Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR

INTRINSIK HIKAYAT DENGAN TEKNIK ECOLA SISWA


SMA SINAR KASIH SINTANG

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH
SANGGAR EVANIRMALA
NIM. F2161151008

PROGRAM MAGISTER PPENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018

1
2
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR
INTRINSIK HIKAYAT DENGAN TEKNIK ECOLA SISWA
SMA SINAR KASIH SINTANG

Sanggar Evanirmala, Christanto Syam, A. Totok Priyadi


Pascasarjana Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email: sanggar88eva@gmail.com

Abstarct
The background of this research is the low ability of the students in identifying
intrinsic element of saga caused by difficulties in mastering a content of a saga text.
Formulation of the problem in this research is Ecola techniques can improve saga
discovery learning on students of class X D of Sinar Kasih Senior High School
Sintang. The purpose of this research is to describe improvement identify intrinsic
element of saga with Ecola techniques on students of class X D of Sinar Kasih Senior
High School Sintang. The scope of this research is students of class X D Sinar Kasih
Senior High School Sintang. The method used in this research is descriptive and the
type of research used in this research is qualitative. Research subjects are students of
class X D with the number of 21 students of Sinar Kasih Senior High School Sintang.
This form of research is carried out in the form of classroom action research. Data
collection technique is carried out by observation and measurement/test techniques.
Learning planning identify intrinsic element of saga cycle I got result 63%, cycle II
got result 79% and cycle III got result 86%. The implementation of learning identified
intrinsic elements with ecola techniques in the first cycle of the first meeting to got
result 61% and the second meeting got result 60%. The second cycle, it increased on
the first meeting got result 76% and on the second meeting it increased from previous
cycle which got result 76%. On the cycle III of first meeting it increased 89% and on
the second meeting it got result 93%. The average value of students in the first cycle
reached 63. The results of the average value in the second cycle increased by 73, and
it increased good enough in cycle III with an average value of 79.

Keywords: Enhancement, Intrinsic element of saga, Extending concept through


Language activities technique

PENDAHULUAN cerita dongeng dan cerita berbingkai


Keterampilan membaca dapat lainnya. Hikayat memiliki ciri khusus
diwujudkan dalam bentuk materi membaca dibanding dengan karya sastra modern, yaitu
teks hikayat. Hikayat adalah cerita rekaan motif cerita. Motif adalah istilah yang
dalam bentuk prosa. Sifat rekaan dalam digunakan untuk melukiskan karakter,
hikayat merupakan unsur yang menonjol, peristiwa atau konsep yang sering diulang-
kadar rekaannya selalu sesuai dengan taraf ulang dalam cerita rakyat atau kesusastraan.
kebudayaan masyarakat dan alam pikiran Hikayat memiliki unsur-unsur intrinsik yaitu
meraka. Hikayat merupakan cerita rakyat tema, latar, alur, tokoh, penokohan, sudut
yang disampikan turun temurun dari pandang, dan amanat.
generasi ke generasi misalnya cerita rakyat,

