Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 50

By : Dian Luthfita PM

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 1


Sistem Saluran Cerna

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 2


Saluran Cerna
Motilitas
Sekresi
Digesti
Absorbsi

Gangguan

Infeksi/peradangan, perdarahan, kondisi saluran


cerna pasca bedah, tumor, kanker

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 4


Gangguan Saluran Cerna

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM


Kebutuhan Energi
(Dewasa)

• Macam-macam metode untuk menentukan


BMR dan kebutuhan kalori bagi individu sakit
1. Harris-Benedict equation:
BEE(kkal/hari):
Laki-laki = 66.5 + (13.7 x W) + (5.0 x H) - (6.8 x A)
Perempuan = 655 + (9.6 x W ) + (1.7 x H) - (4.7 x A)
W = BB (kg)
H = TB (cm)
A = Umur (th)
TEE = BEE x FA x FS
Nutrition and Diagnosis Related Care, Sylvia Escott-Stump, 2008
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 6
Kebutuhan Energi
(Dewasa)

Activity Category Activity Factor


Confinen to bed 1.2
Out to bed 1.3
Sedentary : seated work, little movement, little 1.4 – 1.5
leisure activity
Sated work with requirement to move, little leisure 1.6 – 1.7
activity
Standing work 1.8 – 1.9
Strenuous work or highly activie leisure activity 2.0 – 2.4

Nutrition and Diagnosis Related Care, Sylvia Escott-Stump, 2008


Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 7
Kebutuhan Energi
(Dewasa)
Injury Factor Factor
Postoperative (no complication), Elective surgery 1.05 – 1.15
Simple starvation 0.85
Pressure ulcers
Stage I 1.0 – 1.1
Stage II 1.2
Stage III 1.3 – 1.4
Stage IV 1.5 – 1.6
Closed head injury 1.3
Multiple trauma 1.4
Systemic inflamatory response syndrome 1.5
Sepsis 1.2 – 1.4
Major burn 1.8 – 2.5
Refeeding syndrome 1.2 – 1.5
Nutrition and Diagnosis Related Care, Sylvia Escott-Stump, 2008
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 8
Kebutuhan Energi
(Dewasa)

2. Schofield Equation :
a. Estimasi BMR:
b. Penyesuaian dg menambahkan faktor stress
c. Penambahan kombinasi faktor aktivitas dan
diet yg dipengaruhi oleh termogenesis
d. Penambahan atau pengurangan 400 – 1000
kkal/ hari untuk penambahan atau
pengurangan BB (hanya untuk pasien stabil)
Manual of Dietetic Practice, Fourth Edition, Briony Thomas & Jacki Bishop, 2007

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 9


Kebutuhan Energi
(Dewasa)

2.a. Estimasi BMR : (Kkal/24 jam)


Age (years) Males Females
10 – 17 (17.7 x BW) + 657 (13.4 x BW) + 692
18 – 29 (15.1 x BW) + 692 (14.8 x BW) + 487
30 – 59 (11.5 x BW) + 873 (8.3 x BW) + 846
60 – 74 (11.9 x BW) + 700 (9.2 x BW) + 687
75+ (8.4 x BW) + 821 (9.8 x BW) + 624

BW : Berat Badan (kg)

Manual of Dietetic Practice, Fourth Edition, Briony Thomas & Jacki Bishop, 2007

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 10


Kebutuhan Energi
(Dewasa)
2.b. Faktor Stress
Condition Stress Factor Condition Stress Factor
(% BMR) (% BMR)
Brain injury (acut) 0 – 30 Pancreatitis (chronic) 3
Brain injury (recovery) 5 – 50 Pancreatitis (acute) 10
Cerebral haemorrhage 30 Sepsis/ abscess 20
CVA 5 Solid tumours 0 – 20
COPD 15 – 20 Transplantation 20
Infection 25 – 45 Surgery (uncomplicated) 5 – 20
Intensive care (ventilated) 0 – 10 Surgery (complicated) 25 – 40
Intensive care (septic) 20 – 60 IBD 0 – 10
Leukaemia 25 – 34
Manual of Dietetic Practice, Fourth Edition, Briony
Lymphoma 0 – 25 Thomas & Jacki Bishop, 2007

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 11


Kebutuhan Energi
(Dewasa)
2.c. Kombinasi faktor aktivitas dan diet yang diinduksi termogenesis
Condition Combined factors
Bedbound, immobile +10%
Bedbound, mobile or sitting +15 – 20%
Mobile, on word +25%

Note :
TEE = BMR + [BMR X (%FA + %FS)]

