Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Analogi Hukum, 3 (2) (2021), 201–205

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Penyelesaian Wanprestasi Antara Bank dan Nasabah Melalui


Mediasi di BPR Werdhi Sedana Gianyar
Vijayetta Sriratih Viswari*, Nella Hasibuan O'leary dan Desak Gde Dwi Arini

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia

*vijayettasriratih@gmail.com
How To Cite:
Viswari, V. S., O’leary, N. H., & Arini, D. G. D. (2021). Penyelesaian Wanprestasi Antara Bank dan Nasabah Melalui Mediasi di BPR Werdhi
Sedana Gianyar. Jurnal Analogi Hukum. 3 (2). 201-205. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.3.2.2021.201-205

Abstract—Increased public trust and interest in using bank services has resulted in many default disputes
where legal protection of customer rights and regulations regarding dispute resolution that occur at a bank
are required. Banking mediation is an option that is often used by banks to resolve default disputes that occur.
As for the formulation of the problem (1) How is the legal protection of customers at BPR Werdhi Sedana
Gianyar? (2) How is the settlement of default at BPR Werdhi Sedana Gianyar? The research used in the
writing of this thesis uses empirical legal research by linking existing laws and regulations and the results of
case studies. In the results of this study, the things that cause default at BPR Werdhi Sedana Gianyar, namely
a decrease in turnover or bankruptcy which causes the debtor to be unable or late in fulfilling their obligations
according to the agreed or determined time. Settlement of defaults used by BPR Werdhi Sedana Gianyar,
namely by means of preventive (prevention) and repressive ways by issuing notification letters of arrears and
warning letters, if the debtor has still not paid off his obligations, the last resort is by confiscation.
Keywords: Settlement; Default; Bank; Customer; Mediation.

Abstrak—Meningkatnya kepercayaan dan minat masyarakat untuk menggunakan jasa bank menimbulkan
banyak terjadinya sengketa wanprestasi dimana perlindungan hukum terhadap hak-hak nasabah dan peraturan
tentang penyelesaian sengketa yang terjadi di bank diperlukan. Mediasi perbankan merupakan salah satu
pilihan yang sering digunakan pihak bank untuk menyelesaikan sengketa wanprestasi yang terjadi. Adapun
rumusan masalah (1) Bagaimanakah perlindungan hukum nasabah di BPR Werdhi Sedana Gianyar? (2)
Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi di BPR Werdhi Sedana Gianyar? Penelitian yang dipakai pada
penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum empiris dengan menghubungkan peraturan perundang-undangan
yang ada dan hasil penelitian kasus. Dalam hasil penelitian ini hal-hal yang menyebabkan terjadinya
wanprestasi pada BPR Werdhi Sedana Gianyar yaitu penurunan omset atau kebangkrutan yang menyebabkan
debitur tidak mampu atau terlambat memenuhi kewajibannya sesuai dengan waktu yang sudah diperjanjikan
atau ditetapkan. Penyelesaian wanprestasi yang digunakan BPR Werdhi Sedana Gianyar yaitu dengan cara
preventif (pencegahan) dan represif dengan mengeluarkan surat pemberitahuan tunggakan dan surat
peringatan, apabila debitur masih belum melunasi kewajibannya jalan terakhir yang ditempuh yaitu dengan
cara penyitaan.
Kata Kunci: Penyelesaian; Wanprestasi; Bank; Nasabah; Mediasi.

