Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Original Research

SAGO: Gizi dan Kesehatan


Deteksi dini faktor resiko kanker payudara pada 2021, Vol. 3(1) 1-6
wanita di wilayah kerja Puskesmas Batoh Banda © The Author(s) 2021

Aceh
Early detection of breast cancer risk factors in DOI: http://dx.doi.org/10.30867/gikes.v3i1.329
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/
women in the work area of Batoh Health Center in gikes
Poltekkes Kemenkes Aceh
Banda Aceh

Nurleli1*, Ainal Mardhiah2, Lathifah Hanum3 , d4

Abstract
Background: Breast cancer is an abnormal growth of cells that form in breast tissue. In Aceh, breast cancer is the third most
non-communicable disease with most breast cancer patients having a period of late treatment. The results of research on
women in Lueng Bata District Banda Aceh City in 2015 found data that the majority of respondents had never had regular
breast examinations. This can result in breast cancer being detected at an advanced stage where the therapy often cannot
make the patient recover and end up in pain and death. To prevent the occurrence of these problems, health promotion is
held about breast cancer and breast self-examination (BSE).
Objectives: This study aims to increase women's knowledge and understanding of breast cancer and increase awareness for
early detection and appropriate treatment.
Methods: was carried out for 3 days from 12 to 14 September 2018 to the community in the work area of the Batoh Health
Center in Banda Aceh. The method used is filling out questionnaires, lectures accompanied by questions and answers to
explain risk factors, early signs of breast cancer, as well as demonstrations of breast self-examination.
Results: From the evaluation of the results obtained from the community service activities, among others, is to increase
awareness and understanding of the community, especially women about breast cancer and breast self-examination. It is thus
expected to continue on a will that is applied in daily behavioral changes to prevent and routinely examine breast cancer in
order to prevent complications and improve quality of life.
Conclusion: There is an increase in knowledge and understanding of the meaning, risk factors, early signs and symptoms of
breast cancer, and how to detect breast cancer early.

Keywords
Early detection, risk factors for breast cancer

Abstrak
Latar Belakang: Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal sel yang terbentuk dalam jaringan payudara. Di Aceh,
kanker payudara merupakan penyakit tidak menular terbanyak ketiga dengan sebagian besar pasien kanker payudara
mempunyai masa keterlambatan berobat. Hasil penelitian pada wanita di Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh tahun
2015 ditemukan data bahwa mayoritas dari responden tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara secara teratur. Hal
tersebut dapat mengakibatkan kanker payudara terdeteksi pada saat stadium lanjut dimana terapi yang diberikan seringkali
tidak dapat membuat pasien sembuh dan berakhir dalam kesakitan dan kematian. Untuk mencegah terjadinya masalah
tersebut, maka diadakan promosi kesehatan tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Tujuan: untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman wanita tentang kanker payudara serta meningkatkan kesadaran
untuk melakukan pendeteksian dini dan pengobatan yang tepat.

1
Proram Studi D-IV Keperawatan, Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia. E-mail: nurleli@poltekkesaceh.ac.id
2
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia. E-mail: ainal.mardhiah@poltekkesaceh.ac.id
3
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia. E-mail: hanuml72@yahoo.com

Penulis Koresponding:
Nurleli: Program Studi D-IV Keperawatan, Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh. Jln. T. H. Mohd. Daud Beureueh No. 110
Lampriet Banda Aceh Aceh, Indonesia. E-mail: nurleli@poltekkesaceh.ac.id

Diterima: 17/2/2021 Revisi: 20/10/2021 Disetujui: 25/11/2021


2 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Metode: Kegiatan telah dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 12 s.d 14 September 2018 pada masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas Batoh Banda Aceh. Metode yang digunakan yaitu pengisian kuesioner, ceramah yang disertai tanya jawab untuk
menjelaskan faktor risiko, tanda-tanda awal kanker payudara, serta demonstrasi tindakan pemeriksaan payudara sendiri.
Hasil: hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini diantaranya adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat khususnya wanita tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri. Dengan demikian diharapkan
berlanjut pada kemauan yang diterapkan dalam perubahan perilaku sehari-hari untuk melakukan pencegahan dan
pemeriksaan kanker payudara secara rutin demi mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup.
Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala awal
kanker payudara, dan cara mendeteksi dini kanker payudara.

