Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 96

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI DAN POLA KONSUMSI

PADA REMAJA PENDERITA OBESITAS DAN OVERWEIGHT


DI SMP NEGERI 17 PADANG TAHUN 2020

TUGAS AKHIR

Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang


sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

STEFANI RUSMAWANTI
NIM: 172110148

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2020
PADANG HEALTH POLYTECNIC OF HEALTH MINISTRY
NUTRISION DEPARTMENT

Scientific Paper, June 2020


Stefani Rusmawanti

Description of The Level of Nutritional Knowledge and Consumption Pattern


in obesity and overweight teens in SMPN 17 Padang in 2020.

vii+ 48 pages, 12 tables, 7 attachment

ABSTRACT
In Indonesia, besides experiencing malnutrition problems, on the other
hand there also problem with over nutrition. Nutrition overload can be an
overweight and obesity. Teenage Overweight and Obesity are some of the serious
health problems in our society today. Based on data from the Padang City Health
Office, it was found that students who were overweight and obese in the
2017-2018 Padang city region who had the highest prevalence were found in
SMPN 17 Padang, Banuaran area, Lubuk Begalung distric. This study aims to
look at the level of nutritional knowledge and consumption patterns in overweight
and obese at SMPN 17 Padang in 2020.

This Research was conducted with a cross sectional study design.


Performed at SMPN 17 Padang in August 2019 until june 2020. Samples were
taken by screening by measuring anthropometry. And found 54 respondents, all of
which were sampled. The first data in this study are anthropometric measurements,
which measure knowledge levels using questionnaires and formal definition forms
to measure the measurement of each assumed pattern. Data analysis uses the main
pan-government analysis.

The results of study showed that 11 of the respondenst were classfied as


obese and 43 of the respondents were classified as overweight. For th level of
nutritional knowledge for overweight sufferers classfied as moderate 55,8%.
While the level of nutritional knowledge for obese people is categorized as less
45,5%. For consumption patterns students of SMPN 17 Padang who are
overwight dan obesitas, seen from the number of respondents, the category is
more.

It is recommended that overweight and obese teenagers at SMPN 17


Padang consume food according to the principle of balanced nutrition in order to
normalize nutritional status and apply good consumption patterns. And for
schools it is recommended to provide counseling in the form of balanced nutruion
information and the dangers of obesity and overweight.

Key Words : Obesity, Overweight,Level of Nutritional Knowledge,Consumption


Bibliography : 19 (2000-2019)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN GIZI

Tugas Akhir, Juni 2020


Stefani Rusmawanti

Gambaran Tingkat Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Pada Remaja


Penderita Obesitas dan Overweight DI SMP Negeri 17 Padang Tahun 2020

vii + 48 halaman,12 tabel, 7 lampiran

ABSTRAK
Indonesia selain mengalami masalah kekurangan gizi, di sisi lain juga
mengalami masalah kelebihan gizi. Kelebihan gizi dapat menimbulkan obesitas.
Overweight dan Obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius di masyarakat kita saat ini. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Padang didapati bahwa peserta didik yang mengalami Overweight dan Obesitas
diwilayah Kota Padang Tahun 2017-2018 yang memiliki prevalensi tertinggi
terdapat di SMPN 17 Padang, daerah banuaran kecamatan Lubuk Begalung.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran gambaran tingkat pengetahuan
gizi dan pola konsumsi pada remaja penderita obesitas dan overweight di SMP
Negeri 17 Padang Tahun 2020.

Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional study. Dilakukan


di SMPN 17 Padang pada bulan Agustus 2019 sampai bulan Juni 2020.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan screening dengan melakukan
pengukuran antropometri. Dan didapatkan responden berjumlah 54 orang, dimana
semua responden dijadikan sampel. Data primer dalam penelitian ini berupa
pengukuran antropometri, mengukur tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner
serta form food frequency (ffq) untuk mengukur pola komsumsi. Analisis data
menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian ini diperoleh responden yang dikategorikan obesitas


adalah 11 orang dan overweight 43 orang. Untuk tingkat pengetahuan gizi bagi
penderita overweight tergolong sedang 55,8%. Sedangkan tingkat pengetahuan
gizi bagi penderita obesitas dikategorikan kurang 45,5% . Untuk pola konsumsi
siswa/siswi SMPN 17 Padang yang mengalami overweight dan obesitas dilihat
dari jumla asupan responden tergolong kategori lebih

Disarankan kepada remaja yang obesitas dan overweight di SMPN 17


Padang untuk mengkonsumsi makanan sesuai anjuran prinsip gizi seimbang agar
dapat menormalkan status gizi dan menerapkan pola konsumsi yang baik. Serta
untuk pihak sekolah disarankan untuk memberikan penyuluhan berupa informasi
gizi seimbang serta bahaya obesitas dan overweight.

Kata Kunci : Obesitas, Overweight, Tingkat Pengetahuan gizi, Pola Konsumsi


Daftar Pustaka : 19 (2000-2019)
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Stefani Rusmawanti

NIM : 172110148

Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 02 Juli 1999

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Rustam

Ibu : Siti Darmawan

Alamat : Komplek Tirta Sari Indah blok E 16 Kelurahan Mata

Air Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang,

Sumatera Barat

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 37 Pegambiran : Tahun 2005-2011

2. SMPN 02 Padang : Tahun 2011-2014

3. SMAN 6 Padang : Tahun 2014-2017

4. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang : Tahun 2017-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir ini dengan judul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan dan Pola Konsumsi Pada Remaja Penderita Obesitas

dan Overweight di SMP Negeri 17 Padang Tahun 2020”. Tugas Akhir ini

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan D

III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas segala

bimbingan dan pengarahan dari Ibu Marni Handayani, S.SiT, M.Kes, selaku

Pembimbing utama dan Ibu Novelasari, SKM, M.Kes , selaku Pembimbing

pendamping Tugas Akhir dan dari berbagai pihak yang penulis terima, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Ucapan terima kasih ini juga penulis tujukan kepada :

1. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Padang.

2. Ibu Kasmiyetti, DCN, M.Biomed, selaku Ka. Jurusan Gizi.

3. Ibu Safyanti, SKM, M.Kes, selaku Ka. Prodi D III Jurusan Gizi.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes

Padang yang telah membekali ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal tugas akhir ini.

5. Kepada keluarga, terutama orang tua dan adik yang telah memberikan

motivasi, semangat dan do’a yang tulus tak ternilai.


6. Teman-teman Jurusan Gizi angkatan Tahun 2017 yang telah membantu dalam

proses perkuliahan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari akan keterbatasan

kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada yang belum sempurna

baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas

kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Padang, Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8
A. Tinjauan Teoritis ....................................................................................... 8
B. Kerangka Teori........................................................................................ 22
C. Kerangka Konsep .................................................................................... 23
D. Definisi Operational ................................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 27
A. Desain Penilitian ..................................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 27
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 27
D. Jenis dan Cara Pengambilan Data ........................................................... 28
E. Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................................ 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 30
A. HASIL ..................................................................................................... 30
B. PEMBAHASAN ..................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 45
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

1. Tabel Komposisi Makanan Memenuhi Angka Kecukupan Gizi

(AKG) Berdasarkan Kelompok Umur….………………………….…….13

2. Distribusi frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin

di SMPN 17 Padang Pada Tahun2020…...……………………….……..32

3. Distribusi Frekuensi Overweight dan Obesitas di SMPN 17

Padang Tahun 2020…………………………………………………….…33

4. Distribusi Frekuensi Overweight dan Obesitas berdasarkan

Jenis Kelamin di SMPN 17 Padang……………………………………….33

5. Rata-rata, Nilai Maksimum, Minimum Serta Standar Deviasi

Nilai Z-score Siswa/Siswi Overweight dan Obesitas di

SMPN 17 Padang ………...……………………………………………….33

6. Distribusi Frekuensi Responden Overweight dan Obesitas

berdasarkan Tingkat Pengetahuan di SMPN 17 Padang Pada

tahun2020…………………………………………………..…………………

…34

7. Distribusi frekuensi Aspek Pengetahuan Responden

di SMPN 17 Padang Tahun 2020……………………………..…………..34

8. Rata-rata Nilai Maksimum, Minimum Serta Standar Deviasi

Asupan Kebutuhan Pasien Overweight dan Obesitas

di SMPN 17 Padang Tahun 2020…………………………..……………..36

9. Porsi Bahan Makanan yang Dikonsumsi Responden Overweight dan Obesitas

di SMPN 17 Padang Pada Tahun 2020……………………………………38


10. Jenis Bahan Makanan yang Digunakan Siswa/siswi Overweight

dan Obesitas di SMPN 17 Padang Pada Tahun 2020……………..………40

11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Pada Responden

Overweight di SMPN 17 Padang Tahun 2020…………………………….41

12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Pada Responden

Obesitas di SMPN 17 Padang Tahun 2020…….………………………….42


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

Lampiran B : Kuesioner FFQ

Lampiran C : Kuesioner Penelitian

Lampiran D : Rencana Anggaran Biaya

Lampiran E : Output SPSS

Lampiran F : Jadwal Kegiatan penelitian

Lampiran G : Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia selain mengalami masalah kekurangan gizi, di sisi lain

juga mengalami masalah kelebihan gizi. Permasalahan kelebihan gizi telah

menjadi isu penting bagi permasalahan kesehatan masyarakat karena dapat

mengakibatkan masalah emosional dan sosial. Kelebihan gizi dapat

menimbulkan obesitas. Obesitas merupakan indikator dari kelebihan gizi akut.

Seorang dikatakan obesitas apabila kelebihan berat badan mencapai lebih

20% dari berat normal sedangkan seseorang yang tergolong overweight bila

kelebihan berat badannya 10% sampai dengan 20% berat badan normal

(Proverawati dkk, 2017 : 43).

Overweight dan obesitas telah mengalami peningkatan prevalensi

dalam tiga dekade terakhir. Sejak tahun 1980, jumlah anak yang mengalami

kelebihan berat badan meningkat tiga kali lipat dengan perkirakan 170 juta

anak(usia kurang dari 18 tahun) mengalami kelebihan berat badan. Kelebihan

berat badan merupakan faktor risiko utama terjadinya beberapa penyakit

sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup. Dengan

kata lain overweight dan obesitas akan memberikan dampak buruk bagi

kesehatan.

Overweight dan Obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah

kesehatan yang serius di masyarakat kita saat ini. Walaupun masalah ini

sudah dapat dikatakan berada pada taraf yang mengkhawatirkan, baik

pemerintah, masyarakat maupun para orang tua masih belum memahami

1
2

bahaya dari kondisi ini pada si anak. Sebagian besar dari mereka tidak atau

belum mengerti bahwa obesitas pada anak dapat membawa dampak yang

sangat serius bagi si penderitanya (WHO, 2012).

Obesitas dan overweight disebabkan oleh energi yang keluar lebih rendah

dari yang seharusnya sehingga terjadinya ketidakseimbangan antara konsumsi

kalori dan energi, dimana konsumsi melebihi dari kebutuhan (Kementerian

Kesehatan RI,2012). Bukan hanya itu pola konsumsi pada remaja juga

memiliki peran yang tidak kalah penting karena akan berpengaruh terhadap

besar atau kecilnya konsumsi dari kebutuhannya. Hal tersebut menunjukkan

pentingnya peranan pola konsumsi dan tingkat pengetahuan dalam terjadinya

obesitas dan overweight (Istiany A, 2013 : 72).

