Hudzaifah - Sistematika KTI

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

SP-014-7

Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji HistokimiaTumbuhan Obat

Struktur Sekretori dan Uji HistokimiaTumbuhan Obat Anggota Suku


Asteraceae di Hutan Pendidikan Gunung Walat

Secretory Structure and Histochemistry Tests of Asteraceae Family


Members of Medicinal Plants in Walat Mountain Educational Forest

Dorly*, Bimo Adi Wiryo, Ismi Nurfaizah, RR.Syafira Nidyasari


Departemen Biologi, FMIPA, Institut Pertanian Bogor,
Kampus Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
*E-mail : dorly_ipb@yahoo.com

Abstract: The diversity of Walat Mountain Educational Forest is not only fauna but also very rich of various kinds of
flora such as several kinds of medicinal plants. This research was aimed study the variety of secretory
structure and histochemistry of three kinds of medicinal plants found in of Walat Mountain Educational
Forest. Plant materials used were billy-goat weed (Ageratum conyzoides), balakacida (Mikania cordata),
and monyenyen (Erigeron linifolius).The medicinal plant leaves were made into paradermal and transversal
sections, then secretory structures were observed, and the histochemistry of terpenoid, alkaloid, phenol and
oil compounds was tested. The results of this research on adaxial and abaxial billy-goat weed leaves were
found multicellular glandular trichome and peltate type glandular trichome. Besides, oil drops were also found
on billy-goat weed palisade tissue. On adaxial and abaxial bakalacida leaves were found multicellular
glandular trichome type 1 and type 2, andpeltate type glandular trichome. Moreover on adaxial and abaxial
monyenyen leaves were found multicellular glandular trichome type 1 and type 2. The results of
histochemical test on billy-goat weed were the multicellular glandular trichome did not contain terpenoid,
alkaloid, phenol, and oil compounds, while on peltate type glandular trichome was positive to terpenoid. Both
types of multicellular glandular trichomes on balalakacida plant were positive to terpenoid, alkaloid, and oil
compounds, except phenol. Whereas peltate type glandular trchome was positive to alkaloid, phenol, and oil
compounds, except terpenoid. Histochemical test results on both types of multicellular glandular trichomes
of monyenyen plant were positive to terpenoid and oil compounds.

Keywords: secretory structure, histochemical tests, glandular trichome

1. PENDAHULUAN sebagai kebutuhan untuk menjaga kesehatannya.


Meskipun obat modern sudah ada pada negara
Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) tersebut, namun harganya lebih mahal dan memiliki
merupakan hutan buatan manusia yang dikelola oleh efek samping.Obat herbal lebih sering digunakan oleh
Institut Pertanian Bogor.Eksplorasi tumbuhan obat di masyarakat secara turun temurun di negara
HPGW telah dilaporkan dijumpai sekitar 103 spesies berkembang.
tumbuhan yang sudah dimanfaatkan sebagai obat Tumbuhan obat yang mengandung senyawa
oleh masyarakat disekitarnya (Damayanti et al. aktif untuk pengobatan diduga memiliki struktur
2004). sekretori khusus sebagai penghasil senyawa
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat metabolit sekunder (Dickinson 2000).Struktur
herbal terus meningkat, World Health Organization sekretori sangat beragam, baik bentuk, jenis zat yang
(WHO) menyatakan bahwa sekitar 80% penduduk di dihasilkan maupun lokasinya.Berdasarkan lokasinya,
dunia masih bergantung kepada obat-obatan herbal struktur sekretori dibedakan pada posisi luar dan
(Dubey et al. 2004). Menurut (WHO 1999) selama dalam.Struktur sekretori luar terdapat pada epidermis
masa dekade terakhir, sistem obat-obatan secara seperti trikoma kelenjar (Dickinson 2000; Mauseth
tradisional sudah menjadi topik perbincangan 1988).
dunia.Perkiraan saat ini menunjukkan bahwa, di Senyawa metabolit sekunder seperti terpenoid,
banyak negara berkembang sebagian besar alkaloid, fenol, dan minyak merupakan hasil dari
masyarakatnya mengandalkan tumbuhan obat sekresi trikoma kelenjar banyak dijumpai pada

