Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

1

FITNESS LEVEL OF LAND FOR SOYBEAN CROP IN THE FORM


OF LAND fluvial Salido ROD SUB DISTRICT IV jurai
SOUTH COAST

Hasnil1Dasrizal2Farida2

1. The geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat


2 The lecture at geography departement of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Hasnil (NPM: 12,030,187), Land Suitability For Soybean Plants On Land Fluvial Forms Salido
Batang District IV Jurai South Coastal District, Thesis, Department of Geography Education
STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2017. The purpose of this research is to study the state of the
land and Suistability landform fluvial in Batang Salido District IV Jurai Coastal District south of
soybean 1) determine the characteristics of land suitable for soybean crop 2) determine the level of
suitability fluvial for soybean crops in Batang Salido Subdistrict IV Jurai South Coastal District.
Land units that exist in the study area consists of 34 land units and samples are taken only 8 land
units only. This research is classified as descriptive quantitative, with the implementation of the
research on each parameter per unit of land. The limiting factors of slope, soil conditions
(drainage, texture, pH, organic matter, outcrop, distribution of rough material), rainfall and
temperature. The results showed that land with enough appropriate conditions ie land units which
are at unit landform slope alluvial fan with class II (4-8%) covered moor, rocky alluvial sediments
and soil types (F1 II Tg Qal Al), while the unit of land categorized according to which the land
units slopes alluvial fan with class II (4-8%) is used for fields, rocky alluvial sediments and soil
types (F1 II Sw Qal Al), the unit of land scorched slopes of the river with class I (0-3%) used for
rice fields, rocky alluvial sediments and soil types (F2 I Sw Qal Al), alluvial plain land units with
slope class I (0-3%) covered moor, rocky alluvial sediments and soil types (F3 I Tg Qal Al), units
marsh land behind the slope class I (0-3%) covered fields, rocky alluvial sediments and soil types
(F4 I Sw Qal Al), alluvial plain land units with slope class I (0-3%) covered fields, rocky sediment
and alluvial soil types (F5 I Sw Qal Al).