Kata Kunci
Deteksi dini, faktor resiko kanker payudara

Pendahuluan belakang sosial budaya yang menimbulkan


persepsi dan kepercayaan negatif tentang

K anker payudara adalah penyakit akibat dari


pertumbuhan abnormal sel payudara, yang
terbentuk dengan kecepatan tidak
terkendali dan tidak beraturan (Sahin & Onur,
pemeriksaan dan pengobatan kanker payudara.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurleili
(2015) mengenai persepsi wanita terhadap
kanker payudara di Kecamatan Lueng Bata Kota
2019). Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen Banda Aceh tahun 2014 ditemukan data bahwa
dengan perubahan bentuk, ukuran maupun persepsi tentang kanker payudara berada pada
fungsinya dan dapat menyebar serta merusak kategori negatif (53.5%). Mayoritas responden
jaringan sekitar maupun organ lain didalam tubuh mempunyai persepsi bahwa tidak perlu
(Laconi et al., 2020). melakukan pemeriksaan payudara jika tidak
Saat ini kejadian kanker payudara telah mempunyai tanda dan gejala (65.7%) dan sering
menghantui banyak wanita karena jenis kanker ini menekan-nekan daerah payudara dapat
merupakan yang paling banyak menyerang menyebabkan kanker payudara (82.7%). Dengan
wanita dan menyebabkan kematian diseluruh adanya persepsi yang demikian akan membuat
dunia termasuk Indonesia (Sinuraya, 2017). wanita takut untuk melakukan pemeriksaan
Secara statistik menunjukkan angka kejadian payudara.
sebesar 25.1% (1,671,149) dan kematian 14.7% Hasil penelitian juga mendapatkan data
(521,907) dari seluruh jenis kanker (McGuire, bahwa masih tidak adekuatnya tindakan
2016). Begitu pula dengan daerah Aceh, menurut pemeriksaan payudara yang dilakukan untuk
hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada mendeteksi kanker payudara. Untuk tindakan
tahun 2018, kanker menduduki urutan ketiga pemeriksaan sendiri (SADARI) yang sebenarnya
terbanyak dengan kejadian 1.4% dari seluruh pelaksanaannya cukup sederhana dan tidak
penyakit tidak menular (Kemenkes RI, 2018). membutuhkan waktu lama, tercatat sebanyak
Selain prevalensi dan mortaliti yang tinggi, 53% tidak pernah melakukan dan 22% hanya
sebagian besar penderita kanker payudara di melakukan selama 6 bulan sekali. Hal ini terjadi
Indonesia terdiagnosa pada stadium lanjut. Hasil karena persepsi negatif yang dimiliki responden
penelitian yang dilakukan (Rhodes & Yip, 2011) di bahwa pemeriksaan payudara sendiri
Rumah Sakit Dharmais ditemukan bahwa lebih membutuhkan waktu khusus yang lama (81.8%).
dari setengah pasien kanker yang berobat Apalagi untuk pemeriksaan klinis di rumah sakit
terdiagnosa dengan kanker stadium lanjut dan pemeriksaan mammogram, hampir seluruh
(stadium III dan IV). Tentunya keterlambatan responden tidak pernah melakukannya (90% dan
dalam mendapatkan perawatan akan 95%). Padahal idealnya bagi wanita yang berusia
menimbulkan efek negatif yaitu penyebaran sel diatas 40 tahun harus melakukan pemeriksaan
kanker ke area lain (metastase) sehingga akan mammogram setiap tahun sekali, pemeriksaan
mempengaruhi kesuksesan pengobatan pada klinis setiap tahun sekali, dan pemeriksaan
penyakit kanker payudara. payudara sendiri sesering mungkin (Oeffinger et
Keterlambatan dalam mengambil al., 2015).
keputusan untuk menerima pengobatan modern Disamping itu, banyaknya pengobatan
di rumah sakit sangat erat kaitannya dengan latar tradisional yang mudah di akses dan menjanjikan
Nurleli et al. 3
Deteksi dini faktor resiko kanker payudara pada wanita....