3
Hikayat tergolong cerita yang jarang peneliti memilih kelas tersebut. Rendahnya
dibaca atau didengar. Terutama oleh siswa, nilai rata-rata ini disebabkan oleh berbagai
sehingga siswa merasa asing pada karya faktor, faktor utama adalah rendahnya minat
sastra jenis hikayat. Menurut Alwi baca siswa. Rendahnya minat baca ini
(2002:401) dijelaskan hikayat “adalah karya mengakibatkan rendahnya kemampuan
sastara melayu lama berbentuk prosa yang siswa dalam memahami isi bacaan terutama
berisi cerita, undang-undang, dan silsilah menentukan unsur intrinsik hikayat.
berupa rekaan, keagamaan, historis, biografi Rendahnya nilai rata-rata siswa juga
atau gabungan sifat-sifat dibaca untuk dipengaruhi oleh teknik yang digunakan
pelipur lara, pembangkit semangat juang, guru kurang menarik. Tingkat kemampuan
atau sekedar meramaikan pesta”. Menurut guru dalam memilih teknik pembelajaran
Hayati (2003:48) “Hikayat adalah jenis sangat kurang menarik. Hal ini terihat dari
folklore yang di dalam khazanah kesustraan pemilihan teknik atau model belajar yang
Indonesia sebagai kenis folklore, hikayat konvensonal. Pemilihan teknik atau model
juga memiliki konvensi tersendiri belajar konvensional dapat membuat minat
diantaranya memiliki lapisan makna siswa rendah atau malas untuk mengikuti
tersendiri sebagaimana yang memiliki proses pembelajaran. Kemalasan yang
sebuah folklore”. ditimbulkan pemilihan model atau tekni
Hartoko (1986:59) menyatakan belajar yang tidak tepat ini membuat siswa
“Hikayat merupakan jenis prosa cerita tidak mau tahu terhadap isi pelajaran yang
Melayu lama yang mengisahkan kebesaran diikutinya.
dan kepahlawanan orang-orang ternama, Pemilihan model atau teknik
keanehan dan mujizat tokoh utamanya; pembelajaran yang kurang tepat,
kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk memberikan dampak yang sangat buruk
riwayat hidup.”Pelajaran membaca hikayat dalam proses pembelajaran. Guru cenderung
perlu dilatih dan ditingkatkan, agar siswa menggunakan model atau teknik
terbiasa dalam membaca, mengenal dan pembelajaran konvensional. Pemilihan
memahami isi hikayat. Hal ini disebabkan teknik yang tidak tepatmengakibatkan
pembelajaran hikayat terdapat pada rendahnya partisipasi siswa untuk ikut serta
kurikulum satuan pendidikan (KTSP). dalam proses pembelajaran. Rendahnya
Standar kompetensi 15. Memahami sastra partisipasi siswa ini berakibat pada
Melayu klasik dan kompetensi dasar 15.1 rendahnya rata-rata nilai siswa. Guru perlu
mengidentifikasi karakteristik struktur memilih teknik pembelajaran yang tepat
instrinsik sastra Melayu klasik. Guru harus sesuai dengan karakteristik materi yang
berperan aktif dalam membelajarkan siswa, disampaikan/dipelajari sehingga dapat
sesuai dengan standar kompetensi dan mendorong siswa untuk aktif, baik aktif
kompetensi dasar yang terdapat pada KTSP. secara fisik maupun aktif secara mental.
Menurut pengamatan dan hasil Kesiapan fisik dan mental siswa dalam
wawancara dengan Ibu Markiah, S.Pd guru mengikuti proses pembelajaran sangat
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XD penting, karena kesiapan ini sangat
dan XE bahwa saat proses pembelajaran menentukan keberhasilan siswa dalam
materi hikayat, pada umumnya siswa kelas mengetahui dan memahami meteri pelajaran
XD SMA Sinar Kasih Sintang memperoleh khususnya unsur intriksik hikayat.
nilai rata-rata dibawah KKM, terutama pada Ketidakaktifan siswa dalam mengikuti
materi menganalisis unsur intrinsik hikayat, proses pembelajaran dapat diatasi dengan
yaitu 5,4, dengan standar KKM mata pemilihan model atau teknik pembelajaran
pelajaraan bahasa Indonesia yaitu 75.
Rendahnya nilai rata-rata ini terutama dalam yang dapat mendorong siswa untuk ikut
pembelajaran mengidentifikasi unsur berpikir dan berbuat. Teknik yang dapat
intrinsik hikayat pada kelas XD membuat mendorong siswa untuk mengikuti proses

4
pembelajaran adalah teknik Ecola kelompok saling bertukar gagasan dalam
(Extending Concept trought Language menetukan unsur instriksik hikayat.
Activities). Teknik Ecola merupakan usaha Teknik Ecola (Extending Concept
untuk mengintegrasikan membaca, menulis, throught Language Activities) adalah usaha
berbicara dan mendengar. Mengintegrasikan untuk mengintegrasikan membaca, menulis,
membaca, menulis, berbicara dan berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan
mendengar ini bertujuan untuk pengembangan kemampuan pembaca dalam
mengembangkan kemampuan membaca menafsirkan dan memonitor sendiri
dalam menafsirkan dan memonitor sendiri pemahamannya (Tierney, 1995:239).
terhadap pemahamnnya. Menurut Zuchdi (2008: 151) teknik Ecola
Langkah-langkah penerapan teknik dapat meningkatkan komprehensi membaca,
Ecola pada proses pembelajaran di kelas mendorong siswa untuk mendiskusikan
yaitu, tahap pertama menentukan tujuan strategi yang efektif untuk memeroleh
yang komunikatif, maksudnya siswa diberi pemahaman yang baik, dan membangun
bacaan dan siswa membaca. Tahap kedua, kerja sama dalam tim. Teknik Ecola melatih
siswa diingatkan dengan tujuan membaca siswa untuk mandiri dalam proses
sehingga memunculkan kesadaran bahwa memonitor bacaan yang telah dibaca. Teknik
siswa harus mendukung interpretasi mereka Ecola mempunyai kelebihan, siswa berkerja
dengan ide-ide bacaan. Tahap ketiga, secara individu untuk melatih dan
mewujudkan pemahaman melalui aktivitas meningkatkan kemampuan membaca.
menulis, artinya siswa menuliskan Teknik ini juga melatih siswa untuk bekerja
tanggapan atas seluruh pertanyaan dan sama dalam suatu kelompok diskusi. Teknik
tujuan membaca. Pada tahap keempat, Ecola ini memungkinkan siswa untuk saling
adalah diskusi, dalam kegiatan ini siswa bertukar pikiran dari hasil kerja individu
diorganisasikan ke dalam kelompok dan yang kemudian didiskusikan dalam
siswa diharapkan mendiskusikan hasil kelompok. Siswa akan memperoleh
interprestasi, membandingkan, dan pengalaman belajar baik melalui belajar
mengubah kesimpulan mereka. Menulis dan mandiri dengan membaca dan menulis.
membandingkan, pada tahap terakhir baik Siswa memperoleh pengalaman belajar
dalam kelmpok kecill maupun secara melalui tukar pendapat dan gagasan dari
individual adalah memunculkan interpretasi hasil yang dibaca dalam kelompok diskusi
yang lain. dengan menggunakan teknik Ecola.
Teknik Ecola ini difokuskan pada Menurut peneliti, dengan menggunakan
kemampuan alamiah membaca dan teknik Ecola ini diharapakan siswa kelas
kebutuhan monitor dirinya untuk XD SMA Sinar Kasih Sintang dapat
memastikan bahwa interprestasi dalam mengidentifikasi unsur intrinstik hikayat
menentukan unsur instrinsik hikayat mereka dengan baik. Oleh sebab itu peneliti
tepat. Di samping itu untuk memastikan mengambil judul “Peningkatan Kemampuan
bahwa intreprestasi mereka tepat, siswa Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Hikayat
perlu bentuk dalam diskusi kelompok. dengan Teknik Ecola (Extending Concept
Diskusi kelompok dilaksanakan untuk Throught Language Activites) pada Siswa
membandingkan tanggapan dan bertukar Kelas X D SMA Sinar Kasih Sintang Tahun
gagasan, sehingga diperoleh kesimpulan Pelajaran 2016/2017.”
yang tepat tentang unsur-unsur instrinsik
hikayat. Teknik Ecola ini juga melatih siswa METODE PENELITIAN
untuk saling menerima dan memberi Metode yang digunakan dalam
gagasan dalam diskusi kelompok. Dengan penelitian ini adalah metode deskriptif.
demikian, melalui pembelajaran teknik Menurut Travers (dalam Umar 2001: 22)
Ecola siswa bekerja secara individu, metode deskriptif merupakan gambaran sifat
dandapat membantu melalui kerja atau sesuatu yang tengah berlangsung pada

