Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Perc 4
Jurnal Perc 4
Abstract
This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model two stay-two
stray towards learning outcomes and learning activities of students on the subject of colloids in the
2nd half of class XI SMAN 2 Sidikalang. This type of research is an experimental research. The study
population was all students in grade XI natural sciences at SMAN 2 Sidikalang. Samples were taken at
random as much as 2 classes and student samples randomly assigned 40 people per class. This study
uses the initial and final test design randomized control group, where both classes were given a
different treatment, a class using Learning Model Two Stay-Two Stray, and one other class using
conventional learning model in the form of group discussions. Based on the results of data processing,
obtained an average improvement of learning outcomes in the experimental class = 70.00%, while the
control class = 46.32%. Testing the hypothesis on learning outcomes is done by using the t test (the
test right) with α=0.05, db = 78 obtained t (3.98)> t table (1.68). This indicates that the t arithmetic is
outside the reception Ho Ha accepted meaning. Likewise with the hypothesis of the learning activities
of students, Ho was rejected because at α = 0.05, db = 78 obtained t (2.87)> t table (1.68)., It can be
stated that there is the effect of the application of cooperative learning model two stay-two stray
towards learning outcomes and learning activities of students on the subject of colloids in the 2nd half
of class XI SMA N 2 Sidikalang. This type of research is an experimental research. The study
population was all students in grade XI natural sciences at SMAN 2 Sidikalang. Results of processing
data correlate with the learning outcomes of students learning activities obtained positive correlations
were low and the experimental class is r = 0.44.
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai proses belajar kegiatan belajar siswa dan kegiatan
bertujuan untuk mengembangkan seluruh mengajar guru dalam mencapai suatu tujuan
potensi yang ada pada diri siswa secara pengajaran (Sudjana, 2000). Ada empat
optimal, baik kognitif, afektif, maupun persoalan yang menjadi komponen utama
psikomotorik. Menurut Gagne, belajar yang harus dipenuhi dalam pembelajaran.
dapat didefenisikan sebagai suatu proses Keempat komponen tersebut tidak berdiri
dimana suatu organisma berubah sendiri, tetapi saling berhubungan dan
perilakunya sebagai akibat pengalaman. saling mempengaruhi satu dengan yang
(Joys Well, 2001). Pembelajaran adalah lainnya. Menurut Chauan, S (1979),
137
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
138
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
yang tidak tepat. Oleh karena itu, kooperatif menekankan pada kesadaran
pengajaran kimia perlu diperbarui, dimana siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan
siswa diberikan porsi lebih banyak pengetahuan, konsep, keterampilan kepada
dibandingkan dengan guru, bahkan siswa siswa yang membutuhkan atau anggota lain
harus dominan dalam kegiatan belajar dalam kelompoknya, sehingga belajar
mengajar. Pembelajaran yang biasa kooperatif dapat saling menguntungkan
diterapkan selama ini menggunakan metode antara siswa yang berprestasi rendah dan
ekspositori, di mana pembelajaran berpusat siswa yang berprestasi tinggi. Agar
pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat pembelajaran kooperatif dapat berjalan
dalam pembelajaran. Hal inilah yang lebih efektif dan dapat mencapai hasil yang
menjadi satu faktor yang menyebakan anak maksimal maka ada beberapa unsur-unsur
mengalami kesulitan dalam belajar yang perlu ditanamkan kepada siswa, antara
(Ahmadi dan Supriyono, 2003). lain: (1) saling ketergantungan positif, (2)
Kurang bervariasinya metode atau tanggung jawab perseorangan, (3) tatap
model pembelajaran mengakibatkan muka, (4) komunikasi antar anggota, (5)
kejenuhan belajar bagi siswa, sehingga evaluasi proses kelompok (Lie, 2008).
