sambas Regency, with a total of 35 students, with a total of 40 students. This research
technique uses tests and measurements, namely tests with a grid measuring instruments measuring
basic skills in playing futsal students. Data analysis using percentages.
The results of the study concluded that the level of futsal basic technical skills in extracurricular SMA
1 Galing Sambas Regency was included in the Fair category. Where the results of the Basic Technical
Skills test playing futsal extracurricular participants futsal SMA 1 Galing Sambas Regency are
presented in the form of frequencies (percent). "good" category: 2 players or (5.71%), "good"
category: 7 players or (20%), "enough" category: 14 players or equal (40%), "less" category: 10
players or (28.57%), and the category of "very poor": 2 players or (5.71%). With these results, the
level of futsal playing skills of futsal extracurricular members at Galing 1 Galing Sambas Regency
was stated as "enough".

Keywords: Basic skills in playing futsal.

PENDAHULUAN dalam pertumbuhan fisik, mental maupun


Olahraga sebagai wujud sebagai bukti sosial.
bahwa manusia tidakan akan lupa dari kodrat Olahraga Futsal menjadi olahraga
dan kebutuhan dalam tercapainya kesehatan dan primadona di penjuru dunia beberapa tahun
kebugaran yang baik Olahraga adalah salah satu belakangan ini. Olahraga yang memang tidak
bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia memandang umur, maupun latar belakang ini
yang diarahkan pada pembentukan watak dan semakin hari semakin berkembang dan
kepribadian. Olahraga banyak dilakukan oleh memiliki penggemar tersendiri. Futsal termasuk
masyarakat, tidak hanya untuk kesehatan, salah satu olahraga sepakbola dengan arena
namun sebagai sarana pendidikan bahkan atau lapangan yang lebih kecil. Bisa bermain
prestasi. Seiring adanya perkembangan dan lapangan indoor ataupun outdoor, siang
kemajuan teknologi, bidang keolahragaan ataupun malam hari. Hal ini sangat menarik
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Untuk karena orang yang tidak punya cukup waktu di
itu perlu dilakukan beberapa upaya pembinaan siang hari untuk bermain futsal dapat
dan pengembangan dibidang keolahragaan, menyalurkan keinginannya bermain futsal pada
yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang malam hari di dalam ruangan yang telah diberi
optimal pada suatu kejuaraan baik ditingkat fasilitas lampu sebagai alat penerangannya.
regional maupun nasional bahkan sampai Bahkan banyak juga kaum wanita yang tertarik
internasional. Sebagai contoh salah satunya dengan olahraga ini. Futsal adalah singkatan
ialah cabang olahraga futsal. Melalui olahraga dari futbol (sepakbola) dan sala (ruangan) dari
ini tidak hanya remaja, bahkan kalangan orang bahasa Spanyol atau futebol (Portugal atau
tuapun dapat menuai banyak manfaat, baik Brazil) dan salon (Prancis). Olahraga ini
membentuk seorang pemain agar selalu siap

