Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

‫هللاُ أ ْكبَ ُر × ‪9‬‬

‫س ْب َحانَ هَّللا ِ ُب ْك َر ًة َوَأصِ يالً‪ ،‬الَ ِإلَ َه ِإالًّ هَّللا ُ َوالَ َن ْع ُب ُد ِإالَّ ِإ َّياهُ ُم ْخلِصِ ينَ لَ ُه ال دِّ ينَ‬
‫ِيرا َو ُ‬‫يرا َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َكث ً‬
‫هَّللا ُ َأ ْك َب ُر َكبِ ً‬
‫ً‬
‫اب َو ْح دَ هُ‪ ،‬الَ ِإلَ َه ِإالّ هَّللا ُ هللاُ‬
‫هَز َم اَأل ْح َز َ‬ ‫ص َر َع ْب دَ هُ َو َ‬ ‫صدَ قَ َو ْع دَ هُ َو َن َ‬ ‫َولَ ْو َك ِر َه ا ْل َكافِ ُرونَ ‪ ،‬الَ ِإلَ َه ِإالَّ هَّللا ُ َو ْحدَ هُ َ‬
‫هلل ا ْل َح ْم ُد‬
‫‪.‬أك َب ُر‪ ،‬هللا أكبر َو ِ‬ ‫ْ‬

‫‪wegtfcbcb‬‬ ‫ِي َج َعلَ ا ْل َي ْو َم عِ ْيداً لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ،‬و َو َّحدَ َنا ِب ِع ْي ِد ِه َكُأ َّم ٍة َواحِدَ ةٍ‪ ،‬مِنْ ‪saq5tr‬‬
‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّذ ْ‬
‫سانِ ِه َوه َُو ُذو ا ْل َجالَ ِل َو ْاِإل ْكراَ ِم‬ ‫‪.‬غ ْي ِر اُأل َمم‪َ ،‬و َن ْ‬
‫ش ُك ُرهُ َعلَى َك َم ِ‬
‫ال ِإ ْح َ‬ ‫َ‬

‫ش اء‬ ‫نز ُع ا ْل ُم ْل َك ِم َّمن َت َ‬ ‫شاء َو َت ِ‬ ‫ش َه ُد اَنْ َال ِا َل َه ِاالَّ َأ ْنتَ َو ْحدَ َك الَ َ‬
‫ش ِر ْي َك لَكَ‪ ،‬اللَّ ُه َّم َمالِ َك ا ْل ُم ْلكِ ُتْؤ تِي ا ْل ُم ْل َك َمن َت َ‬ ‫َأ ْ‬
‫س ْولُ َك‬
‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمداً َع ْب ُد َك َو َر ُ‬‫ش ْيءٍ َقدِي ٌر َوَأ ْ‬‫شاء ِب َي ِد َك ا ْل َخ ْي ُر ِإ َّن َك َعلَ َى ُكل ِّ َ‬‫شاء َو ُت ِذل ُّ َمن َت َ‬‫‪.‬و ُتع ُِّز َمن َت َ‬ ‫َ‬

‫ص َح اُأل َّم ْة‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه‬ ‫سالَ ْة‪َ ،‬وَأدَّ ى اَأل َما َن ْة‪َ ،‬و َن َ‬ ‫ص َط َفى‪ ،‬الَّ ِّذي َبلَّ َغ ِّ‬
‫الر َ‬ ‫سلِّ ُم َعلَى س ّي ِد َنا َ‬
‫وح ِب ْي ِبنا َ ال ُم ْ‬ ‫الَلَّ ُه َّم َ‬
‫صل ِّ َوا ُ َ‬
‫اب ِه َو َمنْ دَ عا َ ِالَى هللاِ ِبدَ ْع َوتِهِ‪َ ،‬وجاَهَدَ ف ِْي هللاِ َحقَّ ِجها َ ِد ِه‬
‫ص َح ِ‬ ‫َأ‬
‫‪.‬و ْ‬ ‫َ‬

