Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

ISSN : 2809-6185 Borneo Community Development Journal

Vol. 1 No. 2 (Juni, 2022) (BCD Journal)

Prevention and Early Detection Anemia in Adolescents with Hemoglobin


Examination and Administration of Iron Supplements
Pratiwi Puji Lestari

Prodi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Email: pratiwipuji@umbjm.ac.id

ABSTRACT

Introduction: anemia in adolescents will have an impact on the sustainability of reproductive health throughout
the life cycle of women, especially during childbirth and pregnancy. which is not adequate. The purpose of
this community service activity is to carry out early detection efforts by checking hemoglobin and giving iron
supplements to adolescent girls. Methods: the activity is carried out by checking hemoglobin and giving blood-
added tablets. The targets for this community service activity are teenagers at elementary school age (ages
9-12 years) who are already menstruating. the tools and materials used were handscoons, digital
haemometers, disinfectant swabs, lancets, needles and iron supplements given to teenagers. Results: the
results of hemoglobin measurements showed that all adolescents did not have anemia because the overall
hemoglobin measurement results were above 12 g/dL. Conclusion: Early detection efforts with hemoglobin
examination and iron supplementation were carried out with the overall result that young women at SDN
Karang Indah did not experience anemia after the examination.

Keywords: Anemia, Early Detection, Adolescents, Screening

PENDAHULUAN

Hampir 1,2 miliar dari populasi global terdiri dari remaja 90% yang tinggal di negara berpenghasilan rendah
atau menengah (Kassebaum and Collaborators 2016). Bangsa Indonesia masih harus berjuang memerangi
berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain menjadikan tingkat
kesehatan masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan, terutama terkait kejadian
Anemia karena kekurangan zat besi (Riskesdas 2018). Anemia pada remaja akan berdampak pada
kelangsungan kesehatan reproduksi sepanjang siklus kehidupan wanita terutama saat persalinan dan
kehamilan (Sun et al. 2017; Fathony, Amalia, and Lestari 2021).
Penyebab paling umum dari anemia di seluruh dunia adalah kekurangan zat besi, akibat dari
keseimbangan zat besi negatif yang berkepanjangan, yang disebabkan oleh asupan atau penyerapan zat
besi yang tidak memadai (WHO 2008; Gonete et al. 2018). Gadis remaja lebih rentan terhadap anemia
karena norma gender dapat membuat anak perempuan terkena dampak yang tidak proporsional oleh
kerawanan pangan, peningkatan kebutuhan zat besi terkait dengan pertumbuhan mereka yang cepat, dan
kehilangan menstruasi (Gonete et al. 2018). Anemia menyebabkan mudah lelah, ketidakteraturan
menstruasi, dan hasil kesehatan fisik serta mental yang buruk. Di antara remaja selain itu, ada kemungkinan
besar hasil literasi yang buruk. Ada kekurangan literatur tentang anemia di antara anak perempuan yang
telah mencapai menarche (Subramanian et al. 2022).
Anemia pada tahap remaja memiliki beberapa dampak negatif pada kemampuan fisik, perkembangan,
kinerja (Abu-Baker, Eyadat, and Khamaiseh 2021), pada jangka panjang dampak yang serius seperti
pertumbuhan yang terhambat, performa akademik yang kurang baik, penurunan konsentrasi, (Dambal and
Panneerselvam 2018). Terutama di kalangan wanita selama usia subur mereka. Ini dapat mengakibatkan
peningkatan tingkat komplikasi kehamilan , seperti berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan
kematian neonatal (Shaka and Wondimagegne 2018).
Anemia timbul dari latar belakang sosiokultural yang lebih luas, di mana determinan sosial diakui penting
untuk memahami hubungan kausal masyarakat dan penyakit ini (Habib, Abbasi, and Aziz 2020). Penerapan

http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/bcd 179
ISSN : 2809-6185 Borneo Community Development Journal
Vol. 1 No. 2 (Juni, 2022) (BCD Journal)