5
saat riset yang sedang dilakukan dan yang tampak pada saat penelitian yaitu pada
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala saat guru melaksanakan proses pembelajaran
tertentu. Menurut Hidayat (2010: 56) dan mengamati aktivitas siswa pada saat
metode penelitian deskriptif merupakan proses pembelajaran. Penelitian ini
metode penelitian yang digunakan untuk menggunakan pedoman observasi guru
menemukan pengetahuan yang seluas- (APKG I dan APKG II) dan observasi siswa
luasnya terhadap objek penelitian pada suatu berupa lembar pengamatan siswa. Pedoman
masa tertentu. Jenis penelitian yang tes, digunakan untuk mengukur kemampuan
digunakan dalam penelitian ini yaitu dan hasil siswa dalam menentukan unsur
penelitian kualitatif. Sugiyono (2008:7) intrinsik hikayat dengan teknik Ecola. Alat
menyatakan data kualitatif pada umumnya tes berupa uraian terstruktur yaitu teks
dalam bentuk peryataan kata-kata atau bacaan hikayat, selanjutnya siswa
gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan menemukan unsur intrinsik hikayat.
dalam bentuk penjelasan dengan kata-kata Teknik analisis data yang penelitian ini,
atau tulisan. yaitu 1) mengumpulkan aspek yang diamati
Subjek dalam penelitian tindakan kelas mulai dari perencanaan, pelaksanaan
ini adalah siswa kelas XD SMA Sinar Kasih kemapuan guru melaksanakan proses
Sintang dengan sasaran keterampilan pembelajaran menggunakan teknik Ecola
membaca teks hikayat dan mengidentifikasi dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik
unsur intrinsik hikayat. Siswa kelas XD hikayat dan sikap siswa dalam mengikuti
berjumlah 21 orang, dengan jumlah laki 9 proses pembelajaran. 2) Menganalisis
orang dan perempuan 12 orang. Bentuk APKG 1, APKG 2, lembar observasi siswa,
penelitian ini dilakukan dalam bentuk dan hasil tes yang telah diamati pengamat
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian pada setiap siklus. 3)Menganalisis hasil tes
Tindakan Kelas merupakan suatu siswa setelah proses pembelajaran selesai
percermatan terhadap kegiatan belajar dilaksanakan pada siklus tersebut dengan
berupa sebuah tindakan, yang senagaja menggunakan teknik analisis kualitatif.
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas deskriptif komparatif digunakan untuk data
secara bersama (Suharsimi, dkk., 2011:3). kuantitatif yaitu dengan membandingkan
Penelitian ini dilakukan oleh guru di dalam nilai siswa antar siklus. Nilai siswa diolah
kelas dengan cara merencanakan, menjadi kategori 100 atau nilai tertinggi
melaksanakan, mengamati, dan merefleksi adalah 100 dengan cara, atau mencari Nilai
tindakan secara kaloboratif dan partisifatif Akhir (NA). 4) Mengelompokkan aspek
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya yang diamati berdasarkan sikap dalam
sevagai guru, sehingga hasil belajar siswa mengikuti proses pembelajaran pada setiap
semakin meningkat. siklus. 5) Mengadakan refleksi terhadap
Menurut Arikunto (2014:129) Sumber hasil yang diperoleh pada setiap siklus.
data ialah subyek dari mana data tersebut
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN
yaitu guru Bahasa Indonesia di SMA Sinar PEMBAHASAN
Kasih Sintang, yaitu ibu Markiah, S.Pd., dan Hasil Penelitian
siswa-siswi kelas XD SMA Sinar Kasih Penelitian ini dilakukan berdasarkan
Sintang. permasalahan yang muncul di kelas yaitu
Teknik pengumpul data dalam rendahnya keterampilan siswa dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan menulis. Berdasarkan praobservasi di
dua teknik, yaitu teknik observasi langsung sekolah, didapatkan data hasil belajar siswa
dan teknik pengukuran. Alat pengumpul bahwa rata-rata nilai-nilai ketuntasaan
data adalah pedoman observasi, merupakan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat
panduan pengamatan yang digunakan 45%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mencatat gejala-gejala, situasi dan kondisi yang ditentukan yaitu 75. Rendanya

