Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

PENGARUH ERA DIGITAL TERHADAP MUSISI LOCAL BALI

I Gede Dendan Rukmananda


Insitut Desain dan Bisnis
Dendanaw166@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of digital media in distributing the work of local musicians
who initially marketed music releases only with Extended Play (EP) which was immortalized on compact
discs, cassette tapes, or compact discs which were then distributed to music stores in any city or region.
Musicians can now easily distribute their work through various online media, both through social media,
streaming services, and web profiles. In fulfilling the data needs as material for this study, qualitative
research methods are used, namely by conducting interviews, observation, and documentation.
Observation of objects or works in digital media is guided by a study of phenomena that distinguishes
an object or work. Distribution has now begun to develop in digital media into something that pays great
attention to convenience and transparency, which is a practical function of utility and is very effective in
selling the work of local musicians. Currently, the use of a music streaming platform can be used as a
promotional tool or media for musicians. Music streaming platforms that are currently loved by internet
users include Spotify, Apple Music, Dezzer, Tidal, Youtube Music and many more, Seeing the large
number of users, the music streaming platform can be likened to a 'big market' which has the potential
to be used as a place to sell works from musicians. Apart from the large number of users and an easily
identifiable market share, another advantage of a digital platform is that it can upload and sell music
works in a short time throughout Indonesia and even abroad.
Keywords: Digital Era, Marketing, Music.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media digital dalam mendistribusikan karya dari
musisi local indie bali yang pada mulanya para musisi Memasarkan rilisan musik hanya dengan
Extended Play (EP) yang diabadikan pada cakram padat, pita kaset, atau compact disc yang kemudian
didistribusikan ke toko-toko musik di setiap kota atau daerah. Para musisi kini dapat dengan mudah
mendistribusikan karyanya melalui berbagai media online, baik melalui media sosial, layanan
streaming, maupun web profile. Dalam memenuhi kebutuhan data sebagai bahan dari penelitian ini,
maka digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Pengamatan objek atau karya dalam media digital berpedoman pada suatu kajian
fenomena yang membedakan suatu objek atau karya. Pendistribusian kini mulai berkembang dalam
media digital menjadi suatu yang sangat memperhatikan memudahan dan transparansi yang bersifat
fungsi praktis utilitasnya dan sangat efektif dalam menjual karya dari para musisi local indie bali. Saat
ini penggunaan platform streaming musik bisa dijadikan alat atau media promosi musisi. Platform
streaming musik yang saat ini digandrungi para pengguna internet antara lain Spotify, Apple Music,
Dezzer, Tidal, Youtube Music dan masih banyak lagi , Melihat banyaknya pengguna, Platform
Streaming musik bisa diibaratkan sebagai 'pasar besar' yang sangat potensial untuk dijadikan tempat
menjual karya dari musisi. Selain jumlah pengguna yang banyak dan pangsa pasar yang mudah
diidentifikasi, kelebihan lain dari platform digital adalah dapat mengunggah dan menjual karya berupa
music dengan waktu yang singkat ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
Kata Kunci: Era Digital, Pemasaran, Musik.
PENDAHULUAN
Pada era digital saat ini, dunia yang diiringi oleh perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat
membuat Internet menjadi salah satu teknologi komunikasi dan informasi yang menjadi sumber
kebutuhan manusia saat ini. Dampak dari kebutuhan penggunaan Internet inipun tidak lepas pada sisi
bisnis yang digunakan untuk memasarkan karya dari musisi segala sector dalam bentuk online. Dengan
adanya teknologi informasi dalam pemasaran bersifat online akan mendorong suatu peningkatan
kualitas dalam kehidupan di era ini. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju membawa
beberapa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya mengubah gaya hidup
masyarakat yang menjadi serba praktis untuk mendengarkan musik. Selain itu, Kemudahan jangkauan
di era digital, juga berhasil menarik banyak masyarakat untuk mulai cenderung mendengarkan music
secara streaming. Tanpa ada batasan status sosial ataupun gender, siapapun dan dimanapun dapat
mendengarkan music secara digital. Era digital membuat batasan antar negara atau teritorial menjadi
semakin kabur, hal ini berlaku juga dalam pendistribusian rilisan musik. Melalui media digital, para
musisi dapat mendistribusikan karyanya dengan bebas, bersaing dengan jutaan karya musik di seluruh
dunia, dan membuat semakin kaburnya ekslusifitas dari para musisi yang lebih dahulu terjun ke dunia
musik. Kini, para pendengar bisa lebih bebas mencari karya musik yang benar-benar sesuai dengan
selera musik yang mereka senangi. Di antara kemudahan era digital dalam hal pendistribusian rilisan
musik, agaknya perlu diperhatikan pula kesulitan-kesulitan yang akan ditemui oleh para musisi. Salah
satunya, persaingan karya antar musisi yang pada mulanya terbatas pada beberapa limitasi, kini
semuanya menjadi lebih terbuka dan bebas. Mereka yang dikatakan berhasil secara umum adalah
mereka yang berhasil menarik minat pendengar sebanyak mungkin.Tentunya, menghadapi kesulitan
ini diperlukan beberapa penyesuaian dan strategi bagi para musisi yang inginmendistribusikan
karyanya melalui media digital. Saat ini penggunaan platform streaming musik bisa dijadikan alat atau