program dan strategi nasional, seperti Program Gizi Nasional dan strategi pengendalian defisiensi
mikronutrien. Upaya ini hanya menyasar ibu hamil dan anak (6–59 bulan) melalui pemberian suplementasi
besi folat prenatal universal dan obat cacing, sedangkan untuk remaja belum terlaksana secara menyeluruh
(KEMENKES RI 2021). Sementara untuk anemia pada remaja, upaya deteksi dini dilakukan belum secara
teratur di kalangan remaja membantu untuk membuat keputusan berdasarkan bukti sehingga diperlukan
upaya deteksi dini anemia dengan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian tablet tambah darah pada
remaja dalam upaya pencegahan kasus dan membantu membuat keputusan klinik berdasarkan bukti.

METODE
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertempat di wilayah kerja Puskesmas Mandastana tepatnya di SDN
Karang Indah. Kegiatan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian tablet tambah darah dilaksanakan pada
tanggal 5 Mei 2022.
Khalayak sasaran untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah remaja pada usia sekolah
dasar yang sudah mengalami menstruasi untuk dilakukan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian tablet
tambah darah sebagai upaya pencegahan anemia pada remaja.
Tujuan dilaksanakan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian tablet tambah darah adalah untuk
melakukan skrinning atau deteksi dini anemia pada remaja serta memberikan tambahan zat besi/tablet
tambah darah untuk pencegahan kejadian anemia pada remaja.
Alat dan bahan yang digunakan adalah handscoon, Haemometer Digital, swab desinfektan, lancet dan
jarum, serta tablet tambah darah.
Pada tahap ini evaluasi setelah kegiatan dilakukan oleh untuk mengetahui apakah tujuan pelaksanaan
kegiatan telah tercapai. Evaluasi secara langsung dilakukan saat proses pemeriksaan dan pemberian tablet
tambah darah, menentukan hasil pemeriksaan apakah remaja pada kategori yang anemia atau tidak. Hasil
evaluasi dijadikan dasar dalam menyusun laporan kegiatan. Laporan kegiatan disusun sebagai laporan
pertanggung jawaban atas apa yang telah dilaksanakan berdasarkan proses kegiatan pemeriksaan dalam
pengabdian masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL

Tabel 1. Hasil Pengukuran Hemoglobin (Hb) Pada Remaja


No Responden Usia Tekanan Darah (mmHg) Hb (g/dL)
1 A 11 80/60 15,0
2 B 12 111/87 15,6
3 C 11 120/83 15,1
4 D 12 114/87 15,3
5 E 12 130/105 16,0
6 F 12 131/105 14,0
7 G 11 120/90 15,0

Berdasarkan hasil diatas, hampir semua hasil tekanan darah keseluruhan remaja tidak mengalami
hipotensi (tekanan darah rendah) hanya 1 siswa saja yang pada kategori hipotensi. Hasil pengukuran
Hemoglobin menunjukkan semua remaja tidak mengalami anemia karena keseluruhan hasil pengukuran
hemoglobin diatas 12 g/dL.
PEMBAHASAN
Anemia merupakan suatu kondisi jumlah sel darah merah yang menurun. Hal tersebut mengakibatkan
tidak cukupnya kapasitas pembawa oksigen dari sel darah merah untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh
(Shaka and Wondimagegne 2018).
Selama masa remaja, kebutuhan zat besi meningkat dari tingkat praremaja sebesar 0,7-0,9 mg Fe/hari
hingga 2,2 mg Fe/hari pada kedua remaja laki-laki dan perempuan. Peningkatan kebutuhan zat besi ini
disebabkan oleh puncak perkembangan pubertas yang ditandai dengan ekspansi total volume darah,
peningkatan massa tubuh dan masa remaja awal menstruasi (Shaka, Kabthymer, and Mohammed 2020).
Kebutuhan zat besi pada remaja perempuan terus bertahan tinggi setelah menarche. Sejak kehilangan darah
menstruasi kebutuhan zat besi rata-rata sekitar 20 mg Fe/hari per bulan dan mungkin juga berbeda pada