1. Pendahuluan berkembang dengan begitu pesat (Djumhana,


2006).
Bank adalah lembaga keuangan yang jadi
wadah oleh perseorangan, badan usaha swasta Sektor perbankan adalah salah satu sektor
maupun negeri, maupun lembaga pemerintahan dimana perannya aktif pada penunjang suatu
yang punya dana ikut menyimpannya. lewat pembangunan nasional, perannya ini adalah
kegiatan perkreditan serta jasa lainnya, bank mewujudkannya fungsi utamanya bank adalah
punya peran pada mekanisme pembayaran sebagai perantara dan fungsinya sebagai
untuk semua sektor perekonomiannya. fasilitas penyalur, fungsinya perantara ialah
perbankan Indonesia sesudah reformasi menyediakannya yang mudah untuk arus dana

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


201
Penyelesaian Wanprestasi Antara Bank dan Nasabah Melalui Mediasi di BPR Werdhi Sedana Gianyar

atas kelebihan dana sebagai penabung ataupun Rumusan Masalah


pemberi pinjaman pada mereka yang perlu buat
kurangnya dana untuk terpenuhinya kegiatan 1. Bagaimanakah perlindungan hukum
pentingnya selaku peminjam. Fungsinya terhadap nasabah apabila terjadi wanprestasi di
penyalur ialah sebagai penyalur pada rakyat BPR Werdhi Sedana Gianyar?
pada bentuk kartu kredit dana ataupun bentuk 2. Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi
lainnya (Rindjin, 2003). di BPR Werdhi Sedana Gianyar?
Fungsinya bank pada sebuah 2. Metode
perekonomian ialah untuk memobilisasinya
dana rakyat secara tepat ataupun cepat Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum
tersalurnya dana itu pada pemakai ataupun empiris. Penelitian hukum empiris ialah tipe
investasinya yang efektif serta efisien. Oleh penelitian lapangan, yaitu kajiannya adalah
karenanya fungsi bank itu sangat krusial bagi ketentuan hukum yang berlaku serta apapun
perekonomian sebuah negara, maka adanya yang terjadi pada kenyataannya di masyarakat
usaha bank harus dasarnya prinsip kepercayaan. (Waluyo, 2002).
Pada dasarnya perselisihan di berbagai Pendekatan masalah di penelitian adalah
kegiatan bisnis adalah sesuatu yang tidak dengan memakai metode pendekatan sosiologis,
diharapkan karena akan menimbulkan kerugian pendekatan konseptual dan pendekatan
pada pihak yang berselisih, tetapi terkadang hal perundangan yang dipakai berdasar pada fakta
ini tidak bisa dihindari karena adanya yang di dapat cara objektif di lapangan, berupa
kesalahpahaman, pelanggaran undang-undang, pendapat ataupun wawancara ataupun sikap
ingkar janji, kepentingan yang berlawan dan/ serta perilaku hukumnya yang didasar pada
atau terjadi kerugian pada salah satu pihak. identifikasi hukumnya serta efektifitas
Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui hukumnya.
proses litigasi dan nonlitigasi. Tetapi selama ini