1
menerima dan mengumpan bola dengan cepat perbedaanya futsal masing-masing
dalam tekanan pemain lawan. Dengan lapangan beranggotakan lima orang serta mempunyai
sempit, permainan ini menuntut teknik peraturan permainan yang berbeda dengan
penguasaan bola tinggi, kerja sama antar sepakbola. Selain lima pemain utama, setiap
pemain, dan kekompakan tim (Sahda Halim, regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan.
2009). Untuk dapat tercapainya prestasi futsal yang
Olahraga futsal adalah olahraga sepakbola optimal perlu adanya pembinaan. Pembinaan
dalam ruangan yang diciptakan sebagai harus dimulai sejak dini, usia muda sangat
alternatif dari sepakbola lapangan rumput yang menentukan menuju tercapainya mutu prestasi
tidak bisa dilaksanakan lantaran pengaruh salju optimal dalam cabang olahraga futsal. Atlet
di Eropa saat musim dingin. Jika dibandingkan muda yang memeiliki bakat minat berbakat
dengan sepakbola, peraturan di futsal jauh lebih perlu pengolahan dengan proses kepelatihan
kompleks dan ketat. Pemain dilarang secara ilmiah, barulah muncul prestasi atlet
melakukan sliding tackle (menjegal dari semaksimal mungkin pada umur-umur tertentu.
belakang) dan body charge (benturan badan), Selain pembinaan, untuk meningkatkan prestasi
jadi pemain futsal bisa mengeluarkan bermain futsal, banyak faktor yang perlu
kemampuan tekniknya tanpa takut dicederai diperhatikan seperti sarana prasarana,
lawan, tujuannya agar selalu fokus terhadap kemampuan teknis, proses latihan serta
daerah atau wilayahnya sendiri. Sementara motivasi para pemain dalam latihan dan
tugas gelandang yakni mengatur serangan dan pertandingan. Sehingga diharapkan pemain atau
membantu pertahanan, oleh karena itu atlet dapat menghasilkan prestasi yang
gelandang paling memiliki stamina dan teknik maksimal.
individu yang lebih prima. Disisi perbedaan Menurut Justinus Lhaksana (2012) faktor
sepakbola dan futsal begitu terlihat. yang penting dalam pencapaian prestasi futsal
Di olahraga futsal seorang pemain dituntut seseorang adalah penguasaan keterampilan
bisa melakukan sebuah improvisasi dalam permainan dasar futsal yang dimiliki oleh
menghadapi masalah dalam ketika bermain pemain itu sendiri. Bentuk keterampilan
untuk memberikan kontribusi yang lebih baik bermain futsal seperti; teknik dasar mengumpan
dan menghasilkan kememnagan . Jadi secara (passing), teknik dasar menahan bola (control),
spontan pemain harus bisa mengeluarkan teknik dasar lambung (chipping), teknik dasar
tekniknya secara baik dan terarah.. Sehingga menggiring bola (dribbling) dan teknik dasar
pemain yang menguasai teknik dasar futsal menembak bola (shooting). Untuk dapat
akan sangat baik dalam bermain futsal. menguasai keterampilan dasar bermain futsal
Sebelum berkembang menjadi cabang olahraga yang baik dibutuhkan latihan yang rutin dan
yang kedudukannya sejajar dengan lapangan disiplin. Latihan dapat dilakukan dimana saja
rumput, futsal juga ditekuni sebagai sarana dan kapan saja., dengan adanya keterampilan
pengarahan dan pembentukan para pemain yang dimiliki oleh siswa yang mumpuni maka
muda yang ingin berkarir dalam sepakbola akan mengantarkan kemampuan bermain yang
rumput, serta dilakukan untuk menjaga dan lebih hebat dan kooperatif, dari situlah peneliti
melatih kemampuan fisik secara umum dan tertarik dengan keinginan untuk melihat
teknik secara khusus. kemampuan teknik dasar futsal yang di miliki
Futsal merupakan permainan sepakbola oleh setiap peserta didik pada saat mengikuti
ruangan (indoor) dan memiliki ukuran lapangan estrakulikuler, Dengan judul Tingkat
yang lebih kecil dari pada ukuran lapangan keterampilan teknik dasar Futsal Di
sepakbola. Futsal berasal dari bahasa spanyol, Ekstrakurikuler di Sma Negeri 1 Galing
yaitu futbol (sepakbola) dan sala (ruangan), Kabupaten Sambas.
yang jika digabungkan artinya menjadi
“sepakbola dalam ruangan”. Sama halnya METODE
dengan sepakbola, futsal merupakan permainan Agar dapat memperoleh hasil penelitian
bola yang dimainkan oleh dua tim, namun yang sesuai dengan harapan maka diperlukan

