2830 10409 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Kesehatan

Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Pengaruh Penyuluhan Partisipatif untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu


tentang Penerapan Gizi Seimbang dalam Penanggulangan Stunting

Effect of a Participatory Health Campaign on Stunting Reduction amongst


Children: a Quantitative Study to Improve Mothers’ Knowledge in Balanced
Nutrition Practice

Rohayati1, Aprina2
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history The incidence of stunting in Lampung increased from 3 (three) to 4 (four) out of 10 (ten)
toddlers who experienced stunting. One way to overcome the high incidence of stunting
Received date is through counseling about balanced nutrition. The purpose of the study was to measure
18 Aug 2021 the effect of participatory counseling on the application of balanced nutrition to children
under five on stunting prevention. This type of quantitative research with a Quasi-
Revised date experimental research design was conducted in Panjang Bandar Lampung, from April to
23 Aug 2021 November 2020. The subjects were 60 mothers of children under five who were divided
into the intervention group (30 people), and the control group (30 people). The research
Accepted date instrument used was a questionnaire and a knowledge test instrument, the intervention
24 Aug 2021 group received treatment in the form of participatory counseling while the control group
only filled out the research instrument, namely a questionnaire. The previous data
analysis was tested for normality by Shapiro Wilk then tested the data using the t-test.
Keywords: The results showed that there was an effect of participatory counseling in the application
of balanced nutrition in increasing the knowledge of mothers of children under five (p-
Balanced nutrition; value=0,010). Participatory counseling was more effective in increasing knowledge about
Counseling; balanced nutrition compared to the control group (p-value=0,000). In conclusion,
Toddlers. participatory counseling is significant in increasing mother's knowledge about balanced
nutrition and has a better effect than other methods. Suggestion, one method of health
promotion to overcome the problem of stunting is through participatory counseling.

Kata kunci:
Angka peristiwa stunting di Lampung bertambah jadi 3 (tiga) hingga 4 (empat) dari 10
Gizi seimbang; (sepuluh) balita yang hadapi stunting. Salah satu metode mengatasi tingginya peristiwa
Konseling; stunting ialah lewat penyuluhan mengenai gizi seimbang. Tujuan penelitian untuk
Balita. mengukur pengaruh penyuluhan partisipatif tentang pelaksanaan gizi seimbang pada
anak balita terhadap penanggulangan stunting. Tipe penelitian kuantitatif dengan desain
Quasi-ekperimen, dilaksanakan di Panjang Bandar Lampung, mulai April-Nopember
2020. Subjek yaitu 60 ibu balita dipecah jadi kelompok intervensi (30 orang), serta
kelompok kontrol (30 orang). Instrumen penelitian yang digunakan merupakan kuesioner
serta instrument test pengetahuan, kelompok intervensi memperoleh perlaukan berbentuk
penyuluhan partisipatif sedangkan kelompok kontrol cuma berbentuk pengisian
instrumen penelitian ialah kuesioner. Analisis data diuji normalitas Shapiro wilk
kemudian uji informasi memakai uji t-test. Hasil menampilkan ada pengaruh penyuluhan
secara partisipatif dalam pelaksanaan gizi seimbang dalam tingkatkan pengetahuan ibu
balita (p-value=0,010). Penyuluhan secara partisipatif lebih efisien dalam tingkatkan
pengetahuan tentang gizi seimbang dibanding dengan kelompok kontrol (p-
value=0,000). Kesimpulan, penyuluhan secara partisipatif signifikan dalam
meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan memiliki efektifitas yang
lebih baik dibanding tata cara lain. Salah satu satu tata cara promosi kesehatan untuk
mengatasi permasalahan stunting ialah melalui penyuluhan secara partisipatif.

