Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429

Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

Pembuatan Snackbar sebagai Makanan Tambahan Olahraga sebagai


Sumber Tinggi Kalori
Production Of Snackbar as A Sports Supplements as a high calories source

Shinta Shinthia Dewi1, Reza Fadhila2*, Mury Kuswari3, Khairizka Citra Palupi4,
Dessy Aryanti Utami5
Progam Studi Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jl. Arjuna Utara
No.9 Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
korespodensi penulis: reza.fadhilla@gmail.com,

Riwayat Artikel: Dikirim 17-03-2021; Diterima 26-08-2021; Diterbitkan 8-11-2021

Abstract
One of the problems that arise is the lack of stamina and my resistence to athletes is a major problem for sports athletes because it
can affect the results of athlete’s sports achievements. Athlete’s performance is influenced by the daily intake of the athlete. Besides
that 2-3 hours before the competition, a snack can be given so that it is easy to consume in concise manner and easy to carry
anywhere. Analyze the acceptability (smell, color, texture, taste and overal) and analyze the nutrient content of the mungbeen flour
snackbar with the addition of corn flour. This Type of researc is experimental using a completely randomized design (RAL) by
comparing 3 formulation of various types of mung bean flour and corn flour added to snackbar is F0(0g:100g), F1(50g:50g),
F2(100g:0g). nutrient testing conducted by proximate level test. Organoleptic assessment using a likert form with a scale of 1-5
against 30 consumer panelists. The statistical test used was one way ANOVA with Duncan’s Continued test. Based on the
assessment of the results of nutrition and consumer panelists, it wasfound that the selected formulation was F1 with a water content
of 13.56 g, ash content of 1.85 g, 25.56 g of protein, 9.35 g of fat, 49.67 g of carbohydrates and 466.14 Kcal energy. The effect
of adding corn flour to the nutritional value of the snackbar. There is a significant difference in taste, smell and color.
Keywords: Snackbar, mung bean flour,corn flour, marathon

PENDAHULUAN banyak (Ramadan & Sidiq, 2019).


Olahraga bagian dari aktivitas Pemberian makanan kecil atau
fisik sehari-hari yang sangat penting dan selingan diberikan pada waktu 2-3 jam
dijadikan kebutuhan bagi dan mempunyai prinsip makanan yang
manusia.(Palmizal, 2018). Untuk mengandung tinggi kalori untuk
mendapatkan hasil prestasi olahraga yang memakan waktu yang lebih (wanda
baik dapat di dilakukan dengan ariesta, tiana. 2016).
meningkatkan takaran latihan atlet Kebutuhan gizi dapat dipenuhi
(Sharkey,1989). dari makanan yang dikonsumsi sehari-
Kurangnya stamina dan daya hari selama sebelum pertandingan dan
tahan tubuh menjadi permasalahan untuk menunjang kebutuhan pra-
utama dalam dunia olahraga sehingga pertandingan kebutuhan atlet dan
atlet menjadi kelelahan dan pemulian ditambah dari snack yang dapat
tubuh yang lambat karena konsumsi gizi menunjang saat pra-pertandingan.
yang kurang (Primana,DA. 2002). Olahan pangan berbasis kacang
Marathon merupakan cabang lari hijau sampai saat ini masih sangat kurang.
jarak menengah dan lari jarak jauh Kacang hijau secara tradisional baru
sepanjang 42,195km, agar atlet dapat dimanfaatkan seperti bubur kacang hijau,
menyelesaikan lintasan atlet puding dan isian bakpia.
membutuhkan asupan energi yang

100
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

Snackbar merupakan pangan lemak 3,9 g (Andri Prasetyo, Dwi


berbentuk persegi panjang yang Ishartani, Dian Rachmawanti
mengandung gizi yang dibutuhkan oleh Affandi,2014), dan karbohidrat 73,3 g,
manusia dan selain itu snackbar selain itu ada asam amino isoleusin 0,50
merupakan makanan yang dapat mg, leusin 1,2 mg (Lana E. Lalujan, et
dikonsumsi ready to eat dan memiliki nilai al.2017).
gizi yang tinggi (Indrawan. 2018).
Maka dari itu diperlukan olahan BAHAN DAN METODE
pangan, dengan sumber energi tinggi Bahan
yang disesuaikan dengan kebutuhan Bahan yang digunakan dalam
harian atlet. Snack yang dibutuhkan oleh penelitian ini antara lain tepung kacang
atlet sebesar 10% dari kebutuhan harian hijau, tepung jagung, Rice Crispy, gandum
atlet, dalam bentuk snackbar agar utuh, whey protein, telur, madu, margarin,
memudahkan atlet saat sebelum selai pisang, kurma, biji bunga matahari,
melakukan pra-pertandingan. biji labu kuning, dark coklat, dan
Salah satu bahan pangan yang maizena.
dapat digunakan dalam pembuatan
snackbar yang mengandung kalori tinggi Desain Penelitian
yaitu tepung kacang hijau. per 100 g Penelitian ini merupakan
dengan kalori 364 kkal, protein 4,5 g, penelitian eksperimen terdapat dua
lemak 1 g (TKPI,2017). Selain itu tahapan, tahapan pertama adalah
mengandung Asam amino kacang hijau penelitian pendahuluan merupakan
yaitu isoleusin 6,59 mg, leusin 12,90 mg pembuatan dan penentuan formulasi
dan valin 6,23 mg (Rukmana,1996). yang tepat dan uji organoleptik pada
Selain itu juga tepung jagung juga panelis konsumen. Setelah dilakukan trial
ditambahkan untuk menambahkan error diperoleh formula sebagai berikut:
energi, yang mempunyai kandungan gizi
per 100 g energi 355 kalori, protein 9,2 g,