3. Mifflin – St Jeor Equation :


Men : 10 W + 6.25 H – 5 A + 5
Women : 10 W + 6.25 H -5 A -161

Leonberg, L. Beth. ADA Pocket Guide to Pediatric Nutrition Assessment, 2008


Manual of Dietetic Practice, Fourth Edition, Briony Thomas & Jacki Bishop, 2007
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 12
Kebutuhan Energi
(Dewasa)

Activity factors for adult hospital patients *


(lying or sitting)# 1.0-1.4 x BMR
lying still, sedated or asleep 0.9-1.1
lying still, conscious 1.0-1.1
resting
bedrest (moving self around bed) 1.15-1.2
sitting out of bed long periods 1.1-1.3
mobilising occasionally on ward 1.15-1.4
(standing for long periods)# 1.4-1.6
sedentary/light activity mobilising frequently on ward 1.4-1.5
+regular, intensive physiotherapy 1.5-1.6
moderate activity (continuous movement/slow walking)# 1.6-1.8

Note: Factors indicated with # were obtained in healthy, free-living people

*Dietitian Association of Australia, 2007


Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 13
Stress/injury factors for adult hospital patients*

Medical 1.1-1.2
e.g. inflammatory bowel disease, liver or pancreatic
disease
Surgical 1.1-1.4
e.g. transplant, fistula
Trauma 1.2-1.4
e.g. skeletal or head injury or minor burns
Cancer 1.1-1.4
e.g. tumour or leukaemia
Sepsis 1.3-1.4
or other major infection
Major burn 1.4-1.6
Critical ill/ major surgery/trauma
with mechanical ventilation 1.2-1.4
After the first week, for next 2-3 weeks (note limitations >1.6-1.8
on utilisation and risk of overfeeding)
*Dietitian Association of Australia, 2007
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 14
Energy Requirenment
(for Adult)

Intermonev Klinik - PSIG - Leny Budhi Harti 15


Energy Requirenment
(for Infant & Children)

Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 41:S5–S11 November 2005 ESPGHAN.


Reprinted with permission

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 16


Energy Requirenment
(for Infant & Children)

Wt : Weight (kg), Ht : Height (meter)


BMR was shown to be equal to REE x 0.9
TEE = BMR x FA x FS

Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 41:S5–S11 November 2005 ESPGHAN.


Reprinted with permission
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 17
Energy Requirenment
(for Infant & Children)

Source : Leonberg, L. Beth. ADA Pocket Guide to Pediatric Nutrition Assessment, 2008
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 18
Energy Requirenment
(for Infant & Children)

Source : Leonberg, L. Beth. ADA Pocket Guide to Pediatric Nutrition Assessment, 2008
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 19
THYPOID

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM


Typhoid
• Penyakit sistemik & infeksius yang
disebabkan oleh Salmonella typhi.
• Bakteri Salmonella typhi hanya
hidup di manusia
• Ditransmisi melalui feses & rute
oral dan dengan kontaminasi dari
makanan dan air.

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 21


Typhoid

Countries endemic for typhoid
 (U.S. CDC 2006)

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 22


Patogenesis
Ingestion of contaminated food or water
Salmonella bacteria
Invade small intestine and enter the bloodstream

Carried by white blood cells in the liver, spleen, and bone marrow

Multiply and reenter the bloodstream

Bacteria invade the gallbladder, biliary system, and the lymphatic tissue of the bowel
and multiply in high numbers

Then pass into the intestinal tract and can be identified for diagnosis in cultures from
the stool tested in the laboratory

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 23


How does the bacteria cause disease ?
GEJALA
• Tanpa gejala - jika hanya paparan ringan; beberapa orang
menjadi "carrier" tipus.
• Muncul 1 - 3 minggu setelah terpapar
– Demam tinggi (39 - 40⁰C)
– Nafsu makan ↓
– Sakit kepala
– Malaise
– Diare atau konstipasi
– Nyeri dada & perut
– Muntah ringan

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 25


TIME FRAME
• Terjadi secara bertahap setelah terpapar bakteri
– Pada anak-anak → mendadak sakit
• Kondisi tsb dapat berlangsung selama berminggu2 atau
sebulan atau lebih lama tanpa perawatan

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 26


1st-Stage Typhoid Fever
• Demam tinggi
• Kelelahan
• Lemah
• Nyeri kepala & radang tenggorokan
• Diare atau konstipasi
• Ruam kulit sembelit, sakit perut, dan ruam kulit di daerah
dada dan perut
• Dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan
sebulan atau lebih lama tanpa perawatan.

