Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 2
Jurnal 2
Jurnal 2
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/intelektual/index
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2019
p-ISSN: 1979-2050/e-ISSN: 2685-4155
Abstract
The implementation of the Tahfidz Al Qur'an program referred to in this study
is a process or effort to remember the verses of the Holy Qur'an in memory
and be able to maintain memorization of at least one juz during studying in
grades 7 and 8 for students who take the Tahfidz program Al Qur'an in SMP
Negeri 1 Wungu, Madiun Regency. The success or failure of the
implementation of the Tahfidz Al Qur'an program is influenced by several
factors, including learning motivation and spiritual intelligence. This research
is a quantitative research. The population in this study were all students who
took part in the Tahfidz program at SMP Negeri 1 Wungu, Madiun Regency,
totaling 72 students. Data collection techniques use documentation, interviews
and questionnaires. Data analysis techniques using multiple linear analysis, t
test, F test, coefficient of determination, which is preceded by the assumption
of the analysis test that is normality test and linearity test. The results of this
study indicate that: 1) There is a significant positive effect on learning
motivation towards the implementation of the Tahfidz Al Qur'an program. 2)
There is a significant positive influence of spiritual intelligence on the
implementation of the Tahfidz Al-Qur'an program. 3) There is a significant
positive effect of learning motivation and spiritual intelligence together on the
implementation of the Tahfidz Al Qur'an program.
Abstrak
Pelaksanaan program Tahfidz Al Qur’an yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah proses atau usaha untuk mengingat ayat-ayat suci Al Qur’an dalam
ingatan dan mampu mempertahankan hafalan tersebut minimal satu juz
selama menempuh pendidikan di kelas 7 dan 8 bagi siswa yang mengikuti
program Tahfidz Al Qur’an di SMP Negeri 1 Wungu Kabupaten Madiun.
Berhasil tidaknya pelaksanaan program Tahfidz Al Qur’an dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah motivasi belajar dan kecerdasan spiritual.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
semua siswa yang mengikuti program tahfidz di SMP Negeri 1 Wungu
Kabupaten Madiun yang berjumlah 72 siswa. Adapaun teknik pengumpulan
data menggunakan dokumentasi, wawancara, dan angket. Teknik analisis
data menggunakan analisis linier berganda, uji t, uji F, koefisiensi determinasi,
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2019
187
Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Di SMP Negeri 1
Wungu Kabupaten Madiun
Oleh: Alfin Taufik Almujab & Moch. Mukhlison
yang didahului dengan uji asumsi analisis yaitu uji normalitas dan uji linieritas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh positif yang
signifikan motivasi belajar terhadap pelaksanaan program Tahfidz Al Qur’an.
2) Ada pengaruh positif yang signifikan kecerdasan spiritual terhadap
pelaksanaan program Tahfidz Al-Qur’an. 3) Ada pengaruh positif yang
signifikan motivasi belajar dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama
terhadap pelaksanaan program Tahfidz Al Qur’an.
2012), h. 319
digagas oleh Danah Zohar dan Ian SQ tinggi, dibutuhkan pendidikan yang
Marshall, masing-masing dari Harvard tidak hanya memperhatikan pengemba-
University dan Oxford University ngan aspek IQ saja melainkan sekaligus
melalui serangkaian penelitian yang EQ dan SQ.7
sangat komprehensif. Mereka mende- Menurut psikologi perkembangan,
finisikan kecerdasan spiritual sebagai anak usia sekolah dasar terbagi menjadi
kecerdasan untuk menghadapi persoalan dua periode, yaitu masa anak tengah
makna atau value, yaitu kecerdasan (usia 7-9 tahun) dan masa anak akhir (10-
untuk menempatkan perilaku dan hidup 12 tahun). Pada masa ini, anak mulai
dalam konteks makna yang lebih luas dan memiliki perspektif yang berbeda dengan
kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa orang lain yang berada di sekitarnya.
