Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280

Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

KEMAMPUAN POLISAKARIDA MANNAN SEBAGAI ORAL


AJUVAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA
PADA AYAM BROILER
(Polysaccharides Contain Mannan from Palm Kernel Meal as an Oral
Adjuvant of the Avian Influenza in Broiler Chicken)
Syahruddin1), Kamaluddin Zarkasie2), Yatno3), R. Mutia4), dan Nahrowi*4)
1Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
2 IPB-Shigeta
3 Fakultas Peternakan Universitas Jambi
4 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

*Coresponding Author: Email: nahrowi@ipb.ac.id

ABSTRACT

The objective of this study was to evaluate the ability of PM from PKM as an oral
adjuvant of the avian influenza (AI) vaccine against an increase in AI H5N1 antibody titer and
immunoglobulin A (IgA) serum in 30 heads of broiler aged 1-6 weeks. This study used a
completely randomized design with 5 treatments and 3 replications. The treatments conducted
are R0A = broiler not vaccination, R0B = broiler vaccination with H5N1 antigen + 0 µg PM, R1 =
broiler vaccination with H5N1 antigen + 50 µg PM, R2 = broiler vaccination with H5N1 antigen
+ 100 µg PM, and R3 = broiler vaccination with H5N1 antigen + 200 µg PM. The results showed
that the treatment did not reduce broiler body weight (PM is not toxic). AI H5N1 antibody titer
increased significantly affected (P<0.05) one week after the first vaccination, serum IgA of
broiler also increased significantly affected (P<0.05) two weeks after the second vaccination. R3
treatment (200 μg PM) produce higher HI antibody titer ≤ 5 log2 and serum IgA 1.6 fold higher
compared with those of broiler received R0A and R0B. It can be concluded that PM can increase
the immune response in broiler chickens and can be used as an adjuvant for inactive AI vaccine.

Keywords: Avian Influenza vaccine, Broiler chick, Mannan, Oral adjuvant, Palm kernel meal

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan PM dari BIS sebagai oral ajuvan vaksin
avian influenza (AI) terhadap peningkatan titer antibodi AI H5N1 dan Imunoglobulin A (IgA)
pada 30 ekor ayam broiler yang berumur 1-6 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan
yaitu R0A = tidak divaksinasi, R0B = vaksinasi dengan antigen H5N1 + 0 µg PM, R1 =
vaksinasi dengan antigen H5N1 + 50 µg PM, R2 = vaksinasi dengan antigen H5N1 + 100 µg
PM, R3 = vaksinasi dengan antigen H5N1 + 200 µg PM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan tidak menurunkan bobot badan ayam (PM tidak bersifat toksik). Titer antibodi AI
H5N1 meningkat secara nyata (P<0.05) satu minggu setelah vaksinasi pertama, Serum IgA
ayam broiler juga meningkat secara nyata (P<0.05) dua minggu setelah vaksinasi kedua.
Perlakuan R3 (200 µg PM) mampu menghasilkan titer antibodi HI lebih tinggi ≤ 5 log2 dan
serum IgA 1.6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vaksinasi tanpa penambahan PM (R0A
dan R0B). Penggunan PM mampu meningkatkan respon imun pada ayam broiler dan dapat
digunakan sebagai bahan ajuvan vaksin avian influenza inaktif.

Kata kunci: Ayam broiler, Bungkil inti sawit, Mannan, Oral ajuvan, Vaksin avian influenza