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 667


Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji HistokimiaTumbuhan Obat

tumbuhan obat (Werker 1993). Terpenoid dapat Pengujian alkaloid pada struktur sekretori
berperan sebagai antibakteri. Antibakteri adalah dilakukan dengan perendaman sayatan daun dalam
bahan alam bukan hasil sintesik bahan kimia sehingga reagen Wagner.Sebagai kontrol negatif, dilakukan
relatif aman tanpa efek samping. Penggunaan bahan perendaman dengan pereaksi asam tartaric 5% dalam
sintetik banyak menimbulkan kekhawatiran tentang alkohol 95% selama 48 jam. Hasil uji positif
efek sampingnya yang merugikan bagi kesehatan kandungan alkaloid ditunjukkan dengan coklat
(Sarjono& Mulyani 2007). Alkaloid merupakan kemerahan atau kuning.
golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Kandungan minyak pada struktur sekretori
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tumbuhan obat diuji dengan pewarna Sudan IV.
struktur sekretori dan uji histokimia tumbuhan obat Sayatan daun direndam dalam sudan IV, kemudian
anggota suku Asteraceae di Hutan Pendidikan dicuci dengan alkohol 70% selama 1 menit lalu
Gunung Walat. direndam dalam 0,03% pewarna Sudan IV, lalu
dipanaskan dalam water bath pada suhu 40 oC selama
2. METODE PENELITIAN 30 menit. Adanya kandungan minyak ditandai
dengan warna merah sampai jingga.
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Uji kandungan fenol dilakukan dengan
merendam sayatan daun dalam larutan 10% ferric
trichloride lalu ditambahkan sedikit butiran natrium
Penelitian ini dilakukan mulai Juni sampai Juli 2014.
Sampel tanaman obat yang digunakan pada penelitian karbonat selama 15 menit pada suhu kamar.Hasil uji
positif pada struktur sekretori terhadap senyawa fenol
ini diperoleh dari Hutan Pendidikan Gunung Walat,
ditandai dengan warna hijau gelap atau hitam.
Jawa Barat.Identifikasi struktur sekretori uji
histokimia dilakukan di Laboratorium Anatomi
Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA, IPB, 3. HASIL PENELITIAN DAN
Bogor.Penyayatan daun untuk uji histokimia PEMBAHASAN
menggunakan mikrotom beku dilakukan di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor. 3.1 Tumbuhan Babadotan (Ageratum
conyzoides)
2.2. Bahan Tanaman
3.1.1 Struktur Sekretori Daun Babadotan
Tumbuhan Babadotan (Ageratum conyzoides), Hasil pengamatan terhadap sayatan paradermal daun
Tumbuhan Balakacida(Mikania cordata) dan pada sisi atas daun (adaksial) dan sisi bawah daun
Tumbuhan Monyenyen (Erigeron linifolius). (abaksial) dijumpai trikoma kelenjar. Trikoma
kelenjar pada babadotan terdiri atas trikoma kelenjar
2.3 Pembuatan Sediaan Mikroskopis multiseluler berbentuk memanjang 4-7 sel dan
trikoma kelenjar tipe peltate.Trikoma kelenjar
Tanaman yang diambil sebagai sampel adalah daun multiseluler pada babadotan dilengkapi dengan sekat
dewasa (daun ke 4-5 dari pucuk).Sampel daun pada tiap selnya, dengan ujung meruncing.Trikoma
difiksasi dalam alkohol 70% dalam tabung film dan kelenjar tipe peltate tersusun lebih dari 8 sel kepala
diambil tiga kali ulangan tanaman untuk pembuatan dengan tangkai yang pendek.Pada tanaman Ocimum
sayatan paradermal untuk pengamatan struktur basilicum dijumpai juga trikoma kelenjar tipe peltate
sekretori. yang memproduksi dan menyimpan senyawa
terpenoid (Iijima et al. 2004).
2.4 Uji Histokimia Kerapatan trikoma kelenjar multiseluler dan
trikoma kelenjar tipe peltate pada sisi adaksial daun
masing-masing yaitu 0,9/mm2 dan 2,3/mm2.
Untuk uji histokimia, daun segardisayat melintang Sedangkan pada sisi abaksial berturut-turut 1,2/mm2
setebal 20µm menggunakan mikrotom beku. Hasil
dan 2,7/mm2. Di sini terlihat bahwa kerapatan
sayatan selanjutnya diuji dengan bermacam larutan
trikoma peltate di kedua sisi dijumpai lebih rapat
untuk mengetahui kandungan senyawa terpenoid, dibanding trikoma kelenjar multiseluler. Ukuran
alkaloid, fenol, dan minyak dalam struktur sekretori
panjang trikoma kelenjar multiseluler pada adaksial
masing-masing tumbuhan obat.Pengujian terpenoid
dan abaksial daun berturut-turut adalah 663,7 µm dan
pada struktur sekretori dilakukan dengan merendam 640,0 µm dengan lebar pada sisi adaksial 81,3 µm dan
sayatan daun dalam reagen tembaga asetat 5%. Hasil
pada sisi abaksial 82,0 µm. Panjang trikoma kelenjar
positif ada kandungan terpenoid ditunjukkandengan
tipe peltate pada sisi adaksial 72,6 µm dengan lebar
terbentuknya warna kuning atau kuning kecoklatan 76,0 µm. Sedangkan pada sisi abaksial panjangnya
pada struktur sekretori.
79,3 µm dan lebarnya 78,1 µm.

