260-Article Text-502-1-10-20191231

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

URGENSI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE


DALAM KEGIATAN PERBANKAN SYARIAH

Rizayusmanda
Fakultas Hukum Universitas Palembang
E-mail: ryusmanda@yahoo.com

Abstract
Islamic banks are financial institutions where products are developed based on the Qur'an,
Al-Hadith of the Prophet Muhammad. According to Act Number 21 of 2008 concerning Sharia
Banking, Sharia Banks are banks that carry out their business activities based on Sharia
Principles, and by type consist of Sharia Commercial Banks and Sharia People Financing
Banks. The problem discussed is how is the effort of sharia banking in implementing its
business activities based on Article 19 of Law Number 21 Year 2008 concerning Sharia
Banking, and whether the application of these business activities requires Good Corporate
Governance of sharia banking. This paper is a descriptive normative legal research.
Normative legal research is legal research based on secondary data, namely data that has
been previously available in the form of legal material. Sharia Banking Efforts in
implementing its business activities, namely preparing: Human Resources who are ready to
use; organizational structure of the company; division of labor; job duties and authority; and
other fields. Then Islamic banking in collaboration with MUI held socialization to the public,
and Islamic banking often became a sponsor of religious activities. The principle of Good
Corporate Governance (GCG) is a necessity and necessity for sharia banking business
activities and sharia business units. This is aimed at the existence of public responsibility
related to bank operations so that they truly comply with Islamic banking regulations.
Keywords: Islamic Banking; Good Corporate Governance

Abstrak
Bank Syariah adalah lembaga keuangan dimana produknya dikembangkan berlandaskan pada
Al-Qur’an, Al-Hadits Nabi Muhammad SAW. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah, dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimanakah
upaya perbankan syariah dalam menerapkan kegiatan usahanya berdasarkan Pasal 19 Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, serta apakah dalam penerapan
kegiatan usaha tersebut dibutuhkan Good Corporate Governance perbankan syariah. Tulisan
ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif
merupakan penelitian hukum yang didasarkan pada data sekunder, yakni data yang telah
tersedia sebelumnya dalam bentuk bahan hukum. Upaya Perbankan Syariah dalam
menerapkan kegiatan usahanya yaitu mempersiapkan: Sumber Daya Manusia yang siap pakai;
struktur organisasi perusahaan; pembagian pekerjaan; tugas dan wewenang pekerjaan; dan
bidang-bidang lain. Kemudian perbankan syariah bekerja sama dengan MUI mengadakan
sosialisasi ke masyarakat, serta perbankan syariah sering menjadi sponsor kegiatan
keagamaan. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu keniscayaan dan
kebutuhan bagi kegiatan usaha perbankan syariah dan unit usaha syariah. Hal ini ditujukan
dengan adanya tanggung jawab publik berkaitan dengan kegiatan operasional bank agar benar-
benar mematuhi ketentuan perbankan syariah.
Kata Kunci: Perbankan Syariah; Good Corporate Governance