‫از ال ُم َّتقُ ْونَ‬ ‫!اَ َّما َب ْعدُ‪ :‬عِ َبادَ هللاِ‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ ْي َوِإ َّي َ‬
‫اي ِب َت ْق َوى هللاِ َف َقدْ َف َ‬

‫شانَِئ َك ه َُو اَأْل ْب َت ُر‬ ‫ِإ َّنا َأ ْع َط ْي َنا َك ا ْل َك ْو َث َر (‪َ )1‬ف َ‬


‫صل ِّ ل َِر ِّب َك َوا ْن َح ْر (‪ِ )2‬إنَّ َ‬

‫‪Akbar Akbar, 3X Allahu Akbar walillahil hamd.‬‬

‫‪Ma’aasyiral Muslimiin Rahimakumullah‬‬


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.
Tiada henti Allah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada seluruh hamba-Nya,
umat manusia di seluruh belahan bumi ini, juga kepada kita semua. Terlebih disaat
yang sangat berbahagia seperti ini, dimana kita ditakdirkan dapat diterima dan
bersimpuh dihadapan-Nya untuk menghadapkan segala kerendahan diri dan
kehinaan di hadapan Dzat Yang Maha Mulia dan Perkasa. Menghaturkan segala
hajad dan kebutuhan hidup di hadapan Tuhan yang Maha Kuasa. Curhat atas
segala kelemahan diri dan dosa-dosa di hadapan Allah yang Maha Pengampun, di
masjid yang mulia ini bersama-sama melaksanakan sholat Idul Adha.

Untuk memperingati kejadian besar dalam sejarah kemanusiaan yang tiada


tandingnya. Pengorbanan hidup yang dilakukan oleh manusia-manusia pilihan,
Nabiyullah Ibrahim as beserta keluarganya. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Habiibina Baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan perjuangan
dan pengorbanan pula Beliau telah berhasil menancapkan sendi-sendi iman dan
tauhid di dada umatnya, juga kepada keluarga dan sahabatnya serta pengikut-
pengikutnya sampai hari kiamat yang telah melanjutkan tongkat estafet dan
komando kepemimpinan, sambung menyambung sampai sekarang sehingga
hasilnya bisa kita nikmati sampai saat ini.

Salah satu pengorbanan besar yang tercatat dalam sejarah kemanusiaan yang
diabadikan Allah dalam firman-Nya, seakan telah menjadi pondasi bangunan yang
kokoh kuat ketika Allah berkehendak menghidupkan dan membangun kota Mekkah
Al-Mukarromah. Pengurbanan yang sama sekali tidak masuk di akal sehat. Betapa
seorang ayah atas isyarat mimpi harus menyembelih satu-satunya putra tercinta dan
perintah itu dapat mereka berdua laksanakan dengan sempurna tanpa cacat.
Perintah Allah Swt. tersebut berawal dari bisikan mimpi yang mengusik tidur Abal
Anbiya’, Nabiyulloh Ibrahim As. Allah memberikan wahyu lewat mimpi benar kepada
nabi-Nya agar menyembelih putra semata wayangnya yang bernama Ismail. Ketika
Ibrahim terjaga dari tidurnya, ia mengira apa yang mengganggu tidurnya itu hanya
bisikan setan yang lalu lalang seperti bisa, sebab sangat tidak mungkin Allah Swt
yang Maha penyayang dan pengasih memerintahkan nabi-Nya untuk menyembelih
putra yang telah lama dinanti-nantikannya. Satu-satunya putra yang digadang-
gadang menjadi penerus perjuangan, pelanjut silsilah keturunan dan penyambung
tongkat estafet kenabian.