dalam prakteknya penyelesaian sengketa Sumber data hukum yang dipakai pada
perbankan belum banyak menggunakan proses penelitian ini, meliputi Data primer adalah data
non-litigasi. Bank Indonesia sebagai Bank yang didapatkannya langsung dari lapangan
Sentral mengeluarkan peraturan untuk berdasar pada dari responden ataupun
menjamin perlindungan bagi nasabah yang narasumber. Pengumpulan datanya di lapangan
menyatakan ketidakpuasannya dan yang ingin yang dilakukannya oleh penelitian lewat
mengajukan aduan kepada pihak bank dalam wawancara. lalu data ini di dapat dari Kantor
upaya mengurangi berbagai keluhan nasabah BPR Werdhi Sedana Gianyar. Data Sekunder
terhadap bank. Pengumpulan data dalam studi pustaka ini
dilakukannya penelitian dengan caranya
Berdasarkan observasi awal di kantor BPR mempelajarinya serta mengumpulkan datanya
Werdhi Sedana Gianyar kasus yang ditangani yang ada hubungan dengan objek penelitiannya.
melalui mediasi dalam kurun 3 tahun terakhir Data itu didapat dari kepustakaan serta
adalah kasus kredit bermasalah yang dialami peraturan perundangan, serta browsing internet,
oleh nasabah BPR Werdhi Sedana Gianyar. ataupun dokumen lainya (Sugiyono, 2012).
Kredit bermasalah yang berhasil ditangani Lokasi Penelitian Dalam menyelesaikan
tanpa melewati proses peradilan yang terjadi permasalahan dalam penelitian ini peneliti
pada tahun 2020 adalah masalah kredit dengan melakukan penelitian di BPR Werdhi Sedana
nilai Rp. 300.000.000,00 juta dengan jangka Gianyar, beralamat di Jalan Ngurah Rai Nomor
waktu pelunasan kredit selama 60 bulan dengan 71 Gianyar.
memberikan hak tanggungannya kepada BPR
Werdhi Sedana Gianyar atas SHM (Surat Hak Teknik pengumpulan datanya ialah Studi
Milik) milik nasabah. lapangan yaitu tekniknya untuk dapat data
primer. Penulisan ini melakukan studi lapangan
Penyelesaian sengketa lewat jalur damai dengan metode wawancara terbuka dengan
yaitu mediasi terlihat punya peluang untuk pihak yang dianggap memahami masalahnya
dikembangkannya serta diberdayakannya di yang ada hubungan dengan pokok
pengadilan. tapi tidak mengurangi pentingnya permasalahannya dalam penelitian ini. Studi
peran peradilan formal, keduanya tetap perlu pustaka, yaitu teknik untuk dapat data sekunder,
pada dunia praktik hukumnya. Maka penelitian ini dilakukannya studi pustaka
mediasinya serta proses peradilan formalnya dengan cara mengumpulkannya, membacanya,
digabung supaya terwujudnya asas peradilan mempelajari kutipannya serta menelaah bahan
yang sederhana, cepat, serta biaya ringan pustakanya berupa karya tulis.Teknik
(Amriani, 2011). pengelolaan serta analisa data dalam penelitian
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
202
Penyelesaian Wanprestasi Antara Bank dan Nasabah Melalui Mediasi di BPR Werdhi Sedana Gianyar