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih Orang tua sering menganggap periode ini
bermakna dibandingkan dengan yang sebagai masa sulit karena anak menjadi
lain.5 susah diatur, bisa disebut nakal atau
Membahas perkembangan anak, bandel, suka membantah dan banyak
kecerdasan spiritual mencakup pengem- bertanya.8
bangan kesadaran untuk membina Sukidi dalam bukunya Rahasia
hubungan dengan orang lain secara etis, Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan
bermoral dan manusiawi. Di dalamnya Spiritual, memaparkan bahwa dewasa ini
termasuk pula pemahaman akan nilai- telah marak fenomena krisis manusia,
nilai (seperti nilai kejujuran dan hormat) baik berupa krisis intelektual maupun
serta pemahaman akan konsep lain, moral. Jika ditarik lebih dalam lagi, krisis
seperti konsep “benar dan salah” dan moral hampir merambah ke seluruh lini
konsep “konsekuensi dan tanggung kehidupan, yang sebenarnya bermuara
jawab”.6 pada krisis spiritual yang bercokol dalam
Desmita dalam buku psikologi diri manusia.9 Pemaparan tersebut
perkembangan, menyebutkan bahwa menjelaskan adanya perilaku menyim-
anak-anak telah memilki dasar-dasar pang pada anak-anak dan remaja
kemampuan SQ yang dibawanya sejak mengindikasikan rendahnya kecerdasan
lahir. Untuk mengembangkan kemam- spiritual yang dimilikinya.
puan ini, pendidikan mempunyai peran Al Qur’an adalah kalam Allah SWT
peran yang sangat penting. Oleh karena yang diturunkan kepada Nabi
itu, untuk melahirkan manusia yang ber- Muhammad SAW -yang merupakan
5 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses 8 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia
Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ), Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 49.
(Jakarta: Penerbit Arga, 2001), h. 57. 9 Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan
6 Carolyn Meggit, Memahami Perkembangan Spiritual mengapa SQ lebih Penting daripada IQ dan
Page189
Anak, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 16. EQ, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002),
7 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: h. 4.
PT Remaja Rosdikarya, 2010), h.175.
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2019
Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Di SMP Negeri 1
Wungu Kabupaten Madiun
Oleh: Alfin Taufik Almujab & Moch. Mukhlison
10 Rois Mahfud, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam, 12 Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani,
(Surabaya: Halim Publishing & Distributing, 15 Sa’ad Riyadh, Anakku, Cintailah Al-Qur’an,
Page190
cahaya hitamnya yang dilekati kotoran- Agama Islam. Tujuan daripada program
kotoran maksiat dan kesesatan.16 Tahfidz Al Qur’an yakni untuk
SMP Negeri 1 Wungu merupakan menciptakan generasi pecinta Al Qur’an
salah satu lembaga pendidikan di sejak dini.
Kabupaten Madiun yang bertempat di jl.
Raya Kare Kelurahan Wungu Kecamatan
Metode
Wungu. SMP 1 Wungu mempunyai
Penelitian ini merupakan jenis
beberapa program ektrakurikuler, antara
penelitian deskriptif kuantitatif, karena
lain OSIS, pramuka, PMR, bela diri
peneliti berusaha memperoleh data
INKAI, futsal, badminton, voly,
informasi yang berkaitan dengan
hidroponik, hadrah, qira’ah, dan
fenomena yang diamati secara apa
program Tahfidz Al Qur’an. Meskipun
adanya.17 Artinya peneliti berusaha
dengan latar belakang sekolah umum
untuk mendeskripsikan data yang ada di
program tahfidz merupakan program
SMP Negeri 1 Wungu Kabupaten Madiun
unggulan yang dimulai dari tahun
yaitu dengan memaparkan hubungan
pelajaran 2017-2018 semester ganjil.
faktor-faktor dengan beberapa variabel.