Corresponding Author:

Aprina
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia
Email: aprinamurhan@yahoo.co.id

287
288 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 287-293

PENDAHULUAN penyuluhan yang dilakukan kepada ibu-ibu balita


menunjukkan terdapatnya kenaikan pemahaman
Generasi yang berkembang maksimal ibu untuk lebih mencermati pemeliharaan
ataupun tidak stunting mempunyai tingkatan kesehatan anaknya. Tetapi dalam penelitian ini,
kecerdasan yang lebih baik, dapat memberikan penyampaian pesan masih dilakukan lewat
energi saing yang baik di bidang pembangunan komunikasi satu arah, tanpa mencermati
serta ekonomi. Disamping itu, perkembangan perspektif ibu-ibu balita, selain itu penyampaian
maksimal bisa kurangi beban terhadap resiko pesan gizi serta kesehatan belum mengaitkan
penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif aspek sosial budaya wilayah setempat.
semacam diabetes, hipertensi, jantung, ginjal Penyuluhan gizi kepada ibu serta para
ialah penyakit yang memerlukan bayaran penjaga balita jadi salah satu saran Unicef
penyembuhan besar. Dengan demikian, apabila Indonesia (2013) mengentaskan permasalahan
perkembangan stunting bisa dicegah, maka stunting di Indonesia. Penyuluhan gizi ialah
diharapkan perkembangan ekonomi dapat lebih bagian aktivitas pembelajaran kesehatan,
baik, tanpa dibebani oleh biaya-biaya penyembuhan didefinisikan selaku upaya terencana untuk
terhadap penyakit degeneratif (Aryastami & mengganti sikap orang, keluarga, kelompok serta
Tarigan, 2017). warga dalam bidang kesehatan spesialnya dalam
Stunting ialah kasus gizi yang dialami bidang gizi (Dewi & Aminah, 2016).
dunia terutama negara-negara miskin serta Penyuluhan dilakukan dengan memakai
berkembang. Stunting ialah permasalahan gizi bermacam tata cara serta media yang disesuaikan
kurang yang kronis, berakibat pada jangka dengan target. Penyuluhan dengan tata cara biasa
pendek ataupun panjang, yang pada gilirannya semacam ceramah serta tanya jawab membuat
tingkatkan penyakit serta jadi beban yang berat. target bosan serta kurang tertarik, sehingga tidak
Stunting pada masa balita akan mempengaruhi efisien. Ibu butuh diberikan penyuluhan yang
mutu kehidupan di masa umur sekolah, anak bisa membuat mereka bahagia, bergairah dengan
muda, apalagi berusia (Unicef Indonesia, 2013). membuat mereka ikut serta secara aktif. Tata cara
Hasil kajian Unicef Indonesia, mengatakan partisipatif yang diiringi dengan praktek
bahwa salah satu aspek pemicu stunting pemilihan santapan sehat, diharapakan bisa
merupakan pengetahuan yang tidak mencukupi membuat ibu lebih gampang menguasai dan
serta praktik-praktik gizi yang tidak pas (Unicef mempunyai keterampilan dalam memilah
Indonesia, 2013). Pola makan sangat penting santapan, termasuk santapan yang sehat untuk
sebab erat hubungannya dengan kondisi gizi, balitanya. Tata cara penyuluhan partisipatif
paling utama mutu serta kuantitas santapan yang dengan memberikan peluang ibu secara langsung
disantap. Keragaman tipe pangan yang disantap mempraktekkan memilah santapan sehat untuk
akan mempengaruhi mutu serta kelengkapan zat balita, dengan harapan target lebih aktif, bisa
gizi yang bermacam-macam hingga kualitas serta lebih baik dalam meresap modul, serta data yang
kelengkapan zat gizi yang akan memenuhi diberikan.
kebutuhan (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Hasil Studi Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Hasil penelitian Samuel, et al. (2017), didapatkan tahun 2018, status gizi pada balita di Indonesia
kalau anak yang tidak stunting menunya lebih masih lumayan besar. Prevalensi berat kurang
bermacam-macam dibanding anak yang stunting. (underweight) 17,7%, terdiri dari 3,9% gizi
Tidak hanya itu terdapat perbandingan konsumsi kurang baik serta 13,8% gizi kurang; prevalensi
zat gizi makro tenaga serta protein dan konsumsi stunting 30, 8% terdiri dari 11,5% sangat pendek
zat gizi mikro semacam vit C, kalsium serta serta 19,3% pendek; prevalensi wasting 10,2%
fosfor antara anak stunting serta tidak stunting. terdiri dari 3,5% sangat kurus serta 6,7% kurus
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Nurbaiti, et al. (2014), tentang kerutinan makan Hasil Riskesdas tahun 2018, angka
pada anak umur 2 tahun ke atas di Lombok stunting di Lampung merupakan 30%. Jadi 3
Tengah, bahwa sebagian besar warga hingga 4 dari 10 balita hadapi stunting.
membiarkan anak mereka membeli jajanan paling sedangkan informasi dari Dinas Kesehatan
utama pentol (bakso cilok dibuat dari tepung Provinsi Lampung (2018) menginformasikan
kanji dicampur sedikit daging serta kombinasi peristiwa stunting di Kota Bandar lampung tahun
bumbu) serta santapan ringan yang dijual keliling 2018 sebesar 15,5% dengan kecamatan yang
desa ataupun di warung. Anak dibiarkan memilah memiliki nilai stunting besar ialah Kecamatan
santapan yang disukai tanpa terdapat larangan. Panjang sebesar 46,6%, tetapi terdapat pula
Tidak hanya itu, penelitian yang dilakukan oleh kecamatan yang tidak memiliki permasalahan
Yata & Habib (2018), mengatakan kalau stunting semacam Kecamatan Enggal,
Rohayati, Pengaruh Penyuluhan Partisipatif untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu … 289