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 90


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

PENDAHULUAN kekebalan dengan meningkatnya


Kelapa sawit adalah salah satu aktifitas fagosit dari makrofag dan
komoditas perkebunan utama di meningkatkan level Imunoglobulin
Indonesia tersebar pulau Sumatra, (Ig) (Lyons 1996). Individu yang
Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan defisien mannan binding lectin (MBL)
Jawa. Pengolahan kelapa sawit menyebabkan peningkatan
menghasilkan minyak sawit dan mudahnya terkena infeksi penyakit,
bungkil inti sawit. khusus pada sistem mukosanya
Bungkil inti sawit (BIS) (Ross et al., 2001). Faktor utama
merupakan hasil samping dari pertahanan sistem kekebalan
pengolahan inti sawit untuk mukosa adalah immunoglobulin A.
mendapatkan minyak inti sawit. Di lain pihak, salah satu
Penggunaan BIS sebagai pakan penyakit yang masih mengancam
potensial telah banyak dilaporkan dunia perunggasan adalah penyakit
pada ruminansia dan ternak avian influenza (AI).
unggas. Nahrowi, dkk (2005) Penanggulangan penyakit AI dapat
melaporkan bahwa konten PCK ditempuh diantaranya melalui
Mannose mencapai 68,9% dan program vaksinasi untuk
ketersediaannya berkesinambungan memberikan perlindungan terhadap
atau terjamin. Kandungan mannan infeksi penyakit AI. Vaksin AI yang
yang tinggi serta faktor pembatas digunakan dewasa ini adalah vaksin
juga dapat dianggap sebagai potensi killed dalam ajuvan oil emulsion,
untuk mendapatkan tambahan yang diberikan secara
pakan prebiotik yang akan intramuskuler atau subkutan. Selain
meningkatkan kesehatan ternak dari oil emulsion dipandang perlu
Ketersedian BIS di Indonesia untuk mendapatkan suatu bahan
cukup tinggi, namun penggunaan ajuvan yang aman serta dapat
dalam campuran pakan unggas diberikan secara oral atau lewat air
masih terbatas karena BIS minum, dengan maksud
mengandung β-mannan yang tinggi merangsang sistem kekebalan
dan dapat bersifat sebagai anti melalui mukosa. Perbaikan sistem
nutrisi. Namun disisi lain, kekebalan mukosa merupakan
polisakarida mannan (PM) dapat trend baru dalam upaya mencegah
berfungsi meningkatkan respon infeksi penyakit menular melalui
kekebalan tubuh dan pengendali mukosa. Penggunaan polisakarida
beberapa mikroba patogen yang mengandung mannan (PM) dari BIS
merugikan ternak. Tafsin (2007) sebagai bahan ajuvan oral vaksin AI
melaporkan bahwa mannan dari BIS terhadap peningkatan respon
menunjukkan adanya aktivitas kekebalan tubuh ayam broiler
sebagai immunostimulan yang sangat penting dilakukan dalam
dapat memperbaiki kesehatan meningkatkan immunitas tubuh
ternak unggas. Penggunaan MOS ternak ayam broiler pasca vaksinasi.
dilaporkan dapat memperbaiki Apakah penggunna polisakarida

