1429-Article Text-3482-1-10-20230202

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Journal on Education

Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, pp. 6465-6470


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Sejarah Perkembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia

Samuel Mamonto
Universitas Yapis Papua Jayapura, Jl. Dr. Sam Ratulangi No.11, Trikora, Kota Jayapura, Papua
Samuelmamonto@gmail.com

Abstract
The Indonesian language that we currently speak has its roots in one of the regional tongues spoken throughout
the archipelago. For four reasons, the Malay language has a chance of dominating the Archipelago: 1) The
Sriwijaya people are naturally inclined to trade. 2) Sriwijaya, the epicenter of the Buddhist movement, and 3). In
educational institutions, Malay is the medium of instruction. 4) The official language of conferences between
regional organizations is Malay. The data cannot have come from field research because the library research
method makes this study more current. Ten congresses for the Indonesian language were convened in order to
preserve its existence. The first congress took place in Solo from June 25–28, 1938. From October 28 to November
1, 1954, the city of Medan hosted the second conference. Jakarta hosted the Third Congress from October 28 to
November 2, 1978. Between November 21 and 26 of 1988, Jakarta hosted the Fourth Congress. Jakarta hosted
the V Language Congress from October 28 until November 3, 1988. Jakarta hosted the VI Congress from October
28 to November 2, 1993. On October 26–30, 1998, Jakarta hosted the VII Congress. VIII Congress, 14–17 October
2003, Jakarta Jakarta hosted the IX Congress from October 28 to November 1, 2008, and the X Indonesian
Language Congress from October 28 to October 31, 2013.
Keywords: Malay to Indonesian Language Development History

Abstrak
Bahasa Indonesia yang kita gunakan secara hisoris berasal dari Bahasa salah satu Bahasa daerah dinusantara.
Bahasa Melayu dapat menjadi lingua frangca diwilayah Nusantara karena empat alasan 1) Sifat Masyarakat
Sriwijaya gemar berdagang. 2) Sriwijaya pusat penyebaran Agama Budha, 3). Bahasa Melayu dijadikan Bahasa
pengantar dilembaga-lembaga pendidikan, 4) Bahasa melayu dijadikan bahasa resmi pertemuan antar organisasi
kedaerahan. Penelitian ini lebih relevan menggunakan metode Penelitian Pustaka dan tidak mungkin datanya dari
penelitian lapangan, Untuk menjaga eksistensi Bahasa Indonesia telah diadakan 10 kali kongres Bahasa Indonesia,
Kongres yang I diadakan di Solo tanggal 25 – 28 Juni 1938. Kongres yang II dilaksanakan di kota Medan, tanggal
28 Oktober – 1 November 1954. Kongres yang III, dilaksanakn di Jakarta tanggal 28 Oktober – 2 November 1978.
Kongres yang IV dilaksanakan di Jakarta tanggal 21 – 26 November 1988. Kongres Bahasa yang V dilaksanakan
di Jakarta 28 oktober – 3 November 1988. Kongres ke VI dilksanakan di Jakarta tanggal 28 Oktober – 2 November
1993. Kongres VII di Jakarta 26 – 30 Oktober 1998. Kongres yang VIII dilksanakan di Jakarta, 14 – 17 Oktober
2003 Kongres IX diJakarta 28 Oktober – 1 November 2008 Kongres Bahasa Indonesia yang X dilksanakan di
Jakarta 28 – 31 Oktober 2013.
Kata Kunci: Sejarah Pekembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia

Copyright (c) 2023 Samuel Mamonto


🖂 Corresponding author: Samuel Mamonto
Email Address: Samuelmamonto@gmail.com (Jl. Dr. Sam Ratulangi No.11, Trikora, Kota Jayapura, Papua)
Received 25 January 2023, Accepted 31 January 2023, Published 2 February 2023

PENDAHULUAN
Bahasa Indoneia adalah Bahasa yang paling penting dikawasan Republik Indonesia. Hal ini
ditunjukan oleh antara lain Ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi Kami Putra Putri Indonesia
menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia, disamping itu ada beberapa alasan mengapa Bahasa
Indonesia menduduki tempat yang terpenting diantara Bahasa- Bahasa dinusantara yang masing-masing
amat penting bagi penutur Bahasa Ibu, pentingnya tidaknya suatu Bahasa didasarkan pada beberapa hal,
yaitu jumlah penutur, luas penyebaran dan peranan.
6466 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6465-6470