Kecamatan Tanjung Karang Barat serta serta ASI eksklusif), pengetahuan, ibu memakai
Kecamatan Teluk Betung Utara. kuesioner.
Hasil pre-survey yang dilakukan terhadap Total 60 subjek yang cocok dengan kriteria
10 balita yang hadapi stunting di Daerah Kerja inklusi serta eksklusi, setelah itu dipecah ke
Puskesmas Panjang Bandar Lampung diperoleh dalam 2 kelompok, ialah yang kelompok kontrol
kalau sebanyak 4 balita (40%) dengan tinggi ibu dengan memakai media leaflet serta kelompok
150 centimeter, 3 orang (30%) dengan sosial intervensi dengan memakai media demonstrasi
ekonomi rendah, 2 orang (20%) dengan serta penyuluhan. Penelitian ini dilakukan dengan
pembelajaran ibu rendah serta 1 orang (10%) pemberian intervensi sebanyak 2 kali sepanjang 3
status imunisasi tidak lengkap, tidak hanya itu minggu dengan modul selaku berikut: minggu 1:
bersumber pada hasil wawancara kepada ibu Modul stunting serta pencegahannya, minggu II:
balita dari 10 orang responden ada 8 orang (80%) Modul jatah mengkonsumsi sayur serta buah
berkata kalau ibu tidak mengenali gizi berarti serta kerutinan makan yang baik untuk ibu serta
yang wajib diberikan kepada balitanya yang balita, serta minggu III: Demonstrasi pemilihan
hadapi stunting, sepanjang ini pula responden sayur serta mengkonsumsi gizi yang baik untuk
berkata petugas kesehatan cuma membagikan ibu serta balita. Pre-test dilakukan bertepatan
media penyuluhan berbentuk leaflet serta tidak dengan pengambilan informasi dini serta
sepunuhnya bisa menguasai dari media tersebut. intervensi awal. Post-test kuesioner pengetahuan
Kebaharuan pada penelitian ini pada tata dilakukan sehabis intervensi akhir. Penelitian ini
cara penyuluhannya yang menekankan pada telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian
media yang digunakan ialah penyuluhan Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
partisifatif tentang pengaruh penyuluhan dengan Nomor. 278/ KEPK- TJK/ VII/ 2020.
partisipatif tentang pelaksanaan gizi seimbang Analisis univariat berbentuk penyajian
pada anak balita terhadap penanggulangan frekuesi serta persentase untuk memandang ciri
stunting. Penelitian ini bertujuan untuk responden yang terdiri dari usia, pembelajaran
mengenali pengaruh penyuluhan partisipatif ibu, pekerjaan serta ASI eksklusif. Analisis
tentang pelaksanaan gizi seimbang pada anak bivariat digunakan untuk menganalisis terdapat
balita terhadap penanggulangan stunting. tidaknya pengaruh penyuluhan partisipatif
dengan uji paired sample T- test, sebaliknya
untuk uji beda 2 kelompok memakai
METODE independend t-test. Bila informasi tidak wajar,
dilanjutkan menggunakan analisis Mann-whitney
Penelitian ini sudah dilakukan di Daerah serta Wilcoxon test. Perbandingan proporsi
kerja Puskesmas Panjang pada bulan April- berpasangan diolah memakai McNemar test.
November 2020. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan quasi
eskperimen dengan desain pre-test post-test one HASIL
control group design, kelompok penyuluhan
dibagi jadi 2 yaitu kelompok kontrol serta Tabel 1. Karakteristik Responden
kelompok intervensi. Karakteristik Responden n %
Target penelitian ini merupakan ibu yang Usia 20-24 Tahun 37 61,7
memiliki balita stunting. Perhitungan ilustrasi 25-30 Tahun 23 38,3
memakai rumus perbandingan mean 2 kelompok, Pendidikan SD 45 75,0
dengan tingkatan kesalahan 1%, power 90%, SMP 10 16,7
selisih bermakna 10 poin dan 10%, sehingga SMA 5 8,3
didapatkan minimun 30 subjek untuk masing- Pekerjaan IRT 50 83,3
masing kelompok. Pengambilan ilustrasi Wiraswasta 7 11,7
Tani 3 5,0
dilakukan dengan metode purposive sampling
Asi Eksklusif Ya 45 75,0
dengan kriteria inklusi: Ibu mempunyai balita
Tidak 15 25,0
yang hadapi stunting serta tidak mempunyai
penyakit kronis yang lain, tidak memiliki kendala
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
jantung, hati, tidak lagi menempuh intervensi gizi
usia responden yang paling muda adalah 20 tahun
sejenis, serta bersedia ikut serta dalam penelitian
dan paling tua adalah 30 tahun. Karakteristik
ini, ibunya dapat membaca serta menulis.
responden dari segi usia, yang paling banyak
Informasi yang dikumpulkan berbentuk informasi
yaitu pada kelompok umur 20-24 tahun sebesar
ciri responden (usia, pembelajaran ibu, pekerjaan
61,7%, usia 25-30 tahun sebesar 38,3%. Untuk
karakteristik dari pendidikan terakhir yang paling
290 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 287-294