dapat menyembuhkan kanker sehingga banyak maupun kerugiannya masih tetap merupakan
wanita Aceh yang terpengaruh untuk pilihan utama bagi pasien kanker payudara.
menggunakannya sebagai pengobatan utama.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurleili
(2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Metode
Abidin menunjukkan bahwa mayoritas penderita
kanker kanker payudara pernah menggunakan Metode dimulai dengan pretest, dimana akan
satu atau beberapa bentuk dari pengobatan dibagikan kuesioner the Breast Cancer Awareness
alternatif. Seluruh responden pernah Measure (Linsell et al., 2010) yaitu instrumen untuk
menggunakan terapi doa dan terapi herbal mengukur tingkat pengetahuan tentang tanda-
(100%), seperti benalu kopi, kulit manggis, daun tanda kanker payudara, usia yang paling rentang
sirsak, daun-daunan yang diramu oleh terapis terkena kanker payudara, dan kebiasaan melakukan
baik untuk minum maupun ditempel diarea pemeriksaan payudara.
payudara. Selain itu juga responden Kegiatan ini dievaluasi dengan cara
menggunakan terapi pemijatan (26.8%), dan melakukan posttest dengan membagikan
obat-obat tradisional cina (84.5%). kuesioner Breast Cancer Awareness Measure
Keputusasaan, kebutuhan yang tidak (BCAM). Pada tahap akhir maka akan dilakukan
terpenuhi, ketidaktahuan dan tekanan keluarga redemonstrasi (praktik ulang) dan evaluasi
atau sosial adalah faktor utama yang memotivasi terhadap pencapaian hasil dan dilakukan
pasien untuk mencari pengobatan tradisional dan terminasi. Adanya program ini diharapkan para
memungkinkan mereka untuk menjadi korban wanita semakin aktif dalam pengendalian faktor
praktik tipu daya dan perdukunan. Dalam sebuah resiko dan deteksi dini untuk meningkatkan
review literatur yang dilakukan oleh Ariyanti et al. derajat kesehatan secara mandiri.
(2020) menyimpulkan bahwa seseorang Kegiatan dilakukan selama 3 hari, dari tanggal
menggunakan pengobatan komplementer 12 & 13 September 2018 pukul 08.30 -10.30 wib di
alternatif karena mempunyai kepercayaan yang Kantor Desa Lamseupeung dan tanggal 14
kuat terhadap manfaat serta ingin mengontrol September 2018 di Desa Lamcot yang keduanya
pengobatan mereka sendiri, serta anggapan berada di Wilayah Kerja Puskesmas Batoh Banda
bahwa hal tersebut karena merupakan pilihan Aceh.
terakhir. Selain itu juga karena terapis yang Analisis data dilakukan secara univariat dan
ramah dan mudah diakses serta menjanjikan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji statistik
dapat menyembuhkan kanker tanpa operasi Dependent T-test pada tingkat kemaknaan 95%.
membuat banyak pasien kanker payudara yang
terpengaruh untuk menggunakannya pengobatan Hasil
komplementer alternatif dan mengabaikan
pengobatan konvensional. Hasil evaluasi penelitian yang telah dilakukan pada
Persepsi dapat menjadi faktor pendukung wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Batoh Banda
yang dapat menguntungkan kesehatan atau Aceh pada tanggal 12, 13, 14 September 2018
dapat menjadi faktor penghambat yang dapat sebelum dan sesudah tindakan diperoleh hasil
merugikan kesehatan seseorang. Berbagai sebagai berikut:
persepsi negatif dan ketakutan yang dirasakan
karena didiagnosis kanker payudara sangat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara
berpengaruh terhadap kesalahan dalam Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang
pengambilan keputusan untuk bertindak kanker payudara peserta sebelum dan sesudah
sehingga terjadi keterlambatan pengobatan penyuluhan (n= 42)
(Ersin & Bahar, 2011). Perkembangan Pre test Post tes
Variabel
pengetahuan dan teknologi yang telah n % n %
menghasilkan pelayanan dan pengobatan kanker Tanda-tanda Benar 0 0 36 85.7
payudaara yang serba canggih dan dapat kanker Salah 42 100 6 14.3
dibuktikan secara ilmiah. Namun terapi alternatif Usia rentan Benar 12 28.6 40 95.2
yang tidak terbukti secara ilmiah baik keuntungan terjadi kanker Salah 30 71.4 2 4.8
4 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Dari tabel 1 diatas diketahui bahwa yang mematikan dan tidak dapat disembuhkan
mayoritas dari peserta terjadi peningkatan serta merasa malu untuk memeriksa payudara.