Tabel 1 Formulasi

Tepung Kacang Tepung


Formuasi Hijau (g) Jagung (g)
F0 0 100
F1 50 50
F2 100 0

rata, setelah rata masukkan rice crispy


Prosedur pembuatan Snackbar kedalam baskom. Dioleskan margarin ke
Pada tahap 1 dicampurkan loyang brownis yang akan digunakan dan
margarin, pure pisang, madu dan telur. ditaburkan tepung terigu ke dalam loyang
Pada tahap 2 campurkan tepung kacang hingga rata.
hijau, tepung jagung, biji labu, kurma, biji Disiapkan timbangan, ditaruh
bunga matahari, gandum dan whey. loyang brownis di atas timbangan dan
Lalu dicampurkan tahap 1 dan tarakan timbangan lalu dimasukkan
tahap 2 ke dalam baskom sampai teraduk bahan-bahan yang sudah dicampurkan

101
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

tadi ke dalam loyang, sebelum itu untuk uji organoleptik dilakukan dengan
panaskan dulu oven hingga suhu 1300C cara sampling bertujuan (purposive
setelah itu masukkan loyang yang tadi ke sampling). Panelis yang digunakan
dalam oven. merupakan konsumen sebanyak 30
Dioven selama 2 jam. Setelah 2 orang. dikarenakan penelitian ini
jam dikeluarkan dan ditunggu hingga dilakukan bersamaan dengan terjadinya
dingin dan dipotong dengan berat 60 g, pandemi Covid-19 maka uji organoleptik
lau balurkan ke dalam cokelat hingga dilakukan kepada anak remaja yang
berat menjadi 65 g dan disajikan dengan sedang melakukan latihan voli di
suhu sejuk. Lapangan RT 13 Perumahan Gaha Mitra
Citra Kecamatan Panongan Citra Raya
Teknik Pengambilan Sampel Kabupaten Tangerang. Panelis diberikan
Teknik pengambilan sampel sebanyak 3 formulasi.
Teknik Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji panelis dari Uji Organoleptik Nilai Gizi
(Hedonik) menggunakan form likert lalu Pada tabel 1 menyajikan data
diujikan dengan menggunakan uji hasil nilai zat gizi pada snackbar.
statistik One Way Anova karena data Karbohidrat yang tertinggi pada F0.
tersebut berbentuk komparatif lebih dari Lemak dan energi yang tertinggi pada F1.
2 sampel yang saling berhubungan. Lalu Protein, kadar air dan kadar abu yang
hasil dibandingkan dengan nilai F tabel tertinggi pada F2. Berdasarkan hasil uji
pada taraf signifikan 5% maka Ho statistik menunjukkan adanya perbedaan
ditolak, Ha diterima. Sebaliknya, jika nilai yang bermakna pada setiap nilai gizi antar
F hitung < dari nilai F tabel pada taraf formulasi (P-value<0,05). Dibandingkan
signifikan 5% maka Ho diterima, Ha dengan mutu standar SNI tentang
ditolak. Kemudian dilakukan uji lanjutan snackbar yaitu lemak, protein, dan energi
dengan menggunakan uji Duncan untuk yang sudah memenuhi standar.
melihat adanya perbedaan antara
perlakuan.
Tabel 1:Hasil Analisis Zat Gizi
Formulasi P-
Zat Gizi Mutu SNI
F0 F1 F2 value
Karbohidrat Max 63,60g/100
(g) 55,62±0,219 49,67±0,83 48,62±0,120 0,001 g
Min-Max 25-50
Protein (g) 22,98±0,028 25,56±0,66 24,12±0,19 0,017 g/100 g
Min-Max 3-
Lemak (g) 7,84±0,12 9,35±0,21 10,67±0,056 0,001 30g/100 g
Kadar Air
(g) 11,71±0,120 13,56±0,056 14,55±0,32 0,002 Max 6,10g/100 g
Kadar Abu
(g) 1,83±0,007 1,85±0,007 2,02±0,05 0,013 Max 1,9g/100g
Energi Total 460,7±0,60 466,14±3,52 454±2,42 0,4