banyak adalah tamat SD sebesar 75% (45 Berdasarkan tabel 2, pengetahuan ibu
responden). Sedangkan untuk pendidikan tamatan sebelum dilakukan penyuluhan pada kelompok
SMP/sederajat 16,7% (10 responden ) dan tamat intervensi diperoleh hasil rata-rata 42,83, standar
SMA/Sederajat 8,3% (5 orang). Pekerjaan devisiasi 12,70 nilai minimum 20 dan nilai
responden terbanyak merupakan IRT sebanyak maksimal 65, dan pengetahuan ibu setelah
83,3% (50 responden), wiraswasta 11,7% (7 dilakukan penyuluhan partisipatif diperoleh hasil
reponden) dan Tani 5% (3 responden). ASI rata-rata 59,17, standar devisiasi 11,07 dengan
eksklusif terbanyak yaitu ibu dengan menyusui nilai minimum 35 dan maksimal 75.
ASI eksklusif sebanyak 75% (45 reponden) dan Sementara pada pengetahuan ibu pada
tidak menyusi ASI eksklusif sebanyak 25% (15 kelompok kontrol diperoleh hasil pre-test rata-
responden). rata 35,00 dengan standar deviasi 8,808 nilai
minumim 20 dan maksimal 50, serta diperoleh
Tabel 2. Pengetahuan Ibu hasil post-test dengan rata-rata 34,50 dengan
Kelompok n Mean SD Min Maks standar devisiasi 8,444 nilai minimum 20 dan
Intervensi Pre-test 30 42,83 12,70 20 65 nilai maksimal 50.
Post-test 30 59,17 11,07 35 75
Kontrol Pre-test 30 35,00 8,808 20 50
Post-test 30 34,50 8,444 20 50