Namun demikian mimpi menakutkan itu tidak dibiarkan berlalu begitu saja tanpa arti.
Nabi Ibrahim As. mencoba merespon dengan akalnya, hasilnya dia mendapat
perintah tersebut lantaran tidak bisa diterima logika. Ketika Allah kembali
mengusiknya dengan mimpi yang sama sampai tiga kali, baru Nabi Ibrahim
Khalilullah ini sadar dan yakin bahwa mimpi tersebut bukan sekedar bisikan setan
yang lalu lalang melainkan perintah langit yang dirahasiakan, maka hamba yang taat
itu segera saja mencampakkan akalnya dan menerima perintah tersebut dengan hati
dan iman secara kafah sebagai wujud ketundukan dan kepatuhan seorang hamba
kepada Junjungannya yang Maha Perkasa. Peristiwa sejarah tersebut diabadikan
oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

ِ ‫تَرى قَالَ يَا َأ َب‬


‫ت ا ْفعَ لْ مَا ُت ْؤ َم ُر‬ َ ‫الس ْع َي َقالَ َيا ُب َن َّي ِإ ِّني َأ َرى فِي ا ْل َم َن ِام َأ ِّني َأ ْذ َب ُح َك َفا ْن ُظ ْر م‬
َ ‫َاذا‬ َّ ‫َفلَ َّما َبلَ َغ َم َع ُه‬
)104( ‫) َو َنادَ ْي َناهُ َأنْ َيا ِإ ْب َراهِي ُم‬103( ‫ين‬ ِ ‫) َفلَ َّما َأ ْسلَ َما َو َتلَّ ُه لِ ْل َج ِب‬102( َ‫اب ِرين‬ ِ ‫الص‬ َّ َ‫اء هَّللا ُ مِن‬ َ ْ‫س َت ِج ُدنِي ِإن‬
َ ‫ش‬ َ
ٍ ِ‫) َو َفدَ ْي َناهُ بِ ِذ ْب ٍح َعظ‬106( ُ‫) ِإنَّ ه ََذا لَ ُه َو ا ْل َباَل ُء ا ْل ُمبِين‬105( َ‫الرْؤ َيا ِإ َّنا َك َذلِ َك َن ْج ِزي ا ْل ُم ْحسِ نِين‬
( ‫يم‬ ُّ َ‫صدَّ ْقت‬
َ ْ‫َقد‬
109( ‫ساَل ٌم َعلَى ِإ ْب َراهِي َم‬ َ )108( َ‫) َو َت َر ْك َنا َعلَ ْي ِه فِي اَآْلخ ِِرين‬107

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. – Tatkala keduanya telah berserah
diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya ). – Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, –  sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. – Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang
nyata – Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar – Kami
abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian, (yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”.  (QS.Ash-Shofat/102 –
109)

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata – Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar”, demikian yang dinyatakan Allah dalam
firman-Nya di atas . Ujian yang benar-benar ujian yang diberikan Allah kepada
kekasih-Nya itu, ketika mampu dilaksanakan dengan sabar dan ikhlas maka Allah
memberikan balasan besar kepadanya. Wujud balasan itu tidak hanya diselamatkan
dari ujian tersebut, namun juga mendapatkan pujian yang abadi, derajat tinggi dan
bahkan menjadi sebab diturunkannya keberkahan Allah untuk Bumi di mana tempat
ujian itu terjadi.

Ketika seorang anak dihadapkan kematian dengan pedang di tangan ayahnya


sendiri, anak itu dengan tulus berkata : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang sabar”. Ketika seorang ayah harus melaksanakan perintah untuk
menyembelih anak tercintanya yang sedang berbaring lemas dipangkuannya dan
menyiapkan lehernya untuk digorok oleh tangannya sendiri, seorang bapak mampu
melakukannya dengan ihlas semata-mata karena melaksanakan perintah Allah,
padahal perintah itu hanya diterima melalui mimpi. Subhanallah !!! siapakah yang
sanggup melakuan pekerjaan yang tidak logis itu selain para kekasih-Mu Ya Allah.
Seorang hamba yang lebih mencintai-Mu dibandingkan cintanya kepada apa saja
selain-Mu, meski kepada satu-satunya calon penerus keturunan yang
dibanggakannya … !!