Program Tahfidz Al Qur’an di SMP 1
Prosedur pemecahan masalah pada
Wungu diikuti oleh siswa kelas 7 dan 8
metode ini adalah dengan cara
yang berminat untuk mengikuti program
menggambarkan objek penelitian pada
tersebut dan menargetkan siswa mampu
saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-
menghafal minimal 1 juz selama
fakta sebagaimana adanya, kemudian
menempuh pendidikan di kelas 7 dan 8.
dianalisis dan diinterpretasikan,
Program ini menggunakan metode
bentuknya berupa survey dan studi
khusus yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan.18 Pendekatan yang
umur dan psikologi anak, yakni
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode wahdah, metode
pendekatan kuantitatif.
sima’i dan metode jama’. Kegiatan Tahfidz
Penelitian ini mengkaji pengaruh
Al Qur’an dilaksanakan setiap hari selasa
motivasi belajar dan kecerdasan spiritual
sampai dengan hari kamis dimulai pukul
di SMP Negeri 1 Wungu Kabupaten
06.30 WIB sebelum kegiatan
Madiun sebagai variable bebas,
pembelajaran dimulai, sedangkan
sedangkan pelaksanaan program tahfidz
setoran hafalan dilakukan pada hari
Al-Qur’an di SMP Negeri 1 Wungu
jum’at dan sabtu. Pelaksanaan program
Kabupaten Madiun sebagai variabel
ini dilakukan dalam beberapa tahap yang
terikat.
telah disusun oleh guru Pendidikan
memperkuat motivasinya.
3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2019
Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Di SMP Negeri 1
Wungu Kabupaten Madiun
Oleh: Alfin Taufik Almujab & Moch. Mukhlison
akhir belajar dan bukan berarti siwa itu menempatkan perilaku dan hidup dalam
merupakan siswa yang “bodoh”.26 konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa
Macam-macam Motivasi Belajar
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
Menurut Muhibbin Syah, terdapat
bermakna dibandingkan dengan yang
dua macam motivasi belajar yaitu:
lain.28
1) Motivasi Intrinsik, adalah hal dan
Menurut Sinetar yang dikutip oleh
keadaan yang berasal dari diri siswa
Agus Nggermanto, kecerdasan spiritual
sendiri yang dapat mendorongnya
adalah kecerdasan yang mendapat
melakukan tindakan belajar. Terdapat
inspirasi, dorongan, dan efektivitas yang
dalam motivasi intrinsik siswa adalah
terinspirasi, theis-ness atau penghayatan
perasaan menyenangi materi dan
ketuhanan yang di dalamnya kita semua
kebutuhannya terhadap materi
menjadi bagian.29
tersebut, misalnya untuk kehidupan
masa depan siswa tersebut.
Fungsi Kecerdasan Spiritual
2) Motivasi Ekstrinsik, adalah hal dan
Kecerdasan spiritual telah ada sejak
keadaan yang datang dari luar
manusia dilahirkan, ini disandarkan
individu yang juga mendorongnya
pada proses peniupan ruh pada jasad
untuk melakukan kegiatan belajar.
manusia oleh Tuhan yang diikuti nilai-
Pujian dan hadiah, peraturan dan tata
nilai spiritual Tuhan (sifar-sifat Tuhan) ke
tertib sekolah, suri tauladan orang tua,
dalam jasad manusia tersebut. Sehingga
guru dan seterusnya merupakan
dengan demikian tidak ada manusia
contoh-contoh konkret motivasi
yang tidak memiliki nilai-nilai spiritual,
belajar ekstrinsik yang dapat
akan tetapi nilai spiritual ini masih
mendorong siswa untuk belajar. 27
berupa potensi yang perlu
dikembangkan lebih lanjut. 30
Pengertian Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan Spiritual adalah
Kecerdasan spiritual (SQ) menurut
kesadaran dalam diri manusia untuk
Danah Zohar dan Ian Marshall,
menemukan mengembangkan bakat-
sebagaimana yang dikutip oleh Ary
bakat bawaan, intuisi, otoritas batin,
Ginanjar adalah kecerdasan untuk
kemampuan memberadakan yang salah
menghadapi dan memecahkan persoalan
dan yang benar, serta kebijaksanaan.31
makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
Kecerdasan spiritual melibatkan
26 Sardiman, t., h. 86. 30 Dakir dan Sardimi, Pendidikan Islam dan ESQ
27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Komparasi- Intregatif Upaya Menuju Stadium Insan