6
persentase ketercapaian ketuntasan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
minimum tersebut disebabkan oleh beberapa Senin, 8 Mei 2017 pukul 12.30 – 14.00 di
faktor berdasarkan fakta di lapangan. kelas XD SMA Sinar Kasih Sintang.
Data tentang kondisi subjek penelitian Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan
siswa dapat dipaparkan, sebagai berikut. 1) kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Mei
Motivasi siswa dalam mengikuti 2018 dimulai pukul 12.30 – 14.00 Wib.
pembelajaran bahasa Indonesia umumnya Hasil kegiatan guru dalam
kurang bersemangat karena memahami merencanakan pembelajaran pada siklus I
suatu bacaan merupakan pelajaran yang sulit diperoleh 63 % dengan kategori cukup. Hal
untuk dipahami, serta membosankan ini berarti perencanaan pada sikls I sudah
khususnya dalam memahami bacaan dilaksanakan dengan baik, namun belum
hikayat. 2) Tingkat partisipasi siswa dalam maksimal. Oleh sebab itu, perencanaan
proses pembelajaran masih rendah. Siswa siklus I akan ditingkatkan pada siklus II.
cenderung sebagai pihak yang selalu Persentase kemampuan guru dalam
mendengar apapun yang disampaikan oleh melaksanakan pembelajaran siklus I
guru, namun bukan mendengarkan atau pertemuan pertama adalah 58% dengan
menyimak sehingga dalam proses kaegori. Selanjutnya, pelaksanaan
pembelajaran siswa seakan tidak mengetaui pengamatan kemampuan guru melaksanakan
apa yang mereka pelajari. 3) Siswa kurang kegiatan pembelajaran mengidentifikasi
kreatif dalam proses pembelajaran, sehingga unsur intrinsik dengan teknik Ecola
tidak tibul rasa daya cipta pada diri siswa pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu,
tersebut. 4) Guru lebih cenderung 10 Mei 2017 dijabarkan sebagai berikut
menggunakan metode konvensional dalam Ssecara keseluruhan persentase kemampuan
menyampaikan materi, sehingga siswa lebih guru dalam melaksanakan pembelajaran
banyak belajar menghafal. 5) Pelajaran pertemuan pertama siklus I pertemuan kedua
memahami teks, banyak menyajikan bacaan adalah 60% dengan kategori kurang baik.
terutama mehami teks hikayat. Selanjutnya, pelaksanaan pengamatan
Berdasarkan permasalahan yang telah kemampuan guru melaksanakan kegiatan
dikemukakan, peneliti menerapkan teknik pembelajaran mengidentifikasi unsur
Ecola yang bertujuan untuk meningkatkan intrinsik dengan teknik Ecola dilanjutkan
kemampuan menginetifikasi unsur intrinsik pada siklus berikutnya, hal ini di sebabkan
hikayat. Teknik Ecola ini digunakan untuk oeh kemampuan guru dalam melaksanakan
memudahkan dan menumbuhkembangkan pembelajaran mengidentifikasi hikayat perlu
kreativitas siswa dalam memahami teks dkaji dan direfleksi.
bacaan dengan konsepnya sendiri. Hasil pemaparan aktivitas siswa dalam
mengikuti proses pembeajaran
Langkah-langkah Penerapan Ecola mengidentifikasi intrinsik dengan teknik
Siklus I Ecola, masuk ke dalam kategori kurang
Perencanaan siklus I dilaksanakan baik. Hal ini terlihat dari jumlah rata-rata
sebelum pelaksanaan pembelajaran yaitu persentase dari setiap kriteria sebesar 54%.
pada hari Jumat tanggal 28 April 2017. Selanjutnya pengamatan aktivitas siswa
Perencanaan ini dilakukan peneliti bersama pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan
kalaborator yaitu Ibu Markiah, S.Pd tentang pada Rabu, 10 Mei 2017 yaitu terlihat dari
pembelajaran mengidentifikasi unsur jumlah rata-rata persentase dari setiap
intrinsik dengan teknik Ecola. Peneliti kriteria sebesar 66%.
melakukan pelaksanaan pembalajaran siklus Pembelajaran mengidentifikasi unsur
I dengan dua kali pertemuan (4x45) menit, intrinsik hikayat kelas XD masih rendah.
selama 180 menit. Pelaksanaan Tahap penilaian siswa secara klasikal
pembelajaran mengidentifkasi unsur mendapat nilai rata-rata 63. Siswa dalam
intrinsik dengan teknik Ecola siklus I proses pembelajaran mengidentifikasi unsur