Tabel 3. Perbedaan Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Partisifatif
pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Kelompok Mean± SD SEE Upper-Lower p-value
Pre-test 42,83± 8,808 1,608 65-20
Intervensi 0,010
Post-test 59,17±8,444 1,542 75-35
Pre-test 35,00±12,70 2,320 50-20
Kontrol 0,090
Post-test 34,50 ±11,07 2,021 50-20

Berdasarkan tabel 3, rata-rata pengetahuan PEMBAHASAN


responden pada kelompok intervensi sebelum
diberikan penyuluhan adalah 42,83 dan sesudah Pengetahuan Ibu
diberikan penyuluhan 59,17, sedangkan rata rata
pengetahuan kelompok kontrol pre-test 35,00 Tingkatan pengetahuan gizi seorang
Dan post-test 34,50. Hasil uji statistik dengan mempengaruhi terhadap perilaku serta sikap
menggunakan paired t-test didapatkan nilai p- dalam memilah santapan yang memastikan
value=0,010 pada kelompok intervensi mudah tidaknya seorang menguasai khasiat isi
sedangkan pada nilai p-value=0,090 pada gizi dari santapan yang disantap. Pengetahuan
kelompok kontrok sehingga dapat disimpulkan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi
ada perbedaan pengetahuan pada kelompok konsumsi santapan yang baik, sehingga bisa
intervensi sebelum dan setelah penyuluhan mengarah ke status gizi yang baik pula.
partisipatif pada ibu tentang penerapan gizi balita Pengetahuan gizi memiliki peranan sangat berarti
terhadap penanggulangan stunting, dan tidak ada dalam pembuatan makan rutin seorang. Sehingga
perbedaan pengetahuan pada kelompok kontrol. penyuluhan kesehatan yang diberikan bisa
mempengaruhi sikap ibu tentang gizi seimbang
Tabel 4. Pengaruh Penyuluhan Partisipatif balita jadi lebih baik. Pembelajaran ibu ataupun
terhadap Penanggulangan Stunting orang tua diharapkan dapat mengasuh anak
pada Ibu stunting lebih baik. Hal ini didukung oleh
Mean Upper- Yudesti (2012) serta Ernawati (2006) yang
Kelompok SEE p-value
±SD Lower melaporkan jika semakin besar tingkatan
59,17 0,000 pembelajaran resmi orang tua maka semakin
Intervensi 2,021 19,578
±11,07 besar keahlian mereka untuk memahami data
34,50 dengan wawasannya tentang autis sehingga
Kontrol 1,542 19,571
±8,444
dalam penanganannya menjadi lebih baik.
Tingkatan pembelajaran bisa pengaruhi
Pada tabel 4 menunjukan bahwa anggapan seorang untuk lebih menerima ide-ide
pengetahuan ibu pada kelompok intervensi dan serta teknologi baru. Pembelajaran ialah salah
kelompok kontrol didapatkan nilai p-value satu aspek yang mempengaruhi anggapan
0,000<0,005 artinya ada pengaruh penyuluhan seorang. Sebab bisa membuat seorang lebih
partisipatif terhadap penanggulangan stunting. mudah mengambil keputusan serta berperan
Rohayati, Pengaruh Penyuluhan Partisipatif untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu … 291