Ketika dengan sabar dan penuh keikhlasan Nabi Ibrahim As menjalankan perintah
tersebut, Allah bangga kepadanya. Sedetik sebelum mata pedang yang sudah
diasah tajam itu menyentuh leher anak yang matanya sudah terpejam, dengan
kuasa-Nya Allah Swt mengganti tubuh anak tersebut dengan seekor kambing kibas
dari surga. Inilah peristiwa besar dalam sejarah kemanusiaan yang mungkin tidak
akan terulang sepanjang zaman. Peristiwa sejarah mana yang menunjukkan
pelajaran yang amat sangat berharga, yakni apabila orang mau bersabar
menghadapi ujian dan musibah dan ridho serta ikhlas menjalaninya, meski nyawa
taruhannya, bukan saja akan mendapat pahala besar, namun juga ganti yang lebih
baik dan sempurna. Terbukti bahwa pengurbanan yang dilakukan dua manusia
pilihan itu tidak sia sia, tidak hilang begitu saja ditelan zaman, namun telah menjadi
pondasi yang kokoh kuat atas bangunan kota Mekkah al-Mukarromah dan
keberkahan Allah yang dicurahkan di atas kota itu dan sekitarnya sampai saat
sekarang. Tanah yang asalnya mati dan gersang itu menjadi kota yang paling
makmur dan penuh berkah di muka bumi.

Allahu Akbar, 3X Allahu Akbar walillahil hamd.

Ma’aasyiral Muslimiin Rahimakumullah

Idul Adha identik dengan Idul Qurban, tapi qurban yang dimaksudkan khotib bukan
sekedar menyembelih hewan qurban kemudian dagingnya dibagikan kepada orang-
orang yang berhak menerima. Qurban yang dimaksudkan adalah melaksanakan
pengurbanan hakiki, yakni mengurbankan sebagian yang kita cintai, baik harta
benda maupun penghormatan untuk dibagikan kepada orang yang lebih
membutuhkannya, hal itu dilakukan semata-mata melaksanakan “ta’abbudan lillah”,
semata-mata mengabdi kepada Allah dalam rangka memperingati dan mengenang
pengurbanan besar yang dilakukan Nabiyullah Ibrahim As beserta keluarganya.
Pengurbanan mana yang nantinya tidak hanya bisa dijadikan pelajaran dalam hidup
saja, namun juga mampu meningkatkan taraf kehidupan kita, baik di dunia maupun
di akhirat nanti. Pengurbanan yang mampu mengangkat hasrat kemanusian,
meningkatkan kapasitas hidup dan kemampuan pribadi, menjadi orang mulia baik
dihadapan manusia maupun dihadapan Rabbul Izzah, demikian itu yang pernah
dilakukan dan didapatkan oleh Nabiyullah Ibrahim as beserta keluarganya.

Disamping hal penting tersebut, ibadah qurban juga mengandung pesan kepada kita
agar memiliki jiwa sosial dan peka terhadap penderitaan sesama serta
pembangunan mental spiritual yang tangguh. Bahkan tidak hanya itu saja, ibadah
qurban juga sekaligus harus bisa merontokkan sifat-sifat basyariah yang tercela,
kebiasaaan dan karakter kemanusiaan yang jika dibiarkan bisa menjadi penyebab
timbulnya kerusakan di muka bumi. Ungkapan rasa syukur atas segala anugerah
yang diwujudkan dengan menasarufkan sebagian harta yang kita miliki dengan
membeli dan menyembelih hewan qurban serta pendistribusian dagingnya kepada
kalangan fuqoro wal masaakin agar di hari raya ini mereka dapat menikmati
kegembiraan yang sama, disamping merupakan simbol agar kita mau berbagi
kepada sesama serta ikut meringankan beban hidup orang lain yang bisa
membangun kekuatan persaudaraan antara sesama umat, juga menguatkan jiwa
kita secara pripadi dalam menghadapi tantangan dan kompetisi hidup yang rasanya
seakan tidak berkesudahan, terlebih apabila hal yang sangat positif tersebut tidak
hanya bisa dilakukan pada hari-hari tertentu saja, seperti hari Idul Adha sekarang ini,
tetapi juga setiap saat dan kesempatan yang ada, saat kita diberi kemampuan dan
kelebihan oleh Allah Swt.