ini adalah dengan mengumpulkannya serta Bank pada Hukum Perbankan


diambilnya data dari lapangan ataupun dari
keputusan lalu diolah secara kualitatif. Perlindungan konsumen maupun nasabah
jasa perbankan dibagi dua ialah perlindungan
3. Hasil dan Pembahasan hukum langsung serta tidak langsung.
1. Perlindungan Hukum langsung adalah
Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah upaya langsung yang diberi oleh Bank untuk
Apabila Terjadi Wanprestasi di BPR Werdhi nasabah maupun konsumen jasa perbankan
Sedana Gianyar untuk dicegahnya kemungkinannya terjadinya
risiko rugi akibat kegiatan yang dilakukannya
Secara umum Perlindungan hukum ialah oleh banknya (Hermansyah, 2011).
diayominya suatu yaitu hal yang bahaya, suatu
itu bisa kepentingannya ataupun bendanya 2. Perlindungan Hukum Tidak Langsung
ataupun barangnya. Perlindungan bisa adalah perlindungan yang diberi pada nasabah
mengandung makna pengayomannya yang menyimpan dananya ataupun konsumennya jasa
diberi oleh seseorang pada orang yang lebih perbankan untuk semua risiko rugi yang terjadi
lemah. Maka, perlindungan hukumnya bisa akibat suatu kebijaksanaannya ataupun
diberi arti ialah semua cara ataupun upaya yang terjadinya akibat suatu kegiatan usahanya yang
diberi oleh pemerintah buat menjaminnya dilakukan oleh banknya.
adanya kepastian hukum suapaya memberi
perlindungan pada warga negara supaya haknya Undang-undang perbankan mengatur
bagi seorang warga negara tak dilanggar, serta masalah perlindungan nasabah secara singkat,
jika haknya dilanggar maka orang yang perlindungannya tidak diaturnya secara tegas
melanggar haknya itu bisa di beri sanksi sehingga akibatnya posisi nasabahnya sangat
peraturan yang berlaku. menurut C.S.T Kansil lemah dibandingkannya dengan posisi banknya.
perlindungan hukum ialah diberikannya upaya Hal ini terlihat dari wewenang Bank Indonesia
hukum oleh aparat penegak hukumnya untuk saat dilakukannya pembinaan serta
memberi rasa aman baik secara fisik ataupun pengawasannya pada bank, yang buat
pikiran dari gangguan serta ancaman dari pihak perlindungannya pada konsumen jasa
manapun (C.S.T. Kansil, 1989 102). perbankan untuk nasabah banknya tidak bisa
Perlindungan hukum adalah suatu gambar dari dipisahkan dari upaya melindunginya
bekerjanya fungsi hukum buat mewujudkan berlangsungnya bank pada sistem perbankan
tujuan hukumnya, yakni keadilannya, nasional.
manfaatnya serta kepastian hukumnya. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan Apabila Terjadi Wanprestasi di BPR Werdhi
yang diberi pada subyek hukumnya sesuai Sedana Gianyar ialah hasil wawancaranya
dengan aturannya, baik itu yang sifatnya dilaksanakan pada 21 Februari 2021 dengan
preventifnya ataupun dalam bentuk represifnya Bapak I Wayan Buda, perlindungan yang
baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis diberikan oleh BPR Werdhi Sedana sendiri
dalam rangka menegakkan peraturan terhadap nasabahnya adalah diberikannya
hukumnya. asuransi terhadap nasabah peminjam atau
Perlindungan hukum bisa dibedakan jadi debitur, asuransi ini merupakan bentuk kerja
dua, ialah; sama antara BPR Werdhi Sedana dengan
asuransi PT. Jamkrida Bali Mandara. Asuransi
1. Perlindungan Hukum Preventif yang yang diberikan oleh perusahaan asuransi ini ada
diberi oleh pemerintah yaitu tujuannya ialah dua yaitu asuransi kredit dan asuransi jiwa atau
mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal kematian.
itu dimuatnya pada peraturan perundangannya
maksudnya ialah mencegahnya sebuah Nasabah peminjam dana atau debitur dapat
pelanggaran lalu memberi rambu ataupun memilih jenis asuransi apa yang akan
batasan saat melakukan suatu kewajibannya. digunakannya, dan pihak BPR Werdhi Sedana
akan memproses sesuai keinginan nasabah
2. Perlindungan Hukum Represif peminjam atau debitur sebagai bentuk
perlindungan akhir berupa sanksinya seperti perlindungan yang diberikan oleh BPR Werdhi
dendanya, penjaranya, serta hukuman Sedana untuk nasabah peminjamnya atau
tambahannya yang diberi bila telah terjadi debitur. Bapak I Wayan Buda juga
sengketa ataupun telah dilakukannya suatu menyebutkan bahwa, BPR Werdhi Sedana juga
pelanggaran. pakai perundangan Nomor. 8 Tahun 1999
sebagai salah satu bentuk perlindungan hukum
Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah
Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License
203
Penyelesaian Wanprestasi Antara Bank dan Nasabah Melalui Mediasi di BPR Werdhi Sedana Gianyar

