Adoc - Pub - Ijms Indonsian Journal On Medical Science Volume 1 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – 2014 - ijmsbm.

org

Uji Daya Analgetik Ekstrak Etanol Daun Seligi (Phyllanthus Buxifolius Muell .Arg) Terhadap
Mencit Galur Swiss
Inna Ayu Safitri1, Siwi Hastuti2
Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

ABSTRACT: Background: Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg) is a traditional herbal plant that
belived by people can be used as a drug for pain. The aim of this study is to know if Phyllanthus
buxifolius Muell. Arg has the effect to reduce of pain.
Objective: for understanding analgetic extract ethanol javelin leaf to the galur swiss mouse which is
disscused asetat acid.
Method: This experimental study. Animal used for experiment contains of male swiss mice were
divided randomly into 5 groups that consist of 5 mice each group, age 5 weeks, weight 20- 40 grams.
All mice used in this experiment were adapted with standart diet for three day and were fasting for 8
hours before used. First, second and third group were treated with ethanol extract of Phyllanthus
buxifolius 25 mg/20 gram BB, 50 mg/20 gram BB and 100 mg/20 gram BB dose orally. Fourth group is
the negative control group was given coconut oil orally. Fifth group is the positive control group was
given asetosal 1,1 mg/20 gram BB orally. After 60 minutes, all group were threated by acetic acid
0,1% injection intraperitoneally. Data is analized with normalitas test kolmogorov-smirnov, Test of
Homogenety of Variances continued with ANOVA test, Least Significant Difference (LSD) by using
SPSS.
Results: Statistik test show normal distributed data and homogen, there is significant difference
between analgetic capacity, ethanol extract of Phyllanthus buxifolius 25 mg, 50 mg, 100 mg
dose.there is no significant difference between analgetic capacity percent, ethanol extract Javelin leaf
100 mg dose with asetosal dose.
Conclusion: Ethanol extract of Phyllanthus buxifolius leaf in 100 mg/ 20 gram BB dose has the same
ability analgetik capacity with asetasol in 1,1 mg/ 20 gram BB dose mouse.
Keywords: Analgetic Activity, seligi leaves, Swiss Mice

ABSTRAKSI: Latar Belakang: Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg) merupakan tanaman obat
tradisional yang dipercaya masyarakat dapat digunakan sebagai obat nyeri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah daun seligi memiliki efekmenurunkan rasa nyeri.
Tujuan: untuk mengetahui daya analgetik ekstrak etanol daun seligi terhadap mencit galur swiss yang
diinduksi asam asetat
Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Digunakan hewan coba mencit swiss jantan
umur 5 minggu dengan bobot 20-40 gram. Dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5
ekor mencit. Semua kelompok diadaptasikan terlebih dahulu selama 3 hari. Sebelum digunakan
semua hewan coba di puasakan selama 8 jam tidak diberi makan namun diberi minum sepuasnya
kemudian dilakukan perlakuan secara peroral. Kelompok I, II, III sebagai kelompok perlakuan diberi
ekstrak etanol daun seligi dengan dosis 25 mg/20 gram BB, 50 mg/20 gram BB dan 100 mg/20 gram
BB. Kelompok IV sebagai kontrol negatif diberi minyak kelapa, kelompok V sebagai kontrol positif
diberi 1,1 mg/20 gram BB asetosal. Setelah 60 menit kelima kelompok disuntik asam asetat 0,1%
secara intraperitoneal kemudian diamati dan dihitung jumlah geliat mencit tiap 5 menit selama 60
menit. Data dianalisis dengan uji normalitas kolmogorov-smirnov, Test of Homogeneity of Variances
dilanjutkan dengan uji ANOVA, dan Least Significant Difference (LSD) dengan menggunakan SPSS.
Hasil: uji statistik menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen, ada perbedaan yang
signifikan antara persen daya analgetik ekstrak etanol daun seligi dosis 25 mg, 50 mg dan 100 mg.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persen daya analgetik ekstrak etanol daun seligi dosis
100 mg dengan dosis asetosal.
Kesimpulan: Ekstrak etanol daun seligi pada dosis 100 mg/20 gram BB memiliki kemampuan daya
analgetik yang sama dengan asetosal pada dosis 1,1 mg / 20 gram BB mencit.
Kata kunci : Daya analgetik, Daun seligi, Mencit swiss.