Perubahan kebiasaan makan pada remaja diakibatkan oleh pengetahuan gizi

yang rendah. Pengetahuan dan praktik gizi remaja yang rendah tercermin dari

perilaku dalam kebiasaan memilih makanan yang salah. Remaja yang

memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih memilih makanan sesuai

dengan kebutuhannya. Penilaian perilaku gizi remaja diperlukan untuk

mengetahui pengetahuan, sikap, dan praktik gizi saat ini dan mengubah

perilaku gizi kearah yang lebih baik serta dapat mencegah penyebab penyakit

degeneratif (Adityawarman, 2007 : 4)

Penelitian Paramitha menyatakan bahwa pengetahuan terlebih dahulu

mempengaruhi konsumsi zat gizi karena orang yang sudah mengetahui

tentang jumlah, frekuensi, kandungan, jenis, cara pemberian dan manfaat zat

gizi akan berusaha memperoleh makanan yang mengandung zat gizi yang

sesuai seperti yang dibutuhkan oleh tubuhnya (Paramitha, 2015).


3

Pada negara-negara yang berkembang, faktor yang mempengaruhi tingginya

prevalensi obesitas adalah adanya perubahan gaya hidup dan pola makan.

Pola makan terutama dikota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke

pola makan barat (terutama dalam bentuk fast food), yaitu jenis makanan

yang tinggi energi, tinggi kolestrol, tinggi natrium namun rendah serat

(Syarifudin,2012).

Penelitian Septiani menyatakan bahwa Anak gemuk paling banyak

mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering (lebih dari 2 kali seminggu),

sedangkan anak normal pada frekuensi jarang (1-2 kali seminggu). Dengan

demikian anak normal mengonsumsi fast food masih dalam batas yang wajar,

sedangkan anak gemuk mengonsumsi fast food secara berlebihan. Terdapat

perbedaan yang nyata (p<0.05) antara frekuensi konsumsi fast food anak

gemuk dan normal (Septiani, 2017 : 262 - 269).

Remaja adalah individu baik laki-laki maupun perempuan yang berada pada

usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia

10-19 tahun menurut klasifikasi WHO. Pada masa pubertas proporsi lemak

cenderung sama. Tetapi karna adanya hormon androgen yang dimiliki, hal ini

memberikan kontribusi pada jaringan tubuh dari pada hormon androgen pada

laki-laki yang meningkatkan masa otot (Istiany A, 2013 : 72).

Penelitian Fachrunnisa dan dkk menyatakan bahwa anak yang

memiliki frekuensi makan berat lebih dari 3 kali berpotensi 2 kali terkena

obesitas. Konsumsi susu yang sering sesuai dengan Dietary Guideline for

American 2015 memiliki faktor protektif dibandingkan dengan anak yang

jarang mengkonsumsi susu. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan


4

oleh Dedeh Faridah dan Indriani 2017 bahwa frekuensi makan anak paling

banyak anak yang makan dengan frekuensi cukup yaitu 3 kali per hari

sebanyak 129 (62,9%). Anak dengan obesitas mempunyai frekuensi makan

yang hampir sama yakni cukup 11 (5,4%) dan lebih dari 3 kali per hari

sejumlah 9 (4,4%). Begitu duga pada anak yang mengalami overweight

frekuensi makan cukup sebanyak 18 (8,8%) dan lebih dari 3 kali 14 (6,8%)

(Facrhunnisa, 2016 : 17).

Obesitas pada remaja dapat menjadi penyebab penyakit komorbiditas

seperti penyakit kardiovaskuler termasuk hipertensi, diabetes melitus, dan

beberapa penyakit lainnya. Morbiditas dan mortalitas penyakit-penyakit

lainnya meningkat sedangkan jangka hidup (life span) memendek

(Proverawati dkk, 2017 : 43).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdasnas) tahun 2010, prevalensi

kegemukan pada anak umur 13-15 tahun adalah 2,5%. Ada 15 provinsi yang

memiliki prevalensi kegemukan pada anak 13-15 tahun di atas prevalensi

nasional, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu,

Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,

Banten, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tenggara dan Papua. Untuk prevalensi kegemukan pada anak 16-18

tahun adalah 1,4%. Terdapat 11 provinsi yang memiliki prevalensi

kegemukan pada anak 16-18 tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI

Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo,

Papua Barat dan Papua (Riskesdasnas, 2010).


5

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

didapatkan prevalensi anak obesitas berusia 5-12 tahun adalah 8,8%. 13-15

tahun adalah 2,5% dan usia 16-18 tahun adalah 1,6% berdasarkan indeks

masa tubuh menurut umur lebih dari Z score menggunakan baku antropometri

WHO 2007 untuk anak berusia umur 5-18 tahun (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018

didapatkan prevalensi overweight sebesar 13,6 % sedangkan obesitas sebesar

21,8%. (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang didapati bahwa

peserta didik diwilayah Kota Padang Tahun 2017-2018 yang memiliki

prevalensi tertinggi terdapat di puskesmas lubuk begalung yaitu 37,13%

untuk overweight dan 38,19% untuk obesitas. Sedangkan prevalensi

overweight tertinggi terdapat didaerah banuaran sebanyak 7 % sedangkan

obesitas sebanyak 16% yaitu terdapat di SMP Negeri 17 Padang .

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran tingkat pengetahuan dan pola konsumsi pada remaja

penderita obesitas dan overweight di SMP Negeri 17 Padang.”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan dan pola konsumsi pada

remaja penederita obesitas dan overweight di SMP Negeri 17 Padang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan pola konsumsi pada remaja

penderita obesitas dan overweight di SMP Negeri 17 Padang.


6

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik remaja yang mengalami obesitas dan

overweight di SMP Negeri 17 Padang.

b. Diketahuinya tingkat pengetahuan gizi remaja yang mengalami obesitas

dan overweight di SMP Negeri 17 Padang.

c. Diketahuinya pola konsumsi remaja yang mengalami obesitas dan

overweight di SMP Negeri 17 Padang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu gizi untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan pada remaja sekolah. Dan meningkatkan pemahaman

dan kemampuan berpikir analitis dan sistematis dalam melaksanakan

penelitian.

2. Bagi Institusi

Memberikan gambaran untuk pihak sekolah terhadap tingkat pengetahuan

dan pola konsumsi remaja yang mengalami obesitas dan overweight.

3. Bagi Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan terutama untuk remaja yang

obesitas dan overweight agar melakukan pencegahan sedari dini dengan

cara memperbanyak pengetahuan tentang gizi seimbang serta menjalankan

pola makan yang baik sesuai dengan prinsip gizi seimbang.


7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja di SMP Negeri 17 Padang yang

mengalami obesitas dan overweight untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan dan pola konsumsi remaja di SMP Negeri 17 Padang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Remaja

Masa remaja (adolescence) merupakan masa pertumbuhan dan

perkembangan yang ditandai dengan terjadinya perubahan sangat cepat secara

fisik, psikis, dan kognitif. Perubahan fisik dan organ reproduksi yang pesat

berdampak pada meningkatnya kebutuhan gizi serta makan remaja. Terjadinya

peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi seiring dengan meningkatnya

kebebasan memiliki dan peningkatan sikap otonomi dalam keputusan untuk

memilih makanan. Namun, kemampuan berpikir seperti ini umumnya belum

natang menjadikan remaja pada kondisi gizi yang beresiko. Disisi lain perubahan

psikis dan kognitif menyebabkan terjadinya tekanan psikologis sosial yang

memengaruhi kebiasaan atau pola konsumsi remaja (Fikawati, dkk, 2017 : 127).

Perubahan psikis, fisik, dan kognitif ini berdampak langsung pada status

gizi remaja. Status gizi remaja mempengaruhi rasa sehat sejahtera mereka sendiri

dan berdampak pada hubungannya dengan keluarga dan temannya. Remaja yang

memiliki masalah gizi seperti overweight dan obesitas pada umumnya memiliki

rasa percaya diri yang kurang dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

(Fikawati, dkk, 2017 : 128).

Masalah kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini.

Gejala sisa infeksi dan malnutrisi ketika kanak-kanak misalnya, akan menjadi

beban pada usia remaja. Remaja yang dapat selamat dari penyakit diare dan

infeksi kronis saluran napas yang terkait dengan malnutrisi semasa bayi tidak

8
9

akan mungkin tumbuh sempurna menjadi remaja normal, yang akhirnya menjadi

tenaga kerja yang kurang produktif (Arisman, 2007 : 64).

a. Pola Pertumbuhan Remaja

Awal pertumbuhan dan perkembangan biologis remaja ditandai dengan

dimulainya pubertas. Perubahan biologis meliputi sexual maturation (kematangan

fungsi seksual), peningkatan tinggi dan berat badan, akumulasi massa tulang dan

perubahan komposisi tubuh. Remaja lelaki cenderung lebih berkembang pada lean

body mass (otot) dibandingkan perempuan, sedangkan remaja perempuan

cenderung lebih berkembang pada massa lemak tubuh dibandingkan lelaki

(Sandra Fikawati dkk, 2017 : 132).

Waktu mulai dan berakhirnya pubertas berbeda-beda. Ada anak yang

waktu dimulai masa pubertasnya cepat misalnya pada usia 8 tahun namun ada

pula yang baru mengalami pubertas pada usia 14 tahun. Demikian pula dengan

waktu berakhirnya pubertas, ada yang berhenti pada usia 17 tahun namun ada pula

yang berhenti pada usia 21 tahun. Intensitas pertumbuhan juga berbeda pada

setiap individu. Ada remaja yang kecepatan pertumbuhan tinggi badannya

mencapai 13 cm pertahun namun ada pula yang hanya 6 cm per tahun. Demikian

pula dalam hal durasi pubertas, durasi setiap individu berbeda-beda. Ada remaja

yang masa pubertasnya panjang mencapai 8 tahun namun adapula yang pendek

hanya 1,5 tahun (Sandra Fikawati dkk, 2017 : 133).


10

b. Kebutuhan Gizi Remaja

Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan

gizi remaja. Dalam beberapa hal masalah gzi remaja serupa atau merupakan

kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi zat besi,

overweight dan obesita (Arisman, 2007 : 64).

Pertumbuhan dramatis yang terjadi selama masa remaja menciptakan

kebetuhan energi dan zat gizi lebih tinggi. Peningkatan learn body mass, masa

tulang, dan lemak tubuh saat pubertas menyebabkan peningkatan kebutuhan

energi serta zat gizi. Total kebutuhan zat gizi perhari selama masa remaja paling

tinggi dibandingkan masa lainnya selama kehidupan. Pada masa remaja ini secara

alami remaja lelaki cenderung makan lebih banyak, sehingga secara tidak sadar

mereka dapat memenuhi kebutuhan gizinya bahkan bisa melebihi dari kebutuhan

yang seharusnya. Sedangkan remaja perempuan lebih berkonsentrasi pada “well

balanced diet” untuk menjaga berat badannya agar telihat proporsional sehingga

cukup banyak remaja perempuan yang memiliki kekurangan gizi. (Fikawati dkk,

2017 : 135).

Kebiasaan makan yang diperoleh saat remaja akan berdampak pada

kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut.

Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan

pertambahan berat badan. Overweight dan obesitas yang muncul pada usiaa

remaja cenderung berlanjut hingga ke dewasa dan lansia. Sementara obesitas itu

sendiri merupukan salah satu faktor penyakit degeneratif seperti penyakit

kardiovaskuler, diabetes melitus dan penyakit lainnya (Arisman , 2007 : 65).


11

Remaja belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan

psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh

oleh lingkungan. Kesibukan menyebbakan mereka hanya memilih makanan diluar,

atau hanya menyantap kudapan. Lebih jauh, kebiasaan ini dipengaruhi oleh

keluarga,teman dan media (terutama iklan di televisi) (Arisman, 2007 : 66).

