Professional Documents
Culture Documents
2748 7975 1 PB
2748 7975 1 PB
2748 7975 1 PB
Abstract
One issue that is still very hotly discussed in the public roar today is the issue of
Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender. LGBT is related to sexual behavior. It
refers to a situation in which the perpetrator has a sexual disorder. This is usually
caused by their association, social constructs and their unawareness of their sexual
identity. Their existence until now is of course very difficult to accept among the
general public, because they are considered a deviation and contrary to the moral
and religious values that exist in society and many have blasphemed the perpetrators
as perpetrators of major sins that need to be punished. In Islam, the LGBT
phenomenon has existed since the time of Prophet Luth, where his people have
committed very perceptive acts, namely channeling sexual lust to the same sex, their
behavior is called sodom. And Islam strictly forbids this, as evidenced by the descent
of the disaster to the people of the Prophet Lut. that time. This Islamic view of LGBT
can be found explicitly in the explanation of the hadith of Raslullah saw. So to
understand this phenomenon, a study of the hadith in question is conducted. The
study of this hadith is carried out to become the basis for addressing the LGBT
phenomenon that is rife in Indonesia. However, to apply the understanding of the
hadith as a whole is certainly not easy to do, because Indonesia is not a country that
makes Islam a system in the state. It has its own point of view regarding the LGBT
phenomenon. Therefore, it is very important to conduct an in-depth study of the
hadiths that talk about LGBT so that this phenomenon can be properly addressed and
resolved, especially in the context of Indonesia which highly respects human rights.
Abstrak
Salah satu isu yang masih sangat hangat diperbincangkan dalam raung
publik saat ini adalah isu tentang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. LGBT
berkaitan dengan perilaku seksual. Ia mengacu kepada keadaan di mana pelakuknya
memilki kelainan seksual. Hal ini biasanya disebabkan oleh pergaulan, konstruk
sosial dan ketidaksadaran mereka terhadap identitas seksual yang dimilikinya.
1
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , Izzaroyyan0312@Gmail.Com
1
2
Eksistensi mereka hingga saat ini tentunya sangat sulit diterima di kalangan
masyarakat secara umum, sebab dianggap sebagai sebuah penyimpangan dan
bertentangan dengan nilai moral dan agama yang ada dalam masyarakat serta tidak
sedikit yang menghujat pelakuknya sebagai pelaku dosa besar yang perlu dihukum.
Dalam Islam, fenomena LGBT telah ada sejak masa Nabi Luth, di mana kaumnya
telah melakukan perbuatan yang sangat tabuh, yaitu menyalurkan nafsu seksual ke
sesame jenis, perilaku mereka disebut sodom. Dan Islam dengan tegas melarang hal
tersebut, terbukti dengan diturunkannya musibah kepada kaum Nabi Luth as. waktu
itu. Pandangan Islam tentang LGBT ini secara eksplisit dapat ditemukan dalam
penjelasan hadis Raslullah saw. Maka untuk memahami fenomena tersebut,
dilakukan kajian terhadap hadis yang dimaksud. Kajian terhadap hadis ini dilakukan
untuk menjadi dasar dalam menyikapi fenomena LGBT yang tengah marak di
Indonesia. Namun, untuk menerapkan pemahaman hadis tersebut secara menyeluruh
tentu tidak mudah dilakukan, sebab Indonesia bukanlah negara yang menjadikan
Islam sebagai sistem dalam bernegara. Ia memiliki sudut pandnagnya sendiri
berkaitan dengan fenomena LGBT. Oleh sebab itu, sangat penting kiranya dilakukan
kajian mendalam tentang hadis-hadis yang berbicara tentang LGBT agar fenomena
ini bisa didudukkan dan diatasi sebagaimana mestinya, utamanya dalam konteks
Indonesai yang snagat menjunjung hak-hak kemanusiaan.
2
Muhammad Rizki Akbar Pratama, 3
M. B. Santoso, M. B., “LGBT
Rahmaini Fahmi dan Fatmawati, “Lesbian,
dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”, Social
Gay, Biseksual dan Transgender: Tinjauan
Work Journal vol. 6, no. 2, 2016, 161.
Teori Psikoseksual, Psikologi Islam Dan
4
Biopsikologi”, Jurnal Psikologi Islami, vol. 4, Pratama, Fahmi dan Fatmawati,
no. 1, Juni 2018, 28. “Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.