1.1. PENDAHULUAN tradisional merupakan salah satu modal dasar


Masyarakat Indonesia sudah sejak pembangunan kesehatan nasional, di
zaman terdahulu mengenal dan indonesia disamping pelayanan formal,
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat pengobatan dengan cara tradisional dan
sebagai salah satu upaya dalam pemakaian obat tradisional masih banyak
penanggulangan masalah kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat secara luas, baik di
dihadapi, jauh sebelum pelayanan kesehatan daerah pedesaan maupun daerah perkotaan.
formal dengan obat-obatan modern. Tanaman Pengobatan dengan cara tradisional dan

ISSN : 2355-1313 35
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – 2014 - ijmsbm.org

pemakaian obat tradisional masih banyak dibuat serbuk sebanyak 150 g selanjutnya
dilakukan oleh masyarakat secara luas. diekstraksi dengan cara remaserasi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan menggunaka etanol 96% sebanyak 1000 ml,
emosional yang tidak menyenangkan akibat ekstraksi merupakan suatu pemisahan
dari kerusakan jaringan yang aktual atau senyawa yang terkandung dalam bahan
potensia (Smeltzer, 2001). Keyakinan dan cair/padat dengan menggunakan pelarut
nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu tertentu pada temperatur tertentu (Anwar dkk,
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa 1994).
yang diharapkan dan apa yang diterima oleh Variabel bebas (independen) dalam
kebudayaan mereka (Potter, 2005). penelitian ini adalah variasi dosis ekstrak
Sejak dulu tanaman seligi sudah etanol daun seligi, dan variabel tergantung
digunakan sebagai obat nyeri terkilir oleh (dependen) dalam penelitian ini adalah respon
masyarakat. Namun tidak banyak orang yang jumlah geliat mencit sebagai efek analgetik.
mengenal tanaman seligi yang memiliki nama Sebelum melakukan penelitian
ilmiah Phyllanthus buxifolius Muell. Arg. Daun dilakukan orientasi waktu pemberian terlebih
seligi memiliki efek farmakologi dan memiliki dahulu, untuk mengetahui selisih jumlah geliat
aktivitas immunodulator serta dapat digunakan mencit dengan jangka waktu pemberian
sebagai analgesik pada sendi terkilir, induksi asam asetat yang berbeda yaitu, 5
kandungan kimia yang terdapat pada daun menit, 30 menit, dan 60 menit setelah
seligi antara lain : flafonoid, saponin, polifenol pemberian ekstrak etanol daun seligi dengan
(Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan dosis 50 mg/ 20 g BB. Orientasi ini bertujuan
Sosial RI Badan Penelitian dan untuk menentukan waktu pemberian induksi
Pengembangan Kesehatan,2000). asam asetat dengan dosis 300 mg/kg BB yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk paling baik dengan mengamati jumlah geliat
Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun seligi dari masing-masing waktu yang ditentukan,
memiliki efek analgesik dan Membuktikan waktu dipilih yang paling sedikit menimbulkan
bahwa ekstrak etanol daun seligi dapat respon geliat pada mencit untuk dilakukan
mengurangi jumlah geliat mencit galur Swiss penelitian uji analgetik.
yang diinduksi asam asetat. Uji analgetik dilakukan dengan variasi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dosis 25 mg/ 20 g BB, 50 mg/ 20 g BB, dan
Ekstrak etanol daun seligi mempunyai efek 100 mg/ 20 g BB yang akan dibandingkan
daya analgetik pada hewan uji mencit. dengan kontrol positif yaitu asetosal dengan
dosis 1,1 mg/ 20 g BB dan kontrol negatif
1.2. METODE PENELITIAN (minyak kelapa) dengan volume 0,5 ml/ 20 g
Penelitian dilakukan di Laboratorium BB.
Farmakognosi & Farmakologi Farmasi Prodi Analisis hasi dilakukan dengan
DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia.Waktu menghitung jumlah % daya analgetik tiap
pelaksanaan penelitian pada bulan Maret perlakuan kemudian diuji dengan
sampai Mei tahun 2014. Penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-
merupakan penelitian eksperimental. Smirnov Test, kumudian dilakukan uji Test of
Populasi pada penelitian ini adalah daun Homogeneity of Variances, selanjutnya
seligi yang berasal dari tanaman seligi yang dilakukan uji ANOVA, dan terakhir dilakukan uji
ditanam di daerah Klaten, Jawa Tengah. Post Hoc Tests (LSD). Pengujian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS for windows
adalah daun seligi (Phyllanthus buxifolius 18.
Muell. Arg). Hewan uji yang digunakan adalah 2.1. HASIL DAN PEMBAHASAN
mencit galur Swiss yang berumur 35 hari, Berdasarkan hasil penelitian,
dengan berat dewasa 20 sampai 40 gram, pengamatan, dan pengelolahan data dari hasil
yang dibagi menjadi 5 kelompok. Teknik praktikum uji daya analgetik ekstrak etanol
pengambilan tanaman seligi yaitu tanaman ini daun seligi terhadap mencit galur swiss
diambil secara random dengan memilih daun diperoleh hasil sebagai beriut :
yang tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda 1. Hasil remaserasi daun seligi
dan masih segar dari daerah Klaten, Jawa a. Organoleptis remaserasi
Tengah. Bentuk : ekstrak kental
Simplisia nabati adalah simplisia yang Warna : hitam kehijauan
berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau Bau : aromatik
eksudat tanaman. Simplisia yang diperoleh Rasa : pahit
selanjutnya dilakukan sortasi, pencucian dan b. Hasil rendemen
pengeringan (Departemen Kesehatan Republik Hasil remaserasi serbuk daun seligi
Indonesia, 1985). Simplisia yang telah kering sebanyak 150 g dengan etanol 96 %

