Professional Documents
Culture Documents
Hudzaifah - Sistematika KTI
Hudzaifah - Sistematika KTI
Hudzaifah - Sistematika KTI
Abstract: The diversity of Walat Mountain Educational Forest is not only fauna but also very rich of various kinds of
flora such as several kinds of medicinal plants. This research was aimed study the variety of secretory
structure and histochemistry of three kinds of medicinal plants found in of Walat Mountain Educational
Forest. Plant materials used were billy-goat weed (Ageratum conyzoides), balakacida (Mikania cordata),
and monyenyen (Erigeron linifolius).The medicinal plant leaves were made into paradermal and transversal
sections, then secretory structures were observed, and the histochemistry of terpenoid, alkaloid, phenol and
oil compounds was tested. The results of this research on adaxial and abaxial billy-goat weed leaves were
found multicellular glandular trichome and peltate type glandular trichome. Besides, oil drops were also found
on billy-goat weed palisade tissue. On adaxial and abaxial bakalacida leaves were found multicellular
glandular trichome type 1 and type 2, andpeltate type glandular trichome. Moreover on adaxial and abaxial
monyenyen leaves were found multicellular glandular trichome type 1 and type 2. The results of
histochemical test on billy-goat weed were the multicellular glandular trichome did not contain terpenoid,
alkaloid, phenol, and oil compounds, while on peltate type glandular trichome was positive to terpenoid. Both
types of multicellular glandular trichomes on balalakacida plant were positive to terpenoid, alkaloid, and oil
compounds, except phenol. Whereas peltate type glandular trchome was positive to alkaloid, phenol, and oil
compounds, except terpenoid. Histochemical test results on both types of multicellular glandular trichomes
of monyenyen plant were positive to terpenoid and oil compounds.
tumbuhan obat (Werker 1993). Terpenoid dapat Pengujian alkaloid pada struktur sekretori
berperan sebagai antibakteri. Antibakteri adalah dilakukan dengan perendaman sayatan daun dalam
bahan alam bukan hasil sintesik bahan kimia sehingga reagen Wagner.Sebagai kontrol negatif, dilakukan
relatif aman tanpa efek samping. Penggunaan bahan perendaman dengan pereaksi asam tartaric 5% dalam
sintetik banyak menimbulkan kekhawatiran tentang alkohol 95% selama 48 jam. Hasil uji positif
efek sampingnya yang merugikan bagi kesehatan kandungan alkaloid ditunjukkan dengan coklat
(Sarjono& Mulyani 2007). Alkaloid merupakan kemerahan atau kuning.
golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Kandungan minyak pada struktur sekretori
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tumbuhan obat diuji dengan pewarna Sudan IV.
struktur sekretori dan uji histokimia tumbuhan obat Sayatan daun direndam dalam sudan IV, kemudian
anggota suku Asteraceae di Hutan Pendidikan dicuci dengan alkohol 70% selama 1 menit lalu
Gunung Walat. direndam dalam 0,03% pewarna Sudan IV, lalu
dipanaskan dalam water bath pada suhu 40 oC selama
2. METODE PENELITIAN 30 menit. Adanya kandungan minyak ditandai
dengan warna merah sampai jingga.
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Uji kandungan fenol dilakukan dengan
merendam sayatan daun dalam larutan 10% ferric
trichloride lalu ditambahkan sedikit butiran natrium
Penelitian ini dilakukan mulai Juni sampai Juli 2014.
Sampel tanaman obat yang digunakan pada penelitian karbonat selama 15 menit pada suhu kamar.Hasil uji
positif pada struktur sekretori terhadap senyawa fenol
ini diperoleh dari Hutan Pendidikan Gunung Walat,
ditandai dengan warna hijau gelap atau hitam.