minat belajar siswa akan berkurang. Minat Sementara itu menurut Ibrahim (2000),
belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah:
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan (1) siswa dalam kelompoknya haruslah
secara bervariasi, baik melalui variasi beranggapan bahwa mereka ”sehidup
model maupun media pembelajaran. Salah sepenanggungan bersama”; (2) siswa
satu model pembelajaran yang dapat bertanggung jawab atas segala sesuatu di
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dalam kelompoknya; (3) siswa haruslah
adalah model pembelajaran kooperatif. melihat bahwa semua anggota di dalam
Kooperatif mengandung pengerian kelompoknya memiliki tujuan yang sama;
bekerjasama dalam mencapai tujuan (4) siswa haruslah membagi tugas dan
bersama. Belajar kooperatif merupakan tanggung jawab yang sama di antara
pemanfaatan kelompok kecil dalam anggota kelompoknya; (5) siswa akan
pengajaran yang memungkinkan mahasiswa dikenakan evaluasi atau diberikan
bekerja sama untuk memaksimalkan belajar hadiah/penghargaan yang juga akan
mereka dan belajar anggota lainnya dalam dikenakan untuk semua anggota
kelompok tersebut. Aktivitas pembelajaran kelompoknya; (6) siswa berbagi
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
140
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Menurut Yuanita, E(2010) kelebihan koloid, dan suspensi. Ketiga sistem dispersi
Model Pembelajaran Two Stay Two Stray ini memiliki beberapa persamaan dan
adalah (1). terdapat pembagian kerja perbedaan jika dilihat dari ukuran partikel,
kelompok yang jelas; (2). Siswa dapat penampilan fisis, fase, kestabilan dan
bekerjasama dengan temannya; (3). Dapat lainnya seperti yang dirangkum dalam tabel
mengatasi kondisi siswa yang ramai dan 2.
sulit diatur saat proses belajar mengajar. Sistem dispersi koloid dapat terjadi dari
Kekurangan model pembelajaran Two Stay dispersi zat padat, cair atau gas ke dalam
Two Stray adalah guru tidak dapat zat pendispersi dalam fase padat, cair, atau
mengetahui kemampuan siswa masing- gas.
masing. Koloid memiliki sifat-sifat yang khas
Materi yang dipilih pada penelitian ini dalam sistem koloid. Ada macam-macam
adalah sub pokok bahasan Koloid. Bila atau jenis-jenis koloid yang ada
suatu zat dicampurkan dengan zat lain, dikehidupan sehari-hari dengan sifat-sifat
maka akan terjadi penyebaran secara merata tertentu yang ada pada sifat-sifat koloid.
dari suatu zat ke dalam zat lain yang Sistem koloid mempunyai sifat khas, yang
disebut dengan sistem dispersi yang berbeda dengan sifat pada sistem dispersi
tersusun atas fase terdispersi dan lainnya. Sifat-sifat koloid adalah Efek
pendispersi. Berdasarkan ukuran Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi, dan
partikelnya, sistem dispersi dibedakan Koagulasi.
menjadi tiga kelompok, yaitu larutan, Sistem koloid yang mempunyai
medium pendispersi cair dapat dibedakan
141
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid materi koloid guru menjelaskan topik
liofil adalah koloid yang partikel- partikel perbedaan koloid, suspensi dan larutan
terdispersinya menarik medium berdasarkan demonstrasi singkat dan
pendisprsinya. Bila medium pendispersinya menjelaskan jenis-jenis koloid berdasarkan
air disebut hidrofil. Koloid liofob adalah contoh dalam kehidupan sehari-hari.
koloid yang partikel- partikel terdispersinya Setelah guru menjelaskan beberapa topik,
tidak dapat menarik medium maka guru membagi siswa kedalam
pendispersinya. Koloid dapat dibuat dengan beberapa kelompok dimana tiap kelompok
dua cara, yaitu (1)Cara kondensasi yang terdiri dari empat orang siswa kemudian
merupakan penggabungan partikel- partikel membagikan topik yang akan didiskusikan.
halus menjadi partikel- partikel koloid; (2) Misalkan dalam satu kelas terdiri dari
Cara dispersi yang merupakan pemecahan sepuluh kelompok, maka guru akan
partikel- partikel kasar menjadi sistem membagi materi berdasarkan group. Group
koloid. A yaitu kelompok 1 sampai 5,
Materi ini merupakan materi yang mendiskusikan topik perbedaan koloid,
bersifat hafalan dan pemahaman. Dalam suspensi dan larutan sedangkan group B
belajar materi ini, siswa harus diberi yaitu kelompok 6 sampai 10,
kesempatan untuk lebih banyak berperan mendiskusikan topik jenis-jenis koloid.