2
bentuk penelitian yang tepat pula. Duri andriani integritas peneliti sendiri. Untuk dapat
(2011) “Metode survei merupakan metode memahami makna dan menafsirkan fenomena
pengumpulan data priemer yag banyak dan simbol-simbol interaksi di lokasi penelitian
digunakan dalam bidang penelitian sosial dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan
termasuk penelitian pendidikan”. Sedangkan peneliti terhadap subjek penelitian di lapangan.
Zuldafrial (2010) “Penelitian servey bersifat Dengan keterlibatan dan penghayatan
menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan tersebut peneliti memberikan judgement dalam
secara mengkhusus pada aspek tertentu bila menafsirkan makna yang terkandung di
mana diperlukan studi yang lebih mendalam”. dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa
Metode penelitian adalah salah satu cara peneliti harus menjadi instrumen kunci
penelitian yang dilakukan secara berturut-turut penelitian. Sebagai instrumen kunci, kehadiran
dengan menggunakan alat dan prosedur dan keterlibatan peneliti di lapangan lebih
penelitian. Metode penelitian bertujuan untuk memungkinkan untuk menemukan makna dan
mendapat hasil yang maksimum dalam tafsiran dari subjek penelitian dibandingkan
penelitian, maka dari itu dalam suatu penelitian dengan penggunaan alat nonhuman (seperti
harus ditentukan metode penelitian yang sesuai instrumen angket), sebab dengan demikian
dengan permasalahan dan ruang lingkup peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan
penelitian. Metode Penelitian Sugiyono, (2008) pengecekan kembali pada subjek apabila
adalah cara ilmiah untruk mendapatkan data informasinya kurang atau tidak sesuai dengan
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota
Metode penelitian sangat dibutuhkan (member checks). Sebagai instrumen kunci,
dalam penelitian, dan Moh. Nazir (2005) peneliti menyadari bahwa dirinya merupakan
mengatakan metode penelitian dapat memandu perencana, pengumpul dan penganalisa data,
seorang peneliti tentang urut-urutan dan sekaligus menjadi pelapor dari hasil
bagaimana penelitian dilakukan. Selanjutnya penelitiannya sendiri. Karenanya peneliti harus
metode yang digunakan dalam penelitian ini bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan
adalah metode deskriptif. Metode yang kondisi lapangan. Hubungan baik antara
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode peneliti dan subjek penelitian sebelum, selama
Deskripif, Hadari Nawawi (2006) maupun sesudah memasuki lapangan
mendefinisikan metode “deskriptif dapat merupakan kunci utama dalam keberhasilan
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat
yang diselidiki dengan menjamin kepercayaan dan saling pengertian.
menggambarkan/melukiskan keadaan Tingkat kepercayaan yang tinggi akan
subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, membantu kelancaran proses penelitian,
masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh
berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau denga mudah dan lengkap. Peneliti harus
sebagaimana adanya”. metode deskriptif dalam menghindari kesan-kesan yang merugikan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti
tingkat keterampilan dasar futsal dan kondisi dilapangan diketahui secara terbuka oleh subjek
fisik siswa ekstarkulikuler futsal SMA Negeri 1 penelitian Populasi adalah kesuruhan sumber
Galing. data atau totalitas kelompok subjek, baik
Penelitian kualitatif merupakan manusia, gejala, nilai, benda-benda, atau
pendekatan yang menekankan pada hasil peristiwa. Suharsimi Arikunto (2006),
pengamatan peneliti. Sehingga peran manusia mendefinisikan populasi adalah “keseluruhan
sebagai instrumen penelitian menjadi suatu subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian
keharusan. Bahkan, dalam penelitian kualitatif, ini adalah siswa ekstarkulikuler futsal SMA
posisi peneliti menjadi instrumen kunci (the key Negri 1 Galing yang berjumlah 35 orang siswa.
instrument). Untuk itu, validitas dan reliabilitas Sampel merupakan bagian dari keseluruhan
data kualitatif banyak tergantung pada populasi yang diteliti dan karakteristiknya
ketrampilan metodologis, kepekaan, dan mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2008)

3
sampel merupakan “bagian dari jumlah dan dan sebelum digunakan, maka instruemen
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut harus divalidasi terlebih dahulu”.
tersebut. Bila populasi besar dan penelitian (Wahjoedi, 2000). Suharsimi Arikunto (2006)
tidak mungkin mempelajari semua yang ada mengemukakan bahwa tes adalah latihan serta
pada populasi. Untuk itu sampel yang diambil alat lain yang digunakan untuk mengukur
dari populasi harus betul-betul respentativ keterampilan, pengetahuan inteligensi,
(mewakili)”. Dalam penelitian ini penulis kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
menggunakan teknik sampel sampling jenuh individu atau kelompok. untuk mengumpulkan
“Teknik penentuan sampel bila semua anggota data digunakan instrumen yang telah ada
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Instrumen yang dimaksud adalah Tes Futsal
sering dilakukan bila jumlah populasi relative FIK Jogja yang dikutip dari Tes Keterampilan
kecil, kurang dari 100 orang, atau penelitian bermain futsal (Agus susworo, Saryono dan
yang ingin membuat generalisasi dengan Yudanto 2009).
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota Teknik Analisis Data
populasi dijadikan sampel. Sampel dalam Penelitian ini merupakan penelitian
penelitian ini adalah peserta didik yang deskriptif yang bertujuan memberikan
mengikuti estrakulikuler futsal yang berjumlah gambaran realita yang ada tentang keterampilan
35 siswa bermain futsal siswa SMA Negeri 1 Galing
Teknik pengumpulan data dalam penelitian Kabupaten Sambas yang mengikuti kegiatan
ini menggunakan teknik observasi langsung. ekstrakurikuler futsal. Teknik analisis data yang
Menurut Khomsin. (2008) “observasi langsung digunakan adalah persentase, ini bertujuan
adalah menagadakan pengamatan secara untuk mengumpulkan data, menyajikan data
langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala dan menentukan nilai. Karena instrumen yang
subyek yang di selidiki, baik pengamatan yang digunakan yaitu Tes Futsal FIK Jogja untuk
dilakukan didalam situasi sebenarnya maupun mahasiswa dan umum belum memiliki skala
dilakuakan di dalam situasi buatan khusus penilaian atau pemaknaan maka selanjutnya
diadakan”. dapat dilakukan pemaknaan menggunakan
Alat pengumpul data yang digunakan rumus norma pengkategorian dari B. Syarifudin
dalam penelitian ini adalah tes.Pengertian Tes (2010) yang diajukan dengan mengacu pada
adalah “suatu alat yang di gunakan standar tingkat keterampilan bermain futsal
mengumpulkan informasi atau data tentang yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan
seseorang atau suatu obyek tertentu , terkait kurang sekali. Sehingga di dapatkan norma
dengan pengertian ini, maka alat apapun yang pengkategorian kemampuan keterampilan
digunakan dapat disebut juga dengan instrumen bermain futsal dibawah ini:

Tabel 1 Kategori Kondisi Fisik


No Interval Skor Kondisi Fisik Kategori
1 X ≥ M + 1,5 SD Baik sekali
2 M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Baik
3 M - 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Sedang
4 M - 1,5 SD ≤ X < M - 0,5 SD Kurang
5 X < M - 1,5 SD Kurang sekali
Keterangan:
X : Skor yang diperoleh.
SD : Standar Deviasi.
M : Mean (rata-rata).
Untuk mengetahui jumlah masing-masing Galing Kabupaten Sambas menggunakan rumus
kategori tingkat kondisi tingkat keterampilan presntase dari Suharsimi Arikunto (2003), yaitu
dasar futsal siswa ekstarkurikuler futsal SMA 1 sebagai berikut:

4
Deskripsi data penelitian ini, didasarkan
pada data hasil pengukuran yang diperoleh dari
Keterangan : lapangan. Pada deskripsi data berikut ini
P : presentase yang dicari disajikan informasi data meliputi skor
F : frekuensi maskimal, skor minimal, mean (rata-rata), dan
N : jumlah responden standar deviasi masing-masing data penelitian.
Deskripsi masing masing data penelitian secara
HASIL PENELITIAN DAN rinci sebagai berikut ini:
PEMBAHASAN Keterampilan Teknik Dasar Passing Dalam
Deskripsi Data Penelitian Futsal
Data hasil penelitian tentang Keterampilan Berdasarkan hasil tes yang telah
Teknik Dasar futsal siswa yang mengikuti dilakukan mengenai tingkat Keterampilan
ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 1 Galing Teknik Dasar passing futsal peserta didik putera
Kabupaten Sambas diperoleh dari 3 macam yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal
item tes, tes yang disusun untuk mengukur di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas
Keterampilan Teknik Dasar bermain futsal sebagai subjek penelitian.
meliputi: passing, dribbling, dan shooting. Data umum kemudian dijadikan sebagai
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui acuan untuk menentukan kelas interval yang
tingkat Keterampilan Teknik Dasar bermain dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
futsal peserta ektrakurikuler futsal SMA Negeri frekuensi data berdasarkan hitungan. Hasil
1 Galing Kabupaten Sambas. penelitian memperoleh nilai maksimal 28 kali
dan minimal 20 kali, dangan range 8, Standar
deviasi (SD) 2,146, dan rata-rata 24
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kelas Interval Keterampilan Teknik Dasar Passing Futsal
Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 1 Galing
Kabupaten Sambas
kelas interval Frekuensi Persentase Persentase komulatif
20 - 21 4 11.43% 11.43%
22 - 23 9 25.71% 37.14%
24 - 25 11 31.43% 68.57%
26 - 27 7 20.00% 88.57%
28 - 29 4 11.43% 100%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan perhitungan di atas tingkat ada 7 pemain atau sebesar (20%), dan kelas
keterampilan pasing futsal peserta interval 28-29 ada 4 pemain atau sebesar
ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1 (11,43%). Dengan hasil tersebut, maka
Galing Kabupaten Sambas menunjukkan tingkat keterampilan passing futsal peserta
bahwa pemain yang masuk kelas interval 20- ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1
21: 4 pemain atau sebesar (11,43%), kelas Galing Kabupaten Sambas paling banyak
interval 22-23: 9 pemain atau sebesar pada interval 24-25 kali. Hal ini dapat
(25,71%), kelas interval 24-25 ada 11 pemain diperjelas pada diagram batang di bawah ini:
atau sebesar (31,43%), kelas interval 26-27