(Sari, 2010). Tingkatan pembelajaran yang lebih penyuluhan partisipatif pada ibu tentang
besar dapat mempermudah seorang untuk penerapan gizi balita terhadap penanggulangan
memahami data serta mengimplementasikannya stunting, dan tidak ada perbedaan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari (Rusimah, 2011). pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian Rozali (2016) Rendahnya pengetahuan ibu balita
menampilkan terdapatnya hubungan tingkatan menimpa gizi balitanya disebabkan minimnya
pembelajaran ibu terhadap pengetahuan, aksi pengetahuan ibu balita tersebut. Minimnya data
serta pola pikir dalam mencari serta mendapatkan yang setelah itu jadi latarbelakang minimnya
bermacam data pengetahuan tentang gizi balita. pengetahuan serta rendahnya perilaku ibu balita
Begitu pula dengan hasil penelitian Trimanto tersebut. Ibu balita cenderung tidak mencermati
(2008) meyakinkan kalau semakin besar kebutuhan gizi anak sesuai umurnya.
pembelajaran orangtua maka semakin besar Data gizi kurang pada balita tidak cocok
kepedulian terhadap kesehatan, terutama dalam dengan pertumbuhan era di kala ini. Di kala ini
hal melindungi status gizi anak. merupakan masa globalisasi dimana akses
Tidak hanya itu terdapat hal lain yang mencari data kesehatan spesialnya gizi balita
mempengaruhi pengetahuan antara lain sangat gampang ditemui. Perihal tersebut sebab
pekerjaan. Tipe pekerjaan yang dilakoni teknologi penyedia data kesehatan dikala ini
umumnya mencerminkan tingkatan status semakin mutakhir. Pergantian perilaku pada ibu
ekonomi. Keluarga dengan status ekonomi balita dikira dipengaruhi oleh seberapa jauh isi
menengah ke bawah, membolehkan pesan ataupun rangsangan dari penyuluhan
mengkonsumsi pangan dengan gizi rendah kesehatan dicermati, diterima serta dimengerti
sehingga mempangaruhi status gizi anak dengan baik oleh ibu (Effendi, 2009).
(Supariasa, et al., 2012). Pengetahuan merupakan komponen
Pemberian ASI eksklusif memiliki pembuatan perilaku serta sikap dari seorang.
bermacam khasiat untuk ibu serta bayi dimana Sehingga apabila pengetahuan dari ibu balita
ASI ialah santapan alamiah yang baik untuk bayi tidak mencukupi berakibat pada gizi balita.
dan balita, instan, murah, gampang dicerna, Selain itu akan berakibat pada perilaku serta
mempunyai komposisi zat gizi yang sempurna sikap dari ibu balita dalam perihal pemenuhan
cocok dengan kebutuhan serta keahlian gizi balitanya. Perihal tersebutlah yang
pencernaan bayi dan balita. ASI menunjang menimbulkan angka balita yang memiliki gizi
tumbuh kembang bayi dan balita sebab kalsium kurang masih banyak bahkan cenderung
ASI lebih efektif diserap dibandingkan susu bertambah.
pengganti ASI (Prasetyono, 2009). Santapan balita wajib penuhi standar
Keberhasilan ASI secara eksklusif bisa kecukupan gizi balita. Gizi seimbang ialah
dipengaruhi oleh aspek seperti status pekerjaan. keadaan yang menjamin badan mendapatkan
Ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu santapan yang cukup baik serta memiliki seluruh
untuk menjaga bayinya dan memberikan ASI zat gizi. Dengan gizi seimbang, balita akan
eksklusif. Hasil penelitian menampilkan bahwa memiliki energi dan ketehanan tubuh yang
dari 130 ibu terdapat 84 responden IRT yang maksimal sehingga tidak gampang sakit
memberikan ASI secara ekskusif. Hal ini sesuai (Sulistyoningsih, 2011).
dengan hasil penelitian oleh Okawary & Bagi peneliti pengetahuan ibu balita
Sugiyanto (2015) yaitu 51,9% ibu yang tidak tentang gizi seimbang memberikan manfaat yang
bekerja memberikan ASI eksklusif, dan ada baik apalagi bila diperbaharui dan diteruskan.
hubungan yang signifikan antara status pekerjaan Upaya penanggulangan stunting serta
ibu dengan pemberian ASI eksklusif di daerah perbandingan pengetahuan pada kelompok
kerja Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta. kontrol dan intervensi memberikan cerminan
Bagi peneliti pengetahuan tidak cuma bahwa pentingnya peningkatan pengetahuan ibu
didapatkan dari tingkatan pembelajaran besar balita melalui penyuluhan partisipatif.
namun bisa diperoleh dari pengalaman serta data
yang diperoleh warga. Pengaruh Penyuluhan Partisipatif terhadap
Penanggulangan Stunting
Perbedaan Pengetahuan Ibu Sebelum dan
Sesudah pada Kelompok Intervensi dan Tabel 4 menunjukan bahwa ada pengaruh
Kelompok Kontrol penyuluhan partisipatif terhadap penanggulangan
stunting. Pengetahuan ibu balita yang bertambah
Ada perbedaan pengetahuan pada antara lain mengetahui jenis-jenis gizi yang
kelompok intervensi sebelum dan setelah diperlukan oleh balita, makanan-makanan apa
292 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2021, hlm 287-294