dalam proses pembelajaran. Karena dengan Berdasarkan materi yang dibagi, siswa
demikian, siswa akan lebih lama mengingat diskusi kelompok. Siswa saling tukar
apa yang telah dipelajarinya. Untuk itu, menukar informasi bedsarkan penjelasan
dengan model pembelajaran kooperatif Two guru maupun sumber lain seperti buku
Stay Two Stray ini, siswa akan bekerja pegangan. Setelah selesai diskusi dalam
bersama-sama dalam kelopmok masing- kelompok, dua orang siswa dari group A
masing dan menjelaskan materi yang pergi bertamu untuk menjelaskan dan
didiskusikan kepada kelompok lain. bertukar informasi ke salah satu kelompok
Dalam model pembelajaran kooperatif di group B dan dua orang lagi tinggal untuk
tipe two stay-two stray, guru harus menerima tamu dari salah satu kelompok di
menjelaskan beberapa topik secara singkat, group B. Selesai tukar menukar informasi,
agar saat melaksanakan diskusi topik yang siswa kembali kekelompok masing-masing
dibahas siswa sesuai dengan tujuan untuk membuat kesimpulan hasil diskusi
pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam dan informasi yang diperoleh.
142
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
143
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
yang rata-rata berjumlah 44 orang setiap tipe Two Stay - Two Stray (TS-TS);
kelas. Teknik pengambilan sampel dengan (2)Variabel terikat: hasil belajar dan
teknik random sampling (pemilihan sampel aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
secara acak). Sampel dalam penelitian ini pokok bahasan koloid; (3)Variabel
berjumlah dua kelas, dimana satu kelas Kontrol: materi ajar yang digunakan pada
kontrol dan satu lagi kelas eksperimen. kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
Variabel dalam penelitian terdiri atas 3 sama yaitu materi, buku, waktu, guru dan
variabel, yaitu (1)Variabel bebas,: instrumen tes.
penerapan model pembelajaran kooperatif
Populasi
Sampel
Kelas Kelas
Eksperiment Kontrol
Tes Kemampuan
Awal
Model Pembelajaran Model
kooperatif tipe two pembelajaran
stay-two stray konvensional
Analisis Data
Kesimpulan
144
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Keterangan:
T1 = Test Awal
T2 = Test Hasil Belajar
X = Perlakuan dengan Pembelajaran Two stay-Two Stray
Y = Perlakuan tanpa Pembelajaran Two stay-Two Stray
Untuk memperoleh data yang yang dikenakan pada siswa. Penelitian ini
dibutuhkan dalam penelitian ini maka melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan
digunakan instrumen penelitian dalam yang berbeda. Rancangan penelitian yang
bentuk tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah
akan divalidasi sebanyak 40 butir. Tes rancangan uji awal dan akhir kelompok
disusun dalam bentuk pilihan ganda. Soal kontrol acak (Randomized Control-Group
pilihan ganda adalah bentuk tes yang Only Design).
mempunyai satu jawaban yang benar atau Prosedur penelitian meliputi tahap
paling tepat. Dilihat dari strukturnya, persiapan, pelaksanaan dan analisis data.
bentuk soal pilihan ganda terdiri dari: (a) Hal-hal yang dilakukan tahap persiapan
Stem: patau pertanyaan yang berisi adalah mempersiapkan segala sesuatu yang
permasalahan yang akan ditanyakan; (b) berhubungan dengan surat ijin dan
Option: sejumlah pilihan atau alternatif administrasi penelitian, mempersipkan
jawaban; (c) kunci: Jawaban yang benar segala rencana pelaksanaan pembelajaran
atau paling tepat. Instrumen lembar seperti RPP, menyusun instrumen
observasi dipakai pada saat proses belajar penelitian seperti soal tes dan lembar
mengajar. Observasi dilakukan untuk observasi, menguji validitas soal yang telah
mengetahui aktivitas belajar siswa yang disusun pada sample percobaan untuk
diajarkan dengan model pembelajaran mendapatkan soal yang valid dengan uji
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray. validitas tes, realibilitas tes, tingkat
Penelitian ini termasuk penelitian kesukaran dan daya pembeda soal.
eksperimen yang bertujuan untuk Langkah yang dilakukan pada tahap
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu pelaksanaan:
145
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
146
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
147
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
148
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
bahwa semua data homogen. Karena Fhit < Ftabel, maka data homogen.