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 78


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

PENDAHULUAN Dalam perkembangannya


Ketentuan perbankan di sebagian besar Bank Syariah di
Indonesia dengan sistem syariah diatur Indonesia membagi produknya menjadi
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 3 (tiga), yaitu sifatnya penyerapan
2008 tentang Perbankan Syariah dalam dana, sifatnya penyaluran dana, dan
Pasal 1 angka 1, bahwa pengertian sifatnya pelayanan jasa-jasa. Produk
“Perbankan Syariah adalah segala Bank Syariah yang bersifat penyerapan
sesuatu yang menyangkut tentang Bank dana contohnya ialah giro, tabungan,
Syariah dan Unit Usaha Syariah, atau deposito yang memakai prinsip
mencakup kelembagaan, kegiatan wadi’ah atau mudharabah, produk
usaha, serta cara dan proses dalam Bank Syariah yang bersifat
melaksanakan kegiatan usahanya”. pembiayaan contohnya ialah
Bank Islam atau selanjutnya pembiayaan dengan prinsip ba’i (jual
disebut dengan Bank Syariah adalah beli), ijarah (sewa), syirkah (bagi
bank yang beroperasi dengan tidak hasil), dan akad pelengkap, dan produk
mengandalkan pada bunga. Bank bank syariah yang sifatnya pelayanan
Syariah atau biasa disebut dengan bank jasa-jasa contohnya ialah sharf (jual
tanpa bunga adalah lembaga keuangan beli valuta asing) dan Ijarah (sewa).1
atau perbankan yang operasional atau Kesadaran umat Islam untuk
produknya dikembangkan menjalankan syariah di bidang
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al- muamalah saat ini telah mendorong
Hadits Nabi Muhammad SAW. lahirnya industri keuangan syariah,
Dengan kata lain, menurut ketentuan diantaranya adalah perbankan syariah,
UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang di antaranya adalah perbankan syariah.
Perbankan Syariah, Pasal 1 angka 7 Banyaknya Lembaga Keuangan
mengenai pengertian dari “Bank Syariah (LKS) yang didirikan dan terus
Syariah adalah bank yang menjalankan mengalami perkembangan adalah bukti
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip bahwa umat Islam mengharapkan
Syariah, dan menurut jenisnya terdiri aktivitasnya di bidang ekonomi sesuai
atas Bank Umum Syariah dan Bank dengan tuntutan syariah.
Pembiayaan Rakyat Syariah”. 1
Adiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis
Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali Press,
2006).

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 79


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

Perkembangan perbankan syariah dunia perbankan syariah. Dengan


sendiri akhir-akhir ini cukup demikian perguruan tinggi dapat
menggembirakan. 2 menjadi rujukan masyarakat dalam
Pertumbuhan bank syariah yang memahami dan mempraktekkan ajaran
positif ini dapat dilihat dari jumlah Islam di bidang hukum perbankan
bank syariah yang terus bertambah. syariah.
Sampai dengan tahun 2017, data Berangkat dari anggapan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masyarakat yang masih berpandangan
mencatat ada 12 (Dua Belas) Bank bahwa perbankan syariah sama saja
Umum Syariah (BUS), 22 (Dua Puluh dengan bank konvensional merupakan
Dua) Unit Usaha Syariah (UUS), dan fenomena yang memprihatinkan. Hal
165 (Seratus Enam Puluh Lima) Bank ini perlu diluruskan dengan
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).3 memberikan pemahaman yang benar
Perkembangan ini perlu tentang bagaimana perbankan yang
mendapat dukungan dari berbagai berdasarkan Islam. Kesan bahwa
pihak, salah satunya dari perguruan perbankan syariah adalah perbankan
tinggi melalui output lulusan atau konvensional yang berganti baju, dan
sumber daya manusia berkualitas yang hanya dipoles dengan kerudung para
memahami ekonomi syariah dan karyawatinya serta ucapan
berbagai aspek yang mendukungnya. Assalamualaikum para karyawannya
Untuk melahirkan sumber daya harus dihilangkan dengan
manusia yang berkualitas tersebut, mengoptimalkan peran kampus melalui
salah satu yang dapat dilakukan oleh keterlibatannya dalam
sivitas akademika adalah lahirnya mensosialisasikan perbankan syariah
karya tulis ilmiah berbentuk penelitian lewat tulisan, dan memberikan
dosen yang merupakan pandangan pencerahan kepada masyarakat
pemikiran jauh ke depan akan prospek termasuk para praktisi perbankan
syariah yang seharusnya
2
Neneng Nurhasanah, dan Panji Adam, Hukum dioperasionalkan.
Perbankan Syariah: Konsep dan Regulasi
(Jakarta: Sinar Grafika, 2017).
Praktek perbankan syariah yang
3
Agus Triyanta, Hukum Perbankan Syariah: belum optimal, termasuk dalam
Regulasi, Implementasi dan Formulasi
Kepatuhannya Terhadap Prinsip-Prinsip Islam melaksanakan Kepatuhan Syariah
(Malang: Setara Press, 2016).