Penentuan kebutuhan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada

Recomended Daily Allowances (RDA) yang disusun berdasarkan perkembangan

kronolgis bukan kematangan. Karena itu jika konsumsi remaja kurang dari jumlah

yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Banyaknya energi

yang dibutuhkan remaja dapat dipacu pada tabel RDA. Secara garis besar remaja

putera memerlukan lebih banyak energi ketimbang remaja putri (Arisman, 2007 :

67).

c. Permasalah Gizi Pada Remaja

1) Gizi lebih

Masalah yang timbul akibat pola makan yang kurang gizi namun tinggi

kalori yang biasa dikonsumsi oleh para remaja dapat memicunya terjadinya gizi

lebih atau obesitas. Selain itu olahraga yang tidak teratur dan banyak makan

menyebabkan energi yang keluar tidak sesuai dengan kalori yang masuk sehingga

terjadinya penumpukan lemak yang berlebih (Istiany, 2013 : 76).

2) Anoreksia Nervosa

Keadaan dimana seseorang kehilangan nafsu makan. Anoreksia Nervosa

adalah kecemasan akan bentuk tubuh yang membuat remaja menahan makan
12

karna takut kelebihan berat badan yang membuat mereka merasa kurang percaya

diri (Istiany, 2013 : 76).

3) Bulimia

Penyakit pengiring dari gejala obesitas dimana keinginan atau psikologis

yang menyebabkan rasa bersalah setelah mengkonsumsi yang telah disantap. Hal

ini terjadi karena kecendrungan takut gemuk, sehingga terjadi kerusakan

psikologis dan kekurangan nutrisi akibat setiap makanan yang dimakan tidak ada

yang masuk kedalam tubuh (Istiany, 2013 : 76).

4) Anemia

Terjadi karena penurunan jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin pada

darah. Anemia menyebabkan keadaan mudah lelah dan pusing terutama

perubahan posisi duduk ke posisi berdiri. Anemia terjadi karena kurangnya

asupan zat besi yang dikonsumsi (Istiany, 2013 : 77).

d. Kebutuhan Gizi Remaja

Tabel berikut ini menunjukan komposisi makanan untuk memenuhi

angka kecukupan (AKG) perhari berdasarkan kelompok umur (dalam bentuk

porsi)
13

Tabel 1. Tabel Komposisi Makanan Memenuhi Angka Kecukupan Gizi


(AKG) Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Makan-a Lauk Sayur Buah Susu Gula Minyak


Umur n Pokok Hewani Nabati (100 (50gr (200 gr (10 gr (5 gr
(50 gr (50 gr gr) buah susu gula) minyak)
daging) tempe) sawo) segar)

Laki-laki
10-12 5 2,5 3 3 4 1 2 5
13-15 6,5 3 3 3 4 1 2 6
16-18 8 3 3 3 4 . 2 6

Perempuan
10-12 4 2 3 3 4 1 2 5
13-15 4,5 3 3 3 4 1 2 5
16-18 5 3 3 3 4 . 2 5

Sumber (Soetardjo, 2011)

e. Tingkat Pengetahuan Gizi Remaja

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,

sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga

tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi

dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat. Tingkat pengetahuan

gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan

yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.

Pengetahuan tentang gizi dapat menentukan perilaku individu dalam

mengkonsumsi makanan. Selain itu remaja dalam memilih makanan juga

dipengaruhi oleh selera dan keinginan. Makanan yang sesuai dengan selera dan

keinginan remaja cenderung tinggi kalori dan lemak . Remaja yang sering

memakan makanan ini dapat memicu kelebihan berat badan (Notoatmojo, 2003 :

98).
14

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi

sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk

fungsi normal tubuh. Pengetahuan gizi adalah sesuatu yang diketahui tentang

makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Pemilihan dan konsumsi

bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau

status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang

dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan

satu atau lebih zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh

memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek

yang membahayakan. (Almatsir, 2002 : 4)

Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan.

Pengetahuan dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Untuk

pengetahuan internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri

berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan

yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan tentang makanan jajanan

bertambah (Pudji, 2005).

f. Pola Konsumsi Remaja

Pola konsumsi adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis

makanan. Pola konsumsi merupakan serangkaian cara bagaimana makan

diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang mereka makan

dan pola hidup mereka, termasuk beberapa kali makan atau frekuensi makan. Pada

usia remaja harus dibiasakan menyukai makanan yang beraneka ragam. Remaja

perlu diperkenalkan variasi, baik jenis maupun rasa, makanan. Misalnya untuk
15

karbohidrat tidak hanya pada sepiring nasi, tetapi juga terdapat pada semangkuk

mie, setangkup roti, sepiring irisan kentang goreng, dan lain-lain. kemudian

dibiasakan untuk menyukai berbagai macam sayur dan buah. Jika memungkinkan,

bawa bekal makan siang dari rumah. Selain dapat menghemat, bekal dari rumah

bisa terjamin kesehatan dan keamanannya (Suhardjo,2006 : 220)

Remaja sebaiknya tahu atau memahami makanan yang dikonsumsi. Banyak

remaja menyenangi makanan berkalori tinggi yang kurang mengandung vitamin

dan mineral, sehingga membuat badan lebih gemuk. Remaja sulit mengubah

kebiasaan makannya, kecuali melihat ada keuntungannya. Mereka harus melihat

hubungan antara kondisi yang diinginkan dengan makanan yang harus dimakan,

sebelum mengambil keputusan. Dalam konteks ini, bukan diet yang mesti diambil,

tetapi seharusnya sikap untuk menyukai makanan yang bergizi (Suhardjo,2006 :

220).

2. Obesitas dan Overweight

A. Pengertian Obesitas dan Overweight

Overweight dan obesitas merupakan dua hal yang berbeda. Overweight

adalah berat badan yang melebihi berat badan normal, sedangkan obesitas adalah

kelebihan akumulasi lemak dalam tubuh. Dikatakan overweight pada remaja

apabila memilik IMT melebihi +2 SD. Sedangkan IMT yang melebihi +3 SD

termasuk kategori obesitas. Obesitas juga bisa didefinisikan sebagai kelebihan

berat lebih dari 120% berat badan ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan

(Oswari, 2011 : 347).


16

Secara Ilmiah, obesitas dan overweight terjadi akibat mengkonsumsi

kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Secara ilmiah obesitas terjadi

akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada yang diperlukan tubuh (Soegih,

dkk, 2009 ).

Kelebihan energi didalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa tempat tertentu,

diantaranya didalam jaringan sub kutan dan di dalam jaringan tirai usus(omentum).

Jaringan lemak subkutan didaerah dinding perut bagian depan mudah terlihat

menebal pada seseorang yang menderita obesitas (Proverawati, 2017 : 42).

B. Penyebab Obesitas dan overweight

Peningkatan angka obesitas anak diseluruh dunia terjadi akibat transisi

diet yang padat energi dan penurunan aktifitas fisik yang menyebar luas.

Prevalensi obesitas meningkat seiring usia yaitu 21% pada anak laki-laki dan 18%

(Gandy dkk, 2016 : 281).

Apapun penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari obesitas dan

overweight adalah konsumsi kalori yang berlebihan dari energi yg dibutuhkan

(Oswari, 2011 : 348).

Penyebab overweight dan obesitas multifaktor. Faktor-faktor dibawah ini

terlibat pada beberapa kasus obesitas yaitu

a. Genetika, anak-anak dari orang tua overweight atau obesitas cenderung tiga

sampai delapan kali menjadi obesitas dibandingkan dengan orang tua badan

normal (Oswari, 2011 : 348).


17

b. Lingkungan, pengaruh keluarga (mis. Penggunaan makanan sebagai hadiah,

tidak boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan di piring

habis) membantu pengembangan kebiasaan makan yang menyebabkan

obesitas (Oswari, 2011 : 348).

c. Psikologi, makan berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap kesepian,

berduka, atau depresi dapat merupakan respons terhadap rangsangan dari luar

seperti iklan makanan atau kenyataan bahwa ini adalah waktu makan (Oswari,

2011 : 348).

d. Fisiologis, energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia dan

ini sering menyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, pada

beberapa contoh, kelainan endokrin seperti hipertiroid bertanggung jawab

untuk obesitas (Oswari, 2011 : 348).

C. Klasifikasi Overweight dan Obesitas

Klasifikasi berdasarkan derajat obesitas

a. Persentase lemak tubuh

Persentase lemak tubuh dapat dihitung dengan cara antropometri yaitu

dengan menentukan sednsitas tubuh melalui pengukuran berat badan dalam air

dibagi volume tubuh(jumlah air yang dipindahkan). Seorang individu

dikategorikan obesitas jika persentase lemak tubuh yang diprediksi dari densitas

badan adalah 20% untuk laki-laki dan 25% untuk wanita (sandra fikawati ddk,

2017 : 17).
18

b. Berat badan dan tinggi badan

1) Berat badan terhadap tinggi

Obes ringan antara 120% sampai 170%, obesitas sedang antara

170%-240%, dan obesitas berat lebih dari 240%.(sandra fikawati ddk, 2017 : 17).

2) Indeks Quatelet

Berat badan antara dengan IMT 25 sampai 29,9 dianggap overweight

(derajat I) dan 30 atau lebih sebagai obesitas (derajat II) (sandra fikawati ddk,

2017 : 18).

c. Lingkar Tubuh (rasio perut/pinggul)

Pengukuran lingkar perut pinggul merupakan cara pengukuran yang

paling umum dipakai untuk menentukan distribusi lemak pada orang dewasa

tetapi mungkin juga nilai yang diperoleh dapat sebagai ukuran penunjang yang

berguna pada remaja. Nilai 0,72 sudah dianggap abnormal (sandra fikawati ddk,

2017 : 19).

a) Tebal lipatan kulit

Pengukuran tebal lipatan kulit dilakukan dengan cara menjepit jaringan

subkutan antara jempol dan telunjuk dengan jarak anatar 6-8 cm. Untuk tebal

lipatan kulit terbagi atas dua yaitu TLK triseps dan TLK subskapula. TLK triseps

normal adalah kecil dari 65-85 persentil, obesitas ringan besar dari 85-95 persentil,

dan obesitas berat besar dari 95 persentil. Sedangkan untuk TLK subskapula

normal kecil dari 75 persentil, obesitas ringan besar dari 75-90 persentil dan

obesitas berat besar dari 90 persentil (sandra fikawati ddk, 2017 :21).
19

Klasifikasi Berdasarkan penyebab

a. Obesitas primer

suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang terjadi tanpa terdeteksi

penyakit secara jelas(sandra fikawati ddk, 2017 : 22).

b. Obesitas sekunder

suatu keadaan yang jelas kaitannya dengan timbulnya sebagai bagian dari

penyakit atau sindrom yang dapat dideteksi secara klinis.(sandra fikawati ddk,

2017 : 23).

Klasifikasi Berdasarkan patogenesis, dapat terbagi menjadi

a. Regulatory Obesity

Gangguan primer pada regulator obeisty berada pada pusat yang

mengatur masuknya makanan (Harry Freitag LM, 2014 : 23).

b. Metabolic Obesity

Terjadi akibat adanya kelaianan pada metabolisme lemak dan karbohidrat

(Harry Freitag LM, 2014 : 23).

c. Pengukuran Tingkat Overweight dan Obesitas

1) Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi”

badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam

kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat

badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung BMI, yaitu BMI

(Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan
20

kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada

umur dan jenis kelamin (Arul, 2009 : 31).

2) RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul)

Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu

dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur

lingkar pinggang (LP). Pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi

pria, sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang

berukuran ≥ 80 cm (Arul, 2009 : 31).