668 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji Histokimia Tumbuhan Obat

3.1.2 Uji Histokimia perut (Damayanti 2003).Pada luka yang teriris,


Hasil uji histokimia terhadap trikoma kelenjar bakteri dapat masuk melalui luka dan menyebabkan
multiseluler dijumpai negatif untuk kelima uji yang infeksi. Infeksi disebabkan oleh bakteri atau mikroba
dilakukan, sedangkan hasil uji pada trikoma kelenjar yang patogen dimana bakteri masuk ke dalam
tipe peltate positif terhadap uji terpenoid dan negatif jaringan tubuh dan berkembang biak di dalam
terhadap uji alkaloid, fenol, dan minyak Uji positif jaringan. Penyakit mencret pada anak juga bisa
terpenoid pada trikoma kelenjar tipe peltat ditandai disebabkan terinfeksi oleh bakteri. Di antara bakteri
dengan warna kuning kecoklatan (Gambar 1). yang dapat menyebabkan infeksi tersebut adalah
Daun babadotan berkhasiat mengobati luka Escherichia coli dan Salmonella typhi (Waluyo,
teriris dan mencret pada anak.Cara pengolahan yang 2004).Kandungan terpenoid yang terdapat pada
dilakukan untuk luka teriris dan mencret pada anak trikoma kelenjar tipe peltate pada tumbuhan
yaitu daun ditumbuk, lalu ditempelkan pada daerah babadotan dapat berperan sebagai antibakteri.
luka teriris, sedangkan untuk mengobati mencret pada
anak daun yang telah ditumbuk di tempelkan pada
A B C

D A E F

Gambar 1 Uji histokimia daun babadotan : A. Trikoma kelenjar multiseluler pada uji terpenoid, B. Trikoma kelenjar tipe
peltate pada uji terpenoid, C. Trikoma kelenjar multiseluler sebagai kontrol negatif uji alkaloid, D.Trikoma kelenjar
multiseluer pada uji alkaloid, E.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji minyak, F.Trikoma kelenjar multiseluler pada uji fenol,
G.Trikoma kelenjar multiseluler sebagai kontrol (air).