Keterangan:
F0-F2 adalah formulasi perbandingan Tepung Jagung (TJ): Tepung Kacang Hijau (TKH). F0= 100 g (TJ): 0 g (TKH), F1= 50 g

102
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

(TJ):50 g (TKH), F2= 0 g (TJ): 100 g (TKH). Data disajikan dalam nilai rata-rata ± standar deviasi. (*)Terdapat perbedaan yang
sigifikan (Pv<0,05) berdasarkan uji One Way Anova. (ᵃᵇᶜͩ) adalah huruf superskrip. Jika huruf superskrip berbeda artinya ada
perbedaan yang signifikan dan jika huruf superskrip sama artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada zat gizi setiap formulasi.

Protein pada tepung kacang hijau


Karabohidrat cukup tinggi yaitu 22,9g/100g, sehingga
semakin banyak penambahan kadar
Hasil uji statistik dilakukan untuk tepung kacang hijau ke produk
melihat perbedaan kadar karbohidrat pembuatan snackbar semakin bertambah
pada masing-masing formulasi dan juga kadar protein pada produk. Pada
didapatkan hasil uji tersebut tidak ada formulasi F0 rendahnya kadar protein
perbedaan yang signifikan antara F0 dikarenakan adanya proses pemasakkan
dengan F1. Sehingga Ho ditolak dan Ha dengan suhu tinggi semakin lama
diterima ada perbedaan kandungan nilai pemasakkan atau pemanasan, maka
karbohidrat dari berbagai formulasi semakin rendah juga kadar proteinnya
snackbar. Kandungan karbohidrat dibandingkan dengan bahan segarnya,
terendah dengan nilai mean±SD perubahan tersebut tergantung dari
48,62±0,120 pada F2 dan kandungan waktu, pemasakkan serta kondisi
karbohidrat tertinggi dengan nilai suhu(Yulia, 2019). Pemanasan diatas
mean±SD 55,62±0,219 pada F0. suhu 60◦C, namun agar dapat
mendapatkan kadar protein yang tinggi
Menurut (Wijayanti., 2016) dapat ditambahkan kuning telur namun
karbohidrat meningkat dikarenakan peneliti menambahkan telur hanya
kandungan pati, kadar pati pada bahan sebagai bahan tambahan pada adonan
pangan yang digunakan pada tepung agar mendapatkan tekstur yang pas. Ini
jagung lebih tinggi nilainya dari pada sesuai dengan pembuatan snackbar yang
tepung kacang hijau, kandungan pati dimana proses pemasakkan
pada tepung jagung lebih tinggi yaitu membutuhkan waktu yang lama dan
76,10 g dibandingkan tepung kacang suhu yang tinggi.
hijau yaitu 42,11 g. Selain itu menurut
(Andriani et al., 2018) penurunan kadar Lemak
karbohidrat karena adanya peningkatan Hasil uji One Way Anova
kadar abu, kadar lemak dan protein yang yang dilakukan setiap masing-masing
mempengarhui perhitungan kadar formulasi untuk melihat perbedaan kadar
karbohidrat secara by difference. lemak yang menghasilkan nilai signifikan
p-value<0,05. Lalu dilanjut dengan uji
Protein
Duncan didapatkan hasilnya adalah
Hasil uji statistik yang dilakukan
adaperbedaan yang signifikan antara F0
pada setiap masing-masing formulasi
dengan F1, F0 dengan F2 dan F1 dengan
untuk melihat perbedaan kadar protein
F2. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
yang menghasilkan nilai yang signifikan
ada perbedaan kandungan nilai lemak
p-value<0,05. Sehingga Ho ditolak dan
dari berbagai formulasi snackbar.
Ha diterima ada perbedaan kandungan
Kandungan lemak terendah dengan nilai
nilai lemak dari berbagai formulasi
mean±SD 22,98±0,028 pada F0 dan
snackbar. Kandungan protein terendah
kandungan karbohidrat tertinggi pada F1
dengan nilai mean±SD 7,84±0,12 pada
dengan nilai mean±SD 25,56±0,66.
F0 dan kandungan protein yang paling
tinggi dengan nilai mean±SD Berdasarkan SNI 01-42-16-1996
10,67±0,056 pada F2. tentang snackbar dengan syarat mutu