3) Indeks BROCCA

Satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan

indeks Brocca, dengan rumus sebagai berikut:

Bila hasilnya:

90-110% = Berat badan normal

110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight)

>120% = Kegemukan (Obesitas)

(Arul, 2009 : 32).

Pengukuran Secara Laboratorik

a. BOD PODmerupakan salah satu alat untuk mengukur lemak dalam tubuh,

yaitu berupa ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah

seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk

mengukur lemak tubuh (Arul, 2009 : 24).

b. DEXA(dual energy X-ray absorptiometry), adalah salah satu cara

menentukan umla dan lokasi lemak dalam tubuh yaitu dengan cara
21

menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan

lokasi dari lemak tubuh (Arul, 2009 : 25).

c. Bioelectric Impedance Analysis (analisa tahanan bioelektrik) ini juga

merupakan salah satu cara pengukuran obesitas yaitu dengan cara penderita

berdiri di atas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya

dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa (Arul, 2009 : 25).

g. Dampak Overweight dan Obesitas

Overweight dan obesitas dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh. Ada

beberapa penyakit yang meningkat prevalensinya pada orang yang overweight

maupun obesitas seperti penyakit-penyakit kardiovaskuler termasuk hipertensi,

diabetes melitus dan beberapa jenis penyakit lainnya. Morbiditas dan mortalitas

penyakit-penyakit lainnya meningkat, sedangkan jangka hidup (life span)

dilaporkan memendek (Proverawati dkk, 2017 : 43).

Pada kasus obesitas remaja yang ekstrem, individu dapat menderita

kardiomiopati, pankreatitis, gangguan Ortopedi, Obstruksi jalan napas atas, atau

restriksi dinding dada. Selain itu overweight maupun obesitas dapat menyebabkan

penurunan harga diri, interaksi sosial, dan prestasi akademik. Pubertas lebih awaal

juga dapat menyebabkan masalah emosional karena ketidaksesuaian antara

perkembangan fisik dan emosional yang disebabkan oleh harapan yang tinggi dari

orang dewasa (Gandy dkk, 2012 : 281).


22

B. Kerangka Teori

REMAJA

POLA AKTIFITAS FAKTOR


MENU FISIK GENETIK

BERAT
BADAN

UNDERWEIGHT NORMAL OVERWEIGHT OBESITAS

POLA TINGKAT
KONSUMSI PENGETAHUAN

Sumber : Nur wijayanti wijaya, 2013


23

C. Kerangka Konsep

TINGKAT
PENGETAHUAN
OVERWEIGHT
DAN
OBESITAS
POLA
KONSUMSI
24

D. Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur

1 Obesitas dan Suatu keadaan patologis 1. Menimbang BB 1. Timbangan Status gizi remaja Interval
overweight akibat penimbunan 2. Mengukur TB digital dikategorikan menjadi :
lemak yang berlebihan 3. Mewawancarai 2. Microtoise 1. Overweight jika
di dalam tubuh yang umr dengan tingkat nilai Z score ≥ +2
ditentukan dengan ketelitian 0,1 2. Obesitas jika
IMT/U. (Liniyanti D cm nilai Z score ≥ +3
Oswari, 2011) 3. Kuesioner (Riskesdas, 2013)
2 Tingkat Segala sesuatu yang Wawancara Kuesioner Tingkat pengetahuan Odinal
pengetahuan diketahui oleh dikategorikan menjadi :
gizi responden yang 1. Baik : jika
meliputi pengertian gizi, jawaban benar >
sumber zat gizi, dampak 80%
kelebih gizi, fungsi zat 2. Sedang : jika
gizi, pengertian obesitas jawaban benar >
an overweight, dampak 60-80%
obesitas dan 3. Kurang : jika
overweight, penyebab jawaban benar <
obesitas dan 60 %
overweight. (Tambunan, 2004)
3 Pola Jumlah kebutuhan dan Wawancara SQ-FFQ Jumlah asupan Rasio
konsumsi besar porsi yang responden Odinal
a. Jumlah dikonsumsi responden dikategorikan menjadi
25

dari bahan makanan a. Energi


dalam satu hari. Laki-laki :
0 = cukup jika ≤ 2400
kkal
1= lebih jika > 2400
kkal
Perempuan :
0 = cukup jika ≤ 2050
kkal
1 = lebih jika > 2050
kkal

b. Protein
Laki-laki
0 = cukup jika ≤ 70 gr
1 = lebih jika > 70 gr
Perempuan
0 = cukup jika ≤ 65 gr
1 = lebih jika > 65 gr

c. Lemak
Laki-laki
0 = cukup jika ≤ 80 gr
1= lebih jika > 80 gr
Perempuan
0 = cukup jika ≤ 70 gr
1 = lebih jika > 70 gr
26

d. Karbohidrat
Laki-laki
0 = cukup jika ≤ 350 gr
1 = lebih jika > 350 gr
Perempuan
0 = cukup jika ≤ 300 gr
1 = lebih jika > 300 gr
b. Jenis Seberapa banyak jenis Wawancara SQ-FFQ Jumlah jenis bahan Nominal
bahan makanan yang makanan
dikonsumsi dalam satu
hari

c. Frekuensi Berapa kali pasien Wawancara SQ-FFQ …kali/hari rasio


mengkonsumsi bahan mengkonsumsi bahan
makanan dalam satu makanan
hari
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Dasar Penilitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desian cross sectional study.

Variabel independennya yaitu : tingkat pengetahuan dan pola konsumsi. Serta

variabel dependennya yaitu overweight dan obesitas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP Negeri 17 Padang. Penelitian ini dimulai

dari pembuatan proposal sampai pembuatan laporan tugas akhir dari bulan

Agustus 2019 sampai bulan Juni 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah siswa SMP Negeri 17 Padang. Pada penelitian ini

populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII yang mengalami

overweight dan obesitas di SMPN 17 Padang tahun 2020.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini merupakan bagian dari populasi siswa/siswi di

SMPN 17 Padang yang overweight dan obesitas. Pengambilan sampel pada

penelitian ini dilakukan screening, dimana dilakukannya pengukuran antropometri

(berat badan dan tinggi badan) ke ruangan kelas VII dan VIII untuk mendapatkan

status gizi responden overweight dan obesitas. Dan didapatkan responden

berjumlah 54 orang, dimana semua responden dijadikan sampel. Dimana

pengambilan sampel tersebut menggunakan kriteria inklusi yaitu

a. Semua siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 17 Padang yang terpilih.

27
28

b. Responden bersedia dijadikan sampel untuk diwawancarai serta bersedia

melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

Dan kriteria eklusi :

Apabila responden tidak hadir pada saat wawancara dan pengisian lembar

kuesioner.

D. Jenis dan Cara Pengambilan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung didapat oleh peneliti di SMP Negeri 17

Padang yang terdiri dari

a. Data antropometri yang diperoleh dengan cara melakukan penimbangan berat

badan dengan menggunakan timbangan digital dan pengukuran tinggi badan

dengan menggunakan microtoice.

b. Data umur yang didapatkan setelah mewawancarai responden mengenai

tempat/tanggal lahir.

c. Data tingkat pengetahuan yang didapatkan setelah mewanwancarai responden

menggunakan kuesioner.

d. Data pola konsumsi yang didapatkan setelah mewawancarai responden

menggunakan from FFQ.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari

Dinas Kesehatan Kota Padang. Selain itu, data juga dikumpulkan dari SMP

Negeri 17 Padang yang meliputi lokasi SMP Negeri 17 Padang, jumlah siswa dan
29

siswi, nama, tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, dan alamat rumah

siswa.

E. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data masing masing variabel dilakukan secara komputerisasi

dengan langkah-langkah :

a. Editing

Data yang telah diperoleh dicek kembali apakah ada kesalahan dalam

penulisan angka dan mengecek ulang apakah ada pertanyaan yang belum dijawab

dan apakah ada pertanyaan yang ditanyakan kembali kepada responden.

b. Coding

Pada tahap ini dilakukan kegiatan mengklarifikasikan data dan memberi

kode untuk masing-masing variabel yang telah dikumpulkan yaitu merubah huruf

menjadi angka. Tujuannya untuk mempermudah saat analisis dan mempercepat

pemasukan data.

1) Tahap memberikan kode terhadap hasil pengukuran Z score, dikategorikan :

a) 1 = beresiko overweight jika nilai Z score ≥ +2

0 = tidak beresiko overweight jika nila Z score < +2

b) 1 = beresiko obesitas jika nilai Z score ≥ +3

0 = tidak beresiko oberistas jika nilai Z score < +3

2) Tahap kegiatan memberikan kode terhadap hasil kuesioner tingkat

pengetahuan,

a) Baik : jika jawaban benar > 80%


30

b) Sedang : jika jawaban benar > 60-80%

c) Kurang : jika jawaban benar < 60 %

3) Tahap kegiatan memberikan kode terhadap pola konsumsi , yaitu

a) 0 = jika asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat mencukupi

kebutuhan.

1 = jika asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan.

c. Entry Data

Semua data kuesioner tingkat pengetahuan dan kuesioner pola konsumsi

secara komputerisasi.

d. Cleaning

Semua data yang sudah dientri kedalam program komputerisasi

dolakukan pengecekan ulang apakah ada kesalahan kode, ketidaklengkapan data

dan apakah ada data yang hilang.

4. Analisis Data

Proses analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis data

univariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan

persentase setiap variabel yang meliputi obesitas, tingkat pengetahuan, dan pola

konsumsi pada siswa SMP Negeri 17 Padang.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Padang adalah salah satu sekolah yang ada

di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Sekolah ini terletak di Jalan Banuaran no

17, Kelurahan Banuaran Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang

dengan luas 3.905 m². Fasilitas yang ada di SMPN 17 Padang diantaranya adalah

23 ruang kelas, 1 buah laboratorium, 1 perpustakaan, 1 kantin dan lapangan

upacara.

SMPN 17 Padang memiliki jumlah pegawai sebanyak 59 orang, 51 orang

diantaranya merupakan guru 45 orang perempuan dan 14 orang laki-laki. Untuk

jumlah siswa berjumlah 693 orang yang diantaranya 254 orang kelas VII, 216

orang kelas VIII, dan 223 orang kelas IX.

Profil Sekolah :

a. Visi dan Misi Sekolah

1) Motto SMPN 17 Padang

penampilan, pelayanan prima dan prestasi

2) Visi SMPN 17 Padang

mewujudkan siswa cerdas, berkarakter, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia.

3) Misi SMPN 17 Padang

a) Meningkatkan pengetahuan, kecerdasan keterampilan dan peningkatan

kualitas pendidikan.

b) Mengembangkan kurikulum yang adaptif dan proaktif.

31
32

c) Mewujudkan proses pembelajaran Paikem ( Pembelajaran Aktif Inovatif

Kreatif Efektif Menyenangkan )

2. Gambaran Responden

Responden pada penelitian ini adalah kelas VII dan VIII yang mengalami

overweight dan obesitas di SMPN 17 Padang yang berjumlah 54 orang dengan

karakteristik sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi frekuensi Responden berdasarkan kelas dan jenis kelamin


di SMPN 17 Padang Pada Tahun 2020

No Tingkat/Kelas Jenis Kelamin n %


Laki-laki Perempuan

n % n %
1 Kelas VII 10 41,6 14 58,4 24 100
2 Kelas VIII 20 66,6 10 33,3 30 100
TOTAL 54 100

Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil bahwa pada siswa kelas VII

perempuan lebih banyak mengalami overweight dan obesitas sementara pada

siswa kelas VIII yang lebih banyak mengalami overweight dan obesitas adalah

laki-laki.

