Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Online Journals Universitas Kristen Indonesia

Jurnal EduMatSains, 1 (2) Januari 2017, 137-152

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two


Stray (TS-TS) terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa
pada Pokok Bahasan Koloid

Leony Sanga Lamsari Purba*


Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Kristen Indonesia
Jln. Mayjend Sutoyo, No.2, Cawang, Jakarta Timur, 13630
*e-mail: leony51@yahoo.com

Abstract
This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model two stay-two
stray towards learning outcomes and learning activities of students on the subject of colloids in the
2nd half of class XI SMAN 2 Sidikalang. This type of research is an experimental research. The study
population was all students in grade XI natural sciences at SMAN 2 Sidikalang. Samples were taken at
random as much as 2 classes and student samples randomly assigned 40 people per class. This study
uses the initial and final test design randomized control group, where both classes were given a
different treatment, a class using Learning Model Two Stay-Two Stray, and one other class using
conventional learning model in the form of group discussions. Based on the results of data processing,
obtained an average improvement of learning outcomes in the experimental class = 70.00%, while the
control class = 46.32%. Testing the hypothesis on learning outcomes is done by using the t test (the
test right) with α=0.05, db = 78 obtained t (3.98)> t table (1.68). This indicates that the t arithmetic is
outside the reception Ho Ha accepted meaning. Likewise with the hypothesis of the learning activities
of students, Ho was rejected because at α = 0.05, db = 78 obtained t (2.87)> t table (1.68)., It can be
stated that there is the effect of the application of cooperative learning model two stay-two stray
towards learning outcomes and learning activities of students on the subject of colloids in the 2nd half
of class XI SMA N 2 Sidikalang. This type of research is an experimental research. The study
population was all students in grade XI natural sciences at SMAN 2 Sidikalang. Results of processing
data correlate with the learning outcomes of students learning activities obtained positive correlations
were low and the experimental class is r = 0.44.

Keywords : Cooperative Learning Model’s, Two Stay-Two Stray, Learning of Activities

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai proses belajar kegiatan belajar siswa dan kegiatan
bertujuan untuk mengembangkan seluruh mengajar guru dalam mencapai suatu tujuan
potensi yang ada pada diri siswa secara pengajaran (Sudjana, 2000). Ada empat
optimal, baik kognitif, afektif, maupun persoalan yang menjadi komponen utama
psikomotorik. Menurut Gagne, belajar yang harus dipenuhi dalam pembelajaran.
dapat didefenisikan sebagai suatu proses Keempat komponen tersebut tidak berdiri
dimana suatu organisma berubah sendiri, tetapi saling berhubungan dan
perilakunya sebagai akibat pengalaman. saling mempengaruhi satu dengan yang
(Joys Well, 2001). Pembelajaran adalah lainnya. Menurut Chauan, S (1979),

137
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

process of teaching-learning has undergone struktur, susunan, sifat, perubahan materi


several changes from non-formal to formal dan energi yang menyertainya (Parning,
with the passage of time. Proses belajar dkk. dalam Rosyada, F., 2007). Kimia yang
mengajar merupakan proses melalui termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
beberapa perubahan dari non-formal tidak sekedar learning to know, melainkan
menuju ke formal dengan seiring waktu. harus ditingkatkan meliputi learning to do,
Upaya peningkatan mutu pendidikan di lerning to be, hingga learning to live
Indonesia telah lama dilakukan, salah together (Suyitno, 2004). Oleh karena itu,
satunya adalah dengan mengadakan pengajaran kimia perlu diperbarui, di mana
perombakan dan pembaharuan kurikulum siswa diberikan porsi lebih banyak
yang berkesinambungan, mulai dari dibandingkan dengan guru, bahkan siswa
kurikulum 1968 sampai kurikulum 2004. harus dominan dalam kegiatan belajar
Namun pada kenyataannya, mutu mengajar.
pendidikan di Indonesia masih rendah. Sasaran dari pembelajaran kimia adalah
Indikasi rendahnya mutu pendidikan di siswa diharapkan mampu mencapai hasil
Indonesia sangat dirasakan pada belajar yang lebih baik dan siswa lebih
pembelajaran eksakta, salah satunya adalah berperan aktif dalam proses pembelajaran.
mata pelajaran kimia sebagai bagian dari Pada kenyataannya hingga saat ini kimia
mata pelajaran IPA (Retno, S., 2008). masih dianggap sebagai mata pelajaran yang
Kimia sebagai salah satu Ilmu Pengetahuan susah untuk dimengerti. Indikasinya dapat
Alam yang mendorong perkembangan dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang
teknologi modern, mempunyai peranan memuaskan. Hal ini dapat terlihat pada
penting dalam memajukan daya pikir hasil observasi penulis ke lokasi rencana
manusia. Untuk menguasai dan penelitian, nilai kimia kelas 2 SMA Negeri
menciptakan teknologi di masa depan 2 Sidikalang masih kurang memuaskan. Hal
diperlukan penguasaan Kimia. Oleh karena ini dapat terlihat pada hasil observasi
itu, mata pelajaran Kimia sudah mulai penulis ke lokasi rencana penelitian, nilai
diberikan pada anak Sekolah Menengah kimia kelas 2 SMA Negeri 2 Sidikalang
Pertama (SMP) dan dijenjang Sekolah selain kelas unggulan yang masih kurang
Menengah Atas. maksimal.
Kimia merupakan salah satu cabang Faktor lain yang mempengaruhi
ilmu pengetahuan sains yang mempelajari pembelajaran adalah cara mengajar guru