Key Words : Fitnes level of land, Fluvial

2
PENDAHULUAN Kedelai memiliki banyak kegunaan
Pembangunan bidang pertanian baik untuk kesehatan dan pertumbuhan
ditujukan untuk penggunaan atau tubuh manusia maupun kesehatan. Di
pemanfaatan lahan secara optimal untuk beberapa Negara, kedelai merupakan bahan
mencapai hasil yang maksimal. Lahan makanan pokok karena kedelai merupakan
adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi bahan makanan yang baik sebagai pengganti
tanah, suhu, hidrologi, dan vegetasi dimana beras ataupun nasi (Ashar,1995.
faktor-faktor itu mempengaruhi potensi Halaman135).
penggunaannya. lahan yang terdapat di Peningkatan jumlah produksi jelas
Indonesia mempunyai bentuk, ciri dan sifat akan meningkatkan kebutuhan pangan
tersendiri yang berbeda-beda satu sama lain. sehingga menuntut pola peningkatan
Dalam (skripsi, rima : 2015). penyediaan bahan pangan, baik yang
bersumber dari hayati maupun yang
Usaha mengoptimalisasikan bersumber dari hewani. Kedelai sebagai
penggunaan lahan yang berwawasan sumber hayati memiliki sumber penting
lingkungan dan meningkatkan pr oduktifitas dalam ikut meningkatkan penyediaan di
lahan pertanian maka dilakukan berbagai tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi
usaha, baik mencari lahan-lahan yang belum kebutuhan pangan sudah tidak disangsikan
dibudidayakan ataupun melalui alternatif- lagi karena dapat mensubtimasi sumber
alternatif pemanfaatan lahan yang paling pangan. Karbohidrat yang berasal dari beras,
menguntungkan. Berbagai pertimbangan jagung, dan gandum.
terhadap kemungkinan penggunaan lahan Pertumbuhan tanaman kedelai di
yang lebih baik, sesuai dan menguntungkan tanah fluvial sangat berdampak subur pada
bagi pertanian yang sangat diperlukan. tanaman kedelai, dikarnakan tanah fluvial
Berbagai faktor yang mempengaruhi memiliki unsur hara dan pH yang bagus
kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman bagi kelansungan tumbuhan kedelai.
tertentu perlu diperhatikan faktor-faktornya Tanaman kedelai merupakan komoditas
antara lain: Kemiringan lereng, drainase, ekspor spesifik Sumatera Barat, tanaman ini
singkapan batuan, kedalam tanah hamparan banyak diusahakan oleh petani dengan hasil
batuan, pH, tekstur, kandungan bahan pertahunnya dapat dilihat pada Tabel berikut
organik, curah hujan dan suhu. :
Pembangunan produksi Tabel 1.1Luas Lahan dan Produksi
holtikultural yang meliputi sayur-sayuran, Tanaman Kedelai di Batang
buah-buahan dan tanaman hias merupakan Salido Kecamatan IVjurai
aspek penting dalam pembangunan KabapatenPesisir Selatan
pertanian. Komoditas holtikultural ini akan Luas
Produksi
Luas
menjadi sumber pertumbuhan pertanian no tahun Lahan Panen
(Ton)
(ha) (ha)
yang cukup strategis untuk menumbuh
kembangkan sistem agrobisnis dan 1 2013 2 2 1
agroindustri. Salah satu komoditas 2 2014 2 1
holtikultural dari kelompok sayuran yang Sumber: DinasPertaniantanaman pangan
mempunyai prospek baik dan nilai ekonomi dan holtikultura, pertenakan dan
tinggi adalah kedelai. perkebunanKabupaten Pesisir Selatan.
Kedelai merupakan sumber utama
karbohidrat yang sangat diperlukan tubuh Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dari
sebagai energy untuk meningkatkan aktivitas tahun 2013 – 2014 tingkat produksi kedelai
tubuh, seperti berfikir, berkarya, bergerak, tidak meningkat, di karnakan daerah atau
meningkatkan metabolism tubuh dan lahan fluvial yang di gunakan untuk
aktifitas lainnya. Selain itu kedelai juga bertanam kedelai tidak memiliki tingkat
mengandung mineral yang sangat penting kesuburan yang sama. Namun penelitian ini
untuk pembentukan tulang dan gigi, di lakukan di batang salido kecamatan IV
terutama bagi anak balita, dan pembentukan jurai Kabupaten Pesisir Selatan dikarnakan
sel-sel darah merah atau hemoglobin (unsur tanaman kedelai pada daerah tersebut
Ca, P, dan Fe) dan kandungan vitamin B nya memiliki kesuburan yang berbeda-beda,
dapat mencegah penyakit biri-biri.

