Kelompok 4 - Artikel Jurnal Design

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346013916

Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin ISSN

Article  in  JURNAL DINAMIKA VOKASIONAL TEKNIK MESIN · April 2018

CITATIONS READS

0 62

8 authors, including:

Edy Purnomo
Universitas Negeri Yogyakarta
20 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

INTEGRASI NILAI KARAKTER DALAM PRAKTIK PEMESINAN FRAIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING View project

Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah Tahun I (2020) View project

All content following this page was uploaded by Edy Purnomo on 19 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin ISSN 2548-7590 (media online)
Volume 3 Nomor 1 April 2018 Hal 33-40 ISSN 2598-392X (media cetak)
https://journal.uny.ac.id/index.php/dynamika/issue/view/1521
Integrasi Nilai Karakter (Paryanto, Bambang Setiyo Hari Purwoko, Edy Purnomo) 33

INTEGRASI NILAI KARAKTER


DALAM PRAKTIK PEMESINAN FRAIS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING

Paryanto1, Bambang Setiyo Hari Purwoko2, Edy Purnomo3


1,2,3, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY
Email: paryanto@uny.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the differences in students’ activity and academic achievement on
the implementation of character-based Competence Based Training (CBT) learning model. The research used
two groups Quasi Experimental Design. Samples were taken by cluster sampling, in which one class of bachelor
degree students was used as control group and one class of diploma degree students as experimental group.
Data were collected using observation technique with instruments of attitude, behavior and products. Data were
analyzed using quantitative descriptive analysis with t-test. Result shows that there are differences in students'
learning activities and academic achievement on Milling Machining practice using character-based CBT, in
which the learning activity and achievement of the experimental class are better than the control class.
Keywords: integration, character value, milling machine, competence based training

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan aktivitas dan prestasi belajar
mahasiswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran CBT berbasis karakter dengan kelas yang tidak
menerapkan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain Quasi Experimental Design dua kelompok.
Sampel penelitian diambil secara Cluster Sampling, yaitu untuk program S1 diambil 1 kelas sebagai kelas
kontrol dan program D3 diambil 1 kelas sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data menggunakan teknik
observasi dengan instrumen sikap, perilaku dan produk. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif dengan t-test. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan aktivitas belajar mahasiswa dalam
pembelajaran praktik Pemesinan Frais melalui penerapan model pembelajaran CBT berbasis karakter, dimana
aktivitas belajar mahasiswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Terdapat perbedaan prestasi
belajar mahasiswa dalam pembelajaran praktik Pemesinan Frais melalui penerapan model pembelajaran CBT
berbasis karakter, dimana prestasi belajar pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Kata kunci: integrasi, nilai karakter, pemesinan frais, competence based training

PENDAHULUAN mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,


mandiri,dan menjadi warga negara yang
Undang-Undang Pendidikan Nasional demokratis serta bertanggung jawab.
No. 20 Pasal 3 Tahun 2003, menyatakan Pendidikan vokasional sebagai bagian
bahwa pendidikan nasional harus dari sistem pendidikan nasional memainkan
mengembangkan kemampuan dan membentuk peran yang sangat strategis bagi terwujudnya
karakter serta peradaban bangsa yang tenaga kerja yang terampil dan berkarakter.
bermartabat dalam rangka mencerdaskan Suyanto (2010) menyatakan bahwa dalam era
kehidupan bangsa, bertujuan untuk globalisasi, peluang untuk memiliki
berkembangnya potensi peserta didik agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa berkelanjutan dari suatu negara akan semakin
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak besar jika didukung oleh SDM yang memiliki:
34 Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, April 2018