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 91


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

mengandung mannan (PM) dari BIS (21 hari). Pengambilan sampel


sebagai bahan ajuvan oral dapat darah dilakukan setiap minggu,
memberikan respon terhadap sebanyak satu ekor pada tiap-tiap
kekebalan tubuh? Tujuan penelitian ulangan. Sampel darah yang
ini untuk mengetahui penggunna diperoleh diambil serumnya
polisakarida mengandung mannan kemudian disimpan pada suhu -
(PM) dari BIS sebagai bahan ajuvan 200C sampai saat pemeriksaan.
oral dapat memberikan respon Selain itu bobot badan ayam broiler
terhadap kekebalan tubuh ditimbang setiap minggu selama
MATERI DAN METODE penelitian. Pemeriksaan titer
antibodi AI dan optical density (OD)
Penelitian ini menggunakan IgA serum ayam broiler
polisakarida mengandung mannan dilaksanakan di Laboratorium
(PM) yang diperoleh dari proses Imunologi FKH-IPB.
ekstraksi kombinasi fisik kimia Penelitian ini menggunakan
bungkil inti sawit (BIS) (Ramli et al., rancangan acak lengkap (RAL)
2005). Antigen yang digunakan dengan lima perlakuan dan setiap
yaitu antigen H5N1 inaktif (Strain perlakuan diberi ulangan sebanyak
A/CK/Legok/2003 Homolog; 512 tiga kali. Model matematika yang
HAU/ml) yang diperoleh dari PT. digunakan untuk rancangan
IPB-Shigeta. Sedangkan ayam tersebut menurut Gaspersz (1991)
broiler yang digunakan sebanyak 30 adalah:
ekor strain Ross yang berumur 7 Yij = u + Ƭi + ϵij
hari dengan jenis kelamin campuran Keterangan:
(unsexed). Pemeliharaan ayam Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan ke-i
broiler dilaksanakan di kandang C dan ulangan ke-j
u = Rata-rata pengamatan
Fapet-IPB.
Ƭi = Pengaruh perlakuan ke-i (i = 1, 2,3, 4,)
Upaya mengetahui adanya ϵij = Pengaruh galat perlakuan ke-i dan
respon polisakarida mannan dari ulangan ke-j (j = 1, 2, 3)
BIS sebagai oral ajuvan vaksin AI Perlakuan yang diberikan
terhadap peningkatan respon yaitu:
kekebalan tubuh ayam broiler, 1. R0A = tidak divaksinasi,
dilakukan dengan vaksinasi secara 2. R0B = vaksinasi dengan antigen
oral (dicekok). Dosis vaksin yang H5N1 + 0 µg Polisakarida
diberikan 0.25 ml/ekor yang mannan BIS,
mengandung 0.1 ml antigen H5N1 3. R1 = vaksinasi dengan antigen
ditambah PM dari BIS sesuai H5N1 + 50 µg Polisakarida
dengan perlakuan. mannan BIS,
Vaksinasi terhadap ayam 4. R2 = vaksinasi dengan antigen
broiler dilakukan sebanyak dua kali. H5N1 + 100 µg Polisakarida
Vaksinasi pertama dilakukan pada mannan BIS dan,
umur satu minggu (7 hari), 5. R3 = vaksinasi dengan antigen
selanjutnya vaksinasi kedua (booster) H5N1 + 200 µg Polisakarida
dilakukan pada umur tiga minggu mannan BIS.
Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 92
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

Parameter yang diamati yaitu demikian perlakuan R1 (vaksinasi


pertambahan bobot badan ayam dengan antigen H5N1+50 µg PM)
broiler umur 7-21 hari (g/ekor) dan selama lima minggu pengamatan
umur 21-42 hari (g/ekor), bobot memperlihatkan pertumbuhan yang
badan akhir umur 42 hari (g/ekor), lebih baik dibandingkan yang lain.
evaluasi titer antibodi AI ayam Hal ini menunjukkan bahwa
broiler (HI log2) dengan polisakarida mannan (PM) sebagai
menggunakan uji Haemagglutination oral ajuvan vaksin tidak
Inhibition (HI Test) (OIE, 2004) dan menurunkan bobot badan atau tidak
pengukuran optical density (OD) bersifat toksik.
pada panjang gelombang (λ) 615 nm Vaksinasi dengan antigen
untuk IgA serum ayam broiler umur H5N1+PM secara oral tidak
1-6 minggu dengan menggunakan mempengaruhi PBB maupun bobot
metode Enzyme-linked immunosorbent badan akhir ayam. Hal tersebut
assay (ELISA) (Crowther, 1995). kemungkinan disebabkan oleh
Analisis data menggunakan analisis
pengaruh antigen bersama PM lebih
of variance dengan uji wilayah banyak untuk merangsang
berganda Duncan (Gaspersz, 1991). imunogenisitas, sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN pengaruhnya terhadap bobot badan
Pertambahan Bobot Badan (PBB) tidak tampak. Pakaya et al., (2019)
dan Bobot Badan Akhir Ayam bahwa secara umum pertambahan
Broiler bobot badan akan dipengaruhi oleh
Pengaruh penggunaan jumlah konsumsi ransum dan
polisakarida mannan dari BIS kandungan nutrisi yang terdapat
sebagai oral ajuvan vaksin AI dalam ransum ayam.
terhadap pertambahan bobot badan Takahashi et al. (2000)
(PBB) dan bobot akhir ayam broiler menyatakan bahwa respon cekaman
umur 7-42 hari dapat dilihat pada akibat perangsangan sistem
Gambar 1. kekebalan akan menimbulkan efek
Perlakuan tidak berpengaruh tambahan terhadap penampilan
nyata (P>0.05) terhadap ternak karena lebih banyak nutrien
pertambahan bobot badan ayam yang terbagi untuk pembentukan
broiler fase starter (umur 7-21 hari) antibodi dan perkembangan organ
maupun fase finisher (umur 21-42 kekebalan sehingga menurunkan
hari) (Gambar 1a). Demikian juga ketersediaan nutrien untuk
terhadap bobot badan akhir ayam pertumbuhan
broiler (Gambar 1b). Namun