103
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

kandungan lemak dalam snackbar yaitu mutu USDA 2018 tentang snackbar yang
minimal 3-30g/100, jika dibandingkan dimana kadar maksimal air sebesar
hasil uji laboratorium menunjukkan 6,10%. Hal ini menurut (Kurniawan et
kandungan lemak tertinggi pada produk al., 2020) semakin banyak penambahan
snackbar terdapat pada F1 dengan nilai tepung kacang hijau semakin tinggi juga
(25,56g/100g), sedangkan nilai lemak kadar air nya. Berdasarkan USDA 2018
terkecil pada F0 sebesar (22,98g/100g). syarat mutu kadar air pada produk
Pada formulasi F0 dengan F1 tidak ada snackbar belum memenuhi stanndar
perbedan yang signifikan dikarenakan dikarenakan tingginya kadar air lebih dari
adanya ketidak seimbangan pengolesan 6,10%. Ini terjadi karena tidak
margarin ke dalam loyang agar adonan sempurnanya pemanggangan dan selain
tidak lengket pada saat pengovenan, yang itu bahan dasar utama tepung kacang
dimana pemberian pengolesan ini tidak hijau mengandung kadar air yang tinggi
rata antara satu dengan yang lainnya yang dan penambahan tepung jagung
menyebabkan ketidak seimbangan mempunyai kadar yang sama tinggi juga
kandungan lemak dan tingginya karbohidrat pada pemakaian tepung
kandungan lemak dalam produk snackbar. kacang hijau dan tepung jagung cukup
Pengolesan yang peneliti pakai adalah tinggi sangat berperan dalam pembuatan
forvita, berdasarkan nilai gizi komersil, pati, adonan pati yang dibentuk mampu
energi 70 kkal, lemak 7 g, 0 g, 0 g protein. menahan air yang tersedia terbatas dan
hanya terjadi gelantinisasi sebagian
Kadar Air (Yulia, 2019). Selain itu juga
Hasil uji statistik yang dilakukan meningkatnya kadar air dikarenakan
pada setiap masing-masing formulasi kadar protein yang tinggi.
untuk melihat perbedaan kadar Air yang
menghasilkan nilai yang signifikan p- Kadar Abu
value<0,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha Hasil uji statistik yang dilakukan
diterima ada perbedaan kandungan kadar pada setiap masing-masing formulasi
air dari berbagai formulasi snackbar. untuk melihat perbedaan kadar abu yang
Kandungan kadar air yang terendah menghasilkan nilai yang signifikan p-
dengan nilai mean±SD 11,71±0,120 value,05. Sehingga Ho ditolak dan Ha
pada F0, dan kandungan kadar air diterima ada perbedaan kandungan kadar
tertinggi dengan abu dari berbagai formulasi snackbar.
Kandungan kadar abu terendah dengan
Kadar air merupakan salah satu nilai mean±SD 1,83±0,007 pada F0 dan
unsur penting dalam suatu produk nilai kadar abu tertinggi dengan nilai
mean±SD 14,55±0,32 pada mean±SD 2,02±0,05 pada F2.
F2.makanan. Kadar air pada makanan
bertujuan untuk mutu, karakteristik Berdasarkan hasil uji
produk dan daya simpan. Air dalam laboratorium untuk kadar abu dengan
jumlah tertentu diperlukan bahan pangan nilai tertinggi adalah F2 sebesar
untuk mempengaruhi faktor fisik, kimia, (2,02g/100g) dan untuk nilai kadar abu
biokimia selama proses pengolahan terkecil adalah F0 sebesar (1,83g/100g),
pangan. Berdasarkan uji laboratorium lalu nilai tertinggi kedua adalah F1
snackbar ini untuk F0 ( 11,71g/100 g), F1 dengan nilai (1,85g/100g). Jika
(13,56g/100g), F2 (14,55g/100g) jika dibandingkan dengan syarat mutu
dilihat hasilnya belum memenuhi syarat USDA 2018 disetiap formulasi yang
terpilih adalah F0 dan F1 sedangkan F2