5
Gambar 1 Diagram Kategori Keterampilan Teknik Dasar Passing Futsal Peserta
Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas
Keterampilan Teknik Dasar Dribbling dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
Dalam Futsal frekuensi data berdasarkan hitungan. Hasil
Berdasarkan hasil tes yang telah penelitian memperoleh nilai maksimal 43,33
dilakukan mengenai tingkat Keterampilan detik dan minimal 30,8 detik, dangan range 13,
Teknik Dasar dribbling futsal peserta didik Standar deviasi (SD) 3,89, dan rata-rata 35,55
putera yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler detik
futsal di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten
Sambas sebagai subjek penelitian.
Data umum kemudian dijadikan sebagai
acuan untuk menentukan kelas interval yang
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kelas Interval Keterampilan Teknik Dasar Dribbling Futsal
Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten
Sambas
kelas interval Frekuensi Persentase Persentase komulatif
31 - 32 9 25.71% 25.71%
33 - 34 3 8.57% 34.29%
35 - 36 5 14.29% 48.57%
37 - 38 7 20% 68.57%
39 - 40 5 14.29% 82.86%
41 - 43 6 17.14% 100%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan perhitungan di atas tingkat interval 39-40 ada 5 pemain atau sebesar
keterampilan pasing futsal peserta (14,29%) dan kelas interval 41-43 ada 6
ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1 pemain atau sebesar (17,14%). Dengan hasil
Galing Kabupaten Sambas menunjukkan tersebut, maka tingkat keterampilan dribbling
bahwa pemain yang masuk kelas interval 31- futsal peserta ekstrakurikuler futsal di SMA
32 ada 9 pemain atau sebesar (25,71%), kelas Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas paling
interval 33-34 ada 3 pemain atau sebesar banyak pada interval 31-32 detik. Hal ini
(8,57%), kelas interval 35-36 ada 5 pemain dapat diperjelas pada diagram batang di
atau sebesar (14,29%), kelas interval 37-38 bawah ini:
ada 7 pemain atau sebesar (20%), kelas

6
Gambar 2 Diagram Kategori Keterampilan Teknik Dasar Dribbling Futsal Peserta
Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas
Keterampilan Teknik Dasar Shooting Dalam Futsal
Berdasarkan hasil tes yang telah Data umum kemudian dijadikan sebagai
dilakukan mengenai tingkat Keterampilan acuan untuk menentukan kelas interval yang
Teknik Dasar shooting futsal peserta didik dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
putera yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler frekuensi data berdasarkan hitungan. Hasil
futsal di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten penelitian memperoleh nilai maksimal 21 poin
Sambas sebagai subjek penelitian. dan minimal 11 poin, dangan range 10, Standar
deviasi (SD) 1,192, dan rata-rata 15 poin
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kelas Interval Keterampilan Teknik Dasar Shooting Futsal
Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten
Sambas
kelas interval Frekuensi Persentase Persentase komulatif
11 - 12 1 2.86% 2.86%
13 - 14 7 20% 22.86%
15 - 16 14 40% 62.86%
17 - 18 11 31.43% 94.29%
19 - 20 1 2.86% 97.14%
21 - 23 1 2.86% 100%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan perhitungan di atas tingkat interval 19-20 ada 1 pemain atau sebesar
keterampilan pasing futsal peserta (2,86%) dan kelas interval 21-23 ada 1
ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1 pemain atau sebesar (2,86%). Dengan hasil
Galing Kabupaten Sambas menunjukkan tersebut, maka tingkat keterampilan shooting
bahwa pemain yang masuk kelas interval 11- futsal peserta ekstrakurikuler futsal di SMA
12 ada 1 pemain atau sebesar (2,86%), kelas Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas paling
interval 13-14 ada 7 pemain atau sebesar banyak pada interval 15-16 poin. Hal ini
(20%), kelas interval 15-16 ada 14 pemain dapat diperjelas pada diagram batang di
atau sebesar (40%), kelas interval 17-18 ada bawah ini:
11 pemain atau sebesar (31,34%), kelas

7
Gambar 3 Diagram kategori Keterampilan Teknik Dasar Shooting Futsal Peserta
Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas

Keterampilan Teknik Dasar alam Futsal disajikan dalam bentuk tabel distribusi
Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan frekuensi data berdasarkan hitungan. Hasil
mengenai tingkat Keterampilan Teknik dasar penelitian setelah di buat dalam bentuk T-skor
dalam permainan futsal peserta didik putera memperoleh nilai maksimal 189,74 poin dan
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal minimal 108,54 poin, dangan range 18,039
di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas Standar deviasi (SD) 19,54, dan rata-rata 150
sebagai subjek penelitian. poin
Data umum kemudian dijadikan sebagai acuan
untuk menentukan kelas interval yang dapat