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 93


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

2000
1800
1600
PBB (g/ekor) 1400
1200
1000
800

1268.13
1248.17
1226.33
1205.18
1136.42
600
400
539.62
538.42

505.95
505.52

483.48
200
0
R0A R0B R1 R2 R3 R0A R0B R1 R2 R3

Umur 7-21 hari Umur 21-42 hari


(a)

2000
1800
BB akhir (g/ekor)

1600
1400
1902.03
1901.02

1896.13
1200
1888.03
1777.97

1000
800
600
400
200
0
R0A R0B R1 R2 R3

Umur 42 hari

(b)
Gambar 1. (a) Pengaruh PM sebagai oral ajuvan vaksin AI terhadap PBB fase starter dan
finisher, (b) bobot badan akhir ayam broiler.

Klasing (1998) menyatakan metabolis seperti demam,


bahwa efek perangsangan sistem menurunnya konsumsi dan
kekebalan tidak mempengaruhi menigkatnya katabolisme nutrien.
pertumbuhan karena kebutuhan Beberapa peneliti yang
jumlah nutrien untuk sistem menggunakan bahan yang sejenis
kekebalan relatif lebih kecil yaitu mannanoligosakarida (MOS),
dibanding untuk pertumbuhan. penggunaan 0,05% MOS (Flemming
Stress kekebalan yang diakibatkan et al., 2004), dan 0,3% MOS tidak
efek imunostimulan berbeda berpengaruh terhadap pertambahan
dengan stress yang diakibatkan bobot badan (Shafey et al., 2001).
infeksi yang dapat menyebabkan Sebaliknya, laporan yang
reaksi keseluruhan dari tubuh yang menyebutkan adanya peningkatan
meliputi perubahan fisiologis dan

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 94


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

PBB pada ayam broiler dilaporkan pengaruhnya terhadap


Waldroup et al. (2003). pertumbuhan tergantung pada
Penggunaan bahan yang sama level mannosa yang digunakan.
yaitu polisakarida mannan dari BIS Titer antibodi AI H5N1 ayam
dilaporkan oleh Tafsin (2007) bahwa broiler
penggunaan polisakarida mannan
sampai tingkat 3000 ppm dalam Pengaruh penggunaan
ransum dapat meningkatkan PBB polisakarida mannan (PM) dari BIS
pada ayam broiler. Selanjutnya sebagai oral ajuvan terhadap titer
dinyatakan bahwa penggunaan antibodi AI H5N1 ayam broiler
bahan yang mengandung dapat dilihat pada Tabel 1.
komponen PM atau MOS dan

Tabel 1. Pengaruh penggunaan polisakarida mannan (PM) dari BIS sebagai oral ajuvan
vaksin AI terhadap titer antibodi AI ayam broiler (HI log2)
sebelum Minggu setelah Minggu setelah
Perlakuan vaksinasi vaksinasi pertama vaksinasi kedua
1 2 1 2 3
R0A 3.33 ±1.15 2.00 ±0.00 c 3.33±0.58 3.33 ±0.58 b 3.33±0.58 3.00±1.00 b
R0B 4.00 ±0.00 4.00 ±1.00 b 4.33±0.58 3.67 ±1.15 ab 4.66±1.53 4.33±1.15 ab
R1 3.67 ±1.15 5.00 ±0.00 a 4.00±1.00 4.33 ±0.58 ab 4.33±0.58 5.67±2.08 a
R2 3.33 ±0.58 4.67 ±0.58 ab 4.00±0.00 5.00 ±1.00 a 3.67±0.58 5.67±1.53 a
R3 3.33 ±0.58 5.00 ±0.00 a 4.33±0.58 4.33±0.58 ab 4.00±0.00 5.33±0.58 ab
Keterangan: Superskrip huruf abc yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata
(P<0.05). R0A (tidak divaksinasi), R0B (vaksinasi dengan antigen H5N1 + 0 µg PM), R1
(vaksinasi dengan antigen H5N1 + 50 µg PM), R2 (vaksinasi dengan antigen H5N1 + 100 µg
PM), R3 (vaksinasi dengan antigen H5N1 + 200 µg PM).