7
intrinsik hikayat masih memperlihatkan Perencanaan siklus III ini dilaksanakan
sikap yang belum memahami dan pada hari Jumat, 26 Mei 2017. Peneliti
termotivasi pada proses pembelajaran melakukan pelaksanaan pembelajaran siklus
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat, III dengan dua kali pertemuan (4x45),
dikarenakan nilai rata-rata belum mecapai selama 180 menit. Pelaksanaan
ketentuan KKM yaitu 75. pembelajaran mengidentifikasi unsur
intrinsik hikayat dengan teknik Ecola siklus
Siklus II III pertemuan pertama dilaksanakan pada
Perencanaan pembelajaran hari Senin, 29 Mei 2017 pukul 12.30 – 14.00
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat Wib. Kegiatan pembelajaran siklus III
denga teknik Ecola pada sikus II ini pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
merupakan hasil perbaikan dari siklus I. Rabu, 31 Mei 2018 dimulai pukul 12.35
Perencanaan siklus II ini dilaksanakan pada Wib, setelah siswa berdoa sebelum memulai
hari Sabtu, 13 mei 2017. Pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran.
pembelajaran mengidentifikasi unsur Kegiatan guru dalam merencanakan
intrinsik hikayat dengan teknik Ecola siklus pembelajaran pada siklus III diperoleh 86 %
II dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Mei dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti
2017 pukul 12.30 – 14.00 Wib. Peneliti perencanaan pada sikls III sudah
melakukan pelaksanaan pembelajaran siklus dilaksanakan dengan baik, tidak dilanjutkan
II dengan dua kali pertemuan (2 x 45), pada siklus berikutnya. Kemampuan guru
selama 90 menit. Pelaksanaan siklus II dalam melaksanakan pembelajaran
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari pertemuan pertama siklus III pertemuan
Senin, 22 Mei 2017 pukul 12.30 – 14.00 di pertama adalah 88% dengan kategori sangat
kelas XD SMA Sinar Kasih Sintang. baik. Kemampuan guru dalam melaksanakan
Kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran pertemuan siklus III
pembelajaran pada siklus II diperoleh petemuan kedua adalah 93% dengan
persentase 79% dengan kategori baik. Hal kategori sangat baik. Peneliti dan
ini berarti perencanaan pada siklus II sudah kolabolator menyimpulkan bahwa
dilaksanakan dengan baik, namun belum pembelajaran mengidentifikasi unsur
maksimal. Perencanaan pembelajaran siklus intrinsik hikayat kelas XD masih rendah.
II akan ditingkatkan pada siklus III. Tahap penilaian siswa secara klasikal
Kemampuan guru dalam melaksanakan mendapat nilai rata-rata 79. Dapat
pembelajaran pertemuan pertama siklus II disimpulkan bahwa nilai rata-rata
pertemuan pertama adalah 76% dengan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat
kaegori baik. Selanjutnya kemampuan guru telah mecapai ketentuan KKM yaitu 75.
dalam melaksanakan pembelajaran siklus II
pertemuan kedua adalah 76% dengan Pembahasan
kaegori baik. Hasil pembelajaran Hasil penelitian ini meliputi hasil
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa
kelas X D masih rendah. Tahap penilaian dalam mengikuti pembelajaran
siswa secara klasikal mendapat nilai rata- mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat
rata 73. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata- dengan teknik Ecola. Hasil penelitian ini
rata mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat akan disajikan dalam bentuk hubungan
belum mecapai ketentuan KKM yaitu 75. antarsiklus I, II, dan III. Berdasarkan
pengamatan dari analisis data yang ada,
Siklus III dapat dilihat adanya peningkatan kualitas
Perencanaan pembelajaran proses pembelajaran (aktivitas siswa),
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat peningkatan hasil belajar dan kinerja guru
dengan teknik Ecola pada sikus III ini ddalam mengelola pembelajaran.
merupakan hasil perbaikan dari siklus II.