ISSN : 2355-1313 36
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – 2014 - ijmsbm.org

sebanyak 1000 ml diperoleh rendemen


sebesar 19,77 % b/b. Dosis 25 50 100 Aseto Kesimp
2. Hasil uji statistik mencit mg mg mg sal ulan
a. Orientasi
Hasil dari uji statistik pada saat orientasi signifik 0,9 0,9 0,9 0,992 > 0,05
diperoleh hasil one-sampel Kolmogorov- asi 74 45 99
Smirnov Test untuk orientasi waktu pemberian
ekstrak etanol daun seligi dan induksi asam Tabel 2.3. hasil uji statistik analgetik
asetat waktu pemberian 5 menit , 30 menit, one-sampel Kolmogorov-Smirnov Test
dan 60 menit yaitu :
Pada tabel 2.3 memperlihatkan nilai signifikasi
Waktu 5 30 60 kesimp > 0,05 data mempunyai varians yang sama,
induks menit menit menit ulan tidak ada perbedaan antara persen daya
i analgetik asetosal dan persen daya analgetik
0 1 0 pada ekstrak etanol daun seligi. Hasil Test of
signifi ,999 ,000 ,979 > 0,05 Homogeneity of Variances , diperoleh hasil
kasi nilai signifikasi 0,513 > 0,05 maka data
Tabel 2.1. Hasil Uji Statistik Orientasi One- mempunyai varian yang homogen.
Sampel Kolmogorov-Smirnov Test Berdasarkan uji anova, diperoleh hasil nilai
probablilitas yang tercantum pada kolom
Dari tabel 2.1 memperlihatkan nilai signifikasi > signifikasi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, ada
0,05 maka H0 diterima, data terdistribusi perbedaan yang signifikan antara persen daya
normal. Hasil Test of Homogeneity of analgetik daun seligi. Berdasarkan hasil uji
Variances , diperoleh hasil nilai signifikasi Post Hoc Tests (LSD) diperoleh hasil sebagai
0,914 > 0,05 maka data mempunyai varian berikut :
yang homogen. Hasil uji anova, diperoleh
hasil nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka H0
ditolak ada perbedaan yang signifikan antara Dosis mencit Signafikasi Kesimpulan
orientasi waktu pemberian 5 menit, 30 menit, 25 mg dengan 50 0,000 <
dan 60 menit. Hasil Post Hoc Tests (LSD) mg 0,05
diperoleh hasil sebagai berikut
dengan 0,000 <
Waktu induksi Signafikasi Kesimpulan 100 mg 0,05