3. Hasil Penelitian

a. Overweight dan Obesitas

Berikut tabel 3 menggambarkan distribusi frekuensi status gizi responden

overweight dan obesitas di SMPN 17 Padang


33

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Overweight dan Obesitas di SMPN


17 Padang Tahun 2020

Kategori Status Gizi N %


Overweight 43 79,6
Obesitas 11 20,4
Total 54 100

Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil bahwa 43 orang (79,6%) responden

di SMPN 17 Padang kelas VII dan VIII yang dikategorikan overweight dan 11

orang (20,4%) dikategorikan obesitas.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Overweight dan Obesitas


berdasarkan Jenis Kelamin di SMPN 17 Padang

Jenis Kelamin Status Gizi


Overweight Obesitas
n % n %
Laki-laki 23 53,5 7 63,6
Perempuan 20 46,5 4 46,4
Total 43 100 11 100

Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami

overweight dan obesitas di SMPN 17 Padang adalah laki-laki dengan persentase

53,5% untuk overweight dan 63,6% untuk obesitas.

Tabel 5. Rata-rata, Nilai Maksimum, Minimum Serta Standar Deviasi Nilai


Z-score Responden Overweight dan Obesitas di SMPN 17 Padang

Variabel Mean ± SD Median Min Max


Overweight 2,29 ± 0,27 2,17 +2,00 +2,95
Obesitas 3,3 ± 0,3 3,26 +3,02 +4,00

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa rata-rata nilai zscore responden

overweight di SMPN 17 Padang adalah 2,29 ± 0,27 dengan rentang nilai +2,00

sampai +2,95, sedangkan rata-rata nilai zscore responden yang obesitas di SMPN

17 Padang Tahun 2020 adalah 3,3 ± 0,3 dengan rentang nilai +3,02 sampai +4,00.
34

b. Tingkat Pengetahuan Gizi

Hasil penelitian untuk kategori tingkat pengetahuan gzi responden yang

mengalami overweight dan obesitas dapat dilihat pada tabel

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Overweight dan Obesitas


berdasarkan Tingkat Pengetahuan di SMPN 17 Padang Pada tahun 2020

Kategori Tingkat Overweight Obesitas


Pengetahuan n % n %
Baik 4 9,3 1 9
Sedang 24 55,8 5 45,5
Kurang 15 34,9 5 45,5
Total 43 100 11 100

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami

overweight hanya sebagian kecil yang berpengetahuan baik, lalu terdapat setengah

dari responden yang berpengetahuan sedang, dan lebih dari sepertiga berada pada

kategori kurang.

Sedangkan responden yang mengalami obesitas terdapat sebagian kecil

yang berpengetahuan baik, dan kurang dari setengah responden yang

berpengetahuan sedang dan cukup.

Tabel 7. Distribusi frekuensi Aspek Pengetahuan Responden Overweight dan


Obesitas di SMPN 17 Padang Tahun 2020

NO Aspek Pengetahuan Overweight


Benar Salah
n % n %
1 Jenis zat gizi 41 76 13 24
2 Manfaat sarapan 51 95 3 5
3 Makanan sumber energy 36 66,7 18 33,3
4 Pengertian gizi 45 83,4 9 16,6
5 Manfaat makanan bergizi 43 79,6 11 20,4
6 Makanan sumber serat 30 55,5 14 44,5
7 Makanan sumber protein 25 46,3 29 53,7
8 Makanan penyebab overweight dan 39 72,2 15 27,8
obesitas
35

9 Penanganan terhadap overweight dan 31 57,4 23 42,6


obesitas
10 Makanan sumber zat besi 37 68,5 17 31,5
11 Dampak mengkonsumsi energi yang 37 68,5 17 31,5
berlebih
12 Upaya BB ideal 31 57,4 23 42,6
13 Olahraga yang dilakukan disekolah 50 93 4 7
14 Lama olahraga disekolah 27 50 27 50
15 Rutinitas olahraga perminggu 18 33,3 36 66,7
16 Rutinitas olahraga selain disekolah 54 100 0 0
17 Aturan olahraga bagi remaja 16 29,6 38 70,4
18 Kegiatan saat jam istirahat sekolah 14 26,6 40 73,4
19 Akibat mengkonsumsi fastfood 48 88,8 6 11,2
20 Penyebab kegemukan 43 79,6 11 20,4
21 Pengukuran status gizi 24 44,4 30 55,6
22 Perbandingan mengkonsumsi sayur 25 46,3 29 53,7
dan buah
23 Pengertian overweight dan obesitas 31 57,4 23 42,6
24 Penatalaksanaan konsumsi sayur 22 40,7 32 59,3
25 Pengaruh aktifitas terhadap obesitas 32 59,3 22 40,7
26 Minuman yang sehat 15 27,7 39 72,3
27 Tata laksana membaca label kemasan 44 81,5 10 18,5
28 Dampak olahraga terhadap obesitas 46 85,2 8 14,8
dan overweight

Berdasarkan tabel 7 dapat diungkapkan permasalahan tentang

pengetahaun pada responden overweight dan obesitas yaitu hanya 29,6%

responden yang mengetahui aturan berapa kali olahraga bagi remaja dan perihal

tentang rutinitas olahraga perminggu hanya dilakukan 33,3% responden,

sementara perihal minuman sehat hanya diketahui oleh 27,7% responden. Lalu

untuk penatalaksanaan konsumsi sayur dan buah diketahui 40,7% responden,

sedangkan perbandingan mengkonsumsi sayur dan buah hanya diketahui oleh

46,3% responden. Dan hal terkait dengan pengukuran status gizi hanya diketahui

44,4% responden.
36

c. Pola Konsumsi

1) Jumlah

Rata-rata asupan kebutuhan pada responden overweight dan obesitas di

SMPN 17 Padang tahun 2020 dapat dilihat pada tabel 8

Tabel 8. Rata-rata Nilai Maksimum, Minimum Serta Standar Deviasi


Asupan Responden Overweight dan Obesitas di SMPN 17 Padang Tahun
2020

Variabel Overweight Obesitas


Mean ± Media Min Max Mean ± Median Min Max
SD n SD
Energi 2364 ± 2459,8 1430 3807 2158,5± 2195 1610 2654
645 318,5

Protein 93,7 ± 75 33 109 72,1 ± 72 54 92


1,6 12,5
Lemak 62,6 ± 57,6 34 74,8 55,3 ± 55 39 74
43,3 9,4
Karbohidrat 355,06 382,7 53 439, 350,36 ± 365 278 425
± 98,2 1 55,9

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa responden yang overweight di

SMPN 17 Padang Tahun 2020 memiliki rata-rata asupan energi 2364,1 ± 644,9

dengan rentang nilai 1430-3807 kkal/hari, sedangkan asupan protein 93,7 ± 1,25

dengan rentang nilai 33-886 gr/hari. Rata-rata asupan lemak 62,59 ± 43,3 dengan

rentang nilai 34-326 gr/hari, lalu rata-rata asupan karbohidrat 355,06 ± 98,2

dengan rentang nilai 53-498 gr/hari.

Sedangkan responden yang obesitas di SMPN 17 Padang Tahun 2020

memiliki rata-rata asupan 2158,5 ± 318,5 dengan rentang nilai 1610-2654

kkal/hari, sedangkan asupan protein 72,1 ± 12,5 dengan rentang nilai 54-92

gr/hari. Rata-rata asupan lemak 55,3 ± 9,4 dengan rentang nilai 39-74 gr/hari, lalu

rata-rata asupan karbohidrat 350,36 ± 55,9 dengan rentang nilai 278-425 gr/hari.
37

Dari data yang sudah ditemukan dapat dilihat bahwa asupan pada

responden overweight lebih tinggi dibandingkan obesitas walaupun asupan

responden obesitas masuk dalam kategori lebih. Jadi dapat dikatakan bahwa pola

konsumsi siwa-siswi SMPN 17 Padang yang mengalami overweight dan obesitas

termasuk kedalam kategori lebih.

Tabel 9. Porsi Bahan Makanan yang Dikonsumsi Responden Overweight dan


Obesitas di SMPN 17 Padang Pada Tahun 2020

Bahan makanan Overweight Obesitas


Mean Median Mean Median
Padi-padian
Beras 150 150 163,6 150
Tepung terigu 9,3 0 9 0
Tepung beras 0,93 0 1,8 0
Mie kering 65,1 0 72,7 0
Supermie 74,41 0 36,4 0
Roti tawar manis 9,3 0 12,7 0
Biscuit 2,9 0 0 0
Donat 9,3 0 11,3 0
Mie bakso 140 250 159,1 250
Wafer 11 0 11,4 0
Umbi-umbian
Kentang 20,93 0 18,2 0
Singkong putih 2,35 0 0 0
Protein Hewani
Daging ayam 44,18 50 45,5 50
Daging sapi 1,2 0 0 0
Telur ayam 45,1 50 51,4 50
Ikan segar 36,1 50 27,3 50
Ikan teri kering 4,7 0 4,5 0
Kerupuk udang 1,4 0 0 0
Tepung susu 5,6 0 1,8 0
SKM 11,6 20 7,3 0
Lemak dan Minyak
Minyak kelapa sawit 10 10 10 0
Kacang-kacangan
Kacang tanah 0,46 0 5,5 0
Tahu 100 100 100 100
Tempe 95 100 100 100
38

Kecap 6,27 0 2,7 0


Bubur kacang ijo 41,8 0 72,7 0
Buah/ biji berminyak
Santan 28,4 30 24,5 30
Gula
Gula pasir 16,7 20 18,2 20
Permen 4,8 0 2,7 0
Teh 54,7 0 54,5 0
Coklat 14,8 0 27,3 50
Sayur dan Buah
Bayam 30,2 0 36,4 0
Kool merah/putih 6,9 0 0 0
Kangkung 56,97 100 36,4 0
Mentimun 2,3 0 0 0
Daun singkong 6,9 0 4,5 0
Daun pakis 2,3 0 0 0
Labu siam 11,6 0 9,1 0
Sawi 4,6 0 9,1 0
Toge 27,9 0 63,6 100
Tomat 2,3 0 0 0
Wortel 2,3 0 9,1 0
Alpokat 2,3 0 9,1 0
Apel 6,9 0 18,2 0
Jambu air 2,3 0 18,2 0
Jeruk 46,5 0 18,2 0
Pisang 34,8 0 54,5 0
Pepaya 27,9 0 36,4 0
Semangka 27,9 0 36,4 0
Salak 6,9 0 0 0

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa rata-rata porsi bahan makanan

yang paling banyak dikonsumsi oleh responden yang overweight dari jenis

padi-padian adalah beras yaitu 150 gram atau 1,5 porsi, sedangkan protein hewani

adalah kurang dari 1 porsi telur ayam, dari lemak dan minyak adalah minyak

kelapa sawit yaitu 10 gr atau 2 porsi , dari kacang-kacangan adalah tahu yaitu 100

gram atau 1 porsi, dari sayur dan buah adalah kangkung sebanyaksetengah porsi

dan jeruk juga setengah porsi


39

Sedangkan responden yang mengalami obesitas diketahui bahwa

rata-rata porsi bahan makanan yang sering dikonsumsi dari padi-padian adalah

beras yaitu 163,6 gram atau lebih dari 3 porsi, dari protein hewani adalah telur

ayam sebanyak 51,4 gr atau kurang dari 1 porsi, dari lemak dan minyak adalah

minyak kelapa sawit 10 gr, dari kacang-kacangan adalah tahu dan tempe sebanyak

1 porsi, dari sayur dan buah adalah toge sebesar 63,6 gr atau lebih dari 1 porsi dan

pisang sebesar 54,5 gr atau lebih dari 1 porsi.