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 80


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

(syariah compliance) jangan sampai setidaknya ada keraguan terhadap halal


menjadi alasan untuk meninggalkan atau haramnya bunga bank.
perbankan syariah dan kembali kepada Aplikasi prinsip syariah sebagai
bank konvensional. Hal ini aturan perjanjian berdasarkan hukum
memerlukan peran dari berbagai pihak Islam dalam kegiatan usaha ekonomi,
untuk mendukung perbankan syariah pada dasarnya merupakan satu
agar tetap dipercaya masyarakat spesifikasi atau ahkam al-muamalah
sebagai bank yang bukan hanya sesuai dalam bingkai hukum Islam, terutama
syariah tetapi juga memiliki kinerja seperangkat aturan ahkam al-
yang lebih baik dari bank iqtishadiyah wa al-maliyah. Dalam
konvensional. lingkup makro, prinsip syariah pada
Dengan demikian, lahirnya bank hakekatnya merupakan satu bentuk
berdasarkan prinsip syariah di dalam perwujudan prinsip muamalah Islam
sistem perbankan di Indonesia bukan dalam kegiatan usaha ekonomi, bisnis,
saja telah menambah semaraknya dan perbankan.
khazanah hukum, melainkan sekaligus Bertitik tolak dari uraian tersebut
mempertegas visi tentang kehidupan tulisan ini membahas secara yuridis
perbankan di Indonesia, bahwa tentang penerapan kegiatan usaha
sebagian besar bangsa Indonesia Perbankan Syariah dan Unit Usaha
beragama Islam, oleh karena itu Syariah sebagaimana diatur dalam
kehadiran bank yang berdasarkan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 21
prinsip syariah benar-benar mendapat Tahun 2008 tentang Perbankan
tempat yang istimewa di masyarakat. Syariah. Permasalahan yang sekaligus
Kemudian yang tidak kalah pentingnya merupakan ruang lingkup pembahasan
bahwa sistem perbankan konvensional adalah bagaimanakah upaya perbankan
yang kegiatan usahanya hanya syariah dalam menerapkan kegiatan
mengandalkan pada simpanan atau usahanya berdasarkan Pasal 19
kredit berdasarkan bunga oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun
kelompok tertentu dalam Islam masih 2008 Tentang Perbankan Syariah, serta
dipersamakan dengan bunga yang apakah dalam penerapan kegiatan
dilarang dalam hukum Islam, atau usaha tersebut dibutuhkan Good

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 81


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

Corporate Governance perbankan Praktek perbankan syariah yang


syariah. belum optimal, termasuk dalam
melaksanakan Kepatuhan Syariah
PEMBAHASAN (Syariah Compliance) jangan sampai
A. Upaya Perbankan Syariah menjadi alasan untuk meninggalkan
Dalam Menerapkan Kegiatan perbankan syariah dan kembali kepada
Usahanya Berdasarkan Pasal 19
bank konvensional. Hal ini
Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan memerlukan peran dari berbagai pihak
Syariah untuk mendukung perbankan syariah
Berangkat dari anggapan
agar tetap dipercaya masyarakat
masyarakat yang masih berpandangan
sebagai bank yang bukan hanya sesuai
bahwa perbankan syariah sama saja
syariah tetapi juga memiliki kinerja
dengan bank konvensional merupakan
yang lebih baik dari bank
fenomena yang memprihatinkan. Hal
konvensional.
ini perlu diluruskan dengan
Kesadaran umat Islam untuk
memberikan pemahaman yang benar
menjalankan syariah di bidang
tentang bagaimana perbankan yang
muamalah saat ini telah mendorong
berdasarkan Islam. Kesan bahwa
lahirnya industri keuangan syariah,
perbankan syariah adalah perbankan
diantaranya adalah perbankan syariah,
konvensional yang berganti baju, dan
di antaranya adalah perbankan syariah.
hanya dipoles dengan kerudung para
Banyaknya Lembaga Keuangan
karyawatinya serta ucapan
Syariah (LKS) yang didirikan dan terus
Assalamualaikum para karyawannya
mengalami perkembangan adalah bukti
harus dihilangkan dengan
bahwa umat Islam mengharapkan
mengoptimalkan peran kampus melalui
aktivitasnya di bidang ekonomi sesuai
keterlibatannya dalam
dengan tuntutan syariah.
mensosialisasikan perbankan syariah
Dengan demikian, lahirnya bank
lewat tulisan, dan memberikan
berdasarkan prinsip syariah di dalam
pencerahan kepada masyarakat
sistem perbankan di Indonesia bukan
termasuk para praktisi perbankan
saja telah menambah semaraknya
syariah yang seharusnya
khazanah hukum, melainkan sekaligus
dioperasionalkan.
mempertegas visi tentang kehidupan