dengan 0,000 <


5 dengan 30 0,001 < 0,05 asetosal 0,05
menit menit
50 mg dengan 25 0,000 <
dengan 60 0,000 < 0,05 mg 0,05
menit
30 dengan 5 0,001 < 0,05 dengan 0,000 <
menit menit 100 mg 0,05

dengan 60 0,000 < 0,05 dengan 0,000 <


menit asetosal 0,05
60 dengan 5 0,000 < 0,05
menit menit 100 mg dengan 25 0,000 <
mg 0,05
dengan 30 0,000 < 0,05
menit dengan 50 0,000 <
mg 0,05
Tabel 2.2. Hasil Uji Statistik Orientasi Post Hoc dengan 0,823 >
Tests (LSD) asetosal 0,05

Pada tabel 2.2 diatas memperlihatkan nilai Asetosal dengan 25 0,000 <
signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak, ada mg 0,05
0,000 <
perbedaan yang signifikan antara orientasi dengan 50 0,05
waktu pemberian. Sehingga digunakan waktu mg
yang paling lama untuk penelitian uji analgetik
yaitu 60 menit. dengan 0,823 >
100 mg 0,05
b. Uji analgetik
Hasil uji statistik one-sampel
Tabel 2.4. hasil uji statistik analgetik
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil
Post Hoc Tests (LSD)
sebagai berikut :

ISSN : 2355-1313 37
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – 2014 - ijmsbm.org

Dari tabel 2.4 memperlihatkan nilai


signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak, ada
perbedaan yang signifikan antara dosis ekstrak
etanol daun seligi. dan untuk dosis 100 mg dan
asetosal mempunyai signifikasi 0,823 > 0,05
maka H0 diterima, tidak ada perbedaan yang
signifikan antra dosis ektrak etanol daun seligi
dan dosis asetosal.
Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan metode kimia yang
menggunakan mencit sebagai hewan uji dan
asam asetat sebagai perangsang terbentuknya
prostaglandin untuk pengujian analgetik. Gambar 2.2. Grafik jenis perlakuan versus
Mencit putih jantan digunakan dengan alasan rata-rata jumlah geliat
kondisi biologisnya stabil bila dibandingkan
dengan mencit betina yang kondisi biologisnya Grafik pada gambar 4.3 diatas memperlihatkan
dipengaruhi masa siklus esterus. bahwa percobaan pada mencit dengan kontrol
Proses untuk mengetahui daya analgetik negatif (minyak) memiliki rata-rata jumlah
ekstrak etanol daun seligi terhadap mencit geliat yang paling besar dibanding dengan
galur swiss dilakukan dengan membagi hewan percobaan pada mencit dengan esktrak etanol
uji menjadi lima kelompok yang masing- daun seligi dosis 25 mg, 50 mg, 100 mg, dan
masing kelompok terdiri dari lima ekor mencit. juga kontrol positif (asetosal).
Variasi dosis yang digunakan adalah dosis 25
mg, 50 mg dan 100 mg, persen daya analgetik
dari variasi dosis tersebut akan
dibandingkangkan dengan persen daya
analgetik kontrol positif yaitu asetosal dengan
dosis 1,1 mg / 20 g BB mencit dan kontrol
negatif yaitu minyak kelapa dengan volume
pemberian 0,5 ml/ 20 g BB. Pengamatan
dilakukan berdasarkan jumlah geliat yang
merupakan reaksi nyeri yang diperlihatkan
oleh hewan uji, pengamatan dilakukan selama
1 jam dengan durasi pengamatan setiap 5
menit sekali.
Gambar 2.3. Rata-rata persen daya analgetik
setiap perlakuan