(1) pengetahuan dan kemampuan dasar untuk semestinya dijalankan. Masih banyak dijumpai
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan mahasiswa yang kurang disiplin, yaitu sering
dinamika pembangunan yang tengah datang terlambat dan dalam bekerja tidak
berlangsung; (2) karakter yang unggul, sesuai dengan prosedur yang benar. Seringkali
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang mahasiswa meninggalkan ruang praktik pada
Maha Esa; (3) jenjang pendidikan yang saat pembelajaran sedang berlangsung.
semakin tinggi; (4) keterampilan keahlian yang Kepedulian mereka terhadap kebersihan
berlatarbelakang ilmu pengetahuan dan lingkungan maupun perawatan alat dan mesin
teknologi (iptek); dan (5) kemampuan untuk yang mereka gunakan selama praktik juga
menghasilkan produk-produk yang unggul, sangat kurang, sehingga beberapa komponen
baik dari kualitas maupun harga, mampu mesin dan peralatan sudah mengalami
bersaing dengan produk-produk lainnya di kerusakan. Sifat teliti dan ketelatenan
pasar global. Data Badan Statistik Nasional mahasiswa masih sangat kurang, hal ini terlihat
(BPS) tahun 2014, terdapat 81,1 juta tenaga jelas dari benda kerja hasil praktik memiliki
kerja Indonesia diisi kelompok unskill workers dimensi yang menyimpang jauh dari yang
(pekerja yang tidak punya skill atau semestinya.
kompetensi di bidangnya). Kelompok unskill Disamping beberapa hal tersebut,
workers ini mayoritas adalah lulusan sekolah kemampuan akademis mahasiswa ternyata
umum. Sedangkan kelompok di atasnya diisi 75% masih termasuk dalam kategori rendah.
skill workers (pekerja dengan skill atau Hal ini dapat dilihat pada saat penyusunan
kompetensi dibidangnya) sebesar 20,4 juta Work Preparation Sheet, mereka mengalami
orang. Serta komposisi teratas merupakan kesulitan dalam penentuan parameter
pekerja expert (ahli) dengan 4,8 juta orang. pemotongan setiap job yang harus mereka
Melihat kondisi seperti ini Indonesia akan sulit kerjakan. Disamping itu, akhir-akhir ini
bersaing dengan negara lain dalam era mahasiswa kurang memiliki rasa hormat
globalisasi dan kompetisi yang ketat. kepada dosen, seringkali mahasiswa bersikap
Sementara itu, dunia pendidikan di tidak sopan terhadap dosen.
negara kita akhir-akhir ini menjadi terpuruk Berdasarkan kenyataan tersebut,
oleh fenomena kurang menggembirakan yang menjadi tanggung jawab dunia pendidikan
terlihat dari banyaknya terjadi tawuran pelajar, khususnya pendidikan vokasional tak
pergaulan a-susila dikalangan pelajar dan terkecuali bagi Jurusan Pendidikan Teknik
mahasiswa, pornografi, penggunaan narkoba, Mesin FT UNY, untuk menciptakan lulusan
mencari kehidupan non-science dengan yang selain memiliki kompetensi akademik
memuja kekuatan gaib, mencari jawaban dari juga berkarakter unggul. Oleh karena itu
paranormal, menyelami black-magic dan menjadi keharusan untuk mengintegrasikan
mempercayai mistik. Diperparah oleh nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran,
pengaruh budaya barat berbentuk sensate- tak terkecuali dalam pembelajaran Praktik
culture dan gaya hidup konsumeristis, rakus, Pemesinan Frais. Salah satu upaya untuk
boros, cinta mode, pergaulan bebas, mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
individualistik, kebebasan salah arah, lepas pembelajaran Praktik Pemesinan Frais adalah
dari nilai-nilai agama dan adat luhur. dengan menerapkan model pembelajaran
Fenomena negatif tersebut juga Competence Based Training (CBT) berbasis
dirasakan terjadi di Jurusan Pendidikan Teknik karakter.
Mesin FT UNY, khususnya yang terjadi dalam Model pembelajaran Competence Based
proses pembelajaran praktik pemesinan secara Training (CBT) berbasis karakter merupakan
keseluruhan. Dalam proses pembelajaran model pembelajaran yang telah dikembangkan
praktik, sikap mahasiswa jauh dari yang oleh peneliti (Paryanto, dkk: 2013). Dalam
Integrasi Nilai Karakter (Paryanto, Bambang Setiyo Hari Purwoko, Edy Purnomo) 35