pengetahuan mengenai tanda dan gejala awal Persepsi tersebut akan membuat wanita yang
kanker payudara dan usia yang paling rentan menderita kanker payudara memutuskan untuk
terkena kanker payudara setelah penyuluhan. menunda melakukan pemeriksaan dini sampai
mereka merasa kesakitan, pada saat tersebut
Persepsi Tentang Kanker Payudara mereka akan berada pada stadium lanjut dan
Tabel 2. Persepsi tentang kanker payudara (n= 42) pengobatan sudah tidak efektif lagi (Norsa’adah et
Item
Pre tes Post tes al., 2011).
n % n % Setelah diidentifikasi faktor penyebab
Persepsi tentang kanker payudara
didapatkan pula data, bahwa mayoritas peserta
Positif 18 42.9 34 81
Negatif 24 57.1 8 19 mempunyai pengetahuan yang kurang tentang
Kerentanan terhadap kanker payudara kanker payudara dan pemeriksaan dini. Padahal
Positif 11 26.2 36 86.7 menurut Fauziah et al. (2017), kegiatan ini sangat
Negatif 31 73.8 6 13.3 sederhana dan dapat dilakukan oleh semua wanita,
Keseriusan terhadap kanker payudara
tanpa harus merasa malu terhadap sipemeriksa,
Positif 9 21.4 35 83.3
Negatif 33 78.6 7 16.7 tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang
Manfaat melakukan pemeriksaan kesehatan sibuk hanya perlu menyediakan waktunya kurang
terhadap kanker payudara lebih lima menit tanpa memerlukan waktu khusus.
Positif 20 47.6 39 92.9 Kegiatan penyuluhan tentang kanker
Negatif 22 52.4 3 7.1
Hambatan dalam melakukan pemeriksaan
payudara dan pendeteksian dini kanker payudara
kesehatan terhadap kanker payudara mendapat sambutan yang sangat baik dari peserta.
Positif 19 45.2 33 78.6 Materi yang diberikan dalam penyuluhan ini
Negatif 23 54.8 9 21.4 memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru
bagi para peserta tentang kanker payudara dan cara
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Syafei et
responden tidak pernah melakukan ketiga jenis al., 2018). Menurut Pertiwi et al. (2012), untuk
pemeriksaan tersebut, bahkan untuk SADARI yang meningkatkan kualitas perawatan bagi pasien
merupakan pemeriksaan yang paling sederhana kanker tidak hanya dengan mengembangkan
dan mudah untuk dilakukan. Namun setelah pengobatan yang canggih. Yang terpenting adalah
kegiatan penyuluhan (post-test), 5 orang peserta bagaimana memperbaiki persepsi dan kepercayaan
mampu untuk mengulang kembali langkah-langkah masyarakat dalam menanggapi penyakit kanker
melakukan pemeriksaan kanker payudara sendiri agar dapat melakukan tindakan yang tepat baik
(SADARI). Hal tersebut menunjukkan adanya pendeteksian secara dini dan pemeriksaan serta
peningkatan kemampuan dalam peneman dini pengobatan kesehatan yang tepat dan cepat
kanker payudara pada masyarakat melalui program promosi kesehatan. Berdasarkan
pengakuan peserta mereka merasa penyuluhan ini
sangat penting bagi mereka selaku wanita dan juga
Pembahasan untuk anggota keluarganya yang lain. Informasi
Mayoritas subjek studi ini belum mengetahui tanda yang didapat menjadi bekal bagi mereka untuk
dan gejala awal kanker payudara, usia yang paling selalu menjaga kesehatan dirinya dalam usaha
rentan terkena kanker payudara, serta jarang untuk mencegah serta mengambil tindakan yang
melakukan bahkan ada yang belum pernah tepat dan cepat bila kanker payudara terjadi.
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Hasil dari serangkaian kegiatan Pengabdian
Padahal idealnya bagi wanita yang berusia diatas 40 kepada Masyarakat terhadap para wanita di Desa
tahun harus melakukan pemeriksaan mammogram Lamseupeung dan Desa Lamcot Banda Aceh cukup
setiap tahun sekali, pemeriksaan klinis setiap tahun memuaskan, baik bagi peserta penyuluhan maupun
sekali, dan pemeriksaan payudara sendiri sesering bagi tim penyuluhan serta penguasaan peserta
mungkin (Smith et al., 2017). penyuluhan terhadap materi yang diberikan.
Selain itu juga rata-rata peserta memiliki Antusiasme peserta dimulai dari sharing
persepsi negatif terhadap kanker payudara dengan pengalaman tentang kanker payudara yang diderita
anggapan bahwa kanker payudara adalah penyakit oleh orang disekitarnya seperti anggota keluarga
Nurleli et al. 5
Deteksi dini faktor resiko kanker payudara pada wanita....