8
1. Hasil Perencanaan Pembelajaran pembelajaran mengidentifikasi unsur
Mengidentifikasi Unsur Intrinsik intrinsik hikayat dengan teknik Ecola pada
Hikayat dengan Teknik Ecola Siklus I, siklus I menunjukkan rata-rata 63. Setelah
II, dan III dilakukan refleksi maka perencanaan
tersebut mendapat hasil yang meningkat
Pada perencanaan pembelajaran yaitu siklus II meningkat menjadi 79, dan
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat siklus III sebesar 86. Hasil perencanaan
dengan teknik ecola terjadi peningkatan pembeajaran mengidentifikasi unsur
yang lebih baik dari setiap siklusnya. Hasil intrinsik hikayat dengan teknik Ecola terlihat
pelaksanaan perencanaan dalam pada grafik berikut.
100
90 86
79
80
70 63
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III

Grafik 1. Grafik Hasil Peningkatan APKG I Siklus I, II, dan III

2. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran mengalami


Mengidentifikasi Unsur Intrinsik peningakatan yang telah disusun dari siklus
Hikayat dengan Teknik Ecola Siklus I, I, II, dan III. Peningkatan tersebut dapat
II, dan III dilihat pada gambar 2 berikut.

100 93
89
90
76 76
80
70 61 60
60 Pert. 1
50 Pert 2
40
Column1
30
20
10
0
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Grafik 2. Hasil Perbandingan APKG II Siklus I, II, dan III

9
Berdasarkan hasil pelaksanaan 3. Hasil Aktivitas Siswa pada
pembelajaran dalam mengidentifikasi unsur Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur
intrinsik hikayat dengan teknik Ecola pada Intrinsik Hikayat dengan Teknik
siklus I pertemuan pertama memperoleh Ecola Siklus I, II, dan III
hasil 61 kategori cukup, dan pada pertemuan Aktivitas siswa pada pembelajaran
kedua memperoleh hasil 60 dengan kategori mengidentifikasi unsur intrinik hikayat
cukup. Selanjutnya pada siklus II pertama dengan teknik Ecola pada siklus I, II, dan III
mengalami peningkatan yaitu 76, dan pada mengalami peingkatan. Aktivitas siswa
pertemuan kedua mengalami peningkatan dalam pembelajaran yang telah dibuat
yaitu 76. Pada siklus III pertemuan pertama dengan kriteria penilaian. Peningkatan
mengalami peningkatan yaitu 89, dan pada tersebut dapat dilihat pada gambar 3, 4, dan
pertemuan kedua yaitu 93. 5 berikut.
100
90 86
81
80 71 71 76
71
67
70
57
60
48
50 43 43
40
30 24
19
20
10
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Aktivitas 1 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5


Aktivitas 6 Aktivitas 7 Aktivitas Aktivitas 8

Grafik 3. Hasil Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan gambar 4.3 hasil aktivitas kategori baik (B). 6) Keterlibatan siswa
siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi dalam memilih kelompok mencapai 71%
unsur intrinsik hikayat dengan teknik Ecola dengan kategori baik (B). 7) Keterlibatan
siklus I pertemuan pertama dipaparkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk
sebagai berikut. 1) Perhatian siswa terhadap menggali informasi tentang kesulitan
penjelasan guru terhadap materi menemukan unsur intrinsik yang dianggap
pembelajaran mencapai 71% dengan kategori sulit mencapai 43% dengan kategori kurang
baik (B). 2) Perhatian siswa terhadap (K). 8) Kesungguhan siswa dalam kelompok
penjelasan tentang langkah-langkah mendiskusikan unsur intrinsik yang telah
pembelajaran Ecola mencapai 71% dengan diberikan kepada masing-masing kelompok
kategori baik (B). 3) Keterlibatan siswa mencapai 48% dengan kategori kurang (K).
dalam bertanya mencapai 24% dengan Aktivitas siswa dalam proses
kategori kurang (K). 4) Keterlibatan siswa pembelajaran mengidentifikasi unsur
dalam menjawab pertanyaan guru mencapai intrinsik hikayat dengan tekik Ecola siklus I
19% dengan kategori kurang (K). 5) pertemuan kedua dipaparkan sebaga berikut.
Kesungguhan siswa dalam mengidentifikasi 1) Keterlibatan siswa dalam mengikuti tanya
unsur intrinsik hikayat mencapai 81% dengan jawab mencapai 43% dengan ategori kurang

10
(K). 2) Keterlibatan siswa memilih kelompok menulis kembali untuk memonitor hasil
yang telah ditentukan mencapai 76% dengan jawaban presentasi dari setiap kelompok
kategori baik (B). 3) Keterlibatan siswa mencapai 57% dengan kategori cukup (C).
dalam mempresentasikan hasil kerja di depan Aktivitas siswa pada proses
kelas mencapai 67% dengan kategori cukup pembelajaran mengidentifikasi unsur
(C). 4) Kesungguhan siswa dalam kelompok intrinsik dengan teknik Ecola siklus II
untuk mendengarkan dan menanggapi pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat
presentasi dari setiap kelompok mencapai pada gambar 4.4 berikut.
86% dengan kategori baik (B). 5) Siswa

100 95 95 95
90 86 81
86
80 76
71
67 67 67
70
60
48 48
50
40
30
20
10
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Aktivitas 1 Aktivitas2 Aktivitas 3 Aktivitas 4