model pembelajaran ini sekaligus menyisipkan kegiatan pembelajaran. Dengan tolok ukur
nilai-nilai karakter ke dalam proses pencapaian kompetensi maka dalam kegiatan
pembelajaran yang sedang dijalankan. pembelajaran peserta didik akan terhindar dari
Sehingga dengan menerapkan model mempelajari materi yang tidak perlu yaitu
pembelajaran Competence Based Training materi yang tidak menunjang tercapainya
(CBT) berbasis karakter ini diharapkan mampu penguasaan kompetensi (Mulyasa, 2006: 56).
membekali mahasiswa dengan kompetensi Model pembelajaran CBT berbasis
akademik serta sekaligus membentuk karakter karakter merupakan hasil pengembangan
mahasiswa yaitu disiplin, teliti, percaya diri, model pembelajaran yang telah dilaksanakan
komunikasi, mampu bekerjasama dalam tim, oleh peneliti (Paryanto, dkk: 2013) pada
serta memiliki daya analisis yang kuat. penelitian sebelumnya. Dalam model
Pembelajaran berbasis kompetensi pembelajaran ini, dikembangkan dari model
adalah pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran CBT, dimana dalam proses
orientasi pencapaian kompetensi peserta didik pembelajarannya dimodifikasi sedemikian rupa
(Gonczi, 1998: 45). Sehingga muara akhir hasil sehingga mampu menanamkan aspek atau
proses pembelajaran adalah meningkatnya nilai-nilai karakter kepada mahasiswa.
kompetensi peserta didik yang dapat diukur Sehingga dengan dilaksanakannya model
pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan pembelajaran ini, disamping mampu
(Sidik Purnomo: http://kidispur.blogspot.com). membekali mahasiswa dengan kompetensi
Konsep pembelajaran berbasis kompetensi akademik juga mampu membentuk karakter
mensyaratkan dirumuskannya secara jelas mahasiswa yang unggul. Tahapan dalam model
kompetensi yang harus dimiliki atau pembelajaran CBT berbasis karakter dapat
ditampilkan peserta didik setelah mengikuti dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Proses Pembelajaran CBT Berbasis Karakter


36 Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, April 2018

Keterangan tahapan model pembelajaran CBT mahasiswa untuk memiliki rasa toleran dan
berbasis Karakter: kerja sama. Setelah dibentuk kelompok, maka
Input atau masukan adalah mahasiswa atau dosen dapat membagi job kerja masing-masing
dapat juga siswa SMK yang akan mengikuti kelompok, untuk selanjutnya dipelajari terlebih
pembelajaran praktik pemesinan. Model dahulu oleh mahasiswa, kemudian disusun
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam setiap Work Preparation Sheet.
pembelajaran praktik pemesinan tanpa
membedakan tingkat atau semester berapa. Penyusunan WPS. Sebelum melaksanakan
praktik, maka setiap mahasiswa diwajibkan
Eksplorasi nilai karakter. Tahapan menyusun Work Preparation Sheet (WPS) atau
selanjutnya adalah proses eksplorasi nilai lembar perencanaan kerja dari setiap job
karakter disesuaikan dengan karakter kerja praktik. Secara umum WPS berisikan urutan
pemesinan, yaitu kemampuan membaca langkah kerja, alat dan mesin yang digunakan,
gambar kerja, memilih alat kerja dengan cerdas, perhitungan parameter pemotongan, prediksi
menentukan langkah/prosedur kerja, waktu pekerjaan, alat dan tindakan
menentukan kriteria kerja, menggunakan alat keselamatan kerja. Dalam hal ini, WPS disusun
kerja dengan terampil, merawat alat kerja, secara berkelompok dengan harapan
menjaga sikap kerja, menjaga lingkungan kerja, mahasiswa mampu bekerjasama dalam tim.
mentaati keselamatan kerja, disiplin kerja, WPS harus disusun secara runtut dan benar,
mampu sebagai tim kerja, kepatuhan akan sehingga mampu menjadi pedoman mahasiswa
peraturan kerja. Pada proses eksplorasi ini dalam melaksanakan praktik. Setelah WPS
dilaksanakan dengan metode diskusi, dimana selesai disusun oleh setiap kelompok,
mahasiswa diminta untuk mengidentifikasi kemudian dipresentasikan dalam kelas
aspek atau nilai karakter apa saja yang harus sehingga kelompok lain dapat memberikan
dijalankan bilamana mereka melaksanakan masukan terhadap WPS yang dipresentasikan
praktik pemesinan. Hal ini dimaksudkan oleh kelompok lain tersebut. Dalam tahapan ini
apabila mahasiswa sudah mampu menggali dosen berperan sebagai fasilitator dalam
atau mengidentifikasi nilai karakter, maka diskusi yang dilaksanakan dan bersama
tentunya mereka telah memiliki kesadaran mahasiswa menyempurnakan WPS yang
untuk melaksanakan nilai-nilai karakter mereka susun. Dalam tahapan ini nilai karakter
tersebut dalam proses pembelajaran praktik. yang diintegrasikan adalah mampu bekerja
Dengan demikian apabila mahasiswa sama dalam tim, berani mengungkapkan
melaksanakan praktik dengan prosedur yang pendapat, dan toleransi.
benar, sehingga dengan sendirinya mahasiswa
tersebut telah melaksanakan nilai karakter. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik.
Pada tahapan ini, peran dosen adalah Tahapan selanjutnya adalah masuk dalam
membantu mengarahkan dan menjelaskan pembelajaran praktik. Seluruh mahasiswa
setiap nilai karakter yang dapatdiintegrasikan melaksanakan praktik dengan berpedoman
dalam pembelajaran praktik pemesinan. pada langkah kerja atau prosedur kerja sesuai
dengan WPS yang telah disusun. Sebagai salah
Grouping. Pembentukan grup dilaksanakan satu alternatif job yang dapat dipraktikan
oleh dosen dengan keanggotaan kelompok adalah job yang bersifat collaborative skill,
diambil secara acak. Grup dibentuk agar artinya sebuah job praktik yang terdiri dari
mahasiswa saling bekerjasama terutama dalam beberapa komponen yang kemudian
proses penyusunan Work Preparation Sheet dipasangkan satu dengan lainnya. Sehingga job
(lembar perencanaan kerja). Maksud ini dapat dikerjakan secara berkelompok
pembentukan grup ini adalah mambiasakan dimana setiap mahasiswa mendapatkan tugas
Integrasi Nilai Karakter (Paryanto, Bambang Setiyo HP, Edy Purnomo, Asnawi4, Subandi) 37