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 82


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

perbankan di Indonesia, bahwa mulai dari huruf a sampai dengan huruf


sebagian besar bangsa Indonesia o.
beragama Islam, oleh karena itu Pada dasarnya Bank Umum
kehadiran bank yang berdasarkan Syariah sebelum memulai usahanya,
prinsip syariah benar-benar mendapat terlebih dahulu mempelajari dan
tempat yang istimewa di masyarakat. memahami semua peraturan-peraturan
Kemudian yang tidak kalah pentingnya mulai dari peraturan yang tertinggi
bahwa sistem perbankan konvensional sampai dengan peraturan di tingkat
yang kegiatan usahanya hanya operasional. Khusus untuk kegiatan
mengandalkan pada simpanan atau usaha Bank Umum Syariah
kredit berdasarkan bunga oleh sebagaimana yang disyaratkan oleh
kelompok tertentu dalam Islam masih Pasal 19 Ayat (1), maka pada
dipersamakan dengan bunga yang umumnya perbankan yang bergerak di
dilarang dalam hukum Islam, atau bidang syariah telah mempersiapkan:
setidaknya ada keraguan terhadap halal 1. sumber daya manusia yang siap
atau haramnya bunga bank. pakai;
Sebelum diuraikan upaya 2. struktur organisasi perusahaan;
perbankan syariah dalam menerapkan 3. pembagian pekerjaan;
kegiatan usahanya berdasarkan Pasal 4. tugas dan wewenang pekerjaan;
19 Undang-Undang Nomor 21 Tahun dan
2008 tentang Perbankan Syariah, maka 5. bidang-bidang lain sesuai dengan
terlebih dahulu penulis akan kebutuhan perusahaan.
menguraikan substansi dari Pasal 19 Dalam menerapkan usaha
UUPS tersebut. Bahwa Pasal 19 UUPS perbankan syariah berdasarkan Pasal
tersebut terdiri dari 2 (dua) ayat, yaitu 19 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
Ayat (1), dan Ayat (2). Kemudian 2008 tentang Perbankan Syariah, pihak
pada Ayat (1) mengatur tentang perbankan syariah secara terus menerus
kegiatan usaha Bank Umum Syariah, dan bekerja sama dengan Majelis
mulai dari huruf a sampai dengan huruf Ulama Indonesia (MUI) selalu
q, sedangkan pada Ayat (2) mengatur mengadakan sosialisasi ke masyarakat.
tentang kegiatan Unit Usaha Syariah, Baik itu masyarakat dalam Instansi
Pemerintah, Instansi Penegak Hukum,

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 83


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian syariah yang terus bertambah. Sampai