Allahu Akbar, 3X Allahu Akbar walillahil hamd.

Ma’aasyiral Muslimiin Rahimakumullah

Jika kita mengamati fenomena yang terjadi belakangan ini di mana tahun politik
berarti tahun kemunafikan, para Tokoh Partai Politik sedang memutar otak untuk
menutupi boroknya dengan kebohongan dan pencitraan, sekaligus mencari dana
biaya pencitraan yang tidak sedikit, hingga banyak dari kalangan mereka menjadi
gelap mata, berlomba-lomba mengeruk uang haram, memarup anggaran proyek di
Kementrian yang dikuasai supaya ikut kebagian uang rampokan, akibatnya di tahun
politik ini korupsi jadi semakin meraja lela dan membabi buta.

Tidak hanya itu saja, para Tokoh Partisan yang jelas-jelas terindikasi berbuat
kejahatan, korupsi dan menyalagunakan jabatan masih saja ngotot untuk
memenangkan pertarungan. Mereka tidak sungkan-sungkan tampil di panggung
pencitraan padahal boroknya tidak ketulangan, bahkan banyak bermunculan orang
yang hanya bermodalkan nekat, karena terbiasa merasa besar dikalangan sendiri
kemudian muncul di publik, akibat mabuk pujian dari para penjilat yang nebeng
kehidupan hingga tidak merasa malu dan mengukur kemampuan mendeklarasikan
diri jadi calon Presiden.

Bahkan dari kalangan para Ustadz yang terhormat, yang dulunya jadi panutan rakyat
karena selalu membawa-bawa nama ayat Agama dan Dakwah, ketika menduduki
jabatan tinggi di Partai Politik, bahkan satu-satunya partai politik yang berani
menamakan diri Partai Dakwah, ternyata sama saja, setali tiga uang, kini sebagian
mereka ada yang duduk di kursi pesakitan, sementara waktu harus berpisah dengan
keluarga tercinta karena mempertanggungjawabkan perbuatan. Inilah realita dan
fenomena yang sampai saat ini setiap hari dan setiap saat masih saja disajikan oleh
media masa di Negeri ini, baik Elektronik/TV, media Cetak dan media Online.

Di hari yang suci ini, saat Kaum Muslimin di seluruh Dunia memperingati hari raya
Idul Qurban, kita boleh bertanya kepada diri kita sendiri. Apakah kita harus
menyotoh mereka itu, para perusak kehidupan sesama sekedar untuk meraih
kejayaan pribadi maupun golongan?? , para perampok uang rakyat bahkan dengan
mengatasnamakan Agama dan Dakwah yang akhirnya terjerembab jadi terdakwa ??
Jika tidak, pertanyaan berikutnya apa yang sudah kita perbuat untuk kejayaan kita
sendiri, pengorbanan macam apa yang sudah kita lakukan untuk mencapai
peningkatan hidup yang kita dambakan, untuk keberhasilan hidup kita sendiri bukan
keberhasilan hidup orang lain. Apakah kita hanya boleh menuntut saja tanpa berbuat
apa-apa sementara orang lain berkorban dan bahkan dikorbankan …?? Atau
barangkali kita yang justru selalu mengurbankan kepentingan orang lain untuk
kelangsungan hidup kita ??, bahkan menjadikan orang lain sebagai tumbal dan
kambing hitam untuk sekedar menyelamatkan kehidupan kita yang sedang terancam
bahaya ??. Kita hanya berharap hidup enak tapi enggan melakukan perjuangan..??,
Apalagi kalau ternyata kita yang selalu menjadi sebab terjadinya kerusakan di muka
bumi dengan ucapan atau fitnah dan adu domba yang kita lontarkan kepada sesama
kawan kemudian kita berharap mendapatkan kebaikan dari keburukan yang kita
lakukan itu ?? apakah hal semacam itu bisa terwujud sementara fenomena sejarah
telah berbicara secara terang benderang, bahwa tanpa pengorbanan jangan harap
ada keberhasilan.