untuk mengerjakan satu komponen. Dalam hal METODE


ini disamping mahasiswa harus bekerja sama,
Kegiatan implementasi model
juga harus memiliki rasa untuk saling
pembelajaran CBT berbasis karakter ini
menyesuaikan atau toleransi sehingga
dilakukan dengan menggunakan desain
komponen yang mereka kerjakan dapat
ekperimen semu atau Quasi Experimental
dipasangkan dengan baik menjadi satu unit alat.
Design dua kelompok. Populasi dalam
Dalam pelaksanaan kegiatan praktik ini, dapat
penelitian ini adalah mahasiswa semester 3
diamati proses kerja mahasiswa dan proses
yang mengikuti mata kuliah Proses Pemesinan
integrasi nilai karakter yang dilaksanakan oleh
Frais, yang berjumlah 4 kelas dengan rincian
setiap mahasiswa dengan menggunakan lembar
untuk program S1 berjumlah 2 kelas dan
observasi. Peran dosen dalam kegiatan praktik
program D3 berjumlah 2 kelas. Sampel
adalah selalu memberi pembimbingan dan
penelitian diambil secara Cluster Sampling,
pendampingan, sehingga mahasiswa segera
yaitu untuk program S1 diambil 1 kelas
mendapatkan solusi apabila mereka menemui
sebagai kelas kontrol dan program D3 diambil
kendala dalam melaksanakan praktik.
1 kelas sebagai kelas eksperimen. Penentuan
kelas yang diambil sebagai sampel
Proses Assessment. Tahapan terakhir adalah
ditentukan/diambil secara random. Meskipun
proses assessment, yang dalam hal ini terdiri
berbeda program, namun sampel yang
dari beberapa komponen penilaian, yaitu
ditentukan tersebut bersifat homogen, sebab
penilaian proses kerja, dimensi benda kerja dan
antara program S1 dan D3 pada kenyataannya
hasil pengamatan aspek karakter mahasiswa.
tidak ada perbedaan dalam materi perkuliahan
Untuk menanamkan rasa kejujuran pada
khususnya pada mata kuliah praktik pemesinan,
mahasiswa, maka proses assessment dilakukan
sehingga asumsinya kemampuannya sama.
secara self assessment yaitu mahasiswa
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dipersilahkan memberikan point pengukuran
menggunakan teknik observasi. Instrumen
terhadap dimensi benda kerja yang telah
dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis
dikerjakan dengan menggunakan lembar
instrumen. Pertama, instrumen yang digunakan
assessment. Meskipun demikian dosen juga
untuk mengamati sikap dan perilaku kerja
melakukan pengukuran terhadap dimensi
mahasiswa selama pembelajaran praktik.
benda kerja yang telah dikerjakan mahasiswa,
Kedua, instrumen yang digunakan untuk
sehingga dapat mengecek kebenaran dari
mengukur produk/hasil kerja sebagai data
pengukuran yang telah dilakukan oleh
prestasi mahasiswa.
mahasiswa. Kemudian dosen memberikan
Metode atau teknik analisis data yang
penilaian atas hasil pembelajaran praktik
akan digunakan pada penelitian ini adalah
mahasiswa.
teknik analisis deskriptif kuantitatif. Untuk
Permasalahan yang ingin dijawab dan
mengetahui perbedaan capaian antara kelas
dibahas adalah (1) perbedaan aktivitas belajar
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji
mahasiswa antara kelas yang menerapkan
beda dengan menggunakan teknik uji-t.
model pembelajaran CBT berbasis karakter
dengan kelas yang tidak menerapkan. (2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara
kelas yang menerapkan model pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan pada mata
CBT berbasis karakter dengan kelas yang tidak kuliah praktik Pemesinan Frais. Proses
menerapkan . penelitian dilaksanakan selama 8 pertemuan
dan setiap pertemuan diamati perkembangan
aktivitas mahasiswa terkait dengan penerapan
aspek karakter. Sesuai dengan karakteristik
38 Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, April 2018