Republik Indonesia, Badan Usaha dengan tahun 2017, data Otoritas Jasa
Milik Negara, Badan Usaha Milik Keuangan (OJK) mencatat ada 12 (Dua
Daerah, Instansi Pendidikan (mulai dari Belas) Bank Umum Syariah (BUS), 22
pendidikan dasar sampai dengan (Dua Puluh Dua) Unit Usaha Syariah
pendidikan tinggi terutama pendidikan (UUS), dan 165 (Seratus Enam Puluh
yang berbasis agama Islam), Swasta, Lima) Bank Perkreditan Rakyat
maupun organisasi-organisasi Syariah (BPRS).
kemasyarakatan Islam, dan lain Pertumbuhan bank syariah ini
sebagainya. menggambarkan bahwa tingkat
Sosialisasi ini di samping pemahaman masyarakat terhadap
memperkenalkan tentang apa itu perbankan syariah sudah semakin baik,
perbankan syariah, juga memberikan serta keinginan masyarakat untuk
pemahaman tentang produk-produk menjadi nasabah bank syariah terus
perbankan syariah sebanyak 17 (Tujuh meningkat dari tahun ke tahun.
Belas) jenis sesuai dengan Pasal 19
Ayat (1) UUPS, dan unit usaha syariah B. Kebutuhan Good Corporate
sebanyak 15 (Lima Belas) jenis sesuai Governance (GCG) Dalam
Penerapan Usaha Kegiatan
dengan Pasal 19 Ayat (2) UUPS,
Perbankan Syariah
beserta keunggulan-keunggulannya. Good Corporate Governance
Di samping mengadakan (GCG) berarti suatu proses dan struktur
sosialisasi dengan metode door to yang digunakan untuk mengarahkan
door, perbankan syariah juga sering dan mengelola bisnis dan akuntabilitas
menjadi pihak yang mensponsori perusahaan dengan tujuan utama
kegiatan-kegiatan keagamaan Islam mempertinggi nilai saham dalam
khususnya, dan kegiatan-kegiatan jangka panjang dengan tetap
masyarakat pada umumnya. memperhatikan kepentingan para pihak
Dengan semakin seringnya yang terkait. Dari pengertian ini,
perbankan syariah mengadakan selanjutnya dapat dijelaskan bahwa
sosialisasi, sangat mempengaruhi GCG adalah permasalahan mengenai
pertumbuhan bank syariah itu sendiri, proses pengelolaan perusahaan yang
hal ini dapat dilihat dari jumlah bank secara konseptual mencakup

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 84


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

diaplikasikannya prinsip-prinsip “tata kelola yang baik” merupakan


transparancy, accountability, fairness, terjemahan dari Good Corporate
dan responsibility.4 Governance (GCG). Baik istilah “tata
Corporate Governance sendiri kelola yang sehat” maupun “tata kelola
sebenarnya merupakan isu yang relatif yang baik”, keduanya dipergunakan
baru dalam dunia manajemen bisnis. sebagai terjemahan dari istilah GCG
Secara umum Corporate Governance dalam UUPS Nomor 21 Tahun 2008.
terkait dengan sistem dan mekanisme Istilah “tata kelola yang sehat” dapat
hubungan yang mengatur dan dijumpai dalam Penjelasan Paal 30
menciptakan insentif yang tepat Ayat (1) UUPS Nomor 21 Tahun 2008
diantara para pihak yang mempunyai yang menyatakan “Uji kemampuan dan
kepentingan pada suatu perusahaan kepatutan bertujuan untuk menjamin
agar perusahaan dimaksud dapat kompetensi, kredibilitas, integritas, dan
mencapai tujuan usahanya secara pelaksanaan tata kelola yang sehat
optimal. (Good Corporate Governance) dari
Dalam konteks perbankan pemilik, pengurus bank, dan pengawas
syariah, Bank Syariah dan Unit Usaha syariah”. Sementara itu istilah ““tata
Syariah wajib menerapkan tata kelola kelola yang baik” dijumpai dalam
yang baik yang meliputi prinsip ketentuan Pasal 34 Ayat (1) UUPS
transparansi, akuntabilitas, Nomor 21 Tahun 2008 yang
pertanggungjawaban, profesional, dan menyatakan “Bank Syariah dan Unit
kewajaran dalam menjalankan kegiatan Usaha Syariah wajib menerapkan tata
usahanya. Untuk itu, maka Bank kelola yang baik mencakup prinsip
Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib transparansi, akuntabilitas,
menyusun prosedur internal mengenai pertanggungjawaban, profesionalisme,
pelaksanaan prinsip-prinsip dan kewajiban dalam menjalankan
sebagaimana dimaksud. kegiatan usahanya”.
Istilah “tata kelola usaha yang Perbankan termasuk Perbankan
sehat”, “tata kelola yang sehat”, atau Syariah wajib melaksanakan GCG
dalam setiap kegiatan usahanya pada
4
Khatibul Umam, Perbankan Syariah: Dasar- seluruh tingkatan atau jenjang
Dasar dan Dinamika Perkembangannya di
Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, organisasi. Pelaksanaan GCG
2016).