138
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

yang tidak tepat. Oleh karena itu, kooperatif menekankan pada kesadaran
pengajaran kimia perlu diperbarui, dimana siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan
siswa diberikan porsi lebih banyak pengetahuan, konsep, keterampilan kepada
dibandingkan dengan guru, bahkan siswa siswa yang membutuhkan atau anggota lain
harus dominan dalam kegiatan belajar dalam kelompoknya, sehingga belajar
mengajar. Pembelajaran yang biasa kooperatif dapat saling menguntungkan
diterapkan selama ini menggunakan metode antara siswa yang berprestasi rendah dan
ekspositori, di mana pembelajaran berpusat siswa yang berprestasi tinggi. Agar
pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat pembelajaran kooperatif dapat berjalan
dalam pembelajaran. Hal inilah yang lebih efektif dan dapat mencapai hasil yang
menjadi satu faktor yang menyebakan anak maksimal maka ada beberapa unsur-unsur
mengalami kesulitan dalam belajar yang perlu ditanamkan kepada siswa, antara
(Ahmadi dan Supriyono, 2003). lain: (1) saling ketergantungan positif, (2)
Kurang bervariasinya metode atau tanggung jawab perseorangan, (3) tatap
model pembelajaran mengakibatkan muka, (4) komunikasi antar anggota, (5)
kejenuhan belajar bagi siswa, sehingga evaluasi proses kelompok (Lie, 2008).
minat belajar siswa akan berkurang. Minat Sementara itu menurut Ibrahim (2000),
belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah:
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan (1) siswa dalam kelompoknya haruslah
secara bervariasi, baik melalui variasi beranggapan bahwa mereka ”sehidup
model maupun media pembelajaran. Salah sepenanggungan bersama”; (2) siswa
satu model pembelajaran yang dapat bertanggung jawab atas segala sesuatu di
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dalam kelompoknya; (3) siswa haruslah
adalah model pembelajaran kooperatif. melihat bahwa semua anggota di dalam
Kooperatif mengandung pengerian kelompoknya memiliki tujuan yang sama;
bekerjasama dalam mencapai tujuan (4) siswa haruslah membagi tugas dan
bersama. Belajar kooperatif merupakan tanggung jawab yang sama di antara
pemanfaatan kelompok kecil dalam anggota kelompoknya; (5) siswa akan
pengajaran yang memungkinkan mahasiswa dikenakan evaluasi atau diberikan
bekerja sama untuk memaksimalkan belajar hadiah/penghargaan yang juga akan
mereka dan belajar anggota lainnya dalam dikenakan untuk semua anggota
kelompok tersebut. Aktivitas pembelajaran kelompoknya; (6) siswa berbagi
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

kepemimpinan dan mereka membutuhkan merasa takut dan canggung ketika


keterampilan untuk belajar bersama; (7) mengungkapkan hasil diskusi kepada
siswa akan diminta mempertanggung kelompok lain. Hal ini juga menambah
jawabkan secara individual materi yabg kekompakan dan rasa percaya diri siswa
ditangani dalam kelompok kooperatif. (Lie, 2008).
Salah satu model pembelajaran Pembelajaran model ini adalah dengan
kooperatif yaitu tipe Two Stay-Two cara siswa berbagi pengetahuan dan
Stray(TS-TS). Pada model pembelajaran ini, pengalaman dengan kelompok lain. Sintak
guru memberi kesempatan kepada siswa pembelajaran ini menurut Widodo, R (2010)
dalam kelompok untuk membagikan hasil adalah: (1). Kerja kelompok; (2). Dua siswa
dan informasi dengan kelompok lainnya. bertamu ke kelompok lain dan dua siswa
Dalam model pembelajaran kooperatif Two lainnya tetap di kelompoknya untuk
Stay Two Stray ini, siswa akan bekerja menerima dua orang dari kelompok lain; (3).
secara berkelompok. Ketika melaporkan ke Kerja kelompok; (4).Kembali ke kelompok
kelompok lain juga secara berpasangan (2 asal; (5). Kerja kelompok; (6). Laporan
orang) sehingga diharapkan siswa tidak kelompok.