3
sedangkan lahan yang digunakan memiliki penelitian ini dikelompokkan menjadi
karakteristik yang sama pada setiap lahan. 2 yaitu data primer dan data
Melihat kenyataan di atas maka skunder.Data primer diperoleh secara
tanaman kedelai cocok di daerah langsung melalui pengukuran di
Kecamatan. IV Jurai Kabupaten Pesisir lapangan dan analisis yang diperoleh
Selatan yang memiliki lahan fluvial yang dari perpustakaan dan instansi yang
subur, namun kenyataan di lapangan terkait.
tanaman kedelai yang diusahakan oleh 1) Data primer
petani tidak sama tingkat kesuburannya Data primer yang digunakan
antara satu tempat dengan tempat yang lain, untuk evaluasi tingkat kesesuaian lahan
disatu tempat tanaman kedelai tumbuh untuk tanaman yaitu:kemiringanlereng,
dengan subur dengan buah yang banyak keadaan tanah (drainase, tekstur, pH,
sedangkan di tempat yang lain kurang subur bahan organik, singkapan batuan dan
dengan buah yang dihasilkan kurang banyak sebaran bahan kasar) curah hujaan dan
atau sedikit. Hal ini disebabkan oleh satuan suhu.
lahan yang tidak sesuai untuk tanaman 2) Data Sekunder
kedelai. Jenis data sekunder yang di
Berdasarkanhal di atas penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah
tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai berikut : (1), data kemiringan
tentang Tingkat Kesesuaian Lahan untuk yang diperoleh dari peta topografi
Tanaman Kedelai pada Bentuk Lahan lembar painan skala 1:110.000, (2),
Fluvial Batang Salido Kecamatan IV Jurai data jenis bantuan yang di peroleh dari
Kabupaten Pesisir Selatan. peta geologi lembar Painan skala
1:110.000, (3), data penggunaan lahan
METODOLOGI PENELITIAN yang diperoleh dari peta penggunaan
Jenis penelitian ini adalah lahan Kec. IV Juarai Kab.Pesisir
deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif Selatan skla 1:110.000, (4), data
deskriptif kuantitatif adalah penelitian kondisi fisik daerah Kec. IV Jurai, (5),
yang dilakukan untuk mengetahui nilai data jenis tanah yang diperoleh dari
variabel dengan menggunakan angka peta tanah Kab. Pesisir Selatan skala
sebagai alat dan analisis statistik dengan 1:110.000, (6), data syarat tumbuh
tujuan menguji hipotesis yang telah tanaman kedelai (tanah,lereng,curah
ditetapkan. hujan,temperature dan ketinggian) dari
Lokasi penelitian ini dilakukan pusat Penelitian dan Pengembangan
pada bentuk lahan fluvial di Batang Salido Tanaman Industri, Departemen
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Pertanian, (2014).
selatan. 1. Kemiringan Lereng
Teknik pengambilan sampel pada Pengukuran lereng dapat
penelitian ini dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan peta
menggunakan teknik purpisuve sampling topografi dengan menggunakan rumus
yaitu teknik penentuan sampel denga Went Worth (Erwin dalam Ramon,
pertimbangan tertentu. (sugioyono 2014) Jurnal, 2012:23). Kemiringan lereng,
dimana peneliti menentukan sendiri sampel keadaan tanah (drainase, tekstur, pH,
yang diambil. Alasan pengambilan sampel bahan organik, singkapan batuan dan
dengan metode ini karena setiap lahan sebaran bahan kasar) curah hujan dan
kedelai massing-masing berhak untuk diteliti suhu
dan dari satuan lahan sampel yang telah ( )
α
ditentukan telah mewakili satuan lahan yang
ada di daerah penelitian. Ket :
Jenis dan sumber data penelitian ini α= besar sudut lereng
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai N= jumlah kontur yang
berikut. terpotong diagonal (L)
a. Jenis Data L= panjang diagonal tiap peta
Ditinjau dari segi sumbernya, S= angka pemyebut skala
maka data yang digunakan untuk Ki= Kontur interval

4
Untuk penilaian kelas dan Cukup Halus C,SiC Si, 2
kriteria kemiringan lereng untuk sesuai SiL, L
Tidak Kasar SL 3
tanaman kedelai menurut pusat sesuai
penelitian Tanah dan Agroklimat Sumber Pusat Penelitian tanah dan
Bogor, (2014) seperti terlihat pada agroklimat Bogor (2014)
Tabel III.I dibawah ini:

Tabel III.3. Kelas dan Kriteria


Kemiringan LerengUntuk Tanaman
Kedelai
Kelas Kemiringan Harkat
lereng
Sesuai <15% 1
Cukup sesuai 15%-25% 2
Tidak sesuai >25% 3
Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan
Agroglimat Bogor,(2017)
Dari tabel 3.3. diatas maka
dapat disimpulkan bahwa kemiringan
lereng yang sesuai untuk tanaman
kedelei adalah 15-25 %. Gambar: Segitiga Struktur Tanah
2. Keadaan Tanah Keterangan :
a. Drainase SC = Liat berpasir
Menurut Utomo (dalam Sindy, Si = Debu
Skripsi, 2012:25) pengaturan drainase SiCL = Lempung, liat berdebu
permukaan tanah yang berkaitan erat SiL = Lempung berdebu
dengan permebilitas dan limpasan CL = Lempung ebrliat
permukaan.Untuk kelas dan L = Lempung
kriteriannya digunakan kelas dan SCL = Lempung, liat berpasir
kriteria menurut Uhland an O’Neal SL = Lempung berpasir
yang dikutip oleh Jamulya (dalam C = Liat
Rahmi, Jurnal, 2012:23), seperti pada LS = Pasir berlempung
table 3.3. SiC = Liat berdebu
Tabel III.4 Klasifikasi Drainase Untuk
Tanaman Kedelai. Tekstur tanah mempengaruhi tanah
Kelas Kriteria Harkat untuk menahan air dan permeablitas
Sesuai Baik- Agak baik 1 tanah serta berbagai sifat fisik tanah
Cukup Terhambat-Agak 2
sesuai terhambat
dan bahan kimia tanah lainnya. Definisi
Tidak Cepat 3 kelas tekstur tanah mengacu pada
sesuai system USDA.(Luthfi rayes, 2007).
Sumber Pusat Penelitian Tanah dan Untuk menentukan klafikasi
Agrolimat Bogor (2014). kemampuan lahan tekstur lapisan atas
Dari tabel 3.4.diatas maka tanah (0 – 30 cm) dan lapisan bawah
drainase yang sesuai untuk tanaman (30 – 60 cm), perhatikan
kedelai adalah baik, agak baik. pengelompokan berikut:
b. Tekstur t1 : Tanah bertekstur halus, meliputi tekstur
Untuk melihat kriteria testur liat berpasir, liat berdebu dan liat.
tanah digunakan klasifikasi penelitian T2 :Tanah bertekstur agak halus, meliputi
tanah dan Agreklimat Bogor (2014) tekstur lempung liat berpasir, lempung
seperti table III.5 berliat dan liat berdebu.
t3 :Tanah bertekstur sedang, meliputi
Tabel III.5 Kelas dan Kriteria Tekstur tekstur lempung, lempung berdebu dan
Tanah untuk Tanaman Kedelai liat.
Kelas Kriteria Tekstur Harkat t4 : Tanah bertekstur agak kasar, meliputi
tanah tekstur lempung berpasir, lempung
Sesuai Agak halus SC, SiCL, 1
CL, SiCL

5
berpasir halus dan lempung berpasir mengganggu dalam pengalian tanah
sangat halus. untuk pertanian. Singkapan batuan
t5 : Tanah bertekstur kasar, meliputi tekstur kasar diamati lansung dilapagang dan
pasir berlempung dan pasir. dinyatakan dalam persentase dengan
kelas dan kriteria menurut Arsyad
c. Kriteria Reaksi Tanah (pH) (dalam Fitriyanti, Skripsi, 2013:21),
Untuk melihat kelas dan seperti pada table 3.7.
criteria pH tanah digunakan klasifikasi. Tabel III.8 Kelas dan Kriteria Singkapan
Menurut Kartasapoerta (dalam Galuh, Batuan untuk TanamanKedelai
Skripsi, 2012:25) seperti: Kelas kriteria Harkat
Tabel III.6 Kelas dan Kriteria Reaksi Sesuai <20% 1
Tanah (pH) untuk TanamanKedelai
kelas kriteria harkat Cukup 20%-30% 2
sesuai 5,5-7,5 1 sesuai
Cukup sesuai 4,0-5,5 2 Tidak sesuai >30% 3
Tidak sesuai <4,0-8,5 3 Sumber : Pusat penelitian Tanah dan
Sumber : Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor
AgroklimatBogor(2014) Berdasarkan Tabel 3. 8 diatas
makan singkapan batuan yang sesuai
Berdasarkan Tabel 3.6 diaats untuk pertumbuhan tanaman kedelai
maka pH yang sesuai untuk adalah < 25 %.
pertumbuhan tanaman kedelai adalah f. Sebaran Bahan Kasar
5,5 – 7,5. Sebaran bahan kasar dapat
d. Bahan Organik berupa bahan lepas di permukaan lahan
Unsur hara dalam tanah ditemui dan penerapannya di lapangan, melihat
dalam tiga bentuk, jumlah dan perbandingan relative bahan kasar
ketersediaan ketiga unsur ini (N,P,K) berdiameter lebih dari 40 cm yang
merupakan pengendali yang sangat berada pada permuakaan lahan,
penting bagi tanah untuk memasok dinyatakan dalam persen (Soil Survey
hara bagi tanaman. Kepentingan N,P,K Staf, dikutip Arsyad, (dalam Fitriyanti,
dalam tanah adalah sebagai landasan Skripsi, 2013:21). Bahan penyusunan
dalam menelaah kesuburan tanah dan dapat berupa bahan lepas yang
sarana-sarana dalam rangka berdiameter 25 cm, jika bulay dan 40
pengolahan kesuburan tanah. Kriteria cm jika pipih. Untuk menentukan kelas
kandungan unsur Nitrogen, Posfor dan dan kriteria sebaran bahan kasa
Kalium dapat dilihat pada Tabel III. 5 diguankan klasifikasi Arsyad (dalam
Tabel III.7Kriteria Bahan Organik Fitriyanti, Skripsi, 2013:21) seperti:
(Nitrogen, Posfor dan Kalium)Tanaman Table III.9 Kelas dan Kriteria Bahan
Kedelai Kasar untuk Tanaman Kedelai
kelas kriteria Harkat
N P K
Kelas kriteria Harkat
sesuai <0,1% <50 <0,1% 1 Sesuai Tidak ada, 1
kurang dari
Cukup O,1%- 50-150 0,1%- 2 < 5%
sesuai 0,2% 0,2% bahan
Tidak >O,2% >150 >0,2% 3
kasar yang
sesuai menutupi
permukaan
Sumber : Pusat penelitian Tanah dan Cukup sesuai sedikit, 2
Agroklimat Bogor batu yang
e. Singkapan Batuan menutupi
Keadaan singkapan batuan di 5-25%
permukaan lahan merupakan bagian Tidak sesuai Sedang 3
batuan kasar yang terbenam di dalam batu yang
tanah. Singkapan batuan kasar menutup
dipermukaan lahan ini akan >25%