Aktivitas 5 Aktivitas 6 Aktivitas 7 Aktivitas 8

Grafik 4. Hasil Aktivitas Siswa Siklus II

Berdasarkan gambar 4.4 hasil aktivitas kelompok mencapai 95% dengan kategori
siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi baik sekali (BS). 7) Keterlibatan siswa
unsur intrinsik hikayat dengan teknik Ecola bekerja sama dalam kelompok untuk
siklus II pertemuan pertama dipaparkan menggali informasi tentang kesulitan
sebagai berikut. 1) Perhatian siswa terhadap menemukan unsur intrinsik yang dianggap
penjelasan guru terhadap materi sulit mencapai 76% dengan kategori baik
pembelajaran mencapai 86% dengan (B). 8) Kesungguhan siswa dalam kelompok
kategori baik sekali (BS). 2) Perhatian siswa mendiskusikan unsur intrinsik yang telah
terhadap penjelasan tentang langkah-langkah diberikan kepada masing-masing kelompok
pembelajaran Ecola mencapai 71% dengan mencapai 81% dengan kategori baik (B).
kategori baik (B). 3) Keterlibatan siswa Aktivitas siswa dalam proses
dalam bertanya mencapai 48% dengan pembelajaran mengidentifikasi unsur
kategori kurang (K). 4) Keterlibatan siswa intrinsik hikayat dengan tekik Ecola siklus II
dalam menjawab pertanyaan guru mencapai pertemuan kedua dipaparkan sebaga berikut.
48% dengan kategori kurang (K). 1) Keterlibatan siswa dalam mengikuti tanya
5)Kesungguhan siswa dalam jawab mencapai 67% dengan kategori cukup
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat (C). 2) Keterlibatan siswa memilih
mencapai 95% dengan kategori baik sekali kelompok yang telah ditentukan mencapai
(BS). 6) Keterlibatan siswa dalam memilih 95% dengan kategori baik sekali (BS). 3)

11
Keterlibatan siswa dalam mempresentasikan setiap kelompok mencapai 67% dengan
hasil kerja di depan kelas mencapai 67% kategori cukup (C).
dengan kategori cukup (C). 4) Kesungguhan Aktivitas siswa pada proses
siswa dalam kelompok untuk mendengarkan pembelajaran mengidentifikasi unsur
dan menanggapi presentasi dari setiap intrinsik dengan teknik Ecola siklus III
kelompok mencapai 86% dengan kategori pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat
baik (B). 5) Siswa menulis kembali untuk pada gambar 4.5 berikut.
memonitor hasil jawaban presentasi dari

120
100100 95100100 10095
100 90 90 90
80 62 62 67
60
40
20
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Aktivitas 1 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4


Aktivitas 5 Aktivitas 6 Aktivitas 7 Aktivitas 8

Grafik 5. Hasil Aktivitas Siswa Siklus III

Berdasarkan gambar 4.4 hasil aktivitas sekali (BS). 8) Kesungguhan siswa dalam
siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi kelompok mendiskusikan unsur intrinsik
unsur intrinsik hikayat dengan teknik Ecola yang telah diberikan kepada masing-masing
siklus III pertemuan pertama dipaparkan kelompok mencapai 90% dengan kategori
sebagai berikut. 1) Perhatian siswa terhadap baik sekali (BS).
penjelasan guru terhadap materi Aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran mencapai 100% dengan pembelajaran mengidentifikasi unsur
kategori baik sekali (BS). 2) Perhatian siswa intrinsik hikayat dengan tekik Ecola siklus
terhadap penjelasan tentang langkah-langkah III pertemuan kedua dipaparkan sebaga
pembelajaran Ecola mencapai 100% dengan berikut. 1) Keterlibatan siswa dalam
kategori baik sekali (BS). 3) Keterlibatan mengikuti tanya jawab mencapai 67%
siswa dalam bertanya mencapai 62% dengan dengan kategori cukup (C). 2) Keterlibatan
kategori cukup (C). 4) Keterlibatan siswa siswa memilih kelompok yang telah
dalam menjawab pertanyaan guru mencapai ditentukan mencapai 100% dengan kategori
62% dengan kategori cukup (C). baik sekali (BS). 3) Keterlibatan siswa
5)Kesungguhan siswa dalam dalam mempresentasikan hasil kerja di
mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat depan kelas mencapai 95% dengan kategori
mencapai 95% dengan kategori baik sekali baik sekali (BS). 4) Kesungguhan siswa
(BS). 6) Keterlibatan siswa dalam memilih dalam kelompok untuk mendengarkan dan
kelompok mencapai 100% dengan kategori menanggapi presentasi dari setiap kelompok
baik sekali (BS). 7) Keterlibatan siswa mencapai 90% dengan kategori baik sekali
bekerja sama dalam kelompok untuk (BS). 5) Siswa menulis kembali untuk
menggali informasi tentang kesulitan memonitor hasil jawaban presentasi dari
menemukan unsur intrinsik yang dianggap setiap kelompok mencapai 90% dengan
sulit mencapai 100% dengan kategori baik kategori baik sekali (BS).