Pengamatan mingguan ditambah PM maupun tanpa PM


menunjukkan bahwa sebelum (R0B), rata-rata dapat memberikan
vaksinasi nilai titer HI antara 3.33 - titer antibodi AI protektif (4 log2)
4.00 log2. Satu minggu setelah setelah vaksinasi pertama maupun
vaksinasi pertama, perlakuan vaksinasi kedua berlangsung.
(vaksinasi dengan antigen Selanjutnya dua minggu setelah
H5N1+PM) berbeda nyata (P<0.05) vaksinasi pertama perlakuan tidak
terhadap titer antibodi AI ayam berbeda nyata terhadap titer
broiler. Perlakuan R1, R2 dan R3 antibodi AI H5N1. Demikian juga
nyata lebih tinggi dibandingkan dua minggu setelah vaksinasi kedua
dengan R0B (vaksinasi dengan berlangsung. Titer antibodi AI
antigen H5N1 tanpa PM) (5.00; 4.67; meningkat kembali tiga minggu
5.00 vs 4.00 log2). Vaksinasi dengan setelah vaksinasi kedua.
antigen H5N1 secara oral berbeda Hasil pengamatan yang
nyata (P<0.05) terhadap titer dilakukan menunjukkan bahwa
antibodi AI H5N1 dibandingkan penggunaan 50; 100 dan 200 µg PM
dengan R0A (tidak divaksinasi). bersama antigen (perlakuan R1, R2
Vaksinasi dengan antigen H5N1 dan R3) dapat meningkatkan titer

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 95


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

antibodi AI H5N1 ≤ 1 log2 (20%) tinggi dan berlangsung lama, yakni


lebih tinggi dibandingkan vaksinasi dalam waktu tiga minggu setelah
tanpa PM (R0B) dalam waktu satu vaksinasi akan menghasilkan titer
minggu. antibodi minimal 24 = 16, seperti
Perlakuan R1 dan R2 juga yang direkomendasikan oleh
memiliki kecenderungan organisasi kesehatan hewan (OIE
meningkatkan titer HI ≤ 1.34 log2 2004). Respons perlakuan dapat
lebih tinggi dibandingkan vaksinasi mempertahankan titer antibodi AI
dengan antigen H5N1 sendiri tiga protektif (24) selama lima minggu
minggu setelah vaksinasi kedua. pengamatan. Walaupun titer
Hal ini menunjukkan bahwa antibodi AI protektif yang terbentuk
komponen mannan dari BIS sebagai pada ayam broiler tampaknya
oral ajuvan vaksin AI dapat masih rendah. Hal ini kemungkinan
menggertak atau menimbulkan efek disebabkan oleh pengaruh antibodi
yang merangsang sistem kekebalan maternal yang diperoleh dari
lebih aktif untuk pembentukan induknya yang dapat menghambat
antibodi. Mekanisme bagaimana pembentukan imunoglobulin,
PM ini dapat menstimulasi sehingga dapat mempengaruhi
pembentukan antibodi belum keberhasilan dalam vaksinasi.
diketahui secara pasti. Dugaan yang Penghambatan berlangsung sampai
muncul yang mejelaskan fenomena antibodi maternal habis, yaitu
ini bahwa sel pertahanan tubuh sekitar 10-20 hari setelah menetas
dapat mendeteksi kehadiran (Tizard, 1982).
mikroba karena adanya molekul Pemberian antigen + PM
unik yang disebut pathogen- secara oral dapat merespons
associated molecular pattern (PAMP) peningkatan titer antibodi AI pada
yang akan mengaktifkan sistem ayam broiler satu minggu setelah
kekebalan seperti fagositosis dan vaksinasi kedua berlangsung. Jika
jalur lektin. Komponen gula melihat dari fenomena tersebut
mannosa mempengaruhi sistem diatas, sebaiknya pemberian
kekebalan tubuh dengan jalan vaksinasi pertama dilakukan secara
merangsang sekresi protein yang oral dan selanjutnya dapat
dapat mengikat mannosa, dan diberikan secara injeksi atau
dikenal dengan istilah mannosa intranasal. Namun dengan
binding lectin (MBL). MBL disintesa penggunaan PM BIS sebagai ajuvan
di hati dan disekresikan ke dalam secara injeksi masih diperlukan
serum sebagai komponen dengan kajian mengingat adanya figmen
fase respon yang bersifat akut. MBL warna coklat dari polisakarida BIS
dapat berikatan dengan karbohidrat yang dapat mempengaruhi warna
dari dinding sel bakteri, ragi atau daging ayam broiler. Penggunaan
virus (Janeway et al., 2005). bahan sejenis dengan PM yaitu
Vaksin AI yang baik akan mannanoligosakarida (MOS) telah
menimbulkan kekebalan yang lebih dilaporkan oleh Pietersz et al. (2008)