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 85


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

sebagaimana dimaksud paling kurang perbankan konvensional tidaklah


harus diwujudkan sebagaimana yang terlalu banyak mempengaruhi struktur
telah ditentukan dalam Peraturan Bank governance bank. Alasannya adalah:
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006, yaitu: pertama, secara akad bank telah
1. pelaksanaan tugas dan tanggung menetapkan jaminan untuk membayar
jawab Dewan Komisaris dan penuh simpanan nasabah; kedua,
Direksi; penerapan skema penjaminan, baik
2. kelengkapan dan pelakasanaan oleh lembaga penjamin simpanan
tugas komite-komite dan satuan maupun pemerintah; ketiga, penerapan
kerja yang menjalankan fungsi secara ketat sejumlah rambu-rambu
pengendalian intern bank; dalam bentuk ketentuan kehati-hatian
3. penerapan fungsi kepatuhan, perbankan oleh otoritas pengawasan
auditor internal dan auditor perbankan.
eksternal; Adapun beberapa prinsip Islam
4. penerapan manajemen resiko, yang mendukung bagi terlaksananya
termasuk sistem pengendalian GCG atau tata kelola di dunia
intern; perbankan adalah prinsip-prinsip
5. penyediaan dana kepada pihak syariah. Prinsip syariah tersebut
terkait dan penyediaan dana besar; merupakan dari sistem syariah.
6. rencana strategis bank; dan Pelaksanaan sistem syariah pada
7. transparansi kondisi keuangan dan perbankan syariah dapat dilihat dari 2
non keuangan bank. (dua) perspektif, yaitu perspektif mikro
Governance pada lembaga dan makro. Nilai-nilai syariah dalam
keuangan, khususnya bank memiliki persepektif mikro menghendaki bahwa
keunikan tersendiri dibandingkan semua dana yang diperoleh dalam
dengan governance pada lembaga sistem perbankan syariah dikelola
keuangan non bank. Hal ini lebih dengan integritas tinggi dan sangat
disebabkan oleh kehadiran deposan hati-hati, antara lain meliputi nilai-
sebagai suatu kelompok pemangku nilai:
kepentingan yang kebutuhannya harus 1. Shiddiq
diakomodir dan dijaga. Namun, Memastikan bahwa pengelolaan
keberadaan kelompok deposan pada bank syariah dilakukan dengan