mata pelajaran praktik pemesinan, maka aspek Jumlah mahasiswa kelas eksperimen
karakter yang diintegrasikan adalah jujur, sebanyak 16 orang dan kelas kontrol sebanyak
disiplin, tekun/kerja keras, mandiri dan peduli. 18 orang. Data hasil observasi terhadap
Prosedur pelaksanaan implementasi tingkah laku atau aktivitas mahasiswa terkait
pembelajaran CBT berbasis karakter adalah dengan penerapan aspek karakter pada kelas
sebagai berikut: eksperimen, dapat dilihat dalam Tabel 1.

Pertemuan I. Kegiatan awal dosen Tabel 1. Aktivitas mahasiswa kelas eksperimen


menjelaskan tentang rencana kegiatan secara Aspek Jumlah siswa pada pertemuan
umum. Selanjutnya menjelaskan pengertian karakter 3 4 5 6 7 8
aspek karakter dan arti penting aspek karakter Jujur - 11 12 13 16 16
dikaitkan dengan karakter kerja praktik Disiplin 10 13 15 14 16 16
pemesinan. Dosen membentuk kelompok Tekun/Kerja 8 11 12 12 15 16
mahasiswa menjadi 4 kelompok dengan Keras
Mandiri 6 10 13 13 14 16
anggota kelompok ditentukan secara acak.
Dosen memimpin diskusi dengan tujuan untuk Peduli 11 13 14 15 14 15
eksplorasi aspek karakter menurut pendapat
mahasiswa. Sedangkan data hasil observasi terhadap
tingkah laku atau aktivitas mahasiswa terkait
Pertemuan II. Dosen menjelaskan kegiatan dengan penerapan aspek karakter pada kelas
pembelajaran pada pertemuan ini sekaligus kontrol, dapat dilihat dalam Tabel 2.
membagi job praktik yang akan dikerjakan
mahasiswa. Selanjutnya memberikan Tabel 2. Aktivitas mahasiswa kelas kontrol
penguatan terhadap hasil eksplorasi aspek Aspek Jumlah siswa pada pertemuan
karakter yang telah terlaksana. Dosen karakter 3 4 5 6 7 8
menjelaskan tentang pembuatan work Jujur - 5 7 9 12 13
preparation sheet (WPS) dari setiap job Disiplin 5 8 9 11 10 12
praktik. Dosen mempersilahkan mahasiswa Tekun/Kerja 4 5 6 6 8 11
berdiskusi dalam kelompoknya untuk Keras
Mandiri 5 6 5 7 7 10
menyusun WPS terhadap job praktik yang
Peduli 4 6 6 9 11 13
akan dikerjakan. Selanjutnya dosen memimpin
diskusi untuk memaparkan WPS yang telah
disusun untuk kemudian disempurnakan secara Berdasarkan hasil uji beda didapatkan
bersama-sama. nilai t hitung = 5,603, sedangkan nilai t table
adalah 2,178 dengan signifikansi 0,000 <p
Pertemuan III dan seterusnya. Dosen (0,05). Karenat hitung>t tabel, maka H 0 ditolak.
mempersilahkan mahasiswa untuk bekerja Sehingga terbukti bahwa terdapat perbedaaan
sesuai dengan job masing-masing, dengan aktivitas mahasiswa antara kelas eksperimen
selalu berpedoman pada WPS yang telah dengan kelas kontrol. Dimana aktivitas
disusun. Dilakukan pengamatan terhadap mahasiswa kelas eksperimen lebih baik dari
aktivitas mahasiswa selama praktik. Kepada kelas kontrol.
mahasiswa yang sudah selesai mengerjakan Data kecepatan kerja praktik dan
job praktiknya, maka diminta untuk melakukan prestasi yang dicapai mahasiswa pada kelas
self assessment dengan dipantau oleh Dosen. eksperimen, dapat dilihat dalam Tabel 3.
Selanjutnya dosen memberikan penilaian
terhadap benda kerja yang telah diselesaikan
tersebut.
Integrasi Nilai Karakter (Paryanto, Bambang Setiyo HP, Edy Purnomo, Asnawi4, Subandi) 39