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kelas Interval Keterampilan Teknik Dasar Dalam Permainan
Futsal Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 1 Galing
Kabupaten Sambas
Interval Kategori Frekuensi Persentase
X ≤ 179,33 Baik Sekali 2 5.71%
159,77 ≤ X < 179,33 Baik 7 20%
140,23 ≤ X < 159,77 Cukup 14 40%
120,69 ≤ X < 140,23 Kurang 10 28.57%
X ≥ 120,69 Kurang Sekali 2 5.71%
35 100%

Berdasarkan perhitungan di atas tingkat pemain atau sebesar (28,57%), dan kategori
keterampilan pasing futsal peserta kurang sekali ada 2 pemain atau sebesar
ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1 (5,71%). Dengan hasil tersebut, maka tingkat
Galing Kabupaten Sambas menunjukkan keterampilan teknik dasar futsal peserta
bahwa pemain yang masuk kategori baik ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1
sekali ada 2 pemain atau sebesar (5,71%), Galing Kabupaten Sambas paling banyak
kategori baik ada 7 pemain atau sebesar pada kategori cukup ada 14 pemain. Hal ini
(20%), kategori cukup ada 14 pemain atau dapat diperjelas pada diagram batang di
sebesar (40%), kategori kurang ada 10 bawah ini:

8
Gambar 4 Diagram Kategori Keterampilan Teknik Dasar Dalam Permainan Futsal
Peserta Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas

Pembahasan sebesar (40%), kategori “kurang”: 10 pemain


Untuk dapat bermain futsal dengan baik atau sebesar (28,57 %), dan kategori “kurang
seorang pemain harus dibekali dengan sekali”: 2 pemain atau sebesar (5,71%). Dengan
skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya hasil tersebut, maka tingkat keterampilan
sekedar bisa menendang bola tapi juga bermain futsal peserta ekstrakurikuler futsal di
diperlukan keahlian dalam menguasai atau SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas
mengontrol bola (Asmar Jaya, 2008). Sehingga dinyatakan masuk pada kategori “cukup”.
keterampilan teknik dasar bermain futsal sangat Pada hasil penelitian ini siswa yang
dibutuhkan sekali dalam permainan atau berkategori “sangat baik” dan “baik” pada saat
pertandingan futsal. Dapat diambil kesimpulan pengambilan data benar-benar mempunyai
mengenai teknik dasar menurut pendapat di atas kredibilitas permainan yang menonjol diantara
bahwa teknik dasar bermain futsal haruslah rekan-rekannya yang lain. Kemampuan olah
dikuasai setiap pemain futsal untuk bekal dalam bola yang baik menjadi acuan bahwa pemain
setiap pertandingan permainan futsal. tersebut mampu memiliki keterampilan yang
Hasil ukur kemampuan siswa ini juga sama baiknya. Sedangkan anak-anak yang
dipengaruhi bagaimana peserta didik tersebut mendapatkan hasil kurang dan sangat kurang di
dalam menekuni olahraga ini, tingkat disiplin dominasi oleh anak kurang memiliki olah bola
dalam berlatih, keseriusan saat mengikuti yang baik ekstrakurikuler ini atau pun teknik
instruksi pelatih dalam latihan, pola bermain dasarnya masih rendah.
yang berkembang dan jam terbang pada saat Dalam pelaksanaan tes keterampilan futsal
mengikuti kompetisi. Adapun faktor lain yang instrumen tes keterampilan futsal FIK Jogja ada
berpengaruh dengan hasil pengambilan data ini beberapa kategori yang di tes, yakni meliputi
yaitu kesalahan-kesalahan yang dilakukan dribble, passing tanpa berhenti (without
peserta didik pada saat di pos tertentu, controlling) 10 kali kanan atau kiri dengan
misalnya; kontrol dan passing yang buruk, jarak antara titik tendangan dan tembok yakni 2
dribel yang sering bola tertinggal. meter, passing with controlling 10 kanan dan
Hasil tes Keterampilan Teknik Dasar kiri serta shooting 1 kanan dan 1 kiri dengan
bermain futsal peserta ekstrakurikuler futsal jarak antara titik tendangan dan tembok yakni
SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas 2,5 meter. Dari beberapa tes tersebut peserta
disajikan dalam bentuk frekuensi (persen). ekstrakurikuler futsal dituntut untuk cepat
kategori “baik sekali”: 2 pemain atau sebesar menyelesaikan rangkaian tes, sebab nilai
(5,71%), kategori “baik”: 7 pemain atau sebesar terbaik dapat diperoleh dengan waktu tercepat.
(20%), kategori “cukup”: 14 pemain atau Sehingga dapat memungkinkan peserta