dan tetangga. Pemahaman peserta penyuluhan kepentingan baik dari penulis maupun instansi
sangat terlihat pada saat diskusi dan tanya jawab sehubungan dengan penelitian yang telah
peserta dengan tim penyuluh. Para peserta mampu dilakukan, baik berdasarkan kepengarangan,
menyerap dan memahami materi yang maupun publikasi.
disampaikan, terutama diskusi tentang bagaimana
faktor resiko, cara mengantisipasi kanker payudara,
dan demonstrasi cara melakukan pemeriksaan Ucapan Terima Kasih
payudara sendiri. Dari hasil pertanyaan dalam
diskusi dan redemonstrasi yang dilakukan oleh Ucapan terimakasih disampaikan kepada Ketua
peserta setelah diberikan materi penyuluhan, maka Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
dapat disimpulkan bahwa peserta mulai mampu Kemenkes Aceh yang telah membantu kontribusi
memahami tentang kanker payudara dan dapat terhadap pelaksanaan penelitian.
melakukan dengan baik cara pemeriksaan payudara Selain itu, ucapan terima kasih juga kami
sendiri sebagai upaya untuk pendeteksian dini sampaikan kepada Bapak pembimbing/ supervisor
kanker payudara. yang telah membantu perbaikan baik secara teknis
maupun isi dalam pelaksanaan penelitian ini. Kepala
Puskesmas Batoh Banda Aceh yang telah
memberikan kesempatan dan membantu penulis
Kesimpulan
dalam melakukan penelitian, juga para staf
Aspek kognitif yaitu terjadi peningkatan Puskesmas serta para responden.
pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian,
faktor resiko, tanda dan gejala awal kanker
payudara, dan cara mendeteksi dini kanker Daftar Rujukan
payudara.
Aspek afektif yaitu menyatakan senang Ariyanti, K. S., Sariyani, M. D., & Pemayun, C. I. M.
mendapatkan informasi tentang kanker payudara (2020). Kepercayaan Masyarakat Terhadap
dan deteksi dini, menyatakan mau dan akan Pengobatan Komplementer Akupuntur Di
melakukan tindakan pemeriksaan payudara sendiri, Praktik Perawat Mandiri Latu Usadha
menyatakan sadar dengan persepsi yang keliru dan Abiansemal Badung. Jurnal Ilmu Kesehatan
merasakan pentingnya pemeriksaan payudara MAKIA, 10(2), 107–116.
sendiri untuk mencegah terjadi penyebaran sel Ersin, F., & Bahar, Z. (2011). Inhibiting and
kanker dan meningkatkan kesembuhan yang lebih facilitating factors concerning breast cancer
baik. early diagnosis behavior in Turkish women: a
Aspek psikomotor yang terdiri dari: antusias qualitative study according to the health
dan aktif selama kegiatan penjelasan dan belief and health development models. Asian
demonstrasi sadari berlangsung, mampu berdiskusi Pac J Cancer Prev, 12(7), 1849–1854.
perihal pelaksanaan sadari dan berbagi pengalaman Fauziah, A. N., Maesaroh, S., & Sulistyorini, E.
tentang kanker payudara, dan siswi mampu (2017). Penggunaan Leaflet Terhadap
melakukan perawatan payudara sendiri secara Peningkatan Pengetahuan Tentang
mandiri Pemeriksaan Payudara Sendiri. Gaster, 15(2),
Saran, Setiap wanita meningkatkan 204–215.
pemahaman dan ketrampilan untuk melakukan Kemenkes RI. (2018). Hasil utama Riset Kesehatan
pencegahan dan pendeteksian dini kanker Dasar (RISKESDAS) tahun 2018. In Badan
payudara. Dengan adanya pemahaman dan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
ketrampilan yang baik maka akan membentuk Kemenkes RI.
persepsi dan tindakan yang positif yang dapat Laconi, E., Marongiu, F., & DeGregori, J. (2020).
menguntungkan kesehatan Cancer as a disease of old age: changing
mutational and microenvironmental
landscapes. British Journal of Cancer, 122(7),
943–952.
Deklarasi Konflik Kepentingan Linsell, L., Forbes, L. J. L., Burgess, C., Kapari, M.,
Penulis telah menyatakan bahwa pada artikel ini Thurnham, A., & Ramirez, A. J. (2010).
tidak ada maupun terdapat potensi konflik Validation of a measurement tool to assess
6 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