Tabel 1. Perilaku Guru Berdasarkan Sintaks Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray(TS-TS)
Fase Sintaks Perilaku Guru
1 Menyampaikan tujuan Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
dan mempersiapkan anak mempersiapkan siswa siap belajar
didik
2 Menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada siswa secara
verbal
3 Mengorganisir peserta Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata
didik ke dalam tim-tim cara pembentukan tim belajar dan membantu
belajar kelompok melakukan transisi yang efisien
4 Membantu kerja tim dan Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata
belajar cara pembentukan tim belajar dan membantu
kelompok melakukan transisi yang efisien
5 Mengevaluasi Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai
materi pembelajaran atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya

140
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Tabel 2. Perbedaan larutan, koloid, dan suspensi


Perbedaan Suspensi Koloid Larutan
Ukuran partikel > 100 nm 1 - 100 nm < 100 nm
Penampilan fisis - Keruh - Keruh- jernih - Jernih
- partikel terdispersi - partikel - partikel terdisperdi
dapat diamati terdisperdi tidak dapat diamati
langsung dengan hanya dapat dengan mikroskop
mata telanjang diamati dengan ultra
mikroskop ultra
Kestabilan (bila Mudah terpisah Sukar terpisah Tidak terpisah
didiamkan) (mengendap) (relatif stabil) (sangat stabil)
Cara pemisahan Filtrasi ( disaring) Tidak dapat Tidak dapat disarinng
disaring

Menurut Yuanita, E(2010) kelebihan koloid, dan suspensi. Ketiga sistem dispersi
Model Pembelajaran Two Stay Two Stray ini memiliki beberapa persamaan dan
adalah (1). terdapat pembagian kerja perbedaan jika dilihat dari ukuran partikel,
kelompok yang jelas; (2). Siswa dapat penampilan fisis, fase, kestabilan dan
bekerjasama dengan temannya; (3). Dapat lainnya seperti yang dirangkum dalam tabel
mengatasi kondisi siswa yang ramai dan 2.
sulit diatur saat proses belajar mengajar. Sistem dispersi koloid dapat terjadi dari
Kekurangan model pembelajaran Two Stay dispersi zat padat, cair atau gas ke dalam
Two Stray adalah guru tidak dapat zat pendispersi dalam fase padat, cair, atau
mengetahui kemampuan siswa masing- gas.
masing. Koloid memiliki sifat-sifat yang khas
Materi yang dipilih pada penelitian ini dalam sistem koloid. Ada macam-macam
adalah sub pokok bahasan Koloid. Bila atau jenis-jenis koloid yang ada
suatu zat dicampurkan dengan zat lain, dikehidupan sehari-hari dengan sifat-sifat
maka akan terjadi penyebaran secara merata tertentu yang ada pada sifat-sifat koloid.
dari suatu zat ke dalam zat lain yang Sistem koloid mempunyai sifat khas, yang
disebut dengan sistem dispersi yang berbeda dengan sifat pada sistem dispersi
tersusun atas fase terdispersi dan lainnya. Sifat-sifat koloid adalah Efek
pendispersi. Berdasarkan ukuran Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi, dan
partikelnya, sistem dispersi dibedakan Koagulasi.
menjadi tiga kelompok, yaitu larutan, Sistem koloid yang mempunyai
medium pendispersi cair dapat dibedakan