Jawa Barat.Identifikasi struktur sekretori uji
histokimia dilakukan di Laboratorium Anatomi
Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA, IPB, 3. HASIL PENELITIAN DAN
Bogor.Penyayatan daun untuk uji histokimia PEMBAHASAN
menggunakan mikrotom beku dilakukan di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor. 3.1 Tumbuhan Babadotan (Ageratum
conyzoides)
2.2. Bahan Tanaman
3.1.1 Struktur Sekretori Daun Babadotan
Tumbuhan Babadotan (Ageratum conyzoides), Hasil pengamatan terhadap sayatan paradermal daun
Tumbuhan Balakacida(Mikania cordata) dan pada sisi atas daun (adaksial) dan sisi bawah daun
Tumbuhan Monyenyen (Erigeron linifolius). (abaksial) dijumpai trikoma kelenjar. Trikoma
kelenjar pada babadotan terdiri atas trikoma kelenjar
2.3 Pembuatan Sediaan Mikroskopis multiseluler berbentuk memanjang 4-7 sel dan
trikoma kelenjar tipe peltate.Trikoma kelenjar
Tanaman yang diambil sebagai sampel adalah daun multiseluler pada babadotan dilengkapi dengan sekat
dewasa (daun ke 4-5 dari pucuk).Sampel daun pada tiap selnya, dengan ujung meruncing.Trikoma
difiksasi dalam alkohol 70% dalam tabung film dan kelenjar tipe peltate tersusun lebih dari 8 sel kepala
diambil tiga kali ulangan tanaman untuk pembuatan dengan tangkai yang pendek.Pada tanaman Ocimum
sayatan paradermal untuk pengamatan struktur basilicum dijumpai juga trikoma kelenjar tipe peltate
sekretori. yang memproduksi dan menyimpan senyawa
terpenoid (Iijima et al. 2004).
2.4 Uji Histokimia Kerapatan trikoma kelenjar multiseluler dan
trikoma kelenjar tipe peltate pada sisi adaksial daun
masing-masing yaitu 0,9/mm2 dan 2,3/mm2.
Untuk uji histokimia, daun segardisayat melintang Sedangkan pada sisi abaksial berturut-turut 1,2/mm2
setebal 20µm menggunakan mikrotom beku. Hasil
dan 2,7/mm2. Di sini terlihat bahwa kerapatan
sayatan selanjutnya diuji dengan bermacam larutan
trikoma peltate di kedua sisi dijumpai lebih rapat
untuk mengetahui kandungan senyawa terpenoid, dibanding trikoma kelenjar multiseluler. Ukuran
alkaloid, fenol, dan minyak dalam struktur sekretori
panjang trikoma kelenjar multiseluler pada adaksial
masing-masing tumbuhan obat.Pengujian terpenoid
dan abaksial daun berturut-turut adalah 663,7 µm dan
pada struktur sekretori dilakukan dengan merendam 640,0 µm dengan lebar pada sisi adaksial 81,3 µm dan
sayatan daun dalam reagen tembaga asetat 5%. Hasil
pada sisi abaksial 82,0 µm. Panjang trikoma kelenjar
positif ada kandungan terpenoid ditunjukkandengan
tipe peltate pada sisi adaksial 72,6 µm dengan lebar
terbentuknya warna kuning atau kuning kecoklatan 76,0 µm. Sedangkan pada sisi abaksial panjangnya
pada struktur sekretori.
79,3 µm dan lebarnya 78,1 µm.
D A E F
Gambar 1 Uji histokimia daun babadotan : A. Trikoma kelenjar multiseluler pada uji terpenoid, B. Trikoma kelenjar tipe
peltate pada uji terpenoid, C. Trikoma kelenjar multiseluler sebagai kontrol negatif uji alkaloid, D.Trikoma kelenjar
multiseluer pada uji alkaloid, E.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji minyak, F.Trikoma kelenjar multiseluler pada uji fenol,
G.Trikoma kelenjar multiseluler sebagai kontrol (air).
E F G H
I J K L
M O P
Q R
Gambar 2 Uji histokimia daun balakacida : A. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji terpenoid, B. Trikoma kelenjar
tipe peltate pada uji terpenoid, C. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji terpenoid, D.Trikoma kelenjar multiseluer
tipe 1 pada uji alkaloid, E.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji alkaloid, F.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji
alkaloid, G.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol negatif alkaloid, H.Trikoma kelenjar tipe peltate sebagai
kontrol negatif alkaloid, I.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 sebagai kontrol negatif alkaloid, J.Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 1 pada uji fenol, K.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji fenol, L.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada
uji fenol, M.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji minyak, N.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji minyak,
O.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji minyak, P.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol (air),
Q.Trikoma kelenjar tipe peltate sebagai kontrol (air), R.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 sebagai kontrol (air).
sedangkan ukuran lebar trikoma di kedua sisisama
3.3.1 Judul Sub Bab yaitu 10µm .
A B C D
E F G H
I J K L
Gambar 3 Uji histokimia daun monyenyen : A. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji terpenoid, B. Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 pada uji terpenoid, C. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji alkaloid, D.Trikoma kelenjar
multiseluer tipe 2 pada uji alkaloid, E.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol negatif alkaloid, F.Trikoma
kelenjar multiseluler tipe 2 sebagai kontrol negatif alkaloid, G.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji fenol, H.Trikoma
kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji fenol, I.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji minyak, J.Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 pada uji minyak, K.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol (air), L.Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 sebagai kontrol air.