Apabila ditinjau dari prespektif historis Negara Indonesia, Bahasa Indonesia diadopsi dari
Bahasa melayu, Bahasa Melayu merupakan salah satu Bahasa daerah yang berada di negara Indonesia,
Bahasa Melayu telah dipakai sebagai lingua Faranca selama berabad-abad sebelumnya, diseluruh
Kawasan tanah air kita, karena empat alasan (1). Sifat masyarakat Sriwijaya gemar berdagang (2)
Sriwijaya pusat penyebaran agama Budha (3) Bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar dilembaga-
lembaga pendidikan (4) Bahasa melayu dijadikan Bahasa resmi pertenuan antar organisasi kedaerahan,
setelah rasa kebangsaan timbul pada diri para pemuda kaum terpelajar.
Pada Abad ke VII Bahasa melayu sudah dipergunakan oleh masyarakat diwilayah kerajaan
Sriwijaya, kerajaan yang sangat terkenal saat itu, karena kejayaan dan luas wilayah kekusaannya,
banyak bukti yang memperkuat diperguakan Bahasa melayu di Sriwijaya anatara lain ditemukannya
prasasti-prasasti yakni prasasti di Kedukan Bukit (tahun 638) Talang Towo (Tahun 684) Karang Brahi
(tahun 688). Dari wilayah kerajaan Sriwijaya Bahasa melayu tersebar keseluruh pelosok tanah air
melalui para pedagang Sriwijaya sambal berdagang mereka memperkenalkan bahasaya untuk keperluan
perdagangan. Salah satu bukti tertulis tersebarnya Bahasa melayu diluar diluar kerajaan Sriwijaya ialah
ditemukannya prasasti Gandasuli (tahun 832) di daerh kedu, dipulau jawa menurut penelitian Dr. J.G
Casparis prasasti tersebut berbahasa melayu kuno, bukti lainnya ditemukannya dialek Bahasa melayu
diwilayah nusantara seperti di Ambon, Larantuka, Kupang, Jakarta, Manado dan lain-lain.

LANDASAN TEORI
Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki fungsi:
1. Lambang kebanggan Nasional
2. Lambang Identitas Nasional
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang social budaya dan Bahasa yang
berbeda dan
4. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya. Upaya untuk serus menjaga dan mengembangkan
Bahasa Indonesia dengan berbagai cara. Salah satu cara untuk terus menjaga dan mengembangkan
bahasa Indonesia yaitu dengan diadakannya beberapa kali konggres Bahasa Indonesia

METODE
Penelitian ini merupakan peneitian atau riset Kepustakaan, kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data Pustaka. Penelitian ini lebih relevan menggunakan metode penelitain
Pustaka. Dikarenakan peneitian ini hanya bisa dijawab lewat penelitian Pustaka.

HASIL DAN DISKUSI


Bahasa adalah system lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masayarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu system, yaitu seperangkat
Sejarah Perkembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia, Samuel Mamonto
6467

aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur sebagai berikut. 1)
Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya (2). Sistem lambang
tersebut bersifat konvensional dan ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
(3) Lambang tersebut bersifat arbitrer atau kesepakatan digunakan secara berulang dan tetap. (4) Sistem
lambang tersebut bersifat terbatas tetapi produktif. (5) Sistem lambang bersifat unik, dan tidak sama
denagn lambing Bahasa lain (6) Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal.
Selain fungsinya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa nasional, Bahasa Indonesia dalam Undang
-Undang Dasar 1945, Bab XV pasal 36 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara juga berfungsi (1)
Bahasa Resmi Negara. didalam hubungannya fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai dalam segala
upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulisan, (2) Bahasa Pengantar
dalam dunia pendidikan. Telah dibuktikan bahwa sejak bangsa Indonesia diproklamasikan sebagai
negara (17 Agustus 1945), Bahasa Indonesia telah digunakan sebagai pengantar dalam dunia
pendidikan mengantikan bahasa belanda. (3), Alat penghubung tingkat Nasional, Bahasa Indonesia
dipakai bukan saja sebagai alat talimarga antardaerah antarsuku melainkan juga sebgai talimarga
didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasa. (4) Alat pengembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa Melayu, sebagai salah satu Bahasa di kepulawan nusantara, sudah sejak lama digunakan
sebagai Bahasa perhubungan. Sejak abad ke- 7 Masehi, Bahasa melayu atau lebih tepatnya Bahasa
melayu kuno. Ketika Orang Eropa sampai diwilayah Nusantara mereka menyadari suatu kenyataan
bahwa Bahasa melayu sudah dipergunakan sebagai Bahasa masyarakat sebagai lingua Franca atau
Bahasa pergaulan. Hubungan antar masyarakt di Nusantara. Bukti tentang hal tersebut adalah bahwa
ditemukannya kata-kata Bahasa melayu oleh Pigafetta setelah mengujungi Tidore pada tahun 1522,
dengan tujuan lebih menetapkan posisi mereka di wilayah nusantara baik Pertugis maupun Belanda
mendirikan Sekolah-Sekolah, Bahasa pengantar yang mereka pergunakan adalah bahasa mereka
sendiri, namun selalu mengalami kegagalan. Hal ini pernah ditanyakan oleh seorang bangsa Belanda
yang Bernama Dancharts pada tahun 1631 ketika kegagalan tersebut tidak teratasi lagi. Keluarlah surat
keputusan dari pemerintah colonial KB. 1871 yang menyatakan bahwa pengajaran disekolah-sekolah
bumi putra diberikan dalam Bahasa daerah kalaua tidak dipakai Bahasa melayu.
Diperolehnya pendidikan melalui sekolah-sekolah baik yang didirikan oleh pertugis maupun
Belanda menimbulkan kesadaran pada diri para pemuda kaum terpelajar bahwa bangsanya sedang
dijajah. Setelah rasa kebangsaan timbul mereka merasakan bahwa kemerdekaan hanya akan dapat
dicapai apabila seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia Bersatu. Untuk itu mereka berusaha untuk
memilih salah satu Bahasa daerah untuk dijadikan Bahasa pehubungan. Mereka memili Bahasa Melayu
sebagai media komunikasi antar bangsa Indoneia, sehingga seluruh bangsa Indonesia dapat Bersatu.
Berbahasa berarti berkemunikasi dengan menguunakan media Bahasa. Bahasa harus dipahami oleh
semua pihak dalam suatu komunitas. Kemunits merupakan penggerak kehidupan. Jadi, tidak mungkin
dapat dihilangkan karena manusia merupakan mahluk social yang selalu membutuhkan
6468 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6465-6470