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 27


2nd-Stage Typhoid Fever
• Demam berlanjut
• Konstipasi & diare yg parah
• Penurunan berat badan
• Perut bengkak

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 28


3rd-Stage Typhoid Fever
• Penurunan kesadaran
• Typhoid state
• Life-threatening complications
– gastrointestinal haemorrhage, bowel perforation,
pneumonia, meningitis, kolesistis, miokarditis, septik
artritis, osteomyelitis, miokarditis, hepatitis, nefritis dan
kondisi kronik bawaan

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 29


Penegakan Diagnosis
Identifikasi S.typhi dalam kultur darah, cairan/jaringan
tubuh lainnya
Kultur cairan tubuh atau jaringan
• Kultur dari darah (minggu pertama), tinja (setelah minggu
pertama), urin dan sumsum tulang belakang → (+)
• Widal test → (+)

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 30


Penatalaksanaan
Terapi antibiotik → pengobatan yg efektif untuk demam tifoid
• Ciprofloxacin
• Ceftriaxone

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 31


MNT for Typhoid
Tujuan : Prinsip diet :
1. Memberikan makanan • Tinggi energi tinggi
secara bertahap untuk
protein
mengganti kalori yang
hilang akibat demam • Rendah serat
2. Mencegah terjadinya
penggunaan protein
jaringan tubuh serta
memperbaiki kerusakan
jaringan
Adobted from Etik Sulistyowati Materi

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 32


MNT for Typhoid
Syarat Diet :
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan,
ditingkatkan bila ada demam dan sepsis
2. Protein : 1,5 – 2 gram/kgBB/hr, protein yang bernilai
biologis tinggi
3. Lemak mudah serap (MCT)
4. Vitamin dan mineral cukup
5. Cairan 3 – 4 liter/hari untuk mengganti cairan yang
hilang akibat demam/diare

Adobted from Etik Sulistyowati Materi

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 33


Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 34
PENCEGAHAN
• Vaksinasi → partially effective
– Suntikan dalam dosis tunggal
– Diberikan secara oral selama beberapa hari

• Vaksin tidak 100% efektif, dan keduanya


membutuhkan imunisasi ulang karena
efektivitas vaksin berkurang seiring waktu

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM


GASTRITIS

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM


Lapisan lambung mengandung sel khusus yang memproduksi asam
dan enzim, yg membantu mengurai makanan untuk digesti, serta
melindungi lapisan lembung dari asam lambung.
Inflamasi lapisan lambung   produksi asam lambung, enzim dan
mukus
Inflammasi pada gastric mucosa = vomiting
Inflammasi pada usus meningkatkan motilitas, kegagalan
absorbsi = diare

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases


Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM
Gastritis
Ø Gastritis  akut dan kronis
Ø Inflamasi lapisan lambung yang berkembang cepat dan tiba-
tiba: gastritis akut
Ø Inflamasi yang berlangsung lama : gastritis kronik
Ø Erosive gastritis merupakan jenis gastritis yang tidak selalu
menyebabkan inflamasi yg signifikan tapi dapat melukai
lapisan lambung.
Ø dapat menyebabkan perdaharan, pengikisan dan ulkus.
Ø Akut dan kronis

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 38


Gastritis
Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) mengakibatkan sebagian
besar kasus gastritis nonerosif kronis.
Penyebab utama gastritis erosif – akut dan kronik :
penggunaan obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory
(NSAIDs) dalam jangka panjang, seperti aspirin dan ibuprofen;
termasuk alkohol, kokain dan radiasi, obat pencahar,
keracunan makanan, alergi makanan tertentu, gangguan
autoimun
Luka trauma, critical illness, luka bakar dan bedah mayor juga
dapat mengakibatkan gastritis erosif akut. Gastritis jenis ini
biasa disebut degan stress gastritis.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 39
Gastritis
Tanda & gejala :
§ Gastritis Akut :
Nyeri, mual, muntah, biasanya dalam jangka waktu pendek
§ Gastritis Kronis:
Kondidi yang umum terjadi pada dewasa tua, sebagai akibat dari
atropi dan berkurangnya sel parietal lambung, berkurangnya
sekresi asam hidroklorik dan faktor intrinsik.
Pasien mengalami penurunan kadar serum B12 atau
peningkatan kadar serum homosistein.
§ Gastritis Erosif : dapat mengakibatkan ulkus atau erosi pada
lapisan lampung yang dapat mengakibatkan perdarahan. Tanda2
perdarahan pada lambung a.l :
• Muntah darah
• Feses berwarna hitam
• Darah segar pada feses
Food, Nutrition, & Diet Therapy, L.Kathleen Mahan, Sylvia Escott-Stump, 11th Edition
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases
Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 40
Gastritis
Pemeriksaan Penunjang :
1. BB,TB,IMT, perubahan BB
2. Riwayat gizi
3. Biopsi gaster
4. Darah pada tinja
5. Upper GI Endoscopy
6. Pemeriksaan laboratorium : Na,K,Cl, Ca,Mg, Glukosa,
albumin, HP, HCL, MCV, BUN,serum B12,ferritin,
folat