2) Jenis

Pola konsumsi siswa/siswi SMPN 17 Padang berdasarkan jenis bahan

makanan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 9

Tabel 10. Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Responden Overweight


dan Obesitas di SMPN 17 Padang Pada Tahun 2020

Nama Bahan Makanan Overweigh Obesitas


n % n %
Padi-padian
Beras 43 100 11 100
Tepung terigu 16 37,2 2 18,2
Tepung beras 6 13,9 1 9,1
Mie kering 14 32,5 2 18,2
Supermie 18 41,8 5 45,5
Roti tawar manis 11 25,6 4 36,4
Biscuit 4 9,3 2 18,2
Donat 7 16,3 2 18,2
Mie bakso 26 60,5 8 72,3
Wafer 7 16,3 1 9,1
Umbi-umbian
Kentang 21 48,8 1 9,1
Singkong putih 2 4,6 0 0
Protein Hewani
Daging ayam 40 93 8 72,3
Daging sapi 1 2,3 0 0
Telur ayam 37 86 7 63,6
Ikan segar 28 65,1 8 72,3
Ikan teri kering 4 9,3 2 18,2
Kerupuk udang 2 4,6 0 0
Tepung susu 2 4,6 0 0
40

SKM 23 53,5 5 45,5


Lemak dan Minyak
Minyak kelapa sawit 43 100 11 100
Kacang-kacangan
Kacang tanah 2 4,6 1 9,1
Tahu 41 95,3 11 100
Tempe 35 81,4 11 100
Kecap 9 20,9 2 18,2
Bubur kacang ijo 8 18,6 3 27,3
Buah/biji berminyak
Santan 43 100 11 100
Gula
Gula pasir 41 95,3 8 72,3
Permen 17 39,5 4 36,4
Teh 15 34,8 2 18,2
Coklat 15 34,8 5 45,5
Sayur dan Buah
Bayam 18 41,9 3 27,3
Kool merah/putih 5 11,6 1 9,1
Kangkung 20 46,5 6 54,5
Mentimun 2 4,6 0 0
Daun singkong 4 9,3 0 0
Daun pakis 1 2,3 0 0
Labu siam 2 4,6 2 18,2
Sawi 2 4,6 1 9,1
Toge 13 30,2 7 63,6
Tomat 1 2,3 0 0
Wortel 2 4,6 0 0
Alpokat 1 2,3 1 9,1
Apel 6 13,9 1 9,1
Jambu air 3 6,9 1 9,1
Jeruk 18 41,9 4 36,4
Pisang 15 34,8 5 45,5
Pepaya 14 32,5 1 9,1
Semangka 11 25,6 3 27,3
Salak 4 9,3 0 0

Berdasarkan tabel10diketahui bahwa jenis bahan makanan yang sering

dikonsumsi oleh responden yang overweight dari jenis padi-padian adalah beras

(100%), dari umbi-umbian adalah kentang sebesar48,8%, dari protein hewani

adalah ayam sebesar 93%, dari lemak dan minyak adalah minyak kelapa sawit

(100%), dari kacang-kacangan adalah tahu sebesar 95,3%, dari buah/biji


41

berminyak adalah santan (100%), dari gula adalah gula pasir sebesar 95,3%, dari

sayur dan buah adalah kangkung sebesar 46,5% dan jeruk sebesar 41,9%.

Sedangkan responden yang mengalami obesitas diketahui bahwa jenis

bahan makanan yang sering dikonsumsi dari padi-padian adalah beras (100%),

dari umbi-umbian adalah kentang sebesar 9,1%, dari protein hewani adalah

daging ayam dan ikan yaitu sebesar 72,3%, dari lemak dan minyak adalah minyak

kelapa sawit (100%), dari kacang-kacangan adalah tahu (100%) dan tempe

(100%), dari buah/biji berminyak adalah santan (100%), dari gula adalah gula

pasir sebesar 72,3%, dari sayur dan buah adalah toge sebesar 63,6% dan pisang

sebesar 45,4%.

3) Frekuensi

Gambaran responden berdasarkan asupan pada responden overweight

dan obesitas di SMPN 17 Padang tahun 2020 dapat dilihat tabel 10

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Pada Responden


Overweightdi SMPN 17 Padang Tahun 2020

Variabel Mean ± SD Median Min Max


Makanan Pokok 3,65 ± 1,15 3,37 2 7
Protein Hewani 2,4 ± 0,861 2,27 1 6
Protein Nabati 1,85 ± 0,6 0,609 1 3
Sayuran 1,06 ± 0,499 1,07 0 2
Buah-buahan 0,33 ± 0,218 0,27 0 1

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa rata-rata frekuensi sumber bahan

makanan pokok perhari responden overweight di SMPN 17 Padang adalah 3,65 ±

1,15 kali/hari dengan rentang nilai 2-7 kali/hari. Pada rata-rata frekuensi sumber

bahan protein hewani adalah 2,4 ± 0,861 kali/hari dengan rentang nilai 1-6

kali/hari sedangkan protein nabati adalah 1,85 ± 0,6 kali/hari dengan rentang nilai
42

1-3 kali/hari. Untuk rata-rata frekuensi sumber sayuran adalah 1,06 ± 0,499

kali/hari dengan rentang nilai 0-2 kali/hari dan rata-rata frekuensi sumber

buah-buahan adalah 0,33 ± 0,218 kali/hari dengan rentang nilai 0-1 kali/hari.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Pada Responden


Obesitas di SMPN 17 Padang Tahun 2020

Variabel Mean ± SD Median Min Max


Makanan Pokok 4,25 ± 1,59 3,7 2 7
Protein Hewani 2,5 ± 1,08 2,5 1 4
Protein Nabati 1,19 ± 0,6 1,3 0 2
Sayuran 0,86 ± 0,421 0,8 0 2
Buah-buahan 0,25 ± 0,159 0,2 0 1

Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa rata-rata frekuensi sumber bahan

makanan pokok perhari responden obesitas di SMPN 17 Padang adalah 4,25 ±

1,59 kali/hari dengan rentang nilai 2-7 kali/hari. Pada rata-rata frekuensi sumber

bahan protein hewani adalah 2,5 ± 1,08 kali/hari dengan rentang nilai 1-4 kali/hari

sedangkan protein nabati adalah 1,19 ± 0,6 kali/hari dengan rentang nilai 0-2

kali/hari. Untuk rata-rata frekuensi sumber sayuran adalah 0,86 ± 0,421 kali/hari

dengan rentang nilai 0-2 kali/hari dan rata-rata frekuensi sumber buah-buahan

adalah 0,25 ± 0,159 kali/hari dengan rentang nilai 0-1 kali/hari.

B. PEMBAHASAN

1. Keterbatasan penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VII dan VIII

di SMPN 17 Padang. Pada saat melakukan penelitian siswa/siswi sedang

melakukan ujian akhir semester. Pihak sekolah hanya mengizinkan melakukan

penilitian pada saat siswa/siswi selesai melaksanakan ujian, selain itu waktu ujian

untuk kelas VII berbeda dengan waktu ujian kelas VIII sehingga menyulitkan
43

peneliti dalam melaksanakan peneliti jadi pada saat pengukuran berat badan dan

tinggi badan dibantu oleh teman yang satu penelitian di SMPN 17 Padang.

2. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa terdapat 43 orang (79,6%)

siswa/siswi di SMPN 17 Padang dikategorikan overweight dan 11 orang (20,4%)

dikategorikan obesitas. Overweight dan obesitas di SMPN 17 Padang lebih

banyak dialami laki-laki dengan persentase 53,5% untuk overweight dan 63,6%

untuk obesitas. Jadi dapat disimpulkan overweight dan obesitas banyak ditemukan

pada anak laki-laki.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukmawati Thasim (2013) yang

menunjukan status gizi lebih banyak ditemukan pada siswa laki-laki dibanding

perempuan dimana prevalensi overweight murid laki-laki 20,73% dan perempuan

19% dan untuk sementara prevalensi obesitas murid laki-laki 25,65% dan

perempuan 19,5%.

3. Tingkat Pengetahuan Gizi

Hasil perhitungan diperolah data pengetahuan gizi siswa/siswi yang

mengalami overweight dengan jumlah responden 43 siswa, yang masuk dalam

kategori baik 4 siswa (9,3%), kategori sedang 24 siswa (55,8%), dan kategori

kurang 15 siswa (34,9%). Data tersebut menunjukkan bahwa data lebih dominan

pada kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

gizi siswa termasuk dalam kategori sedang.

Sedangkan data pengetahuan gizi siswa/siswi yang mengalami obesitas

dengan jumlah responden 11 siswa, yang masuk dalam kategori baik 1 siswa (9%),

kategori sedang 5 siswa (45,5%). Data tersebut menunjukan bahwa data terbanyak
44

terdapat pada kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan gizi siswa termasuk dalam kategori sedang.

Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putu (2015) di

SMPN 11 Semarang yang menunjukan bahwa siswa dengan pengetahuan gizi

baik mengalami obesitas lebih tinggi (90%) dibanding dengan pengetahuan gizi

kurang (10%).

Pengetahuan gizi adalah sesuatu yang diketahui tentang makanan dalam

hubungannya dengan kesehatan optimal (Almatsir, 2002 : 4). Data menunjukkan

bahwa anak-anak umumnya sadar akan bahaya dari gizi buruk dan obesitas

sementara mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi makanan

dengan tepat dan aman. Hal ini terbukti bahwa untuk konsep pengetahuan gizi

diperolah hasil yang tinggi yaitu 90,9% yang merupakan skor perihal manfaat

sarapan dan 100% yang merupakan skor perihal pengaruh banyaknya aktifitas

yang dilakukan terhadap obesitas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2009) pengetahuan bisa

diperoleh di luar bangku sekolah seperti melalui media dan informasi dari orang

tua. Pengetahuan yang baik diharapkan mempengaruhi pola konsumsi makanan

yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula.

Diperolah hasil data tersebut dikarenakan siswa tidak memperoleh

pelajaran yang berkaitan ilmu gizi, dengan demikian pada umumnya pengetahuan

gizi siswa/siswi kelas VII dan VIII tergolong sedang. Program pendidikan gizi

dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anak

terhadap kebiasaan makannya (Soekirman, 2000:55).


45

4. Pola Konsumsi

Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan terhadap siswa/siswi yang

overweight, diketahui bahwa rata-rata asupan karbohidrat responden overweight

di SMPN 17 Padang Tahun 2020 memiliki rata-rata asupan energi 2364 ± 645

dengan asupan energi terbanyak 3807 kkal/hari yang artinya melebihi dari batas

kebutuhan , sedangkan asupan protein 93,7 ± 1,25 gr/hari dengan asupan protein

terbanyak 109 gr/hari yang melebihi dari kebutuhan . Lalu rata-rata asupan lemak

62,59 ± 43,3 dengan asupan lemak terbanyak 74,8 gr/hari, dan rata-rata asupan

karbohidrat 355,06 ± 98,2 dengan asupan terbanyak 439,1 gr/hari yang melebihi

dari kebutuhan.

Sedangkan responden yang obesitas di SMPN 17 Padang Tahun 2020

memiliki rata-rata asupan energi 2158,5 ± 318,5 dengan asupan energi terbanyak

2654 kkal/hari yang artinya melebihi dari kebutuhan, sedangkan asupan protein

72,1 ± 12,5 dengan asupan protein terbanyak 92 gr/hari melebihi dari kebutuhan.