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 86


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

moralitas yang menjunjung tinggi Memastikan bahwa pengelolaan


nilai kejujuran. Nilai ini bank dilakukan secara profesional
mencerminkan bahwa pengelolaan dan kompetitif sehingga
dana masyarakat akan dilakukan menghasilkan keuntungan
dengan mengedepankan cara-cara maksimum dalam tingkat risiko
yang diperkenankan (halal) serta yang ditetapkan oleh bank.
menjauhi cara-cara yang Termasuk didalamnya adalah
meragukan (syubhat), terlebih lagi pelayanan yang penuh dengan
yang bersifat dilarang (haram). kecermatan dan kesantunan
2. Tabligh (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung
Secara berkesinambungan jawab (mas’uliyah).
melakukan sosialisasi dan meng- Dengan demikian prinsip Good
edukasi masyarakat mengenai Corporate Governance (GCG)
prinsip-prinsip, produk, dan jasa merupakan suatu keniscayaan dan
perbankan syariah. Dalam suatu kebutuhan bagi kegiatan usaha
melakukan sosialisasi sebaiknya perbankan syariah dan unit usaha
tidak hanya mengedepankan syariah. Hal ini lebih ditujukan kepada
pemenuhan prinisip syariah semata, adanya tanggung jawab publik
tetapi juga harus mampu meng- berkaitan dengan kegiatan operasional
edukasi masyarakat mengenai bank yang diharapkan benar-benar
manfaat bagi pengguna jasa mematuhi ketentuan-ketentuan yang
perbankan syariah. telah ditetapkan dalam hukum positif
3. Amanah yang berkaitan dengan dunia
Menjaga dengan ketat prinsip perbankan syariah.
kehati-hatian dan kejujuran dalam Secara yuridis bank syariah
mengelola dana yang diperoleh dari bertanggung jawab kepada pemangku
pemilik dana (shahibul mal) kepentingan yaitu nasabah penabung;
sehingga timbul rasa saling percaya pemegang saham; investor obligasi;
antara pihak pemilik dana dan bank koresponden; regulator; pegawai
pihak pengelola dana investasi perseroan; pemasok; serta masyarakat
(mudharib). dan lingkungan sehingga penerapan
4. Fathanah GCG merupakan suatu kebutuhan bagi

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 87


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

setiap bank syariah. Penerapan GCG qira’ah dan ishlah (organisasi yang
merupakan wujud pertanggungjawaban terus belajar dan selalu melakukan
bank syariah kepada masyarakat bahwa perbaikan). Prinsip-prinsip ini
suatu bank syariah dikelola dengan diharapkan dapat menjaga pengelolaan
baik, profesional, dan hati-hati institusi ekonomi dan keuangan syariah
(prudent) dengan tetap berupaya secara profesional dan menjaga
meningkatkan nilai pemegang saham interaksi ekonomi, bisnis, dan sosial
(shareholders value) tanpa berjalan sesuai dengan aturan main dan
mengabaikan kepentingan para pihak best practice yang berlaku.6
lainnya. 5
Dalam ajaran Islam, sebenarnya KESIMPULAN DAN
Islam telah jauh mendahului penerapan REKOMENDASI
GCG yang menjadi acuan bagi tata A. Kesimpulan
kelola perusahaan yang baik. Di dalam Dalam menerapkan usaha
aktivitas dan kehidupan seorang perbankan syariah berdasarkan Pasal
muslim, Islam sangat intens 19 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
mengajarkan diterapkannya prinsip- 2008 tentang Perbankan Syariah, di
prinsip: ‘adalah (keadilan); tawazun samping mempersiapkan: sumber daya
(keseimbangan); mas’uliyah manusia yang siap bekerja setelah
(akuntabilitas); akhlaq (moral); shidiq melalui seleksi; struktur organisasi
(kejujuran); amanah (pemenuhan pekerjaan; pembagian pekerjaan; dan
kepercayaan); fathanah (kecerdasan); tugas dan wewenang pekerjaan;
tabligh (transparansi/keterbukaan); bidang-bidang lain sesuai dengan
hurriyah (independensi dan kebebasan kebutuhan perusahaan, juga pihak
yang bertanggungjawab); hasan perbankan syariah secara terus menerus
(profesional); wasathan (kewajaran), dan bekerja sama dengan Majelis
ghirah (militansi syariah); idarah Ulama Indonesia (MUI) selalu
(pengelolaan); khilafah mengadakan sosialisasi ke masyarakat.
(kepemimpinan); ijabiyah (berpikir Baik itu masyarakat dalam Instansi
positif); raqabah (pengawasan); Pemerintah, Instansi Penegak Hukum,

5 6
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan
Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada Syariah di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,
University Press, 2008). 2015).