4
2 من وجدمتوه يعمل معل قوم لوط فاقتلوا الفاعل واملفعول به •
وط َولَ َع َن ه ُ
اَّلل َم ْن َ ِمع َل َ َمع َل قَ ْو ِم اَّلل َم ْن َ ِمع َل َ َمع َل قَ ْو ِم لُ ٍ
لَ َع َن ه ُ •
3
وط اَّلل َم ْن َ ِمع َل َ َمع َل قَ ْو ِم لُ ٍ لُ ٍ
وط َولَ َع َن ه ُ
اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل الْ ُمت َ َش ِ ِّب َني ِم ْن ِالر َجالِ ول ه ِ
اَّلل َص هَّل ه ُ لَ َع َن َر ُس ُ •
4
ِِبل ِن َسا ِء َوالْ ُمت َ َش ِّبَ ِ
ات ِم ْن ال ِن َسا ِء ِِب ِلر َجالِ
اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل الْ ُم َخنه ِث َني ِم ْن ِالر َجالِ
لَ َع َن النه ِ ُِّب َص هَّل ه ُ •
5
َوالْ ُم َ ََت ِج ََل ِت ِم ْن ال ِن َسا ِء
6 حساق النساء بيهنن زنىسحاق النساء زان بيهنن •
7
الْ َم ْر َأ ِة َوالْ َم ْر َأ َة تَلْبَ ُس ِلبْ َس َة هالر ُج ِل
6
Ali Abi Bakar al-Haitami, Majma’ al-Zawāid, juz 7 (Beirut: Dār al-Kitāb al-Arabī, 1407 H),
102.
Berdasarkan tabel di atas, Ibnu Ḥibbān, Al-Mustadrak ‘Alā al-
terlihat dengan jelas bahwa satu hadis Ṡaḥiḥain dan dihukumiṣaḥīḥ.8
menjelaskan 1 atau 2 persoalan, namun
tidak terdapat sebuah hadis yang 2. Aspek Kebahasaan
mencover keempat kelompok tersebut. Dalam hal ini, analisa yang
Sehingga dalam pada sub bahasan ini, penulis paparkan adalah analisa
penulis hanya mengkaji satu buah tekstual guna sebagai salah satu upaya
hadis dan hadis lainnya kami menemukan pemahaman yang lebih
tampilkan sebagai pendukung. luas. Analisa tekstual yang penulis
8
Abū ‘Abdillāh al-Ḥākim Muḥammad
ibn ‘Abdillāh ibn Muḥammad ibn Ḥamdawaih
7
Sulaimn Abū al-Qāsim al-Ṭabrānī, ibn Nu’aim al-Ṭahmānī al-Naisābūrī, Al-
Al-Mu‘jam al-Awsâā , ed. Ṭâriq bin Mustadrak ‘alā al-Ṣaḥīḥainī, juz 4 (Cet. I:
Muḥammad dan ‘Abd a-Muḥsin al-Ḥusaynī, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, 1990
(Kairo: Dār al-Ḥaramayn, t.th), h. 266. H/1411 M), 320.
1
7
dari pendapat ulama di atas, terdapat َح هدثَنَا َأبُو َس ِعي ٍد َح هدثَنَا ُسلَ ْي َم ُان ْب ُن ب ََِللٍ َع ْن
beberapa hadis yang menjelaskan hal َ ْمع ِرو ْب ِن َأ ِِب َ ْمع ٍرو َع ْن ِع ْك ِر َم َة َع ِن ا ْب ِن
tersebut, di antaranya:
اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل
ُ اَّلل َص هَّل ه ِ َع هب ٍاس َأ هن َر ُسو َل ه
َو َأبُو بَ ْك ِر ْب ُن خ هََل ٍد،الص هبا ِح
َح هدثَنَا ُم َح همدُ ْب ُن ه ُ اَّلل َم ْن غَ ه ََّي ُ ُُتو َم ْ َاْل ْر ِض لَ َع َن ه
اَّلل ُ قَا َل لَ َع َن ه
َع ْن َ ْمع ِرو، َح هدثَنَا َع ْبدُ الْ َع ِزي ِر ْب ُن ُم َح هم ٍد:قَ َاال اَّلل َم ْن ََك ه َه أَ ْ َمعى ُ َم ْن ت ََو هَّل غَ ْ ََّي َم َوا ِلي ِه لَ َع َن ه
ِ اَّلل َم ْن َذب َ َح ِلغ ْ ََِّي ه
اَّلل لَ َع َن ُ الط ِر ِيق لَ َع َن هَع ْن ه
، َع ِن ا ْب ِن َع هب ٍاس، َع ْن ِع ْك ِر َم َة،ْب ِن َأ ِِب َ ْمع ٍرو اَّلل َم ْن َع هق ُ اَّلل َم ْن َوقَ َع عَ ََّل َبَ ِ مي َ ٍة لَ َع َن ه ُه
:هللا عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل قَا َل
ُ اَّلل َص هَّل ِ َأ هن َر ُسو َل ه وط قَالَهَا ٍ ُاَّلل َم ْن َ ِمع َل َ َمع َل قَ ْو ِم لُ َو ِ َاِليْ ِه لَ َع َن ه
15
.)ثَ ََل ًث(رواه امحد
فَا ْق ُتلُوا،وط ٍ ُ« َم ْن َو َجدْ تُ ُمو ُه ي َ ْع َم ُل َ َمع َل قَ ْو ِم ل
14 Selain kedua hadis di atas, al-
.)الْ َفا ِع َل َوالْ َم ْف ُعو َل ِب ِه (رواه بن ماجه
Qur’an terlah lebih dulu
Artinya: menggambarkan bagaimana kaum
Telah menceritakan kepada Luth yang melkaukan sodom dilaknat
kami Muḥammad bin Ṡabah
dan dihukum sebagaimana dijelaskan
dan Abū Bakar bin Khalād,
keduanya berkata; telah Allah Swt dalam firman-Nya, QS. Al-
menceritakan kepada kami
A’raf : 80.