6
Sumber Pusat penelitian tanah dan 2). Tekstur Tanah
Agraklimit Bogor (2014) Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi
g. Suhu pisahan-pisahan yang menyusun suatu
Di daerah beriklim basah yang volume masa tanah, pada penelitian ini
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah hanya terbatas pada pasir, debu, dan liat.
curah hujan dan suhu.
Tabel III.10kelas dan Suhu untuk 3) pH Tanah
Tanaman Kedelai pH tanah menunjukkan intensitas keasaman
Kelas Suhu Harkat suatu sistem tanah, pengukuran pH tanah
Sesuai <26 1 pada masing-masing satuan lahan dilakukan
Cukup sesuai 22-26 2 dengan analisa uji laboratorium dan hasilnya
Tidak sesuai >22 3
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Sumber :Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat Bogor(2014)
4). Bahan Organik
Unsur hara dalam tanah ditemui dalam tiga
h. Curah Hujan
bentuk, jumlah dan ketersediaan ketiga
Besarannya curah hujan adalah volume
unsur ini (N,P,K) merupakan pengendali
yang jatuh pada arca tertentu. Oleh karena
yang sangat penting bagi tanah untuk
itu curah hujan daun tumpat dinyatakan
memasok hara bagi tanaman.
dalam meter kubik (m) dan sentimeter kubik
(m) intensitas curah hujan yang jatuh 5) Sebaran Batuan Permukaan pada Daerah
persatuan waktu (mm/jam) atau m sperti Penelitian
pada tabel 3.11 Sebaran batuan permukaan menutupi lahan
Tabel III.11 Kelas dan Kriteria Curah mengganggu pengolahan tanah dalam
hujanUntuk TanamanKedelai rangka mengusahakan suatu tanaman salah
kelas Kriteria Harkat
Sesuai 500-3500 1
satunya tanaman kedelai untuk itu sebaran
Cukup sesuai >500->3500 2 batuan permukaan yang berkisar antara 0-
Tidak sesuai >3500 3 10%.
Sumber Pusat penelitian Tanah dan
Agraklimit Bogor (2014) 6) Singkapan Batuan Dasar pada Daerah
Berdasarkan tabel 3.11 diatas Penelitian
maka curah hujan yang sesuai untuk Singkapan batuan dasar adalah perbandingan
tanaman kedelei adalah 500 – 3500. relatif batuan dasar yang tersingkap
dipermukaan tanah dengan satuan lahan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diteliti, pengukuran dilakukan dengan
Hasil penelitian pada penelitian ini mengamati langsung dilapangan.
adalah sebagai berikut.
7). curah hujan
1. Karakteristik Lahan Untuk Tanaman Hasil curah hujan untuk masing-masing
Kedelai pada Bentuk Lahan Fluvial sampel penelitian ini diperoleh dari data
sekunder yang didapat Dinas PU daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
1.Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan 8).Suhu
faktor yang sangat menentukan dan penting Keadaan suhu dengan 280C pada setiap
untuk dipertimbangkan sebab lahan yang lahan penelitian.
terlalu miring akan cepat membawa humus
dan bahan organik yang ada pada tanah Kesimpulan
a. Keadaan tanah
1) Drainase Dari hasil penelitian kondisi fisik
Penentuan kelas drainase secara kualitatif tanah setiap satuan lahan pada daerah
dilakukan dengan cara mengamati bercak- penelitian maka dapat disimpulkan sebagai
bercak tanah sedangkan penentuan drainase berikut:
secara kuantitatif dilakukan dengan
eksperimen atau uji labor.