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 96


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

bahwa vaksinasi dengan antigen yang sama yaitu PM dari BIS telah
H5N1 ditambah mannosa dari dilaporkan oleh Tafsin (2007) bahwa
Saccharomyces cerevisiae secara penggunaan 1000, 3000 dan 4000
intranasal pada tikus, titer antibodi ppm PM dalam ransum nyata
HI lebih tinggi dibandingkan meningkatkan titer IBD
vaksinasi dengan antigen H5N1 dibandingkan dengan kontrol. Hasil
sendiri (HI titer 80 vs 40) 12 hari tersebut menunjukkan adanya
setelah vaksinasi pertama. aktivitas immunostimulan dari PM
Selanjutnya penggunaan bahan pada ternak ayam.

IgA Serum Ayam Broiler


Pengaruh penggunaan PM dari BIS sebagai oral ajuvan vaksin AI
terhadap optical density (OD) IgA serum ayam broiler umur 1- 6 minggu
disajikan pada Gambar 2.

0.200

a
0.180
OD IgA serum (λ 615 nm)

0.160
0.140
a
ab
abc

0.120
bc

0.100
b
b

0.080
c

0.060
0.040
0.020
0.000
sebelum 1 minggu 2 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu
vaksinasi setelah setelah setelah setelah setelah
vaksinasi vaksinasi vaksinasi vaksinasi vaksinasi
pertama pertama kedua kedua kedua

R0A R0B R1 R2 R3

Gambar 2. Pengaruh penggunaan PM dari BIS sebagai oral ajuvan vaksin AI terhadap optical
density (OD) IgA serum ayam broiler umur 1- 6 minggu.

Gambar 2 menunjukkan serum dibandingkan dengan ayam


bahwa satu minggu setelah yang tidak divaksinasi (R0A). Hasil
vaksinasi kedua (booster), pemberian ini mengindikasikan bahwa
vaksin secara oral perlakuan R0B vaksinasi dengan antigen H5N1
dan R1 nyata lebih tinggi (P<0.05) secara oral mampu merespon
terhadap peningkatan OD IgA peningkatan IgA serum. Respon