http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/bcd 180
ISSN : 2809-6185 Borneo Community Development Journal
Vol. 1 No. 2 (Juni, 2022) (BCD Journal)

beberapa individu (Hubbard et al. 2013). Oleh karena itu, jika asupan zat besi dalam makanan rendah, ada
peningkatan risiko terkena anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi global
yang terutama menyerang bayi, anak, remaja dan wanita usia subur (Kumari et al. 2017; Aedh, Elfaki, and
Einas 2019).
Hasil menunjukkan hampir semua remaja yang dilakukan deteksi dini atau pemeriksaan hemoglobin tidak
mengalami anemia. Hasil hemoglobinnya cenderung tinggi. Hem-besi umumnya diserap dengan baik di usus,
sedangkan zat besi non-hem diserap sesuai dengan kebutuhan zat besi dalam tubuh. Penyerapan zat besi
dapat ditingkatkan dengan adanya vitamin C dan dapat dihambat oleh fitat (Aedh, Elfaki, and Einas 2019).
Hal tersebut dapat dimungkinkan karena pada usia remaja awal (11-14 tahun) aktivitas fisik remaja meningkat
seiring dengan nafsu makan (Masurier et al. 2018) dan remaja awal cenderung tidak memilih milih makanan
ataupun melakukan kegiatan pembatasan diet untuk menurunkan berat badan. Kemungkinan anemia
berkurang secara substansial untuk remaja putri yang pendapatan orang tua atau keluarganya lebih tinggi
daripada mereka yang berpenghasilan rendah (Sadeghian et al. 2013).
Determinan masyarakat (prediktor) yang berperan dalam memprediksi kadar hemoglobin remaja putri
adalah penyakit menular, lama menstruasi, pendapatan bulanan keluarga, kebiasaan olahraga, keteraturan
makan, dan pendidikan responden. Hubungan yang kuat antara anemia dan penyakit menular tercatat di
kalangan remaja putri (Sadeghian et al. 2013). Namun sayangnya, pada kegiatan ini hal tersebut tidak dikaji
dan menjadi keterbatasan.
Kekurangan zat besi dapat menjadi faktor kunci untuk anemia. Meningkatkan asupan makanan remaja
merupakan pendekatan yang masuk akal untuk mengurangi anemia (Zhu et al. 2021). Status sosial ekonomi
yang rendah pada banyak penelitian telah diketahui sebagai faktor risiko kasus anemia pada remaja putri
berusia 6-12 tahun (Andriastuti et al. 2020). Walaupun pada hasil tidak didapat kasus anemia karena cakupan
yang dijadikan sampel kurang memadai dan hanya dilakukan skrinning atau deteksi dini pada satu tempat
saja. Prevalensi kasus anemia pada remaja ini akan menurun seiring meningkatnya pendapatan rumah
tangga yang mana remaja tersebut akan lebih tinggi mengkonsumsi lebih banyak makanan dengan sumber
gizi seimbang termasuk zat besi dan vitamin (Kim et al. 2014).
Jika dikaji ulang, program pemberian suplementasi zat besi selama kehamilan terlambat untuk mencegah
anemia karena ibu hamil tidak memiliki simpanan zat besi yang cukup saat memasuki kehamilan. Dengan
demikian, perawatan kesehatan primer harus fokus pada pencegahan sebelum kehamilan yaitu dari masa
remaja atau masa kanak-kanak (Andriastuti et al. 2020). Saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia
merekomendasikan pemberian suplementasi zat besi pada anak usia 6-12 tahun dua kali seminggu selama
tiga bulan berturut-turut dan suplementasi zat besi dan asam folat pada remaja putri usia 12-18 tahun dua
kali seminggu selama tiga bulan berturut-turut. Sedangkan WHO memberikan rekomendasi pemberian
suplementasi zat besi setiap hari pada anak usia 5-12 tahun di daerah yang prevalensi anemianya lebih dari
40%. Suplementasi zat besi dan asam folat setiap minggu direkomendasikan pada semua remaja putri dan
wanita yang sedang menstruasi di mana prevalensi anemia lebih tinggi dari 20% (World Health Organization
2016).
Keterbatasan pada kegiatan ini adalah jumlah sampel yang kurang memadai sehingga hasil deteksi
dini anemia pada pemeriksaan hemoglobin tidak dapat mewakili keseluruhan hasil yang ada pada kasus
anemia remaja. Selain itu, tidak ada pengkajian pada sampel untuk mengetahui dan mengekplorasi faktor
penyebab anemia pada remaja sehingga perlu dilakukan kegiatan dengan jumlah remaja yang lebih besar
dan tidak hanya sebagai upaya deteksi dini dengan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian suplemen
tambah darah yang dilakukan melainkan edukasinya juga perlu dilakukan.