media promosi musisi. Platform streaming musik yang saat ini digandrungi para pengguna internet
antara lain Spotify, Apple Music, Dezzer, Tidal, Youtube Music dan masih banyak lagi . Melihat
banyaknya pengguna, Platform Streaming musik bisa diibaratkan sebagai 'pasar besar' yang sangat
potensial untuk dijadikan tempat menjual karya dari musisi. Selain jumlah pengguna yang banyak dan
pangsa pasar yang mudah diidentifikasi, kelebihan lain dari platform digital adalah dapat mengunggah
dan menjual karya berupa music dengan waktu yang singkat ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
Bagi para musisi hal ini sangatlah menguntungkan, karena mereka tidak harus membuat rilisan fisik
dan karya mereka tidak akan rusak oleh waktu . Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik para
pengguna smartphone saat ini. Keinginan untuk mendengarkan music secara streaming dan tanpa
harus memiliki rilisan fisik yang berupa CD . Dengan adanya platform streaming hal ini tentunya tidak
disia-siakan oleh musisi, tidak hanya mengupload karya semata, bahkan platform streaming sudah
berdampak menjadi suatu lahan untuk menjual karyanya Berdasarkan fakta yang di tulis pada artikel
yang di buat oleh www.applemusicforbusiness.apple, banyak musisi yang kreatif dalam memberikan
inovasi dalam sebuah karya. Jenis bisnis kreatif di era digital adalah jenis bisnis yang memiliki inovasi-
inovasi yang menarikdalam sebuah karya. Dengan berkembangnya teknologi, maka musisi pun juga
mengalami perkembangan. Perkembangan yang terjadi dalam platform streaming tentu tidak lepas dari
pelaku bisnis yang banyak memberikan inovasi yang kreatif terhadap musisi yang ada saat ini. Oleh
karena itu, sebagai musisi harus memiliki kreatifitas yang tinggi agar karya yang ditawarkan mampu
berdaya saing tinggi. Solusi yang di tawarkan pada artikel ini, diantaranya dengan memberi edukasi
kepada musisi local indie bali bagaimana cara mendistribusikan karya mereka ke digital music platform
dengan label atau self rilis .Ditambah lagi dengan beraneka ragamnya peluang untuk
menjual karya yang ada di era digital saat ini diantaranya membuat sountrack untuk film/iklan ,
mendapatkan adsense dari setiap karya yang dipakai dan masih banyak lagi. yang akan di teliti dalam
artikel ini banyak musisi local indie bali yang bisa sukses dalam berbagai macam bisnis kreatif di era
digital ini. khususnya para musisi local indie bali dalam pemahaman digital marketing untuk
memasarkan dan menjual karyanya
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini di lakukan di Pulau Bali (Denpasar). Adapun objek dalam penelitian ini adalah
musisi indie bali yang saat ini sangat jarang dikenal dan diketahui oleh masyarakat khususnya
penikmat music di bali , pada awalnya musisi bali dari karyanya berupa CD dan Sekarang mulai dikenal
lebih luas dari media digital music streaming, upaya ini dilakukan oleh komunitas music indie di bali dan
music label yang beralamat di Kota Denpasar. Cara pendistribusian music melalui media digital dari
komunitas dan music label yang akan dipilih sebagai objek dalam penelitian ini. Pada saat ini, banyak
musisi lokal yang bisa sukses dalam berbagai macam bisnis seperti clothing, kuliner,dan lain-lain
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif Metode ini digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Pendekatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
akurat secara langsung.
PEMBAHASAN
Pembahasan akan dimulai dengan menjelaskan tentang musisi lokal memiliki potensi besar sebagai
pelaku kreatif sekaligus pengembangan industri kreatif yang ada di Indonesia khususnya dibali, Era
digital adalah masa di mana semua serba mudah dan tidak ada batasannya. pada awalnya musisi
indie bali dari karyanya berupa CD dan Sekarang mulai dikenal lebih luas dari media digital music
streaming
Digital Marketing
Digital marketing sebagai konsep yang harus diperhatikan para pelaku industri musik saat ini
memegang peranan sangat penting untuk mengenalkan karya yang mereka ciptakan untuk
diperkenalkan kepada publik. Menurut Chaffey (2008:339) istilah pemasaran digital (Pemasaran
melalui Internet) cenderung mengacu pada eksternal perspektif tentang bagaimana internet dapat
digunakan bersama-sama dengan media tradisional untuk mendapatkan dan memberikan layanan
kepada pelanggan. Menurut Mohammed, Fisher, Jaworski, & Paddison, (2003:161): elemen- elemen
bauran pemasaran melalui internet terdiri dari lima elemen yaitu: Produk, Harga Komunikasi,
Komunitas, dan Distribusi.
Era Digital Musik
Simpson (2006) mengkategorikan bermacan inkarnasi dari industri musik sebagai berikut: Era
mekanikal (pianolas dan lembaran musik), Era elektronik (mikrofon,format produk rekaman analog),
dan Era digital (CD, Download, mengakses musik secara online). Murphy (2015) mengatakan
Munculnya era digital menghasilkan pada penurunan penjualan produk fisik dan mendorong perubahan
mendasar pada struktur bisnis dan ekonomi dari industri musik, hal ini mempengaruhi bagaimana musik
di produksi dan di konsumsi pada saat ini. Tren ini didorong oleh pengembangan teknologi, aspek yang
paling terlihat adalah bangkitnya format musik digital dan relokasi dari distribusi musik,penyimpanan
dan konsumsi menjadi berbasis online (O’Reilly et al,2013:24; Wikstrom, 2014). Istilah era digital
muncul pertama kali muncul dengan Compact Disc (yang menyimpan musik sebagai file digital) tetapi
melalui investigasi mendalam era digital dapat dibagi menjadi tiga fase
Fase Pertama transisi dari kaset dan vinyl menuju terkonologi CD. Fase ini memungkinkan untuk
menjual produk digital (CD, digital audiotape, digital compatt cassete,DVD) dengan kualitas yang sama
persis dengan kualitas audio dari master rekaman digital (Simpson, 2006:276).