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 669


Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji HistokimiaTumbuhan Obat

lebih rapat dibanding ke dua tipe trikoma


3.2 Tumbuhan Balakacida (Mikania multiseluler. Ukuran panjang trikoma kelenjar
cordata) multiseluler tipe 1 pada adaksial dan abaksial daun
masing-masing 461,7 µm dan 357,3 µm dengan lebar
3.2.1 Struktur Sekretorri Daun Balakacida berturut-turut 31µm.dan 25,3µm. Panjang dan lebar
trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 tidak dilakukan
Hasil pengamatan terhadap sayatan paradermal daun,
terlihat pada sisi adaksial dan abaksial daun dijumpai pengukuran karena bentuk trikomanya berbentuk
spiral/bengkok, sehingga sulit untuk diukur. Panjang
trikoma kelenjar.Trikoma pada balakacida terdiri dari
trikoma kelenjar tipe peltate pada sisi adaksial
trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 dan tipe 2 serta
trikoma kelenjar tipe peltate yang berbentuk 74,3µm dengan lebar 73,3µm. Sedangkan pada sisi
abaksial panjangnya 80,4µm dan lebarnya 73,8µm.
bulat.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada
balakacida bersekat dan terdiri dari 4-5 sel, dengan
ujung meruncing.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 3.2.2 Uji Histokimia
berbentuk spiral/bengkok terdiri dari 3-5 sel juga Uji histokimia terhadap trikoma kelenjar multiseluler
bersekat.Trikoma kelenjar tipe peltate tersusun lebih tipe 1 dan tipe 2 positif terhadap uji terpenoid,
dari 8 sel kepala dengan pangkal yang pendek.Pada alkaloid, dan minyak, sedangkan pada trikoma
tanaman Rosmarinus officinalis dijumpai trikoma kelenjar tipe peltate positif pada uji alkaloid, fenol,
kelenjar tipe peltate yang mensekresi senyawa dan minyak namun hasilnya negatif terhadap uji
metabolit sekunder (Boix et al. 2011). terpenoid.Uji positif terpenoid pada trikoma kelenjar
Kerapatan trikoma kelenjar multiseluler tipe 1, ditandai dengan warna kuning kecoklatan, untuk uji
kelenjar multiseluler tipe 2 dan trikoma kelenjar tipe alkaloid ditandai dengan warna coklat kemerahan, uji
peltate pada adaksial daun masing-masing 13,2/mm2, fenol dengan terbentuknya warna hijau kehitaman,
5,9/mm2, dan 9,1/mm2. Sedangkan kerapatan dan uji minyak ditandai dengan warna jingga
masing-masing trikoma pada abaksial daun berturut- (Gambar 2).
turut 20,7/mm2, 4,6/mm2 dan11,2/mm2. Dari data
kerapatan, terlihat bahwa trikoma kelenjar tipe peltat
A B C D

E F G H

I J K L

670 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji Histokimia Tumbuhan Obat

M O P

Q R

Gambar 2 Uji histokimia daun balakacida : A. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji terpenoid, B. Trikoma kelenjar
tipe peltate pada uji terpenoid, C. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji terpenoid, D.Trikoma kelenjar multiseluer
tipe 1 pada uji alkaloid, E.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji alkaloid, F.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji
alkaloid, G.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol negatif alkaloid, H.Trikoma kelenjar tipe peltate sebagai
kontrol negatif alkaloid, I.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 sebagai kontrol negatif alkaloid, J.Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 1 pada uji fenol, K.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji fenol, L.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada
uji fenol, M.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji minyak, N.Trikoma kelenjar tipe peltate pada uji minyak,
O.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji minyak, P.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol (air),
Q.Trikoma kelenjar tipe peltate sebagai kontrol (air), R.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 sebagai kontrol (air).
sedangkan ukuran lebar trikoma di kedua sisisama
3.3.1 Judul Sub Bab yaitu 10µm .