104
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

belum memenuhi syarat mutu kadar abu disebabknan karena bahan dasar pangan
pada pembuatan snackbar. Dikarenakan yang digunakan dalam pembuatan
standar mutu snackbar pad USDA 2018 snackbar yaitu tepung kacang hijau
sebesar (1,9 g/100 g). Penurunan kadar dengan penambahan tepung jagung
abu dapat disebabkan karena selain itu tepung kacang hijau
penggunaan air pada proses pengolahan mempunyai kandungan gizi yang lebih
dapat mengurangi ketersediaan mineral besar yaitu 364 kkal/100g dibandingkan
karena mineral akan larut dalam air dan dengan tepung jagung yang hanya 355
selain itu juga penurunan kadar abu kkal/100g, namun dilihat dari nilai
dikarenakan sumber bahan baku yang kandungan energi dari kedua bahan
digunakan, pada F0 menggunakan bahan tersebut tidak lah jauh berbeda.
baku tepung jagung tanpa penambahan
tepung kacang hijau, dan mendapatkan Jika dibandingkan dengan
hasil yang rendah dikarenakan produk snackbar yang dijual dipasaran
kandungan kadar abu pada tepung jagu snackbar ini jauh lebih tinggi
sangat rendah yaitu 1,5 g/100 g. dibandingkan dengan energi total pada
produk diluaran memiliki kandungan
Kadar Energi Total energi total sebanyak 130-160 kkal/30 g,
pada hasil uji lab produk F1 466,14
Hasil uji statistik yang dilakukan kkal/100g, F2 454,30 kkal/100g, dan F0
untuk melihat perbedaan kadar energi 460,7 kkal/100 g, menurut syarat mutu
pada masing-masing formulasi dan di snackbar yang ada pada di pasaran
dapatkan hasil uji tersebut tidak ada snackbar semua formulasi memenuhi
perbedaan secara signifikan antara F0 syarat.
dengan F1, F0 dengan F2, F1 dengan F2.
Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil Analisis Sensori
Kandungan nilai energi yang tertinggi Pada tabel 2 menunjukkan hasil
adalah F1 466,14 kkal dan kandungan penilaian sensori terhadap snackbar
nilai energi terendah F2 yaitu 454,30 kkal. berdasarkan parameter, warna, rasa,
aroma, tekstur dan keseluruhan kepada
Kandungan energi total pada panelis konsumen. Terdapat perbedaan
produk snackbar yang tertinggi yaitu F1 yang bermakna pada penilaian warna,
466,14 kkal, sedangkan terendah pada F2 rasa dan aroma. Pada parameter warna,
yaitu 454,30 kkal. Jika dilihat hasil uji rasa, aroma dan keseluruhan yang
laboratorium yang di uji menggunakan tertinggi adalah F2. Dan pada tekstur
uji statistik One Way Anova yang di uji yang paling tertinggi pada F1
lanjut dengan uji Duncan. Hal ini
Tabel 2: Hasil Uji Organoleptik
Formulasi P-
Parameter
F0 F1 F2 value
a ab
Warna 2,10±1.101 3,00±1,333 3,90±0,568b 0,003*
Rasa 2,50±0,850a 3,50±1,179b 4,60±0,516c 0,000*
Aroma 2,60±0,966a 3,80±0,632b 4,30±0,949b 0,000*
Tekstur 3,50±0,850a 4,40±0,699b 4,30±0,675b 0,23
Keseluruhan 3,50±0,972a 3,90±0,738a 4,20±0,632a 0,161

105
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

Keterangan:
F0-F2 adalah formulasi dengan perbandingan Tepung Kacang Hijau (TKH):Tepung Jagung (TJ). F0= 0 g (TKH):100 g (TJ), F1
= 50 g (TKH):50 g(TJ), F2 = 100 g (TKH) : 0 g (TJ). F0-F2. Data disajikan dalam nilai rata-rata ± standar deviasi. Diuji
menggunakan kuesioner Likert yang dinyatakan 1-5. 1Sangat Tidak Suka (1) dan sangat suka (5), 2 Sangat Tidak Suka (1) dan sangat
suka (5),3 Sangat Tidak Suka (1) dan sangat suka (5), 4 Sangat Tidak Suka (1) dan sangat suka (5), 5 Sangat Tidak Suka (1) dan sangat
suka (5). (*) Terdapat perbedaan yang signifikan (Pv<0,05) berdasarkan uji One Way Anova. (abcd) Uji Duncan. Jika hurufsuperskrip
berbeda artinya ada perbedaan yang signifikan dan jika huruf superskrip ssama artinyatidak ada perbedaan yang signifikan.