kepada nasabahnya. Hak konsumennya secara litigasi merupakan penyelesaian yang dilakukan
khusus dapat dilihat pada pasal 4 Bab III di luar pengadilan, non-litigasi ini ditempuh
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang agar pihak-pihak yang bersangkutan
Perlindungan Konsumen. Maka dalam praktek mendapatkan titik temu yang adil, sehingga
perbankan jika nasabah atau konsumen penyelesaian wanprestasi dapat diselesaikan
perbankan menyimpan dananya atau uangnya dengan lebih cepat, efisien dan terjamin
ke bank, nasabah atau konsumen tersebut harus kerahasiaannya, sehingga meminimalisir
dilindungi. Demikian juga Konsep-konsep rusaknya citra bank.
tentang perlindungan hukum nasabah seperti
yang sudah dijelaskan diatas dapat digunakan Menurut Bapak I Wayan Buda, alternatif
atau dimanfaatkan apabila nasabah di BPR penyelesaian wanprestasi yang dipilih oleh BPR
Werdhi Sedana Gianyar dalam melakukan Werdhi Sedana melalui non-litigasi atau diluar
perjanjian kredit tidak mampu melunasi pengadilan adalah dengan cara, yaitu;
utangnya atau melakukan wanprestasi. 1. Negosiasi, adalah proses formalnya yang
bisa diberi artian sebagai suatu bentuk
Penyelesaian Wanprestasi di BPR Werdhi pertemuan antara dua pihak ataupun lebih untuk
Sedana Gianyar tercapainya suatu sepakat. Negosiasi
merupakan perundingan antara dua pihak
Pengertian wanprestasi secara umum ialah dimana didalamnya ada proses memberikan,
dilaksanakannya kewajibannya yang tidak tepat menerima, serta tawar menawar.
pada waktunya ataupun yang dilakukannya
tidak menurut selayaknya. Wanprestasi adalah 2. Mediasi ialah penyelesaian sengketa
pelaksanaan perjanjiannya yang tidak tepatnya yang dilibatkanya pihak ketiga untuk penengah
waktunya ataupun dilakukan tidak menurut ataupun penyelesaiannya secara menengahinya,
selayaknya ataupun tidak dilaksanakannya sama adapun yang menengahinya dinamakan
sekali (Harahap, 1986). mediator ataupun orang yang menjadi
penengahnhya. hasil wawancaranya pada 21
Bentuk Wanprestasi Yang terjadi di BPR Maret 2021 dengan Bapak I Wayan Buda,
Werdhi Sedana Gianyar adalah Berdasar hasil apabila salah satu dari penyelesaiaan diatas
wawancaranya yang dilakukannya pada 16 tidak dapat dilaksanakan maka upaya yang
Maret 2021 dengan Bapak Ida Bagus Md dilakukan oleh pihak Bank Perkreditan Rakyat
Murtika, Pada BPR Werdhi Sedana Gianyar (BPR) adalah melalui prosedur hukum yang
sendiri, bentuk wanprestasi yang sering terjadi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
adalah tidak terpenuhinya kewajiban debitur yang berlaku untuk mempercepat penyelesaian
pada waktu yang sudah diperjanjikan atau perselisihan yang berlaku. Namun Bank
ditentukan, hal ini disebabkan oleh menurunnya Perkreditan Rakyat (BPR) lebih
omset penjualan dari usaha debitur dan/atau mengedepankan penyelesaian secara
kebangkrutan dalam usahanya sehingga kekeluargaan dalam menyelesaikan masalah
menyebabkan debitur terlambat untuk melunasi wanprestasi yang terjadi.
kewajibannya. Dikarenakan menurunnya omset
dan kebangkrutan yang terjadi, ada beberapa Bapak I Wayan Buda juga menyebutkan
debitur yang sama sekali tidak dipenuhinya bahwa, penyelesaian wanprestasi di BPR
prestasinya ataupun tidak dipenuhinya Werdhi Sedana Gianyar pada dasarnya lebih
kewajibannya yang seharusnya dipenuhinya mengutamakan menggunakan penyelesaian
ataupun disanggupinya pada suatu perjanjian, kekeluargaan dengan pihak debitur karena
yang telah timbul dan ditetapkan oleh undang- dianggap menjadi penyelesaian paling baik dan
undang, karena kurangnya niat dan tanggung aman bagi pihak debitur dan BPR, agar tetap
jawab debitur untuk membayarkan hutangnya terjaganya komunikasi dan hubungan baik
kembali. antara pihak debitur dan pihak BPR, meskipun
tidak menutup kemungkinan terjadinya
Penyelesaian Wanprestasi Di BPR Werdhi pemberlakuan ketentuan lelang atau penjualan
Sedana Gianyar adalah dengan Cara yang benda yang dijaminkan oleh debitur.
digunakan oleh pihak bank untuk
menyelesaikan wanprestasi adalah melalui 2 4. Simpulan
cara yaitu, lewat litigasi dan melalui non- Perlindungan hukum yang dilakukan
litigasi. terhadap nasabah yaitu perlindungan secara
Penyelesaian dengan cara litigasi adalah langsung (eksplisit) dan perlindungan secara
dengan menggunakan lembaga peradilan yang tidak langsung (implisit). Perlindungan secara
ada, sedangkan penyelesaian dengan cara non- langsung (eksplisit) yaitu perlindungan yang