3.3 Tumbuhan monyenyen (Erigeron 3.3.2Uji Histokimia


linifolius)
Hasil uji histokimia trikoma kelenjar multiseluler tipe
3.3.1 Struktur Sekretori Daun Monyenyen 1 dan tipe 2 positif terhadap uji terpenoid dan minyak,
Hasil pengamatan terhadap sayatan paradermal daun namun negatif terhadap uji alkaloid dan fenol. Hasil
terlihat pada adaksial dan abaksial daun dijumpai posistif uji terpenoid ditunjukkan dengan warna
trikoma kelenjar.Trikoma pada monyenyen terdiri kuning kecoklatan, sedangkan positif uji minyak
dari trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 dan tipe ditandai dengan warna jingga (Gambar 3).
2.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada
monyenyen bersekat terdiri atas 4-6 sel, dengan ujung
meruncing.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 pada
monyenyen juga bersekat dan terdiri atas 2-3 sel
dengan selnya berbentuk persegi panjang.
Kerapatan masing-masing trikoma kelenjar
pada adaksial daun trikoma kelenjar multiseluler tipe
1 dan trikoma kelenjar multiseluler tipe 2 masing-
masing 26,9/mm2 dan 0,4/mm2. Sedangkan kerapatan
trikoma kelenjar multiseluler kedua tipe tersebut
pada abaksial daun berturut-turut 23,8/mm2 dan
9,8/mm2. Ukuran panjang trikoma kelenjar
multiseluler tipe 1 pada adaksial dan abaksial daun
berturut-turut adalah 377,8µm dan 365,7µm dan
lebar 35,7µm dan 34,7µm. Panjang trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 pada sisi adaksial dan abaksial
daun masing-masing adalah 53,8µm dan 50,8µm

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 671


Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji HistokimiaTumbuhan Obat

A B C D

E F G H

I J K L

Gambar 3 Uji histokimia daun monyenyen : A. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji terpenoid, B. Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 pada uji terpenoid, C. Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji alkaloid, D.Trikoma kelenjar
multiseluer tipe 2 pada uji alkaloid, E.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol negatif alkaloid, F.Trikoma
kelenjar multiseluler tipe 2 sebagai kontrol negatif alkaloid, G.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji fenol, H.Trikoma
kelenjar multiseluler tipe 2 pada uji fenol, I.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 pada uji minyak, J.Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 pada uji minyak, K.Trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 sebagai kontrol (air), L.Trikoma kelenjar
multiseluler tipe 2 sebagai kontrol air.

Daun monyenyen berkhasiat untuk mengobati


luka korengan.Cara pengolahan yang dilakukan 4. KESIMPULAN
untuk luka korengan, daun diremas, setelah itu
langsung dioleskan pada luka korengan (Damayanti Tumbuhan babadotan memiliki trikoma kelenjar
2003).Hasil uji histokimia pada tanaman monyenyen multiseluler dan trikoma kelenjar tipe peltate pada
positif mengandung senyawa terpenoid.Senyawa sisi adaksial dan abaksial daunnya.Pada trikoma
terpenoid bersifat sebagai antibakteri.Strukur babadotan terkandung senyawa terpenoid. Tumbuhan
sekretori yaitu trikoma kelenjar pada tanaman Isodon balakacida memiliki trikoma kelenjar multiseluler
rubescens mensekresikan senyawa metabolit tipe 1 dan tipe 2 serta trikoma kelenjar tipe peltate
sekunder berupa senyawa terpenoid dan alkaloid.Di pada sisi adaksial dan abaksial daun. Pada trikoma
negara Cina, tanaman Isodon rubescens digunakan balakacida terkandung senyawa terpenoid, alkaloid,
untuk mengobati gangguan pada pernapasan dan fenol, dan minyak. Tumbuhan monyenyen memiliki
peradangan pada pencernaan yang disebabkan oleh trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 dan tipe 2 pada
bakteri serta dapat digunakan untuk terapi kanker kedua sisi daunnya. Pada trikoma monyenyen
(Sun, Huang, & Han 2006). Tumbuhan Cayratia terkandung senyawa terpenoid dan minyak.
pedata mengandung senyawa terpenflavonoid , Ketiga tumbuhan perlu diteliti uji anti-bakteri
alakaloid dan tannin. Tumbuhan ini di India untuk mengetahui daya hambat ekstrak.
digunakan untuk mengobati Rajmohanan et al. 2014)

672 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Dorly et al. Struktur Sekretori dan Uji Histokimia Tumbuhan Obat