Ma’aasyiral Muslimiin Rahimakumullah

Inilah hikmah terbesar dari peringatan hari besar IDUL QURBAN yang sedang kita
peringati hari ini, bukan hanya untuk memperingati peristiwa sejarah kemanusia itu
saja, namun juga, disamping sebagai momentum untuk membersihkan jiwa dan
pikiran kita dari penyakit kehidupan yang mematikan, seperti korupsi, manipulasi,
menyalahgunakan jabatan dan penyakit kejiwaan lainnya yang tidak kalah
mematikan, seperti iri, dengki, hasud, dendam dan sombong yang bisa berujung
fitnah dan adu domba, juga untuk membangkitkan semangat dan kesadaran jiwa
kita, dimana setiap pribadi Muslim harus siap berkorban untuk kebahagiannya
sendiri. Setiap kita harus siap menyongsong keberhasilan dan peningkatan hidup
dengan perjuangan dan pengorbanan. Dimulai dari diri sendiri untuk tidak
berpangkutangan saja dan bermalas-malasan dan ketika berakibat buruk pada
kehidupannya kemudian orang mengkambing hitamkan nasib dan takdir. Padahal
nasib dan takdir itu harus dimulai dari diri sendiri, “siapa beramal sholeh maka itu
untuk dirinya sendiri, dan siapa berbuat jahat akibatnya akan ditanggung sendiri”.
Maksudnya, barangsiapa menanam kebaikan, akan menuai kebajikan dan
barangsiapa menanam kejahatan dan kemalasan akan menuai kehancuran. Itu
berlaku untuk diri sendiri bukan untuk orang lain, itulah sunnahtullah yang tidak ada
perubahan untuk selama-lamanya.

  : ‫ وإذا ق رء الق رآن فاس تمعوا ل ه وأنص توا لعلكم ترحم ون‬. ‫ق ال هللا تع الى وبقول ه يهت دي المهت دون‬
)155( َ‫اب ِرين‬ ِ ‫الص‬ ِّ ‫ت َو َب‬
َّ ‫ش ِر‬ َ ‫س َوال َّث‬
ِ ‫مَرا‬ ِ ُ‫ال َواَأْل ْنف‬
ِ ‫ص مِنَ اَأْل ْم َو‬
ٍ ‫وع َو َن ْق‬
ِ ‫ش ْيءٍ مِنَ ا ْلخَ ْوفِ َوا ْل ُج‬ َ ‫َولَ َن ْبلُ َو َّن ُك ْم ِب‬
ٌ ‫ص لَ َواتٌ مِنْ َر ِّب ِه ْم َو َر ْح‬
‫مَة‬ َ ‫) ُأولَِئ َك َعلَ ْي ِه ْم‬156( َ‫ص ي َب ٌة قَالُوا ِإ َّنا هَّلِل ِ َوِإ َّنا ِإلَ ْي ِه َرا ِج ُع ون‬
ِ ‫صا َب ْت ُه ْم ُم‬َ ‫الَّذِينَ ِإ َذا َأ‬
‫َوُأولَِئ َك ُه ُم ا ْل ُم ْه َتد‬

You might also like