Warna karena reaksi maillard yang terjadi


melalui interaksi gugus amino dari
Pada table 2 hasil uji organoleptik protein dan karbohidrat membentuk
jika dilihat dari parameter warna yang pigmen melanoidin (Murtiningsih
paling disukai oleh panelis konsumen dkk,2013).
adalah F2 dengan nilai rata-rata
mean±SD sebesar 3,90±0,568 dan untuk Tekstur
penilaian warna yang paling tidak disukai Jika dilihat parameter tekstur
adalah F0 dengan nilai rata-rata yang paling disukai panelis konsumen
mean±SD sebesar 2,10±1,101. adalah F1 dengan nilai rata-rata
Berdasarkan hasil uji statistik One Way mean±SD sebesar 4,40±0,699
Anova ada perbedaan warna yang sedangkan parameter tekstur yang
signifikan antara F0, F1 dan F2 dengan terendah atau paling tidak disukai adalah
nilai (p-value<0,05). Dengan uji lanjut F0 dengan nilai rata-rata mean±SD
Duncan untuk melihat perbedaan setiap sebesar 3,50±0,972. Berdasarkan hasil uji
formulasi yang dapat dilihat pada tabel statistik One Way Anova pada parameter
diatas huruf superskrip pada setiap tekstur tidak signifikan dan dapat
formulasi sama semua. Maka didapatkan disimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0
Ha diterima dan Ho ditolak, ada diterima maka tidak ada perbedaan nyata
perbedaan nyata terhadap nilai kesukaan terhadap nilai kesukaan tekstur dari
warna pada snackbar berbahan dasar berbagai formulasi.
tepung kacang hijau. Hal ini disebabkan dengan
semakin banyak penambahan tepung
Berdasarkan hasil uji lanjut jagung yang ditambahkan akan semakin
Duncan di dapatkan adanya perbedaan padat pada hasil pembuatan snackbar
yang nyata antara F0, F1, dan F2. Pada oleh karena itu dengan penambahan 50 g
hasil uji panelis warna yang terpilih tepung jagung mudah untuk di patahkan
adalah F2. Warna kehijauan terdapat dan selain itu dapat dilihat juga dengan
pada tepung kacang hijau menjadi warna ketebalan saat mencetak
kehijauan namun melalui proses produk.(Kusumastuty et al., 2015)
pemanasan konsentrasi klorofil pada tekstur snackbar dengan berbahan dasar
tepung kacang hijau menurun (Madalena tepung jagung lebih dominan akan dapat
et al., 2007). Karena adanya peningkatan membuat tekstur snackbar menjadi lebih
bahan pada tepung kacang hijau maka keras menurut (Kusumastuty et al., 2015)
warna dari klorofil akan berkurang menyatakan bahwa semakin banyak
karena adanya proses pemanasan yang tepung jagung yang digunakan maka
akan merubah warna menjadi kecoklatan, tekstur produk akan semakin keras
dan hasil panelis konsumen mereka lebih namun hasil snackbar tidak mudah retak
menyukai F2 dengan rasio tepung kacang tekstur ini ditentukan oleh kadar air, dan
hijau tanpa penambahan tepung jagung. jumlah kandungan pati yang terkandung
Warna coklat kehijauan disebabkan pada bahan pangan yang digunakan pada

106
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

pembuatan snackbar, kandungan pati F2 disebabkaan memiliki rasa nutty


yang terkandung pada tepung jagung karena lebih banyak kandungan tepung
yaitu sebesar 76,10 g kandungan pati kacang hijau (Situmorang et al., 2017).
pada tepung jagung sangat tinggi di
bandingkan dengan kandungan pati pada Hasil dari uji panelis lebih di
tepung kacang hijau yaitu 42,11 g sukai pada rasa terdapat pada F2
(Sajilata., 2004). dikarenakan cita rasa pada bahan pangan
tepung kacang hijau yang memiliki rasa
Maka pada uji panelis F1 lebih yang khas dari kacang hijau membuat
banyak yang menyukai karena ada tepung kacang hijau pada pembuatan
perbandingan yang pas dari tepung snackbar di sukai oleh panelis, faktor
kacang hijau dengan penambahan tepung penyebab yang lain dari tepung jagung
jagung, dibandingkan dengan F0 tidak karena rasa getir yang di hasilkan dari
disukai dikarenakan kandungan pati yang tepung jagung.
tinggi menyebabkan tekstur menjadi Aroma
keras, semakin tinggi pemakaian tepung Berdasarkan hasil uji statistik One
jagung semakin keras pula pada tekstur. Way Anova pada parameter aroma
dinyatakan signifikan (p-value<0,05) lalu
Rasa diuji dan dibuktikan dengan uji lanjut
Duncan diperoleh bahwa masing-masing
Hasil peniaian konsumen untuk formulasi tidak memiliki perbedaan.
penilaian parameter rasa yang paling Hasil nilai tertinggi adalah F2 dengan
disukai adalah F2 dengan nilai mean±SD nilai rata-rata 4,30±0,949 dan untuk
sebesar 4,60±0,516, sementara itu untuk aroma yang paling tidak disukai adalah
parameter yag paling tidak disukai adalah F0 dengan nilai mean±SD sebesar
F0 dengan nilai rata-rata mean±SD 2,60±0,966. Dapat disimpulkan Ha
2,50±0,850. Berdasarkan hasil uji One diterima dan Ho ditolak maka ada
Way Anova dinyatakan signifikan (p- perbedaan nyata dari nilai kesukaan
value<0,05) lalu diuji dengan uji lanjut panelis terhadap Aroma dari berbagai
Duncan didapatkan bahwa memiliki formulasi snackbar.
perbedaan di masing-masing formulasi.
Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, Pada hasil uji statistik aroma pada
ada perbedaan nyata terhadap nilai produk snackbar F2 yang sangat tinggi
kesukaan rasa dari berbagai formulasi. yang berarti panelis lebih menyukai
Rasa yang semakin tinggi aroma dari produk snackbar dengan
pemberian tepung jagung pada berbahan dasar tepung kacang hijau 100
pembuatan snackbar akan menghasilkan g. Namun berbeda dengan formula F0
rasa khas pada jagung hal ini sejalan pada atau kontrol, semakin banyak tepung
penelitian (Andriani et al., 2018) semakin jagung di tambahkan semakin panelis
tinggi penambahan tepung jagung maka tidak menyukai aroma yang dihasilkan.
yang dihasilkan akan berasa jagung,
penelitian Andriani et al tidak sejalan Kacang hijau memilki aroma
dengan hasil peneliti dikarenakan rasa yang khas yaitu beraromakan kacang
getir yang di dapat dari tepung jagung hijau hal ini diperkuat oleh Danuarsa
mempengaruhi rasa di lidah panelis dan (2006), bahwa kacang hijau memiliki
sehingga panelis konsumen lebih kandungan asam laurat pada kacang hijau
menyukai F2 dibandingkan F0, pada ini berupa asam karboksilat yang dapat
produk snackbar yang paling di sukai yaitu dikonversikan menjadi ester berupa etil