saja yang diperlukan balita untuk penuhi gizi perilaku responden. Penelitian yang dilakukan di
seimbangnya, akibat dari kekurangan gizi, Kota Padang ini mengatakan kalau terdapat
metode mengolah menu yang pas untuk balita, kenaikan pengetahuan sebesar 43% serta
serta kebutuhan pemenuhan zat gizi yang kenaikan perilaku sebesar 9,5%. Sehingga
seimbang untuk balita. disimpulkan kalau pemakaian media lembar balik
Saat sebelum penyuluhan kesehatan, ibu dalam penyuluhan kesehatan pada penelitian
balita tidak mengenali kebutuhan gizi anak tersebut merupakan sangat efektif
bersumber pada umurnya, zat gizi apa saja yang Bagi peneliti santapan sehat ialah santapan
diperlukan untuk perkembangan serta yang memiliki zat- zat yang diperlukan oleh
pertumbuhan balita, pola makan balita meliputi tubuh. Penyuluhan partisipatif dengan
tipe bahan santapan, frekuensi makan, jumlah membagikan data kepada ibu balita serta
santapan, serta sebagainya. Tetapi setelah mendemonstrasikan tentang santapan yang sehat
diberikan penyuluhan, ibu mengenali hal-hal sangat dibutuhkan supaya balita berkembang bisa
tersebut. beraktifitas dengan wajar. Ibu balita juga bisa
Adanya pengetahuan serta perilaku yang melindungi kebersihan makan sehingga santapan
baik ibu terhadap gizi balita, maka ibu balita tersebut masuk dalam ketentuan santapan sehat.
tersebut berupaya dengan optimal untuk Hal ini bisa menolong ibu balita dalam mengenali
mencukupinya. Apabila ada bermacam santapan sehat sehingga bisa menolong dalam
permasalahan di luar dari pengetahuannya misal mengatasi peristiwa stunting pada balita.
sebab rendahnya ekonomi keluarga, ibu dengan
pengetahuan yang baik akan mencari alternatif
pemecahan untuk menanggulangi permasalahan SIMPULAN
tersebut. Contohnya ibu akan menanam bahan
pangan dengan menggunakan pekarangan Ada perbedaan pengetahuan ibu balita
rumahnya. Dengan begitu penyuluhan kesehatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
tidak cuma terpaku pada permasalahan kesehatan Tidak ada perbedaan pengetahuan pada
tersebut. Tetapi pula pada hal-hal yang mungkin kelompok kontrol, serta ada pengaruh
bisa membatasi proses pemenuhan gizi balita penyuluhan partisipatif terhadap penanggulangan
tersebut. stunting.
Santapan balita wajib penuhi standar Disarankan pemberian pelatihan dan
kecukupan gizi balita. Santapan sehat ada pada pembekalan kepada petugas kesehatan agar
makanan pokok, sayur, lauk, serta buah. memiliki kredibilitas dan kompetensi untuk
Makanan pokok ialah makanan yang memiliki memberikan penyuluhan partisipatif dalam
banyak karbohidrat ataupun tepung semacam penanggulangan stunting dan masyarakat agar
nasi, singkong, sagu, serta jagung. segera merubah kebiasaan dan meningkatkan
Menurut Mutiara (2016) jika penyuluhan pengetahuan ibu balita dalam memberikan gizi
kesehatan dengan media lembar balik bisa pada bayi bahkan balita, sehingga
menimbulkan pergantian pada pengetahuan serta penanggulangan stunting dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Aryastami NK, Tarigan I. (2017). Kajian Effendi, Muh. Arief. (2009). The Power Of
Kebijakan Penanggulangan Masalah Gizi Corporate Governance: Teori dan.
Stunting di Indonesia. Badan Litbang Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Kementerian Kesehatan RI. Ernawati A. (2006). Hubungan faktor sosial
Dewi, M., & Aminah, M. (2016). Pengaruh ekonomi, higiene sanitasi lingkungan,
edukasi gizi terhadap feeding practice ibu tingkat konsumsi, dan infeksi dengan
balita stunting usia 6-24 bulan (the effect status gizi anak usia 2-5 tahun di
of nutritional knowledge on feeding Kabupaten Semarang tahun 2003. [Tesis].
practice of mothers having stunting toddler Semarang: Program Pasca Sarjana
aged 6-24 months). Indonesian Journal of Magister Gizi Masyarakat Universitas
Human Nutrition, 3(1), 1-8. Diponegoro.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampun. (2018). Profil Kementerian Kesehatan RI. (2014). Angka
Dinkes Provinsi Lampung 2018. Bandar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi
Lampung. Bangsa Indonesia. Direktorat Jenderal
Rohayati, Pengaruh Penyuluhan Partisipatif untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu … 293