141
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid materi koloid guru menjelaskan topik
liofil adalah koloid yang partikel- partikel perbedaan koloid, suspensi dan larutan
terdispersinya menarik medium berdasarkan demonstrasi singkat dan
pendisprsinya. Bila medium pendispersinya menjelaskan jenis-jenis koloid berdasarkan
air disebut hidrofil. Koloid liofob adalah contoh dalam kehidupan sehari-hari.
koloid yang partikel- partikel terdispersinya Setelah guru menjelaskan beberapa topik,
tidak dapat menarik medium maka guru membagi siswa kedalam
pendispersinya. Koloid dapat dibuat dengan beberapa kelompok dimana tiap kelompok
dua cara, yaitu (1)Cara kondensasi yang terdiri dari empat orang siswa kemudian
merupakan penggabungan partikel- partikel membagikan topik yang akan didiskusikan.
halus menjadi partikel- partikel koloid; (2) Misalkan dalam satu kelas terdiri dari
Cara dispersi yang merupakan pemecahan sepuluh kelompok, maka guru akan
partikel- partikel kasar menjadi sistem membagi materi berdasarkan group. Group
koloid. A yaitu kelompok 1 sampai 5,
Materi ini merupakan materi yang mendiskusikan topik perbedaan koloid,
bersifat hafalan dan pemahaman. Dalam suspensi dan larutan sedangkan group B
belajar materi ini, siswa harus diberi yaitu kelompok 6 sampai 10,
kesempatan untuk lebih banyak berperan mendiskusikan topik jenis-jenis koloid.
dalam proses pembelajaran. Karena dengan Berdasarkan materi yang dibagi, siswa
demikian, siswa akan lebih lama mengingat diskusi kelompok. Siswa saling tukar
apa yang telah dipelajarinya. Untuk itu, menukar informasi bedsarkan penjelasan
dengan model pembelajaran kooperatif Two guru maupun sumber lain seperti buku
Stay Two Stray ini, siswa akan bekerja pegangan. Setelah selesai diskusi dalam
bersama-sama dalam kelopmok masing- kelompok, dua orang siswa dari group A
masing dan menjelaskan materi yang pergi bertamu untuk menjelaskan dan
didiskusikan kepada kelompok lain. bertukar informasi ke salah satu kelompok
Dalam model pembelajaran kooperatif di group B dan dua orang lagi tinggal untuk
tipe two stay-two stray, guru harus menerima tamu dari salah satu kelompok di
menjelaskan beberapa topik secara singkat, group B. Selesai tukar menukar informasi,
agar saat melaksanakan diskusi topik yang siswa kembali kekelompok masing-masing
dibahas siswa sesuai dengan tujuan untuk membuat kesimpulan hasil diskusi
pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam dan informasi yang diperoleh.

142
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Tabel 3. Jenis Koloid


Fase Medium
Jenis koloid Contoh
terdispersi pendispersi
Cair Sol padat Mutiara, kaca warna
Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega
Gas Busa padat Batu apung, kerupuk
Padat Sol, gel Pati dalam air, cat, jeli
Cair Cair Emulsi Susu, mayones, santan
Gas Busa Krim, pasta
Padat Gas Aerosol padat Debu, Asap
Cair Aerosol cair Awan, Kabut

Berdasarkan kesimpulan yang disusun tiap Upaya meningkatkan hasil belajar


kelompok, guru member kesempatan kewirausahaan siswa dengan menggunakan
kepada kelompok yang mau menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Two
hasil diskusi kelompoknya, bila tidak ada Stay-Two Stray dapat meningkatkan hasil
kelompok yang mau menjelaskan maka belajar siswa sebesar 90,00%.
guru memilih kelompok yang harus Berdasarkan hasil observasi diatas,
menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. penting bagi penulis mengetahui pengaruh
Setelah selesai persentasi guru menjelaskan penerapan model pembelajaran kooperatif
ulang secara singkat berupa simpulan dari tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS) terhadap
topik yang dibahas pada hari itu. peningkatan hasil belajar dan aktivitas
Model pembelajaran kooperatif tipe belajar siswa pada Sub Pokok Bahasan
two stay-two stray merupakan model Koloid di Kelas XI Semester 2 SMA N 2
pembelajaran berkelompok yang Sidikalang TA 2010/2011.
memberi kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi METODE PENELITIAN
dengan kelompok lainnya. Jadi dengan Penelitian ini dilaksanakan di SMA
model pembelajaran ini, siswa tidak bosan Negeri 2 Sidikalang Kelas XI Semester 2
belajar kimia sehingga hasil belajar siswa pada bulan April sampai dengan Mei Tahun
akan lebih baik dan siswa akan lebih aktif Ajaran 2010/2011. Populasi dalam
dalam pembelajaran. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
Penelitian terdahuhu dilakukan oleh IPA SMA Negeri 2 Sidikalang Tahun
Situmorang, Betaria (2010) dengan judul Ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 4 kelas