Grafik pada gambar 4.4 diatas dapat


dilihat bahwa rata-rata jumlah persen daya
analgetik untuk kontrol positif (asetosal) dan
ekstrak etanol daun seligi pada dosis 100 mg
mempunyai persen daya analgetik yang
hampir sama dibandingkan dengan dosis 25
mg dan dosis 50 mg.
Gambar 2.1. Grafik waktu pengukuran versus Uji statistik yang dilakukan yaitu,
jumlah geliat Langkah pertama data diuji dengan
menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-
Dari grafik pada gambar 2.1. memperlihatkan Smirnov Test, dan untuk memberi nilai tentang
geliat paling banyak terjadi pada kontrol negatif hasil analisis apabila terdapat perbedaan rata-
(minyak kelapa) dan geliat paling sedikit pada rata variabel uji, maka dibuat H0 dan H1. H0
kontrol positif (asetosal) dan pada ekstrak merupakan persen daya analgetik asetosal
etanol daun seligi dosis 100 mg. dan persen daya analgetik ekstrak etanol daun
seligi dosis 25 mg, 50 mg, dan 100 mg adalah
sama. H1 merupakan persen daya analgetik
asetosal dan persen daya analgetik ekstrak
etanol daun seligi dosis 25 mg, 50 mg, dan
100 mg adalah tidak sama/berbeda. Untuk
menguji varian apabila probabilitas/ signifikasi
> 0,05 maka data mempunyai varians yang

ISSN : 2355-1313 38
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – 2014 - ijmsbm.org