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Diet pada Penderita Diebetes Melitus
Jakarta: Kemenkes RI. (Diabetisi) di Ruang rawat Inap RSUD Dr.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010. [Skripsi]. Banjarbaru: Program
(RISKESDAS). Badan Penelitian dan Studi S1 Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu
Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kesehatan Husada Borneo Banjarbaru.
Kemenkes RI. Samuel, S., Subagio, H. W., & Suhartono, S.
Mutiara R. (2016). Pengaruh Konseling Gizi (2017). Perbedaan Pola Konsumsi Dan
dengan Media Lembar Balik terhadap Asupan Zat Gizi Anak Stunting Dan Tidak
Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Stunting Usia 12-23 Bulan. Media
Gizi Seimbang pada Wanita Usia Subur Informasi, 13(1), 67-72.
Pranikah di KUA Wilayah Kota Padang. Sari, P. (2010). Coping Stress pada Remaja
[Skripsi]. Padang: Fakultas Kesehatan Korban Bullying di Sekolah “X”. Jurnal
Masyarakat, Universitas Andalas. Psikologi, 8(2), 75-81.
Nurbaiti L , et al. (2014). Kebiasaan makan balita Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi Untuk
stunting pada masyarakat Suku Sasak: Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Tinjauan 1000 hari pertama kehidupan Graha Ilmu.
(HPK). Jurnal Masyarakat, Kebudayaan Supariasa, I.D.N., Bakri, B., & Fajar, I. (2012).
dan Politik, (27)2, 104-112. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Okawary, O., & Sugiyanto, S. (2015). Hubungan Trimanto, A., (2008). Hubungan Antara Tingkat
Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, dan
Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Modal Sosial dengan Status Gizi Anak
Sayegan Sleman Yogyakarta (Doctoral Balita di Kabupaten Sragen. [Tesis].
dissertation, STIKES'Aisyiyah Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Yogyakarta). Unicef Indonesia. (2013). Ringkasan Kajian Gizi
Prasetyono, D.S. (2009). ASI Eksklusif Ibu dan Anak. www.unicef.org
Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatannya. Yata, J. S., & Habib, K. (2018). Nutrition
Yogyakarta: Diva Press. education and training interventions for
Rozali, Nur Azikin. (2016). Peranan Pendidikan, mothers in addressing malnutrition among
Pekerjaan Ibu Dan Pendapatan Keluarga children in Malakal county/South
Terhadap Status Gizi Balita Di Posyandu Sudan. Ahfad Journal, 35(1).
Rw 24 Dan 08 Wilayah Kerja Puskesmas Yudesti, I., & Prayitno, N. (2012). Perbedaan
Nusukan Kota Surakarta. [Skripsi]. status gizi anak SD kelas IV dan V Di SD
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Unggulan (06 Pagi Makasar) dan SD Non
Surakarta. Unggulan (09 Pagi Pinang Ranti)
Rusimah. (2011). Hubungan Tingkat Pendidikan Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun
dan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 1-5.

You might also like