143
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

yang rata-rata berjumlah 44 orang setiap tipe Two Stay - Two Stray (TS-TS);
kelas. Teknik pengambilan sampel dengan (2)Variabel terikat: hasil belajar dan
teknik random sampling (pemilihan sampel aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
secara acak). Sampel dalam penelitian ini pokok bahasan koloid; (3)Variabel
berjumlah dua kelas, dimana satu kelas Kontrol: materi ajar yang digunakan pada
kontrol dan satu lagi kelas eksperimen. kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
Variabel dalam penelitian terdiri atas 3 sama yaitu materi, buku, waktu, guru dan
variabel, yaitu (1)Variabel bebas,: instrumen tes.
penerapan model pembelajaran kooperatif

Populasi

Sampel

Kelas Kelas
Eksperiment Kontrol
Tes Kemampuan
Awal
Model Pembelajaran Model
kooperatif tipe two pembelajaran
stay-two stray konvensional

Test Hasil Belajar Observasi


keaktifan siswa

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 1. Skematik Pelaksanaan Penelitian

144
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Tabel 4. Rancangan penelitian


Sampel Prettest Perlakuan (Variabel Bebas) Posttest
Kelas Eksperimen T1 X T2
Kelas Kontrol T1 Y T2

Keterangan:
T1 = Test Awal
T2 = Test Hasil Belajar
X = Perlakuan dengan Pembelajaran Two stay-Two Stray
Y = Perlakuan tanpa Pembelajaran Two stay-Two Stray

Untuk memperoleh data yang yang dikenakan pada siswa. Penelitian ini
dibutuhkan dalam penelitian ini maka melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan
digunakan instrumen penelitian dalam yang berbeda. Rancangan penelitian yang
bentuk tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah
akan divalidasi sebanyak 40 butir. Tes rancangan uji awal dan akhir kelompok
disusun dalam bentuk pilihan ganda. Soal kontrol acak (Randomized Control-Group
pilihan ganda adalah bentuk tes yang Only Design).
mempunyai satu jawaban yang benar atau Prosedur penelitian meliputi tahap
paling tepat. Dilihat dari strukturnya, persiapan, pelaksanaan dan analisis data.
bentuk soal pilihan ganda terdiri dari: (a) Hal-hal yang dilakukan tahap persiapan
Stem: patau pertanyaan yang berisi adalah mempersiapkan segala sesuatu yang
permasalahan yang akan ditanyakan; (b) berhubungan dengan surat ijin dan
Option: sejumlah pilihan atau alternatif administrasi penelitian, mempersipkan
jawaban; (c) kunci: Jawaban yang benar segala rencana pelaksanaan pembelajaran
atau paling tepat. Instrumen lembar seperti RPP, menyusun instrumen
observasi dipakai pada saat proses belajar penelitian seperti soal tes dan lembar
mengajar. Observasi dilakukan untuk observasi, menguji validitas soal yang telah
mengetahui aktivitas belajar siswa yang disusun pada sample percobaan untuk
diajarkan dengan model pembelajaran mendapatkan soal yang valid dengan uji
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray. validitas tes, realibilitas tes, tingkat
Penelitian ini termasuk penelitian kesukaran dan daya pembeda soal.
eksperimen yang bertujuan untuk Langkah yang dilakukan pada tahap
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu pelaksanaan:

145
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

Teknik Analisis Data 5. Membandingkan F hitung dengan F


Untuk dapat menganalisis data, maka table

persyaratan yang harus dipenuhi adalah Kriteria pengujian adalah jika F


bahwa data tersebut berdistribusi normal. hitung ≤ F tabel maka Ho diterima
Uji normalitas data dilakukan dengan (homogen) pada taraf α = 0,05.
teknik Chi Kuadrat χ2. Langkah-langkah uji
normalitas dengan teknik chi kuadrat χ2 Teknik Pengolahan Data
adalah: Berdasarkan kerangka teoritis dan
1. Tentukan Jumlah kelas (JK) kerangka konseptual yang telah
2. Hitung panjang kelas(PK) dengan dikemukakan, maka hipotesis sebagai
rumus: berikut :
Data Terbesar  Data Terkecil H1a : Peningkatan hasil belajar siswa yang
PK=
6 diajar dengan model pembelajaran
3. Hitung harga χ2hitung , pada tabel 5. kooperatif tipe Two Stay-Two Stray
2
4. Σ((Fo-Fh) /Fh) adalah Fhitung. Pada lebih tinggi dari peningkatan hasil
α=5 dan db=5, bila Fhitung < Ftabel belajar siswa yang tidak diajar
maka data sudah terdistribusi dengan model pembelajaran
normal. kooperatif tipe Two Stay-Two Stray
Setelah uji normalitas, maka uji
homogenitas yang digunakan dalam H1o : Peningkatan hasil belajar siswa yang
penelitian ini adalah secara varians terbesar diajar dengan model pembelajaran
dibandingkan varian terkecil, dengan kooperatif tipe Two Stay-Two Stray
langkah – langkah sebagai berikut : lebih tinggi rendah peningkatan
1. Menuliskan Ha dan Ho dalam hasil belajar siswa yang tidak diajar
bentuk kalimat dengan model pembelajaran
2. Menuliskan Ha dan Ho dalam kooperatif tipe Two Stay-Two Stray.
bentuk statistik. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus
3. Mencari F hitung dengan rumus : x1  x 2
uji t pihak kanan, yaitu : t =
S besar 1 1
Fhitung  s 
S kecil n1 n 2
4. Menghitung F tabel = F (n varians (n1  1) S12  (n2  1) S 22
2
dengan S =
terbesar – 1, n varians terkecil – 1) n1  n2  2