9
ekstrakurikuler futsal melakukan tes dengan kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai
cepat tanpa menghiraukan jarak saat manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah
menendang pada dinding atau tembok. yang bisa menimbulkan berbagai perubahan
Selain itu, faktor yang dapat dalam perilaku peserta didik ketika sedang
mempengaruhi hasil tes keterampilan futsal belajar gerak harus diupayakan kehadirannya.
adalah latihan. Latihan merupakan aktivitas Di pihak lain, teori-teori belajar mengajarkan
untuk meningkatkan keterampilan dengan atau mengarahkan kita pada pemahaman
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tentang metode pengajaran yang efektif.
tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Dengan jumlah kehadiran peserta
Tujuan dan sasaran latihan secara garis besar, ekstrakurikuler futsal yang tidak pasti,
antara lain: (1) meningkatkan kualitas fisik sehingga mengakibatkan pelatih kesulitan
dasar secara umum dan menyeluruh, (2) untuk memperhatikan metode pembelajaran
mengembangkan dan meningkatkan potensi gerak yang efektif yang berkaitan dengan
fisik yang khusus, (3) menambah dan peningkatan keterampilan dalam bermain
menyempurnakan teknik, (4) mengembangkan futsal sehingga mempengaruhi tingkat
dan menyempurnakan strategi, teknik, dan pola keterampilan bermain futsal peserta
bermain, serta (5) meningkatkan kualitas dan ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1
kemampuan psikis peserta ekstrakurikuler Galing Kabupaten Sambas.
dalam bertanding. Faktor Pribadi
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Setiap orang merupakan individu
presentase terbesar yaitu sebesar (30%) yang yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik,
masuk dalam kategori baik dan kurang baik mental, emosional, maupun kemampuan-
dengan jumlah peserta 12 siswa. Hal tersebut kemampuannya. Ada ungkapan yang sering
dikarenakan beberapa faktor yang dapat didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa
mempengaruhi tingkat keterampilan bermain si A berbakat besar dalam olahraga beregu, si
futsal peserta ekstrakurikuler futsal. Adapun B berbakat dalam olahragaolahraga individu,
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi yakni: dsb. Demikian juga bahwa seorang anak lebih
(1) Faktor Proses Belajar, (2) Faktor Pribadi, cepat menguasai suatu keterampilan, sedang
(3) Faktor Situasional, dan (4) tingkat anak yang lain memerlukan waktu lebih lama.
kebugaran peserta ekstrakurikuler. Dan semua ini merupakan pertanda bahwa
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat individu memilik ciri, kemampuan, minat,
disebabkan oleh beberapa faktor yang kecenderungan, serta bakat yang berbeda.
mempengaruhi tingkat keterampilan bermain Peserta kegiatan ekstrakurikuler futsal
futsal peserta ekstrakurikuler futsal di SMA di SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas
Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas tahun terdiri dari siswa kelas X dan siswa kelas XI
2019/2020 diantaranya sebagai berikut: dengan adanya perbedaan pribadi antar siswa
Faktor Proses Belajar baik usia, mental, fisik maupun pengalaman
Proses belajar yang baik tentunya lamanya berlatih antara siswa kelas X dan
harus mendukung upaya menjelmakan siswa kelas XI tersebut dapat mempengaruhi
pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan tingkat keterampilan dalam bermain futsal.
memahami berbagai teori belajar akan Faktor Situasional
memberi jalan tentang bagaimana Faktor situasional yang dapat
pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari mempengaruhi kondisi pembelajaran gerak
dari adanya kegiatan pembelajaran adalah adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan
terjadinya perubahan pengetahuan dan yang termasuk dalam faktor situasional itu
perilaku individu peserta pembelajaran. antara lain seperti: tipe tugas yang diberikan,
Dalam pembelajaran gerak, proses peralatan yang diguanakan termasuk media
belajar yang harus diciptakan adalah yang belajar, serta kondisi sekitar dimana
dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang pembelajaran itu dilangsungkan. Faktor-
digariskan oleh teori belajar yang diyakini faktor ini pada pelaksanaannya akan