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 97


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

perlakuan terhadap peningkatan respon imun sistemik atau sistem


IgA serum terlihat meningkat di imun keseluruhan.
dua minggu setelah vaksinasi kedua Konsentrasi IgA di dalam
berlangsung, dimana perlakuan R3 serum maupun mukosa (IgA
(200 µg PM) nyata (P<0.05) sekretori) ayam belum diketahui
meningkatkan OD IgA secara pasti tingkat yang protektif
dibandingkan dengan OD IgA R0B terhadap suatu penyakit tertentu.
dan R0A (OD; 0.137 ± 0.040 vs 0.085 Namun demikian Tizard (1982)
± 0.026 dan 0.076 ± 0.005). Hal ini menyatakan bahwa tingkat
menunjukkan bahwa penggunaan imunoglobulin serum masing-
PM sebagai oral adjuvan vaksin AI masing: IgG; 300-700 mg/100 ml
dapat meningkatkan IgA serum serum, IgM; 120-250 mg/100 ml
ayam broiler. Namun demikian serum dan IgA; 30-60 mg/100 ml
respon PM terhadap peningkatan serum.
titer antibodi AI terlihat lebih cepat Penggunaan bahan sejenis
(satu minggu setelah vaksinasi dengan PM yaitu MOS sebagai
pertama) dibandingkan immunostimulan hasilnya
peningkatan IgA serum. bervariasi. Savage et al. (1996)
Mekanisme bagaimana antigen melaporkan bahwa penambahan
H5N1 ditambah PM ini dapat Bio-MOS 1-2 kg/ton pakan kalkun
menstimulasi pembentukan starter dapat meningkatkan respon
imunoglobulin A belum diketahui imun tercermin dari meningkatnya
secara pasti. Namun IgA dibuat IgG serum dan IgA cairan empedu.
oleh sel plasma di dalam jaringan Selain itu dapat meningkatkan
limfoid yang berhubungan dengan pertambahan bobot badan serta
usus dalam menanggapi ransangan menurunkan konversi ransum.
antigen setempat, biasanya IgA Sebaliknya,
hanya berupa komponen minor Sauerwein, et al. (2007)
dalam serum darah. Berbeda meneliti penggunaan ekstrak
dengan IgG yang terdapat dalam dinding sel ragi S cerevisiae sebagai
konsentrasi tertinggi dalam serum immunomodulator pada babi
darah hewan. Karena ukuran yang menunjukkan bahwa efeknya
relatif kecil maka zat ini lebih terhadap status kekebalan (aktivitas
mudah keluar dari pembuluh darah fagosit, konsentrasi IgG dan IgA,
dibandingkan molekul dan immunohistokimia) hasilnya
imunoglobulin yang lain, oleh tidak konsisten, dan efeknya
karena itu cepat mengambil bagian terhadap peubah usus dan
utama dalam mekanisme penampilan ternak tidak berbeda
pertahanan pada ruang jaringan dan nyata. Selanjutnya Spearman (2004)
permukaan tubuh (Tizard, 1982). melaporkan bahwa suplementasi
Namun demikian diduga antigen Bio-MOS 10 g/ekor/hari tidak
H5N1 bersama PM mengaktifkan dapat meningkatkan konsentrasi
IgA serum pada kuda.

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 98


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

KESIMPULAN infectious diseases. Poultry


Dapat disimpulkan bahwa Science, 77, 1119-1125.
penggunaan 200 µg polisakarida
mannan (PM) sebagai oral ajuvan Lyons, T.P. (1996). Goal 2000: A truly
vaksin AI H5N1 mampu global science based company
meningkatkan respon imun pada that responds rapidly to
ayam broiler dan PM dari BIS dapat emerging issues. Di dalam:
digunakan sebagai bahan ajuvan Lyons, T.P., & Jacques, K.A.,
vaksin inaktif avian influenza. editor. Biotechnology in the
Feed Industry. Proceedings of
DAFTAR PUSTAKA
Alltech 12th Annual
Crowther, J.R. (1995). ELISA: Theory Symposium. (pp. 1-22).
and Practice. Humana Press. Nottingham University Press,
Totowa, New Jersey. Nottingham.