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 88


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian kelola yang baik mencakup prinsip


Republik Indonesia, Badan Usaha transparansi, akuntabilitas,
Milik Negara, Badan Usaha Milik pertanggungjawaban, profesionalisme,
Daerah, Instansi Pendidikan (mulai dari dan kewajiban dalam menjalankan
pendidikan dasar sampai dengan kegiatan usahanya”.
pendidikan tinggi terutama pendidikan B. Rekomendasi
yang berbasis agama Islam), Swasta, Hendaknya secara teoritis, konsep
maupun organisasi-organisasi pengenalan perbankan syariah
kemasyarakatan Islam, dan lain khususnya kepada ummat Islam
sebagainya. Usaha lainnya yaitu dimulai sejak usia dini, supaya sejak
perbankan syariah juga sering menjadi anak-anak sudah mempunyai
pihak yang mensponsori kegiatan- pemahaman dan sudah tertanam di
kegiatan keagamaan Islam khususnya, dalam jiwanya tentang pentingnya ikut
dan kegiatan-kegiatan masyarakat pada berpartisipasi aktif dalam
umumnya. membesarkan perbankan syariah. Hal
Prinsip Good Corporate ini artinya literatur-literatur tentang
Governance (GCG) merupakan suatu perbankan syariah sudah harus semakin
keniscayaan dan suatu kebutuhan bagi banyak dan semakin beragam.
kegiatan usaha perbankan syariah dan Kemudian dari aspek regulasi, agar
unit usaha syariah. Hal ini lebih disetiap tingkat provinsi di Indonesia
ditujukan kepada adanya tanggung mendukung dan memperkuat
jawab publik berkaitan dengan peraturan-peraturan tentang perbankan
kegiatan operasional bank yang syariah dengan cara menerbitkan
diharapkan benar-benar mematuhi Peraturan Daerah tentang Perbankan
ketentuan-ketentuan yang telah Syariah.
ditetapkan dalam hukum positif yang Prinsip Good Corporate
berkaitan dengan dunia perbankan Governance (GCG), yang merupakan
syariah. Apalagi prinsip GCG ini telah konsep dari barat seharusnya diganti
diatur dalam Pasal 34 Ayat (1) UUPS dengan konsep GCG yang terdapat di
Nomor 21 Tahun 2008 yang dalam Al-Qur’an, dan Sunnah, supaya
menyatakan “Bank Syariah dan Unit generasi yang akan datang lebih
Usaha Syariah wajib menerapkan tata

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 89


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Rizayusmanda, Urgensi Prinsip Good Corporate Governance dalam Kegiatan Perbankan Syariah, Halaman
78-90

mengenal GCG dari Al-Qur’an, dan


Sunnah daripada konsep GCG barat.

DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan
Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2008.
Karim, Adiwarman A. Bank Islam
Analisis Fiqih dan Keuangan.
Jakarta: Rajawali Press, 2006.
Nurhasanah, Neneng dan Panji Adam.
Hukum Perbankan Syariah:
Konsep dan Regulasi. Jakarta:
Sinar Grafika, 2017.
Triyanta, Agus. Hukum Perbankan
Syariah: Regulasi, Implementasi
dan Formulasi Kepatuhannya
Terhadap Prinsip-Prinsip Islam.
Malang: Setara Press, 2016.
Umam, Khatibul. Perbankan Syariah:
Dasar-Dasar dan Dinamika
Perkembangannya di Indonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2016.
Usman, Rachmadi. Aspek Hukum
Perbankan Syariah di Indonesia.
Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020 90

You might also like