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


204
Penyelesaian Wanprestasi Antara Bank dan Nasabah Melalui Mediasi di BPR Werdhi Sedana Gianyar

diperoleh dari dibentuknya lembaga yang Perjanjian Cetakan kedua. Alumni:


bertugas untuk menjamin simpanan masyarakat Bandung.
atau Lembaga Penyimpan Simpanan (LPS).
Perlindungan secara tidak langsung (implisit) Hermansyah. (2011). Hukum Perbankan
yaitu perlindungan yang dihasilkan oleh Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana
pembinaan dan pengawasan bank yang efektif Indonesia.
sehingga dapat menghindarkan bank dari Kansil, C. S. T. (1989). Pengantar Ilmu Hukum
kebangkrutan, salah satunya adalah dengan dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta:
melalui Peraturan Perundang-undangan yang Balai Pustaka.
berkaitan dengan Bank Indonesia, Bank
Indonesia juga mengeluarkan paket kebijakan Rindjin, K. (2003). Pengantar Perbankan dan
mengenai mediasi perbankan sebagai jaminan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
agar hak-hak nasabah atau debitur dapat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
terlindungi. Perlindungan hukum yang
diberikan kepada nasabah atau debitur yang Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
tidak mampu melunasi hutangnya (wanprestasi) Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
di BPR Werdhi Sedana adalah dengan Waluyo, B. (2002). Penelitian Hukum Dalam
diberikannya asuransi terhadap nasabah Praktek. Jakarta: Sinar Grafika.
peminjam atau debitur, asuransi ini merupakan
bentuk kerja sama antara BPR Werdhi Sedana
dengan asuransi PT. Jamkrida Bali Mandara,
yang terdiri dari asuransi kredit dan asuransi
jiwa atau kematian. BPR Werdhi Sedana
Gianyar juga menggunakan Undang-Undang
Nomor. 8 Tahun 1999 sebagai salah satu bentuk
perlindungan hukum kepada nasabahnya.
Demikian juga Konsep-konsep tentang
perlindungan hukum nasabah seperti yang
sudah dijelaskan di BAB II dapat digunakan
atau dimanfaatkan apabila nasabah di BPR
Werdhi Sedana Gianyar dalam melakukan
perjanjian kredit tidak mampu melunasi
utangnya atau melakukan wanprestasi.
Penyelesaian wanprestasi yang dilakukan
oleh bank melalui 2 cara yaitu, melalui litigasi
(jalur pengadilan) dan melalui non-litigasi (jalur
diluar pengadilan). Penyelesaian wanprestasi
yang dilakukan oleh BPR Werdhi Sedana lebih
mengutamakan jalur non-litigasi, yaitu mediasi
dan negosiasi. Pada BPR Werdhi Sedana
Gianyar sendiri, penyelesaian wanprestasi di
BPR Werdhi Sedana Gianyar pada dasarnya
lebih mengutamakan menggunakan
penyelesaian kekeluargaan dengan pihak
debitur karena dianggap menjadi penyelesaian
paling baik dan aman bagi pihak debitur dan
pihak BPR, agar tetap terjaganya komunikasi
dan hubungan baik antara pihak debitur dan
pihak BPR Werdhi Sedana Gianyar.
Daftar Pustaka
Amriani, N. (2011). MEDIA SI A lternatif
Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan. Jakarta: Rajawali Pers.
Djumhana, M. (2006). Hukum Perbankan di
Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya.
Harahap, Y. (1986). Segi-segi Hukum

Jurnal Analogi Hukum, Volume 3, Nomor 2, 2021. CC-BY-SA 4.0 License


205

You might also like