Fase kedua muncul pada awal abad ke-21 dengan munculnya berbagi digital download melalui
teknologi kompresi MP3 yang dikembangkan oleh Motion Picture Experts Group (MPEG).
Komersialisasi dan kepopuleran dari internet publik dan munculnya jaringan peer-to-peer seperti
Napster yang memfasilitasi pembajakan musik (Ku,2002). Download digital secara legal muncul pada
fase ini dan iTunes menjadi yang pertama melakukannya (Wikstrom,2014).
Fase ketiga adalah pada transisi saat ini yang telah terjadi perubahan signifikan menuju streaming
musik secara digital (gratis dan melalui berlangganan) daripada penjualan produk secara digital yang
menghasilkan kepada kepemilikan. Pertumbuhan dari model streaming ini telah mengurangi pengaruh
finansial dari pembajakan musik secara digital (Brandle,2014;Wikstrom,2014).
Wikstrom (2014) juga mengatakan bahwa era digital dari musik ini telah mengubah pengalaman dalam
mendengarkan musik dari “memainkan musik” menjadi “bermain dengan musik” menyoroti peranan
dari media sosial dan juga peran interaktif dari antarmuka aplikasi streaming.

SIMPULAN
Penggeseran cara serta proses yang dilakukan oleh para musisi lokal kini semakin beragam dan
variatif. Digitalisasi musik membuat para pelaku bisnis mampu melakukan produksi dengan biaya yang
relatif minim. Bagi para penikmat musik, mereka dapat menikmati konten dengan kualitas yang sangat
baik atau dengan kata lain resmi dengan biaya yang sangat murah juga. Layanan streaming lagu yang
beredar di indonesia telah memberikan banyak pilihan kepada konsumen untuk menentukan preferensi
mereka dalam menikmati musik. Di lain pihak para pelaku industri musik pun diberikan kemudahan
melakukan pemasaran hasil produksinya. Dampak yang dihasilkan adanya layanan streaming
membunuh secara perlahan penjualan fisik yang ada di toko musik konvensional. Peralihan penjualan
kepada konten digital dan juga fee hasil streaming menjadi solusi baru untuk industri musik.
Pembajakan atas karya musisi memang menjadi hal serius dalam industri ini. Musisi yang menjadi
korban merugi tanpa batas atas adanya pembajakan tersebut. Lalu apakah ketika musik dikemas
secara
DAFTAR PUSTAKA
Chaffey, D & & Smith, PR. .2008. E-marketing : Excellence, UK: B u t t e r w o r t h Heinemann
Mohammed, R. Fisher, R..J.Jaworski, B. Paddison,G. 2003. Internet Marketing Building Advantage in
Networked Economy
Simpson, S. 2006. Music business : Musician’s guide to the Australian Music industry by top Australian
lawyers and deal makers (3rd ed.). London ; Sydney: Omnibus Press.
Murphy,S.2015.Independent music Marketing in the digital age: an Examination of the decision Making
Process and Key Issues Facing an Independent Singer-Songwriter Producing and Marketing an album
(LP) in the Digital Age
O’Reilly, D., Larsen, G., & Kubacki, K..2013. Music, Markets and Consumption: Goodfellow
Publishers,Limited
Simpson, S. 2006. Music business : Musician’s guide to the Australian Music industry by top Australian
lawyers and deal makers (3rd ed.). London ; Sydney: Omnibus Press.
Wikström, P. 2014. The music industry: Music in the cloud: Polity.
Brandle, L. 2014. Streaming Services Make In roads Into Piracy Down Under,Spotify’s Will Page Tells
Bigsound.
Wikström, P. 2014. The music industry: Music in the cloud: Polity.
http://industri.bisnis.com/read/20161130/ 105/607764/industri-musik- d i g i t a l diprediksi- jadi-tren-
2017
https://www.antaranews.com/berita/653573/ pembajakan-musik-terus-meningkat-ini penyebabnya

You might also like