Rajawali Press, 2013), h. 134. Kamil, (Semarang: Rasail Media Group, 2011), h
28 Ary Ginanjar Agustian, , h. 57 56.
29 Agus Nggermanto, (Quantum Quotient: 31 Zamroni dan Umairoh, (ESQ dan Model
Page195
(Transendental Intelligence), Membentuk Kepribadian 38 M. Abdul Qadir Abu Faris, Menyucikan Jiwa,
yang Bertanggung jawab, Profesional dan Berakhlak, Terj. Habiburrahman Saerozi, Jakarta: Gema Insani,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 14. 2006, h. 306.
Page196
dari dalam jiwa karena adanya dorongan sama atau cara menghafal yang
untuk menaati tata tertib tersebut.40 dilakukan secara kolektif atau bersama-
sama dipimpin oleh guru. Kegiatan
Pembahasan Tahfidz Al Qur’an dilaksanakan setiap
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh: hari selasa sampai dengan Hari Kamis
1) ada pengaruh yang signifikan antara dimulai pukul 06.30 WIB sebelum
motivasi belajar terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai,
program Tahfidz Al Qur’an, 2) ada sedangkan setoran hafalan dilakukan
pengaruh yang signifikan antara pada Hari Jum’at dan Sabtu. Pelaksanaan
kecerdasan spiritual terhadap program tahfidz Al Qur’an tidak dapat
pelaksanaan program Tahfidz Al Qur’an, dilepaskan dari faktor-faktor yang
3) ada pengaruh motivasi belajar dan mempengaruhinya. Hasil analisis data
kecerdasan spiritual terhadap menunjukkan bahwa motivasi belajar
pelaksanaan program tahfidz Al Qur’an. dan kecerdasan spiritua secara bersama-
Pelaksanaan program Tahfidz Al sama memiliki pengaruh terhadap
Qur’an dilakukan siswa secara bertahap pelaksanaan program Tahfidz Al Qur’an.
sesuai waktu yang ditentukan guna Callahan dan Clark mengemukakan
mencapai target minimal hafal satu juz bahwa motivasi merupakan tenaga
selama menempuh pendidikan di kelas 7 pendorong atau penarik yang
dan 8. Program ini menggunakan metode menyebabkan munculnya tingkah laku
khusus yang disesuaikan dengan tingkat ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta
umur dan psikologi anak, yakni didik akan belajar dengan sungguh-
menggunakan metode wahdah, metode sungguh apabila memiliki motivasi yang
sima’i dan metode jama’. Metode wahdah tinggi.41 Siswa bermotivasi tinggi
merupakan metode menghafal satu mempunyai kondisi psikologis yang
persatu terhadap ayat-ayat yang hendak mendorong dirinya untuk belajar dengan
dihafal di mana setiap ayat di ulang sunguh-sungguh yang pada waktunya
sebanyak 10 kali atau lebih sehingga akan berbentuk cara belajar yang
benar- benar membentuk gerak reflek sistematis, penuh konsentrasi dan dapat
pada lisannya setelah benr-benar telah menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
hafal dapat dilanjutkan ayat berikutnya. Motivasi intrinsik sangat diperlukan
Metode sima’i adalah metode dengan cara terutama jika belajar sendiri. Keinginan
mendengarkan suara bacaan untuk itu dilatar belakangi oleh pemikiran
dihafalkannya, baik mendengarkan dari positif, bahwa semua mata pelajaran
guru yang membimbingnya ataupun dari yang dipelajari sekarang akan
rekaman. Metode jama’ yaitu bersama- dibutuhkan dan sangat berguna di masa
Page197
40 M. Abdul Qadir Abu Faris,h. 149. 41E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi
Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 112.