KESIMPULAN
Upaya deteksi dini dengan pemeriksaan hemoglobin dan pemberian suplemen tambah darah yang
dilakukan dengan hasil keseluruhan remaja putri di SDN Karang Indah tidak mengalami anemia setelah
dilakukan pemeriksaan. Hasil hemoglobinnya cenderung tinggi. Sebagai bahan masukan untuk kegiatan
berikutnya diharapkan dapat memperbesar jumlah sampel dan bukan hanya pemeriksaan serta pemberian
suplemen tambah darah melainkan juga edukasi terkait anemia pada remaja.

http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/bcd 181
ISSN : 2809-6185 Borneo Community Development Journal
Vol. 1 No. 2 (Juni, 2022) (BCD Journal)

PENGHARGAAN
Ucapan terimakasih ditujukan kepada LPPM Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah
memfasilitasi terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Karang Indah Kabupaten Barito Kuala,
Perangkat Daerah Desa Karang Indah, SDN Karang Indah serta Mahasiswa dari beberapa Prodi yang telah
membantu pelaksanaan kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Abu-Baker, Nesrin N, Anwar M Eyadat, and Abdullah M Khamaiseh. 2021. “The Impact of Nutrition Education
on Knowledge, Attitude, and Practice Regarding Iron Deficiency Anemia among Female Adolescent
Students in Jordan.” Heliyon 7 (2): e06348.
Aedh, Abdullah, Nahid Khalil Elfaki, and Mahmoud Sounni Einas. 2019. “Iron Deficiency Anemia and
Associated Risk Factors among Teenagers in Najran, Saudi Arabia.” International Journal of Medical
Research & Health Sciences 8 (5): 108–14.
Andriastuti, Murti, Ganda Ilmana, Serra Avilia Nawangwulan, and Kartika Anastasia Kosasih. 2020.
“Prevalence of Anemia and Iron Profile among Children and Adolescent with Low Socio-Economic
Status.” International Journal of Pediatrics and Adolescent Medicine 7 (2): 88–92.
Dambal, Sharanabassappa, and Suganya Panneerselvam. 2018. “Anemia in Adolescent Girls.” Asian Pacific
Journal of Nursing 5 (1): 7–8.
Fathony, Zaiyidah, Rizki Amalia, and Pratiwi Puji Lestari. 2021. “Hemoglobin Examination and Education for
Early Detection of Anemia in Pregnancy.” Omnicompetence Community Developement Journal 1 (1):
1–6.
Gonete, Kedir Abdela, Amare Tariku, Sintayehu Daba Wami, and Terefe Derso. 2018. “Prevalence and
Associated Factors of Anemia among Adolescent Girls Attending High Schools in Dembia District,
Northwest Ethiopia, 2017.” Archives of Public Health 76 (1): 1–9.
Habib, Nazneen, Saif-Ur-Rehman Saif Abbasi, and Wajid Aziz. 2020. “An Analysis of Societal Determinant
of Anemia among Adolescent Girls in Azad Jammu and Kashmir, Pakistan.” Anemia 2020.
Hubbard, Andrea C, Sheila Bandyopadhyay, Boguslaw S Wojczyk, Steven L Spitalnik, Eldad A Hod, and
Kevin A Prestia. 2013. “Effect of Dietary Iron on Fetal Growth in Pregnant Mice.” Comparative Medicine
63 (2): 127–35.
Kassebaum, Nicholas J, and G B D 2013 Anemia Collaborators. 2016. “The Global Burden of Anemia.”
Hematology/Oncology Clinics of North America 30 (2): 247–308.