Lalu rata-rata asupan lemak 55,3 ± 9,4 dengan asupan lemak terbanyak 74 gr/hari,

dan rata-rata asupan karbohidrat 350,36 ± 55,9 dengan asupan karbohidrat

terbanyak 425 gr/hari yang juga melebihi dari kebutuhan.

Almatsier (2002) menyatakan kelebihan energi terjadi apabila konsumsi

energi melalui makanan melebihi makanan yang dikeluarkan. Kelebihan energi in

akan diubah menjad lemak tubuh, akibatnya terjadi berat badan lebih atau

kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan dalam jenis

karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga kurang bergerak.

Rata-rata frekuensi sumber bahan makanan pokok perhari responden

overweight di SMPN 17 Padang adalah 3,65 ± 1,15 kali/hari dengan frekuensi


46

tertingginya yaitu 7 kali/hari dan terendah 2 kali/hari. Pada rata-rata frekuensi

sumber bahan protein hewani adalah 2,4 ± 0,861 kali/hari dengan frekuensi

tertingginya yaitu 6 kali/hari dan terendah 1 kali/hari sedangkan protein nabati

adalah 1,85 ± 0,6 kali/hari dengan frekuensi tertinggi yaitu 3 kali/hari dan

terendah 1 kali/hari. Untuk rata-rata frekuensi sumber sayuran adalah 1,06 ± 0,499

kali/hari dengan frekuensi tertinggi 2 kali/hari dan rata-rata frekuensi sumber

buah-buahan adalah 0,33 ± 0,218 kali/hari dengan frekuensi tertinggi 1 kali/hari.

Sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa/siswi yang

mengalami obesitas, diketahui bahwa rata-rata frekuensi sumber bahan makanan

pokok perhari adalah 4,25 ± 1,59 kali/hari dengan frekuensi tertinggi adalah 7

kali/hari dan terendah adalah 2 kali/hari. Pada rata-rata frekuensi sumber bahan

protein hewani adalah 2,5 ± 1,08 kali/hari dengan frekuensi tertinggi yaitu 4

kali/hari dan terendah yaitu 1 kali/hari sedangkan protein nabati adalah 1,19 ± 0,6

kali/hari dengan frekuensi tertinggi yaitu 2 kali/hari. Untuk rata-rata frekuensi

sumber sayuran adalah 0,86 ± 0,421 kali/hari dengan frekuensi tertinggi yaitu 2

kali/hari dan rata-rata frekuensi sumber buah-buahan adalah 0,25 ± 0,159 kali/hari

dengan frekuensi tertinggi yaitu 1 kali/hari.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi siswa/siswi

SMPN 17 Padang dilihat dari jumlah asupan pada responden overweight dan

obesitas termasuk pada kategori lebih.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Vina

Novela (2019) menyatakan bahwa dari 43 responden yang memiliki pola makan

lebih, 26 responden (60,5%) obesitas dan 17 responden (39,5%) tidak mengalami

obesitas.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada siswa kelas VII dan VIII di SMPN 17 Padang lebih dari separuh

responden (79,6%) dikategorikan overweight sedangkan kategori obesitas

terdapat 20% dari responden (20,4%)

2. Tingkat pengetahuan gizi responden yang overweight dikategorikan sedang

yaitu 24 siswa (55,8%) sedangkan tingkat pengetahuan gizi responden yang

obesitas dikategorikan sedang yaitu 5 siswa(45,5%).

3. Pola konsumsi siswa/siswi SMPN 17 Padang yang mengalami overweight dan

obesitas dilihat dari jumlah asupan kebutuhan responden tergolong kategori

lebih.

B. Saran

1. Untuk Sekolah

Hasil penelitian menunjukan 79,6% dari responden mengalami

overweight dan 20,4% dari responden mengalami obesitas. Oleh karena itu

disarankan kepada pihak sekolah agar dapat memberikan penyuluhan berupa

informasi gizi seimbang serta bahaya obesitas.

2. Untuk Siswa

a. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan sesuai anjuran prinsip gizi

seimbang agar dapat menormalkan status gizi.

b. Disarankan kepada siswa untuk menerapkan pola konsumsi yang baik dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.

45
46

3. Untuk Orang tua siswa

Disarankan kepada orang tua untuk meningkatkan pola makan anak yang

teratur dengan porsi yang cukup disertai dengan gizi seimbang.

4. Untuk peneliti selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya dalam melaksanakan penelitian

disertakan mengukur variable lainnya seperti variable aktifitas fisik, konsumsi

serat maupun konsumsi fast food dan gorengan.


47
DAFTAR PUSTAKA

A,Khomsam.2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan. Intitusi Pengetahuan

Bogor.Bogor

Arisman.2007.Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi.EGC.Jakarta

D Oswari, Liniyanti. 2011. Terapi Diet dan Nutrisi.Hipokrates.Jakarta.

Fikawati, Sandra dkk. 2017. Gizi Anak dan Remaja.PT Rajagrafindo

Persada.Depok.

Freitag, LM Harry, dkk.2014.Pola Makan dan Obesitas.Gadjah Mada

UniversityPress.Yogyakarta.

Gandy, Joan Webster, dkk.2012.Gizi & Dietetika.Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Istiany A, Rusilanti.2013. Gizi Terapan.PT Remaja Rosdakarya.Bandung.

Kementrian Kesehatan RI.2012. Pedoman Pencegahan dan Pennaggulangan

kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah.Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu dan Anak.Indonesia

Proverawati, Atikah. 2017. Ilmu Gizi.Nuha Medika. Yogyakarta.

WHO. 2012. Global Nurition Report From Promise to Impact : Ending

Malnutrition by 2030.

V,Tambunan.2004.Angka Kecukupan Energi Protein Lemak dan Serat Makanan.

Prosiding Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi.

Syarifudin N.A. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih

Pada Remaja Diperkotaan. Semarang; Unnes Journal of Public Health.2012.

Adityawarman..2007. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Komposisi Tubuh Pada

Remaja.
Solihin pudji. 2005. Ilmu gizi pada anak. Jakarta. Univ kedokteran indonesia.

Riswanti Septiani.2017.Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor

Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01

Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes).Public Health Perspective

Journal.2 (3) : 262-269. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj, (11

November 2019

Thasim, Sukmawati, dkk. 2013. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Perubahan

Pengetahuan dan Asupan Zat gizi Pada Anak Gizi Lebih di SDN Sudirman 1

Makassar Tahun 2013.


Lampiran A

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Tempat/Tanggal Lahir:

Alamat :

No. Telepon/Hp :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan tentang

tujuan dan prosedur dari penelitian atas nama…………………………………

dengan judul “Gambaran tingkat pengetahuan dan pola konsumsi pada

remaja penderita obesitas dan overweight di SMP Negeri 17 Padang”. Oleh

sebab itu saya bersedia menjadi sampel penelitian tersebut.

Padang, 2020
Lampiran B
Lampiran C

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran tingkat pengetahuan dan pola konsumsi pada remaja penderita

obesitas dan overweight di SMP Negeri 17 Padang Tahun 2020

No. Responden :…………………….……(diisi oleh peneliti)

Tanggal :…………………………..2019

1. Karakteristik Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

No. HP/Telepon :

Alamat :

Pekerjaan :

2. Data Antropometri

Berat Badan :

Tinggi Badan :

IMT :

3. Riwayat Keluarga Obesitas

1. Ibu : Ada/Tidak ada*

2. Ayah : Ada/Tidak ada*


3. Nenek : Ada/Tidak ada*

4. Kakek : Ada/Tidak ada*

Ket : *coret yang tidak perlu

4. Tingkat Pengetahuan

1 Yang termasuk zat gizi yang diperlukan oleh tubuh


adalah
a. karbohidrat dan protein (0)
b. karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin(0)
c. karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air
(1)
d. d.vitamin dan mineral(0)
2 Manfaat sarapan menurut anda adalah.....
a. Agar kuat (1)
b. Agar lebih fokus belajar (1)
c. Agar kenyang (0)
d. Lain-lain, sebutkan.....
3 Makanan yang merupakan sumber energi adalah
a. Nasi, jagung, ubi, dan kentang (1)
b. Daging(0)
c. Telur(0)
d. Sayur dan buah(0)
4 Makanan dan minuman yang mengandung unsur-unsur
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berhubungan
dengan kesehatan disebut ...
a. Gizi (1)
b. Unsur Gizi (0)
c. Nasi (0)
d. Vitamin (0)
5 Agar kebutuhan zat gizi tubuh terpenuhi, maka harus
makan makanan yang . .
a. Banyak (0)
b. Sedikit (0)
c. Bergizi dan Seimbang (1)
d. Sangat banyak (0)
6 Menurut Anda, manakah makanan dibawah ini yang
merupakan sumber serat?
a. Semangka, brokoli, pear (1)
b. Daging , ikan, telur (0)
c. Tahu, kacang, mie (0)
d. Tempe , kacang, daging (0)
7 Tempe merupakan contoh makanan yang banyak
mengandung ...
a. Vitamin (0)
b. Mineral (0)
c. Karbohidrat (0)
d. Protein (1)
8 Makanan yang dapat menyebabkan overweight dan
besitas adalah
a. Gorengan dan fast food (1)
b. Apel dan Mangga (0)
c. Tempe dan daging (0)
d. Mie dan Apel (0)
9 Penanganan yang tidak tepat pada penderita obesitas dan
overweight adalah
a. Terapi tingkah laku (0)
b. Aktifitas fisik (0)
c. Pola makan konsumsi makanan berlemak (1)
d. Diet rendah kalori (0)
10 Makanan yang banyak mengandung sumber zat besi
adalah
a. Hati dan kangkung
b. Pepaya dan semangka
c. Roti dan gandum
d. Wortel dan tomat
11 Konsumsi energi yang berlebihan akan disimpan dalam
bentuk?
a. Tenaga (0)
b. Energi (0)
c. Lemak (1)
12 Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan berat badan
ideal adalah
a. Minum obat pelangsing atau pencahar (0)
b. Membatasi makanan dan olahraga berlebihan (0)
c. Konsumsi zat gizi seimbang dan aktifitas fisik (1)
13 Olahraga apa saja yang anda lakukan disekolah adalah
a. Bulu tangkis
b. Sepakbola
c. Berenang
d. Lain-lain, sebutka…
14 Berapa lama anda melakukan olahraga disekolah?
a. 15 menit
b. 30 menit
c. 45 menit
d. Lebih dari 60 menit
15 Berapa kali dalam seminggu anda berolahraga?
a. Sekali seminggu
b. Dua kali seminggu
c. Tiga kali seminggu
16 Selain olahraga disekolah olahraga apa yang anda
lakukan?
a. Jogging
b. Berenang
c. Lain-lain, sebutkan..
17 Agar mendapatkan tubuh yang sehat sebaiknya anda
melakukan olahraga
a. Empat kali seminggu selama 45 menit
b. Dua kali seminggu selama 30 menit
c. Satu kali seminggu selama 60 menit
18 Apa yang biasa kamu lakukan saat jam istirahat (selain
makan siang)
a. Duduk-dudk (mengobrol, membaca, mengerjakn tugas)
b. Berdiri atau berjalan
c. Berlari atau bermain aktif (yang megeluarkan keringat)
d. Lain-lain, sebutkan..
19 Akibat mengkonsumsi makanan siap santan (fastfood)
setiap hari adalah
a. Timbulnya penyakit obesitas dan kegemukan (1)
b. Badan menjadi sehat dan bugar (0)
c. Gengsi lebih meningkat (0)
20 Kegemukan lebih mudah dihadapi remaja karena
kelebihan..
a. Karbohidrat dan lemak (1)
b. Lemak dan mineral (0)
c. Karbohidrat dan vitamin (0)
d. Protein dan lemak (0)