‘Abdul Azīz bin Muḥammad
dari ‘Amru bin Abī Amru dari Berdasarakan al-Qur’an dan
‘Ikrimah dari Ibnu Abbās,
hadis di atas, maka ulama bersepakat
sesungguhnya Rasulullah Saw.:
"Barangsiapa dari kalian yang bahwa liwat dan aktivitas seksual
menemukan orang yang
sesama jenis adalah haram. Bahkan
melakukan perbuatan kaum
nabi Luth, maka bunuhlah pelaku homoseksual/lesbian bisa
pelaku dan obyek dari pelaku
mendapat hukuman yang berat sampai
itu."
pada hukuman mati. Ibnu Qayyim
15
Abū ‘Abdillāh Aḥmad ibn
14
Ibnu Mājah Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Hilāl ibn Asad al-
Muḥammad ibn Yazīd al-Qazwainī, Sunān Syaibān, Musnad al-Imām Aḥmad ibn Ḥanbal,
Ibnu Mājah, juz 2 (ttp.: Dār Iḥyā’ al-Kutub al- juz 5 (ttp.: Muassaah al-Risālah, 1421 H/2001
‘Arabiyah, t.t.), 856. M), 84.
11
16 17
Fatwa MUI Nomor 57 tahun 2014 Siti Musdah Mulia, Islam dan Hak
tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Asasi Manusia: Konsep dan Implementasi
Pencabulan. (Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010), 286.
12
hubungan antar manusia, baik berbeda َو َال تُ ْف ِِض الْ َم ْر َأ ُة ا ََّل الْ َم ْر َأ ِة ِِف الث ْهو ِب الْ َوا ِح ِد
jenis kelamin maupun sesama jenis ِ 20
.)(رواه مسَّل
tidak pernah luput dari fokus lensa
Islam.
Artinya:Menceritakan kepada kami
Banyak penelitian Abû Bakr bin Abî Shaybah,
menyebutkan terkait pencegahan menceritakan kepada kami
Zayd bin Ḥabbâb, dari al-
terjadinya perilaku seks yang
Ḍaḥḥāk bin ‘Uṭmân, dia
menyimpang, salah satunyaadalah berkata: mengabarkan
peran orang tua yang sangat besar kepadaku Zayd b. Aslam, dari
‘Abd al-Raḥmân bin Abî
dalam menanamkan perilaku seksual
Sa‘îd al-Khudrî, dari ayahnya,
yang sehat terhadap anak-anaknya. bahwasanya Rasulullah
Dari sekian banyak hadis yang bersabda: “Janganlah seorang
berbicara tentang pola asuh ini, di lelaki melihat aurat lelaki lain,
begitu pula seorang
antaranya adalah sebagai berikut: perempuan. Dan jangan pula
1) Larangan saling membuka dan seorang lelaki ‘saling
melihat aurat juga berada bersentuhan kulit’ dengan
seorang lelaki dalam satu
dalam satu pakaian saling
pakaian, begitu juga dengan
bersentuhan: perempuan.”
ي َ ْع ِِن ا ْب َن ب ََِللٍ َع ْن ُسهَ ْي ِل ْب ِن َأ ِِب َصا ِل ٍح َع ْن hidup dan lingkungan sosial yang baik
pula, terutama hubungannya dengan
ُ اَّلل َص هَّل ه
اَّلل ِ َأبِي ِه َع ْن َأ ِِب ه َُرْي َر َة َأ هن َر ُسو َل ه
orientasi seksual, perilaku seksual dan
عَلَ ْي ِه َو َس ه ََّل لَ َع َن هالر ُج َل يَلْبَ ُس لُ ْب َس َة الْ َم ْر َأ ِة identitas seksual. Hal ini, sekali lagi,
22
.)َوالْ َم ْر َأ َة تَلْبَ ُس لُبْ َس َة هالر ُج ِل(رواه امحد penting untuk dilakukan, karena
orientasi seksual dan perilaku seksual
21
Al-Bukhārī, Muḥammad bin Ismā’īl Kesimpulan
Abū ‘Abdillāh al-Ju’fī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, juz 7
(Cet. I; ttp.: Dār Ṭūq al-Najāh, 1442 H), 159.