146
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Tabel 5. Penolong uji Chi Kuadrat χ2 berikut:


Interval Fo Fh Fo-Fh (Fo-Fh)2 (Fo-Fh)2/Fh
30-35 2,34% x ΣFo
36-41 13,53% x ΣFo
42-47 34,13% x ΣFo
48-53 34,13% x ΣFo
54-59 13,53% x ΣFo
60-65 2,34% x ΣFo
ΣFo ΣFh Σ((Fo-Fh)2/Fh)

Keterangan: Pengolahan data aktivitas belajar siswa


n1 = jumlah sampel kelas eksperimen menyangkut 5 indikator yaitu kemampuan
n2 = jumlah sampel kelas kontrol mengajukan pertanyaan, kemampuan
x1 = Rata-rata kelas eksperimen menjawab pertanyaan, kemampuan dalam
menyampaika pendapat, kemampuan dalam
x2 = Rata-rata kelas kontrol
presentasi(terlampir). Masing-masing
S1 = Standar deviasi kelas eksperimen
indikator diberi skor dengan skala 1-4. Skor
S2 = Standar deviasi kelas kontrol
sikap diubah ke nilai dengan rumus :
S = Standar deviasi gabungan dari
Skor Perolehan
kedua kelompok sampel. Nilai siswa = x 100
Skor Maksimum
Peningkatan hasil belajar siswa yang
X = Skor nilai lembar observasi
diberi pengajaran dengan menerapkan
Y = Skor nilai hasil belajar
pendekatan pembelajaran Two Stay-Two
Stray dilihat dengan menggunakan gain
HASIL DAN PEMBAHASAN
(pencapaian) :
Sebelum pembelajaran dilakukan maka
skor post test  skor pre test
g  pada siswa diberi dulu pretes fungsinya
skor maksimum  skor pre test
untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Kemudian siswa diajarkan dengan
Dengan kriteria g (gain ternormalisasi)
menggunakan model pembelajaran
sebagai berikut :
kooperatif tipe two stay-two stray. Selama
g < 0,3 : rendah
pembelajaran, peneliti mengamati aktivitas
0,3 ≤ g ≥ 0,7 : sedang
belajar siswa. Setelah pengajaran dilakukan
g > 0,7 : tinggi
maka siswa diberi postes untuk mengetahui

147
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

hasil belajar siswa. Hasil belajar dan hasil yang diolah.