interaksi/hubungan dengan manusia lain. Dalam era informasi, Bahasa akan lebih berperan. Pendapat
Daoed Joesuf yang disampaikan pada Konggres Bahasa Indonesia III (1983) di Jakarta. Bangsa yang
maju perdabannya ditandai tidak saja oleh kemampuannya menguasai alam, membangun industry berat,
membuat jaringan jalan raya, dan system pelayanan yang bermutu tinggi tetapi juga oleh tingkat
pemakaian Bahasa dalam keanekaragaman kehidupan.
Berbagai upaya dilakukan untuk memjaga eksistensi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa
Nasional, upaya pemerintah dan para tokoh agama yang memiliki kmitmen terhadap pelestarian Bahasa
Indonesia mengadakan kongres-kongres dalam rangka membahas perkembangan Bahasa Indonesia.
Pertemuan yang rutin dilaksanakan ini diberi nama kongres bahsa Indonesia. Keberlangsungan kongres
tersebut sangatlah penting bagi proses perkembangan Bahasa Indonesia. Oleh karena dengan adanya
kongres Bahasa Indonesia, muatan dari Bahasa Indonesia menjadi lebih konfrensip dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Berikut ini kongres Bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan:
Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama) Kongres Bahasa Indonesia yang pertama dilaksanakan
pada tanggal 25 – 28 Juni tahun 1938 di Kota Solo, Jawa Tengah kongres pertama ini menghasilkan
bebe dan usaha pe,binaan rapa kesepakatan dan kesepahaman yakni urgensi dan usaha pembinaan dan
pengembangan Bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh para cendekiawan dan budayawan
Indonesia pada waktu itu. Sampai pada akhirnya pada 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang
Dasar 1945 pada Pasal 36 menetapkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara. Diresmikannya
Penggunaan Ejaan Republik sebagai pengganti Ejaan Van Ophuisen yang berlaku sebelumnya.
Peresmian ini terjadi pada tanggal 19 Maret 1947.
Konggres Bahasa Indonesia II. Kongres Bahasa Idonesia yang Kedua dilaksanakan di kota Medan.
Sumatra Utara pada tanggal 28 OKtober – 1 November 1954 kongres Bahsa Indonesia ini merupakan sebuah
perwujudan tekad yang kuat dari Bahasa Indonesia yang terus dan terus menyempurnakan Bahasa Indonesia yang
dijadikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia, Presiden H,M Soeharto yang waktu itu menajabat sebagai Presiden
Republik Indonesia pada 16 Agustus 1972 meresmikan Ejaan Yang Disemurnakan (EYD) melalui sarana Pidato
kenegaraan pada siding DPR yang dikokohkan dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31 Agustus 1972, Penetapkan Pedoman Umum Bahasa Ejaan Bahasa
indoensia Yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Resmi berlaku di seluruh Wilayah
Indonesia.
Kongres Bahasa Indonesia III, Kongres Bahasa Indonesia ketiga dilaksanakan pada tanggal 28
Oktober – 2 November 1978 di Ibu Kota Jakarta. Hasil yang didapat dari Kongres Bahasa Indonesia
sejak tahun 1928 dan selalu berusaha dengan optimal untuk memantapkan kedudukan dan fungsi
Bahasa Indonesis. Kongres Bahasa Indonesia IV, Kongres Bahasa Indonesia yang keempat
diselenggarakan pada tanggal 21 – 26 November 1983 di Jakarta. Pada pelaksanaan kongres Bahasa
Indonesia keempat bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang 55 yang dihasilkan kesepakatan bhwa
pembinaan dan pengembanga Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
Sejarah Perkembangan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia, Samuel Mamonto
6469