7
1. Karakteristik lahan berkaitan dengan: yang sesuai untuk tanaman kedelai dan
kemiringan lereng, keadaan tanah memahami budidaya tanaman kedelai
(drainase, tekstur, pH, bahan organik, 3. Saran untuk masyarakat lebih lanjut,
singkapan batuan, sebaran bahan kasar) hendaknya dalam budidaya kedelai agar
curah hujan dan suhu pada setiap satuan lebih melihat kondisi iklim yang tepat
lahan yang ada pada bentuk lahan fluvial karena daerah Batang Salido memiliki
Batang Salido di Kecamatan IV Jurai curah hujan yang tinggi.
Kabupaten Pesisir Selatan.
2. Tingkat kesesuaian lahan fluvial di Daftar Pustaka
Batang Salido di Kecamatan IV Jurai
Kabupaten Pesisir selatan terdapat Ashari.1995. Dalam Hengky, Skripsi 2009,H
perbedaan tingkat kesesuaian lahan oltikultural Aspek Budidaya.Univer
(sesuai dan cukup sesuai), untuk tanaman sitas Indonesia. Jakarta.
kedelai pada setiap satuan lahan yang
diteliti di Kecamatan IV Jurai Kabupaten BAPEPDA TK II Kabupaten Pesisir selatan,
Pesisir Selatan. Lahan dengan kondisi menentukan jenis tanah lembar
cukup sesuai yaitu satuan lahan yang painan.
berada pada satuan bentuklahan kipas
aluvial dengan kelas lereng II (4-8%) BAPEPDA TK II Kabupaten pesisir selatan
tertutup tegalan, berbatuan sedimen dan admistrasi lembar painan.
jenis tanah aluvial (F1 II Tg Qal Al),
sedangkan satuan lahan yang BAPEPDA TK II Kabupaten Pesisir selatan
dikategorikan sesuai yaitu pada satuan penggunaan lahan lembar painan.
lahan kipas aluvial dengan kelas lereng II
(4-8%) digunakan untuk sawah, Hardjowigeno. Dalam, Skripsi, 2011.Sumber
berbatuan sedimen dan jenis tanah daya wilayah dan Tata Guna
aluvial (F1 II Sw Qal Al), satuan lahan Lahan.
gosong sungai dengan kelas lereng I (0-
3%) digunakan untuk sawah, berbatuan Hardjowigono, 2003. Staf pusat penelitian
sedimen dan jenis tanah aluvial (F2 I Sw tanah,1993.
Qal Al), satuan lahan dataran aluvial
dengan kelas lereng I (0-3%) tertutup Indranada.Nunung.2011. Pengelolaan
tegalan, berbatuan sedimen dan jenis Kesuburan Tanah.PT.Bima Aksara
tanah aluvial (F3 I Tg Qal Al), satuan Jakarta.
lahan rawa belakang dengan kelas lereng
I (0-3%) tertutup sawah, berbatuan
sedimen dan jenis tanah aluvial (F4 I Sw
Qal Al), satuan lahan datarn aluvial
dengan kelas lereng I (0-3%) tertutup
sawah, berbatuan sedimen dan jenis
tanah aluvial (F5 I Sw Qal Al).
Saran

1. Hendaknya para petani kedelai dalam


memilih lahan yang akan ditanami untuk
kedelai dapat memperhatikan faktor-i
2. Saran kepada pemerintahan didaerah
penelitian agar memberikan penyuluhan
kepada para petani untuk menanami
tanaman kedelai. Berdasarkan faktor-
faktor penghambat yang terdapat di
daerah penelitian hendaknya dinas
pertanian dapat mengarahkan kepada
petani agar melakukan pemilihan lahan

You might also like