pengamatan terhadap aktivitas belajar ini
Hasil pengolahan data instrumen tes yang menunjukkan terjadinya peningkatan hasil
akan digunakan pada saat penelitian berupa belajar pada seluruh siswa. rata-rata
uji validitas soal, uji realibilitas soal, tingkat peningkatan hasil belajar pada kelas
kesukaran soal, daya pembeda soal. Jumlah eksperimen=70 %, sedangkan pada kelas
siswa (N) adalah 40 orang, jika ditentukan kontrol=46,32%. Skor hasil aktivitas belajar
pada tingkat kepercayaan ( )  0,05 maka siswa tiap pertemuan ditotalkan, kemudian
akan diperoleh rtabel = 0,312. Kriteria diubah ke nilai. Nilai rata-rata aktivitas
penilaian yaitu jika rhitung > r tabel maka item belajar dikelas ekperimen= 69.62,
tersebut valid. Dari 40 soal yang diujikan sedangkan pada kelas kontrol=49,46.
maka 21 soal dinyatakan valid dan 19 soal Untuk pretes dan post-tes dilakukan uji
dinyatakan tidak valid. Dari 21 soal yang normalitas, Chi Kuadrat (χ2) pada   0,05
valid 20 soal digunakan sebagai instrument dan db=5. Untuk pretes dan posttes semua
tes penelitian. Untuk menghitung reabilitas data terdistribusi normal. Dari uji
tes maka digunakan rumus KR20. Pada homogenitas pada pretes dan postest
  0,05 diperoleh rtabel = 0,312 dan rhitung= didapat bahwa semua data homogen.
1,27. Karena rhitung > rtabel maka dikatakan F(0,05)(39,39) = 1,70.
soal yang sudah valid reliabel. Dari Berdasarkan analisis data yang
penghitungan taraf kesukaran soal, terdapat dilakukan, thit diperoleh 3,98 sedangkan
4 soal yang mudah, 12 soal yang sedang, 5 ttabel =1,68, karena Fhit > Ftabel maka Ha
soal yang sulit. Dari seluruh soal yang telah diterima berarti ada pengaruh penerapan
valid terdapat 5 soal kurang baik, 11 soal model pembelajaran kooperatif tipe Two
yang cukup, dan 5 soal yang baik sekali. Stay-Two Stray pada pokok bahasan koloid
Skor hasil belajar , baik pretest maupun terhadap hasil belajar siswa kelas XI
posttest diubah ke nilai. Nilai rata-rata Semester-2 SMA Negeri 2 Sidikalang.
pretest dikelas eksperimen=37,80 dan nilai Untuk skor lembar observasi yang telah
rata-rata posttest dikelas eksperimen=81,95. diubah menjadi nilai. Dilakukan uji
Nilai rata-rata pretest dikelas kontrol=37,56 normalitas Chi Kuadrat (χ2) pada   0,05
dan nilai rata-rata posttest dikelas dan db=5.
kontrol=66,48. Berdasarkan pengolahan Untuk observasi data terdistribusi
data yang dilakukan dengan uji gain, normal. Dari uji homogenitas didapat

148
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

bahwa semua data homogen. Karena Fhit < Ftabel, maka data homogen.
F(0,05)(39,39) =1,70 sedangkan Fhit= 1,23.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Tes
X2hitung Test
Kelas Keterangan
X2hitung X2tabel
Eksperimen 9,81 11,07 Normal
Kontrol 5,88 11,07 Normal

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Tes


Varians (S2) F
Test Keterangan
S2 Eksperimen S2 Kontrol Fhitung Ftabel
Pretest 122,76 105,38 1,16 1,70 Homogen
Postest 86,15 120,11 1,39 1,70 Homogen

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Lembar Observasi


X2hitung Test
Kelas Keterangan
Aktivitas X2tabel
Eksperimen 8,74 11,07 Normal
Kontrol 7.06 11,07 Normal

Berdasarkan analisis data yang positif artinya peningkatan hasil belajar dan
dilakukan, thit diperoleh 2,87, sedangkan aktivitas belajar yang menjadi variabel
ttabel =1,68, karena Fhit > Ftabel maka Ha terikat dalam penelitian ini meningkat,
diterima berarti ada pengaruh penerapan namun terdapat perbedaan point
model pembelajaran kooperatif tipe Two peningkatan yang terjadi pada kedua
Stay-Two Stray pada pokok bahasan koloid variabel ini. Dalam hal ini, korelasi ini jelas
terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI terlihat pada hasil belajar dan hasil
Semester-2 SMA Negeri 2 Sidikalang. observasi peneliti, hanya saja hasil yang
Dari perhitungan korelasi antara hasil diperoleh pada peningkatan aktivitas belajar
belajar dengan aktivitas belajar siswa di tidak sebaik peningkatan hasil belajar siswa.
kelas eksperimen, diperoleh rhitung= 0,44. Pengisian lembar observasi yang kurang
Maka ada korelasi rendah yang positif efektif karena hanya ditangani oleh peneliti
sempurna antara hasil belajar dengan dan seorang observer lain menjadi faktor
aktivitas belajar siswa. Korelasi rendah