tercantum di dalam GBHN yang diwajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar tercaai seoptimal mungkin.
Kongres Bahasa Indonesia V, Kongres Bahasa Indonesia yang kelima dilaksanalan pada 28
Oktober – 3 November 1988 di Jakarta. Pada Kongres Bahasa Indonesia yang kelima ini dilhirkan karya
monumentl yaitu sebuah Kamus Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kongres
Bahsa Indonesia VI Kongres Bahasa Indonesia yang keenam dilaksanakan di Jakarta yakni pada tabggal
28 Oktober - 2 November 1993 sebanyak 770 peserta dari Indonesia hadirvdalam kongres bahas yang
keenam ini. Dalam hal ini tidak ketinggalan 53 Peserta dari berbagai negara juga ikut sebagai tamu,
yakni negara Berunai Darusalam, Australia, Jepang, Rusia, Hongkong, India Jerman dan Sngapura,
Ameriak Serikat dan Kerea Selatan. Simpulan dari Kongres ini adalah pengusulan Pusat Pembinaan
dan Pengambangan Bahasa indonesi, ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia
disampiang mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
Kongres Bahasa Indonesia Yang VII, Kongres Bahasa Indonesia yang Ketuju dilaksanakan
pada Tanggal 26-30 Oktober di Jakarta, Hasil dari kongres Bahasa Indonesia yang ketuju yaitu
mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa Indonesia. Kongres Bahasa Indonesia VIII,
diselenggrakan pada tanggal 14 – 17 Oktober 2003 di Jakarta Pada Kongres yang ketuju menghasilkan
kesepakatan pengusulan bulan Oktober dijakikan bulan Bahasa. Agenda pada bulan Bahasa adalah
berlangsungnya seminar Bahasa Indonesia diberbagai Lembaga yang memperhatikan Bahasa
Indonesia.
Kongres Bahasa Indonesia IX, Kongres Bahasa Indonesia yang kesembilan dilaksanakan pada
tanggal 28 Oktober - 1 November 2008 di Jakarta, Kongres Bahasa Indonesia ini membahas lima hal
utama, yakni Bahasa Indonesi, Bahasa Daerah, Penggunaan Bahasa Asing, pengajaran bahsa dan sastra,
serta membahas media masa. Kongres Bahasa ini berskala Internasional yang menghadorkan pembicara
dalam dan luar negeri. Kongres Bahasa Indonesia X dilaksanakan pada tanggal 20 – 31 Oktober 2013
Kongres yang X ini merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan pemerinta.

KESIMPULAN
Berawal dari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 Bahasa Indonesia mempunyai fungsi
majemuk, menjadi Bahasa persatuan, Bahasa negara, Bahasa resmi, bahasa penghubung antar indifidu,
bahasa pergaulan, dan yang tidak kalah penting sebagai bahasa pengantar disemua sekolah di Indonesia.
Bahasa Indonesia dilatarbelakangi oleh berates-ratus suku bangsa yang masing-masing mempunyai
bahasa daerahnya yang menjadikannya Bahasa pertama. Walaupun masih banyak orang mnggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahsa kedua, namun dengan perkembangan arus globalisasi menjadikan
Bahasa Indonesia Bahasa yang pertama.

REFERENSI
Abede Sam Pareno. 2014. Rumpun Melayu, Mitos dan Realitas,Latfansah Mediatama Surabaya, 2014
6470 Journal on Education, Volume 05, No. 03, Maret-April 2023, hal. 6465-6470

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1981) Politik Bahasa Nasional. Jakarta PN. Balai Pustaka
Rahayu Minto. 2007 Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi PT. Grasindo, Jakarata
Halim Amran (1979) Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa
Sugiono, Dendy, (2009) Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama.

You might also like