Islam telah memberi pedoman
22
Ahmad ibn Ḥanbal, Musnad Aḥmad kepada manusia bahwa perkawinan
ibn Ḥanbal, juz 8, h. 273.
16
adalah cara hidup yang fitrah, bagi disampaikan oleh Imam Hanafi, yaitu
manusia yang bernaluri seksual dan dita’żir
berketurunan diberi pedoman hidup Hadis tentang LGBT ini jika
berkeluarga secara beradab dan ditarik dalam pemahaman yang lebih
berkehormatan melalui jalan luas, masih mengarah pada
perkawinan. Dengan demikian LGBT pemahaman bahwa perilaku tersebut
tidak dapat dibenarkan (haram) karena tetap tidak dapat dibenarkan dan
bertentangan dengan pedoman hidup sangat bertentangan dengan prinsip-
berkeluarga yang tercermin dalam al- prinsip dasar sebuah hubungan yang
Qur’an dan hadis. LGBT juga legal, baik secara hukum pemerintahan
mengancam eksistensi kemaslahatan terlebih agama, khususnya Islam.
manusia yang bersifat esensial, yakni Sehingga, hal penting yang ditawarkan
merusak keturunan, akal, jiwa, dan oleh Islam berdasarkan arahan dan
kehormatan manusia.Terkait dengan petunjuk Nabi saw. yang terekam
hukum (rajam/bunuh) yang difatwakan dalam hadis-hadisnya, antara lain
beberapa ulama terhadap pelaku adalah: Pertama, larangan saling
LGBT menurut hemat penulis perlu membuka dan melihat aurat juga
ditinjau kembali, sebab hadis yang berada dalam satu pakaian saling
menerakankan tentang hal itu bersentuhan. Kedua, kesadaran akan
dihukumi lemah. Untuk saat ini, identitas seksual dan kelamin yang
putusan yang cukup bijak menurut dimiliki.
hemat penulis sesuai dengan yang
Daftar Pustaka
Al-Bukhārī, Muḥammad bin Ismā’īl Abū ‘Abdillāh al-Ju’fī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, juz 7.
ttp.: Dār Ṭūq al-Najāh, 1442 H.
Fatwa MUI Nomor 57 tahun 2014 tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan.
17
Al-Haitami, Ali Abi Bakar. Majma’ al-Zawaid, juz 7. Beirut: Dar al-Kitāb al-Arabī,
1407.
Mulia, Siti Musdah. Islam dan Hak Asasi Manusia: Konsep dan Implementasi,
Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010.
Al-Naisābūrī, Abū ‘Abdillāh al-Ḥākim Muḥammad ibn ‘Abdillāh ibn Muḥammad ibn
Ḥamdawaih ibn Nu’aim al-Ṭahmānī. Al-Mustadrak ‘alā al-Ṡaḥīḥainī, juz 4.
Cet. I: Beirut: Dār al-Kutub al-‘Alamiyah, 1990 H/1411 M.
Ṣâdiq, Muḥammad Rawwâs dan Ḥâmid Mu‘jam Lughat al-Fuqahâ’. ttp.: Dâr al-
Nafâ’is, 1988.
Santoso, M. B., “LGBT dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”, Social Work Journal
vol. 6, no. 2, 2016.
Subhan,Zaitunah Al-Qur’an dan Perempuan: Menuju Kseteraan Gender dalam
Penafsiran. Jakarta: Kencana, 2015.
Al-Syaibān, Abū ‘Abdillāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Hilāl ibn Asad.
Musnad al-Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, juz 5 (ttp.: Muassaah al-Risālah, 1421
H/2001 M.
Al-Tabari, Abu Ja’far Muhammad Ibn. Jarir Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayil Qur’an,
juz 1. Beirut: Dār al-Fikr, 1995.
Al-Tamimi, Ahmad ibn Ali ibn al-Musanna Abu Ya’la al-Musili. Musnad Abi Ya’la,
juz 13. Damaskus: Dār al-Ma’mun li al-Turas, 1984 H.
18
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1411
H/1990 M.
Zaini, Hasan. “LGBT dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Ilmiah Syari’ah, vol.
15, no. 1, Juni 2016.
Al-Zubaydî, Muḥammad. Tâj al-‘Arûs min Jawâhir al-Qâmûs, vol. 10. Ttp.: Dâr al-
Hidâyah, t.th.