F(0,05)(39,39) =1,70 sedangkan Fhit= 1,23.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Tes
X2hitung Test
Kelas Keterangan
X2hitung X2tabel
Eksperimen 9,81 11,07 Normal
Kontrol 5,88 11,07 Normal
Berdasarkan analisis data yang positif artinya peningkatan hasil belajar dan
dilakukan, thit diperoleh 2,87, sedangkan aktivitas belajar yang menjadi variabel
ttabel =1,68, karena Fhit > Ftabel maka Ha terikat dalam penelitian ini meningkat,
diterima berarti ada pengaruh penerapan namun terdapat perbedaan point
model pembelajaran kooperatif tipe Two peningkatan yang terjadi pada kedua
Stay-Two Stray pada pokok bahasan koloid variabel ini. Dalam hal ini, korelasi ini jelas
terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI terlihat pada hasil belajar dan hasil
Semester-2 SMA Negeri 2 Sidikalang. observasi peneliti, hanya saja hasil yang
Dari perhitungan korelasi antara hasil diperoleh pada peningkatan aktivitas belajar
belajar dengan aktivitas belajar siswa di tidak sebaik peningkatan hasil belajar siswa.
kelas eksperimen, diperoleh rhitung= 0,44. Pengisian lembar observasi yang kurang
Maka ada korelasi rendah yang positif efektif karena hanya ditangani oleh peneliti
sempurna antara hasil belajar dengan dan seorang observer lain menjadi faktor
aktivitas belajar siswa. Korelasi rendah
149
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
yang harus diperhatikan lagi bila ingin meneliti tentang model pembelajaran ini.
Adapun beberapa kelemahan yang menerapkan model pembelajaran kooperatif
ditemukan peneliti dalam penerapan model tipe Two Stay-Two Stray secara khusus
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two pada pokok bahasan koloid, sehingga
Stray (TS-TS) yaitu kelas menjadi kurang penulis menyarankan kepada guru untuk
terkontrol karena semua siswa semangat menerapkannya.
dalam bertukar informasi mengenai materi Korelasi yang diperoleh antara
yang telah didiskusikan. Untuk itu, peningkatan hasil belajar siswa dengan
selanjutnya mungkin dapat diberikan solusi aktivitas belajar siswa rendah yang positif
bagi yang ingin meneliti pembelajaran sempurna, dengan demikian peneliti
model ini hendaknya benar-benar menyarankan kepada yang akan meneliti
menekankan pada siswa bahwa sikap juga selanjutnya untuk menggunakan model
menjadi bagian dalam penilaian. pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two
Stray dengan mengamati aktivitas belajar
KESIMPULAN siswa, sehingga dapat ditindaklanjuti
Dari analisis data yang sudah
korelasi antara peningkatan hasil belajar
didapatkan, maka dapat disimpulkan ada
siswa dengan aktivitas belajar siswa dengan
pengaruh penerapan model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray pada
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray pada
pokok bahasan koloid terhadap hasil belajar
pokok bahasan koloid.
dan aktivitas belajar siswa kelas XI
Semester-2 SMA Negeri 2 Sidikalang serta
DAFTAR PUSTAKA
ada korelasi rendah yang positif antara hasil
Ahmadi, A dan Supriyono, W., (2003),
belajar dan aktivitas belajar siswa. Dengan
Psikologi Belajar, Rhineka Cipta,
demikian disimpulkan bahwa karakeristik
Jakarta.
materi yang akan diajarkan harus
Aisyah, N., (2000), Mengembangkan
disesuaikan dengan model pembelajaran
Aktivitas Siswa Melalui
yang dapat mendorong anak belajar.
Pembelajaran Kooperatif, Forum
Pembelajaran yang variatif akan mengajak
Pendidikan, Universitas Sriwijaya,
anak lebih fokus belajar sehingga anak aktif
Palembang.
dalam belajar dan memperoleh hasil belajar
Arikunto, S., (2007), Dasar-dasar Evaluasi,
yang baik. Strategi pembelajaran kimia di
Bumi Aksara, Jakarta.
SMA N Sidikalang memang belum pernah
150
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
151
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2
152