sama maka H0 diterima. Berdasarkan hasil uji 2. Berdasarkan hasil penelitian


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai ekstrak etanol daun seligi
signifikasi bahan asetosal 0,992 > 0,05, mempunyai efek daya analgetik
ekstrak etanol daun seligi dosis 25 mg terhadap hewan uji mencit.
signifikasi 0,974 > 0,05 , ekstrak etanol daun Ekstrak etanol daun seligi pada
seligi dosis 50 mg signifikasi 0,945 > 0,05, dan dosis 100 mg/ 20 g BB mencit
ekstrak etanol daun seligi dosis 100 mg memiliki rata-rata persen daya
signifikasi 0,999 > 0,05, maka dari data analgetik yang sama dengan
tersebut dapat diketahui data yang diperoleh asetosal dosis 1,1 mg / 20 g BB
terdistribusi normal. mencit.
Langkah selanjutnya data di uji 3. Berdasarkan uji statistik data yang
menggunakan uji Test of Homogeneity of diperoleh terdistribusi normal dan
Variances, yaitu diperoleh hasil nilai signifikasi data mempunyai varians yang
0,513 > 0,05 maka data yang diperoleh homogen. Hasil uji ANOVA, ada
mempunyai varian yang homogen. Kemudian perbedaan yang signifikan antara
dilakukan uji oneway ANOVA, berdasarkan persen daya analgetik ektrak etanol
hasil uji oneway ANOVA, nilai probablilitas daun seligi dan asetosal. Hasil uji
yang tercantum pada kolom signifikasi, 0,000 Post Hoc Tests (LSD) diperoleh hasil
< 0,05 maka H0 ditolak, ada perbedaan yang persen daya analgetik ektrak etanol
signifikan antara persen daya analgetik daun daun seligi pada dosis 100 mg/ 20 g
seligi, selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Tests BB mencit memiliki kemampuan
(LSD) diperoleh hasil signifikasi 0,000 < 0,05 daya analgetik yang sama dengan
untuk dosis mencit 25 mg dengan 50 mg, asetosal pada dosis 1,1 mg / 20 g
dosis 25 mg dengan 100 mg, dosis 25 mg BB mencit.
dengan asetosal maka H0 ditolak, ada
perbedaan yang signifikan antara dosis 3.2. SARAN
pemberian ekstrak etanol daun seligi dan 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
asetosal. Dosis pemberian 50 mg dengan 25 mengenai kandungan atau khasiat yang
mg, 50 mg dengan 100 mg, 50 mg dengan terdapat didalam ekstrak etanol daun
asetosal mempunyai nilai signifikasi 0,000 < seligi yang memberikan efek analgetik
0,05 maka H0 ditolak, ada perbedaan yang pada hewan uji.
signifikan antara dosis pemberian ekstrak 2. Perlu dilakukan penelitian secara fitokimia
etanol daun seligi dan asetosal. Dosis pada ekstrak etanol daun seligi, misalnya
pemberian 100 mg dengan 25 mg, 100 mg dilakukan isolasi dan perhitungan kadar
dengan 50 mg mempunyai nilai signafikasi flavonoid yang terdapat dalam daun seligi.
0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, ada perbedaan 3. Perlu adanya penurunan dosis asam
yang signifikan antara dosis pemberian asetat yang digunakan, karena dosis 300
ekstrak etanol daun seligi dan asetosal, tetapi mg/kg BB menimbulkan jumlah geliat
untuk dosis 100 mg dengan asetosal yang sangat banyak terhadap hewan uji,
mempunyai nilai signafikasi 0,823 > 0,05 maka misalnya diturunkan menjadi 100 mg/kg
H0 diterima, tidak ada perbedaan yang BB.
signifikan antara dosis pemberian ekstrak 4. Perlu dilakukan penelitian secara in vivo
etanol daun seligi dan asetosal. Dosis yang lain terhadap ekstrak etanol daun
pemberian asetosal dengan 25 mg, asetosal seligi, misalnya terhadap efek
dengan 50 mg mempunyai nilai signafikasi antiinflamasi dan antipiretik.
0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, ada perbedaan
yang signifikan antara dosis pemberian REFERENSI
ekstrak etanol daun seligi dan asetosal, tetapi [1] Departemen Kesehatan dan
untuk dosis asetosal dengan 100 mg Kesejahteraan Sosial RI Badan
mempunyai nilai signafikasi 0,823 > 0,05 maka Penelitian dan Pengembangan
H0 diterima, tidak ada perbedaan yang Kesehatan. 2000. Inventaris tanaman
signifikan antara dosis pemberian ekstrak Obat Indonesia (1) Jilid I. Jakarta.
etanol daun seligi dan asetosal. Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial RI.
3.1 Kesimpulan [2] Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar
1. Hasil remaserasi ekstrak etanol Fundamental : Konsep, proses dan
daun seligi diperoleh rendemen praktek. Edisi 4 . Jakarta. EGC.
ekstrak kental sebesar 19,77 % [3] Smeltzer, S.C . 2001. Keperawatan
b/b. Medikal Bedah Brunner dan Suddart.

ISSN : 2355-1313 39
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – 2014 - ijmsbm.org

Edisi 8, Vol 2. Jakarta : Buku menggunakan pelarut tertentu pada


kedokteran. temperatur tertentu (Anwar dkk, 1994).
[4] Ekstraksi merupakan suatu pemisahan [5] Departemen Kesehatan Republik
senyawa yang terkandung dalam Indonesia. 1985. Cara Pembuatan
bahan cair/padat dengan Simplisia. Dirjen Jakarta :
Pengawasan Obat dan Makanan.

ISSN : 2355-1313 40

You might also like