12
4. Hasil Mengidentifikasi Unsur tindakan sikllus II mengalami peningkatan
Intrinsik Hikayat dengan Teknik menjadi rata-rata 73. Namun, hasil siklus II
Ecola Siklus I, II, dan III belum memenuhi standar ketuntasan, maka
Hasil pembelajaran mengidentifikasi diadakan lagi siklus II. Pada siklus II nilai
unsur intrinsik hikayat dengan teknik Ecola rata-rataa naik menjadi 79 dan sudah
pada siklus I memperoleh rata-rata 63. mencapai standar yang telah ditentukan.
Siklus I menunjukkan bahawa siswa belum Hasil mengidentifikasi unsur intrinsik
mencapai indikator keberhasilan yang telah hikayat pada siklus I, II, dan III mengalami
ditentukan yaitu 75 maka perlu diadakan peningkatan. Hal ini dapaat dilihat pada
siklus II. Setelah refleksi dan dilakukan gambar 6 berikut.

90
79
80 73
70 63
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II Siklus III

Grafik 6. Hasil Perbandingan Pembelajaran

SIMPULAN DAN SARAN peningkan dari siklus sebelumnya yaitu 76%


Simpulan (cukup). Pada siklus III pertemuan pertama
Berdasarkan hasil penelitian tindakan mengalami peningkatan 13% yaitu 89%
keas yang telah dilakukkan, diperoleh (baik), dan pada pertemuan kedua 17%
simpulan (1) perencanaan pembelajaran yaitu 93% (sangat baik). Dengan demikian
mengidentiifikasi unsur intrinsik hikayat hasil pelaksanaan pembelajaran mengalami
63% dengan kategori cukup baik. peningkatan setiap siklusnya. (3) Hasil
Selanjutnya pada siklus II 79% dengan peningkatan nilai pembelajaran
kategori cukup baik, dan siklus III juga mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat
mengalamai peningkatann sebesar 7% dengan teknik Ecola dapat dilihat pada
dengan hasil 86%. Dengan demikian siklus I, II, dan III. Nilai rata-rata siswa pada
perencanaan pembelajaran mengalami siklus I mencapai 63 (cukup). Hasil nilai
peningkatan setiap siklusnya. (2) rata-rata pada siklus II mengalami
Pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi peningkatan yaitu 73 (cukup), dan
unsur intrinsik hikayat dengan teknik Ecola mengalami peningkatan yang cukup baik
pada siklus I pertemuan pertama pada siklus III dengan rata-rata 79 (baik).
memperoleh hasil 61% kategori cukup, dan Jadi hasil nilai rata-rata siswa mengalami
pada pertemuan kedua memperoleh hasil peningkatan dari siklus ke siklus.
60% dengan kategori cukup. Selanjutnya
pada siklus II mengalami peningkatan pada Saran
pertemuan pertama yaitu 76% (cukup), dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pada pertemuan kedua mengalami dilakukan, maka peneliti memberikan saran

13
sebagai berikut. (1) Perencanaan Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian
pembelajaran sebaiknya dilakukan secara Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung.
maksimal dan sesuai dengan karakteristik Persada Press.
siswa. (2) Pembelajaran mengidentifikasi Joni,dkk. 1998. Prosedur Penelitian
unsur intrinsik hikayat merupakan Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
pembelajaran yang kurang diminati siswa Rosdikarya.
karena dianggap sulit untuk memulai Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan
membaca dan sulitnya memahami isi Kesusatraan Cermat Berbahasa
bacaan. Oleh karena itu, seorang guru Indonesia. Bandung: CV. Yrama
hendaknya mampu memilih dan menerapka Widya.
teknik pembelajaran Ecola dalam Kosasih,E.2014. Dasar-Dasar Keterampilan
pembelajaran sehingga siswa memiliki Bersastra. Bandung: CV Yrama Widya.
sumber inspirasi untuk dijadikan ide, Kosasih, E.2016. Bahasa Indonesia Berbasis
termotivasi, dan mampu membangun kerja Pendidikan Karakter bangsa. Bandung:
sama antarteman. PT Sewu
(3) Teknik Ecola ini sebaiknya diterapkan Kunandar. 2008. 2008. Langkah Mudah
pada materi lainnya, sehingga menjadi Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
bahan pertimbangan untuk guru karena Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
teknik ini telah mampu meningkatkan Raja Grafindo Persada.
kemampuan mengidentifikasi unsur intriksi Tierney, RJ., Readence,J.E, dan Dishner,
hikayat yang selama ini dianggap sulit untuk E.K (1995). Reading Strategies and
dipelajari. Prcactices: A Compedium. Boston:
Allyn and Bacon.
DAFTAR RUJUKAN Zuchdi, Darmiyati. 2008. Strategi
Hartoko, Dick. 1986. Pengantar Ilmu Meningkatkan Kemampuan Membaca.
Sastra. Jakarta: Gramedia. Yogyakarta: UNY Press.
Hayati, R.P.P (2003. Teori Apresiasi Prosa Zuldafrial. 2012. Strategi Belajar Mengajar.
Fiksi. Bandung: FKIP unpas. Surakarta: Cakrawala Media.

14

You might also like