10
mempengaruhi proses pembelajaran serta bermain futsal peserta ekstrakurikuler futsal di
kondisi pribadi anak, yang kesemuanya SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas
terjalin saling menunjang dan atau sebaliknya. dinyatakan masuk pada kategori “cukup”.
Penggunaan peralatan serta media belajar
misalnya secara langsung atau tidak, tentunya Saran
akan berpengaruh pada minat dan kesungguhan Melihat dari hasil penelitian yang
siswa dalam proses belajar yang pada dilakukan, peneliti ingin memberikan saran-
gilirannya akan juga mempengaruhi saran kepada pihak terkait.
keberhasilan mereka dalam menguasai Pihak Sekolah
keterampilan yang sedang dipelajari. Sarana Kepada pihak sekolah penulis menyarankan
dan prasarana sangat diperlukan dalam setiap untuk menambah perhatiannya terhadap peserta
latihan berlangsung dikarenakan keadaan didiknya yang mengikuti kegiatan
lingkungan sarana dan prasarana merupakan ekstrakurikuler dengan menambahkan sarana
alat yang vital yang dapat memperlancar dan prasarana, pendampingan latihan, serta
latihan. Sarana dan prasarana yang ada di SMA menambah ke ikutsertaan tim ekstrakurikuler
Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas dalam futsal sekolah dalam turnamen futsal yang ada
kegiatan ekstrakurikuler futsal menggunakan di Seluruh Kalimantan Barat. Hal ini dapat
lapangan futsal dari luar lingkungan sekolah. menambah jam terbang siswa dan
Bola yang sedikit membuat proses kegiatan meningkatkan mental Siswa dalam
ekstrakurikuler futsal menjadi kurang pertandingan serta menjadi motivasi siswa
maksimal, Sedangkan cone, pihak sekolah untuk terus meningkatkan kemampuan individu
hanya memiliki beberapa buah dan itu hanya dan kekompakan tim dalam permainan futsal.
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembina/Pelatih Ekstrakurikuler Futsal
Permasalahan tersebut menjadi salah satu faktor Pembina/Pelatih ekstrakurikuler futsal SMA N
yang mempengaruhi keterampilan peserta 1 Galing harus melaksanakan program latihan
ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri 1 Galing sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
Kabupaten Sambas.. Selain itu, Pembina/Pelatih futsal diharapkan
mengenalkan beberapa teknik baru untuk
KESIMPULAN DAN SARAN mengembangkan wawasan dalam melatih,
Kesimpulan mengikuti perkembangan futsal terbaru, dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat terus memotivasi siswa agar lebih disiplin
disimpulkan bahwa Tingkat Keterampilan mengikuti latihan serta mengembangkan bakat
Dasar Futsal Siswa Ekstarkurikuler Futsal yang dimiliki.
SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas Siswa/Pemain
termasuk dalam kategori Cukup. Dimana Hasil Penulis mengharapkan agar siswa giat dalam
tes Keterampilan Teknik Dasar bermain futsal berlatih tidak bermalas malasan dalam
peserta ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 1 mengikuti jadwal dan program latihan yang
Galing Kabupaten Sambas disajikan dalam telah diprogramkan oleh Pembina/Pelatih.
bentuk frekuensi (persen). kategori “baik Kedisplinan dan kesungguhan dalam mengikuti
sekali”: 2 pemain atau sebesar (5,71%), program latihan akan membantu meningkatkan
kategori “baik”: 7 pemain atau sebesar (20%), dan mengembangkan kemampuan individu dan
kategori “cukup”: 14 pemain atau sebesar tim dalam menguasai teknik dasar bermain
(40%), kategori “kurang”: 10 pemain atau futsal
sebesar (28,57 %), dan kategori “kurang
sekali”: 2 pemain atau sebesar (5,71%). Dengan DAFTAR RUJUKAN
hasil tersebut, maka tingkat keterampilan
Agus susworo, Saryono dan Yudanto (2009), Asmar Jaya. (2008). Futsal: Gaya Hidup,
Tes Futsal FIK Jogja. Yogyakarta: FIK Peraturan, dan Tips-tips Permainan.
UNY. Yogyakarta: Pustaka Timur.

11
B. Syarifudin (2010). Panduan TA Sahda Halim. (2009). 1 Hari Pintar Main
Keperawatan dan Kebidanan Dengan Futsal. Yogyakarta: Media Presindo.
SPSS. Yogyakarta: Grafindo Litera Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Media. Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Duri andriani (2011). Metodologi Penelitian. Suharsimi Arikunto. (2003). Penelitian Suatu
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Hadari Nawawi. (2006). Metode Penelitian Cipta
Ilmu-Ilmu Sosial, Gadjah Mada Press, Suharsimi Arikunto. (2006). Penelitian Suatu
Jogyakarta. Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Ismaryati. (2006) Tes dan Pengukuran olah Cipta
raga, Surakarta, UNS Pers. Wahjoedi, 2000, Tes Pengukuran dalam olah
Justinus Lhaksana. (2012). Taktik & Strategi raga. Ujung pandang. PTN Indonesia
Futsal Modern. Jakarta: Penebar Timur.
Swadaya Group. Zuldafrial. (2010). Penelitian Kualitatif.
Moh. Nasir (2005) Metode Penelitian. Jakarta : Pontianak: Pontianak : Stain Pontianak
Ghalia Indonesia. Press.

12

You might also like