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 41


Bahan Makanan Penyebab Gangguan
Gastro
1. Meningkatkan sekresi asam lambung
• alkohol, cabe, kopi, teh, soft drink
2. Melemahkan tonus sfingter
• Lemak, bawang (garlic, onion, minuman berkarbon)
3. Meningkatkan tonus sfingter
• Protein, karoten (Vit. A)

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 42


Terapi Diet Gastritis
Tujuan diet :
1. Untuk mencegah dehidrasi, syok, hipokalemi dan
hiponatremi
2. Mengistirahatkan lambung dan saluran
gastrointestinal, tetapi dapat mengatasi rasa haus
dengan air dan cairan yg dapat ditoleransi

Nutrition and Diagnosis Related Care, Sylvia Escott-Stump, 2008


Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 43
Terapi Diet Gastritis
Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien
Protein cukup sesuai dengan kemampuan pasien
Lemak rendah 10-15% dari kebutuhan energi.
Utamakan jenis lemak PUFA
Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi setelah
dikurangi protein dan lemak
Vitamin C diberikan tinggi
Pada gastritis kronik perlu pemberian vit. B12
Rendah serat, utamakan serat larut
Pada fase akut : diberikan makanan
parenteral→mengistirahatkan lambung

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 44


Terapi Diet Gastritis
Cairan diberikan cukup
Makanan diberikan bertahap sesuai dengan keadaan pasien
Porsi kecil dan sering
Hindari makanan yang merangsang saluran cerna, seperti :
cabe, merica, minyak, cuka
Hindari makanan yang bersifat melekat, seperti: dodol, ketan
Hindari makanan yang menimbulkan gas, seperti : kol, kubis,
sawi, kangkung, durian, nangka, dll

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 45


Terapi Diet Gastritis
Hentikan konsumsi alkohol
Hentikan konsumsi kafein
Hentikan penggunaan bumbu meransang
Perhatikan konsumsi omega 3 dan 6 → kaitan dengan
inflamasi
Perhatikan konsumsi makanan tinggi protein (pemicu sekresi
asam lambung)
Penggunaan susu dan cream lebih bersifat protektif
Evaluasi kehilangan faktor intrinsik Vit. B12 dan asam lambung
(absorbsi menjadi kurang)

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 46


Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 47
STUDI KASUS

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 48


TYPHOID
• An. NDH berusia 10 tahun, jenis kelamin perempuan, dengan BB 23 kg, TB 129 cm,
masuk RS dengan keluhan demam sejak 5hari SMRS, disertai dengan mual, muntah,
batuk dan BAB agak cair.
• Pasien memiliki kebiasaan makan tidak teratur 1-2x/hari, snack 1-3x/hari, menyukai
sayuran, buah, ayam, tempe, tahu, dan suka minum teh.
• Hasil pemeriksaan fisik & klinis : kesadaran CM, suhu 39⁰C, RR 24x/menit, nadi
130x/menit.
• Hasil pemeriksaan laboratorium
Pengukuran Hasil
Thypoid O Positif 1/80
Thypoid H Positif 1/80
ParaThypoid BH Positif 1/80
ParaThypoid CH Positif 1/80
Hasil recall 24 jam Energi 570 kkal; protein 23,4 gram; lemak 16,4 gram; KH 78,9 gram

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 49


GASTRITIS
• Nn. RD umur 20 tahun, TB 165, BB 49, dirawat di RS dengan keluhan panas,
pusing, nyeri ulu hati dan BAB berdarah. KU lemah, kesadaran CM. Dari hasil
anamnesa, pasien sering mengalami hal yang sama sejak 3 tahun yang lalu,
dan tidak ada keluhan lain.
• Hasil pemeriksaan suhu 38,5⁰C, nadi 90x/menit, HB 11,4 gr%, leukosit
77000/mmk, albumin 3,4 gr/dl; LED 30mm/jam.
• Pengobatan dengan paracetamol, antacid & bedrest.
• Pasien memiliki kebiasaan makan bubur beras 3x/hari, sayur 3x/hari, lauk
hewani/lauk nabati 3x/hari, buah jarang dan suka minum softdrink setiap hari.
• Hasil recall konsumsi selama 3 hari didapatkan rata-rata asupan makanan
• Energi 1200 kalori, protein 56 gram, lemak 37 gram, KH 234 gram.

Dietetik- DIII- Dian Luthfita PM 50

You might also like