TOTAL

Pernyataan Benar Salah

Status gizitidak dapat dikontrol


melaluipenghitungan berat dan tinggi badan setiap
bulannya
Buah dianjurkan lebih banyak dikonsumsi
dibanding sayuran
Obesitas dan overweight bukanlah suatu penyakit

Konsumsi sayur yang baik dalam sehari adalah < 3


porsi
Aktifitas berpengaruh terhadap obesitas

Minuman yang sehat adalah minuman yang


mengandung energi (energy drinks)
Membaca label pada kemasan makanan penting
untuk dilakukan.
Olahraga sangat diperlukan untuk mencegah
overweight dan obesitas
TOTAL

Lampiran D

Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Jumlah
Persiapan Penelitian
1 Print proposal penelitian Rp. 60.000
2 Jilid dan fotocopy proposal penelitian Rp. 45.000
Sub total Rp. 105.000
Pelaksanaan Penelitian
1 Fotocopy Form FFQ Rp. 50.000
2 Fotocopy kuesioner penelitian Rp. 50.000
3 Transportasi Rp. 10.000
Sub total Rp. 110.000
Alat
1 Microtoice Rp. 35.000
2 Timbangan digital Rp. 75.000
3 Pulpen Rp. 15.000
Sub total Rp. 125.000
TOTAL Rp. 340.000
Lampiran E

Output Hasil SPSS

Statistics

STATUS GIZI

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.2037

Median 1.0000

Std. Deviation .40653

Minimum 1.00

Maximum 2.00

Sum 65.00

Percentiles 25 1.0000

50 1.0000

75 1.0000
STATUS GIZI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Overweight 43 79.6 79.6 79.6

Obesitas 11 20.4 20.4 100.0

Total 54 100.0 100.0

Overweight :

Kategori Pengathuan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Baik 4 9.3 9.3 9.3

Sedang 24 55.8 55.8 65.1

Kurang 15 34.9 34.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 9 20.9 20.9 20.9

Benar 34 79.1 79.1 100.0


Pertanyaan 1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 9 20.9 20.9 20.9

Benar 34 79.1 79.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 2 4.7 4.7 4.7

Benar 41 95.3 95.3 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 14 32.6 32.6 32.6

Benar 29 67.4 67.4 100.0

Total 43 100.0 100.0


Pertanyaan 4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 6 14.0 14.0 14.0

Benar 37 86.0 86.0 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 8 18.6 18.6 18.6

Benar 35 81.4 81.4 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 16 37.2 37.2 37.2

Benar 27 62.8 62.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 25 58.1 58.1 58.1


Benar 18 41.9 41.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 11 25.6 25.6 25.6

Benar 32 74.4 74.4 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 9

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 17 39.5 39.5 39.5

Benar 26 60.5 60.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 10 23.3 23.3 23.3

Benar 33 76.7 76.7 100.0

Total 43 100.0 100.0


Pertanyaan 11

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 12 27.9 27.9 27.9

Benar 31 72.1 72.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 18 41.9 41.9 41.9

Benar 25 58.1 58.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 13

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 3 7.0 7.0 7.0

Benar 40 93.0 93.0 100.0


Pertanyaan 13

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 3 7.0 7.0 7.0

Benar 40 93.0 93.0 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 14

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 21 48.8 48.8 48.8

Benar 22 51.2 51.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 15

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 29 67.4 67.4 67.4

Benar 14 32.6 32.6 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 16

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Benar 43 100.0 100.0 100.0


Pertanyaan 17

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 35 81.4 81.4 81.4

Benar 8 18.6 18.6 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 18

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 32 74.4 74.4 74.4

Benar 11 25.6 25.6 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 19

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 4 9.3 9.3 9.3

Benar 39 90.7 90.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 20
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 7 16.3 16.3 16.3

Benar 36 83.7 83.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 21

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 25 58.1 58.1 58.1

Benar 18 41.9 41.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 22

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 26 60.5 60.5 60.5

Benar 17 39.5 39.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 23

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 17 39.5 39.5 39.5

Benar 26 60.5 60.5 100.0


Pertanyaan 23

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 17 39.5 39.5 39.5

Benar 26 60.5 60.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 24

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 28 65.1 65.1 65.1

Benar 15 34.9 34.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 25

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 19 44.2 44.2 44.2

Benar 24 55.8 55.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 26

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 31 72.1 72.1 72.1


Benar 12 27.9 27.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 27

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Salah 7 16.3 16.3 16.3

Benar 36 83.7 83.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

Pertanyaan 28
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 7 16.3 16.3 16.3
Benar 36 83.7 83.7 100.0
Total 43 100.0 100.0

Obesitas :

Kategori Pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 1 9.1 9.1 9.1
Sedang 5 45.5 45.5 54.5
Kurang 5 45.5 45.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 4 36.4 36.4 36.4
Benar 7 63.6 63.6 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 1 9.1 9.1 9.1
Benar 10 90.9 90.9 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 4 36.4 36.4 36.4
Benar 7 63.6 63.6 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 3 27.3 27.3 27.3
Benar 8 72.7 72.7 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 3 27.3 27.3 27.3
Benar 8 72.7 72.7 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 8 72.7 72.7 72.7
Benar 3 27.3 27.3 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 4 36.4 36.4 36.4
Benar 7 63.6 63.6 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 4 36.4 36.4 36.4
Benar 7 63.6 63.6 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 6 54.5 54.5 54.5
Benar 5 45.5 45.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 7 63.6 63.6 63.6
Benar 4 36.4 36.4 100.0
Soal 10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 7 63.6 63.6 63.6
Benar 4 36.4 36.4 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 5 45.5 45.5 45.5
Benar 6 54.5 54.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 5 45.5 45.5 45.5
Benar 6 54.5 54.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 1 9.1 9.1 9.1
Benar 10 90.9 90.9 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 14
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 6 54.5 54.5 54.5
Benar 5 45.5 45.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 7 63.6 63.6 63.6
Benar 4 36.4 36.4 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Benar 11 100.0 100.0 100.0

Soal 17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 3 27.3 27.3 27.3
Benar 8 72.7 72.7 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 18
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 8 72.7 72.7 72.7
Benar 3 27.3 27.3 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 19
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 2 18.2 18.2 18.2
Benar 9 81.8 81.8 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 20
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 4 36.4 36.4 36.4
Benar 7 63.6 63.6 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 21
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 6 54.5 54.5 54.5
Benar 5 45.5 45.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 22
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 8 72.7 72.7 72.7
Benar 3 27.3 27.3 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 23
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 5 45.5 45.5 45.5
Benar 6 54.5 54.5 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 24
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 7 63.6 63.6 63.6
Benar 4 36.4 36.4 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 25
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 3 27.3 27.3 27.3
Benar 8 72.7 72.7 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 26
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 8 72.7 72.7 72.7
Benar 3 27.3 27.3 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 27
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 3 27.3 27.3 27.3
Benar 8 72.7 72.7 100.0
Total 11 100.0 100.0

Soal 28
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Salah 1 9.1 9.1 9.1
Benar 10 90.9 90.9 100.0
Total 11 100.0 100.0
Pola konsumsi overweight

Statistics
KAL
PROTEI LEMA KOLES SER VIT VIT VIT SIU FOSF MAGN ZATBE MINE
ENERGI N K KH TEROL AT A C B1 M OR ESIUM SI RAL MN
N Valid 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
Missin
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
g
Mean 174.976 8.720 2014 38.5 409.6 9.654 362.32 8.162 6.37
2364.17 93.7907 62.59 355.06 .63 12.0465
7 9 .69 116 047 0E2 56 8 21
Median 133.000 9.000 1622 39.0 401.0 9.420 367.00 8.000 7.00
2459.80 75.0000 57.60 382.70 .62 12.0000
0 0 .70 000 000 0E2 00 0 00
Std. Deviation 1.85
1.25070E 135.880 2.413 2.01 .15 1.647 2.489 97.070 2.126 1.81
644.976 43.321 98.209 207 3.72861
2 46 51 7E3 2 17E2 19E2 84 14 296
E1
Minimum 428.0
1430 33.00 34 53 47.00 4.00 1034 6.00 0 80.00 146.00 3.00 4.00 1.00
0
Maximum 1448 88.0 1039. 1517.
5033 886.00 326 498 843.00 13.00 1 533.00 20.00 13.00 9.00
0 0 00 00
Sum 375.0 8663 165 1761 4.15E 15580. 351.0 274.
101659 4033.00 2691 15268 7524.00 27 518.00
0 2 6.00 3.00 4 00 0 00
Percentiles 25 7.000 1328 25.0 315.0 7.770 284.00 7.000 5.00
1882.90 60.0000 47.10 300.00 96.0000 .52 9.0000
0 .90 000 000 0E2 00 0 00
50 133.000 9.000 1622 39.0 401.0 9.420 367.00 8.000 7.00
2459.80 75.0000 57.60 382.70 .62 12.0000
0 0 .70 000 000 0E2 00 0 00
75 198.000 11.00 2032 52.0 452.0 1.131 418.00 10.00 8.00
2662.50 88.0000 65.70 428.20 .74 13.0000
0 00 .10 000 000 0E3 00 00 00

Pola konsumsi obesitas

Statistics
VI
ENER PROTEI LEM KOLES SERA TB KALSI MAGN ZATBE MINER
GI N AK KH TEROL T VITA VITC 1 UM FOSFOR ESIUM SI AL MN
N Valid 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Missi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ng
Mean 2158.5 55.3 350.3 195.818 1571.7 338.727 340.545
72.1818 7.1818 24.7273 .57 8.3345E2 10.4545 7.8182 5.1818
5 6 6 2 3 3 5
Median 2195.0 55.0 365.0 183.000 1619.0 310.000 329.000
72.0000 7.0000 26.0000 .56 8.6300E2 11.0000 8.0000 5.0000
0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation 318.58 12.0151 9.49 55.90 77.0504 1.2504 296.14 1.51003 .11 88.6770 2.07914E 41.2925 1.7786
2.01810 1.25045
4 4 0 6 0 5 8 E1 0 4 2 3 6
Minimum 1610 54.00 39 278 100.00 5.00 1093 3.00 0 250.00 500.00 298.00 6.00 6.00 2.00
Maximum 2654 92.00 74 425 362.00 9.00 1980 55.00 1 527.00 1168.00 431.00 14.00 10.00 7.00
Sum 23744 794.00 609 3854 2154.00 79.00 17289 272.00 6 3726.00 9168.00 3746.00 115.00 86.00 57.00
Percenti 25 1900.0 50.0 297.0 152.000 1194.0 261.000 309.000
65.0000 6.0000 15.0000 .47 6.8300E2 9.0000 7.0000 5.0000
les 0 0 0 0 0 0 0
50 2195.0 55.0 365.0 183.000 1619.0 310.000 329.000
72.0000 7.0000 26.0000 .56 8.6300E2 11.0000 8.0000 5.0000
0 0 0 0 0 0 0
75 2415.0 62.0 408.0 251.000 1740.0 412.000 378.000
84.0000 8.0000 31.0000 .65 1.0160E3 11.0000 9.0000 7.0000
0 0 0 0 0 0 0
Lampiran F

JADWA; KEGIATAN PENELITIAN TAHUN 2019-2020

NO KEGIATAN 2019 2020


1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 Usulan Topic
2 Pengumpulan data dan literature
3 Penulisan proposal
4 Ujian proposal
5 Perbaikan proposal
6 Penelitian
7 Pengolahan data
8 Penulisan laporan penelitian
9 Seminar KTI
10 Perbaikan KTI
11 Penyerahan KTI
Lampiran G

Lampiran dokumentasi

You might also like