awareness of breast cancer. European Rhodes, A., & Yip, C. (2011). Comparison of breast
Journal of Cancer, 46(8), 1374–1381. cancer in Indonesia and Malaysia–A clinico-
https://doi.org/10.1016/j.ejca.2010.02.034 pathological study between Dharmais cancer
McGuire, S. (2016). World cancer report 2014. centre Jakarta and University Malaya Medical
Geneva, Switzerland: World Health Centre, Kuala Lumpur. Asian Pacific Journal of
Organization, international agency for Cancer Prevention, 12, 2943–2946.
research on cancer, WHO Press, 2015. Sahin, M., & Onur, F. B. (2019). Women’s Breast
Advances in Nutrition, 7(2), 418–419. Cancer Consciousness and Sport--Example of
Nurleili. (2015). Persepsi wanita terhadap kanker Burdur, Turkey. Online Submission, 5(8), 39–
payudara di Kecamatan Lueng Bata Kota 50.
Banda Aceh. Nasuwakes, 8(2), 121–129. Sinuraya, E. (2017). Kualitas Hidup Penderita Kanker
Nurleili. (2016). Faktor yang mendasari Wanita Aceh Payudara (Ca Mamae) Di Poli Onkologi RSU
dengan Kanker Payudara menggunakan DR. Pirngadi Medan. Jurnal Riset Hesti Medan
pengobatan komplementer dan alternatif. In Akper Kesdam I/BB Medan, 1(1), 51–56.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh. Smith, R. A., Andrews, K. S., Brooks, D., Fedewa, S.
Oeffinger, K. C., Fontham, E. T. H., Etzioni, R., Herzig, A., Manassaram‐Baptiste, D., Saslow, D.,
A., Michaelson, J. S., Shih, Y.-C. T., Walter, L. Brawley, O. W., & Wender, R. C. (2017).
C., Church, T. R., Flowers, C. R., & LaMonte, S. Cancer screening in the United States, 2017:
J. (2015). Breast cancer screening for women a review of current American Cancer Society
at average risk: 2015 guideline update from guidelines and current issues in cancer
the American Cancer Society. Jama, 314(15), screening. CA: A Cancer Journal for Clinicians,
1599–1614. 67(2), 100–121.
Pertiwi, M. P., Karini, S. M., & widya Agustin, R. Syafei, Z., Suryani, S. W., & Rifsal, D. S. (2018).
(2012). Hubungan antara resiliency dan Hubungan kadar vitamin D plasma dengan
pengetahuan tentang pengobatan kanker IMT dan umur pada kanker payudara. AcTion:
payudara dengan kepatuhan pasien di RSUD Aceh Nutrition Journal, 3(2), 117–123.
Dr. Moewardi Surakarta. Wacana, 4(1).

You might also like