Tabel 3. Kecepatan kerja dan prestasi mahasiswa pembelajaran ini, disesuaikan dengan karakter
kelas eksperimen kerja proses pemesinan, yaitu jujur, disiplin,
Pertemuan Jumlah Job Nilai rata-
yang selesai rata
tekun/kerja keras, mandiri dan peduli. Jujur
4 1 85 bisa diamati dari proses self assessment,
6 3 85 apakah mahasiswa betul-betul menuliskan
8 4 86 hasil pengukuran sesuai dengan kondisi benda
kerja yang mereka hasilkan atau tidak. Untuk
Sedangkan data kecepatan kerja praktik dan mengetahui haltersebut, maka dosen
prestasi yang dicapai mahasiswa pada kelas melakukan cross chek terhadap dimensi benda
kontrol, dapat dilihat dalam Tabel 4. kerja yang dihasilkan oleh mahasiswa. Disiplin
bisa diamati pada saat kedatangan mahasiswa
Tabel 4. Kecepatan kerja dan prestasi mahasiswa
kelas kontrol
tepat waktu apa tidak, kemudian selama proses
Pertemuan Jumlah Job Nilai rata- pembelajaran mahasiswa menaati semua
yang selesai rata prosedur atau tahapan pembelajaran apa tidak
4 - 76 termasuk dalam pemakaian alat dan mesin.
6 1 76
Tekun/kerja keras dapat diamati dari selama
8 2 78
proses pembelajaran, mahasiswa fokus bekerja
Berdasarkan hasil uji beda, didapatkan apa tidak. Mandiri dapat diamati dari tingkat
nilai t hitung = 4,358, sedangkan, nilai t table kemandirian mahasiswa dalam melaksanakan
adalah 2,039 dengan signifikansi 0,000 < p pembelajaran praktik di bengkel. Peduli dapat
(0,05). Karena t hitung>t tabel, maka H 0 diamati pada saat proses cleaning atau
pembersihan mesin dan tempat praktik.
ditolak. Sehingga terbukti bahwa terdapat
perbedaaan prestasi belajar siswa antara kelas Berdasarkan hasil penelitian yang
eksperimen dengan kelas kontrol. Dimana didapatkan, untuk pelaksanaan aspek karakter,
pada kelas eksperimen pada pertemuan ke 8,
prestasi belajar mahasiswa kelas eksperimen
tampak bahwa seluruh mahasiswa yang
lebih baik dari kelas kontrol.
berjumlah 16 orang telah melaksanakan aspek
Penerapan model pembelajaran CBT
berbasis karakter dalam pembelajaran praktik karakter, kecuali pada aspek mandiri
dilaksanakan oleh 15 orang. Dan bila
pemesinan Frais, bertujuan untuk mengatasi
dipersentase, sebanyak 98,75% mahasiswa
permasalahan pembelajaran terkait dengan
telah melaksanakan aspek karakter. Namun
sikap mahasiswa selama pembelajaran dan
permasalahan terkait dengan prestasi yang pada kelas kontrol, pelaksanaan aspek karakter
dicapai oleh mahasiswa, kususnya pada baru dilaksanakan oleh terbanyak 13
mahasiswa saja. Bila dipersentase, pelaksanaan
pembelajaran praktik pemesinan Frais.
aspek karakter pada kelas kontrol sebesar
Harapannya setelah menerapkan model
73,75%. Kemudian untuk membuktikan
pembelajaran ini, mahasiswa akan menguasai
kompetensi praktik pemesinan Frais dengan adanya perbedaan pelaksanaan aspek karakter
atau aktivitas mahasiswa selama pembelajaran
maksimal dan memiliki karakter yang unggul,
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
yang ditunjukan dengan sikap dan perilaku
dilakukan dengan uji beda dengan
yang baik.
Proses penelitian ini, penerapan menggunakan teknik uji t. Dari pelaksanaan uji
dilakukan terhadap satu kelas sebagai kelas t didapatkan nilai t hitung = 5,603, sedangkan
nilai t table adalah 2,178 dengan signifikansi
eksperimen, dan sebagai pembanding diambil
0,000 <p (0,05). Karenat hitung>t tabel, maka
satu kelas sebagai kelas kontrol yang tidak
menerapkan model pembelajaran ini. H 0 ditolak. Sehingga terbukti bahwa terdapat
Aspek/nilai karakter yang dapat diamati dalam perbedaaan aktivitas mahasiswa antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Dimana
40 Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, April 2018

