Professional Documents
Culture Documents
01 Keputusan BM Godong
01 Keputusan BM Godong
01 Keputusan BM Godong
Dewan Muharrir:
1. KH. Wan Toha
2. K. Achmad Ghofir
3. K. Ah. Fathun Nuha
4. K. Ibnu Asadudin Qomar
5. K. M. Hasbi Musaddad
6. K. Abd. Kafi Ridlo
7. K. Zaenudin
8. K. Ah. Salim
9. K. Miftahul Ghofur
Moderator:
1. K. Muhayadi
2. K. Abdul Basit
Notulen:
1. K. Taufikurrohman
2. K. Abid Hamim Al Faruq
Pertimbangan:
- Mendengarkan musik hukumnya mengikut pada alat musik yang digunakan, bila alat musik yang
digunakan adalah alat musik yang mubah (boleh), maka hukum mendengarkannya juga mubah
(boleh), dan bila alat musik yang haram (seperti; gitar, kecapi, rebab, seruling) maka hukum
mendengarkannya juga haram.
- Jogetan (Roqshu) hukum asalnya adalah mubah (boleh). Kecuali apabila ada yang menjadikan
haram semisal adanya permainan alat malahi (alat musik yang haram), takhonnuts/takassur
(bertingkah laku lain jenis), ikhtilath bainar rijal wan nisa’ (bercampurnya laki-laki dan
perempuan).
- Sholawat dan dzikir hukum asalnya adalah sunat.
- Ada qoidah: الحرام ال يحرم الحالل، اذا اجتمع الحالل والحرام غلب الحرام
Jawaban:
Membaca Sholawat Nabi atau berdzikir ketika disertai jogetan atau music yang mubah, maka hukum
bershalawat atau berdzikir tetap sesuai dengan hukum asalnya, yaitu sunnah.
Apabila disertai jogetan yang haram atau music yang haram, maka ulama’ berbeda pendapat; ada
yang berpendapat sholawat atau dzikirnya juga ikut haram, dan ada yang berpendapat dipilah-pilah;
untuk sholawat dan dzikirnya tidak ikut haram, yang haram adalah mendengarkan music dan
jogetannya saja.
Catatan:
Jogetan adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan etika berdzikir, dan juga bisa menjatuhkan harga
diri, terlebih bagi orang yang ditokohkan, oleh karena itu hendaknya jangan melakukan jogetan saat
berdzikir, sholawatan atau lainnya apalagi sampai membiasakannya.
?b. Sebatas mana gerakan di dalam sholawat atau dzikir yang diperbolehkan menurut fikih
Jawaban:
Selama tidak ada unsur takassur/takhonnuts (menyerupai gerakan wanita), tidak menjatuhkan harga
diri, tidak ada alat malahi, dan tidak menimbulkan fitnah.
Pertimbangan:
- Suami secara syar’ie adalah malikut tholaq (pemilik talak), sehingga suamilah yang punya hak
iqo’ut Tholaq (hak menjatuhkan talak).
- Pengadilan Agama dalam permasalahan talak berperan sebagai itsbatut Tholaq (penetapan
talak). Untuk itsbatut tholaq membutuhkan saksi. Itsbatut tholaq itu berhubungan dengan
kepentingan keadministrasian.
Jawaban:
Bila yang dikehendaki adalah jatuhnya talak/iqo’ut tholaq, maka tindakan pengadilan yang
menganggap tidak sahnya talak itu tidak dibenarkan.
Tapi bila yang dikehendaki adalah penetapan talak/tsubutut tholaq, maka tindakan pengadilan
dibenarkan.
Forum belum menemukan referensi yang menyatakan bahwa jatuhnya talak harus di hadapan
pengadilan.