107
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

laurat yang menyebabkan kacang hijau dibandingjan dengan menggunakan oven


mempunyai aroma yang khas (Danuarsa., listrik.
2006).
KESIMPULAN
Keseluruhan Bila dilihat hasil nilai zat gizi
Pada penilaian keseluruhan yang semua formulasi memiliki perbedaam
paling disukai panelis konsumen adalah yang signifikan, tetapi yang memenuhi
F2 dengan nilai rata-rata tertinggi standar mutu SNI pada snackbar yang
mean±SD sebesar 4,20±0,632, sesuai ada tiga point yaitu karbohidrat
sedangkan untuk yang tidak disukai F0, protein F1, lemak F2, dan kadar
panelis adalah F0 dengan nilai rata-rata abu F1, dan yang terpilih F1.
mean±SD sebesar 3,50±0,972. Hasil uji Berdasarkan hasil uji hedonik
One Way Anova menyatakan tidak ada yang dilakukan oleh panelis konsumen
perbedaan nyata terhadap parameter terhadap snackbar didapatkan dari hasil
keseluruhan pada dari berbagai formulasi analisis Anova bahwa ada perbedaan yang
snackbar. signifikan pada parameter warna, rasa
Hasil uji statistik One Way Anova dan aroma. Namun pada parameter
dengan uji lanjut Duncan menyatakan tekstur tidak ada perbedaan yang
tidak ada perbedaan parameter dari hasil signifikan. Hal ini menunujukkan semua
penilaian secara keseluruhan konsumen formulasi dapat diterima oleh konsumen.
terhadap produk snackbar. Berdasarkan
hasil penilaian secara keseluruhan UCAPAN TERIMAKASIH
konsumen terhadap produk snackbar Manuskrip ini telah diikutkan
yang paling banyak disukai F2 dengan pada Scientific Article Writting Training
nilai rata-rata 4,20 dan disusul dengan F1 (SAWT) Batch IV Progam Kerja Geat 4.1.
dengan nilai rata-rata 3,90, atau yang e. Progam Studi S1 Gizi, FIKES,
memiliki skor terendah menurut panelis Universitas Esa Unggul dengan
konsumen adalah F0 (3,50). Dapat dukungan fasilitator: Dudung Angkasa,
disimpulkan bahwa produk snackbar yang S.Gz., M.Gizi, RD; Khairizka Citra
dapat di terima oleh panelis adala F1 dan Palupi, S.Gz., MS; beserta tim dosen
F2. Penilaian secara keseluruhan prodi Ilmu Gizi lainnya SAWT Batch IV
bertujuan menentukan produk dapat juga mendapatkan dukungan dana dari
diterima dimasyarakat atau tidak. Universitas Esa Unggul.

Keterbatasan Penelitian DAFTAR PUSTAKA


Karena penelitian ini dilakukan Andriani, W. O. R. A., Ansharullah, &
bersamaan dengan terjadinya pandemi
Asyik, N. (2018).
Covid-19 maka uji organoleptik hedonik
KARATERISTIK
hanya dapat dilakukan 30 panelis dengan
ORGANOLEPTIK DAN NILAI
menggunakan panelis konsumen dan
GIZI SNACK BAR BERBASIS
menggunakan likert.
TEPUNG BERAS MERAH
Proses pemanggangan pada
(Oryza nivara) DAN TEPUNG
penelitian ini juga menggunakan alat
oven manual yang masih menggunakan JAGUNG (Zea mays L.)
kompor sehingga kadar air yang terdapat SEBAGAI MAKANAN
pada produk snackbar relatif tinggi SELINGAN TINGGI SERAT.
dikarenakan suhu yang tidak normal Jurnal Sains Dan Teknologi
Pangan (JSTP), 3(6), 1448–1459.