aktivitas mahasiswa kelas eksperimen lebih penerapan model pembelajaran CBT berbasis
baik dari kelas kontrol. karakter, dimana aktivitas belajar mahasiswa
Dalam penelitian ini juga diamati pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas
tentang prestasi mahasiswa. Pada kelas kontrol.Terdapat perbedaan prestasi belajar
eksperimen didapatkan data bahwa hingga mahasiswa dalam pembelajaran praktik
pertemuan ke delapan rata-rata nilai yang Pemesinan Frais melalui penerapan model
didapatkan sebesar 85,33. Sedangkan untuk pembelajaran CBT berbasis karakter, dimana
kelas kontrol pada pertemuan ke delapan, nilai prestasi belajar pada kelas eksperimen lebih
rata-rata yang diraih oleh mahasiswa sebesar baik dari kelas kontrol.
76,67. Untuk membuktikan adanya perbedaan
prestasi yang diraih oleh kelas eksperimen dan DAFTAR RUJUKAN
kelas control, maka dilakukan uji beda dengan
menggunakan teknik uji t. Berdasarkan hasil Badan Pusat Statistik. (2014). Keadaan
uji beda, didapatkan nilai t hitung = 4,358, Ketenagakerjaan Indonesia Agustus
sedangkan, nilai t table adalah 2,039 dengan 2017. www.bps.go.id. Diakses pada 11
Desember 2014 pukul 12.30.
signifikansi 0,000<p (0,05). Karena
t hitung>t tabel, maka H 0 ditolak. Sehingga Gonczi, A. (1998). Developing a competent
workforce: Adult training strategies
terbukti bahwa terdapat perbedaaan prestasi
for vocational educators and trainers.
belajar siswa antara kelas eksperimen dengan Leadbrook SA: National Centre for
kelas kontrol. Dimana prestasi belajar Vocational Education Research Ltd.
mahasiswa kelas eksperimen lebih baik dari
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Berbasis
kelas kontrol. Kompetensi. Bandung: Remaja
Untuk memperkuat hasil penelitian, Rosdakarya.
maka diamati juga kecepatan kerja mahasiswa
Paryanto, dkk. (2013). Pengembangan Model
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran Competence Based
Hingga pertemuan ke delapan, kecepatan kerja Training (CBT) pada Pemesinan Frais
mahasiswa pada kelas eksperimen telah di FT UNY. Laporan Penelitian.
mampu menyelesaikan hingga 4 job praktik.
Pemerintah Republik Indonesia.(2003).
Sedangkan untuk kelas kontrol, pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003
pertemuan ke delapan baru mampu Tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyelesaikan 2 job praktik. Berdasarkan data
Sidik Purnomo. (2009). Prinsip Pembelajaran
tersebut tampak jelas bahwa kecepatan kerja Berbasis Kompetensi . Diambil dari
untuk kelas eksperimen lebih cepat dari kelas http://kidispur.blogspot.com/prinsip-
kontrol. pembelajaran-berbasis.html, pada
tanggal 22 April 2009.
SIMPULAN Suyanto. (2010). Urgensi Pendidikan
Karakter. Diambil dari:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
http://waskitamandiribk.wordpress.co
didapatkan, maka dapat diambil beberapa m
kesimpulan sebagai yaitu terdapat perbedaan
aktivitas belajar mahasiswa dalam
pembelajaran praktik Pemesinan Frais melalui

View publication stats


BORANG APRESIASI ARTIKEL ILMIAH
(Ragam Penelitian Kuantitatif – Quasi Eksperimental: Design)1

Identitas artikel:

Harvard style:

Paryanto, Purwoko, B.S.H., Purnomo, E. ‘INTEGRASI NILAI KARAKTER DALAM PRAKTIK PEMESINAN
FRAIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING’, 3(1), p.33-40

Cambridge style:

Paryanto, Purwoko, B.S.H. & Purnomo, E. (2018). INTEGRASI NILAI KARAKTER DALAM PRAKTIK
PEMESINAN FRAIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING, 3(1), p.33-40

Ringkasan Artikel:

Paragraf Latar Belakang

Kegiatan implementasi model pembelajaran CBT berbasis karakter ini dilakukan dengan
menggunakan desain ekperimen semu atau Quasi Experimental Design dua kelompok. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 yang mengikuti mata kuliah Proses Pemesinan
Frais, yang berjumlah 4 kelas dengan rincian untuk program S1 berjumlah 2 kelas dan program D3
berjumlah 2 kelas. Sampel penelitian diambil secara Cluster Sampling, yaitu untuk program S1
diambil 1 kelas sebagai kelas kontrol dan program D3 diambil 1 kelas sebagai kelas eksperimen.
Penentuan kelas yang diambil sebagai sampel ditentukan/diambil secara random. Meskipun berbeda
program, namun sampel yang ditentukan tersebut bersifat homogen, sebab antara program S1 dan
D3 pada kenyataannya tidak ada perbedaan dalam materi perkuliahan khususnya pada mata kuliah
praktik pemesinan, sehingga asumsinya kemampuannya sama.

Paragraf Permasalahan / Perumusan Masalah

Dalam proses pembelajaran praktik, sikap mahasiswa jauh dari yang semestinya dijalankan.
Masih banyak dijumpai mahasiswa yang kurang disiplin, yaitu sering datang terlambat dan dalam
bekerja tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Seringkali mahasiswa meninggalkan ruang praktik
pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Kepedulian mereka terhadap kebersihan lingkungan
maupun perawatan alat dan mesin yang mereka gunakan selama praktik juga sangat kurang,
sehingga beberapa komponen mesin dan peralatan sudah mengalami kerusakan. Sifat teliti dan

1
Isi sesuai dengan ragam penelitian dari artikel yang di-apresiasi.

1
ketelatenan mahasiswa masih sangat kurang, hal ini terlihat jelas dari benda kerja hasil praktik
memiliki dimensi yang menyimpang jauh dari yang semestinya.

Paragraf Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan lulusan yang selain memiliki kompetensi
akademik juga berkarakter unggul. Oleh karena itu menjadi keharusan untuk mengintegrasikan nilai-
nilai karakter dalam proses pembelajaran, tak terkecuali dalam pembelajaran Praktik Pemesinan
Frais.

Paragraf Metodologi / Metode Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi. Instrumen dalam
penelitian ini terdiri atas dua jenis instrumen. Pertama, instrumen yang digunakan untuk mengamati
sikap dan perilaku kerja mahasiswa selama pembelajaran praktik. Kedua, instrumen yang digunakan
untuk mengukur produk/hasil kerja sebagai data prestasi mahasiswa.

Paragraf Hasil dan Diskusi

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Paragraf Kesimpulan dan Rekomendasi

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kata Kunci (sesuai pada artikel):

pemesinan frais, competence based training

Analisis / Apresiasi Artikel:

1. Apakah Judul Artikel menunjukkan kaitan yang erat / linier dengan latar belakang,
permasalahan dan tujuan penelitian? Kemukakan pendapat anda dengan logis dan lugas.

Menurut saya judul dari artikel tersebut memiliki kaitan dengan latar belakang,
permasalahan dan tujuan penelitian karena dalam artikel tersebut membahas bagaimana
etika yang ditunjukkan para mahasiswa dalam bidang permesinan.

2. Apakah pemilihan Kata Kunci yang tertera pada artikel telah mewakili maksud penelitian
dan sesuai dengan teoretik yang anda terima pada perkuliahan? Berikan argumen logis dan
lugas.

2
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Cermati Referensi dan pencatuman referensi pada teks artikel (cite / sitasi); gaya apakah
yang digunakan?

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Kemukakan pendapat anda terkait dengan paparan penulis dalam menyusun bahagian
Introduction pada artikel tersebut.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Apakah Kesimpulan yang disusun penulis pada artikel telah sesuai dan menjawab Tujuan
penelitian? Berikan penjelasan logis dan lugas.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

You might also like