5. UCAPAN TERIMA KASIH Ramakrishnan, P.S. (1963). Seed germination studies


on Erigeron linifolius Wild. Vol.29 (5) : 561-
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pimpinan 566.
Hutan Pendidikan Gunung Walat untuk ijin Redaksi Agro Media. (2008). Buku Pintar Tanaman
pengambilan sampel tanaman. Obat. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Sun, H.D, Huang, S.X, Han Q.B. (2006).
6. DAFTAR PUSTAKA Diterpenoids from Isodon species and their
biological activities.Nat. Prod. Rep. Vol.23:
673-698.
Aspan, R. (2008). Taksonomi Koleksi Tanaman Obat
Kebun Tanaman Obat Citereup. Jakarta Pusat Waluyo, L. (2004). Mikrobiologi Umum. Malang:
Universitas Muhamadiyah Press.
(ID): Badan POM RI.
Werker, E(1993). Function of essential oil secreting
Boix, Y.F, Victotio, C.P, Defaver, A.C.A, Arruda
R.D.C.D.O, Sato, A., & Lage, C.L.S. (2011). glandular hairs in aromatic plants of the
Lamiaceae - a review. Flav.Frag. J. Vol.8: 249-
Glandular trichomes of Rosmarinus officinalis
255.
L.: anatomical and phytochemical analyses of
leaf volatiles. Plant Biosystems Vol.145(4): World Health Organization.(1999). WHO
Monographs on Selected Medicinal Plants.
848–856.
Geneva: WHO.
Damayanti, E.K. (2003). Pengelolaan Hutan Secara
Lestari Berbasiskan Tumbuhan Obat: Studi
Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat.
Penanya:
Unpublish Master thesis, IPB Bogor.
Damayanti, E.K., Masuda, M., Praseto, L.B., & Triastuti Rahayu
(Universitas Muhammadiyah Surakarta / UMS)
Zuhud, E.A.M. (2004). Utilization of Medicinal
Plants Inside the Forest by the Local People: A
Case study of Gunung Walat Educational Pertanyaan:
a. Apakah tipe trikoma kelenjar menghasilkan
Forest, Bogor Agricultural University. Fakultas
metabolit yang berbeda?
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Dickinson, W.C. (2000). Integrative Plant Anatomy. b. Bagaimana cara uji histokimianya?
Tokyo: Academic Press.
Jawaban:
Dubey, N.K., Kumar, R., & Tripathi, P. (2004).
Global promotion of herbal medicine: India’s a. Satu tipe trikoma bias menghasilkan beberapa
senyawa metabolit sekunder
opportunities, Curr. Sci Vol.86 (1): 37-41.
b. Uji histokimia, menggunakan preparat hasil
Fahn H. (1979). Secretory Tissue in Plants. New
York: Academic Press. sayatan setebal 2 mikrometer menggunakan
reagen khusus untuk uji metabolit sekunder
Iijima Y, Rikanati R.D, Fridman E, Gang DR, Bar E,
seperti alkaloid, flavonoid, fenal, dan terpenoid.
Lewinsohn E, &Pichersky E. (2004). The
Biochemical and molecular basis for the
divergent patterns in the biosynthesis of terpenes
and phenylpropenes in the peltate glands of three
cultivars of basil. Plant Physiology Vol.136:
3724–3736.
Mauseth, J.D. (1988). Plant Anatomy. Tokyo.
Cummings Publishing Company.
Poy A, Khanra K, Mishra A, &Bhattacharyya N.
(2013). Highly cytotoxic (PA-1), less cytotoxic
(A549) and antimicrobial activity of a green
synthesized silver nanoparticle using Mikania
cordata L. International Journal of Advanced
Research Vol.1: 193-198.
Rajmohanan, B.V., Sudhakaran, R.N.C.R., &
Padmaja, V. (2014).Pharmacognostical and
phytochemical study on Cayratia
pedata.International Journal of Pharmaconogsy
and Phytochemical Research Vol.6(2):227-233.

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 673

You might also like