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 2, Agustus 2019
Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an Di SMP Negeri 1
Wungu Kabupaten Madiun
Oleh: Alfin Taufik Almujab & Moch. Mukhlison
kini dan mendatang. Selain motivasi kebahagiaan dunia dan akhirat. Siswa
intrinsik, individu membutuhkan yang memiliki kecerdasan spiritual baik
motivasi ekstrinsik yakni berupa ia akan menujukkan karakter-karakter
dorongan dan rangsangan dari luar, yang baik pula, seperti merasakan
khusunya dari apa yang ada disekitarnya. kehadiran Allah, senang menolong orang
Siswa yang mempunyai motivasi belajar lain, bertanggungjawab, jujur, disiplin
tinggi akan terus berupaya dan berusaha dan sungguh-sungguh. Penelitain ini
dengan gigih untuk mencapai tujuan juga mendapatkan temuan bahwa siswa-
yang telah ditetapkan. Ketika siswa siswa yang mempunyai kecerdasan
sudah mempunyai tujuan dari belajarnya spiritual baik menunjukkan sikap positif
ia juga akan lebih sungguh-sungguh, seperti selalu menyelesaikan tugas yang
berkonsntrasi, dan menganggap setiap diberikan oleh guru, menjaga ucapan dari
kegiatan belajarnya menjadi hal yang perkataan yang tidak baik, melaksanakan
menyenangkan. Penelitain ini juga shalat fardlu tepat waktu, gemar
mendapatkan temuan bahwa siswa-siswa memberikan pertolongan terhadap
yang mempunyai motivasi belajar baik teman, berbusana rapi, sopan dan
menunjukkan sikap positif seperti datang menutup aurat, dan mentaati peraturan
tepat waktu dalam mengikuti kegiatan sekolah.
tahfidz Al Qur’an, mempunyai jadwal Penelitian ini menunjukkan bahwa
khusus untuk belajar, memperhatikan motivasi belajar dan kecerdasan spiritual
penjelasan dari guru daripada mengobrol berpengaruh terhadap pelaksanaan
dengan teman atau bermain handphone, program tahfidz Al Qur’an di SMP
dan mempunyai inisiatif menyelesaikan Negeri 1 Wungu. Tanpa adanya motivasi
materi yang belum difahami. yang kuat siswa tidak akan sungguh-
Kecerdasan spiritual menurut sungguh dalam melaksanakan
Sinetar yang dikutip oleh Agus hafalannya, sebaliknya ketika siswa
Nggermanto, adalah kecerdasan yang mempunyai motivasi yang baik ia akan
mendapat inspirasi, dorongan, dan semakin bersemangat dalam menghafal
efektivitas yang terinspirasi, theis-ness dan menyelesaikan target hafalan yang
atau penghayatan ketuhanan yang di sudah diprogramkan. Begitu juga dalam
dalamnya kita semua menjadi bagian.42 melaksanakan program tahfidz Al
Kecerdasan spiritual merupakan Qur’an, tanpa adanya kecerdasan
kemampuan untuk memaknai setiap spiritual tentu siswa akan mengalami
perilaku dan aspek kehidupan kesulitan, karena hafalan Al Qur’an tidak
berdasarkan dengan nilai ibadah kepada hanya urusan lahiriyah namun juga
Allah dalam kaitannya untuk mencapai batiniyah. Siswa yang menghafalkan Al
paling dominan mempengaruhi nilai thitung sebesar 7.346 lebi besar dari