108
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

Danuarsa. (2006). Analisis Journal of Chemistry, Volume 7,


Proksimatdan Asam Lemak pada Nomor 1, Halaman 105-110.
Beberapa Komoditas Kacang-
Kacangan. Buletin Teknik Vol.11, Murtiningsih, Latifah, dan
23-28. Andriyani.2013. Kajian Kualitas
Indrawan, I., Seveline, & Ningum, R. I. Biskuit Jagung. Jurnal
K. (2018). PEMBUATAN SNACK Rekapangan, Volume 7, Nomor 1,
BAR TINGGI SERAT BERBAHAN Halaman 111-122.
DASAR TEPUNG AMPAS Palmizal, P. (2018). Pengaruh Latihan
KELAPA DAN TEPUNG Sprint Dan Box Skip Terhadap
KEDELAI Indri Indrawan. I, 1– Kemampuan Lompat Jauh Pada
10. Pusat Pelatihan Atletik Junior
Kusumastuty, I., Fandianty Ningsih, L., Muaro Jambi. Jurnal Prestasi,
& Rio Julia, A. (2015). Indonesian 2(3), 7.
Journal of Human Nutrition https://doi.org/10.24114/jp.v2i3.1
Formulasi Food Bar Tepung 0125
Bekatul dan Tepung Jagung Pradipta, I. (2011). Karakteristik
sebagai Pangan Darurat Fisikokimia Dan Sensoris Snack
(Formulation of Rice Bran Fluor Bars Tempe Dengan Penambahan
and Corn Fluor as Emergency Salak Pondoh Kering. Universitas
Food Product). Indonesian Sebelas Maret, 47.
Journal of Human Nutrition, 2(2), Ramadan, W., & Sidiq, D. Z. (2019).
68–75. www.ijhn.ub.ac.id Pengaruh Metode Circuit Training
Lana E.Lalujan, G.S. Suhartati terhadap Daya Tahan
Djarkasi, Thelma J.N> Tuju, Cardiovascular Cabang Olahraga
Dekie Rawung, and Maria F. Atletik Nomor Lari Jarak Jauh.
Sumual. (2017). KOMPOSISI Jurnal Kepelatihan Olahraga,
KIMIA DAN GIZI JAGUNG 11(2), 101–105.
LOKAL VARIETAS MANADO Sharkey, B.J.(1989).Coach Guide To
KUNING SEBAGAI BAHAN Sport Physiology. Champaign.
PANGAN PENGGANTI Human Kinetics Pub.Inc.
BERAS. Jurnal Teknologi Sudarmadji, S., dkk.2007. Analisa
Pertanian Volume 8 2017 Bahan Makanan dan Pertanian.
Fakultas Pertanian Universitas Liberty. Yogyakarta.
Sam Ratulangi. Manado. TKPI, 2017. Tabel Komposisi Pangan
Legowo, A. ., Nurwantoro, & Sutaryo. Indonesia. (online) Available at:
(2005). Analisis Pangan. https://www.panganku.org/id-
Semarang: Fakultas Peternakan ID/view (Accessed Jum'at
Universitas Diponegoro. Oktober 2020).
TKPI, 2017.Tabel Komposisi Pangan
Madalena,Heriyanto, Hastuti SP, Indonesia. (online) Available at:
Leenawaty L.2007. The Effect Of https://www.panganku.org/id-
Heating Time To The Contetnt Of ID/view (Accessed Sabtu Oktober
Pigments And Vitamin A In
2020).
CAssava (Manihot glaziovii
Wanda ariesta, tiana. (2016). Tingkat
Muell.Arg) Leaves. Indonesian
Pemahaman Kebutuhan Asupan

109
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (100-110) e-ISSN: 2656-0291

Gizi Atlet Lari Jarak Jauh


Understanding Level of Long
Distance Running Athlete
Towards the Need of Nutritional
Intake. Jurnal Ilmu
Keolahragaan, 2, 1–9.
Situmorang, C., Swamilaksita, D. P.,
Anugah, N., Gizi, P. I.,
Kesehatan, F. I., & Unggul, U. E.
(2017). Substitusi tepung kacang
hijau dan tepung kacang kedelai
pada pembuatan bean flakes
tinggi serat dan tinggi protein
sebagai sarapan sehat.
Universitas Esa Unggul.
Yulia, H. D. (2019). Pengaruh
penambahan Kacang Hijau
(Vigna radiata) terhadap sifat
organoleptik, kadar zat gizi dan
daya terima Kahimela Bars.
Jurnal Gizi Prima, 4, 16–23.
http://jgp.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home

110

You might also like