Dirjen Bina Produksi Perkebunan Nahrowi, Wiryawan K G, and


[Director General of Tafsin M (2005) Isolasi dan sifat
Plantation Production fisik kimia polisakarida
Development 2016 Statistics mengandung mannan dari
of plantation (Jakarta: bungkil inti sawit dan dinding
Directorate General of sel Penicillium Spp [Isolation
Agriculture Department of and chemical physical
Agriculture Department) properties of polysaccharides
containing mannan from palm
Flemming, J.S., Freitas, J.R.S., kernel cake and cell walls]
Fontoura, P., Monthaninhi, Makalah Seminar AINI [AINI
N.R., & Arruda, J.S. (2004). Seminar Paper] (Malang)
Use of
mannanoligosaccharides in [OIE] Office International des
broiler feeding. Brazilian Epizooties. 2004. Manual of
Journal of Poultry Science, 6, Diagnostic tests and vaccines for
159-161. terrestrial animals: Avian
Influenza. 5 th Ed.
Gaspersz, V. (1991). Metode http://www.oie.int/eng/nor
Perancangan Percobaan. mes/mmanual/A_00037.htm
Penerbit CV. Armico,
Bandung. Pakaya, S.A., Zainudin, S., & Dako,
S. (2019). Performa ayam
Janeway, et al. (2005). Immunology. kampung super yang diberi
Garland Science, New York. level penambahan tepung kulit
kakao (Theobroma cacao, L.)
Klasing, K.C. (1998). Nutritional fermentasi dalam ransum.
modulation of resistance to Jambura Journal of Animal
Science, 1(2), 40-45.
Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 99
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

https://doi.org/10.35900/jjas. bile IgA of Wrolstad MW male


v1i2.2603 turkeys. Di dalam: Lyons, T.P.,
Pietersz, G.A., Esparon, S.E., Jacques, K.A., editor.
Proudfoot, O., penemu; Patent Biotechnology in the feed
Cooperation Treaty (PCT). 3 industry. Proceedings of Alltech
April 2008. Flu vaccine 12th. Annual Symposium. (pp.
admixture of mannan and flu 16-19). Nottingham University
antigen. Aust patent 037 033 Press, Nottingham.
A1.
Shafey, T.M., Al-mufarez, M.,
Ramli, N., Wiryawan, K.G., & Shalaby, I., & Jarlenabi, A.J.
Tafsin, M. (2005). Daya hambat (2001). The effect of feeding
polisakarida mengandung mannanoligosaccharides (Bio-
mannan yang diekstraksi dari MOS) on the performance of
bungkil inti sawit terhadap meat chicken under two
Salmonella spp. dan E. coli different vaccination
secara in vitro. Prosiding programs. Asian-Australasian
Seminar Nasional Asosiasi Ahli Journal of Animal Sciences, 14,
Ilmu Nutrisi dan Pakan 559-563.
Indonesia (AINI) V. Universitas
Brawijaya, Malang. Spearman, K.R. (2004). Effect of
mannanoligosaccharide (MOS)
Ross, A., et al. (2001). Human IgA supplementation on the immune
activates the complement status of mares and their foals
system via the mannan [thesis]. University of Florida,
binding lectin pathway. J Florida.
Immun 167, 286-2868.
Tafsin, M. (2007). Kajian Polisakarida
Sauerwein, H., Schmitz, S., & Hiss, Mannan dari Bungkil Inti Sawit
S. (2007). Effect of a dietary sebagai Pengendali Salmonella
application of a yeast cell wall thypimurium dan
extract on innate and acquired Immunostimulan pada Ayam
immunity, on oxidative status [disertasi]. Sekolah
and growth performance in Pascasarjana, Institut Pertanian
weanling piglets an on the ileal Bogor, Bogor.
ephithelium in fattened pigs. J
Anim Phys Anim Nutr (Abst) Takahashi, K., Mashiko, T., & Akiba,
(on line early articles). Y. (2000). Effect of dietary
concentration of xylitol on
Savage, T.F., Cotter, P.F., & growt in male broiler chicks
Zakrzewska, E.I. (1996). The during immunological stress.
effect of feeding a mannan Poult Sci 79:743-747.
oligosaccharide on
immunoglobulins plasma IgG and

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 100


Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 2 No 2 Mei 2020 P-ISSN: 2655-4356

Tizard, I.R. (1982). Pengantar Waldroup, P.W., Edgar, O., Oviedo-


Imunologi Veteriner. Rondon, & Fritts, C.A. (2003).
Penerjemah. Partodiredjo, M., Comparison of Bio-MOS and
& Hardjosworo, S. Terjemahan antibiotic feeding programs in
dari: An Introduction to broiler diet containing cooper
Veterinary Immunology. sulfate. International Journal of
Airlangga University Press, Poultry Science, 2, 28-31.
Surabaya.

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 101

You might also like