149
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

yang harus diperhatikan lagi bila ingin meneliti tentang model pembelajaran ini.
Adapun beberapa kelemahan yang menerapkan model pembelajaran kooperatif
ditemukan peneliti dalam penerapan model tipe Two Stay-Two Stray secara khusus
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two pada pokok bahasan koloid, sehingga
Stray (TS-TS) yaitu kelas menjadi kurang penulis menyarankan kepada guru untuk
terkontrol karena semua siswa semangat menerapkannya.
dalam bertukar informasi mengenai materi Korelasi yang diperoleh antara
yang telah didiskusikan. Untuk itu, peningkatan hasil belajar siswa dengan
selanjutnya mungkin dapat diberikan solusi aktivitas belajar siswa rendah yang positif
bagi yang ingin meneliti pembelajaran sempurna, dengan demikian peneliti
model ini hendaknya benar-benar menyarankan kepada yang akan meneliti
menekankan pada siswa bahwa sikap juga selanjutnya untuk menggunakan model
menjadi bagian dalam penilaian. pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two
Stray dengan mengamati aktivitas belajar
KESIMPULAN siswa, sehingga dapat ditindaklanjuti
Dari analisis data yang sudah
korelasi antara peningkatan hasil belajar
didapatkan, maka dapat disimpulkan ada
siswa dengan aktivitas belajar siswa dengan
pengaruh penerapan model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray pada
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray pada
pokok bahasan koloid terhadap hasil belajar
pokok bahasan koloid.
dan aktivitas belajar siswa kelas XI
Semester-2 SMA Negeri 2 Sidikalang serta
DAFTAR PUSTAKA
ada korelasi rendah yang positif antara hasil
Ahmadi, A dan Supriyono, W., (2003),
belajar dan aktivitas belajar siswa. Dengan
Psikologi Belajar, Rhineka Cipta,
demikian disimpulkan bahwa karakeristik
Jakarta.
materi yang akan diajarkan harus
Aisyah, N., (2000), Mengembangkan
disesuaikan dengan model pembelajaran
Aktivitas Siswa Melalui
yang dapat mendorong anak belajar.
Pembelajaran Kooperatif, Forum
Pembelajaran yang variatif akan mengajak
Pendidikan, Universitas Sriwijaya,
anak lebih fokus belajar sehingga anak aktif
Palembang.
dalam belajar dan memperoleh hasil belajar
Arikunto, S., (2007), Dasar-dasar Evaluasi,
yang baik. Strategi pembelajaran kimia di
Bumi Aksara, Jakarta.
SMA N Sidikalang memang belum pernah
150
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Chauhan, S., (1979), Innovations in Teaching-Learning Process, Vikas


Publishing House PVT LTD, New Delhi Joyce, W., (2001), Models of Teaching,
Hanafiaf, N, (2009), Konsep Startegi Pusataka Pelajar, Yogyakarta
Pembelajaran, PT Refika Aditama, Lie, A., (2008)., Cooperative Learning,
Bandung GramediaWidiasana Indonesia,
Ibrahim, M.,(2000), Pembelajaran Jakarta.
Kooperatif, Unesa University Press, Prasetyaningsih, B., (2010), Pengelolaan
Surabaya. Pembelajaran Kimia, Tesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Retno, S. (2008), Penggunaan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(Team Assisted Individualization) Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
Dilengkapi Modul dan Penilaian Kelas X SMK Negeri 7 Medan T.A
Portofolio untuk Meningkatkan 2010/2011, Medan, Fakultas
Prestasi BelajarPenentuan pH Ekonomi Unimed
Reaksi Siswa SMA Kelas XI Sohilatin, Etin, (2005), Cooperative
Semester I, Tesis, Prodi Kimia, Learning Analisis Pembelajaran IPS,
Universitas Sebelas Maret Surakarta Bumi Aksara, Jakarta
Rosyada, F., (2007), Peningkatan Hasil Sudjana, (1992), Metode Statistika.
Belajar Kimia Pokok Bahasan Bandung: Tarsit
Hidrokarbon Dengan Pembelajaran Sutresna, N., (2007), Kimia untuk SMA
Kooperatif Type TAI (Team Assisted Kelas XI. Bandung: Grafindo
Individualization) Di SMA Negeri Wiratmoyo, W., 2005. Pengaruh Keaktifan
10 Semarang Tahun Ajaran Siswa pada Metode Pembelajaran
2006/2007, Skipsi, Universitas Kuantum terhadap Prestasi Belajar
Negeri Semarang Kimia Dasar I Kelas X Pokok
Silitonga, P.M., (2011), Statistik. Medan: Bahasan Kimia Koloid di SMK Kimia
Fakultas MIPA Unimed Industri Theresiana Semarang Tahun
Situmorang, B., (2010), Upaya ajaran 2004/2005. Skripsi. Jurusan
meningkatkan hasil belajar Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
kewirausahaan siswa dengan Negeri Semarang.
menggunakan Model Pembelajaran

151
Leony Sanga Lamsari Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2017|Vol.1|No.2

152

You might also like