KEMENKES RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kim, J Y, S Shin, K Han, K C Lee, J H Kim, Y S Choi, D H Kim, G E Nam, H D Yeo, and H G Lee. 2014.
“Relationship between Socioeconomic Status and Anemia Prevalence in Adolescent Girls Based on
the Fourth and Fifth Korea National Health and Nutrition Examination Surveys.” European Journal of
Clinical Nutrition 68 (2): 253–58.
Kumari, Rekha, Raushan Kumar Bharti, Kalpana Singh, Archana Sinha, Sudhir Kumar, Anand Saran, and
Uday Kumar. 2017. “Prevalence of Iron Deficiency and Iron Deficiency Anaemia in Adolescent Girls in
a Tertiary Care Hospital.” Journal of Clinical and Diagnostic Research: JCDR 11 (8): BC04.
Masurier, Julie, Marie-Eve Mathieu, Stephanie Nicole Fearnbach, Charlotte Cardenoux, Valérie Julian, Céline
Lambert, Bruno Pereira, Martine Duclos, Yves Boirie, and David Thivel. 2018. “Effect of Exercise
Duration on Subsequent Appetite and Energy Intake in Obese Adolescent Girls.” International Journal
of Sport Nutrition and Exercise Metabolism 28 (6): 593–601.
Riskesdas. 2018. “RISET KESEHATAN DASAR.”
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas 2013.pdf.
Sadeghian, Majid, Ali Fatourechi, Mohammad Lesanpezeshki, and Elham Ahmadnezhad. 2013. “Prevalence
of Anemia and Correlated Factors in the Reproductive Age Women in Rural Areas of Tabas.” Journal
of Family & Reproductive Health 7 (3): 139.
Shaka, Mohammed Feyisso, Robel Hussen Kabthymer, and Abbas Ahmed Mohammed. 2020.
“Undernutrition and Associated Factors Among School Adolescents in Wonago District Gedeo Zone
South Ethiopia.”
Shaka, Mohammed Feyisso, and Yohannes Addisu Wondimagegne. 2018. “Anemia, a Moderate Public
Health Concern among Adolescents in South Ethiopia.” PLoS One 13 (7): e0191467.

http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/bcd 182
ISSN : 2809-6185 Borneo Community Development Journal
Vol. 1 No. 2 (Juni, 2022) (BCD Journal)

Subramanian, Muthathal, Sumit Malhotra, Shashi Kant, Kiran Goswami, Vanamail Perumal, and
Gaurishanker Kaloiya. 2022. “Prevalence of Anemia Among Adolescent Girls Residing in Rural
Haryana: A Community-Based Cross-Sectional Study.” Cureus 14 (1).
Sun, Dongmei, Anne McLeod, Shital Gandhi, Ann Kinga Malinowski, and Nadine Shehata. 2017. “Anemia in
Pregnancy: A Pragmatic Approach.” Obstetrical & Gynecological Survey 72 (12): 730–37.
WHO, C. 2008. “Worldwide Prevalence of Anaemia 1993–2005.” WHO Global Database on Anaemia.
World Health Organization. 2016. “Daily Iron Supplementation in Infants and Children.” Geneva: WHO.
Zhu, Zhonghai, Christopher R Sudfeld, Yue Cheng, Qi Qi, Shaoru Li, Mohamed Elhoumed, Wenfang Yang,
Suying Chang, Michael J Dibley, and Lingxia Zeng. 2021. “Anemia and Associated Factors among
Adolescent Girls and Boys at 10–14 Years in Rural Western China.” BMC Public Health 21 (1): 1–14.

http://journal.mbunivpress.or.id/index.php/bcd 183

You might also like